• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA."

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR

PASSING PADA PERMAINAN SEPAKBOLA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Sirnagalih Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Olahraga

oleh Fauzi Aprizal

0608929

PROGRAM PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

PENERAPAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR

PASSING PADA PERMAINAN SEPAK BOLA

Oleh Fauzi Aprizal

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Fauzi Aprizal 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

FAUZI APRIZAL. 0608929. Penerapan Model Pendekatan Taktis dalam Upaya Meningkatkan Penguasaan Keterampilan Dasar Passing pada Permainan Sepakbola.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keterampilan dasar passing pada permainan sepakbola pada siswa kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung dan dianggap belum sesuai tingkat dengan tingkat kemampuan peserta didik. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Bagaimana penerapan pendekatan taktis dapat meningkatkan penguasaan

(5)

ABSTRACTION

FAUZI APRIZAL. 0608929. Applying Model the Tactical Approach in the effort Improving Elementary Skill Domination of Passing at Football Game

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ………

Ucapan Terima Kasih ………

Daftar Isi ………..………

Daftar Tabel ………..………..

Daftar Gambar ………..……….. Daftar Lampiran ………..………

i ii iv vi vii viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………..

B. Identifikasi Masalah ……….

C. Batasan Masalah ………..

D. Rumusan Masalah ………...

E. Tujuan Penelitian ……….

F. Manfaat Penelitian ………

G. Anggapan Dasar ………...

H. Definisi Operasional ………... 1 7 8 8 9 9 10 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes)

1. Pengertian Pembelajaran Penjasorkes ……….

2. Tujuan Pembelajaran Penjasorkes ………..

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Penjasorkes ……….

B. Permainan Bola Besar ……….

1. Sepakbola ……….

2. Bola Basket ………

3. Voli ……….

14 17 19 24 25 29 33 C. Sepakbola

1. Sejarah Sepakbola ………...

2. Pengertian Permainan Sepakbola ………... D. Pembelajaran Permainan Sepakbola ………...

35 39 41

E. Metode Pembelajaran ………..………

F. Pendekatan Taktis

1. Konsep Pendekatan Taktis ………. 2. Dasar-dasar Pendekatan Taktis ………..

G. Keterampilan Dasar Passing Sepakbola ………..

H. Kerangka Berpikir ……….……….

(7)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian ………..

B. Setting Penelitian Dan Karakteristik Subyek ……….

C. Variabel yang Diselidiki ………

D. Rencana Tindakan ……….

E. Data dan Cara Pengumpulannya ………. 72 73 74 74 78 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pembelajaran Penjas tiap Siklus a. Deskripsi Siklus 1

1) Perencanaan Pembelajaran ……… 2) Pelaksanaan Tindakan ………..

3) Observasi ………..

4) Refleksi ……….

b. Deskripsi Siklus II

1) Perencanaan Pembelajaran ……… 2) Pelaksanaan Tindakan ………..

3) Observasi ………..

4) Refleksi ……….

2. Analisis Hasil Penelitian .………

1. Siklus I ………

2. Siklus II ………... B. Pembahasan

. 85 89 90 95 96 97 101 104 105 105 107 110

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……….

B. Saran ………

113 113

DAFTAR PUSTAKA ……….

LAMPIRAN –LAMPIRAN ………..

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 : Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjasorkes

Kelas IV Semester I dan II ………. 20

Tabel 4.1 : Daftar Nilai Keterampilan Passing Pada Permainan

Sepakbola (Pra Siklus) ………... 87

Tabel 4.2 : Daftar Nilai Keterampilan Passing Pada Permainan Sepakbola (Siklus 1) ………...

92 Tabel 4.3 : Daftar Nilai Keterampilan Passing Pada Permainan

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 : Rata-rata Nilai Keterampilan Passing pada Permainan

Sepakbola pada tiap Siklus Kelas IV SDN Sirnagalih

Banjaran ……… 108

Gambar 4.2 : Persentase Ketuntasan Belajar tentang Keterampilan Passing pada Permainan Sepakbola

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian ………… xiii Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……… xiv Lampiran 3 : Catatan Lapangan Pembelajaran Keterampilan Passing pada

Permainan Sepakbola Siklus I ………

xix

Lampiran 4 : Lembar Observasi Pembelajaran Keterampilan Passing pada

Permainan Sepakbola Siklus I ………

xx

Lampiran 5 : Daftar Nilai Keterampilan Passing pada Permainan Sepakbola Siklus I

………. xxii

Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ………. xxiv Lampiran 7 : Catatan Lapangan Pembelajaran Keterampilan Passing pada

Permainan Sepakbola Siklus II ………

xxix

Lampiran 8 : Lembar Observasi Pembelajaran Keterampilan Passing pada

Permainan Sepakbola Siklus II ……….

xxx

Lampiran 9 : Daftar Nilai Keterampilan Passing pada Permainan

Sepakbola Siklus II ………

xxxii

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani adalah merupakan satu proses pembelajaran yang menyeluruh yang merangkumi semua aspek domain dalam pendidikan seperti psikomotor, kognitif, dan afektif. Melalui Pendidikan Jasmani pelajar akan diberi ruang untuknya mencoba dan mengalami sendiri pengalaman semua aktivititas fisik yang dijalaninya.

Pendidikan Jasmani berupaya menyediakan kanak-kanak untuk mengamalkan gaya hidup aktif dan sehat dengan menyediakan skop pengalaman-pengalaman pembelajaran yang rapi dan berurutan. Secara ringkasnya Pendidikan Jasmani adalah merupakan satu aspek dan dapat menghasilkan kejayaan kepada satu kumpulan pelajar. Pendekatan dalam pendidikan jasmani masa kini tertumpu antaranya kepada nilai pendidikan yang dibina. Pendidikan jasmani juga mampu memberi sumbangan terhadap perkembangan kemahiran dan ketangkasan jasmani serta menjadi pembentuk terhadap tabiat sosial yang murni. Selain itu, mata pelajaran Pendidikan Jasmani dilihat sebagai alat untuk mendorong kegiatan-kegiatan kognitif seperti proses berfikir dan penyelesaian masalah. Kesemua ini menjadikan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dilihat sebagai satu keperluan bagi membina perkembangan keseluruhan kanak-kanak.

(12)

kognitif dan domain psikomotor. Kesepaduan ini adalah seiring dengan penerapan nilai murni yang bermanfaat menghasilkan insan yang menyeluruh dan seimbang dalam satu masyarakat yang dinamis dan progresif (Asiah Abu Samah,1993). Pendapat tersebut sepadan dengan yang diungkapkan oleh Mahendra (2008: 3) yang menyatakan bahwa Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan pada hakekatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik fisik, mental, serta emosional. Pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan aktivitas fisik yang dilakukan melalui pembelajaran yang diarahkan dan mendorong kepada pendidik agar seluruh potensi peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai suatu tujuan secara utuh dan menyeluruh.

Tujuan pendidikan jasmani dalam kurikulum 2006 yaitu untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Tujuan tersebut sampai sekarang masih belum tercapai secara optimal dikarenakan berbagai faktor, misalnya faktor guru, jam pelajaran, bahan pembelajaran atau faktor penggunaan model atau metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru tidak sesuai dengan materi pembelajaran.

(13)

dan untuk merebutnya kembali bila sedang dikuasai oleh lawan. Oleh karena itu, untuk dapat bermain sepakbola harus menguasai teknik-teknik dasar sepakbola yang baik. Untuk dapat menghasilkan permainan sepakbola yang optimal, maka seorang pemain harus dapat menguasai teknik-teknik dalam permainan. Teknik dasar bermain sepakbola adalah merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepakbola.

Menurut Sucipto (2004: 4), gerakan-gerakan pada permainan sepakbola, dapat berupa lari, lompat/loncat, menendang, dan menangkap bola. Semua gerakan-gerakan tersebut terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan dalam permainan sepakbola. Dilihat dari gerakan bermain sepakbola terdapat pola gerak yang bersifat dominan, seperti berlari, melompat/meloncat, menendang, menggiring, menyundul, merampas bola, dan menangkap bola.

Salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola adalah passing. Passing merupakan salah satu teknik dalam permainan sepakbola yang diperlu dipergunakan oleh pemain di lapangan untuk meloloskan diri dari dari pemain lawan yang menempel ketat. Bagi seorang pemain sepakbola passing merupakan sebuah kemampuan vital agar dapat memberi umpan dan membuka ruang gerak bagi pemain lain. Selain itu, passing merupakan keterampilan dasar dalam sepak bola karena pemain harus mampu mengoper bola pada saat bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan temabakan. Ketika pemain telah menguasai kemampuan passing secara efektif, pengaruh pemain di dalam pertandingan akan berpengaruh

(14)

pemain, seorang pemain dapat menggunakan kaki dalam, luar dan atas untuk melakukannya.

Guru Pendidikan Jasmani harus dapat menciptakan iklim pengajaran yang dapat memotivasi siswa agar senantiasa bergairah dalam proses belajar mengajar. Iklim pengajaran yang dimaksud secara psikologis dapat mempengaruhi siswa terhadap tugas-tugas yang dilakukannya dalam pengajaran pendidikan jasmani, seperti penjelasan tentang apa yang diajarkan guru, mengapa dan untuk apa hal itu diajarkan, serta bagaimana keterkaitan dengan permainan yang sesungguhnya. Iklim pengajaran tersebut harus ditanamkan pada siswa sejak awal pelajaran, hal ini bertujuan agar siswa mudah memahami dan menerima makna dari pelajaran yang diberikan guru serta siswa akan dapat menerapkan kegunaan praktisnya di lapangan. Untuk menanamkan iklim pembelajaran tersebut di atas guru perlu menggunakan alah satu model pendekatan pembelajaran yang relevan dengan materi yang diajarkan. salah satu contoh model pendekatan pembelajaran yang dapat dipergunakan yaitu pendekatan taktis.

(15)

sebenarnya. Apabila metode pendekatan taktis diterapkan pada pembelajaran pendidikan jasmani seperti yang telah dijelaskan tadi dengan baik, maka besar kemungkinan siswa akan lebih antusias, tertarik, dan termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah.

Sedangkan menurut Subroto (2010: 4) tujuan pendekatan taktis adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain bermain dengan penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah dalam permainan.

Pada pendekatan taktis, pembelajaran keterampilan teknik tidak diajarkan secara khusus dalam bagian-bagian yang terpisah, namun sekaligus di dalam suasana bermain yang mirip dengan permainan yang sesungguhnya (Subroto, 2010: 10). Dengan demikian bahwa dalam proses pembelajaran melalui pendekatan taktis tidak sepenuhnya bermain hingga akhir pelajaran melainkan ada selang waktu untuk penyampaian teknik yang relevan untuk dilakukan. Oleh karena itu, strategi dalam pendekatan taktis disebut dengan game-drill-game (Subroto, 2010).

(16)

termotivasi dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani di sekolah atau di luar sekolah.

Pendekatan teknis atau disebut juga pendekatan tradisional, menurut Subroto (2001: 6) menjelaskan sebagai berikut:

Pendekatan teknis atau pendekatan tradisional untuk mengajarkan permainan yang menekankan pada penguasaan keterampilan teknik dasar. Dijelaskan pula bahwa pendekatan tradisional menekankan pada penguasaan teknik dasar secara terpisah. Dengan demikian pembelajaran melalui pendekatan teknis mengajarkan teknik-teknik dasar secara terpisah pada pelaksanaan permainan sesungguhnya. Pendapat di atas mengisyaratkan bahwa guru jangan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sifatnya tradisional sehingga tidak akan muncul permasalahan pengajaran yang kurang memotivasi siswa untuk senantiasa bergairah dalam proses belajar mengajar.

Permasalahan pembelajaran di atas, ternyata terjadi pada siswa kelas IV di SDN Sirnagalih Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Hal ini terjadi karena guru kurang mampu menggunakan pendekatan pembelajaran yang relevan denga materi pembelajaran Penjas. Penulis selaku calon pengajar merasa berkewajiban untuk menanggulangi permasalahan tersebut yaitu dengan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis dalam upaya meningkatkan penguasaan keterampilan dasar passing pada permainan sepakbola pada siswa kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Banjaran.

Penerapan pendekatan taktis ini merupakan upaya untuk mengatasi kesulitan siswa dalam penguasaan keterampilan dasar passing dalam sepakbola pada siswa kelas IV di SDN Sirnagalih. Oleh karena itu, penulis akan melaksanakan penelitian tentang permasalahan di atas, dengan judul penelitian :

(17)

Keterampilan Dasar Passing pada Permainan Sepakbola” (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Sirnagalih Kabupaten Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang terkait dengan penguasaan keterampilan dasar passing pada permianan sepakbola yang terjadi di SDN Sirnagalih Kecamatan Banjaran dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya motivasi guru untuk mengajarkan permainan sepakbola

2. Kurangnya pemahaman guru tentang hakikat pembelajaran keterampilan dasar pasing pada permainan sepakbola.

3. Ketersediaan sarana dalam pembelajaan Penjas, permainan sepakbola masih kurang sehingga pembelajaran menggunakan peralatan yang dimodifikasi dan jumlahnya tidak sesuai dengan banyaknya siswa.

4. Prasarana dibeberapa Sekolah masih sangat kurang. misalnya, lahan yang sempit untuk pembelajaran Penjas khususnya di SDN Sirnagalih.

(18)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi tersebut di atas, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu penerapan pendekatan taktis untuk meningkatkan penguasaan keterampilan dasar passing dalam permaian sepakbola.

1. Pendekatan taktis yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pembelajaran keterampilan teknik yang tidak diajarkan secara khusus dalam bagian-bagian yang terpisah, namun sekaligus di dalam suasana bermain yang mirip dengan permainan yang sesungguhnya atau proses pembelajaran yang tidak sepenuhnya bermain hingga akhir pelajaran melainkan ada selang waktu untuk penyampaian teknik yang relevan untuk dilakukan ( game-drill-game). 2. Untuk mengetahui indikasi terjadinya perubahan hasil belajar siswa, maka

aktivitas pembelajaran penguasaan keterampilan dasar passing pada sepakbola dalam penelitian ini mengunakan lembar observasi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana penerapan pendekatan taktis dapat meningkatkan penguasaan

(19)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini yaitu untuk mengetahui peningkatan penguasaan keterampilan dasar passing dalam permainan sepakbola pada siswa kelas IV SDN Sirnagalih Banjaran.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan dan pembelajaran Penjas baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara Teoritis

Apabila terbukti bahwa pendekatan permainan dasar dapat meningkatkan waktu aktif belajar siswa pada mata pelajaran Penjas maka :

a) Hasil penelitian ini dapat memberikan kejelasan teoritis dan pemahaman yang mendalam tentang pendekatan taktis pada pembelajaran Penjas , sehingga dapat memperkaya khasanah ilmu khusunya disiplin ilmu pendidikan pada mata pelajaran Penjas di Sekolah Dasar;

b) Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan berpikir ilmiah;

c) Kepada peneliti khususnya dan berbagai pihak yang komponen untuk selanjutnya untuk menindaklanjuti penelitian ini berdasarkan temuan-temuan sebagai hasil penerapan pendekatan taktis.

2. Secara Praktik

(20)

bermanfaat bagi guru, siswa dan sekolah. a) Guru

Yakni membantu mengatasi permasalahan dan pembelajaran Penjas . memberikan wawasan, keterampilan, dan pemahaman metodologis pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Penjas.

b) Siswa

Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar Penjas yang lebih bermakna,.

siswa akan lebih antusias, tertarik, dan termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Berangkat dari sini diharapkan siswa tidak hanya merasa capek secara fisik, tetapi mereka belajar skill, afektif dan juga kognitif. Di samping itu, dengan menerapkan pendekatan taktis diharapkan dapat memberikan keputusan bagi siswa memperoleh nilai – nilai kehidupan yang sangat bermanfaat bagi dirinya.

c) Sekolah

Sebagai masukan dalam meningkatkan intensitas, efektifitas dan supervisi kepada guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Penjas, prestasi belajar Penjas dan kualitas sekolah yang dikelola.

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar menurut Surakhmad (1990: 107) yaitu “Titik tolak

pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik itu, sehingga merupakan

(21)

Berdasar pendapat tersebut di atas, maka penulis mempunyai asumsi-asumsi sebagai berikut:

1. Pembelajaran pendidikan jasmani pada pembelajaran sepakbola dengan menggunakan pendekatan taktis sangat baik digunakan bagi siswa usia sekolah dasar karena dalam permainan ada unsur-unsur permainan yang menyenangkan. Siswa tidak merasa terikat atau dikekang dalam belajar siswa bebas berekspresi dan bergerak.

2. Pendekatan Taktis, merupakan pendekatan pengajaran yang berusaha menghubungkan kemampuan taktis bermain dan keterampilan teknik dasar dengan menekankan pemilihan waktu yang tepat untuk melatih teknik dasar dan aflikasi dari pada teknik dasar tersebut ke dalam keterkaitannya dalam kemampuan taktis bermain, sehingga mampu merangsang siswa untuk befikir dan menemukan sendiri alasan-alasan yang melandasi gerak dan penampilannya (peformance). Selain itu sistem pendekatan taktis ini dapat dipakai untuk menghindari dari ketidaktercapaiannya tujuan/ target kompetensi yang diajarkan karena minimnya pasilitas yang ada pada sekolah, ataupun dikarenakan alokasi waktu yang sedikit yang diberikan untuk mata pelajaran penjas ini.

H. Definisi Operasional

(22)

dalam mengartikan judul penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan judul penelitian.

1. Penerapan, kata penerapan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:1044) diartikan sebagai perihal mempraktikan sesuatu hal.

2. Pendekatan Taktis, merupakan pendekatan pengajaran yang berusaha menghubungkan kemampuan taktis bermain dan keterampilan teknik dasar dengan menekankan pemilihan waktu yang tepat untuk melatih teknik dasar dan aflikasi dari pada teknik dasar tersebut ke dalam keterkaitannya dalam kemampuan taktis bermain, sehingga mampu merangsang siswa untuk befikir dan menemukan sendiri alasan-alasan yang melandasi gerak dan penampilannya (peformance). Selain itu sistem pendekatan taktis ini dapat dipakai untuk menghindari dari ketidaktercapaiannya tujuan/ target kompetensi yang diajarkan karena minimnya pasilitas yang ada pada sekolah, ataupun dikarenakan alokasi waktu yang sedikit yang diberikan untuk mata pelajaran Penjas ini.

3. Keterampilan Dasar Passing, merupakan sebuah kemampuan vital yang paling utama agar dapat memberi umpan dan membuka ruang gerak bagi pemain lain atau dapat pula dikatakan sebagai sebuah keterampilan dasar seorang pemain sepak bola agar mampu mengoper bola pada saat bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan tembakan, baik dilakukan oleh kaki dalam, luar dan atas maka, pemain tersebut.

(23)
(24)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam suatu penelitian akan membutuhkan suatu metode yang tepat. Sebab dengan metode yang tepat akan dapat mencapai suatu hasil yang diharapkan. Metode penelitian adalah “strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas. Untuk memahami pengertian dari penelitian tindakan kelas ini, akan lebih baik jika difahami terlebih dahulu pengertian dari penelitian, tindakan dan kelas.

Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, empiris dan terkontrol. Tindakan dapat diartikan sebagai perlakuan tertentu yang dilakukan oleh peneliti, yakni guru. Sedangkan kelas menunjukkan pada tempat proses pembelajaran berlangsung.

(25)

B. Setting Penelitian Dan Karakteristik Subyek

1. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian, dan siklus PTK sebagai berikut :

a. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Sirnagalih Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester genap, yaitu pada bulan Pebruari 2013. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik Sekolah Dasar (SD), karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

c. Siklus PTK

PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti prosedur perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Melalui kedua siklus tersebut dapat diamati peningkatan keterampilan penguasaan passing pada permianan sepakbola siswa kelas IV dengan pendekatan Taktis.

2. Subjek Penelitian

(26)

Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Penjas pada materi sepakbola.

C. Variabel yang Diselidiki

Variabel – variabel penelitian yang dijadikan titik incar untuk menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Variabel input : Siswa kelas IV SDN Sirnagalih 2. Variabel proses : Pendekatan Taktis

3. Variabel output : Peningkatan Keterampilan Passing pada Permainan Sepakbola

D. Rencana Tindakan

1. Manfaat Merancang PTK

PTK adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan secara sistematis, artinya dilakukan secara bertahap. Tahap pertama yang harus dilakukan dalam proses pelaksanaan PTK adalah menyusun rancangan PTK itu sendiri atau menyusun perencanaan.

Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dengan merumuskan perencanaan, antara lain:

1. Melalui perencanaan yang matang, peneliti dapat memfokuskan masalah lebih akurat.

2. Peneliti dapat menentukan tindakan apa yang dapat dilakukan

(27)

tindakan dilakukan sehingga peneliti dapat mengantisipasinya sejak dini. 4. Peneliti dapat menentukan segala sesuatu yang harus tersedia serta cara

menyediakannya untuk mendukung keberhasilan tindakan.

5. Peneliti dapat menentukan instrumen penelitian atau alat pengumpul data serta teknis menganalisannya.

2. Tahapan Perencanaan dalam PTK

Pola pelaksanaan PTK ini dinamankan pola kolaboratif, hal ini karena inisiatif untuk melaksanakan PTK tidak dari guru, akan tetapi dari pihak luar yang berkeingingan untuk memecahkan masalah pembelajaran. Masalah yang hendak dilaksanankan dalam pola ini bukanlah masalah yang secara langsung dan praktis dihadapi oleh guru akan tetapi masalah yang bersifat umum yang ditentukan oleh peneliti.

Walaupun gagasan dan masalah penelitian muncul bukan dari guru akan tetapi penelitian ini sangat bermanfaat untuk guru. Dengan adanya penelitian ini, Guru yang bersangkutan akan memiliki pengalaman dalam melakukan tindakan sesui dengan masalah yang diteliti. Selain itu, penelitian secara kolaboratif akan lebih memberikan jaminan hasil dan simpulan yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sebab dirancang oleh tim yang melibatkan ahli dalam penelitan dan pembelajaran.

(28)

sekolah seperti tidak adanya penelitian.

Dalam pelaksanaannya penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan penelitian Tindakan model Hopkins. Menurut Hopkins (1993), pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan membentuk spiral yang dimulai dari merasakan adanya masalah menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi, mengadakan refleksi, melakukan rencana ulang, melaksanakan tindakan dan seterusnya.

1. Identifikasi masalah

Yakni proses menganalisis pembelalajaran yang berlangsung. Kemudian dari sini peneliti merasakan adanya masalah mendesak yang harus dicari jalan keluarnya. Identifikasi masalah tidak hanya dilakukan dengan berfikir saja,akan tetapi dilakukan dengan menganalisis kejadian yang didasarkan pada data secara empiris.

2. Perencanaan

a. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Menyiapkan sumber, bahan dan alat yang diperlukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

(29)

3. Aksi

Menerapkan tindakan yang mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran

4. Observasi

a. Melakukan observasi sesuai dengan format observasi yang telah ditentukan.

b. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar kerja siswa. 5. Refleksi

a. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan

b. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran dan format lembar kerja siswa.

c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya.

Siklus II

1. Perencanaan Ulang

a. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

b. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar tentang keterampilan passing dalam permainan sepakbola .

c. Pengembangan program tindakan II. 2. Aksi

(30)

masalah yang muncul pada silkus I sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan.

3. Observasi

a. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

b. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah ditentukan 4. Refleksi

a. Melakukan evaluasi pada tindakan siklus II berdasarkan data yang terkumpul.

b. Membahas hasil evaluasi terhadap skenario pembelajaran pada siklus II c. Membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran pendekatan taktis

dalam meningkatkan keterampilan Passing pada permainan sepakbola pada mata pelajaran Penjas kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Macam-macam Data

Data adalah suatu hal yang diperoleh di lapangan ketika melakukan penelitian dan belum diolah. Atau dengan pengertian lain, suatu hal yang dianggap atau diketahui. Data menurut jenisnya dibagi menjadi dua:

a. Data Kualitatif

(31)

bentuk angka. Dalam penelitian ini, data kualitatif hanya bersifat data pelengkap, dikarenakan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Yang termasuk data kualitatif adalah:

1) Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis di SDN Sirnagalih kelas IV.

2) Literatur-literatur mengenai Pelaksanaan pembelajaran Pendekatan Taktis di SDN Sirnagalih Kecamatan Banjaran serta hasil belajar tentang keterampilan passing dalam permainan sepakbola .

b. Data Kuantitatif

Yaitu data yang berbentuk angka statistik. Data inilah yang menjadi data primer (utama) dalam penelitian ini. Yang termasuk data kuantitatif adalah:

1) Administrasi Pembelajaran Pendekatan Taktis di SDN Sirnagalih Kecamatan Banjaran pada pembelajaran Penjas.

2) Proses pelaksanaan pembelajaran Pendekatan Taktis di SDN Sirnagalih Kecamatan Banjaran pada pembelajaran Penjas.

3) Hasil belajar siswa di SDN Sirnagalih Kecamatan Banjaran pada pembelajaran Penjas khususnya pada keterampilan Passing pada permainan sepakbola.

2. Teknik Pengumpulan Data

(32)

beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai berikut: a. Metode Observasi (Pengamatan)

Metode observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indera mata dan dibantu dengan pancaindera lainnya.Marshall menyatakan bahwa, “Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those

behavior. Melalui observasi, penulis belajar tentang perilaku, dan makna dari

perilaku tersebut. Observasi ini dilakukan untuk mencatat perilaku siswa dalam kegiatan permainan sepakbola di luar kelas (di lapangan), atau mencatat perilaku siswa dalam mengikuti suatu proses pembelajaran ketika latihan dilakukan. Observasi ini sangat penting dalam kegiatan pembelajaran Pendekatan Taktis , karena untuk menilai seberapa jauh minat dan motivasi intrinsik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal ini karena menumbuhkan minat dan motivasi intrinsik merupakan karakter utama dari pembelajaran Pendekatan Taktis .

Agar observasi dapat berhasil dengan baik, maka diperlukan alat atau instrument observasi. Instrument observasi pada PTK merupakan pedoman bagi observer untuk mengamati hal-hal yang akan diamati. Dalam hal ini, observer menggunakan check list sebagai instrument observasi. Check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang beisikan daftar dari semua aspek yang akan diobservasi sehingga observer tinggal memberi tanda ada atau tidak adanya dengan tanda cek (√) tentang aspek yang diobservasi.

(33)

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis. Adapun metode dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah buku-buku, catatan-catatan, gambar dan transkrip nilai yang berhubungan langsung dengan penelitian dalam Peneliian Tindakan Kelas ini yaitu tentang Peningkatan keterampilan passing dalam permainan sepakbola melalui Pendekatan Taktis pada Siswa Kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.

c. Tes

Tes adalah instrument pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek psikomotor, atau tingkat penguasaan keterampilan passing dalam permainan sepakbola. Jenis tes yang akan diterapkan dalam PTK

ini adalah tes kelompok dan tes individual. Tes kelompok adalah tes yang dilakukan terhadap sejumlah siswa secara bersama-sama. Sedangkan tes individual adalah tes yang dilakukan kepada siswa secara perorangan ketika melakukan praktik permainan sepakbola.

3. Teknik Analisa Data

(34)

Teknik analisis Prosentase, adalah suatu teknik analisis yang dipergunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Pendekatan Taktis dan penguasaan siswa terhadap materi bangga berbangsa Indonesia.

Setelah mendapat hasil berupa prosentase kemudian hasilnya dapat ditafsirkan dengan kalimat kualitatif sebagai berikut:

76% - 100% = kategori tuntas.

56% - 75% = Kategori kurang.

40% - 55% = Kategori sangat kurang.

0% - 35% = Kategori jelek.

Kemudian untuk menghitung nilai rata-rata siswa, peneliti menggunakan Mean. Mean adalah nilai rata-rata dari data (berupa skor) yang diperoleh siswa k e l a s IV di SDN Sirnagalih dari pengumpulan data yang besarannya bersifat kuantitas dan tidak bervariasi.

Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai rata-rata keterampilan siswa dalam teknik passing yaitu sebagai berikut.

Skala Skor : 1 – 4

Keterangan :1 = Kurang Memuaskan 2 = Cukup Memuaskan 3 = Memuaskan

4 = Sangat Memuaskan Aspek yang dinilai yaitu:

1. Siswa antusias dalam mengikuti pelajaran.

(35)

3. Menendang dan menggiring bola dengan kaki dan menggunakan teknik bagian dalam dengan benar.

4. Menendang dan memberikan operan kepada teman satu tim dengan teknik bagian dalam dengan benar.

5. Mempraktikkan gerak dasar permainan sepakbola sederhana dengan teknik passing yang baik.

6. Siswa melakukan aktivitas sesuai dengan Pengalaman belajar yang direncanakan.

Rumus Penilaian: N = STS X 100 STI

Keterangan:

NILAI = Nilai Siswa (skala 100) STS = Skor Total Siswa

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab IV, penulis akan menyimpulkan hasil penelitian ini. Adapun kesimpulan penelitian ini yaitu penerapan pendekatan taktis telah meningkatkan keterampilan passing siswa pada permainan sepakbola mulai dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Persentase ketuntasan pada prasiklus mencapai 37,50%, siklus 1 menjadi naik yaitu mencapai 70,00% dan siklus 2 naik lagi menjadi 92,50%. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa indikator kerja yang telah ditetapkan dalam pembelajaran ini telah berhasil artinya penerapan pendekatan taktis dapat meningkatkan keterampilan passing pada permainan sepakbola siswa Kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung tahun 2012/2013 yaitu sebesar 92,50% dengan kriteria atau kategori tuntas.

B. Saran

(37)

2. Guru penjas Sekolah Dasar harus memperbanyak jumlah alat atau media pendukung pembelajaran Penjas dengan kondisi yang baik, sehingga kebermaknaan belajar akan menjadi tinggi karena partisipasi atau keterlibatan siswa akan menjadi meningkat.

3. Guru harus mencoba memberikan penghargaan yang sifatnya positif kepada siswa sehingga siswa akan termotivasi.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2010). Landasan Ilmiah Pendidikan Intelektual dalam Pendidikan Jasmani. RIZQI Press, Bandung.

BSNP. (2005). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: BSNP.

Hari A. R., (2007). Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif.. (Bahan Diklat Profesi Guru Sertfikasi Guru Rayon 11 DIY & Jateng). Yogyakarta: UNY.

Kemmis and Taggart. (1994). The Actiont Research Planner. Dekain University.

Linda L. Griffin, (1997). Teaching Sport Concept and Skills: A Tactical Games Approach. USA: Human Knetics.

Linda L. G. (1997). Teaching Sport Concept and Skills: A Tactical Games Approach. USA: Human Knetics.

Rusli L. (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani: Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Bandung: FPOK UPI.

Sucipto, dkk. (2000). Sepakbola.Bandung: FPOK.

Sucipto, dkk. (2004). Pembelajaran Sepakbola. Direktorat TK dan SD, Dirjen Dikdasmen, Depdiknas..

Tarigan, B. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis dalam Pembelajaran Sepakbola: Knsep dan Metode. Jakarta: Depdiknas.

(39)

Subroto, T. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di Sekolah Dasar: Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Subroto, T. (2010). Modul Kuliah Teori bermain. Bandung: Prodi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga FPOK dan Kesehatan UPI.

Wahyudin, (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Modul.

Surakhmad, W. 1990. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.

(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)

Gambar

Tabel 2.1 : Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penjasorkes  Kelas IV Semester I dan II ………………………………….
Gambar 4.1 : Rata-rata Nilai Keterampilan Passing pada Permainan Sepakbola pada tiap Siklus Kelas IV SDN Sirnagalih

Referensi

Dokumen terkait

Perguruan Tinggi Penyelenggara Beasiswa Pendidikan Indonesia Dalam Negeri (BPI-DN) Calon Dosen Tahun 2014. Institut Teknologi Sepuluh November

Untuk memberikan nilai pada peserta, klik pada Sub Menu Isi Nilai Asesor 1 pada baris nama peserta yang akan dinilai, sehingga akan muncul halaman Form Penilaian Deskripsi Diri

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk organik cair dari sabut kelapa dan pupuk kandang ayam serta interaksinya terhadap ketersediaan dan

dilingkungan Kantor Kemcnterian Agama Kabupaten Ponorogo, bersama ini kami mohon kepada Kepala Madrasah Swasta untuk menugaskan Bendahara BOS pada lembaga saudara

Lailasari Hutabarat, Pemberian Beberapa Jenis Antioksidan terhadap Peningkatan Ketahanan Salinitas pada Turunan F4 Kedelai Berdasarkan Aktivitas.. Enzin Peroksidase (POD)

Dengan subjek penelitian guru-guru yang mengajar mata pelajaran IPA di kelas. Kabupaten Bireuen merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran

SEGMEN BERITA REPORTER A Kemegahan Rumah Joglo di Kabupaten Sleman 12 jan 2007 C. Joglo simbol desa

Walaupun penyemprotan menjadi agenda dalam waktu dekat ini / namun pihak dinas berharap peternak lebih sigap untuk melakukan tidakan pencegahan / termasuk kebersihan kandang