• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN STEREO MATE DENGAN MENGGUNAKAN IFSAR DI WILAYAH SULAWESI BARAT : Proses Awal Untuk Pembuatan Peta RBI Dengan Menggunakan Software Summit Evolution V.6.4.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN STEREO MATE DENGAN MENGGUNAKAN IFSAR DI WILAYAH SULAWESI BARAT : Proses Awal Untuk Pembuatan Peta RBI Dengan Menggunakan Software Summit Evolution V.6.4."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

No Daftar FPIPS: 66/UN. 40.2.4.1./PL/2013

PEMBUATAN STEREO MATE DENGAN MENGGUNAKAN IFSAR DI WILAYAH SULAWESI BARAT

(Proses Awal Untuk Pembuatan Peta RBI Dengan Menggunakan Software Summit Evolution V.6.4)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya

Program Studi Survey Pemetaan dan Informasi Geografis

Disusun Oleh:

Rizal Awaludin

1001816

PRODI SURVEY PEMETAAN DAN INFORMASI GEOGRAFIS

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

No Daftar FPIPS: 66/UN. 40.2.4.1./PL/2013

PEMBUATAN STEREO MATE DENGAN MENGGUNAKAN IFSAR DI WILAYAH SULAWESI BARAT

(Proses Awal Untuk Pembuatan Peta RBI Dengan Menggunakan Software Summit Evolution V.6.4)

Oleh Rizal Awaludin

1001816

Sebuah laporan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Program Latihan Akademik pada fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rizal Awaludin 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Laporan ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,

(3)

No Daftar FPIPS: 66/UN. 40.2.4.1./PL/2013

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PROGRAM LATIHAN AKADEMIK

DI PT. Visinusa Indopratama Bandung

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/1013

Dengan Judul:

Pembuatan Stereo Mate dengan Menggunakan IFSAR

diwilayah Sulawesi Barat

(4)

No Daftar FPIPS: 66/UN. 40.2.4.1./PL/2013

Telah diperiksa dan disetujui Bandung, Juni 2013

Menyetujui :

Dosen Tetap PLA

Ir. Yakub Malik, M.Pd NIP. 195901011989011001

Dosen Luar Biasa PLA

Moch. Ashwin Ismail, ST CEO PT. Visinusa Indopratama

Mengetahui :

Ketua Program Studi Diploma III Survei Pemetaan dan Informasi Geografis

FPIPS UPI

(5)

ABSTRAK

PEMBUATAN STEREO MATE DENGAN MENGGUNAKAN IFSAR DI WILAYAH SULAWESI BARAT

(Proses Awal Untuk Pembuatan Peta RBI Dengan Menggunakan Software Summit Evolution V.6.4)

(OLEH : RIZAL AWALUDIN 1001816)

Faktor yang melatarbelakangi penyusunan tugas akhir ini adalah bahwa saat ini SIG untuk keperluan pemetaan di Indonesia mengalami peningkatan secara signifikan, namun belum ada kontribusi yang secara universal tentang pengetahuan SIG dalam pemetaan. Banyak pembangunan-pembangunan yang sangat pesat baik di Pusat maupun setiap daerah-daerah yang ada di Indonesia.

Metode-metode pemetaan yang harus digunakan juga sebaiknya dengan menggunakan metode yang efekti fdan efesien, agar dalam pembuatan peta, menghasilkan peta RBI yang terbaru dan akurat, karena pembahasan yang ada dalam tugas akhir ini dalah langkah-langkah pembuatan stereo mate menggunakan citra IFSAR daerah Mamuju, Sulawesi Barat sebagai proses awal untuk pembuatan peta RBI.

Dalam rangka untuk pembuatan proses stereoplotting, ada beberapa langkah dalam menempuh proses stereoplotting, diantaranya yaitu (1) proses konversi data ORI dan DSM, (2) proses stereomate mengkonversi format smti yang di ubah ke smti, dan dtm di ubah ke mate. Sehingga mendapatkan data dengan bentuk format mate.tiff, yang nantinya akan digunakan dalam proses model stereo model stereo adalah proses terakhir untuk menyatukan hasil konversi data ORI dan DSM agar hasil dari model stereo image dan modelnya sudah memiliki ketinggian dan penyaringan resolusi agar dalam melakukan stereoplotting model 3D yang dilihat akan lebih jelas.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Kegunaan Laporan ... 6

D. Manfaat ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penginderaan Jauh ... 8

1. Komponen Dasar Penginderaan Jauh... 9

2. Jenis-jenis Citra Satelit... . 9

3. Jenis-jenis Citra Radar... 16

B. Penjelasan Tentang RBI ... 20

C. Interpretasi Citra ... 20

D. Sistem Radar ... 20

E. Summit Evolution V.6.4 ... 23

F. Penjelasan Pengolahan Citra IFSAR Menggunakan Summit Evolution V.6.4 (Stereomate) ... 27

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Sejarah PT. Visinusa Indopratama ... 28

B. Deskripsi Kegiatan PLA ... 28

C. Jadwal Kerja Kegiatan PLA ... 29

D. Lokasi Penelitian ... 31

E. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan ... 32

F. Persiapan ... 33

BAB IV PEMBAHASAN A. Bagan Susunan Langkah Pekerjaan yang akan diproses ... 35

B. Konversi Format Data ... 36

C. Membuat Stereo Mate ... 39

D. Membuat Stereo Model ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 43

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSATAKA ... 45

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi QuickBird ... 10

Tabel 2.2 Spesifikasi WorldView-1 ... 10

Tabel 2.3 Spesifikasi WorldView-2 ... 11

Tabel 2.4 Spesifikasi ALOS PRISM ... 14

Tabel 2.5 Spesifikasi ALOS AVNIR-2 ... 14

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.6 Cara Kerja Radar ... 22

Gambar 2.7 Sistem Sensor Radar ... 22

Gambar 3.1 Indeks Lokasi Pemetaan ... 31

Gambar 3.2 Implementasi Pekerjaan ... 32

Gambar 4.1 Bagan Susunan Pembuatan Stereomate ... 35

Gambar 4.2 Proses Konversi data ORI ke SMTI ... 37

Gambar 4.3 Hasil Konversi dari data ORI ke SMTI ... 37

Gambar 4.4 Point Translator ... 38

Gambar 4.5 Hasil dari konversi bil ke sdtm... 38

Gambar 4.6 Membuat projek SAR ... 39

Gambar 4.7 Pembuatan Add Model ... 40

Gambar 4.8 Data ORI TIFF dan ORI MATE ... 41

Gambar 4.9 Add Model Automatic... 41

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara

berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Terutama teknologi tentang pemetaan. Karena pemetaan di Indonesia sangatlah berkembang, jika kita melihat teknologi pemetaan di Negara-Negara maju seperti di eropa dan Amerika. Amerika sekarang sudah mengembangkan berbagai macam karya teknologi super canggih untuk dunia pekerjaan pemetaan.

Untuk pemetaan daerah yang mayoritas adalah hutan diperlukan pemetaan yang efektif dan efisien sehingga alam pembuatan peta bisa mendapatkan hasil yang baik. Untuk pemetaan teristris adalah pemetaan yang dilakukan dengan cara pengukuran ke lapangan dengan menggunakan alat yang bernama theodolite, ada juga pengukuran dengan cara penginderaan jauh, pengukuran dengan penginderaan jauh dilakukan tidak langsung ke lapangan namun dilakukan dengan menggunakan citra sebagai bahan untuk pembuatan peta.

Dilihat dari kemudahan dalam pembuatan peta yang mayoritas daerahnya adalah hutan serta memiliki kontur yang sangat menonjol maka data yang tepat untuk proses pembuatan peta adalah dengan menggunakan peta citra,

(11)

Sedangkan Menurut Aacker & Myers (2000; 116): "Total kesan apa yang seseorang sekelompok orang berpikir dan tahu tentang atau objek". Selanjutnya Menurut Frank Jefkin (1987; 56): "Gambar yang sesuai dengan pengetahuan dan pemahaman tentang fakta-fakta".Dari Definisi-definisi tersebut, Maka dapat diambil pengertian umum dari citra yaitu: Citra merupakan hasil evaluasi dalam, diri seseorang berdasarkan persepsi dan

pemahaman terhadap gambaran yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan dalam, benak seseorang. Citra dapat diukur melalui pendapat, kesan

atau respon seseorang dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang ada dalam, pikiran setiap individu mengenai suatu objek, bagaimana mereka memahaminya dan apa yang mereka sukai atau tidak disukai dari objek tersebut.

Ada beberapa jenis citra yang sering digunakan ada citra satelit, citra foto udara, dan citra radar. Citra satelit adalah citra tang dibuat dari antariksa atau angkasa luar, gunanya citra yaitu untuk penginderaan planet, untuk penginderaan cuaca, untuk penginderaan sumber daya bumi, dan untuk penginderaan laut (Hartono, 2007). Sedangkan citra foto udara yaitu foto yang dibuat dari pesawat atau balon udara, dan Radar kependekan dari Radio Detection and Ranging (Hartono, 2007). Radar merupakan system gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, kendaraan bermotor dan informasi cuaca/hujan. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dari suatu benda dapat ditangkap oleh radar kemudian dianalisa untuk mengetahui lokasi dan bahkan jenis benda tersebut.

Walaupun sinyal yang diterima relatif lemah, namun radar dapat dengan

mudah mendeteksi dan memperkuat sinyal tersebut.

(12)

menggunakannya untuk mendeteksi musuh dan untuk mengarahkan senjata. Meteorologi menggunakan radar untuk melacak badai dan tornado.

Tahun 1865 seorang ahli fisika Inggris “James Clerk Maxwell“ mengembangkan dasar-dasar teori terntang elektromagnetik. Dan satu tahun kemudian, “Heinrich Rudolf Hertz” seorang ahli fisika Jerman berhasil membuktikan teori Maxwell dengan menemukan gelombang elektromagnetik.

Penggunaan gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi keberadaan suatu benda, pertama diterapkan oleh Christian Hülsmeyer pada tahun 1904 dengan mempertunjukkan kebolehan mendeteksi kehadiran dari suatu kapal pada cuaca berkabut tebal, tetapi belumsampai mengetahui jarak kapal tersebut.

Pada tahun 1921 “Albert Wallace Hull” menemukan Magnetron sebagai tabung pemancar sinyal/transmitter efisien. Tahun 1922 “A. H. Taylor and L.C.Young” dan tahun 1930 L. A. Hyland dari Laboratorium Riset kelautan Amerika Serikat, berturut-turut berhasil menempatkan transmitter pada kapal kayu dan pesawatterbang untuk pertama kalinya.

Sebelum Perang Dunia II yakni antara tahun 1934 hingga 1936, ilmuan dari setelah Perang Dunia II sistem radar berkembang sangat pesat, baik tingkat resolusi dan portabilitas yang lebih tinggi, maupun peningkatan kemampuan sistem radar sebagai pertahanan militer. Hingga saat ini sistem radar sudah lebih luas lagi penggunaannya yakni meliputi kendali lalu lintas udara (Air Traffic Control), pemantau cuaca dan jalan.

(13)

Doppler yaitu Weather radar yang digunakan untuk mendeteksi cuaca. Selanjutnya Radar Bistatic adalah jenis sistem radar yang mempunyai kompenen pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal (receiver) dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibanding dengan jarak target/objek. Objek dideteksi berdasarkan pantulan sinyal dari objek tersebut ke pusat antena.

Untuk menjawab semua jenis-jenis radar yang telah disebutkan, maka lahirlah salah satu tekologi yang dapat menghasilkan resolusi yang baik, yaitu peta citra radar IFSAR, namun radar IFSAR tidak sama dengan citra satelit yang seperti pembahasan di atas, yakni jika citra satelit menggunakan satelit ruang angkasa. Kalau peta citra radar menggunakan gelombang elektromagnetik. Hal-hal yang biasanya menjadi tujuan dalam penggunaan radar yaitu Mendeteksi keberadaan sebuah benda pada jarak tertentu, biasanya sesuatu yang bergerak, seperti pesawat terbang, namun radar juga dapat digunakan untuk mendeteksi benda-benda diam yang terkubur di bawah tanah. Dalam beberapa kasus, radar dapat mengidentifikasi obyek misalnya dapat mengidentifikasi jenis pesawat yang telah terdeteksi. Mendeteksi kecepatan obyek. Pesawat ulang-alik dan satelit mengorbit menggunakan sesuatu yang disebut Synthetic Aperture Radar untuk membuat peta topografi rinci dari permukaan planet dan bulan. Prinsip Kerja Radar, sama halnya seperti pada Echo (gema) dan Efek Doppler yang sering kita alami setiap hari.

Dalam laporan ini penulis akan menjelaskan langkah-langkah pengolahan data dari radar ifsar dalam rangka Pembangunan Basisdata Spasial Nasional terpadu untuk Percepatan Rencana Tata Tuang Kabupaten/ Kota dikawasan Koridor Perluasan dan Pengambangan Ekonomi Indonesia (P3EI)) yang nantinya akan digunakan untuk membuat peta topografi/ RBI. Maka dari itu

(14)

B. Rumusan Masalah

Permasalahan-permasalahan yang saya alami pasa saat pengerjaan pengolaha data awal yaitu mengkonversikan data awal ayng tersedia dari IFSAR yaitu ORI dan DSM, agar data ORI dengan DSM dapat menyatu dan menjadi model stereo 3D, biasanya jika dalam proses konvert salah maka hasil peta 3D akan terlihat buram dan membuat penglihatan kita menjadi

pusing karena modelnya kurang sempurna fokusnya, kalau stereoplotting diantaranya pada hari pertama yaitu masih bingung dalam menentukan

control Z, karena pada proses stereoplotting ini titik kontrol harus menempel dengan ground pada peta 3D, karena jika tidak pas dengan ground maka hasil koreksinya akan melenceng, contohnya jika titk kontrol terlalu tinggi antara kontrol Z dengan groundnya maka akan terlihan seperti mengambang, namun jika terlalu dalam pete tersebut akan terlihat buram dan jika dilihat akan terasa pusing.

(15)

C. Tujuan dan Kegunaan Laporan

1. Tujuan Laporan

a. Untuk mempermudah dalam proses stereoplotting b. Untuk menghasilkan data yang lebih efektif dan efisien

c. Untuk mengkonversi data ORI (Orthorectified Radar Image) dan

DSM (Digital Surface Model)

d. Untuk pengolahan generate stereomate

e. Untuk membuat stereo model f. Serta menyajikan output hasil dari:

Citra IFSAR yang sudah di konversi 1). Stereomate

2). Model Stereo

2. Kegunaan Laporan

Penulis berharap hasil dari laporan ini ada kegunaannya, diantaranya yaitu: a. Secara keilmuan dapat digunakan sebagai referensi untuk pengolahan

awal data IFSAR menggunakan software summit evolution. b. Untuk menghasilkan peta yang ber resolusi yang tinggi. c. Untuk menghasilkan data yang akurat dan teliti.

(16)

D. MANFAAT

Begitu banyak peta hasil dari pengambilan data dari penginderaan jauh, yaitu ada foto udara, citra satelit, dan citra radar, dari semua jenis citra memiliki banyak kekurangan dan juga kelebihannya masing-masing, yang digunakan sesuai kebutuhan.

Dengan adanya radar SAR ini saya dapat mengetahui bagaimana cara

mengolah data ORI dan DSM sampai ke stereoplotting menggunakan peta hasil dari radar SAR yaitu IFSAR. Serta ilmu baru bagi saya karena dalam

perkuliahan yang biasa dipelajari hanya jenis citra satelit, ternyata selain satelit msih ada cara mendapatkan peta citra yaitu dengan menggunakan radar. IFSAR juga adalah produk baru sehingga saya semakin tertarik untuk memperdalam tentang pengolahan data IFSAR itu sendiri.

(17)

BAB III

DESKRIPSI TEMPAT PLA DAN PELAKSANAAN PLA

A. Sejarah PT. Visinusa Indopratama

PT. Visinusa Indopratama adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa survey dan pemetaan. Berdirinya perusahaan ini berawal dari sebuah tim

kecil yang terbentuk pada akhir tahun 2003. Tim kecil ini yang terdiri dari beberapa lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Tim ini memiliki tekad kuat untuk turut berpartisipasi dalam mengenalkan dan mengembangkan dunia survey dan pemetaan di indonesia. Partisipasi tersebut salah satunya, direalisasikan dengan cara menjadi mitra bagi perusahaan swasta baik kecil maupun besar. Diawali dengan mengembangkan produk atlas elektonik dan pembuatan aplikasi jejal lacak kendaraan menggunakan teknologi Global Positioning System , akhirnya pada pertengahan 2004 tim ini mendapatkan kepercayaan dari suatu perusahaan swasta untuk mengembangkan atlas elektronik pipa PDAM di Kabupaten Magelang. Hingga pada tanggal 9 Mei 2008 tim ini memutuskan untuk membentuk badan hukum bernama PT.Visinusa Indopratama.

B. Deskripsi Kegiatan PLA

Dalam pelaksanaan PLA selama 2 bulan di PT Visinusa indopratama Bandung, penulis mengikuti kegiatan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dalam kantor. dibawah ini adalah merupakan deskripsi dari semua kegiatan yang penulis lakukan di tempat PLA sebagai berikut :

1. Hari pertama pada tanggal 18 Februari penulis menemui Bapak. Moch. Ashwin ismail selaku pembimbing dan beliau memperkenalkan dengan

(18)

2. Sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati sebelumnya, pada hari kedua mulai mengerjakan kegiatan yang diberikan oleh staf yang ada dikantor, pekerjaan yang dilakukan adalah digitasi peta.

3. Setelah itu saya diberi tugas untuk mengerjakan pekerjaan di luar perusahaan PT. Visinusa yaitu PT. Barata Technologies selama 2 bulan, dan sampai selesai batas waktu PLA penulis di PT. Barata Technologies,

Barata menyediakan solusi perangkat lunak dan jasa konsultasi kepada klien di Indonesia dan di luar industri mulai dari GIS dan Teknik,

Remote Sensing, Manajemen Informasi Tanah, Pengolahan Citra Satelit, Sistem Manajemen Data, fotogrametri, Geospasial. Sedangkan pekerjaan yang penulis kerjakan yaitu mengerjakan stereoplotting 3D menggunakan summit evolution dalam Rangka Pembangunan Basisdata Spasial Nasional Terpadu untuk Percepatan Rencana Tata Tuang Kabupaten/Kota dikawasan Koridor Perluasan dan Pengembangan Ekonomi Indonesia (P3EI), stereoplotting merupakan kompilasi dari data citra, yaitu dari data citra radar yang dibentuk menjadi model stereo. Data citra radar yang dimaksud, yaitu data ORI dan data DSM. Proses stereoplotting adalah proses digitasi unsur alam dan unsur buatan yang

dilakukan pada model stereo. Sedangkan cakupan yang penulis kaji dalam pembahasan ini sesuai dengan judul “Pembuatan Stereo mate dengan Menggunakan IFSAR”, yang berlandaskan semua cakupan yang ada pada judul tersebut, dan juga pembagian pekerjaan yang sudah dibatasi pada lingkup kegiatan sesuai dengan pekerjaan.

C. Jadwal kerja Kegiatan PLA

(19)

belajar menemukan kontrol z agar kontrolnya bisa nempel di ground atau tanah, kenapa seperti itu karena dalam digitasi menggunakan 3D peta akan terlihat seperti hidup atau seperti dalam kenyataan yang sebenarnya, jika bangunan akan terlihat atapnya, jika ada gunung atau bukit akan terlihat menonjol terlihat gundukannya, itulah maksudnya kenapa harus nempet dengan ground.

Setelah penulis diberikan tutorial atau training, barulah penuilis diberikan tugas untuk mengerjakan stereoplotting, mulai dari perairan, breakline,

(20)

D. Indeks Lokasi Penelitian Keseluruhan

Gambar 3.1 Indeks Lokasi Pemetaan

(21)

E. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

Metodelogi pelaksanaan pekerjaan pemetaan Rupabumi Skala 1:25.000 menggunakan Data IFSAR Dalam Rangka Pembangunan Basis data Spasial Nasional Terpadu untuk Percepatan Rencana Tata Tuang Kabupaten/Kota dikawasan Koridor Perluasan dan Pengembangan Ekonomi Indonesia (P3EI), akan menguraikan secara umum kriterja pelaksanaan serta penjelasan terhadap

masing-masing kegiatan yang dibatasi sesuai dengan yang dikerjakan di tempat PLA.

(22)

Seperti pada gambar 3.2 pekerjaan yang penulis kerjakan yaitu bagian yang

a. ORI (Orthorectified Radar Image) dalam bentuk digital format Geotiff terpotong dalam sistem lembar peta rupabumi 1:25.000, yang di ambil

menggunakan sensor IFSAR yang telah dikoreksi terhadap permukaan bumi untuk menghilangkan distorsi geometris.

b. DSM (Digital Surface Model) adalah model topografi permukaan bumi yang mencakup bangunan, vegetasi, jalan, dan fitur dataran alam, manfaat utama dari DSM adalah untuk menyediakan data dasar geometris ketinggian yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

2. Stereo mate adalah proses pembuatan format dari smti ke smti dan sdtm ke mate, yang akan menghasilkan format mate.tiff.

3. Model Stereo adalah proses akhir pengolahan data awal sebelum melakukan proses stereoplotting, yang data yang akan digunakan yaitu yang berbentuk format mate.tiff.

4. Selanjutnya adalah proses stereoplotting yang proses pembuatannya mencakup perairan, breaklines, masspoint dan spotheight, jaringan transportasi, bangunan dan permukiman, tutupan lahan. Dan proses stereo plotting sendiri adalah cakupan pekerjaan yang dilakukan oleh pelaku pekerja yang lain sesuai dengan masing-masing kegiatan yang telah dibatasi, pada bagan implementasi pekerjaan.

F. Persiapan

1. Alat-alat yang digunakan

a. Hardware

(23)

kelengkapa device hardware pendukung 3D Monitor BenQ 21”, 3D Glasse NuVision NVIDIA, Stealth Z V.3.

b. Software

Untuk Keperluan Konversi, stereo mate, model stereo, stereo plotting dan editing menggunakan DATEM Summit Evolution versi 6.4, karakteristik software ini mempunyai kemampuan yang lebih baru

dengan fitur Stereoplotter Digital, CAD/Interface GIS, Super/Imposition view, dan dan fitur Editing. Image view dari Summit Evolution project

(24)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari semua kegiatankegiatan yang ada di tempat PLA penulis menyimpulkan bahwa lagkah-langkah dalam pengolahan data awal untuk

proses stereoplotting itu ada beberapa tahapan yang harus diselesaikan. Yaitu langkah pertama harus ada peta mentah yang artinya peta dasar hasil dari foto

udara, satelit atau radar. Berhubung data yang penulis gunakan itu adalah peta radar produk IFSAR, seperti yang sudah dijelaskan di tinjauan teoristis, tentang pengertian Radar IFSAR yaitu kegunaan IFSAR untuk pemetaan topografi ini adalah memiliki resolusi yang tinggi sehingga operator dapat mengerjakan digitasi lebih mudah dan efisien. Yang penulis bahas dalam pembahasan di BAB IV yaitu langkah pengolahan data awal peta radar IFSAR yang sudah di mozaik untuk di jadikan ke bentuk format TIF dan DSM, karena softwere summit evolution hanya bisa membaca data format berbentuk TIF dan DSM yang akan di konversi kedalam bentuk SMT dan SMTI. SMT dan SMTI adalah bentuk format dari software summit itu sendiri, maka dari itu format yang di hasilkan dari radar IFSAT yaitu TIF dan DSM setelah dimasukan ke summit maka harus di konversi kedalam bentuk SMTI.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan diatas, penulis merekomendasikan berupa saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan efisiensi dalam meningkatkan pengetahuan tentang

(25)

2. Semakin pesatnya pengguna pemetaan di Negara Indonesia, menjadikan peta sebagai sumber informasi sebagai acuan untuk perencanaan dan pembangunan di seluruh wilayah Nusantara.

3. Untuk itu saran dari penulis untuk para pembaca atau pihak-pihak yang terlibat di harapkan dapat menggunakan peta sebagai sumber informasi untuk persebaran pengetahuan potensi-potensi apa saja yang

ada di Indonesia agar untuk tidak mengeksploitasi hasil-hasil alam tanpa mempertimbangkan segala aspek dan imbasnya.

4. Dengan adaya pemetaan ini, kita bisa menggunakan peta untuk perencanaan wilayah, industri, pertambangan, sehingga dengan adanya peta ini kita bisa melihat potensi-potensi yang ada agar tidak sembarangan mengeksploitasi alam saja tanpa melihat letak geografisnya, yang dampaknya akan mengganggu ekosistem alam sehingga terjadi bencana alam.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Gatot Teguh. 2013. Modul Diklat Fotogrametri Digital.

Kemendiknas. 2013. Radar. Tersedia: kemdiknas.go.id/index3.php [03 Mei 2013]

Rebard, Leif. 2012. DAT/EM Systems International Client Spotlight. Tersedia: http://www.datem.com/news [03 Juni 2013]

Pike, Jhon. 2000. Interferometric Synthetic Aperture Radar (IFSAR) Shuttle

Radar Topography Mission (SRTM). Tersedia:

http://www.fas.org/irp/program/collect/isfar.htm [06 Juni 2013]

Sugandi, Dede. 2009. Penginderaan Jauh: Buana Nusantara

Thesurveyor. 2012. Teristris Survey Topografi. Tersedia: http://jasapemetaandansurvei.wordpress.com/tag/teristris/ [09 Juni 2013]

Samadi. 2007. Geografi 3 SMA kelas XII: Yudhistira

Mirzualone. 2012. PengertianCitra.

Tersedia:http://intl.feedfury.com/content/47576740-peta-rbi-atau-peta-topografi.html [12 Juni 2013]

Sanjaya, Wikan Adi. 2012. Satelit Indraja. Tersedia: http://www.scribd.com/doc/94191069/CITRA-SATELI [12 Juni 2013]

Hartono. 2007. Jelajahi Bumi dan Alam Semesta: Citra Praya.

Feedfury. 2011. Peta RBI atau Peta Topografi. Tersedia:

http://intl.feedfury.com/content/47576740-peta-rbi-atau-peta-topografi.html [13 Juni 2013]

Gambar

Tabel 2.1  Spesifikasi QuickBird .......................................................................
Gambar 3.1 Indeks Lokasi Pemetaan
Gambar 3.2 Implementasi Pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Malnutrisi energi protein dapat terjadi sebagai akibat dari asupan yang tidak adekuat, atau berhubungan dengan mekanisme fisiologis penyakit yang memengaruhi

 Mendata contoh kelainan dan penyakit pada alat indera dan saraf yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya.  Tes

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Luciana dan Winny (2005), mereka meneliti rasio CAMEL yang terdiri dari capital adequacy, asset quality, management, earnings, dan liquidity

Minggu Suaikenal (MSK) adalah WAJIB diikuti sepenuhnya TANPA GAGAL oleh semua pelajar baharu yang mendaftar iaitu lepasan SPM dan lepasan Sijil IPT. Sebarang kegagalan

Genotipe IPBC 2 memiliki heritabilitas tinggi untuk karakter bobot buah per tanaman, jumlah buah per tanaman, tinggi tanaman, panjang buah, dan insidensi penyakit,

Perluasan pasar yang dilakukan para produsen kosmetik Korea Selatan karena banyak konsumen dalam negeri atau luar negeri telah merasakan khasiat dari produk kosmetik Korea

Pemberian tunjangan kesejahteraan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas kerja perawat dengan nilai koefisien sebesar 6.322 (0,012 < 0,05).

Iman yang benar meresap ke dalam hati dan bertakhta di jiwa, menggerakkan anggota zahir untuk melakukan ketaatan kepada Allah SWT, menjadikan perkara-perkara ghaib seolah-seolah