• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN SOFTWARE PROTEUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI PEMROGRAMAN MIKROKONTROLER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN SOFTWARE PROTEUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI PEMROGRAMAN MIKROKONTROLER."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN SOFTWARE PROTEUS SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI

PEMROGRAMAN MIKROKONTROLER

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh: TUTI AZIZAH

(2)

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Hak Cipta

PENGGUNAAN SOFTWARE PROTEUS SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI

PEMROGRAMAN MIKROKONTROLER

Oleh Tuti Azizah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Tuti Azizah2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tuti Azizah NIM. E045. 0808587

PENGGUNAAN SOFTWARE PROTEUS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI PEMROGRAMAN

MIKROKONTROLER

Disetujui dan disahkan oleh :

Mengetahui, Pembimbing I,

Drs. Tjetje Gunawan NIP. 19511122 198101 1 001

Pembimbing II,

Erik Haritman, S.Pd, M.T. NIP. 19760527 200112 1 002

(4)

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

ABSTRAK

PENGGUNAAN SOFTWARE PROTEUS SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI PEMROGRAMAN MIKROKONTROLER

Oleh : Tuti Azizah NIM. E0451.0808587

Penelitian yang berjudul “Penggunaan Software Proteus sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman

Mikrokontroler” dilakukan pada siswa program keahlian Kontrol Proses SMK Negeri 1 Kota Cimahi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keterbatasan alat trainer mikrokontroler sebagai media ajar sehingga mempengaruhi tingkat penguasaan materi siswa pada pembelajaran Memprogram Mikrokontroler dan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan materi pemrograman mikrokontroler. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode Pre-Experimental (One Group Pretest Posttest Design). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pre test, post test pada setiap seri pembelajaran dan angket respon siswa pada akhir pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan rata – rata skor pre test siswa sebelum menggunakan software Proteus sebagai media pembelajaran sebesar 54.06 dan rata – rata skor post test siswa setelah menggunakan software Proteus sebagai media pembelajaran sebesar 75.47. Peningkatan (gain) mencapai 0.47 atau dalam persentase sebesar 47% menunjukkan bahwa rata – rata peningkatan (gain) hasil belajar siswa termasuk berkategori sedang. Penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran pada pemrograman mikrokontroler memberikan pengaruh positif dimana peningkatan (gain) hasil belajar siswa yang berkategori minimal sedang mencapai 81%. Angket respon siswa menunjukkan adanya ketertarikan dan antusias belajar siswa. Mayoritas siswa setuju dengan penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan materi pemrograman mikrokontroler. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan materi pemrograman mikrokontroler.

(5)

ABSTRACT

THE USE OF PROTEUS SOFTWARE AS INSTRUCTIONAL MEDIA IN IMPROVING THE MASTERY OF MICROCONTROLLER PROGRAMMING MATTER

By : Tuti Azizah NIM. E0451.0808587

This study entitled “The Use of Proteus Software as Instructional Media in Improving the Mastery of Microcontroller Programming Matter” was conducted

on students of Process Control skills program, SMK Negeri 1 Kota Cimahi. The study is driven by the limits on the microcontroller trainer tools as instructional

media which affect negatively students’mastery of Microcontroller Programming

matter and their learning outcomes. This study is aimed at examining the impact of Proteus software use as instructional media on the mastery of microcontroller programming matter. Accordingly, this study employed quantitative approach with Pre-Experimental (One Group Pretest Posttest Design) method. The data was collected through pre test and post test on each series of learning and

students’questionnaire at the end. The results of study show that the avarage score of students’pre test before the treatment was 54.06 and the avarage score of students’post test after the treatment was 75.47.The gain reaching 0.47 or a precentage of 47% indicates that the avarage gain of students’learning outcomes is categorized fair. The use of Proteus software as instuctional media at microcontroller programming learning has positive impact in which the gain of

students’learning outcomes with fair category reaches 81%. Meanwhile,

students’questionnaire indicates students’interest and enthusiasm for learning.

Most of them agree with the use of Proteus software as instructional media to improve their mastery of microcontroller programming matter. To conclude, the

use of Proteus software as instructional media can improve students’mastery of

microcontroller programming matter.

(6)

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran ... 6

2.1.1 Definisi Media Pembelajaran ... 6

2.1.2 Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 8

2.1.3 Dasar Pertimbangan Pemilihan Media ... 8

2.2 Hasil Belajar ... 9

2.2.1 Pengertian Hasil Belajar ... 9

2.2.2 Ranah Kognitif ... 10

2.2.3 Ranah Afektif ... 12

2.2.4 Ranah Psikomotorik ... 13

2.3 Perangkat Lunak (Software) Proteus ... 13

2.3.1 Pengenalan ... 13

2.3.2 Memulai Program ISIS ... 15

2.3.3 Menggambar skematik Rangkaian Mikrokontroler ... 17

2.3.4 Simulasi Rangkaian ... 22

(7)

2.4.1 Mikrokontroler ... 27

2.4.2 Dasar Pemrograman Bahasa C ... 30

2.5 Penelitian Terdahulu ... 46

2.6 Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi, Populasi, Sampel dan Waktu Penelitian ... 50

3.2 Metode Penelitian ... 50

3.6.3 Tingkat Kesukaran ... 58

3.6.4 Daya Pembeda ... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Penelitian ... 67

4.4 Analisis Data Primer Hasil Penelitian ... 76

4.4.1 Hasil Uji Normalitas Data ... 76

4.4.2 Hasil Uji Gain ... 76

4.4.3 Hasil Uji Hipotesis ... 79

4.5 Analisis Data Sekunder Hasil Penelitian ... 79

(8)

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 84 5.2 Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA ... 86

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tipe Data ... 32

Tabel 2.2 Operator Aritmatika ... 34

Tabel 2.3 Operator Hubungan ... 35

Tabel 2.4 Operator Logika ... 35

Tabel 2.5 Operator Bitwise ... 36

Tabel 2.6 Operator Unary ... 36

Tabel 3.1 Desain Penelitian One-Group Pre test - Post test Design ... 51

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Soal ... 58

Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran ... 59

Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda ... 60

Tabel 3.5 Tabel Distribusi Frekuensi ... 63

Tabel 3.6 Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data ... 64

Tabel 3.7 Kriteria skor gain ternormalisasi ... 65

Tabel 3.8 Analisis Kuantitatif pada Skala Sikap ... 66

Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 69

Tabel 4.2 Validitas Item Soal ... 70

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 70

Tabel 4.4 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Item Soal ... 72

Tabel 4.5 Hasil Uji Daya Pembeda Item Soal ... 72

Tabel 4.6 Deskripsi Data Pre test ... 73

Tabel 4.7 Deskripsi Data Post test ... 75

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data ... 76

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Gain Tiap Pertemuan ... 76

Tabel 4.10 Rata – Rata Gain Hasil Belajar Siswa ... 77

(10)

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 7

Gambar 2.2 Tampilan Software Proteus ... 14

Gambar 2.3 Tampilan Program ISIS ... 15

Gambar 2.4 Kotak dialog Create New Design ... 16

Gambar 2.5 Title Block ... 16

Gambar 2.6 Kotak dialog untuk mengedit title block ... 17

Gambar 2.7 Perubahan yang terjadi pada title block ... 17

Gambar 2.8 Bagian dari Screen layout ... 18

Gambar 2.9 Tombol Pick Device ... 18

Gambar 2.10 Tool Pick Device... 19

Gambar 2.11 Kotak dialog Pick Devices ... 19

Gambar 2.12 Window overview menampilkan ATMEGA 8535 ... 20

Gambar 2.13 Pemilihan komponen pada kotak dialog Pick Device ... 20

Gambar 2.14 Seluruh komponen pada object selector ... 20

Gambar 2.15 Outline komponen ... 21

Gambar 2.16 Rangkaian mikrokontroler ATMega 8535 ... 21

Gambar 2.17 Shortcut ikon CodeVision AVR ... 22

Gambar 2.18 Tampilan program CodeVision AVR ... 23

Gambar 2.19 Project baru ... 23

Gambar 2.20 Kotak dialog konfirmasi CodeWizardAVR ... 23

Gambar 2.21 Setting chip dan PORT ... 24

Gambar 2.22 File hasil code wizard project ... 25

Gambar 2.23 Menambahkan inti program ... 25

Gambar 2.24 Kotak dialog mengedit property ATMEGA 8535 ... 26

Gambar 2.25 Minimum sistem ATMEGA 8535 ... 28

Gambar 2.26 Diagram pin ATMEGA 8535 ... 29

Gambar 2.27 Setting chip dan clock ... 44

Gambar 2.28 Setting PORT input dan output ... 44

(11)

Gambar 2.30 Tampilan rangkaian mikrokontroler pada software Proteus .... 46

Gambar 3.1 Alur penelitian ... 55

Gambar 3.2 Kurva Uji Normalitas Data ... 62

Gambar 4.1 Histogram Data Pre test ... 74

Gambar 4.2 Histogram Data Post test ... 75

Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Siswa Tiap Seri Pertemuan ... 77

Gambar 4.4 Diagram Rata – Rata Hasil Belajar Siswa ... 78

(12)

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A-1 Kisi – Kisi Instrumen Ujicoba ... 88

Lampiran A-2 Instrumen Ujicoba ... 90

Lampiran A-3 Kunci Jawaban Instrumen Ujicoba ... 100

Lampiran A-4 Format Lembar Jawaban ... 101

Lampiran A-5 Hasil Uji Validitas ... 102

Lampiran A-6 Hasil Uji Realibilitas ... 105

Lampiran A-7 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 107

Lampiran A-8 Hasil Uji Daya Pembeda ... 108

Lampiran B-1 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian ... 109

Lampiran B-2 Instrumen Pretest Posttest 1 ... 111

Lampiran B-3 Instrumen Pretest Posttest 2 ... 113

Lampiran B-4 Instrumen Pretest Posttest 3 ... 115

Lampiran B-5 Instrumen Pretest Posttest 4 ... 117

Lampiran B-6 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian ... 121

Lampiran B-7 RPP Pertemuan 1 ... 122

Lampiran B-8 RPP Pertemuan 2 ... 136

Lampiran B-9 RPP Pertemuan 3 ... 145

Lampiran B-10 RPP Pertemuan 4 ... 156

Lampiran B-11 Jobsheet 1 ... 163

Lampiran B-12 Jobsheet 2 ... 168

Lampiran B-13 Kisi – Kisi Angket Respon Siswa ... 171

Lampiran B-14 Angket Respon Siswa ... 172

Lampiran C-1 Hasil Belajar Pertemuan 1 ... 174

Lampiran C-2 Hasil Belajar Pertemuan 2 ... 175

Lampiran C-3 Hasil Belajar Pertemuan 3 ... 176

Lampiran C-4 Hasil Belajar Pertemuan 4 ... 177

Lampiran C-5 Hasil Belajar Pertemuan Keseluruhan ... 178

Lampiran C-6 Gain Hasil Belajar ... 180

(13)

Lampiran C-8 Hasil Uji Normalitas Posttest ... 182

Lampiran C-9 Hasil Uji Proporsi Pihak Kiri ... 183

Lampiran D-1 Silabus Mikrokontroler ... 184

Lampiran E-1 Tabel Konsultasi ... 187 Lampiran E-2 Lembar Bimbingan Skripsi

(14)

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini diperkuat dalam Undang – Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Berdasarkan undang – undang tersebut maka proses pembelajaran yang berlangsung sangat mempengaruhi ketercapaian pengembangan potensi peserta didik.

Proses belajar mengajar ditandai dengan interaksi yang terjadi antara guru dan murid baik dalam pembelajaran di kelas ataupun di luar kelas. Interaksi yang terjadi selama proses belajar mengajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya, antara lain terdiri atas guru, murid, materi pelajaran, modul, alat belajar dan berbagai sumber belajar serta fasilitas yang dimiliki sekolah sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran. Dalam proses pembelajaran peran guru sangat penting dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki pengetahuan dan kemampuan mengenai inovasi dalam pembelajaran. Inovasi tersebut dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar lebih baik dan lebih menarik sehingga hal ini akan berdampak pada ketercapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan. Salah satu inovasi dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan media pembelajaran.

(15)

2

berhubungan dengan pelibatan pengalaman yang akan dirasakan siswa dalam proses pembelajaran.

Pada kerucut pengalaman (cone of experience), Edgar Dale (1962) melukiskan bahwa semakin konkrit siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah pengalaman yang didapatkan. Tetapi sebaliknya, jika semakin abstrak siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin sedikit pula pengalaman yang akan didapatkan oleh siswa. Namun pada keterlaksanaannya dalam proses pembelajaran di sekolah pengalaman langsung ini tidak selalu didapatkan siswa, itu disebabkan karena tidak semua bahan pelajaran atau alat yang mendukung dapat dihadirkan secara langsung dalam setiap proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan dan survey peneliti selama melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMK Negeri 1 Kota Cimahi, dalam mata pelajaran mikrokontroler masih terdapat permasalahan seperti keterbatasan alat trainer mikrokontroler sebagai media ajar sehingga hal ini mempengaruhi keberlangsungan proses belajar siswa. Siswa menjadi kurang memahami dan menguasai materi pada mata pelajaran mikrokontroler sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang maksimal.

Berdasarkan hal tersebut diperlukan solusi untuk menekan permasalahan yang dihadapi. Dikaitkan dengan kedudukan media pembelajaran sebagai alat bantu ajar untuk memudahkan guru dalam proses pembelajaran, maka penggunanaan media pembelajaran dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan penguasaan materi siswa pada mata pelajaran mikrokontroler sehingga hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat.

(16)

3

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berbagai jenis komponen elektronika dan instrumen ukur serta mampu melakukan simulasi rangkaian elektronika. Keberadaan software Proteus ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran khususnya pada mata pelajaran mikrokontroler.

Kelebihan menggunakan software Proteus dapat melakukan simulasi rangkaian elektronika seperti mikrokontroler tanpa harus menggunakan alat trainer mikrokontroler yang sebenarnya, cukup dengan koneksi tool pendukung

software Codevision AVR menggunakan pemrograman bahasa C. Selain itu,

perancangan rangkaian berbasis mikrokontroler dapat lebih mudah dilakukan serta mengurangi biaya produksi dan menghemat waktu.

Harapan dengan penggunaan media pembelajaran ini selain guru dan siswa tidak terpaku pada keterbatasan alat yang tersedia, siswa dapat meningkatkan daya analisis dan memudahkan siswa dalam penguasaan materi yang disampaikan oleh guru sehingga perbedaan persepsi bisa ditekan sekecil mungkin. Maka, secara tidak langsung hal ini akan berdampak pada hasil belajar dan prestasi siswa. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian hal yang terkait dengan judul: “Penggunaan Software Proteus sebagai Media Pembelajaran untuk

Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan penguasaan materi pemrograman mikrokontroler?

2. Bagaimana tanggapan siswa terhadap penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran pada pemrograman mikrokontroler?

1.3 Batasan Masalah

(17)

4

1. Penelitian dilakukan terhadap siswa jurusan Kontrol Proses kelas XII KP A SMK Negeri 1 Kota Cimahi pada kompetensi dasar Memprogram Mikrokontroler.

2. Penelitian hanya difokuskan pada pengukuran tingkat penguasaan materi siswa dalam membuat konsep, membuat model suatu produk hingga menjelaskan kembali terkait pemrograman mikrokontroler.

3. Pengukuran hasil belajar hanya pada aspek kognitif yang terdiri dari pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), sintesis (C5) dan evaluasi(C6).

4. Penilaian diukur dengan menggunakan pre-test, post-test serta angket respon siswa.

1.4 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan materi siswa terhadap pemrograman mikrokontroler. Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui peningkatan penguasaan materi siswa pada pemrograman mikrokontroler sebelum dan sesudah menggunakan software Proteus sebagai media pembelajaran.

2. Mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran pada pemrograman mikrokontroler.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat atau kegunaan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

(18)

5

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Bagi guru, sebagai alternatif penggunaan media pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa di SMK sekaligus memberikan keterampilan dan wawasan tersendiri tentang penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan software Proteus. Selain itu, penggunaan media pembelajaran menggunakan software Proteus sebagai solusi atas keterbatasan alat praktikum yang tersedia di SMK.

3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan modal awal untuk dapat mengembangkan dan menggunakan software Proteus sebagai media pembelajaran.

1.6 Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berperan sebagai pedoman penulisan agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian pustaka, berisi mengenai landasan teori yang meliputi teori-teori yang mendukung penelitian, penelitian terdahulu yang terkait dan hipotesis penelitian.

BAB III Metodologi penelitian, berisi lokasi populasi, sampel, dan waktu penelitian, metode penelitian, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur dan alur penelitian, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi mengenai penjelasan terkait gambaran umum penelitian, deskripsi data, analisis data, hasil pengujian hipotesis, serta temuan dan pembahasan hasil penelitian.

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa Program Keahlian Kontrol Proses SMK Negeri 1 Kota Cimahi yang beralamat di Jalan Mahar Martanegara No.48 Cimahi, Jawa Barat.

3.1.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII program keahlian Kontrol Proses SMK Negeri 1 Kota Cimahi periode 2012 – 2013. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: 124). Teknik ini sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian ini karena jumlah sampel yang diambil hanya pada siswa kelas XII Program Keahlian Kontrol Proses di SMK Negeri 1 Kota Cimahi periode 2012-2013. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XII KP A yang berjumlah 32 orang.

3.1.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012.

3.2 Metode Penelitian

(20)

51

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan bentuk Pre-Experimental Design. Dalam desain eksperimen ini tidak adanya variabel kontrol (kelas kontrol) dan tidak dipilih secara random. Dikatakan pre-experimental design karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh – sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata – mata dipengaruhi oleh vareiabel independen (Sugiyono, 2009:109). Secara lebih terperinci pada penelitian ini, peneliti menggunakan Pre-Experimental Design dengan bentuk One Group Pretest-Posttest Design.

Penelitian dengan menggunakan model Pre-Experimental Design dengan bentuk One Group Pretest-Posttest Design mengandung paradigma bahwa terdapat suatu kelompok diberi treatment / perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya, akan tetapi sebelum diberi perlakuan terdapat pretest untuk mengetahui kondisi awal. Dengan demikian, hasil perlakuan dapat lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

Alur dari penelitian ini adalah kelas yang digunakan kelas penelitian (kelas eksperimen) diberi pre-test (O1) kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan/treatment (O2) yaitu penggunaan media pembelajaran berbasis software Proteus setelah itu diberi post-test. Secara sederhana desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1 Desain Penelitian One-Group Pre test - Post test Design

Pre-Test Treatment Post-Test

O1 X O2

Keterangan :

O1 : Tes awal (pre-test) dilakukan sebelum digunakannya software Proteus sebagai media pembelajaran.

(21)

52

O2 : Tes akhir (post-test) dilakukan setelah digunakannya software Proteus sebagai media pembelajaran.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah tertentu. Seperti yang dikemukakan Moh. Nasir (1988:52) bahwa definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Adapun beberapa penjelasan definisi yang digunakan dalam judul penelitian ini, sebagai berikut:

1. Software Proteus

Proteus adalah software simulasi yang dapat sekaligus untuk mendesain rangkaian dan PCB. Menurut Rangkuti (2011:3) menjelaskan bahwa “proteus merupakan gabungan dari program ISIS dan ARES. Dengan penggabungan kedua program ini maka skematik rangkaian elektronika dapat dirancang serta disimulasikan dan dibuat menjadi layout PCB. Software Proteus dapat merancang skematik rangkaian, menyimulasikan berbagai jenis mikroprosesor dan mikrokontroler dengan menggunakan program ISIS. Program ARES berguna untuk membuat layout PCB.

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah “media yang membawa pesan – pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud – maksud pengajaran” (Arsyad,2011:4).

3. Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

(22)

53

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:60). Pada penelitian ini variabel penelitian terdiri dari:

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah peningkatan penguasaan materi pemrograman mikrokontroler.

3.5 Prosedur dan Alur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tiga tahap, yaitu (1) tahap persiapan penelitian, (2) tahap pelaksanaan penelitian dan (3) tahap pengolahan dan analisis data. Dibawah ini merupakan langkah – langkah kegiatan yang dilakukan pada alur penelitian yaitu sebagai berikut :

1) Tahap Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :

(23)

54

b. Studi literatur, hal ini dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai permasalahan yang akan diteliti.

c. Menentukan sampel penelitian.

d. Penyusunan skenario pembelajaran, dalam hal ini adalah materi kompetensi standar pemrograman mikrokontroler dengan menggunakan software Proteus. e. Menentukan dan menyusun instrumen penelitian yaitu berupa instrumen tes. f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

g. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian dan kemudian menentukan soal yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

2) Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi :

a. Memberikan tes awal (pre-test) untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum diberikan perlakuan.

b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menggunakan software Proteus sebagai media pembelajaran pada pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian yaitu pemrograman mikrokontroler. Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti melakukan observasi terhadap keterlaksanaan penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran dilihat dari aspek afektif dan psikomotor siswa.

c. Memberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa setelah menggunakan software Proteus sebagai media pembelajaran. 3) Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan antara lain :

a. Mengolah data hasil pre-test dan post-test. Membandingkan hasil analisis tes antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberi perlakuan dalam menggunakan software Proteus sebagai media pembelajaran.

(24)

55

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.1 Alur penelitian Penyusunan skenario pembelajaran

Penyusunan instrumen penelitian

Uji coba dan analisis instrumen penelitian Studi pendahuluan

Studi literatur

Penentuan sampel penelitian

Pengolahan dan Analisis data hasil tes

(25)

56

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti dan mengumpulkan data – data selama penelitian dilakukan. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data primer pada penelitian ini dengan menggunakan tes hasil belajar (pre-test dan post-test).

1. Lembar soal pre test (tes awal sebelum mendapat perlakuan)

Soal – soal yang diberikan diambil dari bank soal yang sudah teruji validitas dan realibilitasnya.

2. Lembar soal post test (tes akhir setelah mendapat perlakuan)

Soal – soal yang diberikan diambil dari bank soal yang sudah teruji validitas dan realibilitasnya.

Sebelum instrumen tes digunakan, terlebih dahulu dilakukan pengujian soal agar data yang diperoleh baik dan dapat membuktikan hipotesis yang diajukan. Menurut Arikunto (2010:211) instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

3.6.1 Validitas

Sugiyono (2010:172) menyatakan bahwa “hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, artinya berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengetahui tingkat validitas dari butir soal, digunakan rumus korelasi Product Moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson :

(Arikunto, 2011: 72) Keterangan :

(26)

57

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu n : Banyaknya siswa

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan nilai validitas dengan mengacu pada tabel harga kritik dari r Product-Moment. Selanjutnya apakah nilai koefisisen korelasi valid atau tidak, maka harus dilakukan uji signifikasi. Uji signifikasi dihitung melalui uji t pada taraf nyata tertentu dengan derajat bebas n-2. Rumusnya sebagai berikut:

√ √

(Sudjana, 2010:146) Keterangan :

t : thitung

r : Koefisien korelasi n : Banyaknya siswa

Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk) = n –2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung > ttabel, maka item soal dinyatakan valid dan apabila thitung < ttabel, maka item soal dinyatakan tidak valid. 3.6.2 Realibitas

Realibilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama (Aikunto, 2011:90). Selanjutkan Sugiyono (2009:172) menambahkan bahwa

“hasil penelitian yang reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang

berbeda”.

Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson 20 (K-R 20) :

( )

(Sugiyono, 2007: 359) Keterangan :

ri : Reliabilitas tes secara keseluruhan k : jumlah item dalam instrumen

(27)

58

q : Proporsi subjek yang menjawab salah (q = 1 – p) pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

st2 : Varians total

Harga varians total dapat dicari dengan menggunakan rumus :

n = jumlah responden

(Sugiyono, 2007: 361) Dimana :

(Sugiyono, 2007: 361) Keterangan :

∑Xt2 = Jumlah skor setiap siswa

Selanjutnya harga ri dibandingkan dengan rtabel. Apabila ri > rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila ri < rtabel, instrumen dinyatakan tidak reliabel. Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi

Cikup Rendah Sangat Rendah

(28)

59

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kesukaran soal yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan rumus:

(Arikunto, 2011:208) Keterangan :

P : indeks kesukaran

B : banyaknya siswa yang menjawab benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan seperti pada tabel berikut Tabel 3.3 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran (P) Klasifikasi

1,00 – 0,30

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2011: 211). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut dengan indeks diskriminasi (D).

Untuk mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus berikut:

(Arikunto, 2011:213) Keterangan :

D : Daya Pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA : Banyaknya peserta tes kelompok atas

(29)

60

Adapun kriteria indeks daya pembeda adalah pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.4 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kualifikasi

0,00 – 0,20 0,21 – 0,40 0,41 – 0,70 0,71 – 1,00 Negatif

Jelek (poor) Cukup (satisfactory)

Baik (good) Baik Sekali (excellent) Tidak Baik, Harus Dibuang

(Arikunto, 2011:218) Butir-butir soal yang baik adalah butir – butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0.4 sampai 0.7 (Arikunto, 2011:218).

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dilakukan teknik pengumpulan data. Dalam melaksanakan penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti, antara lain :

1. Studi pendahuluan, dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan. Maksud dan tujuan dari kegiatan studi pendahuluan ini adalah untuk mengetahui beberapa hal antara lain: keadaan pembelajaran, metode pembelajaran serta penggunaan media dalam pembelajaran pada Standar Kompetensi Menerapkan Mikrokontroler pada Sistem Pengendalian Besaran Proses

2. Studi literatur, dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.

(30)

61

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

post-test. Pre-test atau test awal diberikan dengan tujuan mengetahui

kemampuan awal subjek penelitian. Sementara post-test atau test akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan atau peningkatan penguasaan materi siswa setelah menggunakan software Proteus sebagai media pembelajaran pada pemrograman mikrokontroler. Pada penelitian ini, tes merupakan data primer atau data utama.

4. Kuesioner (angket), merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199). Format kuesioner dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup, digunakan untuk memperoleh data pendukung mengenai pelaksanaan proses pembelajaran dan tanggapan siswa terhadap penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran pada pemrograman mikrokontroler. Pada penelitian ini, kuesioner (angket) merupakan data sekunder atau data pendukung.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2010:207). Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, maka cara pengolahannya dilakukan dengan teknik statistik. Sudjana dan Ibrahim (2010:128) menambahkan bahwa:

Sebelum dilakukan analisis data baik untuk keperluan pendeskripsian variabel maupun untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan pengolahan data. Pengolahan data bertujuan untuk mengubah data mentah dari hasil pengukuran menjadi data yang lebih halus sehingga memberikan arah untuk pengkajian lebih lanjut.

3.8.1 Deskripsi Data

Sebelum melakukan analisis data maka dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan hasil tes siswa dan skoring.

(31)

62

diperoleh siswa dihitung dari keseluruhan jawaban yang benar dan diubah menjadi nilai angka dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai siswa = 

x 100

Dari hasil pemeriksaan pre test dan post test masing – masing akan diperoleh:

 Skor terbesar ( )

 Skor terkecil ( )

 Nilai rata-rata ( )

b. Analisis data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data pengujian asumsi-asumsi statistik, yaitu uji normalitas data, uji homogenitas dan uji hipotesis.

3.8.2 Uji Normalitas Data

Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Normal atau tidaknya distribusi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan chi-kuadrat. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2). Menurut Sugiyono (2007: 79), uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A).

Gambar 3.2 (a) Kurva Normal Baku (b) Kurva distribusi data yang akan diuji

A B

34,13%

34,13% 13,53% 13,53%

2,7% 2,7%

? ?

?

? ? ?

(32)

63

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Menentukan rentang skor (r)

Rentang (r) = data terbesar – data terkecil (Sudjana, 2005:47) 2. Menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus Sturgess

yaitu: k = 1 + (3.3) log n (Sudjana, 2005:47)

Keterangan:

k : banyaknya kelas interval yang dicari n : banyaknya data

3. Menentukan panjang kelas interval

(Sudjana, 2005:47) 4. Membuat tabel distribusi frekuensi

Tabel 3.5 Tabel Distribusi Frekuensi

Interval fi xi xi² fi . xi f

i . xi²

Keterangan :

fi : Frekuensi/jumlah data hasil observasi xi : nilai tengah

5. Menghitung nilai mean (rata – rata) nilai siswa dari distribusi frekuensi ∑

(Sudjana, 2005:70) Keterangan:

: rata – rata nilai Xi : tanda kelas interval

fi : frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi ∑fi : jumlah frekuensi

∑fiXi : jumlah dari hasil perkalian fi dan Xi

(33)

64

(Sudjana, 2005:93) 7. Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh)

8. Menghitung harga chi-kuadrat ( χ2).

Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-harga (fo – fh) dan

fo fh 2

fh dan menjumlahkannya. Harga

fo fh 2

fh merupakan harga chi-kuadrat ( χ2).

Tabel 3.6

Tabel Penolong Untuk Pengujian Normalitas Data dengan Chi Kuadrat

Interval fo fh fo– fh (fo– fh)2

9. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan, jika :

a. Taraf signifikasi 5%

b. Derajat kebebasan (dk = k – 1)

c. hitung ≤ tabel maka data terdistribusi normal hitung > tabel maka data terdistribusi tidak normal

3.8.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

(34)

65

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Ha : Penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran dianggap tidak efektif jika kurang dari 75% dari siswa memperoleh peningkatan (gain) hasil pembelajaran minimal berkategori sedang.

H0 : ≥ 75% Ha : < 75%

Uji Gain Ternormalisasi

Gain dijadikan sebagai data peningkatan hasil belajar siswa setelah

menggunakan software Proteus sebagai media pembelajaran.

Kriteria skor gain ternormalisasi dapat dilihat pada tabel 3.7 dibawah ini Tabel 3.7 Kriteria skor gain ternormalisasi

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 < g < 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

(Hake, 1999)

Uji Proporsi Pihak Kiri

Jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis deskriptif. Karena H0 berbunyi “lebih besar atau sama dengan” (≥) dan Ha berbunyi “lebih kecil” (<), maka uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji pihak kiri.

(35)

66

Kriteria pengujian adalah zhitung ≥ dimana didapat dari daftar normal baku, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya jika zhitung ≤ maka H0 ditolak dan Ha diterima.

3.8.4 Pengukuran Respon Siswa

Pengukuran respon siswa merasa perlu dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui tingkat ketertarikan dan antusias belajar siswa pada mata pelajaran mikrokontroler dengan menggunakan software Proteus sebagai media pembelajaran. Hasil pengukuran respon siswa sebagai data sekunder atau data pendukung dari data primer yang menunjukkan tingkat penguasaan materi siswa dengan ketercapaian hasil belajar siswa.

Skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan skala Likert. Sugiyono (2010:172) menyatakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial”. Instrumen penelitian dibuat dalam bentuk checklist dengan

menggunakan analisis kuantitatif pada hasil jawaban yang diperoleh dengan ketentuan skor seperti pada Tabel 3.8 dibawah ini:

Tabel 3.8 Analisis Kuantitatif pada Skala Sikap

Skala Sikap Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu – Ragu (RG) 3

Tidak Setuju (TS) 2

(36)

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran pada pemrograman mikrokontroler menunjukkan adanya perubahan hasil belajar siswa dengan peningkatan antara nilai post test dan nilai pre test. Peningkatan hasil belajar siswa sejalan dengan meningkatnya pula penguasaan materi siswa pada pemrograman mikrokontroler. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran efektif untuk meningkatkan penguasaan materi siswa dalam pemrograman mikrokontroler.

Selain itu, mayoritas siswa setuju bahwa penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran mampu meningkatkan penguasaan materi pemrograman mikrokontroler dan meningkatkan antusias belajar siswa terhadap pembelajaran Memprogram Mikrokontroler. Hal ini dibuktikan dengan tanggapan siswa yang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, adanya keingintahuan dan kepercayaan diri yang meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian di atas, maka terdapat beberapa saran baik untuk siswa, guru maupun pihak – pihak yang terkait. Berikut adalah saran dari hasil penelitian ini:

(37)

85

perkembangan teknologi industri kontrol, hal inilah yang akan menunjang siswa ketika akan terjun ke dunia industri.

2. Penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran mikrokontroler telah efektif mampu meningkatkan penguasaan materi siswa, sehingga peneliti sangat merekomendasikan kepada guru untuk menggunakan media ini pada proses pembelajaran mikrokontroler sehari – hari.

3. Penggunaan software Proteus sebagai media pembelajaran ini tidak hanya ketika di sekolah, akan tetapi bisa digunakan dan dipelajari lebih lanjut di rumah dengan fitur simulasi pada software Proteus yang tersedia. Hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan analisis dan kemampuan keterampilan siswa dalam memprogram mikrokontroler. Siswa sebaiknya tidak bergantung pada penggunaan media ini seutuhnya. Selain menggunakan media ini, siswa juga diharapkan dapat mencari sumber – sumber lain yang mendukung.

(38)

Tuti Azizah, 2013

Penggunaan Software Proteus Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Pemrograman Mikrokontroler

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Arsyad, Azhar (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. Aunurrahman, (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta

Bejo, Agus. (2008). C & AVR: Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega 8535. Yogyakarta: Graha Ilmu

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dunkom. (2010). Pengenalan Proteus (Software simulasi & desain PCB). [Online] Tersedia: http://dunovteck.wordpress.com/2010/02/23/pengenalan-proteus-software-simulasi-desain-pcb-2/ [20 Juni 2012]

Hake, Richard R. (1998). “Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses”. Journal American Association of Physics Teachers. 66, 64-74. Labsheet Praktikum Mikrokontroller 1 Proteus. (2011). Yogyakarta: FT UNY

[Online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id [21 Juni 2012]

Laboratorium Elektronika Industri. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATmega 8535 Aplikasi Menggunakan Bahasa C. (2010). Bandung: JPTE FPTK UPI Rafi Adnan: Efektivitas Penggunaan Software Proteus Sebagai Media

Pembelajaran Ditinjau Dari Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elektronika Di SMK Negeri 1 Kota Cimahi. Skripsi S1 UPI. 2012

Rangkuti Syahban. (2011). Mikrokontroler ATMEL AVR: Simulasi dan Praktek Menggunakan ISIS Proteus dan CodeVision AVR. Bandung: Informatika

(39)

Slameto. (2010). Belajar: & Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Sudijono Anas. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana Nana.. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sudjana Nana. dan M.A. Ibrahim. (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Susilana Rudi, Riyana Cepi. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. FIP. UPI

Tristianto (2010). Implementasi Software Proteus sebagai Media Pembelajaran Berbasis Komputer untuk Mata Pelajaran Mikroprosesor dan Mikrokontroler (MPMK) Siswa Kelas XI Semester 1 di SMK Muda Patria Kalasan Yogyakarta. Tesis S2 UNY. [Online]. Tersedia: http://eprints.uny.ac.id/id/eprints/5804 [18 September 2012]

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Bandung

Utari Gita; Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Mengenai Dasar-Dasar Mikrokontroller; Skripsi S1 UPI. 2010

Uyanto, Stanislaus S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu

Gambar

Gambar 2.30  Tampilan rangkaian mikrokontroler pada software Proteus ....  46
Tabel 3.1 Desain Penelitian One-Group Pre test - Post test Design
gambar 3.1
Gambar 3.1 Alur penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data yang didapat dari penelitian ini adalah data validasi media video, kemandirian siswa, dan penguasaan materi siswa. Instrumen pengambilan data yang digunakan adalah

Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan Role Reversal Questions dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam penguasaan materi faktorisasi suku aljabar. Kata

Data hasil peningkatan pemahaman siswa dalam penguasaan materi ajar menggunakan pendekatan Role Reversal Questions dalam pembelajaran matematika. Aspek yang diamati Sebelum tindakan

penerapan model pembelajaran ARIAS oleh guru di kelas. Pada akhir siklus I diadakan post test untuk mengukur hasil belajar siswa setelah diberikan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, setelah diberikan post test maka diperoleh distribusi persentase secara keseluruhan hasil belajar fisika melalui

siswa yang diberikan sebagai test kemampuan awal ( pre test ) dan test kemampuan akhir ( post test ). Langkah- langkah dalam penyampaian informasi adalah 1) Menetapkan tujuan dan isi

Data hasil post test peserta didik kelas X IIS-2 pada siklus III setelah menggunakan media animasi mengalami peningkatan hal ini dikarenakan mereka sudah

Kemudian pada tahap akhir eksperimen dilakukan kegiatan analisis data hasil post-test yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kompetensi siswa pada kelompok yang diberikan perlakuan