• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN PENDEKATAN ROLE REVERSAL QUESTIONS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PENGUASAAN Penggunaan Pendekatan Role Reversal Questions Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Penguasaan Materi Faktorisasi Suku Aljabar (Ptk Pembelajaran Matemat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN PENDEKATAN ROLE REVERSAL QUESTIONS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PENGUASAAN Penggunaan Pendekatan Role Reversal Questions Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Penguasaan Materi Faktorisasi Suku Aljabar (Ptk Pembelajaran Matemat"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN PENDEKATAN ROLE REVERSAL QUESTIONS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PENGUASAAN

MATERI FAKTORISASI SUKU ALJABAR

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIII B SMP N 2 Penawangan)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Program Studi Pendidikaan Matematika

s

disusun oleh:

RIA DWI ANGGRAINI

A 410 080 081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PENGGUNAAN PENDEKATAN ROLE REVERSAL QUESTIONS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PENGUASAAN

MATERI FAKTORISASI SUKU ALJABAR

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIII B SMP N 2 Penawangan) Oleh

Ria Dwi Anggraini1, Idris Harta2, dan Tjipto Subadi3

1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, yaok58@yahoo.co.id

2

Staf Pengajar UMS Surakarta, idrisharta@yahoo.com

3

Staf Pengajar UMS Surakarta, tjiptosubadi@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan tentang: penggunaan Pendekatan Role Reversal Questions untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam penguasaan materi faktorisasi suku aljabar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari tiga siklus, yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi tindakan, refleksi dan evaluasi. Metode pengumpulan data melalui metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan metode tes. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan/verifikasi. Keabsahan data digunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada akhi rsiklus ke-tiga, siswa yang mempersiapkan diri ketika pelajaran akan dimulai 47,05 dari 23,52 % sebelum tindakan, siswa yang memperhatikan pada saat proses pembelajaran sebanyak 44,11% dari 14,70%, siswa yang mempunyai keberanian mengungkapkan ide atau gagasan sebanyak 64,70% dari 44,11%, siswa yang aktif menyelesaikan soal matematika sebanyak 70,58% dari 17,64%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan Role Reversal Questions dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam penguasaan materi faktorisasi suku aljabar.

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kunci pokok dalam menghasilkan sumber daya

manusia ( SDM ) yang berkualitas sehingga menjadi pencipta, pembaharu dan

pelaksana dalam menciptakan tata kehidupan masyarakat yang adil, makmur, dan

bermartabat. Salah satu indikatornya adalah adalah pencapaian hasil belajar. Di

era globalisasi ini pendidikan tidak hanya dituntut sekedar meningkatkan

intelektualitas, tetapi diharapkan mampu membentuk pribadi bangsa yang

berkarakter sehingga bisa membawa kearifan lokal dimanapun mereka berada.

Para pengelola pendidikan telah melakukan berbagai hal untuk

memperoleh kualitas pendidikan yang baik dalam rangka meningkatkan hasil

belajar peserta didik. Hal ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan

kualitas sember daya manusia. Dalam mewujudkan peserta didik yang aktif

mengembangkan potensi dirinya mencapai tujuan pendidikan, diperlukan usaha

guru agar siswa aktif dalam pembelajaran, salah satunya adalah dengan cara

meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran sehingga terwujud

pembelajaran yang efektif dan efisien.

Pendidikan sangat penting dan berpengaruh bagi kehidupan manusia

karena dengan pendidikan manusia dapat berdaya guna dan mandiri. Namun

masalah pendidikan menjadi hal yang paling utama bahkan menjadi perhatian dan

penanganan khusus bagi pemerintah. Pemerintah berupaya meningkatkan mutu

pendidikan dan mengadakan inovasi – inovasi baru untuk mengatasi berbagai

masalah pendidikan, agar pendidikan di Indonesia dapat berkembang dan mampu

(5)

Pemahaman siswa dalam belajar memiliki hubungan erat dengan

peningkatan mutu pendidikan, yaitu apabila dikehendaki peningkatan mutu

pendidikan maka hasil belajar yang dicapai harus ditingkatkan, dan untuk

meningkatkan hasil belajar dibutuhkan pemahaman siswa dalam menguasai

materi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Hal ini menempatkan pemahaman

siswa dalam menguasai materi pada posisi yang penting di dalam proses

pembelajaran, tetapi realita yang terjadi di SMP N 2 Penawangan menunjukkan

bahwa siswa memiliki pemahaman menguasai materi yang rendah dalam proses

pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa dalam mata

pelajaran matematika yang kurang dari KKM, yaitu kurang dari 65.

Rendahnya kualitas pendidikan di SMP N 2 Penawangan ditunjukkan oleh

banyaknya siswa kelas VIII.B dalam mata pelajaran metematika yang tidak

memahami materi pelajaran yang disampaikan guru, tetapi para siswa kurang

antusias dalam bertanya. Selain itu para siswa cenderung pasif dalam

mengerjakan soal-soal yang diberikan guru. Hal tersebut disebabkan oleh proses

pembelajaran yang kurang menarik yang diterapkan oleh guru. Metode

pembelajaran yang diterapkan guru cenderung membosankan sehingga materi

yang diterima siswa tidak mampu mengendap dalam memori siswa. Realita yang

terjadi selama ini menunjukkan bahwa pembelajaran hanya berpusat pada guru,

sedangkan siswa hanya ditempatkan sebagai peserta didik yang sifatnya pasif,

sehingga potensi-potensi yang dimiliki siswa sulit dikembangkan yang pada

akhirnya siswa kurang memperlihatkan partisipasi mereka dalam proses belajar

(6)

Berdasarkan dari temuan observasi di atas dapat diketahui bahwa

permasalahan yang terjadi di kelas adalah disebabkan karena guru dalam

mengajar masih menggunakan metode yang kurang kreatif dan inovatif.

Pembelajaran disekolah masih menggunakan pembelajaran konvesional. Pada

pembelajaran masih banyak siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Pada pembelajaran sehari-hari peserta didik kurang

terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung masih

bersifat teacher centered. Guru menyampaikan materi, memberikan latihan soal

dan memberikan tugas rumah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut

hendaknya guru melakukan evaluasi terhadap cara mengajarnya serta mencoba

menerapkan beberapa metode yang sesuai dan kreatif dalam kegiatan

pembelajaran.

Berbagai upaya telah dilakukan dalam memperbaiki kegiatan belajar

mengajar ini, salah satu diantaranya adalah dengan melakukan perubahan metode

atau strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dalam hal ini peneliti

mencoba menerapkan pendekatan Role Reversal Questions dalam pembelajaran

matematika. Pendekatan Role Reversal Questions merupakan salah satu alternatif

yang tepat, dikarenakan pembelajaran dengan pendekatan ini merupakan

pembelajaran yang melibatkan siswa pada permasalahan yang terbuka, bersifat

student-centered. Selain itu, pendekatan Role Reversal Questions juga merupakan

teknik pemikiran divergen dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri adalah

(7)

Penggunaan suatu metode pembelajaran yang tepat akan membantu

kelancaran, efektivitas, dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan

metode pembelajaran yang bervariasi akan mengatasi kejenuhan siswa dalam

menerima pelajaran. Sehingga dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran dalam

menyajikan materi pelajaran berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan siswa

(Sanjaya, 2008:46). Pentingnya pemilihan dan penentuan metode pengajaran

adalah agar guru mengetahui kelebihan dan kelemahan dari beberapa metode

pengajaran.

Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang ditawarkan untuk

merangsang tumbuhnya partisipasi siswa adalah pendekatan Role Reversal

Questions. Menurut Mel Silberman (2009: 149) menjelaskan bahwa “Role

Reversal Questions adalah metode bertukar peran dan mengajukan pertanyaan”.

Mel Silberman (2009: 149) melanjutkan paparannya bahwa kadang guru meminta

peserta didik untuk memikirkan pertanyaan selama proses pembelajaran, bukan

hanya diakhir pembelajaran. Guru juga bisa mendapatkan respons yang hangat

ketika bertanya “Apakah ada pertanyaan?” sehingga dengan pendekatan ini guru

bisa memutar peranan dan mengajukan pertanyaan sehingga siswa akan mencoba

dan merespons. Dengan pendekatan ini dapat melatih siswa untuk berani,

bertanggung jawab, serta bisa memberikan pengalaman belajar yang bermakna,

serta akan mempengaruhi cara belajar siswa yang semula cenderung untuk pasif

ke arah yang lebih aktif.

(8)

Metode pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan denga fokus dan

tujuan penelitian ( Sugiyono, 2008:206). Dalam penelitian kualitatif, sampel

sumber data yang dipilih dan menguatamakn perspektif emic, artinya

mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mareka memandang dan

menafsirkan dunia dari pendirianya. Peneliti tidak bisa memaksakan kehendaknya

untuk mendapatkan data yang diinginkan

Pendekatan penelitian dilihat dari jenis datanya ada dua yaitu pendekatan

kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan dalam penelitian ini merupakan

pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan memperoleh gambaran keadaan atau peristiwa secara ilmiah.

Menurut Gall dan Borg dalam (Tjipto Subadi: 2011) yang merupakan studi mikro

untuk membangun ekspresi konkrit dan praktis aspirasi perubahan di dunia sosial

termasuk pendidikan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerja para

praktisinya. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (

PTK ) atau classrom action research. Menurut Arikunto (2008 : 58) penelitian

tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu

praktik pembelajaran. PTK dilakukan oleh peneliti, guru dan kepala sekolah di

kelas atau di sekolah tempat guru mengajar dengan penekanan pada

penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan kegiatan pemecahan

masalah yang dimulai dari a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) mengumpulkan

data (observasi), d) menganalisis data atau informasi untuk memusatkan sejauh

(9)

Sebelum merencanakan tindakan kelas diadakan dialog awal yang

dilakukan untuk mencari permasalahan-permasalahan pendidikan dan berdiskusi

membahas masalah yang terjadi di kelas. Ditemukan beberapa masalah

diantaranya rendahnya kemampuan siswa dalam pemahaman materi ketika proses

pembelajaran matematika berlangsung.

Perencanaan dan penyusunan dilakukan dengan mengadakan identifikasi

masalah, dan diharapkan dapat merumuskan permasalahan siswa terutama yang

berhubungan dengan kemampuan siswa dalam mamahami materi ajar ketika

proses pembelajaran matematika. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan berdasarkan

pada perencanaan. Selanjutnya, dari perencanaan yang ada diimplemetasikan

melalui penerapan pendekatan Role Reversal Questions dalam pembelajaran

matematika.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

antara lain: 1) Metode observasi untuk mengetahui kegiatan siswa dalam

mempersiapkan dan menerima pelajaran dari guru selama proses belajar

berlangsung, 2) wawancara dilakukan peneliti kepada guru guna memperoleh data

tentang langkah-langkah yang ditempuh guru dalam penggunaan pendekatan Role

Reversal Questions untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam penguasaan

materi yang diajarkan. Peneliti mempersiapkan instrumen wawancara yang berisi

sejumlah pertanyaan secara garis besar tentang langkah-langkah yang ditempuh

oleh guru dalam menyampaikan metode pembelajaran terutama pada aktivitas

belajar matematika. Alat yang digunakan untuk mendapatkan sumber data ini

(10)

recorder, dan alat perekam suara lainnya. 3) Metode dokumentasi adalah suatu

metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini

yang digunakan untuk memperoleh data- data berupa data sekolah dan identitas

siswa antara lain nama siswa, nomor induk siswa dengan melihat dokumentasi

yang ada di sekolah, 4) metode tes digunakan untuk mengetahui hasil dari

penelitian yang dilakukan, yaitu ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa

dalam menguasai materi ajar faktorisasi suku aljabar. Data yang diperoleh berupa

hasil tes yang berlangsung diawal maupun di akhir pertemuan. Metode ini

menggunakan instrmen berupa soal esay dalam suatu RPP yang mencakup materi

tentang faktorisasi suku aljabar.

Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti bersama guru

matematika, untuk menguji validitas data pada penelitian ini digunakan teknik

triangulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang

lain diluar data itu untuk keperluan penegecekkan atau sebagai pembanding

terhadap data itu. Dalam penelitian ini, keabsahan dilakukan dengan triangulasi

sumber, yaitu membandingkan data hasil pengamatan tes dengan hasil observasi

lain.

Analisis data dilakukan sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan

dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Metode

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode alur yang terdiri dari

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

(11)

Penelitian tentang penggunaan peningkatan pemahaman siswa dalam

pembelajaran matematika telah dilakukan oleh peneliti diantaranya Yulianto Bini

Saputro(2011) menyimpulkan bahwa penerapan strategi Role Reversal Questions

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar matematika.

Penggunaan pendekatan Role Reversal Questions mendapat tanggapan

yang positif dari guru matematika dan siswa, hal ini terbukti dari adanya

peningkatan indikator – indikator kemampuan siswa dalam memahami materi

yang disampaikan, meliputi peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran

matematika dapat dilihat dari meningkatnya indikator-indikator yang digunakan.

kesiapan siswa dalam mempersiapkan sumber buku pelajaran ketika proses

pembelajaran dimulai sebanyak 8 siswa ( 23,52%), siswa yang memperhatikan

pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 5 siswa ( 14,70%), siswa

yang mempunyai keberanian untuk mengungkapkan ide atau gagasan sebanyak 15

siswa(44,11%), siswa yang berperan aktif dalam mengerjakan soal matematika

ketika proses pembelajaran berlangsung sebanyak 6 siswa(17,64%).

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat dituliskan pada tabel

1 berikut ini:

Tabel 1

Data hasil peningkatan pemahaman siswa dalam penguasaan materi ajar menggunakan pendekatan Role Reversal Questions dalam pembelajaran matematika

Aspek yang diamati Sebelum tindakan Putaran I Putaran II Putaran III

Kesiapan siswa mempersiapkan sumber buku

[image:11.595.117.568.687.749.2]
(12)

pelajaran matematika 23,52% 29,41% 35,29% 47,05%

Perhatian siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung

( 5 siswa )

14,70%

( 6 siswa )

17,64 %

(10 siswa)

29,41%

(15 siswa)

44,11%

Mengungkapkan ide/gagasan ( 15 siswa )

44,11 % (16 siswa) 47,05 % (18 siswa) 52,94% (22 siswa) 64,70%

Peran aktif siswa dalam menyelesaikan soal

matematika

( 6 siswa )

17,64 %

(8 siswa )

23, 52%

(12 siswa)

35,29%

(24 siswa)

70,58%

Adapun grafik peningkatan pemahaman siswa dalam penguasaan materi

ajar menggunakan pendekatan Role Reversal Questions dalam pembelajaran

matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat

digambarkan sebagai berikut:

0 20 40 60 80 100 120 140 sebelum tindakan

putaran I putaran II putaran III

kesiapan siswa mempersiapkan sumber buku pelajaran matematika

perhatian siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung

mengungkapkan ide/gagasan

[image:12.595.106.563.112.307.2]

peran aktif siswa dalam mengejakan soal matematika gambar 1

grafik peningkatan pemahaman siswa dalam penguasaan materi menggunakan pendekatan Role Reversal Questions

[image:12.595.211.462.499.685.2]
(13)

Dari putaran I sampai III, peningkatan pemahaman siswa dalam

penguasaan materi menggunakan pendekatan Role Reversal Questions sudah

mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari indikatornya yaitu pada akhir

penelitian siswa yang mempersiapkan sumber buku pelajaran ketika proses

pembelajaran akan dimulai sebanyak 16 siswa (47,05%), siswa yang

memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung sebanyak 15siswa (

44,11%), siswa yang mempunyai keberanian untuk mengungkapkan ide atau

gagasan sebanyak 22 siswa(64,70%), siswa berperan aktif dalam mengerjakan

soal matematika ketika proses pembelajaran berlangsung sebanyak 24

siswa(70,58%).

Dari uraian di atas menunujukkan bahwa penggunaan pendekatan Role

Reversal Questions dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam penguasaan

materi faktorisasi suku aljabar siswa kelas VIII B SMP N 2 Penawangan.

Penggunaan pendekatan Role Reversal Questions juga mempengaruhi

hasil belajar siswa. Data peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

matematika melalui pendekatan Role Reversal Questions diambil dari aspek

kemampuan siswa dalam mengerjakan soal oleh guru. Data tingkat hasil belajar

siswa diperoleh dari alat ukur ( instrumen) tes mandiri. Siswa dikatakan berhasil

dalam belajar jika memperoleh nilai lebih besar sama dengan nilai KKM yaitu 65.

Nilai hasil belajar siswa menunjukkan tingkat penguasaan materi pelajaran

sudah cukup tinggi. Kenaikan rata-rata hasil belajar siswa menunjukkan bahwa

(14)

siswa dalam menguasai materi faktorisasi suku aljabar berakibat juga pada

peningkatan hasil belajar matematika siswa. Hal ini didukung oleh peneliti

terdahulu yang dilakukan oleh Yuliatno Bini Saputra ( 2011) yang menyatakan “

Melalui metode Role Reversal Questions dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar siswa”.

SIMPULAN

Penggunaan pendekatan Role Reversal Questions untuk meningkatkan

pemahaman siswa dalam penguasaan materi faktorisasi suku aljabar berjalan

sesuai apa yang diharapkan. Proses pembelajaran dengan memberikan

permasalahan kepada siswa untuk dipecahkan sesuai dengan cara berpikir siswa

sendiri, akan melatih proses berpikir divergen siswa.

Proses pembelajaran dengan pendekatan Role Reversal Questions

membuat siswa lebih aktif. Siswa di berikan kebebasan baik dalam bertanya

maupun mengeluarkan ide atau gagasan-gagasan yang mereka miliki, untuk

menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Guru hanya berperan sebagai

fasilitator, yang akan membantu siswa yang mengalami kesulitan. Selain itu, guru

juga merespon pendapat-pendapat yang dimiliki oleh siswa dan membimbing

untuk dapat menyimpulkan materi yang sedang dipelajari. Terdapat peningkatan

pemahaman siswa dalam penguasaan materi juga berakibat pada peningkatan hasil

belajar matematika siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya

indikator-indikator kemampuan berpikir dan hasil belajar matematika siswa.

(15)

Amalia, Nurul.2005. “Peningkatan penguasaan perkalian dan pembagian melalui

pembelajaran matematika dengan variasi metode kumon”. UMS: Skripsi

(Tidak diterbitkan).

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Djoko, Seno dan Kuncoro Wildan. 2006. Pemahaman dan Penerapan Konsep Matematika. Surakarta: CV. Putra Nugraha.

Ellen A. Sigler dan Julie Saam. 2006. “Teacher Candidates’ Conceptual

Understanding of Conceptual Learning: From Theory to Practice”. Journal of Scholarship of Teaching and Learning, Vol. 6, No. 1, August 2006, pp. 118 - 126.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nur, Dyah. 2011. “peningkatan motivasi dan pemahamn konsep siswa dalam pembelajaran matematika melalui stategi pembelajaran aktif Course Review Horey ( PTK siswa kelas VII SMP N 2 Sawit tahun ajaran 2011/2012) ”. UMS: Skripsi (Tidak diterbitkan).

Nurharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya. Surakarta: CV. Ar - Rahman

Rubino, Rubiyanto. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD FKIP UMS.

Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategik dalam peningkatan mutu pendididkan. Bandung: Alfabeta.

Setyadi, Chalis. 2009. Rumus Dahsyat Matematia. Yogyakarta: CV. Solusi Distribusi.

Silberman, Mel. 2001. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Yappendis.

Subadi, Tjipto. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Badan Penerbit FKIP UMS.

. 2011. Inovasi Pendidikan. Surakarta: Badan Penerbit FKIP UMS. Sudirman. 2007. Cerdas Aktif Matematika. Jakarta: Ganesa Exact.

Sutama. 2011. Penelitian Tindakan (Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK). Semarang: CV. Citra Mandiri Utama.

Sutama. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Surya Offset.

(16)

Gambar

Tabel 1
grafik peningkatan pemahaman siswa dalam penguasaan

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diperoleh nilai Eps1, Eps2, MinPts, dan  data hasil praproses akan dilakukan clustering dengan menggunakan algoritme ST-DBSCAN.. Evaluasi

Permasalahan yang ada dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah (1) Penerapan aplikasi mobile library di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, (2) Kelebihan

[r]

Skripsi yang berjudul “Analisis Investasi Atas Penghimpunan Dana Nasabah Oleh BMT (studi kasus BMT Amanah Ummah Sukoharjo), tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk

HUKUM DAN KEBIJAKAN LINGKUNGAN DI

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2011 sampai April 2012 dengan judul skripsi Kualitas Fisik Sosis Fermentasi pada

Dengan pelaksanaan penelitian ini peneliti memiliki pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman tentang Penelitian Tindakan Kelas, khususnya tentang upaya meningkatkan

Data yang diperoleh dari al-Quran sebagai sumber utama juga dilengkapi dengan tafsir lainnya beserta buku- buku yang ada relevansinya dengan masalah penelitian sebagai sumber