SCIENCE TEACHERS’ UNDERSTANDING OF MIND MAP LEARNING STRATEGY
PEMAHAMAN GURU IPA DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN (MIND MAP)
Abstract. This researchs were conducted in Salatiga primary high school, Central Java and the subject of were taken from 23 science teachers which used interview and observation tech-niques. The aim of this study was firstly, to assess learning strategies of science in Salatiga prima-ry high school, and secondly to assess the obstacles and constraints that faced the science teach-ers in the implementation of learning strategies in the classroom. Further more the percentage of the understanding and application of mind map model, and also to assess the obstacles and con-straints in the implementation of mind map in the classroom. Data were analyzed by using de-scriptive qualitative method. The results showed that the percentage of science teachers using discussion methods are 78.26%, 21.74% by concept maps, 30.43% by demonstrations, 39.13% by lectures, 34.78% using mind map respectively by other strategies such as card games, quiz, pro-ject based learning, discovery, problem based learning, contextual teaching learning, and inquiry is 43,8%. Teachers faced difficulty to allocate the time in the classroom because students who had lower levels of cognitive abilities require a longer time to understand the strategies in the class-room. The percentage of teachers using mind map in teaching only reach at 34.78%, while 65.22% teachers still not applying yet. Results of interview which were conducted approximately 47.83% to the teachers who understand the learning mechanisms model of mind map, and 52.17% did not understand the principles of learning using mind map. However, in its application in the classroom teachers face some problems, for example, it is take time to implemented, and the other subjects difficult to finished on time. More over, other constraints that faced are the students still have difficulty in making mind map because lack of exercise, as well as students who are already familiar with the habit pattern of teacher using teaching center.
Keywords: Strategies learning, Mind map, Primary high school
Abstrak. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Salatiga, Jawa Tengah dengan subjek penelitan adalah guru bidang studi IPA yang berjumlah 23 orang dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendata strategi pembelajaran IPA yang dilakukan guru SMP Kota Salatiga, kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran di kelas, persentase pemahaman dan penerapan mind map oleh guru IPA SMP Kota Salatiga, serta kendala dalam melaksanakan strategi mind map di kelas. Analisis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil menunjukkan persentase guru IPA yang menggunakan strategi diskusi mencapai 78.26%, peta konsep 21,74%, demonstrasi 30,43%, ce-ramah 39,13%, mind map 34,78% dan strategi-strategi lain seperti permainan kartu, cerdas
cer-mat, project based learning, discovery, problem based learning, CTL, inquiry mencapai 43,8%. Dalam menerapkan strategi yang bervariasi guru mengalami kesulitan dalam mengatur alokasi waktu pembelajaran di kelas dikarenakan peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan kogni-tif rendah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahami strategi pembelajaran yang dipakai di kelas. Dalam penerapan mind map, menunjukkan persentase jumlah guru yang menggunakan mind map dalam pembelajaran di SMP Kota Salatiga hanya mencapai 34,78% dan yang masih belum menerapkan pembelajaran model mind map mencapai 65,22%. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sekitar 47,83% guru tersebut memahami prosedur pembelajaran
Oleh :
Natalia Rosa Keliat, Susanti Pudji Hastuti Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Kristen Satya Wacana Jln. Diponegoro No. 52-60 Salatiga, Jawa Tengah
A. PENDAHULUAN
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidi-kan berfungsi mengembangpendidi-kan kemam-puan dan membentuk watak serta perada-ban perada-bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta ber-tanggung jawab. Pemerintah dalam hal ini diamanatkan untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pen-didikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia da-lam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur oleh undang-undang. Berbagai upaya perbaikan sistem pendidikan di Indonesia telah dilakukan oleh pemerintah, namun masih menemui
berbagai kendala. Salah satu kendala yang kerapkali dijumpai adalah masih rendahnya daya serap peserta didik da-lam pembelajaran pada pendidikan for-mal (sekolah) dewasa ini. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang masih memprihatinkan. Kondisi pembelajaran yang masih bersifat kon-vensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar) merupakan salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar peserta didik. Dalam arti yang lebih sub-stantial, bahwa proses pembelajaran di sekolah masih berorientasi pada guru (teacher centered) dan kurang mem-berikan akses bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikirn-ya secara mandiri sehingga anak menjadi pembelajar pasif. Meskipun demikian, di sekolah-sekolah guru masih saja lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep yang
model mind map, selebihnya sebesar 52,17% mengatakan belum memahami prinsip pembelajaran
e ggu aka i d ap. Guru e jelaska ahwa i d ap sa gat pote sial digu aka
se-agai suatu tek ik u tuk e i gkatka pe elajara peserta didik. Meskipu de ikia , dala
pe erapa ya di kelas guru e gala i ke dala dala pe gaplikasia i d ap, isal ya di
u-tuhka waktu ya g ukup la a u tuk e erapka i d ap sehi gga ateri lai ya idak dapat
diselesaika tepat waktu. Selai itu, ke dala lai seperi siswa asih kesulita dala e uat i d ap dikare aka kura g laiha , serta siswa ya g sudah ter iasa de ga ke iasaa pola pe gajara teacher ce ter sehi gga odel i d ap i i dia ggap sulit agi siswa.
ada pada buku ajar atau referensi lain. Kenyataan yang terjadi di sekolah-sekolah juga menunjukkan siswa hanya menghapal konsep dan kurang mampu mengembangkan serta menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhub-ungan dengan konsep yang dimiliki. Da-lam hal ini, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir dan memotivasi diri sendiri (self motivation), padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keber-hasilan dalam suatu pembelajaran (Trianto, 2009).
Diperlukan suatu pendekatan cara baru untuk mendapatkan refleksi yang dalam tentang bagaimana siswa dapat memahami suatu masalah dan mengem-bangkan konsep sekaligus dapat mem-berikan pembelajaran yang aktif dan efisien. Strategi-strategi pembelajaran aktif menganjurkan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang di dalamnya dimana siswa diberikan otonomi dan kontrol yang luas untuk mengarahkan aktivitas -aktivitas pembelajaran. Ada banyak pen-dekatan pembelajaran konstruktivis yang dapat meningkatkan pemahaman anak tentang suatu konsep yang sedang dit-erapkan belakangan ini, salah satunya adalah peta pikiran (mind map).
Menurut Farrand dkk pembelajaran
dengan menggunakan strategi peta pikiran (mind map) menunjukkan ke-mampuan performance serta ingatan jangka panjang (long term recall) yang lebih baik dibandingkan dengan pem-belajaran yang tidak menggunakan mind map (Santiago, 2011). Lebih lanjut hasil penelitian Mona & Khalic menunjukkan bahwa skor tes group yang menggunakan pembelajaran dengan mind map jauh lebih tinggi dibandingkan dengan skor tes group yang menggunakan teknik ringkasan (note summarization group).
Santiago (2011). Lebih lanjut Balim, dkk
menemukan bahwa teknik visual seperti
mind map membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan mem-buat hubungan yang penting antara kon-sep kognitif dan pengetahuan baru. Akinoglu, (2007)
Menurut Edwards & Nick C (2010) pembelajaran dengan menggunakan teknik peta pikiran (mind mapping) tidak sering digunakan oleh guru, padahal menurut Simonova (2001) dalam penelitiannya, mind map dapat menjadi alat pembelajaran yang efisien. Pembela-jaran dengan menggunakan mind map
bahwa mind map mampu meningkatkan proses belajar biologi menjadi lebih kre-atif, efektif dan menyenangkan sehingga hasil belajar biologi siswa menjadi lebih meningkat. Selain itu Arifin (2013) menyatakan dalam penelitiannya bahwa pembelajaran dengan mengggunakan
mind map telah meningkatkan motivasi belajar anak untuk belajar IPA sebesar 100%.
Penelitian ini bertujuan untuk mendata strategi pembelajaran IPA yang dilakukan guru SMP Kota Salatiga, ham-batan dan kendala yang dihadapi guru dalam melaksanakan strategi pembelaja-ran di kelas, persentase pemahaman dan penerapan mind map oleh guru IPA SMP
Kota Salatiga, serta hambatan dan ken-dala yang dihadapi guru ken-dalam melaksanakan strategi mind map di ke-las. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.
B. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Strategi pembelajaran guru IPA
SMP Kota Salatiga
[image:4.595.168.428.422.588.2]Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru bidang studi IPA diketahui bahwa pembelajaran IPA dil-akukan dengan menggunakan strategi ataupun metode diskusi, tanya jawab, demonstrasi, eksperimen, ceramah, peta konsep, mind map, dan strategi-strategi lain.
Gambar 1.1 Persentase Strategi/Metode Pembelajaran Guru IPA SMP Kota Salatiga
Gambar 1. Menunjukkan persentase guru IPA yang menggunakan strategi diskusi atau tanya jawab mencapai 78.26%, peta konsep 21,74%,
demon-strasi 30,43%, ceramah 39,13%, mind map 34,78% dan strategi-strategi lain seperti permainan kartu, cerdas cermat,
prob-lem based learning, contextual teaching learning,inquiry mencapai 43,8%.
Dalam menerapkan strategi yang bervariasi guru mengalami kesulitan da-lam mengatur alokasi waktu pembelaja-ran di kelas dikarenakan peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan kog-nitif rendah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahami strategi pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas. Hal ini cukup menyita waktu pembelajaran, sedangkan setiap siswa harus terpenuhi belajarnya.
Menurut Arthur, strategi ran merupakan pola kegiatan pembelaja-ran berurutan yang diterapkan dari waktu ke waktu dan diarahkan untuk mencapai suatu hasil belajar siswa yang di-inginkan. (Trianto, 2009). Strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses-proses berpikir yang digunakan oleh siswa dalam memen-garuhi hal-hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif.
Menurut Arends, pelajar mandiri adalah pelajar yang dapat melakukan hal -hal penting dan memiliki karakteristik, antara lain; 1). Mendiagnosis secara tepat suatu situasi pembelajaran tertentu, 2). Memiliki pengetahuan strategi-strategi belajar efektif, bagaimana serta kapan menggunakannya, dapat memotivasi diri sendiri tidak hanya Karena nilai atau
mo-tivator eksternal, mampu tetap tekun da-lam tugas sehingga tugas itu terselesaikan, belajar secara efektif dan memiliki motivasi abadi untuk belajar.
Berdasarkan teori kognitif dan pem-rosesan informasi, maka terdapat bebera-pa strategi belajar yang dabebera-pat digunakan dan diajarkan, yaitu: Pertama, strategi mengulang (rehearsal strategies). Strategi mengulang membantu memindahkan pembelajaran dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Kedua,
bagaimana mereka sendiri berpikir dan kemampuan mereka menggunakan strategi belajar tertentu dengan tepat.
Mind map diciptakan pertama kali oleh Tony Buzan dari Inggris, seorang pakar pengembangan otak, kreativitas dan revolusi pendidikan sejak awal tahun
1970’an. Mind map merupakan sistem
belajar dan berpikir yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Mind map
merupakan sistem belajar dan berpikir menggunakan kedua belah otak, menggunakan otak sesuai dengan cara kerja alaminya, mengeluarkan seluruh potensi dan kapasitas otak penggunanya yang masih tersembunyi, mencerminkan apa yang terjadi secara internal di dalam otak kita saat belaajr dan berpikir, menc-erminkan secara visual apa yang terjadi pada otak anda saat belajar dan berpikir. (Windura, 2013).
Novak, membedakan empat cara bagaimana menerapkan mind maps da-lam pembelajaran, yaitu sebagai strategi belajar, strategi mengajar, digunakan da-lam pembentukan konsep dan isi mata pelajaran dan instruksi keseluruhan bagi siswa, dan digunakan sebagai sarana un-tuk mengumpulkan informasi tentang peserta didik dalam memahami isi pela-jaran. Lebih lanjut, Novak menyebutkan cara lain, misalnya. strategi untuk me-mahami materi yang baru, evaluasi, dan sebagainya. (Simanova, 2015).
2. Aplikasi Mind Map dalam Pem-belajaran IPA di SMP Kota Salatiga
Grafik tersebut menunjukkan persen-tase jumlah guru yang menggunakan
mind map dalam pembelajaran di SMP Kota Salatiga hanya mencapai 34,78% dan yang masih belum menerapkan pembelajaran model mind map mencapai 65,22%. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru juga diketahui bahwa sekitar 47,83% guru tersebut memahami mekanisme pembela-jaran model mind map, selebihnya sebe-sar 52,17% mengatakan belum me-mahami prinsip pembelajaran menggunakan mind map.
Berdasarkan hasil wawancara ter-hadap guru yang telah menerapkan mind map diakui bahwa mind map dapat mem-buat peserta didik semakin paham bagian
-bagian dari materi IPA serta semakin menggali pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi IPA terse-but. Ketika peserta didik membuat mind map maka peserta didik dituntut untuk menguasai konsep materi serta harus mampu menjabarkan konsep tersebut secara luas berdasarkan pengetahuan dan pemahaman peserta didik.
Mind map merupakan cara kreatif bagi peserta didik secara individual un-tuk menghasilkan ide-ide, mencatat pela-jaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan model pengajaran ini, siswa akan diberi kemudahan untuk mengiden-tifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah siswa pelajari dan apa yang sedang siswa rencanakan.
Gambar . A Perse tase Pe erapa Mi d Map dala Pe elajara di SMP Kota Salaiga, B
[image:7.595.164.428.88.311.2]Peserta didik sering sekali lupa apa yang mereka catat karena mereka menggunakan sebagian kecil dari otak mereka dalam proses mencatat. Sistem pembuatan catatan konvensional dengan menggunakan kalimat, frase, daftar, garis serta angka atau bilangan. Sistem kerja ini hanya menggunakan sistem kerja otak kanan yang berkaitan dengan urutan, rangkaian dan bilangan, tanpa imajinasi, asosiasi, pembesaran, keanehan, humor, warna, ritme, rasa, seksualitas dan sensu-alitas. Sehingga untuk membuat catatan yang baik perlu merubah tradisi itu dengan membuat kedua otak disertai sis-tem ingatan.
Mind map merupakan peta rute pikiran yang sangat bagus untuk ingatan, memungkinkan siswa untuk menyusun pemahaman dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Proses mengingat informasi akan jauh lebih mudah dan lebih bisa di-andalkan daripada menggunakan teknik pencatatan tradisional. Mind Mapping
sangat membantu menyederhanakan ma-teri menjadi hanya kata kunci sekaligus menjadi keutuhan dari seluruh bagian materi yang dikupas. Hal ini akan mem-bantu siswa dalam mengingat materi pelajaran. (Windura, 2013)
Kelebihan lain dari mind map
menurut guru mampu meningkatkan
mo-tivasi siswa dalam membuat catatan ter-hadap materi yang telah dipelajari serta meningkatkan keinginan membaca mate-ri pelajaran. Diakui oleh guru bahwa pembelajaran menggunakan mind map
akan sangat efektif bila diberikan kepa-da peserta didik dengan kemampuan kognitif menengah atau rendah. Melalui kegiatan memberikan simbol-simbol dan gambar yang terdapat dalam kerangka
mind map semakin memotivasi peserta didik dalam mendalami materi IPA. Mo-tivasi yang tinggi dapat menambah ke-percayaan diri siswa, sehingga siswa tid-ak ragu dan malu serta mau mengem-bangkan potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya terutama potensi yang berhubungan dengan kreativitas.
Dengan kata lain, hasil wawancara yang dilakukan kepada guru menjelaskan bahwa mind map sangat potensial digunakan sebagai suatu teknik untuk meningkatkan pembelajaran peserta didik. Santiago, (2011) menjelaskan bah-wa visual tools membantu peserta didik untuk membangun daya ingat, pemaham-an, dan kemampuan berpikir kritis. Mind mapping sangat bermanfaat digunakan dalam kegiatan branstorming, membuat catatan dan membangun scenario klinis.
yang sederhana, (Parikh, 2016). Menurut Alam, mind map adalah teknik yang berguna yang membantu siswa belajar lebih efektif, meningkatkan cara siswa dalam merekam informasi, mendukung dan meningkatkan masalah secara kreatif memecahkan (Riswanto & Pebri, 2012). Mind map melibatkan penuliskan ide
sentral dan memikirkan ide-ide baru dan
terkait yang memancar keluar dari pusat
informasi. Dengan berfokus pada ide-ide
kunci ditulis dalam kata-kata sendiri, dan
kemudian mencari cabang dan hubungan
antara ide-ide, pemetaan pengetahuan
dengan cara yang akan membantu siswa memahami dan mengingat informasi ba-ru. (Riswanto & Pebri, 2012).
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hendrik, pembelajaran
dengan mind map membuat siswa lebih
menyenangi catatan yang dibuat, sehing-ga siswa lebih tertarik untuk membaca dan mempelajari kembali materi yang telah diajarkan, dan dengan catatan mind map ini dapat memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami materi yang telah diajarkan. Hal inilah yang dapat mengakibatkan hasil belar siswa mening-kat. Berkaitan dengan hal tersebut
menurut Lina kegiatan membuat mind
map dilakukan dalam suasana senang, aktif, kreatif dan inovatif dapat mening-katkan efektifitas belajar, sehingga pada
akhirnya hasil belajar juga lebih mening-kat. (Prasetyo & Hariyatmi, 2016).
Fakta menunjukkan bahwa keber-hasilan dalam belajar 50% ditentukan oleh faktor kecerdasan, 30% dari ketekunan, dan hanya 10% pengaruh
lingkungan belajar. Banyak anak-anak
dari sekolah dengan kualitas biasa, tetapi cerdas dan tekun belajar untuk mencapai
cita-citanya, yang justru menampilkan
prestasi yang tinggi. (Olivia, 2014). Mind map memberikan banyak manfaat bagi anak dan siswa dalam belajar, ber-pikir maupun merencanakan kegiatannya
sehari-hari. Siswa dapat menggunakan
mind map untuk mencatat, meringkas,
mengarang, berpikir analisis, berpikir kreatif, merencanakan, mengurai artikel bacaan, mengurai soal cerita matematika dan sains. Bagi kepentingan mengajar, mind map mempunyai beberapa manfaat penting untuk; merancang kurikulum
pengajaran yang komprehensif,
menyatukan materi pengajaran dari berbagai sumber, meringkas materi pengajaran, mengembangkan ide materi mengajar, mempersiapkan presentasi mengajar, manajemen waktu dalam mengajar, membuat catatan mengajar di
papan tulis, merancang soal-soal ujan,
evaluasi kualitas mengajar, evaluasi hasil ujian, penugasan siswa, penelitian.
Meskipun demikian, dalam penera-pannya di kelas guru mengalami kendala dalam pengaplikasian mind map, misal-nya dibutuhkan waktu yang cukup pan-jang untuk menerapkan mind map se-hingga membuat guru kesulitan dan ma-teri lainnya tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Selain itu, kendala lain seperti siswa masih kesulitan dalam membuat
mind map dikarenakan kurang latihan, serta siswa yang sudah terbiasa dengan kebiasaan pola pengajaran teacher center
sehingga model mind map ini dianggap sulit bagi siswa.
Peran guru dalam pembelajaran
menggunakan metode mind map yaitu
sebagai pembimbing atau penasehat belajar, membantu siswa untuk mengada-kan penilaian belajar dan kemajuan yang telah dicapai oleh siswa tersebut. Metode pembelajaran ini menggunakan pendeka-tan terbuka antara guru dan siswa, yang bertujuan untuk menimbulkan perasaaan yang harmonis antara guru dan siswa pa-da saat belajar. (Fitri, 2010).
C. SIMPULAN DAN SARAN
Persentase guru IPA yang menggunakan strategi diskusi atau tanya jawab mencapai 78.26%, peta konsep 21,74%, demonstrasi 30,43%, ceramah 39,13%, mind map 34,78% dan strategi-strategi lain seperti permainan kartu, cer-das cermat, project based learning,
dis-covery, problem based learning, contex-tual teaching learning,inquiry mencapai 43,8%.
Kendala guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran dalam mengatur alokasi waktu pembelajaran di kelas dikarenakan peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan kognitif rendah membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahami strategi pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas.
Persentase jumlah guru yang menggunakan mind map dalam pembela-jaran di SMP Kota Salatiga hanya men-capai 34,78% dan yang masih belum menerapkan pembelajaran model mind map mencapai 65,22%. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru juga diketahui bahwa sekitar 47,83% guru tersebut memahami mekanisme pembelajaran model mind map, selebihnya sebesar 52,17% menga-takan belum memahami prinsip pembela-jaran menggunakan mind map.
Kendala yang dihadapi guru dalam mengaplikasian mind map, dibutuhkan waktu yang cukup panjang untuk men-erapkan mind map sehingga membuat guru kesulitan dan materi lainnya tidak dapat diselesaikan tepat waktu. Selain itu, kendala lain seperti siswa masih kesulitan dalam membuat mind map
yang sudah terbiasa dengan kebiasaan pola pengajaran teacher center sehingga model mind map ini dianggap sulit bagi siswa.
D. DAFTAR PUSTAKA
Akinoglu., O & Zeynep., Y. 2007. The Effect of Note Taking in Science Education Through The Mind Mapping Technique on Students Attitudes, Academic Achievement and Concept Learning. Journal of Baltic Science Education. Volume 6 No. 3, (online), http://oaji.net/ articles/2014/987-1404288606.pdf, diakses pada 17 Februari 2014 Arifin., B. 2013. Penerapan Metode
Mind Maps Untuk Meningkatkan Motivasi Mata Pelajaran IPA Ten-tang Sumber Daya Alam di Kelas IV MI Wahid Hasyim Tahun Pela-jaran 2012/2013. Yogyakarta: Univ. Islam Negeri Sunan Kalijaga Edwards., S & Nick Cooper. 2010. Mind
Mapping a Teaching Resources.
The Clinical Teacher. Volume 7: 236-239, (online), http://
onlinelibrary.wiley.com/wol1/ doi/10.1111/j.1743
-498X.2010.00395.x/full, diakses pada 14 Februari 2014
Fitri, A.K, (2010). Efektivitas Penerapan Metode Mind Map Dilihat dari
Motivasi dan Prestasi Belajar Bi-ologi Siswa MAN Purworejo. Uni-versitas Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta. (online). Available. http://digilib.uin-suka.ac.id/5816/1/ BAB%20I,%20V,%20DAFTAR% 20PUSTAKA.pdf
Lela., Teti., R., Triasianingrum A. 2012.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Teknik Mind Map-ping. Bogor: Universitas Pakuan Bogor
Mustami., M.K. 2007. Pengaruh Model Pembelajaran Synectics Dipadu Mind Maps Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Sikap Kreatif dan Penguasaan Materi Biologi, Len-tera Pendidikan, Edisi X No. 2 (173-184). Makassar. (online), http://id.portalgaruda.org/
article.php?
article=445888&val=7268, diakses pada 14 Februari 2014
Olivia, F. (2104). Asyik Mind Mapping.
Kompas Gramedia. Jakarta
Parikh, N.D (2016). Effectiveness of Teaching through Mind Mapping Technique. The International Jour-nal of Indian Psychology. Volume 3, Issue 3, No. 3, 2016. (online).
articles/2016/1170-1461519892.pdf, diakses pada 21 Februari 2017
Prasetyo, & Hariyatmi (2016). Pengaruh Pembelajaran Mind Map Ter-hadap Hasil Belajar IPA Siswa Ke-las VIII SMP Negeri 2 Sawit Kabu-paten Boyolali Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016. Uni-versitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta, (online) http:// eprints.ums.ac.id/45654/31/
NASKAH%20PUBLIKASI.pdf, diakses pada 21 Februari 2017 Rahardjo, D.K, (2017), Penerapan Model
Problem Based Learning dan Per-mainan Lucky Wheel untuk meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Kognitif IPA Kelas IX SMP Anak Terang Salatiga. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Riswanto, & Pebri, (2012), The Use of
Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3 Bengkulu, Indonesia, International Journal of Humanities and Social Science. Volume 2, No. 21, No-vembr 2012. (online). Available. http://www.ijhssnet.com/journals/ Vol_2_No_21_November_2012/8. pdf (Diakses pada tanggal 21 Feb-ruari 2017)
Santiago, H., 2011. Visual Mapping to
Enhance and Critical Thinking Skills. Journal Optometric Educa-tion. Volume 36 Number 3, Ameri-ca. (online), http:// journal.opted.org/articles/
Vol-ume_36_Number_3_VisualMappin g.pdf, diakses pada 17 Februari 2014
Simanova., I. (2012). Monitoring The Concept of e-Learning in Mind Maps of University Students. Uni-versity of Hradec Kralove, Czech Republik. (online), http:// connection.ebscohost.com/c/
articles/91956468/monitoring - concept-e-learning-mind-maps-university-students, diakses pada 14 Februari 2014
Trianto. 2009. Mendesain Model Pem-belajaran Inovatif-Progresif. Ja-karta: Kencana Prenada Media Group
Windura S, (2013). 1st Mind Map untuk