ABSTRAK
PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK ETANOL PURWOCENG
(Pimpinella pruatjan) DENGAN KOMBINASI EKSTRAK
ETANOL PURWOCENG (Pimpinella pruatjan) DAN ZINC
TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH SPERMATOZOA
MENCIT (Mus musculus) GALUR Swiss Webster
Willy Yahya, 2014; Pembimbing I : Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr. M. Kes
Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M. Kes
Latar belakang Infertilitas merupakan masalah klinis mayor yang memengaruhi manusia. Lima belas persen pasangan di Amerika Serikat mengalami infertilitas dengan dua puluh lima persen dari faktor laki-laki. Purwoceng dan Zinc banyak digunakan dan diteliti untuk memecahkan masalah infertilitas.
Tujuan penelitian adalah (1) menilai efek ekstrak etanol purwoceng terhadap peningkatan jumlah spermatozoa mencit; (2) Menilai efek kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc terhadap peningkatan jumlah spermatozoa mencit; (3) Menilai efek kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc terhadap peningkatan jumlah spermatozoa mencit dibandingkan pemberian esktrak etanol purwoceng.
Metode penelitian longitudinal prospektif dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif, menggunakan 24 ekor mencit. Mencit dibagi empat kelompok yang diberi ekstrak etanol purwoceng dosis 32 mg/kgBB (kelompok 1), kombinasi ekstrak etanol purwoceng dosis 32 mg/kgBB mencit dengan 0,13 mg serbuk Zinc (kelompok 2), akuabidestilata sebagai kontrol negatif dan ekstrak tribulus sebagai kontrol pembanding. Perhitungan spermatozoa menggunakan kamar hitung Improved Neubauer. Analisis statistik menggunakan ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD dengan α
= 0.05.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan sangat bermakna antara kelompok perlakuan 1 dan 2 dengan kontrol negatif. Kelompok perlakuan 1 berbeda sangat bermakna dibandingkan kelompok perlakuan 2.
Simpulan penelitian bahwa ekstrak etanol purwoceng dapat meningkatkan jumlah spermatozoa mencit secara berbeda sangat bermakna lebih baik dibandingkan peningkatan oleh kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc.
ABSTRACT
COMPARISON EFFECT OF PURWOCENG (Pimpinella pruatjan) ETHANOL EXTRACT WITH PURWOCENG (Pimpinella pruatjan)
ETHANOL EXTRACT AND ZINC COMBINATION
ON ENHANCEMENT OF Swiss Webster MICE (Mus musculus) SPERM
Willy Yahya, 2014; 1st Tutor: Dr. Diana Krisanti Jasaputra, dr. M. Kes 2nd Tutor: Sri Utami Sugeng, Dra., M. Kes
Infertility is major clinical problem which impact human. Fifteen percent of couples in the United State were infertile, which twenty five percent of them were male. Purwoceng and Zinc are often used and researched to solve infertility problem.
The purpose of this study is to (1) assess the effect of purwoceng ethanol extract on enhancement number of mice sperm; (2) assess the effect of purwoceng ethanol extract and Zinc on enhancement number of mice sperm; (3) assess the comparison effect of purwoceng ethanol extract and Zinc combination on enhancement of mice sperm, with purwoceng ethanol extract only.
This study used longitudinal prospective experimental with complete randomized design which was comparative to Complete Random Design (CRD), with twenty four mice as the subjects. Mice were divided into four groups which were given 32 mg/kg purwoceng ethanol extract (group 1), combination of 32 mg/kg purwoceng with 0.13 mg Zinc powder (group 2), distilled water as negative control and tribulus extract as comparative control. Sperm counting used Neubauer improved counting chamber. Statistical analysis used one way ANOVA followed by Tukey HSD test with α = 0.05.
The result showed highly significant difference between group 1 and 2 than negative control group. Group 1 has highly significant difference than group 2. The conclusion of this research is purwoceng ethanol extract can enhance mice sperm production highly significant better than enhancement by purwoceng ethanol extract and Zinc combination.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 2
1.3. Maksud dan Tujuan ... 3
1.3.1. Maksud ... 3
1.3.2. Tujuan ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4
1.5.1 Kerangka Pemikiran………...4
1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Testis ... 5
2.2Epididymis ... 7
2.3 Spermatogenesis ... 7
2.4 Regulasi Hormonal pada Spermatogenesis ... 12
2.5 Testosteron ... 13
2.6 Infertilitas ... 15
2.8 Zinc ... 19
2.8 Tribulus ... 20 .
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 23
3.1.1 Alat Penelitian ... 23
3.1.2 Bahan Penelitian... 24
3.1.3 Perhitungan Besar Sampel ... 24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
3.3 Metode Penelitian ... 25
3.3.1 Desain Penelitian ... 25
3.3.2 Variabel Penelitian ... 25
3.3.3 Definisi Operasional Variabel………...26 3.3.4 Prosedur Kerja ... 26
3.3.4.1 Pengumpulan Bahan ... 26
3.3.4.2 Penyiapan Hewan Coba ... 27
3.3.4.3 Prosedur Penelitian………..27
3.3.4.4 Perhitungan Jumlah Spermatozoa Mencit ... 28
3.3.5 Metode Analisis……… ... 28
3.4 Aspek Etik Penelitian ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 30
4.2 Pembahasan ... 32
4.3 Uji hipotesis ... 34
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 37
5.2 Saran ... 37
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Efek ekstrak etanol purwoceng, kombinasi purwoceng dan Zinc
dibandingkan dengan tribulus terhadap jumlah spermatozoa mencit 30 Tabel 4.2 Hasil uji beda rata-rata menggunakan metode Tukey HSD antar
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Testis dan Epididymis ... 6
Gambar 2.2 Proses Spermatogenesis... 9
Gambar 2.3 Spermatogenesis ... 10
Gambar 2.4 Tubulus Seminiferus ... 11
Gambar 2.5 Spermiogenesis ... 11
Gambar 2.6 Regulasi Hormonal Pria………. ... 13
Gambar 2.7 Konversi kolesterol menjadi pregnenolon ... 14
Gambar 2.8 Sintesis testosteron ... 14
Gambar 2.9 Konversi testosteron menjadi dihidrotestosteron………. 15
Gambar 2.10 Tanaman Purwoceng ... 19
Gambar 2.11 Zinc ... 20
Gambar 2.12 Tribulus terrestris………. ... 21
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 PERHITUNGAN DOSIS ... 41
Lampiran 2 PERHITUNGAN STATISTIK... 43
Lampiran 3 FOTO-FOTO PENELITIAN……….. ... 47
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Infertilitas adalah suatu kondisi ketika suatu pasangan suami istri tidak mampu untuk hamil setelah 1 tahun berhubungan seksual secara teratur minimal 2-3 kali seminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Istilah infertilitas juga digunakan untuk mendeskripsikan wanita yang dapat hamil tetapi tidak berhasil untuk melahirkan janin (National Institute of Child Health and Human Development, 2012). Pada dasarnya, ada beberapa hal yang diperlukan agar terjadi suatu kehamilan yakni: tubuh wanita harus melepaskan telur dari ovariumnya, sperma pria harus bersatu dengan telur (fertilisasi), telur yang terfertilisasi harus melalui tuba fallopi menuju uterus (rahim), telur yang terfertilisasi harus menempel pada bagian dalam uterus (implantasi). Infertilitas dapat terjadi bila terdapat masalah pada 1 atau beberapa langkah tersebut.
Paradigma masyarakat mengenai infertilitas sering dikaitkan dengan kondisi wanita. Dari data penelitian National Survey of Family Growth tahun 2002, 7,5% pria yang berusia lebih muda dari 45 tahun yang melakukan hubungan seksual, dilaporkan telah memeriksakan diri ke dokter ahli infertilitias (3,3-4,7 juta orang). Pria yang mencari bantuan medis, 18% terdiagnosis dengan masalah infertilitas, termasuk masalah sperma atau semen (14%) dan varikokel (6%) (Center for Disease Control and Prevention, 2013).
2
Masyarakat Indonesia di beberapa daerah, secara turun temurun, telah menggunakan tanaman alami (herbal) untuk mengatasi infertilitas, antara lain purwoceng (Pimpinella pruatjan). Hal ini telah terbukti secara empirik di kalangan masyarakat. Bila dibandingkan dengan terapi bedah ataupun inseminasi buatan, pengobatan menggunakan herbal relatif mengeluarkan biaya yang jauh lebih kecil.
Purwoceng (Pimpinella pruatjan) merupakan tanaman merambat yang berasal dari dataran tinggi Dieng. Tanaman ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai “viagra tradisional”. Dari penelitian sebelumnya, ekstrak etanol purwoceng terbukti menambah jumlah spermatozoa mencit (Elvin, 2012).
Disisi lain, penggunaan mikro nutrien (trace element) sebagai terapi mulai dipergunakan. Salah satu yang dimanfaatkan adalah zinc. Zinc (Zn) merupakan mikro nutrien penting dalam kehidupan organisme, khususnya pada sistem reproduksi pria yang berperan dalam metabolisme hormonal, pembentukan dan motilitas sperma. Defisiensi elemen ini juga dikaitkan dengan impotensi dan penurunan kemampuan seksual (Falana & Oyeyipo, 2012). Menurut Wijaya (2012), kemungkinan peran Zinc dalam spermatogenesis adalah untuk mempertahankan fungsi enzim superoksida dismutase yang menetralisir radikal bebas.
Tribulus terrestris L. telah dipasarkan dalam bentuk produk jadi dan diindikasikan untuk meningkatkan jumlah spermatozoa. Oleh karena itu, pada penelitian ini produk tersebut digunakan sebagai kontrol pembanding. Penelitian ini dirancang untuk melihat efek ekstrak etanol purwoceng dibandingkan dengan efek kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc terhadap jumlah spermatozoa mencit.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah adalah :
3
Apakah kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc meningkatkan jumlah spermatozoa mencit.
Apakah kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc meningkatkan jumlah spermatozoa mencit lebih baik dibandingkan pemberian esktrak etanol purwoceng tunggal.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian adalah untuk memperoleh terapi komplementer alternatif untuk mengatasi infertilitas, dalam hal ini penggunaan purwoceng dan Zinc.
Tujuan penelitian adalah untuk :
Menilai efek ekstrak etanol purwoceng terhadap peningkatan jumlah spermatozoa mencit.
Menilai efek kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc terhadap peningkatan jumlah spermatozoa mencit.
Menilai efek kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc terhadap peningkatan jumlah spermatozoa mencit dibandingkan pemberian esktrak etanol purwoceng tunggal.
1.4 Manfaat Penelitian
4
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran
Salah satu dari penyebab infertilitas adalah jumlah dari spermatozoa yang rendah. Pada penelitian sebelumnya purwoceng dapat meningkatkan kadar hormon testosteron, Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone
(FSH) pada hewan coba. Hormon testosteron, LH dan FSH merupakan komponen hormon utama dari tubuh untuk merangsang testis memproduksi spermatozoa (Juniarto, 2004). Kandungan stigmasterol pada purwoceng akan dipecah di dalam tubuh menjadi testosteron (Caroline, 2011). Zinc dilaporkan meningkatkan kadar testosteron yang berfungsi untuk menstimulasi produksi sperma baik secara kuantitas maupun struktural (Falana, 2012). Selain itu, peran Zinc dalam spermatogenesis diduga untuk mempertahankan fungsi enzim superoksida dismutase yang menetralisir radikal bebas (Wijaya, 2012). Kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc diduga memiliki efek yang sinergis. Oleh karena itu, dosis ekstrak etanol purwoceng bentuk kombinasi diturunkan menjadi setengah dosis dan diharapkan akan meningkatkan jumlah spermatozoa lebih baik dibandingkan dengan pemberian ekstrak etanol purwoceng tunggal.
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Ekstrak etanol purwoceng meningkatkan jumlah spermatozoa mencit.
Kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc meningkatkan jumlah spermatozoa mencit.
37 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah :
Ekstrak etanol purwoceng meningkatkan jumlah spermatozoa mencit. Kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc meningkatkan jumlah spermatozoa mencit.
Kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc meningkatkan jumlah spermatozoa mencit tidak lebih baik dibandingkan pemberian esktrak purwoceng tunggal.
5.2 Saran
Saran yang diberikan dari penelitian ini adalah :
- Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan perbandingan berbagai dosis kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc.
51
RIWAYAT HIDUP
Nama : Willy Yahya
Nomor Pokok Mahasiswa : 1110204
Agama : Kristen Protestan
Tempat dan tanggal lahir : Padang, 3 Oktober 1994
Alamat : Jalan Suria Sumantri no. 48, Bandung Riwayat Pendidikan :
TK Kristen Kalam Kudus Padang (1998-1999) SD Kristen Kalam Kudus Padang (1999-2005)
SMP Maria Padang (2005-2008)
SMA Don Bosco Padang (2008-2011)
PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK ETANOL PURWOCENG (Pimpinella pruatjan) DENGAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL PURWOCENG (Pimpinella pruatjan)
DAN ZINC TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT (Mus musculus) GALUR Swiss Webster
COMPARISON EFFECT OF PURWOCENG (Pimpinella pruatjan) ETHANOL EXTRACT WITH PURWOCENG (Pimpinella pruatjan) ETHANOL EXTRACT AND
ZINC COMBINATION ON ENHANCEMENT OF Swiss Webster MICE (Mus musculus) SPERM
Diana Krisanti Jasaputra1, Sri Utami Sugeng2 Willy Yahya3,
1Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
2Bagian Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
3Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Latar belakang Infertilitas merupakan masalah klinis mayor yang memengaruhi manusia. Lima belas persen pasangan di Amerika Serikat mengalami infertilitas dengan dua puluh lima persen dari faktor laki-laki. Purwoceng dan Zinc banyak digunakan dan diteliti untuk memecahkan masalah infertilitas.
Tujuan penelitian adalah (1) menilai efek ekstrak etanol purwoceng terhadap peningkatan jumlah spermatozoa mencit; (2) Menilai efek kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc terhadap peningkatan jumlah spermatozoa mencit; (3) Menilai efek kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan
Zinc terhadap peningkatan jumlah spermatozoa mencit dibandingkan pemberian esktrak etanol purwoceng.
Metode penelitian longitudinal prospektif dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif, menggunakan 24 ekor mencit. Mencit dibagi empat kelompok yang diberi ekstrak etanol purwoceng dosis 32 mg/kgBB (kelompok 1), kombinasi ekstrak etanol purwoceng dosis 32 mg/kgBB mencit dengan 0,13 mg serbuk Zinc (kelompok 2), akuabidestilata sebagai kontrol negatif dan ekstrak tribulus sebagai kontrol pembanding. Perhitungan spermatozoa menggunakan kamar hitung
Improved Neubauer. Analisis statistik menggunakan ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji
beda rata-rata Tukey HSD dengan α = 0.05.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan sangat bermakna antara kelompok perlakuan 1 dan 2 dengan kontrol negatif. Kelompok perlakuan 1 berbeda sangat bermakna dibandingkan kelompok perlakuan 2.
Simpulan penelitian bahwa ekstrak etanol purwoceng dapat meningkatkan jumlah spermatozoa mencit secara berbeda sangat bermakna lebih baik dibandingkan peningkatan oleh kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc.
ABSTRACT
The purpose of this study is to (1) assess the effect of purwoceng ethanol extract on enhancement number of mice sperm; (2) assess the effect of purwoceng ethanol extract and Zinc on enhancement number of mice sperm; (3) assess the comparison effect of purwoceng ethanol extract and Zinc combination on enhancement of mice sperm, with purwoceng ethanol extract only.
This study used longitudinal prospective experimental with complete randomized design which was comparative to Complete Random Design (CRD), with twenty four mice as the subjects. Mice were divided into four groups which were given 32 mg/kg purwoceng ethanol extract (group 1), combination of 32 mg/kg purwoceng with 0.13 mg Zinc powder (group 2), distilled water as negative control and tribulus extract as comparative control. Sperm counting used Neubauer improved counting chamber. Statistical analysis used one way ANOVA followed by Tukey HSD test with α = 0.05.
The result showed highly significant difference between group 1 and 2 than negative control group. Group 1 has highly significant difference than group 2. The conclusion of this research is purwoceng ethanol extract can enhance mice sperm production highly significant better than enhancement by purwoceng ethanol extract and Zinc combination.
PENDAHULUAN
Infertilitas adalah suatu kondisi ketika suatu pasangan suami istri tidak mampu untuk hamil setelah 1 tahun berhubungan seksual secara teratur minimal 2-3 kali seminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Istilah
infertilitas juga digunakan untuk
mendeskripsikan wanita yang dapat hamil tetapi tidak berhasil untuk melahirkan janin (1). Pada dasarnya, ada beberapa hal yang diperlukan agar terjadi suatu kehamilan yakni: tubuh wanita harus melepaskan telur dari ovariumnya, sperma pria harus bersatu dengan telur (fertilisasi), telur yang terfertilisasi harus melalui tuba fallopi menuju uterus (rahim), telur yang terfertilisasi harus menempel pada bagian dalam uterus (implantasi). Infertilitas dapat terjadi bila terdapat masalah pada 1 atau beberapa langkah tersebut.
Paradigma masyarakat mengenai infertilitas sering dikaitkan dengan kondisi wanita. Dari data penelitian National Survey of Family
Growth tahun 2002, 7,5% pria yang berusia
lebih muda dari 45 tahun yang melakukan
hubungan seksual, dilaporkan telah
memeriksakan diri ke dokter ahli infertilitias (3,3-4,7 juta orang). Pria yang mencari bantuan medis, 18% terdiagnosis dengan masalah infertilitas, termasuk masalah sperma atau semen (14%) dan varikokel (6%) (2).
Infertilitas pada pria dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Secara garis besar, infertilitas dapat dikelompokkan sebagai berikut: masalah pada produksi sperma, penyaluran sperma yang terhambat, antibodi sperma, masalah seksual dan masalah hormonal (3). Terapi untuk menghadapi infertilitas pada
pria dapat melalui pendekatan medik, bedah, atau assisted reproductive therapies
tergantung pada penyebab yang
mendasarinya (2).
Masyarakat Indonesia di beberapa daerah, secara turun temurun, telah menggunakan tanaman alami (herbal) untuk mengatasi infertilitas, antara lain purwoceng
(Pimpinella pruatjan). Hal ini telah terbukti
secara empirik di kalangan masyarakat. Bila dibandingkan dengan terapi bedah ataupun
inseminasi buatan, pengobatan
menggunakan herbal relatif mengeluarkan biaya yang jauh lebih kecil.
Purwoceng (Pimpinella pruatjan) merupakan tanaman merambat yang berasal dari dataran tinggi Dieng. Tanaman ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
“viagra tradisional”. Dari penelitian
sebelumnya, ekstrak etanol purwoceng terbukti menambah jumlah spermatozoa mencit (4).
Disisi lain, penggunaan mikro nutrien
(trace element) sebagai terapi mulai
dipergunakan. Salah satu yang dimanfaatkan adalah zinc. Zinc (Zn) merupakan mikro
nutrien penting dalam kehidupan
organisme, khususnya pada sistem
reproduksi pria yang berperan dalam metabolisme hormonal, pembentukan dan motilitas sperma. Defisiensi elemen ini juga dikaitkan dengan impotensi dan penurunan kemampuan seksual (5). Menurut Wijaya (2012), kemungkinan peran Zinc dalam
spermatogenesis adalah untuk
mempertahankan fungsi enzim superoksida dismutase yang menetralisir radikal bebas.
Tribulus terrestris L. telah dipasarkan
untuk meningkatkan jumlah spermatozoa. Oleh karena itu, pada penelitian ini produk
tersebut digunakan sebagai kontrol
pembanding. Penelitian ini dirancang untuk melihat efek ekstrak etanol purwoceng dibandingkan dengan efek kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc terhadap jumlah spermatozoa mencit.
BAHAN DAN CARA
Penelitian ini menggunakan 24 ekor mencit Swiss Webster berumur 8 minggu yang diadaptasi selama 7 hari dalam suasana laboratorium. Mencit tersebut dibagi menjadi 4 kelompok yang diberi perlakuan ekstrak etanol purwoceng dosis 32 mg/kgBB (kelompok 1), kombinasi ekstrak etanol purwoceng dosis 16 mg/kgBB dan Zinc 0,13 mg/mencit (kelompok 2), tribulus dosis 1,625 mg/mencit sebagai kontrol pembanding (kelompok 3), dan akuabidestilata sebagai kontrol negatif
(kelompok 4). Setiap kelompok diberi perlakuan sebanyak 0,5cc setiap hari selama 1 minggu.
Setelah 1 minggu perlakuan, mencit dikorbankan dan bagian epididimis mencit diambil. Epididimis dihancurkan untuk pengambilan spermatozoa. Perhitungan
spermatozoa dilakukan dengan
haemositometer dan diamati dibawah
mikroskop.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian untuk menilai efek ekstrak etanol purwoceng terhadap peningkatan jumlah spermatozoa mencit dan kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc telah dilakukan dengan hasil penelitian tampak pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Efek ekstrak etanol purwoceng, kombinasi purwoceng dan Zinc
dibandingkan dengan tribulus terhadap jumlah spermatozoa mencit
Mencit Kelompok I (sel/μl) Kelompok II (sel/μl) Kelompok III (sel/μl) Kelompok IV (sel/μl)
1 4980 2420 3440 1750
Rata-rata 4158,33 2835,00 3055,00 1806,67
Keterangan:
-. Kelompok I : Mencit diberi ekstrak etanol purwoceng dosis 32mg/kgBB -. Kelompok II : Mencit diberi ekstrak etanol purwoceng dosis 16 mg/kgBB
ditambah dengan serbuk Zinc dosis 0,13 mg per mencit -. Kelompok III : Mencit diberi tribulus dosis 1,625 mg per mencit sebagai
kontrol pembanding
-. Kelompok IV : Mencit diberi akuabidestilata sebagai kontrol negatif
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa kelompok I memiliki rata-rata konsentrasi spermatozoa tertinggi yang memberikan ekstrak etanol purwoceng dengan konsentrasi sebesar 4158,33
sel/μl. Kelompok dengan rata-rata konsentrasi
yang paling rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan lain adalah kelompok IV yang hanya diberikan akuabidestilata, dengan
konsentrasi sebesar 1806,67 sel/μl.
Tabel 4.2 Hasil uji beda rata-rata menggunakan metode Tukey HSD antar
-. Kelompok I : Mencit diberi ekstrak etanol purwoceng dosis 32mg/kgBB -. Kelompok II : Mencit diberi ekstrak etanol purwoceng dosis 16 mg/kgBB
ditambah dengan serbuk Zinc dosis 0,13 mg per mencit -. Kelompok III : Mencit diberi tribulus dosis 1,625 mg per mencit sebagai
kontrol pembanding
-. Kelompok IV : Mencit diberi akuabidestilata sebagai kontrol negatif
-. Kelompok IV : Mencit diberi akuabidestilata sebagai kontrol negatif selama 7 hari
-. ** : Berbeda sangat bermakna
-. TB : Tidak berbeda bermakna
Tabel 4.2 menunjukkan hasil uji beda rata-rata menggunakan metode Tukey HSD, kelompok I yang diberi ekstrak etanol purwoceng 32mg/kgBB selama 7 hari menunjukkan hasil berbeda sangat bermakna dibandingkan dengan kelompok III yang merupakan kelompok kontrol pembanding (p<0,01) dan dengan kelompok IV yang merupakan kelompok kontrol negatif (p<0,01).
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
peningkatan jumlah spermatozoa yang bermakna pada kelompok yang diberikan ekstrak etanol purwoceng dibandingkan dengan kelompok kontrol pembanding maupun negatif.
Kelompok II yang diberi kombinasi ekstrak etanol purwoceng 16 mg/kgBB dan Zinc 0,13 mg per mencit selama 7 hari menunjukkan hasil tidak bermakna dibandingkan dengan kelompok III yang merupakan kelompok kontrol pembanding (p>0,05), sedangkan bila dibandingkan terhadap kelompok IV yang merupakan kelompok kontrol negatif, menunjukkan hasil berbeda sangat bermakna (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok II dan III, serta terdapat peningkatan jumlah spermatozoa yang sangat bermakna antara kelompok II dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol purwoceng mampu meningkatkan
jumlah spermatozoa (4158,33 sel/μl)
dibandingkan dengan kontrol negatif yang diberi
akuabidestilata tunggal (1806,67 sel/μl).
Peningkatan spermatozoa diduga berkaitan dengan peningkatan aktivitas testosteron.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Taufiqqurrachman (1999)
menyebutkan bahwa pemberian 50 mg
ekstrak akar purwoceng dapat
meningkatkan kadar hormon LH dan testosteron dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Menurut Taufiqqurrachman,
peningkatan kadar LH disebabkan oleh kandungan sitosterol pada purwoceng yang menstimuli kelenjar hiposis anterior tanpa mempengaruhi sekresi FSH.
Penelitian lain yang dilakukan oleh
Juniarto (2004) dengan pemberian
25mg/2ml purwoceng dan 25mg/2ml pasak bumi pada tikus Spraque dawly selama 53
hari mampu meningkatan jumlah
spermatozoa secara berbeda bermakna dari kelompok kontrol. Menurut Juniarto, peningkatan tersebut disebabkan oleh kandungan eurikomolakton dan amarolinda
yang dapat meningkatkan sekresi LH dan FSH dengan cara memperbaiki afinitas membran reseptor sel hipofise anterior. Komponen ini juga memperbaiki afinitas membran reseptor sel dan juga terhadap enzim 5-α reduktase yang berperan
mengubah testosteron menjadi
dehidrotesteron. Elvin (2012) melaporkan bahwa penggunaan 32 mg/kgBB purwoceng mampu meningkatkan spematozoa mencit
Swiss webster yang diberikan paparan
gelombang elektromagnetik ponsel
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Elvin (2012:39) menjelaskan “Stress oksidatif
adanya antioksidan, sedangkan laju spermatogenesis dapat jalan dengan baik dengan adanya stimulasi dari stigmaterol yang bekerja mirip dengan testosteron.”
Kelompok perlakuan dengan pemberian kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc
(2835,00 sel/μl) menunjukkan peningkatan jumlah spermatozoa dibandingkan dengan
kontrol negatif (1806,67 sel/μl), tetapi terdapat
perbedaan sangat bermakna bila dibandingkan dengan pemberian ekstrak etanol purwoceng
tunggal (4158,33 sel/μl). Dengan demikian
pemberian ekstrak etanol purwoceng tunggal lebih baik dibandingkan dengan kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan Zinc. Penambahan
Zinc pada ekstrak etanol purwoceng diharapkan memberi efek akumulatif dalam meningkatkan spermatozoa pada mencit. Hal ini didasari pada penelitian oleh Yamaguchi, et al. (2009) yang menyelidiki peran Zinc dalam spermatogenesis belut Jepang (Anguilla japonica) menyebutkan bahwa Zinc berperan dalam mempertahankan dan mengatur spermatogenesis dan motilitas
spermatozoa. Menurut Wijaya (2012),
kemungkinan peran Zinc dalam spermatogenesis adalah untuk mempertahankan fungsi enzim superoksida dismutase yang menetralisir radikal bebas. Selain itu, Zinc dilaporkan meningkatkan kadar testosteron yang berfungsi untuk menstimulasi produksi sperma baik secara kuantitas maupun struktural (Falana, 2012).
Pemberian kombinasi ekstrak etanol
purwoceng dan Zinc (2835,00 sel/μl) memberikan
hasil yang berbeda sangat bermakna
dibandingkan dengan kontrol negatif (1806,67
sel/μl). Pada penelitian ini, dosis ekstrak etanol
purwoceng dengan pemberian tunggal yang digunakan merupakan adaptasi dari penelitian Elvin (2012) tentang efek protektif ekstrak etanol
purwoceng terhadap radiasi gelombang
elektromagnetik ponsel dengan dosis sebesar 32 mg/kgBB, sedangkan dosis ekstrak etanol purwoceng dalam bentuk kombinasi besarnya setengah dari bentuk tunggalnya. Peneliti berpendapat bahwa pemberian setengah dosis ekstrak etanol purwoceng yang dikombinasi dengan Zinc mampu memberikan efek akumulatif dan memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian ekstrak etanol
purwoceng dosis tunggal. Dosis Zinc
diperhitungkan dari konversi dosis yang
digunakan untuk manusia yaitu 0,13
mg/mencit/hari. Hasil perbandingan antara pemberian ekstrak etanol purwoceng secara tunggal dengan ekstrak etanol purwoceng bentuk kombinasi dengan Zinc memberikan hasil yang
berbeda sangat bermakna. Dengan demikian pemberian ekstrak etanol purwoceng secara tunggal lebih baik dibandingkan dengan bentuk kombinasinya. Hal ini mungkin disebabkan karena dosis ekstrak etanol purwoceng dalam bentuk kombinasi dengan
Zinc yang digunakan belum mampu
menimbulkan efek farmakologik yang maksimal. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya efek farmakologik adalah konsentrasi substansi yang beredar dalam tubuh, jumlah reseptor, dan afinitas reseptor yang mengikat suatu substansi (Juniarto, 2004). Selain itu, hasil yang tidak maksimal
mungkin karena peningkatan kadar
testosteron oleh purwoceng dan Zinc yang menyebabkan kadar testosteron dalam darah tinggi dan memberikan feedback negatif pada hipotalamus dan hipofisis anterior yang mungkin berdampak pada turunnya kadar testosteron dan spermatogenesis.
Tribulus terrestris L. telah dipasarkan dalam
bentuk produk jadi dan diindikasikan untuk meningkatkan jumlah spermatozoa. Oleh karena itu, pada penelitian ini produk tersebut digunakan sebagai kontrol pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian efek ekstrak etanol purwoceng secara tunggal (4158,33 sel/μl) lebih baik dibandingkan produk jadi yang mengandung Tribulus terrestris L. dalam meningkatkan jumlah spermatozoa (3055,00
sel/μl). Hal ini menunjukkan bahwa efek
ekstrak etanol purwoceng memiliki potensi yang lebih baik dibandingkan dengan
Tribulus terrestris L.
SIMPULAN
Simpulan dari penelitian ini adalah :
Ekstrak etanol purwoceng meningkatkan jumlah spermatozoa mencit.
Kombinasi ekstrak etanol purwoceng dan
Zinc meningkatkan jumlah spermatozoa mencit.
Kombinasi ekstrak etanol purwoceng
dan Zinc meningkatkan jumlah
spermatozoa mencit tidak lebih baik
dibandingkan pemberian esktrak
DAFTAR PUSTAKA
1 .
National Institute of Child Health and Human Development. National Institute of Child Health and Human Development. [Online].; 2012 [cited 2014 January. Available from:
http://www.nichd.nih.gov/health/topics/infer tility/conditioninfo/Pages/default.aspx.
2 .
Center for Disease Control and Prevention. Center for Disease Control and Prevention. [Online].; 2013 [cited 2014 January. Available from:
http://www.cdc.gov/reproductivehealth/Infer tility/.
3 .
Andrology Australia. Andrology Australia. [Online].; 2012 [cited 2014 January. Available from:
https://www.andrologyaustralia.org/reproduc tive-problems/male-infertility/.
4
. E. Efek Protektif Ekstrak Etanol Herba Purwoceng (Pimpinella alpina) Terhadap
Radiasi Gelombang Elektromagnetik Ponsel dengan Parameter Konsentrasi Spermatozoa pada Mencit. 2012.
5 .
Falana BA, Oyeyipo LP. Selenium and Zinc Attenuate Lead-Induced Reproductive Toxicity in Male Sprague-Dawley Rats. Research Journal of Medical Sciences 6. 2012;: p. 66, 67.
6 .
Taufiqqurrachman. Pengaruh Ekstrak
Pimpinella alpina Molk. (purwoceng) dan Akar Eurycoma longifolia Jack. (pasak bumi) terhadap Peningkatan Kadar Testosteron, LH dan FSH serta Perbedaan Peningkatannya pada Tikus Jantan Sprague dawley. Semarang:; 1999.
7 .
Juniarto AJ. Perbedaan Pengaruh Pemberian Ekstrak Ekstrak Eurycoma longifolia dan Pimpinella alpina pada Spermatogenesis Tikus Spraque Dawly. 2004;: p. 1,2.
8 .
Yamaguchi S, Miura C, Kikuchi K, Cellno FT, Agusa T, Tanabe S, et al. Zinc is an essential trace element for spermatogenesis. Proceedings of National Academy of Sciences. 2009 Juni 30; 106: p. 10859-10864.
9 .
38
DAFTAR PUSTAKA
Andrology Australia. (2012, May 30). Male Infertility. Retrieved January 2014, from Andrology Australia: https://www.andrologyaustralia.org/reproductive-problems/male-infertility/
Bastidas, O. (2013, 02). Cell Counting with Neubauer Chamber. Retrieved 10
2014, from Futurescienceleaders.org:
http://futurescienceleaders.org/protocols/files/2013/02/Cell-counting-Neubauer-chamber.pdf
Caroline, C. (2011). Pengaruh Ekstrak Etanol Herba Purwoceng (Pimpinella alpina) terhadap Perilaku Seksual Mencit Swiss Webster Jantan.
Center for Disease Control and Prevention. (2013, June 20). Infertility FAQs. Retrieved January 2014, from Center for Disease Control and Prevention: http://www.cdc.gov/reproductivehealth/Infertility/
Depkes RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (1994). In Inventaris Tanaman Obat Indonesia (p. 211).
Di Sansebastiano, G.-P., De Benedictis, M., Carati, D., & Lofrumento, D. (2013). Quality and Efficacy of Tribulus terrestris as an Ingredient for Dermatological Formulations. The Open Dermatology Journal , 1-7.
Drake, R. L., Vogl, A. W., & Mitchell, A. W. (2010). Gray's Anatomy for Students (2 ed.). Churchill Livingstone.
Elvin. (2012). Efek Protektif Ekstrak Etanol Herba Purwoceng (Pimpinella alpina) Terhadap Radiasi Gelombang Elektromagnetik Ponsel dengan Parameter Konsentrasi Spermatozoa pada Mencit.
Falana, B., & Oyeyipo, L. (2012). Selenium and Zinc Attenuate Lead-Induced Reproductive Toxicity in Male Sprague-Dawley Rats. Research Journal of Medical Sciences 6 , 66, 67.
Granner, D. K. (2009). Keragaman Sistem Endokrin. In R. K. Murray, D. K. Granner, & V. W. Rodwell, Biokimia Harper (pp. 459-465). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC Medical Publisher.
39
International Zinc Association. (2011). Zinc: Essential for Human Health.
Retrieved 09 30, 2014, from zinc.org:
http://www.zinc.org/info/zinc_essential_for_human_health
Juniarto, A. J. (2004). Perbedaan Pengaruh Pemberian Ekstrak Ekstrak Eurycoma longifolia dan Pimpinella alpina pada Spermatogenesis Tikus Spraque Dawly. 1,2.
Makker, K., Agarwal, A., & Sharma, R. (2009). Oxidative stress & male infertility. Indian J Med Res , 357-367.
Moore, K. L., Persaud, T., & Torchia, M. G. (2013). The Developing Human, Clinically Oriented Embryology, 9th Edition. Philadelphia: Elsevier .
National Institute of Child Health and Human Development. (2012, 11 30).
Infertility and Fertility. Retrieved January 2014, from National Institute of
Child Health and Human Development:
http://www.nichd.nih.gov/health/topics/infertility/conditioninfo/Pages/default.a spx
National Institutes of Health. (2013, June 05). Zinc. Retrieved July 23, 2014, from National Institutes of Health Office of Dietary Supplements: http://ods.od.nih.gov/factsheets/Zinc-HealthProfessional/
Nordqvist, J. (2013, July 11). What is zinc? What are the benefits of zinc. Retrieved July 18, 2014, from medicalnewstoday.com: http://www.medicalnewstoday.com/articles/263176.php
O'day, D. (2010). Human Development. Retrieved 9 6, 2014, from utm.toronto.ca:
http://www.utm.utoronto.ca/~w3bio380/pdf/OLD-PDF/Formation%20of%20Male%20Sex%20Cells%20Lecture%205.pdf
Singh, S., Nair, V., & Gupta, Y. K. (2012). Evaluation of the aphrodisiac activity of Tribulus terrestris Linn. in sexually sluggish male albino rats. Journal of Pharmacology & Pharmacotherapeutics , 43-47.
Storck, S. (2014, February 2). Infertility. Retrieved August 2, 2014, from MedlinePlus: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001191.htm
Suzery, M., Cahyono, B., & Taufiqqurahman. (2005). PRODUKSI SENYAWA AFRODISIAK DARI PURWOCENG (Pimpinella alpina Molk): PENGEMBANGAN POTENSI "NATURAL RESOURCE" KHAS JAWA TENGAH. Laporan Akhir Hibah Bersaing .
40
Peningkatan Kadar Testosteron, LH dan FSH serta Perbedaan Peningkatannya pada Tikus Jantan Sprague dawley. Semarang: Universitas Diponegoro.
Tortora, G. J., & Derrickson, B. H. (2009). Principles of Anatomy and Physiology
(12th ed., Vol. 2). Europe, Asia, Africa, & Middle East: John Wiley & Sons.