• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pengaruh Kafein dalam Kopi Luwak Robusta dan Kopi Robusta terhadap Tekanan Darah pada Laki-Laki Dewasa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Pengaruh Kafein dalam Kopi Luwak Robusta dan Kopi Robusta terhadap Tekanan Darah pada Laki-Laki Dewasa."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBANDINGANPENGARUH KAFEIN DALAM KOPI LUWAK

ROBUSTA DAN KOPI ROBUSTA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LAKI-LAKI DEWASA

Benedikta Lauda Anandita, 2015

Pembimbing 1 : dr. Decky Gunawan, M.Kes, AIFO. Pembimbing 2 : dr. Roro Wahyudianingsih, SpPA.

Kopi merupakan salah satu minuman yang paling digemari banyak orang. Kopi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Salah satu jenis kopi yang saat ini banyak dikonsumsi adalah kopi Luwak. Biji kopi Luwak mengandung kafein yang lebih rendah daripada biji kopi biasa. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kopi Robusta dan Luwak Robusta terhadap tekanan darah dan mengetahui perbandingannya.

Penelitian ini dilakukan pada 30 orang pria dewasa yang diukur tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah mengkonsumsi 150 ml kopi Robusta dan 150 ml kopi Luwak Robusta. Analisis dilakukan menggunakan uji t berpasangan dengan α=0,05.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa rerata tekanan darah sistolik dan diastolik sesudah mengonsumsi kopi Robusta dan kopi Luwak Robusta lebih tinggi dibandingkan tekanan darah rerata sebelum mengonsumsi kopi Robusta dan kopi Luwak Robusta (p<0,01), serta pemberian kopi Luwak Robusta meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik lebih rendah daripada kopi Robusta (p<0,01).

Simpulan penelitian ini adalah kopi Robusta dan kopi Luwak Robusta meningkatkan tekanan darah namun peningkatan tekanan darah akibat pemberian kopi Luwak Robusta tidak setinggi kopi Robusta.

(2)

ABSTRACT

THE COMPARISON OF CAFFEINE EFFECT IN LUWAK ROBUSTA COFFEE AND ROBUSTA COFFEE TO BLOOD PRESSURE IN MEN

Benedikta Lauda Anandita, 2015

Tutor1st : dr. Decky Gunawan, M.Kes, AIFO.

Tutor 2nd : dr. Roro Wahyudianingsih, SpPA.

Coffee is one of the most generally beverages for many people. Consumption of coffee could increase the blood pressure. Luwak coffee is a popular kind of coffee nowadays, and has lower caffeine than others. The aim of the examination is to observe and compare the caffeine effect of Robusta coffee and Luwak Robusta coffee to blood pressure.

This result was conducted to 30 men. The sistolic and diastolic blood pressure was measured before and after drinking 150 ml Robusta coffee and 150 ml Luwak Robusta coffee. The analysis used t test in pairs with alpha = 0,05.

The result showed that the average of the sistolic and diastolic blood pressure after drinking Robusta coffee and Luwak Robusta coffee was higher than the average of the sistolic and diastolic before drinking Robusta coffee and Luwak Robusta coffee (p<0,01), and Luwak Robusta coffee increases the sistolic and diastolic blood pressure lower than Robusta coffee (p<0,01).

The conclusion of this examination is, Robusta coffee and Luwak robusta coffee increases the blood pressure, but the escalation is lower than by drinking Luwak Robusta coffee.

(3)

DAFTAR ISI

1.2. Identifikasi Masalah ... 16

1.3. Tujuan ... 16

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 17

1.5 Kerangka Pemikiran ... 17

1.6 Hipotesis Penelitian ... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 19

2.1 Jantung ... 19

2.1.1 Anatomi Jantung ... 19

2.1.2 Fisiologi Jantung ... 24

2.3 Kopi ... 34

2.3.1 Kopi Robusta ... 34

2.3.1.1 Taksonomi ... 35

(4)

2.3.1.3 Kandungan Kimia ... 36

2.3.3.4 Dosis yang Aman... 47

2.3.3.5 Efek Samping Kafein...47

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 48

3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 48

3.1.1 Alat Penelitian ... 48

3.1.2 Bahan Penelitian... 48

3.1.3 Subjek Penelitian ... 48

3.2 Metode Penelitian... 49

3.2.1 Desain Penelitian ... 49

3.2.2 Variabel Penelitian ... 49

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel... 49

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel...50

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 50

3.2.4 Prosedur Kerja ... 51

3.2.5 Analisis Data ... 52

3.2.5.1 Hipotesis Statistik...52

3.2.5.2 Kriteria Uji...53

(5)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Hasil Penelitian ... 55

4.2 Pembahasan ... 58

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian...59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 61

5.1 Simpulan ... 61

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Efek Sistem Saraf Otonom pada Jantung dan Struktur yang

Mempengaruhi

Jantung...28

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah (JNC-VII, 2003) ... .34

Tabel 4.1 Hasil Uji t Berpasangan untuk Kopi Robusta ... 55

Tabel 4.2 Hasil Uji t Berpasangan untuk Kopi Luwak Robusta ... 56

(7)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1Perbandingan Rerata Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik antara

Pemberian Kopi Robusta dengan Pemberian Kopi Luwak Robusta

Saat Pre Test dan Post Test...56 Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Selisih Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jantung Manusia ... 19

Gambar 2.2 Dinding dan Pelapis Jantung ... 20

Gambar 2.3 Katup Jantung ... 21

Gambar 2.4 Sirkulasi Koronaria ... 22

Gambar 2.5 Persarafan Jantung... 23

Gambar 2.6 Aliran Darah Jantung ... 24

Gambar 2.7 Sistem Konduksi Jantung ... 25

Gambar 2.8 Pengontrolan Kerja Jantung ... 29

Gambar 2.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curah Jantung ... 29

Gambar 2.10 Pengaturan Saraf terhadap Tekanan Darah ... 33

Gambar 2.11 Kopi Robusta ... 35

Gambar 2.12 Binatang Luwak ... 38

Gambar 2.13 Biji Kopi Luwak ... 43

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis Statistik ... 65

Lampiran 2 Perbandingan Selisih Nilai Pre dan Post Test Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Kopi Robusta dan Kopi Luwak

Robusta dengan Uji "t" Berpasangan ... 67

Lampiran 3 Pre dan Post Test Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Kopi Robusta ... 68

Lampiran 4 Pre dan Post Test Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Kopi Luwak Robusta ... 69

Lampiran 5 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 70

Lampiran 6 Surat Pernyataan Persetujuan Untuk Ikut Serta dalam Penelitian

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Mengonsumsi segelas kopi adalah hal yang biasa bagi masyarakat kita. Kopi merupakan salah satu minuman yang paling digemari banyak orang. Kopi diminum sebagai penyerta saat sarapan, saat melakukan aktivitas biasa, dan saat berjaga pada malam hari (Nuryani, 2014). Konsumen terbanyak kopi umumnya adalah pria dewasa (Ridwansyah, 2003). Ada tiga jenis kopi di Indonesia. Pertama, kopi Arabika, kopi ini tumbuh sangat baik di daerah dengan ketinggian 1.000-2.100 di atas permukaan laut. Kedua, kopi Robusta, areal perkebunannya di Indonesia relatif luas karena dapat tumbuh baik pada daerah yang lebih rendah. Saat ini, kopi Robusta merupakan jenis kopi yang paling banyak dikonsumsi. Terakhir, kopi Liberika. Karakteristik biji kopi Liberika hampir sama dengan jenis

Arabika, kelebihannya adalah biji kopi ini lebih tahan dibanding kopi jenis Arabika (Rukmana, 2014).

Kopi mengandung beberapa senyawa, salah satunya adalah kafein. Kafein

adalah senyawa bersifat stimulan terhadap sistem saraf pusat dan juga otak, yang secara alami banyak terkandung pada berbagai produk hasil bumi seperti dalam biji kopi, coklat, dan daun teh, sehingga kafein menjadi jenis stimulan yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat umum (Indonesian Coffee and Cocoa Research Institute, 2013).

(11)

Salah satu jenis kopi yang saat ini banyak dikonsumsi adalah kopi Luwak. Kopi Luwak merupakan istilah generik jenis kopi seduh dari biji kopi yang telah dimakan dan melewati saluran pencernaan satwa sejenis musang, yang oleh masyarakat di Jawa biasa disebut sebagai luwak (Paradoxurus hermaphrodites). Biji dari buah kopi terbaik itu difermentasi di dalam perut luwak, dan akan dibuang bersama kotoran binatang itu. Biji kopi Luwak Robusta mengandung kafein yang lebih rendah daripada biji kopi Robusta. Rendahnya kadar kafein pada biji kopi luwak disebabkan oleh keistimewaan proses fermentasi alami

dalam sistem pencernaan hewan luwak yang mampu mengurangi kadar kafein kopi. Oleh karena itu, kopi Luwak sangat baik bagi penikmat kopi yang memiliki toleransi rendah terhadap kafein (http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/). Sebuah studi menyatakan bahwa kopi Robusta mengandung kafein lebih banyak yaitu ±2,8% (Israyanti, 2012), daripada kopi Luwak yaitu 0,5-1% (PERMENTAN, 2015). Namun, belum ada penelitian yang membandingkan efek peningkatan tekanan darah yang timbul akibat konsumsi seduhan kopi Robusta dengan seduhan kopi Luwak Robusta. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti mengenai efek konsumsi kopi Robusta dan kopi Luwak Robusta terhadap tekanan darah pada pria dewasa dan membandingkannya.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah pemberian kopi Robusta meningkatkan tekanan darah.

2. Apakah pemberian kopi Luwak Robusta meningkatkan tekanan darah.

3. Apakah pemberian kopi Luwak Robusta meningkatkan tekanan darah lebih rendah daripada kopi Robusta.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kopi Robusta terhadap tekanan darah. 2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian kopi Luwak Robusta terhadap tekanan

(12)

3. Untuk mengetahui perbandingan pemberian kopi Robusta dengan kopi Luwak Robusta terhadap tekanan darah.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis:

Menambah pengetahuan tentang pengaruh kafein terhadap peningkatan tekanan darah.

Manfaat praktis:

Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai perbandingan pengaruh kafein pada kopi Luwak Robusta dan kopi Robusta terhadap tekanan darah.

1.5 Kerangka Pemikiran

Mekanisme kerja utama kafein adalah sebagai suatu antagonis reseptor adenosin di dalam otak. Molekul kafein strukturnya serupa dengan adenosin, dan terikat pada reseptor adenosin pada permukaan sel. Mekanisme kompetitif inhibitor ini menghambat jalur yang mengatur konduksi nervus dengan menekan potensial post-synaptic di sinaps sehingga epinefrin dan norepinefrin dilepaskan melalui aksis hipotalamus-pituitari-adrenal. Fungsi epinefrin adalah menstimulasi sistem saraf simpatis, meningkatkan denyut jantung, dan tekanan darah (Yew, 2011). Penurunan aktivitas adenosin mengakibatkan meningkatnya aktivitas neurotransmitter dopamin, dimana dopamin bersifat simpatomimetik, vasokontriksi pembuluh darah, meningkatkan curah jantung, meningkatkan perifer resisten dan hasil akhirnya yaitu meningkatkan tekanan darah (Goodman

& Gillman, 2008).

(13)

tingkat suhu 200-265ºC selama kurang lebih 10 jam dengan melibatkan enzim-enzim protease di dalam cairan lambung yang mengubah struktur mikro biji kopi akibat pemecahan protein dan menurunkan kadar kafein di dalamnya, sehingga biji kopi Luwak Robusta mengandung kafein yang lebih rendah daripada biji kopi biasa. Jadi dengan rendahnya kadar kafein, maka epinefrin, norepinefrin dan dopamin yang dihasilkan lebih sedikit (http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id).

1.6 Hipotesis Penelitian

1. Kopi Robusta meningkatkan tekanan darah.

2. Kopi Luwak Robusta meningkatkan tekanan darah.

(14)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah

1. Kopi Robusta meningkatkan tekanan darah.

2. Kopi Luwak Robusta meningkatkan tekanan darah.

3. Kopi Luwak Robusta meningkatkan tekanan darah lebih rendah

daripada kopi Robusta.

5.2 Saran

Terdapat beberapa saran yang diberikan peneliti antara lain

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menguji efek lain dari kopi

Luwak.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang efek potensiasi antara kebiasaan

merokok dan konsumsi kopi terhadap tekanan darah.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kadar antioksidan dari

kopi Luwak Robusta dan kopi Robusta.

4. Individu yang memiliki kebiasaan mengonsumsi kopi dianjurkan untuk

memilih kopi Luwak Robusta dengan alasan efek peningkatan tekanan

darahnya lebih rendah daripada Robusta.

5. Untuk orang-orang dengan hipertensi harus lebih berhati-hati dalam

(15)

Daftar Pustaka

Anonim. (2009). Retrieved October 5, 2014, from The Pharmacogenetics and Pharmacogenomics Knowledge Base:

http://www.pharmgkb.org/do/serve?objId=464&objcls=DrugProperties#bi otransformationData

Anonim. (2012). Retrieved September 2015, from Varietas Tanaman Kopi: http://voyageofilusion.wordpress.com/2012/varietas-tanaman-kopi/

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian. (2015). Karakteristik Kimia Kopi Luwak Arabika dan Robusta. Retrieved Juli 16, 2015, from

http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/?p=10395

Caffeine-informer. (2015). caffeineinformer.com. Retrieved 06 29, 2015, from

www.caffeineinformer.com/caffeine-safe-limits

Chawla, J. (2008). Retrieved October 5, 2014, from Neurologic Effects of

Caffeine: http://www.emedicine.medscape.com/article/1182710-overview

Coffeechemistry. (2011). Retrieved July 19, 2015, from Trigonelline:

http://www.coffeechemistry.com/index.php/Chemistry/Other/trigonelline. html

Ganong, W. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. P. 615-619.

Goodman, G. (2008). Dasar Farmakologi Terapi (Vol. 1). Jakarta: EGC. P. 168,

454, 983.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.).

Jakarta: EGC. P 108-112.

Helmenstine, A. M. (2008). Retrieved January 11, 2014, from What is Cafeine and How Does it Work:

http://chemistry.about.com/od/moleculescompounds/a/caffeine.html.

Institute, I. C. (2013). Kopi Indonesia. Retrieved from

http://iccri.net/kopi-indonesia/

(16)

Israyanti. (2012). Perbandingan karakteristik kimia kopi luwak dan kopi biasa dari jenis kopi arabika dan robusta. Lembaga Penerbitan Universitas Hassanudin Makassar.

Mahendratta, M. (2007). In Pangan Aman dan Sehat. Lembaga Penerbitan

Universitas Hasanuddin Makassar.

Marieb, E., & Hoehn, K. (2007). Human Anatomy & Physiology (7 ed.). Pearson

Benjamin Cumings. P. 600.

Martini, F., & al, e. (2012). Fundamentals of Anatomy & Physiology (9 ed.). San

Fransisco: Pearson Education. P. 673, 674, 681, 697, 698, 702, 737.

Masud, I. (1995). Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskular. Jakarta: EGC. P.

110-135.

Najiyati, S., & Danarti. (1999). Kopi: Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.

Jakarta: Penebar Swadaya. P. 232.

Nuryani, S. (2014). MB IPB Repository. Retrieved Januari Saturday, 2015, from

http://repository.mb.ipb.ac.id/2147/.

PERMENTAN. (2015). Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

37/Permentan/KB.120/6/2015 . Cara produksi kopi luwak melalui

pemeliharaan luwak yang memenuhi prinsip kesejahteraan hewan .

Ridwansyah. (2003). Pengolahan kopi . Universitas Sumatra Utara.

Rukmana, H. (2014). In Untung Selangit dari Agribisnis Kopi. Yogyakarta: Lily

Publisher. P. 29, 43-48, 69.

Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem (6 ed.). Jakarta:EGC.

P 327, 369.

Sloane, E. (2003). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC. P. 164.

Sofiana, N. (2011). 1001 Fakta tentang Kopi. Jakarta: Cahaya Atma. P. 201.

Sunaryo, R. (2005). Perangsangan Susunan Saraf Pusat. In Farmakologi & Terapi

FKUI. Jakarta: Gaya Baru. P. 231-33

Suriani. (1997). Analisis kandungan kafein dalam kopi instan berbagai merek

yang beredar di ujung pandang .

Tortora, G., & Derrickson, B. (2012). A Principles of Anatomy & Physiology (13

(17)

Weinberg, B. A., & Bealer, K. B. (2009). The Miracle of Caffeine. Bandung: Qanita. P.195.

Wibowo, D. S., & Paryana, W. (2007). Anatomi Tubuh Manusia. Yogyakarta:

Graha Ilmu. P. 228-51.

Yew, D. (n.d.). Medscape. Retrieved November 11, 2014, from Caffeine Toxicity:

Gambar

Tabel 4.3 Hasil Uji t Berpasangan untuk Perbedaan Peningkatan Tekanan Darah
Grafik 4.2 Perbandingan Rerata Selisih Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik

Referensi

Dokumen terkait

Dan untuk variabel waktu makan makanan kariogenik memiliki nilai odds ratio sebesar 5,624 yang berarti bahwa anak dengan waktu makan makanan kariogenik kategori

The research found there is fit between certained AIS characteristics with organizational structure and business strategy, but there is no differentiation fit on using

Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh PDAM Kota Semarang sangat berguna bagi masyarakat setempat dan sangat memudahkan bagi

Reference electrodes with a double salt-bridge contain potas- sium chloride in the inner one and a suitable salt in the outer one (high concentrations of KNO 3 , NH 4 NO 3

a. Lingkungan kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Lingkungan kerja mempengaruhi 11,7% perubahan motivasi kerja karyawan.

We have compared non-neurological AEs and SAEs of children with SCA who had a previous history of stroke, and were randomized to continue on blood transfusions with oral iron

Kegagalan seorang pemimpin pendiri sering kali terjadi pada masa ini, di mana ia tidak berhasil menciptakan para pemimpin penerus, yang mampu memelihara budaya organisasi yang telah

Lebih lanjut dalam pembahasan, jurnal ini tidak hanya fokus membahas bentuk Arsitektur tradisional Bali asli namun juga melihat sejauh mana perubahan yang telah