APLIKASI MULTIMEDIA METODE PECS (PICTURE
EXCHANGE COMMUNICATION SYSTEM) UNTUK
MENGEMBANGKAN KECAKAPAN KOMUNIKASI ANAK
ASD (AUTISME SPECTRUM DISORDER)
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar MagisterPendidikan
Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
OLEH
ERNI ENDAH WAHYUNI
1202048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
APLIKASI MULTIMEDIA METODE PECS (PICTURE EXCHANGE
COMMUNICATION SYSTEM) UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN
KOMUNIKASI ANAK ASD (AUTISME SPECTRUM DISORDER)
Oleh
Erni Endah Wahyuni
1202048
Disetujui Dan Disahkan Oleh:
Pembimbing I
Dr. Zaenal Alimin, M. Ed NIP 195903241984031002
Pembimbing II
Dr. Didi Tarsidi, M.Pd NIP. 195106011979031003
Diketahui Oleh,
Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
LEMBAR PENYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Erni Endah Wahyuni
NIM : 1202048
Judul Tesis : Aplikasi Multimedia Metode PECS (Picture Exchange
Communication System) Untuk Meningkatkan Kecakapan
Komunikasi Anak ASD (Autisme Spectrum Disorder)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis ini beserta isinya sepenuhnya
benar-benar karya sendiri, tidak ada didalamnya merupakan plagiat dari hasil karya
orang lain dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan melalui cara-cara
yang tidak sesai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Bandung, Juni 2014
Yang Membuat Pernyataan
Erni Endah Wahyuni
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii
ABSTRAK
APLIKASI MULTIMEDIA METODE PECS (PICTURE EXCHANGE
COMMUNICATION SYSTEM) UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN
KOMUNIKASI ANAK ASD (AUTISME SPECTRUM DISORDER)
Erni Endah Wahyuni/1202048/Prodi Pendidikan Kebutuhan Khuus/SPs UPI
Komunikasi merupakan aktivitas dasar bagi manusia, tanpa komunikasi manusia tidak dapat berinteraks satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil di lapangan bahwa banyak anak ASD mengalami hambatan dalam aspek komunikasi sehingga anak mengalami kesulitan dalam menyampaikan maksud dan tujuan yang diinginkan.
Tujuan penelitian ini adalah: memodifikasi metode PECS (Picture Exchange Communication System) ke dalam aplikasi multimedia sehingga dapat meningkatkan kecakapan komunikasi anak ASD. Pendekatan yang digunakan yaitu Exploratory Mixed Method Research Design, yaitu perpaduan data kualitatif dan kuantitatif. Dalam data kualitatif mencakup data deskripsi yang menghasilkan rancangan aplikasi multimedia metode PECS, sedangkan data kuantitif mengukur keefektifan aplikasi multimedia metode PECS. Hasil pengembangan aplikasi multimedia metode menghasilkan: software aplikasi multimedia metode PECS, buku panduan serta tutorial penggunaan aplikasi.
Metode yang digunakan untuk mengukur efektivitas aplikasi multimedia PECS dalam meningkatkan kecakapan komunikasi dalam penelitian ini adalah Single Subject Research (SSR). Subjek penelitian terdapat 2 anak ASD non verbal yang berusia 11 bulan 2 bulan dan 11 tahun 6 bulan yang berada di sekolah khusus Citra Anindya. Hasil penelitian menunjukkan pada subjek SY terjadi peningkatan pada target behaviour tentang kemampuan menyampaikan keinginan dengan satu gambar, terjadi peningkatan pada mean level anak setelah terjadi intervensi yaitu meningkat menjadi 61,4%, pada target behaviour tentang kemampuan inisiatif dalam berkomunikasi, terjadi perubahan pada mean level anak meningkat menjadi 66,64%, pada target behaviour tentang kemampuan membedakan gambar yang diinginkan, terjadi perubahan pada mean level anak meningkat menjadi 69,35%, pada target behaviour tentang kemampuan meminta objek yang diinginkan melalui simbol dan gambar, terjadi peningkatan pada mean level anak menjadi 62,89% pada kondisi intervensi, pada target behaviour selanjutnya tentang kemampuan menjawab pertanyaan melalui gambar, terjadi perubahan pada mean level anak meningkat menjadi 63% pada kondisi intervensi.
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv
metode PECS dapat meningkatkan kecakapan komunikasi anak ASD khususnya anak yang mengalami komunikasi non verbal.
ABSTRACT
MULTIMEDIA APPLICATIONS METHOD PECS (PICTURE EXCHANGE
COMMUNICATION SYSTEM) TO IMPROVE COMMUNICATION SKILLS CHILD
ASD (AUTISME SPECTRUM DISORDER)
Erni Endah Wahyuni/1202048/Program Special Needs Education / SPs UPI
Communication is a basic human activity, without communication human cannot interact with each other in everyday life. Based on the results at field that many ASD children have problems in the aspects of communication so that children have difficulty in delivering the desired aims and objectives.
The objective of this research is to modify the PECS (Picture Exchange Communication System) methods into multimedia applications so it can improve the ASD children’s communication skills. The approach used is Exploratory Mixed Method Research Design, the mixture between the qualitative and quantitative data. The qualitative data covers the data description in which the design of PECS multimedia applications method built, while the quantitative data measures the effectiveness of multimedia in PECS applications. The results are the PECS method multimedia application’s software, tutorial manual and application usage.
The method used to measure the effectiveness of PECS multimedia applications in improving the communication skills in this study is a Single Subject Research (SSR). There are two non-verbal ASD children as the subject aged 11 years 2 months and 11 years 6 months who are in special schools Citra Anindya . For subject SY the results show an increase in the target behavior on the ability of expressing the intentions using one picture, there was an increase in the mean level of the child after the intervention to 61.4%, for the target behavior to initiate the communication, there is a change in the child’s mean level increased to 66.64, for target behavior to differ the pictures’ needed, there is a change in the mean level of the child increased to 69.35%, for the target behavior to request for objects’ needed the through symbols and pictures, there is an increase in the child’s mean level becomes 62.89% in the intervention condition, for the other target behavior in the ability to answer the questions through pictures, there’s a change in the mean level of the child increased to 63% in the intervention condition.
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v
the other target behavior in the ability to answer the questions through pictures, there is a change in the mean level after the intervention increased to 61.38%.
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT... iv
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK ... xiii
DAFTAR BAGAN ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus dan pertanyaan penelitian ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kecakapan Komunikasi... 7
B. Hakekat Anak ASD... 11
C. Komunikasi Anak ASD Hakekat Anak ASD... 25
D. Aplikasi Multimedia... 34
E. Penelitian yang Relecan... 47
F. Kerangka Berpikir... 49
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
B. Desain Penelitian ... 52
C. Prosedur Penelitian ... 55
1. Penelitian Tahap Pertama ... 55
a. Lokasi Penelitian ... 55
b. Informan Penelitian ... 56
c. Proses Penelitian Tahap Satu ... 57
d. Teknik Pengumpulan Data ... 58
e. Teknik Analisis Data ... 62
f. Keabsahan Data dan keajegan Penelitian... 70
g. Teknik Analisa Data... 72
2. Penelitian Tahap Kedua ... 73
a. Desain Penelitian Kuantitatif ... 74
b. Variabel Penelitian ... 77
c. Instrumen Penelitian ... 78
d. Pengelolaan Data ... 83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 85
1. Kondisi Objektif Anak ... 85
2. Kecakapan Komunikasi Anak Melalui Media kartu – kartu Gambar... 107
3. Langkah – Langkah Rancangan Aplikasi Multimedia Metode PECS... 119
4. Target behavior Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia Metode PECS... 155
5. Hasil Penelitian Tentang kecakapan Komunikasi... 206
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
1. Keunggulan Media ... 259
2. Kelemahan Media ... 261
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 264
B. Rekomendasi ... 268
DAFTAR PUSTAKA ... 271
LAMPIRAN ... 283
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Aspek-AspekPerkembanganAnak Non ABK... 30
Tabel 2.2 Aspek-AspekPerkembanganAnak ASD... 31
Tabel 2.4 Penelitian yang relevan... 47
Tabel 3.1 Tabel Pemetaan Instrumen Penelitian ... 64
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 66
Tabel 4.1 Rangkuman Data Terhadap Kemampuan R Dalam Aspek Perkembangan Sensori, Kognitif, Sosial dan Perilaku serta Motorik ……….………... 92
Tabel 4.2 Rangkuman Data R Terhadap Kemampuan Komunikasi ... 97
Tabel 4.3 Rangkuman Data Terhadap Kemampuan S Dalam Aspek Perkembanagan Sensori, Kognitif, Sosial dan Perilaku Serta Motorik………... 102
Tabel 4.4 Rangkuman Data S Terhadap Kemampuan Komunikasi... 106
Tabel 4.5 Kelemahan Media Kartu Gambar metode PECS... 117
Tabel 4.6 Ikon Simbol Aplikasi Multimedia Metode PECS... 129
Tabel 4.7 Solusi jika Aplikasi Multimedia PECS Mengalami Kendala.... 153
Tabel 4.8 Skor Kemampuan Penggunaan AMM PECS... 155
Tabel 4.9 Hasil Fase 1 Kemampuan Penggunaan AMM PECS... 156
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
Tabel 4.11 Hasil Fase 3 Kemampuan Penggunaan AMM PECS... 157
Tabel 4.12 Hasil Fase 4 Kemampuan Penggunaan AMM PECS... 158
Tabel 4.13 Hasil Fase 5 Kemampuan Penggunaan AMM PECS... 158
Tabel 4.14 Hasil Intervensi Fase 1 (B) Kemampuan Aplikasi Multimedia MetodePECS... 159
Tabel 4.15 Hasil Intervensi Fase 2 (B) Kemampuan Aplikasi Multimedia PECS... 160
Tabel 4.16 Hasil Intervensi Fase 3 (B) Kemampuan Aplikasi Multimedia PECS... 161
Tabel 4.17 Hasil Intervensi Fase 4 (B) Kemampuan Aplikasi Multimedia PECS... 162
Tabel 4.18 Hasil Intervensi Fase 5 (B) Kemampuan Aplikasi Multimedia PECS... 163
Tabel 4.19 Panjang Kondisi... 165
Tabel 4.20 Kecenderungan Arah... 165
Tabel 4.21 Rentang Stabilitas ... 166
Tabel 4.22 Mean Level ... 167
Tabel 4.23 Batas Atas ... 168
Tabel 4.24 Batas Bawah ... 169
Tabel 4.25 Persentase Stabilitas ... 170
Tabel 4.26 Jejak Data... 171
Tabel 4.27 Data Perubahan ... 172
Tabel 4.28 Perubahan Kecenderungan Arah ... 173
Tabel 4.29 Perubahan Level Data ... 174
Tabel 4.30 Overlap ... 175
Tabel 4.31 Skor Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS .. 179
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
Tabel 4.33 Hasil Fase 2 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia
PECS... 180
Tabel 4.34 Hasil Fase 3 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS... 181
Tabel 4.35 Hasil Fase 4 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS... 182
Tabel 4.36 Hasil Fase 5 Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS... 182
Tabel 4.37 Hasil Intervensi Fase 1 (B) Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS ... 183
Tabel 4.38 Hasil Intervensi Fase 2 (B) Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS ... 184
Tabel 4.39 Hasil Intervensi Fase 3 (B) Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS ... 185
Tabel 4.40 Hasil Intervensi Fase 4 (B) Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS ... 186
Tabel 4.41 Hasil Intervensi Fase 5 (B) Kemampuan Penggunaan Aplikasi Multimedia PECS ... 187
Tabel 4.42 Panjang Kondisi ... 189
Tabel 4.43 Kecenderungan Arah ... 189
Tabel 4.44 Rentang Stabilitas ... 190
Tabel 4.45 Mean Level ... 191
Tabel 4.46 Batas Atas ... 192
Tabel 4.47 Batas Bawah ... 193
Tabel 4.48 Persentase Stabilitas ... 194
Tabel 4.49 Jejak Data ... 195
Tabel 4.50 Data Perubahan... 196
Tabel 4.51 Perubahan Kecenderungan Arah ... 197
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xi
Tabel 4.53 Overlap ... 199
Tabel 4.54 Skor Target Behavior ... 206
Tabel 4.55 Hasil Kemampuan Menyampaikan Keinginan dengan 1 Gambar... 207
Tabel 4.56 Hasil Kemampuan inisiatif berkomunikasi ... 208
Tabel 4.57 Hasil Kemampuan Membedakan gambar yang diinginkan ... 208
Tabel 4.58 Hasil Kemampuan meminta objek yang diinginkan melalui Simbol dan Gambar... 209
Tabel 4.59 Hasil Kemampuan Menjawab Pertanyaan Melalui Gambar ... 210
Tabel 4.60 Hasil Intervensi (B) Kemampuan Menyampaikan Keinginan Dengan Satu Gambar………... 211
Tabel 4.61 Hasil Intervensi (B) Kemampuan Inisiatif berkomunikasi ... 212
Tabel 4.62 Hasil Intervensi ( B ) Kemampuan Membedakan Gambar yang Diinginkan ... 213
Tabel 4.63 Hasil Intervensi (B) Kemampuan Meminta Objek yang Diinginkan Melalui Simbol dan Gambar ... 214
Tabel 4.64 Hasil intervensi (B) Kemampuan menjawab pertanyaan Melalui gambar ... 215
Tabel 4.65 Panjang Kondisi ... 216
Tabel 4.66 Kecenderungan Arah ... 217
Tabel 4.67 Rentang Stabilitas ... 218
Tabel 4.68 Mean Level ... 219
Tabel 4.69 Batas Atas ... 220
Tabel 4.70 Batas Bawah ... 221
Tabel 4.71 Persentase Stabilitas ... 222
Tabel 4.72 Jejak Data ... 223
Tabel 4.73 Perubahan Kecenderungan Arah ... 224
Tabel 4.74 Perubahan Level Data ... 225
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xii
Tabel 4.76 Overlap ... 227
Tabel 4.77 Skor Target Behavior ... 231
Tabel 4.78 Hasil baseline ( A ) Kemampuan menyampaikan keinginan Dengan 1 Gambar ... 232
Tabel 4.79 Hasil baseline ( A ) Kemampuan inisiatif berkomunikasi ... 232
Tabel 4.80 Hasil baseline ( A ) Kemampuan membedakan gambar yang Diinginkan ... 233
Tabel 4.81 Hasil Baseline ( A ) Kemampuan meminta objek yang Diiinginkan Melalui Simbol dan Gambar ... 234
Tabel 4.82 Hasil Baseline (A) Kemampuan Menjawab Pertanyaan Melalui Gambar... 234
Tabel 4.83 Hasil Intervensi (B) Kemampian Menyampaikan Keinginan Dengan Satu Gambar... 235
Tabel 4.84 Hasil Intervensi (B) Kemampuan Inisiatif Komunikasi... 236
Tabel 4.85 Hasil Intervensi (B) Membedakan Gambar yang Diinginkan... 237
Tabel 4.86 Hasil Intervensi (B) Kemampuan Meminta Objek yang Diinginkan Melalui Simbol dam Gambar... 238
Tabel 4.87 Hasil Intervansi (B) Kemampuan Menjawab Pertanyaan Melalui Gambar... 239
Tabel 4.88 PanjangKondisi... 241
Tabel 4.89 KecenderunganArah... 242
Tebal 4.90 RentanStabilitas... 243
Tabel 4.91 Mean Level... 244
Tabel 4.92 Batas Atas... 245
Tabel 4.93 Batas Bawah... 246
Tabel 4.94 PersentaseStabilitas... 247
Tabel 4.95 Jejak Data... 248
Tabel 4.96 Data Perubahan... 249
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xiii
Tabel 4.98 Perubahan Level Data... 251
Tabel 4.99 Overlap... 252
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 RincianSiklusPengembanganAplikasiMultimedi……….… 41 Gambar 2.2 Contoh PECS………... 45
Gambar 2.3 ASD Visual Aids ……….…… 45
Gambar 4.1 Profil R………...….… 88
Gambar 4.2 Gambar 4.2 Kebiasaan R di Rumah dan Sekolah………… 96
Gambar 4.3 Kebiasaan BurukR………..…… 96
Gambar 4.4 Profile S……….…..… 98
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xiv
Gambar 4.6 Klasifikasi Simbol……….………..…… 110
Gambar 4.7 Klasifikasi Ekspresi Wajah……….……… 110
Gambar 4.8 Klasifikasi Hewan………..…… 111
Gambar 4.9 Klasifikasi Buah……….………...… 111
Gambar 4.10 Klasifikasi Aktivitas……….……… 112
Gambar 4.11 Klasifikasi Permainan……….………..… 112
Gambar 4.12 Klasifikasi Pakaian dan Perlengkapan..…….……… 113
Gambar 4.13 Klasifikasi Geometri……….………..…….… 113
Gambar 4.14 Klasifikasi Makanan……….……….…..……. 114
Gambar 4.15 Klasifikasi Minuman……….………….……….…. 114
Gambar 4.16 Klasifikasi Rasa ……….……….……. 115
Gambar 4.17 Klasifikasi Warna……….………..……….…. 115
Gambar 4.18 Klasifikasi Tempat……….………..……….…. 116
Gambar 4.19 Klasifikasi Cuaca……….………..………..….…. 116
Gambar 4.20 Klasifikasi Alat Transportasi……….………..………… 114
Gambar 4.21 Klasifikasi Gambar Kartu yang Menyulitkan Anak MencariGambar……….………... 118
Gambar 4.22 Beberapa Perekat yang Rusak di Kartu dan Papan Komunikasi……….………... 117
Gambar 4.23 Design Aplikasi Multimedia Metode PECS………….. 124
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xv
Gambar 4.27 Cover Aplikasi……….………... 128
Gambar 4.28 Login PengunaanAplikasi……….... 128
Gambar 4.29 Layar Utama Aplikasi……….……….. 130
Gambar 4.30 Layar Pra Pembelajaran Atau Layar Alternatif ……... 130
Gambar 4.31 Klasifikasi Simbol Dalam Aplikasi………. 131
Gambar 4.32 Klasifikasi Aktivitas Dalam Aplikasi……….. 132
Gambar 4.33 Klasifikasi Makanan Dalam Aplikasi……….. 132
Gambar 4.34 Klasifikasi Minuman Dalam Aplikasi………... 133
Gambar 4.35 Klasifikasi Pakaian Dalam Aplikasi……….……... 133
Gambar 4.36 Klasifikasi Emosi Dalam Aplikasi.……….………... 134
Gambar 4.37 Klasifikasi Hewan Dalam Aplikasi……….... 134
Gambar 4.38 Klasifikasi Buah Dalam Aplikasi..……….………….... 135
Gambar 4.39 Klasifikasi ransportasi Dalam Aplikasi...………... 139
Gambar 4.40 Klasifikasi Permainan Dalam Aplikasi …………... 136
Gambar 4.41 Klasifikasi Tempat Dalam Aplikasi…….………... 136
Gambar 4.42 Klasifikasi Rasa Dalam Aplikasi………….……... 137
Garmbar 4.43 Klasifikasi Cuaca Dalam Aplikasi……… 137
Gambar 4.44 Klasifikasi Waktu Dalam Aplikasi………..…. 138
Gambar 4.45 Klasifikasi Objek Gambar Dalam Aplikasi…………... 138
Gambar 4.46 Klasifikasi Bentuk Dalam Aplikasi………….………... 139
Gambar 4.47 Klasifikasi Warna Dalam Aplikasi…………..………... 139
Gambar 4.48 Layar Fase I……….………... 140
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xvi
Gambar 4.50 Gambar Chitato Pada Layar………...…….… 141
Gambar 4.51 Perbesar Gambar……….………..…... 141
Gambar 4.52 Gambar Chitato Pada Simbol Keinginan……….. 141
Gambar 4.53 Fase II Layar Berwarna Biru……….………... 142
Gambar 4.54 Jarak Antara Guru dan Anak………. 143
Gambar 4.55 Anak Mencari Gambar yang Diinginkan………. 143
Gambar 4.56 Objek Keinginan Anak……….. 144
Gambar 4.57 Layar Fase III Warna Orange………..………….. 145
Gambar 4.58 Gambar yang Diinginkan dan Gambar yang Tidak Diinginkan……….…………..……... 145
Gambar 4.59 Objek Gambar yang Diinginkan………….………... 146
Gambar 4.60 Layar Fase IV Warna Hijau………...………... 147
Gambar 4.61 Simbol“ Saya Mau”……….………... 147
Gambar 4.62 Simbol dan Gambar……….……... 148
Gambar 4.63 Simbol Mau Mie Dalam Simbol Keinginan……... 148
Gambar 4.64 Fase V Warna Kuning……….……... 149
Gambar 4.65 Simbol Dan 2 Gambar Pada Layar……….………... 149
Gambar 4.66 Simbol Dan 2 Gambar Pada Layar Keinginan……..….. 150
Gambar 4.67 Layar Fase IV Warna Ungu……….. 151
Gambar 4.68 Simbol “Senang” ……….………... 151
Gambar 4.69 Gambar Simbol Dan Gambar di Layar Keinginan…... 152
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xvii
Gambar 4.72 Guru Mengaplikasikan Aplikasi Multimedia Metode PECS 263
Gambar 4.73 Praktek Aplikasi Guru di Kelas ………. 264 Gambar 4.74 Orangtua Mempraktekan Aplikasi Multimedia Metode
PECS……….………... 264
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xviii
Bagan 3.1Eksploratory Mixed Methods Research Design ………. 53
Bagan 3.2 Design Penelitian ………..……… 54
Bagan 3.3 Proses Penelitan Tahap Satu ……….……… 57
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ………..… 280
LAMPIRAN II
Pedoman Wawancara ………. 284
Hasil Wawancara ………...……… 288
Pedoman Observasi ……… 302
LAMPIRAN III
Instrumen Penelitian Metode PECS ……….…….. 303 Instrumen Penelitian Kecakapan Komunikasi ……… 315
Jadwal Kegiatan ……… 331
LAMPIRAN IV
Foto-Foto Kegiatan ……… 333
1
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kongres Autisme tahun 2003, menyatakan bahwa kasus penyandang
ASD (Autisme Spectrum Disorder) di dunia diperkirakan 4-5 per 10.000
kelahiran. Prevalensi meningkat menjadi 10-20/10.000 individu (Faradz,
2003). Di Amerika Serikat ASD sudah dinyatakan sebagai National Alarming
karena angkanya mencapai 1 antara 150 penduduk, bahkan dibeberapa daerah
mencapai 1:100 (Sutadi, 2003). jika diasumsikan setiap 150 anak terdapat 1
anak ASD, maka di Indonesia diperkirakan terdapat lebih dari 420.000 anak
ASD dengan rentang usia 5-19 tahun.
Penelitian Wignyosumarto (2003) menyatakan bahwa kebanyakan anak
ASD disebabkan oleh infeksi pada otak janin, dikarenakan ibu menderita
radang otak. Hal senada juga dijelaskan Hardiono (2003:4) bahwa anak ASD
memiliki kelainan pada semua struktur otak misalnya pada otak kecil
(cerebelum), lapisan luar otak besar (korteks serebri), sistem limbik (fungsi
luhur), korpus kalosum (penghubung otak kanan dan kiri) dan batang otak.
Anak ASD mengalami gangguan perkembangan yang kompleks yang
disebabkan oleh adanya kerusakan pada otak, sehingga dapat mengakibatkan
gangguan pada perkembangan mencakup: aspek komunikasi, motorik,
perilaku, sosial emosi, sensori serta aspek akademik.
Seiring dengan jumlah penyandang ASD di Indonesia akan berdampak
pada pendidikan yang akan diberikan pada anak-anak penyandang ASD
tersebut, hal inilah yang menjadi bahan perhatian dari berbagai elemen masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk
membantu penyandang ASD, mulai dari pelayanan diteksi dini diberbagai
klinik tumbuh kembang anak, juga pelayanan di pusat-pusat terapi. Tujuan
2
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan mengembangkan kemampuan anak yang terhambat, dengan kata lain
meningkatkan potensi anak ASD untuk "mainstreaming" dalam lingkungan
masyarakat. Artinya anak mampu berintegrasi dan berinteraksi dalam
berbagai lingkungan dalam kehidupannya, misalnya: lingkungan keluarga,
sekolah dan dalam situasi pergaulan dimanapun.
ASD (Autisme Spectrum Disorder) ditandai dengan ciri-ciri utama antara
lain: tidak peduli dengan lingkungan sosial, tidak bisa berinteraksi dalam
pergaulan sosialnya, perkembangan bicara dan bahasa tidak biasa dan reaksi
atau pengamatan terhadap lingkungan terbatas. (Yatim, 2000). karakter anak
ASD mengalami gangguan dalam bidang komunikasi, bahasa, interaksi sosial
dan perilaku. Perkembangan anak ASD berbeda dengan anak lainnya,
terdapat tiga elemen yang dikenal dengan “The Traid of Impairment” yang mencakup: imajinasi (imagination), interaksi sosial (social interaction) dan
komunikasi sosial (social interaction). Anak ASD mengalami kegagalan
dalam interaksi sosial, anak ASD sering terlihat menarik diri, lebih senang
bermain sendiri, menunjukkan perilaku yang tidak hangat, tidak ada kontak
mata dengan orang lain. Dalam hal komunikasi anak ASD tidak berusaha
mencari alternatif dalam berkomunikasi seperti penggunaan bahasa
nonverbal. Anak ASD tidak dapat mempertahankan percakapan atau
komunikasi dengan orang lain. Hal ini disebabkan anak-anak ASD
mengalami hambatan dalam perkembangan bahasa.
Anak ASD mengalami kesulitan dalam berkomunikasi karena mereka
mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya (Williams dan Wright,
2004). Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam
menjalin komunikasi dengan orang lain. Anak ASD umumnya mengalami perkembangan bahasa yang lambat, mengucapkan kata-kata yang sulit
dimengerti atau kata yang diulang-ulang, mengalami kendala dalam meniru
atau berimajinasi sehingga anak ASD mengalami kendala dalam
3
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sjah, 2003: 213) tujuan dari komunikasi adalah mengungkapkan keinginan,
mengekspresikan perasaan dan bertukar informasi. Ketidakmatangan atau
adanya gangguan dalam aspek-aspek bahasa dapat menghambat
perkembangan kemampuan komunikasi.
Hambatan komunikasi dipengaruhi oleh berbagai aspek perkembangan,
kemampuan komunikasi juga dipengaruhi oleh sistem biologis dan syaraf,
pemahaman (kemampuan kognitif), dan kemampuan sosial (Sunardi dan
Sunaryo, 2006:184). Hal senada juga dikemukakan oleh Baron and Balton
(1994:14) menjelaskan bahwa anak ASD mempunyai masalah atau gangguan
dalam komunikasi seperti perkembangan bahasa yang lambat atau sama
sekali tidak ada, sulit berbicara, penggunaan kata-kata yang tidak sesuai
artinya. Lebih lanjut Baron dan Bolton menyatakan bahwa anak ASD
sebagian tidak berbicara (non verbal) atau sedikit berbicara hingga usia
dewasa. Anak ASD yang bisa berbicarapun belum tentu memiliki kecakapan
komunikasi dan pemahaman bahasa yang benar, karena anak ASD cenderung
berbicara dengan rote learning atau menghafal tanpa mengetahui maknanya.
Umumnya anak ASD memiliki hambatan dalam aspek perkembangan
yang meliputi pemahaman, menyatakan keinginginan, pengungkapan diri,
sulit memusatkan perhatian, dll. Anak ASD terkesan tidak peduli, suka
menyendiri, individual, pendiam serta tidak mampu berinteraksi terhadap
lingkungannya walaupun dalam komunikasi yang sangat sederhana seperti
melakukan kontak mata dengan orang lain. Pada anak ASD tidak jarang
ditemui mereka lebih tertarik pada benda dibandingkan manusia termasuk
orangtuanya. Budiman (1997) mengemukakan bahwa anak ASD mengalami
kesulitan berkomunikasi baik verbal maupun non verbal dan ketika mereka menginginkan sesuatu caranya adalah menarik-narik tangan orang lain untuk
mendapatkannya, selain itu mereka juga sangat kaku dengan kegiatan rutin
mereka, seakan-akan mereka sedang menjalani ritual tertentu. Anak ASD
kata-4
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kata) sehingga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan
orang-orang yang ada di lingkungannya.
Anak ASD mengalami hambatan dalam bahasa ekspresif maupun dalam
bahasa reseptif. Hal ini terlihat anak ASD tidak mampu menjawab mengenai
pertanyaan yang sifatnya umum dalam aspek kehidupan sehari-hari,
menyebutkan nama-nama kelompok benda, menjawab pertanyaan sederhana,
bercerita mengenai kejadian yang dialami atau bertanya mengenai
penggunaaan kata apa/siapa, mengapa, di mana dan kapan. Anak ASD
mengalami hambatan dalam berkomunikasi serta ketidakmampuan dalam
kontak mata sehingga kemampuan bahasanya tidak dapat berkembang.
Kebanyakan anak ASD memiliki visual memori lebih baik dibandingkan
auditory memori (Hodgdon, 1995). Anak ASD lebih memahami dan
mengingat melalui visual learner atau visual thingking, dengan belajar secara
visual akan memudahkan anak ASD untuk berkosentrasi dan memahami
sesuatu suatu pembelajaran. Penggunaan media dengan strategi visual (alat
bantu visual) dapat digunakan dalam mengajarkan keterampilan komunikasi.
Salah satu strategi visual dalam membantu anak ASD dalam meningkatkan
kecakapan komunikasi adalah PECS (Picture Exchange Communication
System). PECS merupakan suatu pendekatan untuk melatih komunikasi
dengan menggunakan simbol-simbol verbal (Bondy dan Frost, 1994:2).
PECS merupakan metode yang memadukan pengetahuan dari terapi
berbicara dengan memahami kondisi keadaan komunikasi anak. Metode
PECS diharapkan mampu mendorong anak ASD dapat meningkat
berkomunikasi secara verbal. PECS merupakan salah satu bentuk komunikasi
augmentatif yang digunakan oleh individu yang tidak dapat berkomunikasi
secara verbal. Wallin (2004) mengutif pernyataan Bondy dan Frost (1994)
bahwa komunikasi augmentatif dikembangkan untuk membantu individu
5
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Komunikasi adalah masalah utama bagi anak ASD, dibutuhkan berbagai
cara atau pendekatan tertentu untuk mengembangkan kemampuan
komunikasinya, sehingga anak ASD membutuhkan sebuah media yang
mampu mengembangkan kemampuan komunikasi. Yoder dan Stone (2006)
membandingkan antara anak-anak yang menggunakan PECS dengan sistem
yang lain. Hasilnya menunjukkan bahwa anak ASD yang dilatih dengan
menggunakan PECS lebih efektif. Dalam penelitian Meimulyani (2009),
sebaiknya metode PECS menambahkan efek suara agar dapat meningkatkan
keinginan anak untuk berkomunikasi,
Berdasarkan kosep metode PECS, peneliti mencoba mengembangkan
metode PECS dalam bentuk software aplikasi multimedia metode PECS.
Aplikasi tersebut diharapkan mampu mendorong anak ASD dalam
meningkatkan kecakapan komunikasi serta memberikan nilai praktis serta
efektif dalam penggunaannya. Dalam hal ini, aplikasi multimedia metode
PECS sebagai salah satu intervensi dalam meningkatkan kecakapan
komunikasi anak ASD.
Dari latar belakang masalah di atas peneliti ingin melakukan penelitian, “ Apakah ada pengaruh aplikasi multimedia metode PECS (Picture Exchange
Communication System) dalam meningkatkan kecakapan komunikasi anak
ASD (Autisme Spectrum Disorder) di Sekolah Khusus Citra Anindya,
Tangerang-Banten”.
B.Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
1. Rumusan Masalah
Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh aplikasi multimedia metode PECS (Picture Exchange Communication System) dalam
meningkatkan kecakapan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum
Disorder)?
6
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari fokus penelitian, peneliti memaparkan pertanyaan penelitian:
a. Bagaimana kondisi objektif hambatan komunikasi anak ASD (Autisme
Spectrum Disorder) saat ini?
b. Bagaimana kecakapan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder)
melalui media kartu-kartu gambar PECS?
c. Bagaimana langkah-langkah rancangan aplikasi multimedia metode PECS
(Picture Exchange Communication System)?
d. Apakah aplikasi multimedia metode PECS Picture Exchange
Communication System) dapat digunakan dan dijadikan alat komunikasi
untuk anak ASD?
e. Apakah aplikasi multimedia metode PECS (Picture Exchange
Communication System) berpengaruh terhadap peningkatan kecakapan
komunikasi anak ASD?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: memodifikasi metode PECS (Picture Exchange
Communication System) ke dalam aplikasi multimedia sehingga dapat
mengembangkan kecakapan komunikasi anak ASD (Austime Spectrum
Disorder).
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat
diantaranya:
1. Bagi Guru/Terapis
Untuk dapat mengembangkan kecakapan komunikasi anak ASD (Autisme
Spectrum Disorder) serta menyediakan media pembelajaran yang tepat.
2. Bagi Sekolah
Memberikan informasi serta menyediakan media pembelajaran
komunikasi bagi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder) yang mengalami
7
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagi Peneliti
Untuk menambah khasanah pengetahuan sehingga dapat melanjutkan
penelitian mengenai pengaruh aplikasi multimedia metode PECS (Picture
Exchange Communication System) dalam mengembangkan kecakapan
komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder) diharapkan diadakan
penelitian lanjutan yang dapat melengkapi atau memperkaya hasil
52
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Salah satu penentu kualitas penelitian adalah pemilihan metode penelitian yang
tepat. Salah satu penentu kualitas penelitian adalah pemilihan model penelitian
yang tepat karena ketepatan metode membawa penelitian ke arah hasil yang
baik. Sebuah penelitian yang baik, harus dilakukan dengan berbagai metode
yang tepat yang sesuai dengan tujuan penelitian.
A.Pendekatan Penelitian
Penelitian ini melakukan metode ”Mix Methods Research” yaitu
perpaduan metode kualitatif dan kuantitatif. Mix Methods Research adalah
kombinasi antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang menghasilkan
pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian di bandingkan hanya
satu pendekatan (Sugiyono, 2000).
Alasan menggunakan Metode Mix Methods Research yaitu: Pendekatan
kualitatif akan menjawab pertanyaan penelitian mengenai kondisi objektif
hambatan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum Disorder), kecakapan
komunikasi anak ASD melalaui kartu-kartu gambar, serta langkah-langkah
perancang aplikasi multimedia metode PECS (Picture Exchange
Communication System). Untuk pertanyaan penelitian mengenai aplikasi
multimedia metode PECS dapat diterapkan dan dijadikan alat dalam
meningkatkan komunikasi serta pengaruh aplikasi multimedia metode PECS
terhadap peningkatan kecakapan komunikasi anak ASD (Autisme Spectrum
Autisme) dijawab dengan melakukan pendekatan kuantitatif.
B.Design Penelitian
Design penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu Exploratory Mixed
53
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2011:404) bahwa metode penelitian kombinasi (mixed methods) adalah suatu
penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode
kualitatif dan metode kuantitatif yang digunakan secara bersama-sama dalam
suatu kegiatan penelitan sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif,
valid, reliable dan objektif.
Penelitian tahap awal dilakukan penelitian kualitatif dan penelitian kedua
menggunakan penelitian kuantitatif. Design yang diaplikasikan untuk
mengeksporasi suatu fenomena, tema-tema, merancang suatu instrumen atau
produk lalu melakukan pengujian. Design bagan penelitian dapat dilihat
sebagai berikut:
Bagan 3.1 Eksploratory Mix Methods Research Design
(Cresswell dalam Sugiyono, 2007)
Keterangan:
1. Tanda panah menunjukkan pengumpulan data kuantitatif dilakukan setelah pengumpulan data kualitatif
2. Data penelitian kualitatif dan kuantitatif saling bersinergis
Secara keseluruhan design penelitian dapat dilihat seperti gambar tersebut: QUAN
(DATA DAN HASIL) QUAL
(DATA DAN HASIL)
QUAL + QUAN
54
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Design Penelitian
Penelitian Tahap 2
Penelitian Tahap I
Deskripsi Hambatan Anak ASD
Pengumpulan Data Anak ASD
Rancangan Pembuatan Aplikasi Multimedia Metode PECS
Uji Coba Penggunaan Aplikasi Multimedia Metode PECS
Pembuatan Aplikasi Multimedia Metode PECS
Uji Coba Aplikasi
Multimedia Metode PECS dalam meningkatkan kecakapan komunikasi anak ASD
Validitas Oleh Team Ahli
Revisi Rancangan Aplikasi Multimedia Metode PECS
Proses Pengembangan Aplikasi
55
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.2 Design Penelitian
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dibagi menjadi 2 tahap yaitu penelitian tahap pertahap
menggunakan metode kualitatif dan penelitian tahap kedua menggunakan
metode kuantitatif.
1. Penelitian Tahap Pertama
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan
merumuskan pengembangan media dalam mengembangkan kecakapan
komunikasi anak ASD. Pendekatan kualitatif adalah proses penelitian dan
pemahaman yang berdasarkan pada metodologi dengan menyelidiki suatu
fenomena sosial dan masalah manusia.
Menurut Moleong (2002:3) menyatakan bahwa metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena
penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.
Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan metodologi kualitatif.
Menurut Djajasudarma (2006: 11) bahwa pendekatan kualitatif merupakan
pendekatan yang menggunakan data lisan suatu bahasa memerlukan
informa. Sedangkan Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3)
mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
a. Lokasi Peneliti& Subjek Peneliti
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Khusus Citra Anindya, Bintaro
56
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian ini adalah anak ASD yang mengalami anak ASD (non
verbal). Anak ASD non verbal mengalami keterbatasan dalam
komunikasi, menjawab pertanyaan, mengekspresikan diri. Adapun
subjek penelitian sebagai berikut:
1). Anak ASD yang sudah mampu merespon perintah
2). Anak ASD yang mampu mengelompokan gambar sesuai dengan
gambar asli
3). Anak ASD yang mampu menyamakan gambar
4). Anak ASD yang mampu mengklasifikasikan gambar
5). Anak ASD yang tidak memiliki masalah pada motorik halus
b. Informan Penelitian
Menurut Burhan Bungin (Bungi, 2007: 108) bahwa informan
penelitian adalah orang yang diperkirakan menguasai, dan memahami
data, informasi atau fakta subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang
menjadi informan penelitian adalah:
1). Guru
Guru memiliki peranan yang signifikan dan diasumsikan memiliki
peranan yang memadai mengenai kemampuan komunikasi subyek,
serta menjalin komunikasi yang intensif
2). Anggota Keluarga
Peranan keluarga dianggap memiliki pengetahuan yang lebih banyak
mengenai kegiatan aktivitas sehari-hari di rumah. Informan keluarga
mencakup: ayah, ibu, kakak, adik serta pengaruh serta dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kemampuan
57
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Proses Penelitian
Proses penelitian tahap satu yang dilakukan dalam tahap ini mencakup:
Studi Pendahuluan dengan pendekatan kualitatif
Tahap studi pendahuluan melalui dilakukan dengan menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif yang mencakup: kondisi objektif anak dalam aspek komunikasi, media pembelajaran dalam mengembangkan kecakapan komunikasi yang digunakan anak saat ini, dll
Pengumpuan Data Anak
Data-data mengenai anak didapat dari hasil observasi dan wawancara baik dengan guru maupun dengan orangtua
Rancangan Pembuatan Aplikasi Multimedia PECS
Setelah peneliti mendapat informasi mengenai keadaan objektif anak serta pengumpulan data maka dirancang modifikasi pembuatan aplikasi multimedia PECS
Pembuatan Aplikasi Multmedia PECS
Modifikasi aplikasi multimedia PECS dibuat berdasarkan kebutuhan anak serta modifikasi 6 tahapan metode PECS yang mencakup: Phase one Initiating
Communication, Phase Two Expanding the Use of Picture, Phase Three Choosing the Message in PECS, Phase Four Introducing the Sentence Structure in PECS, Phase Teaching Answering Simple Question, Phase Six Teaching Commenting
Validitas team ahli
58
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.3 Proses Penelitian Tahap Satu
d. Teknik Pengumpulan Data
Sugiono (2007: 309) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif,
pengumpulan data dilakukan dalam kondisi ilmiah, sumber data primer,
teknik pengumpulan data lebih banyak pada data hasil observasi dan
wawancara.
Dalam teknik pengumpulan data penelitian menggunakan:
1) Observasi
Penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut A.
Muri Yusuf (2005: 132) observasi merupakan teliti dan sistematis
tentang suatu objek. Sedangkan Anas Sugiono (1998: 76)
menyatakan bahwa secara umum pengertian observasi adalah cara
menghimpung bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan
dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistmatis
terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran
pengamatan.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat
memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara
dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan
adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang
dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan
terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi
adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas Revisi aplikasi multimedia PECS
59
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan
makna kejadian di lihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam
kejadian yang diamati tersebut.
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung oleh peneliti secara aktif dan terencana
melalui pengamatan untuk memperoleh data dan fakta yang
diperlukan dalam penelitian. Data diperoleh berkat adanya peneliti
di lapangan dengan mengadakan pengamatan secara langsung.
Menurut M.Q Patton yang dikutip Nasution (2003:59) bahwa
manfaat observasi (penelitian secara langsung) yaitu:
a) Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami
konteks data dalam keseluruhan situasi, sehingga dapat
memproleh pandangan yang holistik
b) Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan
pendekatan induktif, jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep
atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka
kemungkinan melakukan penemuan atau discovery
c) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan
terungkapkan oleh respon dalam wawancara karena bersifat
sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama
lembaga
d) Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden
sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih
komperhensif
e) Dalam lapangan peneliti tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan tetapi juga memperoleh kesan pribadi
misalnya merasakan suasana situasi sosial
Mengamati sekaligus berpastisipasi dapat menghasilkan data
60
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
M.Q Patton yang dikutip oleh Nasution (2003:60) “Participation observation is the most comperhensive of all types of reserach
stategies” Agar menjadi peneliti sekaligus pengamat, peneliti
hendaknya turut serta dalam berbagai peristiswa dan kegiatan.
Peneliti akan mempunyai kesempatan dalam mengumpulkan data
yang banyak, cermat dan terperinci.
2) Wawancara
Setiap manusia mempunyai persepsi yang berbeda-beda, oleh
sebab itu persepsi kita mengenai dunia di sekitar tidak sama dengan
orang lain. Dalam penelitian kualitatif untuk mengetahui persepsi
respon peristiwa yang terjadi dilakukan dengan wawancara.
Arikunto (1998:98) mengatakan bahwa wawancara adalah sebuah
dialog atau pernyataan yang dilakukan antar dua orang atau lebih
oleh pewawancara dengan bertatap muka dengan tujuan untuk
memperoleh informasi aktual untuk menafsirkan dan menilai
kepribadian individu atau untuk tujuan-tujuan konseling
(penyuluhan) dari terwawancara.
Sedangkan Nasution (2003: 74) mengemukakan pendapatnya
bahwa wawancara dihadapkan kepada dua hal yaitu: pertama, kita
harus secara nyata mengadakan interaksi dengan responden. Kedua,
kita harus menghadapi kenyataan adanya pandangan orang lain
yang berbeda dengan pandangan diri sendiri. Data yang
dikumpulkan bersifat verbal dan non verbal namun pada umumnya yang diutamakan adalah data verbal yang diperoleh melalui
percakapan atau tanya jawab.
Tujuan wawancara menurut Nasution (2003:73) adalah untuk
mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain,
hal-61
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hal yang tidak dapat dilakukan melalui observasi. Pada penelitian
ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman
wawancara. Melalui wawancara dapat dilakukan tiga macam
pendekatan (Nasution, 2003: 74) yaitu:
a) Dapat bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur
spontanitas, kesantaian, tanpa pola atau arah yang ditentukan
sebelumnya
b) Menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok topik
atau masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan
c) Menggunakan daftar pertanyaan yang lebih terperinci namun
bersifat terbuka yang telah disiapkan terlebih dahulu dan
akan diajukan menurut urutan atau rumusan yang tercantum.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses
wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini,
interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta
mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan
pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer
mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar
pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas
atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus
memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara
kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan
dengan konteks aktual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998).
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi
62
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1). Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan
yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh
interviewer dengan memberikan penjelasan.
(2). Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing
individu.
(3). Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain
sudah tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga
memiliki kelemahan, yaitu: retan terhadap bisa yang ditimbulkan oleh
kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik. Retan terhadap
terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
(a). Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian
menjadi kurang akurat.
(b). Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang
ingin didengar oleh interviwer.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa wawancara merupakan teknik pengumpulan yang dilakukan
dengan cara mengadakan tanya jawab langsung yang dilakukan peneliti
dan subjek peneliti mengenai suatu permasalahan yang dteliti.
e. Instrumen Penelitian
Dalam konteks ini peneliti berperan dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengumpulan data, penafsiran dan akhirnya menjadi pelopor hasil
penelitiannya. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat
(instrumen) pengumpulan data utama karena peneliti adalah manusia dan
hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden dan objek
63
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian, Maloeng (2007: 169-172) menyarankan ciri-ciri umum
manusia sebagai instrumen penelitian antara lain:
1) Responsif. Manusia sebagai intrumen responsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan.
2) Dapat menyesuaikan diri. Manusia sebagain intrumen hampir tidak terbatas dapat menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi pengumpulan
data.
3) Menekankan keutuhan. Manusia sebagai intrumen memanfaatkan imajinasinya dan memandang dunia sebagai suatu keutuhan, jadi
sebagai konteks yang berkesinambungan di mana mereka memandang
dirinya sendiri dan kehidupannya sebagai suatu yang real, benar dan
mempunyai arti.
4) Berdasarkan diri atas perluasan pengetahuan. Manusia sebagai instrumen penelitian terdapat kemampuan untuk memperluas dan
meningkatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman
praktis.
5) Memproses data secepatnya. Kemampuan lain yang ada pada manusia sebagain intrumen adalah memproses data secepatnya setelah
diperolehnya, menyusun kembali, mengubah arah inkuri atas dasar
penemuan, merumuskan hipotesis kerja sewaktu berada di lapangan, dan
mengetes hipotesis kerja pada respondennya.
Keberadaan peneliti sebagai instrumen alat pengumpulan data utama.
Maloeng (2008:9) menyatakan: penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpulan data utama dengan
menggunakan metode penelitian yang meliputi: pengamatan, wawancara
dan penelaah dokumen. Data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata dan
gambar. Senada dengan Maloeng, Andi (2010:15) mengungkapkan bahwa
64
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian, sebab mempunyai adaptabilitas tinggi sehingga senantiasa dapat
menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah selama penelitian.
3.1. Tabel Pemetaan Instrumen Penelitian
No Penjabaran Tehnik Instrumen
1 Mengetahui keadaan objektif
hambatan komunikasi anak
2 Kecakapan komunikasi anak ASD
(Autisme Spectrum Disorder)
setelah dilakukan intervensi
Wawancara
Observasi
Pedoman Observasi
3 Perancang aplikasi multimedia
metode PECS
4 Aplikasi multimedia metode
PECS (Picture Exchange
Communication System) sebagai
alat dalam meningkatkan
65
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kecakapan komunikasi untuk anak
ASD (Autisme Spectrum
Disorder)
5 Aplikasi multimedia metode
PECS (Picture Exchange
Communication System)
berpengaruh terhadap kecakapan
komunikasi anak ASD (Autisme
Spectrum Disorder)
Eksperimen Checklist
Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa metode penelitian
berusaha mendeskripsikan objek penelitian berdasarkan data dan fakta yang
sebenarnya. Untuk melengkapi data dan membandingkan dengan data yang
ditemukan dalam observasi dan wawancara.
(1). Pedoman Observasi
Dalam melakukan observasi dilakukan secara langsung agar
mendapatkan data yang akurat dan sesuai dengan keadaan di lapangan.
(2). Pedoman Wawancara.
Sebelum melakukan proses wawancara, sebaiknya membuat pedoman
wawancara yang berisi pokok-pokok masalah yang menjadi bahan
66
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
No Pertanyaan Penelitian Aspek Indikator Sub Indikator Tehnik Pengumpulan
-Minim komunikasi secara verbal
-Tidak menggunakan bahasa tubuh
-Berbicara tanpa arti
67
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Mengoceh dengan
tidak dapat dimengerti orang lain
-Mampu menirukan beberapa
kalimat namun terdapat
penekatan suara
-Ekspresi datar ketika berbicara
dengan orang lain
kata/suara untuk diri
sendiri
- Anak mulai memahami bahwa
komunikasi penting dalam
kehidupannnya di lingkungan
sekolah atau rumah
-Mampu mengucapkan beberapa
kata melalui kartu atau gambar
68
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
- Dapat mengikuti
perintah sederhana
- Memahami rutinitas
sehari-hari
-Mampu memahami aktivitas
sehari-hari dimulai yang
dilakukan seperti: mandi, makan,
sekolah, dll
-Validitas team ahli di bidang
kajian IT (ACC (Augmentatif and
69
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4 Apakah aplikasi
yang dipergunakan sehari-hari
seperti: makan, minum, dll dalam
bentuk simbol
- Mengkombinasikan gambar dan
tulisan
Eksperimen Pedoman
Eksperimen
70
Erni Endah Wahyuni, 2014
Aplikasi multimedia metode pecs (picture exchange communication system) untuk mengembangkan kecakapan komunikasi anak asd (autisme spectrum disorder) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Keabsahan Data dan Keajegan Penelitian
Penelitian kualitatif harus mengungkapkan kebenaran yang objektif,
karena itu keabsahan data dalam penelitian kualitatif sangat penting, melalui
keabsahan data kredibilitas (kepercayaan) penelitian kualitatif dapat
tercapai. Yin (2003) mengajukan empat kriteria keabsahan dan keajegan
yang diperlukan dalam suatu penelitian pendekatan kualitatif. Empat hal
tersebut adalah Sebagai berikut:
1) Keabsahan Konstruk (Construct validity)
Keabsahan kontrak dalam penelitian ini, ditempuh terutama
dengan trianggulasi sumber yaitu dengan melibatkan beberapa nara
sumber untuk diperbandingkan satu dengan yang lain dalam
menemukan makna. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses
pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses
triangulasi. Menurut Moleong (2007: 330) mengatakan bahwa
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data.
Menurut Bungi (2003:2) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik
pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :
a) Triangulasi data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil
wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih
dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang
berbeda.
b) Triangulasi Pengamatan
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil