ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH NANAS
(Ananas comosus (L.) Merr.) MUDA DAN TUA TERHADAP JUMLAH JANIN MATI MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER
BUNTING AWAL DAN AKHIR
Naurah Alzena Hana Dhea, 1210005
Pembimbing I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF. Pembimbing II : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.
Latar Belakang Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) mengandung enzim bromelain yang bersifat abortifikasi, menghambat implantasi, dan meningkatkan kontraksi uterus.
Tujuan Penelitian Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak buah nanas muda dan tua terhadap abortus pada awal dan akhir kehamilan.
Metode Penelitian Eksperimental laboratorium sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 56 ekor mencit betina yang dibagi menjadi 14 kelompok perlakuan, 7 perlakuan pada bunting awal (diinduksi pada hari ke-7—16) dan 7 perlakuan pada bunting akhir (diinduksi pada hari ke-12—16). Perlakuan diberikan per oral 1 ml/ekor/hari, perlakuan yaitu CMC (kontrol), ekstrak buah nanas muda 5 mg, 10 mg, 15 mg, dan ekstrak buah nanas tua 5 mg, 10 mg, 15 mg. Pembedahan dilakukan pada hari ke-20 lalu dihitung jumlah janin mati. Analisis data menggunakan uji one way Anova (=0,05) serta
uji LSD.
Hasil Terdapat janin mati pada kelompok mencit bunting awal dan akhir (P<0,01) yang diberi ekstrak buah nanas muda dan tua 5 mg, 10 mg, dan 15 mg. Terdapat kelainan pertumbuhan neuroporus anterior, perdarahan, dan penurunan ukuran janin mencit.
Simpulan Ekstrak buah nanas muda dan tua 5 mg, 10 mg, dan 15 mg menimbulkan abortus pada awal dan akhir kehamilan (P<0,01).
Kata kunci: Nanas, bromelain, abortus
ABSTRACT
THE EFFECT OF UNRIPE AND RIPE PINEAPPLE FRUIT (Ananas comosus (L.) Merr.) EXTRACT ON THE NUMBER OF DEAD
FETUS OF SWISS WEBSTER FEMALE MICE EARLY AND LATE PREGNANCY
Naurah Alzena Hana Dhea, 1210005
Tutor I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS., MM., M.Kes., AIF.
Tutor II : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.
Backgrounds Pineapple (Ananas comosus (L.) Merr.) contains bromelain enzyme that has abortifacient, inhibit implantation, and increased uterine contraction.
Objectives To find out the effect of unripe and ripe pineapple fruit extract on abortion in early and late pregnancy.
Method Laboratory experimental study with Completely Randomized Design. This study used 56 female mice that divided into 14 treatment groups, 7 treatments on early pregnancy (induced on 7th—16th day) and 7 treatments on late pregnancy (induced on 12th—16th day). Treatment given orally 1 ml/mice/day, given with CMC (control), unripe pineapple fruit extract 5 mg, 10 mg, 15 mg, and ripe pineapple fruit extract 5 mg, 10 mg, 15 mg. The surgery carried on 20th day then dead fetuses were counted. Data was analyzed by One way Anova test (=0,05) and LSD.
Result Dead fetus found in a group of early and late pregnant mice (P<0,01) that given unripe and ripe pineapple fruit extract 5 mg, 10 mg, and 15 mg. There were abnormal growth of anterior neuropore, hemorrhage, and decreased size of mice fetus.
Conclusions unripe and ripe pineapple fruit extract at a dose of 5 mg, 10 mg, 15 mg induce abortion in early and late pregnancy (P<0,01).
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
SURAT PERNYATAAN... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
DAFTAR ISTILAH ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.4.1 Manfaat Akademik ... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3
2.1.4 Kimia dan Farmakologi Nanas ... 10
2.1.5 Bromelain ... 12
2.1.5.1 Biokimia Bromelain ... 12
2.1.5.2 Mekanisme Kerja Bromelain ... 12
2.1.5.3 Farmakodinamik Bromelain... 14
2.1.5.4 Farmakokinetik Bromelain... 15
2.2 Embriogenesis Mencit ... 15
2.2.1 Periode Preimplantasi... 17
2.2.2 Periode Postimplantasi ... 18
2.3 Malformasi Kongenital ... 24
2.3.1 Prinsip-prinsip Teratologi ... 24
2.4 Abortus ... 27
2.4.1 Klasifikasi Abortus ... 27
2.4.2 Etiologi Abortus ... 28
2.4.3 Bentuk Abortus ... 30
2.5 Tumbuhan Abortifikasi ... 30
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 33
3.1 Alat dan Bahan ... 33
3.1.1 Alat ... 33
3.1.2 Bahan ... 33
3.2 Subjek Penelitian ... 34
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
3.4 Metode Penelitian... 34
3.4.1 Desain Penelitian ... 34
3.4.2 Variabel Penelitian ... 35
3.4.2.1 Variabel Bebas/Independen ... 35
3.4.2.2 Variabel Terikat/Dependen ... 35
3.4.3 Definisi Operasional Variabel ... 35
3.4.3.1 Ekstrak Buah Nanas ... 35
3.4.4 Perhitungan Besar Sampel ... 36
3.5 Prosedur Penelitian... 36
3.5.1 Pengumpulan Bahan... 36
3.5.2 Persiapan Bahan Uji ... 36
3.5.3 Persiapan Hewan Coba ... 37
3.5.4 Pelaksanaan Penelitian ... 38
3.6 Metode Analisis ... 41
3.7 Aspek Etik Penelitian ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Hasil Penelitian ... 42
4.1.1 Jumlah Janin Mati dalam Uterus Mencit ... 42
4.2 Pembahasan ... 43
4.2.1 Jumlah Janin dalam Uterus ... 43
4.2.2 Kelainan Morfologi Janin ... 43
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 48
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 49
5.1 Simpulan ... 49
5.1.1 Simpulan Tambahan... 49
5.2 Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
LAMPIRAN ... 52
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Informasi Zat Gizi Buah Nanas ... 10
Tabel 2.2 Hubungan antara Theiler Stage dan Usia Perkembangan ... 16
Tabel 2.3 Tumbuhan Abortifikasi dan Pengaruh yang Ditimbulkan ... 31
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran ... 5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Buah Nanas ... 6
Gambar 2.2 Bagian Tumbuhan Nanas ... 8
Gambar 2.3 Komponen Tumbuhan Nanas ... 11
Gambar 2.4 Protease sistein (Bromelain) dari Tumbuhan Nanas ... 12
Gambar 2.5 Biosintesis Prostaglandin dan Efek Bromelain ... 13
Gambar 2.6 Perkembangan Embrio Tikus ... 16
Gambar 2.7 Embrio Tikus pada Tahap 1—4 Theiler Stage ... 17
Gambar 2.8 Embrio Tikus pada Tahap 5 Theiler Stage ... 18
Gambar 2.9 Embrio Tikus pada Tahap 6 Theiler Stage ... 18
Gambar 2.10 Embrio Tikus pada Tahap 6—8 Theiler Stage ... 19
Gambar 2.11 Embrio Tikus pada Tahap 9 Theiler Stage ... 19
Gambar 2.12 Embrio Tikus pada Tahap 9—10 Theiler Stage ... 20
Gambar 2.13 Embrio Tikus pada Tahap 11 Theiler Stage ... 20
Gambar 2.14 Embrio Tikus pada Tahap 12—14 Theiler Stage ... 21
Gambar 2.15 Embrio Tikus pada Tahap 19 Theiler Stage ... 22
Gambar 2.16 Embrio Tikus pada Tahap 23—26 Theiler Stage ... 22
Gambar 2.17 Waktu Perkembangan Organ-organ pada Embrio Mencit, Tikus, dan Manusia ... 23
Gambar 2.18 Masa-masa Kerentanan terhadap Teratogenesis ... 26
Gambar 4.1 Janin Mencit Perdarahan ... 44
Gambar 4.2 Kelainan Neuroporus Anterior Kepala Janin Mencit ... 45
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 52
Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... 53
Lampiran 3 Perhitungan Dosis Ekstrak Buah Nanas ... 54
Lampiran 4 Pelarutan Ekstrak Buah Nanas ... 55
Lampiran 5 Tabel Konversi Dosis Hewan Percobaan dengan Manusia ... 56
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian ... 57
DAFTAR ISTILAH
1. Mencit Bunting: Mencit betina yang telah dipastikan hamil dengan ditemukan sumbat vagina yang terbentuk dari campuran sperma dan sekresi kelenjar sekunder mencit jantan yang mengindikasikan telah terjadi kopulasi. Sumbat vagina terdapat pada vagina selama 12—36 jam setelah kopulasi. Hari ditemukannya sumbat vagina dihitung sebagai hari ke-1 kehamilan.
2. Kehamilan Mencit: Hari kehamilan mencit, yaitu selama 19—21 hari.
3. Mencit Bunting Awal: Kehamilan mencit minggu pertama, yaitu mulai hari ke-7 kehamilan.
4. Mencit Bunting Akhir: Kehamilan mencit minggu ketiga, yaitu mulai hari ke-12 kehamilan.
5. Buah Nanas Tua: Buah nanas yang matang, berumur 6 bulan, berwarna kuning atau oranye-kuning, daging buah berwarna kuning hingga kuning keemasan, berair, rasanya manis.
6. Buah Nanas Muda: Buah nanas yang belum matang, berumur 1,5—2,5 bulan, berwarna hijau, daging buah berwarna putih hingga kuning, rasanya agak asam.
7. Ekstrak Buah Nanas Tua: Ekstrak yang diperoleh dari daging buah nanas tua yang berumur 6 bulan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Dalam masa kehamilan,
tentunya tidak lepas dari kebudayaan dan pendapat-pendapat tertentu di
masyarakat, seperti berbagai pendapat tentang suatu pantangan terhadap makanan.
Saat ini, masih banyak masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa buah
nanas, terutama nanas yang masih muda, berbahaya dikonsumsi saat kehamilan
karena dapat mengganggu kehamilan yaitu persalinan prematur bahkan abortus
atau keguguran (Danik, 2010).
Abortus adalah keluarnya janin atau mudigah dari uterus selama trimester
pertama kehamilan—20 minggu atau kurang, atau bila usia kehamilan yang akurat
tidak diketahui, berat lahirnya <500 g (Cunningham, 2013).
Buah nanas dapat ditemukan pada hampir seluruh belahan dunia dan nanas
merupakan salah satu buah yang banyak diproduksi di Indonesia, terutama di
Provinsi Lampung dan Sumatera Utara. Menurut data dari Badan Pusat Statistik
Indonesia, pada tahun 2013 produksi buah nanas di Indonesia adalah sebanyak
1.837.159 ton (Badan Pusat Statistik, 2013).
Buah nanas mengandung berbagai senyawa, salah satunya adalah enzim
bromelain. Bromelain adalah ekstrak yang berbentuk cairan yang didapat dari
batang dan buah nanas muda (Ananas comosus (L.) Merr.). Dari berbagai
penelitian secara in vitro dan pada hewan percobaan, sebagian besar pada rodents,
2
Sejak dulu, nanas sudah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit,
khususnya di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Sari buah nanas tidak hanya
dikonsumsi sebagai diuretik, tetapi juga digunakan sebagai obat kumur untuk
sakit tenggorokan serta untuk mencegah mabuk perjalanan laut. Karena nanas
muda beracun, nanas muda biasanya digunakan untuk aborsi dan untuk mengobati
cacingan (Dukhani, 2013).
Meskipun buah nanas bermanfaat dalam pengobatan berbagai penyakit, buah
ini berbahaya jika dikonsumsi pada masa kehamilan karena dapat menyebabkan
abortus (Katno, 2002).
Kadar dan aktivitas enzim bromelain dipengaruhi oleh beberapa hal di
antaranya adalah tingkat kematangan buah, bagian buah, dan waktu. Kandungan
enzim bromelain pada nanas muda dan nanas tua memiliki perbedaan. Aktivitas
dan kadar enzim bromelain pada nanas muda lebih tinggi daripada nanas tua.
(Winarno, 2010).
Berdasarkan fenomena tersebut, diduga bahwa konsumsi buah nanas, terutama
nanas muda oleh ibu selama kehamilan memengaruhi kontraksi uterus. Oleh
karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah pemberian ekstrak buah nanas
menimbulkan abortus pada kehamilan.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Apakah ekstrak buah nanas muda menimbulkan abortus pada awal
kehamilan.
2. Apakah ekstrak buah nanas muda menimbulkan abortus pada akhir
kehamilan.
3. Apakah ekstrak buah nanas tua menimbulkan abortus pada awal kehamilan.
4. Apakah ekstrak buah nanas tua menimbulkan abortus pada akhir
3
1.3 Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui apakah ekstrak buah nanas muda menimbulkan abortus pada
awal kehamilan.
2. Mengetahui apakah ekstrak buah nanas muda menimbulkan abortus pada
akhir kehamilan.
3. Mengetahui apakah ekstrak buah nanas tua menimbulkan abortus pada awal
kehamilan.
4. Mengetahui apakah ekstrak buah nanas tua menimbulkan abortus pada
akhir kehamilan.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Akademik
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberi pengetahuan mengenai pengaruh
pemberian ekstrak buah nanas terhadap kehamilan, yaitu abortus.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada
masyarakat, bahwa mengonsumsi buah nanas pada masa kehamilan dapat
menimbulkan abortus.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
4
Bromelain diserap dari usus dan tiga hari setelah pemberian 8,6 g bromelain
secara oral, waktu paruh bromelain rata-rata 6—9 jam dan konsentrasi plasma
2,5—4 ng/ml (Maurer, 2001).
Enzim bromelain dapat menstimulasi peningkatan prostaglandin dan
meningkatkan kontraksi uterus. Prostaglandin tidak hanya berpengaruh pada
kontraksi uterus hamil, tapi juga memberikan pengaruh terhadap kontraksi uterus
tidak hamil. Saat ovulasi, kadar progesteron meningkat dan merangsang
pengeluaran prostaglandin yaitu PGF2 dari endometrium dan selanjutnya
merangsang kontraksi miometrium (Cunningham, 2013). Selain itu, nanas juga
mengandung serotonin, yaitu neurotransmitter pada sistem saraf pusat yang dapat
berperan merangsang kontraksi uterus (Frochlich, 2000).
Enzim bromelain memiliki efek abortifikasi, yaitu menghambat implantasi,
meningkatkan kontraksi uterus, dan bersifat embriotoksik (Natural Liberty, 2009).
Pada masa kehamilan, amnion menghasilkan prostaglandin dan menjelang
akhir kehamilan, sintesis ini meningkat akibat meningkatnya aktivitas
phospholipase A2 dan prostaglandin H sintase tipe 2 (PGHS-2), dalam kontraksi
otot polos uterus yang berperan adalah PGF2. Prostaglandin akan meningkatkan
pemasukan ion kalsium melewati membran sel, menstimulasi pelepasan ion
kaslium dari simpanan intraseluler, serta memperkuat gap junction miometrium,
5
Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran
1.5.2 Hipotesis Penelitian
1. Ekstrak buah nanas muda menimbulkan abortus pada awal kehamilan.
2. Ekstrak buah nanas muda menimbulkan abortus pada akhir kehamilan.
Buah Nanas
Enzim Bromelain
Prostaglandin proinflamasi
(PGF2)
- pemasukan Ca2+
melewati membran sel
- menstimulasi pelepasan Ca2+ dari simpanan intraseluler
- memperkuat gap junction miometrium
Kehamilan
Akhir kehamilan
Aktivitas Phospholipase A2
dan prostaglandin H sintase
tipe 2 (PGHS-2) meningkat
Sintesis Prostaglandin oleh
amnion PGF2
Ca2+ intraseluler
Kontraksi otot polos uterus
Mengandung
Serotonin
Abortus
Diserap usus
Peredaran darah
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Ekstrak buah nanas muda menimbulkan abortus pada awal kehamilan.
2. Ekstrak buah nanas muda menimbulkan abortus pada akhir kehamilan.
3. Ekstrak buah nanas tua menimbulkan abortus pada awal kehamilan.
4. Ekstrak buah nanas tua menimbulkan abortus pada akhir kehamilan.
5.1.1 Simpulan Tambahan
Ekstrak buah nanas muda dan tua menyebabkan kelainan morfologi janin
mencit berupa perdarahan, kelainan pertumbuhan neuroporus anterior, dan
penurunan ukuran janin mencit.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keamanan mengonsumsi
ekstrak buah nanas muda dan tua selama kehamilan dengan menggunakan hewan
coba yang lain dan penelitian mengenai pengaruh ekstrak buah nanas muda dan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2013. Retrieved January 17, 2013, from Badan Pusat Statistik:
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek =55%20¬ab=10
Cunningham, F. Gary. 2013. Obstetri Williams (23rd ed., Vol. I). (Rudi, Ed., & B. U. Pendit, Trans.) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Danik. 2010. Perbandingan efek pemberian ekstrak buah nanas muda dan ekstrak buah nanas tua terhadap kontraktilitas uterus terpisah marmut (Cavia porcellus).
Departement of Health and Aging Office of the Gene Technology Regulator, Australian Government. 2008. The Biology of Ananas comosus var. comosus (Pineapple). Australia.
Dukhani, Anum. 2013. Ananas comosus (L.) Merr., bromeliaceae. In C. L. Quave (Ed.), Medicinal plant monographs.
Frochlich, P. H. 2000. Evidence that serotonin affects female sexual
functioning via peripheral mechanisms. Physiology & Behavior (71), 383-393.
Hill, M. A. 2015, March 16. UNSW Embryology. Retrieved September 3, 2015, from
https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php/Mouse_Developm ent#Introduction
Ionescu, A., Aprodu, I., & Pascaru, G. 2008. Effect of papain and bromelin on muscle and collagen proteins in beef meat. Fascicle VI-Food Technology , II
(31), 9-16.
Katno. 2002. Tingkat manfaat dan keamanan tanaman obat dan obat tradisional.
Jurnal Farmakologi Indonesia.
51
Martaadisoebrata, D., Wirakusumah, F. F., & Effendi, J. S. 2013. Obstetri patologi: Ilmu kesehatan Reproduksi (3 ed.). (A. W. Nugroho, Ed.) Jakarta, Indonesia.
Maurer, H. R. 2001. Bromelain: biochemistry, pharmacology, and medical use.
CMLS, Cell. Mol. Life Sci., 58, 1235-6.
Medical Research Council. 2015, May 18. Emap. Retrieved September 3, 2015, from
http://emouseatlas.org/emap/ema/theiler_stages/StageDefinition/stagedefinition .html
Natural History Museum. 2010. Natural History Museum. Retrieved July 1, 2015,
from
http://www.nhm.ac.uk/nature-online/species-of-the-day/scientific-advances/industry/ananas-comosus/taxonomy/index.html
Natural Liberty. 2009. Rediscovering self-induced abortion methods (1st Edition ed.). Las Vegas, Nevada: SagefemmeCollective.
Sadler, Thomas W. 2012. Langman’s medical embryology (12th Edition ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Sanewski, Garth. M., Smith, Mike K., France Duval, M., & Leal, F. 2011. Ananas. Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
Setyawati, I., & Yulihastuti, D. A. 2011. Penampilan reproduksi dan perkembangan skeleton fetus mencit setelah pemberian ekstrak buah nanas Muda. Jurnal Veteriner, 12.
Sherwood, L. 2012. Human physiology: From cells to systems (7th Edition ed.). USA: Cengage Learning.
Winarno, F. G. 2010. Enzim Pangan. Bogor, Indonesia: M-Brio Press.
Yanrito, A., Sugiyanto, J., & Aida, Y. 2002. Efek klorambusil terhadap perkembangan fetus tikus putih (Rattus norvegicus L.) strain Sprague-Dowley.