PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT(Numbered Head
Together) DAN TIPE JIGSAW PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI SEL DI KELAS XI IPA
SMAN 1 TANJUNG MORAWA T.P. 2011/2012
Oleh:
Endang Sari Tanjung NIM 408141056
Program Studi Pendidikan Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Judul
Nama NIM
Program Studi Jurusan
Tanggal Lulus
: Perbandingan Hasil Belajar Si Menggunakan Model Pembelajara Tipe NHT (Numbered Head Togeth Jigsaw Pada Materi Pokok Struktur Di Kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung 2011/2012
: Endang Sari Tanjung : 4081414056
: Pendidikan Biologi : Biologi
Mengetahui :
: 14 Agustus 2012
i
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabbila’lamin penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Dan Tipe Jigsaw Pada Materi Pokok Struktur Dan Fungsi Sel Di Kelas XI IPA SMA N 1
Tanjung Morawa T. P. 2011/2012.” disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, mulai
dari penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi,
antara lain Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si., selaku ketua jurusan Biologi, Bapak
Drs. Hudson Sidabutar, M.S sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini, serta kepada Ibu Dra. Melva Silitonga, M.S., Ibu
Dra. Hj. Cicik Suryani, M.Si, Bapak Drs. Lazuardi, M.Si, sebagai dosen - dosen
penguji yang telah memberikan masukan bagi penulis demi kesempurnaan karya
ini, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik. Seluruh
dosen dan staf pegawai di Jurusan Biologi FMIPA di Universitas Negeri Medan.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Tanjung
Morawa bapak Drs. Kasman Butar – butar, M.Pd dan Ibu Dra. Nesmaria
Pakpahan selaku guru Biologi kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Morawa beserta
staf pegawai yang telah banyak membantu penulis sewaktu melaksanakan
penelitian.
Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibunda
Asnaini Siregar dan Ayahanda Darman Tanjung, S.H yang dengan penuh cinta
kasih membesarkan, merawat, dan mendidik penulis dan dengan penuh
pengorbanan memenuhi kebutuhan penulis serta selalu memberikan do’a dan
vi
seluruh keluarga besar Alm. G. Siregar dan Alm. M. Harahap, serta seluruh
keluarga besar Alm. Mhd. Tanjung dan Alm. D. Pane atas segala do’a dan
dukungan moril yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua teman
seperjuangan kelas Pendidikan Biologi A 2008 terutama kepada teman - temanku
F4 ( Fina Futria Sitorus, Cahaya Kinona, Dika Imara Sitorus) dan Tri Eni Soraya
Purba dan Umi Lestari ( harapanku kalau ada kesempatan, lain waktu kita bertiga
menginap lagi di rumah Umi Lestari mengerjakan tesis bareng ) yang telah
memberikan semangat untuk penulis, serta kepada semua pihak yang tidak dapat
disebutkan namanya satu - persatu, terima kasih untuk semuanya.
Penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang semaksimal mungkin
dalam penyelesaian skripsi ini akan tetapi mengingat keterbatasan kemampuan,
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, maka penulis menyadari masih
banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan skripsi
ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan
terlebih kepada para peneliti berikutnya dalam melakukan pengembangan
penelitian.
Medan, Agustus 2012
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 6
1.3.Batasan Masalah 6
1.4.Rumusan Masalah 6
1.5.Tujuan Penelitian 7
1.6.Manfaat Penelitian 7
1.7.Definisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teori 9
2.1.1. Ranah Kemampuan Kognitif 9
2.1.1.1. Taksonomi Ranah Kognitif 10
2.1.2. Ranah Kemampuan Afektif 12
2.1.2.1. Taksonomi Ranah Afektif 12
2.1.2.2. Karakteristik Ranah afektif 15
2.1.2.3. Hubungan antara Domain Afektif dan Domain Kognitif 19
2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif 21
2.1.3.1. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 21
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered
Head Together) 22
2.1.4.1. Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 23
2.1.4.2. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe NHT (Numbered Head Together) 25
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 25
2.1.5.1. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw 28
2.2. Materi Struktur dan Fungsi Sel 29
2.2.1. Sel 29
2.2.2. Anatomi dan Fisiologi Sel 29
2.2.4. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan 36
2.2. Hipotesisi Penelitian 37
2.3.1. Hipotesis Verbal 37
2.3.2. Hipotesis Statistik 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38
3.2. Populasi dan Sampel 38
3.2.1. Populasi 38
3.2.2. Sampel 38
3.3. Variabel Penelitian 38
3.4. Instrumen Penelitian 38
3.4.1. Angket 40
3.4.2. Tes 42
3.4.3. Observasi 44
3.5. Jenis dan Desain Penelitian 45
3.6. Prosedur Penelitian 45
3.6.1. Tahap Persiapan 45
3.6.2. Tahap Pelaksanaan 46
3.6.3. Tahap Akhir 46
3.7. Teknik Pengumpulan Data 47
3.7.1.Uji Validitas Tes 47
3.7.2. Uji Reliabilitas Tes 47
3.7.3. Taraf Kesukaran Tes 48
3.7.4. Daya Pembeda Soal 49
3.8. Teknik Analisis Data 49
3.8.1. Angket (Qustionnaire) 49
3.8.2. Tes 52
3.8.2.1. Uji Persyaratan Analisis 52
3.8.3. Analisis Hasil Observasi 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data 56
4.1.1. Deskripsi Ujicoba Instrumen Penelitian 56
4.1.1.1. Validitas Tes 56
4.1.1.2. Reliabilitas Tes 56
4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Tes 56
4.1.1.4 Daya Pembeda Tes 56
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 57
4.1.2.1. Deskripsi Aspek Kognitif Siswa 57
4.1.2.1.1. Deskripsi Nilai Pre - Test Siswa 57
4.1.2.1.2. Deskripsi Nilai Post - Test Siswa 58
4.1.2.2. Deskripsi Aspek Afektif Siswa 60
4.1.3. Uji Persyaratan Analisis Data 64
4.1.3.2. Uji Homogenitas Data 65
4.1.3.3. Uji Hipotesis 66
4.1.4. Hasil Lembar Observasi 66
4.2. Pembahasan 68
4.2.1. Pembahasan Hasil Belajar Kognitif Siswa 68
4.2.2. Pembahasan Hasil Belajar Afektif Siswa 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 78
5.2. Saran 78
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perbedaan Sel Prokariot dan Eukariot 35
Tabel 2.2. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan 36
Tabel 3.1. Definisi Konseptual dan Operasional Instrumen 39
Tabel 3.2. Kisi - Kisi Angket Penilaian Ranah Afektif 41
Tabel 3.3. Kisi - Kisi Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok
Struktur dan Fungsi Sel 43
Tabel 3.4. Kisi - Kisi Pedoman Observasi 44
Tabel 3.5. Desain Penelitian 45
Tabel 4.1. Perbandingan Nilai Pre-Test Siswa Pada Kelas NHT
dan Jigsaw 57
Tabel 4.2. Perbandingan Nilai Post-Test Siswa Pada Kelas NHT
dan Jigsaw 59
Tabel 4.3. Interval Kategori Sikap 60
Tabel 4.4. Interval Kategori Minat 61
Tabel 4.5. Interval Kategori Konsep Diri 61
Tabel 4.6. Interval Kategori Nilai 62
Tabel 4.7. Interval Kategori Moral 63
Tabel 4.8. Tabel Perbandingan Persentase Aspek Afektif Siswa Pada
Kelas NHT dan Kelas Jigsaw 63
Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data 65
Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data 65
Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis 66
Tabel 4.12. Perbandingan Persentase Rata - Rata Observasi Aspek
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Hubungan antara Domain Afektif dan Domain Kognitif 20
Gambar 2.2. Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw 27
Gambar 2.3. Struktur Bacterium Bacillus coagulans 33
Gambar 2.4. Struktur Sel Hewan 34
Gambar 2.5. Struktur Sel Tumbuhan 35
Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Nilai Pre-Test Siswa Pada Kelas
NHT dan Jigsaw 58
Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Nilai Post -Test Siswa Pada Kelas
NHT dan Jigsaw 59
Gambar 4.3. Diagram Perbandingan Persentase Aspek Afektif Siswa
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 9. Perhitungan Persentase Rata - Rata Observasi Aspek Sikap 149 Lampiran 10. Tabel Penilaian Observasi Aspek Sikap Siswa Kelas NHT 150 Lampiran 11. Tabel Penilaian Observasi Aspek Sikap Siswa Kelas Jigsaw 151
Lampiran 12. Tabulasi Angket untuk Kelas Eksperimen NHT XI IPA 3 152
Lampiran 20. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Jigsaw (XI IPA4) 167
Lampiran 21. Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi 169
Lampiran 30. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 192
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan upaya sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh
berbagai macam kemampuan (competencies), ketrampilan (skills), dan sikap
(attitudes) melalui serangkaian proses belajar yang pada akhirnya akan
menghasilkan perubahan tingkah laku pada individu tersebut. Perubahan tingkah
laku yang diperoleh melalui proses belajar secara keseluruhan meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun dalam prakteknya, proses
pembelajaran di sekolah lebih cenderung menekankan pada pencapaian perubahan
aspek kognitif (intelektual) yang dilaksanakan melalui berbagai bentuk
pendekatan, strategi, dan model pembelajaran tertentu.
Pada umumnya tes kemampuan kognitif yang disusun oleh guru untuk
mengetahui hasil belajar siswa belum mencakup semua tingkatan sesuai
taksonomi Bloom. Menurut Sofa (2008) kemampuan kognitif adalah kemampuan
untuk mengolah dan mencerna berbagai informasi yang datang dari lingkungan
sekitar melalui alat berfikirnya yang lalu menggunakan informasi tersebut untuk
beradaptasi terhadap lingkungan.
Menurut Haryati (2009) sistem pembelajaran yang secara khusus
mengembangkan kemampuan afektif kurang mendapat perhatian, kemampuan
afektif hanya dijadikan sebagai efek pengiring atau menjadi hidden curriculum,
yang disisipkan dalam kegiatan pembelajaran yang utama yaitu pembelajaran
kognitif atau pembelajaran psikomotor.
Akar masalah yang menyebabkan masih kurangnya kemampuan afektif
siswa antara lain adalah karena strategi pembelajaran yang digunakan kurang
memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan masih terpusat pada aspek
kognitif dan psikomotorik sedangkan kemampuan afektif hanya sebagai efek
pengiring (nurturant effect). Seiring dengan diberlakukannya pendidikan
berkarakter akhir - akhir ini maka siswa diharapkan, selain kemampuan
2
kognitifnya dapat meningkat dengan baik, maka diharapkan bersamaan dengan
berkembangnya kemampuan afektif siswa.
Haryati (2009) menyatakan bahwa pentingnya penilaian afektif bagi siswa
akan tampak pada peningkatan berbagai tingkah laku peserta didik seperti
perhatiannya, antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, kedisiplinan dalam
belajar, memiliki motivasi yang tinggi untuk mengetahui lebih jauh tentang apa
yang sedang dipelajarinya, penghargaan dan rasa hormat terhadap guru mata
pelajaran yang bersangkutan.
Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dengan Ibu Nesmaria Pakpahan selaku guru bidang studi biologi di kelas XI IPA
SMA Negeri 1 Tanjung Morawa,guru tidak menggunakan metode pembelajaran
bervariasi yang bersifat interaktif, selama ini metode pembelajaran yang lebih
sering diterapakan dalam pembelajaran biologi di kelas adalah metode ceramah.
Metode ini membuat guru mendominasi kegiatan belajar mengajar di kelas
sehingga siswa menjadi pasif yang hanya sebagai objek yang mendengarkan dan
mengikuti arahan dari guru saja tanpa menemukan ide - ide baru, kurang
keberanian berbicara yang juga dikarenakan siswa kurang percaya diri, respon
atau perhatian siswa kurang yang mempengaruhi daya pemahaman terhadap
materi yang diberikan guru. Selama ini sistem penilaian ranah afektif hanya
dinilai berdasarkan kriteria yang umum saja yaitu kerajinan, kebersihan, dan
kerapian siswa. Dimana untuk menilai kerajinan siswa guru menilainya melalui
absensi siswa dan kelengkapan buku catatan biologi siswa, untuk menilai
kebersihan siswa guru menilainya melalui kebersihan pakaian siswa, dan untuk
menilai kerapian siswa guru menilainya melalui kerapian buku catatan siswa dan
penampilan pakaian siswa dan hal ini tidaklah cukup dijadikan indikator dalam
penilaian ranah afektif siswa. Selain itu permasalahan lain yang peneliti temukan
adalah guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar, fasilitas sekolah yang kurang memadai terutama kelengkapan peralatan
laboratorium biologi. Dan kemungkinan - kemungkinan ini pula yang
menyebabkan hasil belajar siswa dengan rata - rata 68 yang masih terbilang
3
Nasional sebesar 75 dan kurang berkembangnya kemampuan afektif siswa.
Karena itu dengan melakukan penelitian di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung
Morawa, peneliti berharap hasil belajar siswa bisa ditingkatkan lagi mendekati
KKM Nasional atau melebihi KKM Nasional dan dapat mengembangkan
kemampuan afektif siswa.
Berdasarkan dari kemungkinan - kemungkinan permasalahan hasil observasi
yang telah peneliti ungkapkan diatas, maka peneliti membatasi penelitian ini
dengan hanya meneliti model pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses
belajar mengajar di sekolah tersebut, hal ini di sebabkan bila peneliti meneliti
semua kemungkinan - kemungkinan permasalahan di atas, peneliti akan
terkendala oleh waktu yang lama.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu dikembangkan strategi
pembelajaran yang interaktif yang dapat meningkatkan hasil belajar dan
kemampuan afektif siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Para ahli
telah menunjukkan bahwa salah satu pembelajaran yang interaktif adalah
pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas
-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep - konsep yang
sulit, dan membantu siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, lebih
banyak melibatkan interaksi aktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru
maupun siswa dengan lingkungan belajarnya . Siswa belajar bersama - sama dan
memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar - benar menguasai materi
yang sedang dipelajari. Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari
penerapan pembelajaran kooperatif ini yaitu siswa dapat mencapai prestasi belajar
yang bagus, dapat mengembangkan kemampuan sosial siswa, serta memberikan
keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang
bekerja bersama menyelesaikan tugas - tugas akademik.
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa pendekatan di dalam
penerapannya, diantaranya yaitu tipe NHT (Numbered Head Together) dan Jigsaw. Peneliti memilih kedua tipe model pembelajaran koooperatif ini untuk
mengetahui diantara kedua model pembelajaran kooperatif tersebut mana yang
4
model pembelajaran kooperatif tersebut memiliki kelebihan - kelebihan tersendiri.
Dimana pembelajaran kooperatif tipe NHT membuat setiap siswa menjadi siap
dalam memahami materi pelajaran lebih baik secara berkelompok maupun
individual sehingga mereka bersungguh - sungguh dalam melakukan diskusi,
menitik beratkan pada keaktifan siswa dan memerlukan interaksi sosial yang baik
antara semua kelompok, mengutamakan kerja kelompok dari pada individual,
sehingga siswa bekerja dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak
kesempatan untuk menyalurkan informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi. Pembelajaran NHT memberikan kesempatan kepada siswa saling
membagikan ide - ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, juga
mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama siswa
(Suprijono, 2010).
Menurut Kusumojanto (2009), model NHT dalam meningkatkan
penguasaan materi dapat dilihat dengan melibatkan para siswa dalam mereview
bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa
pemahaman siswa mengenai isi pelajaran.
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menjadikan siswa memiliki
ketergantungan positif untuk saling membantu dalam penguasaan dan pemahaman
materi pelajaran karena dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw kelompok dibentuk
heterogen sehingga dalam setiap kelompok siswa yang berkemampuan lebih akan
membantu dalam proses pemahaman siswa yang berkemampuan rendah dan siswa
yang berkemampuan sedang akan segera menyesuaikan dalam proses pemahaman
materi, sehingga disini selain ketergantuangan positif juga terjadi komunikasi
antar anggota kelompoknya dan interaksi tatap muka selain itu antusiasme dan
kreativitas berfikir siswa meningkat disebabkan karena pengalaman – pengalaman
belajar siswa meningkat karena siswa dapat bertukar pengetahuan pada saat
berdiskusi di kelompok asal maupun di kelompok ahli (Slavin, 2005).
Menurut penelitian Hijriah (2010) menyatakan bahwa ada perbedaan hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dan NHT pada materi pokok ekosistem di kelas VII SMP
5
belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dengan nilai rata - rata sebesar 85,23, sedangkan rata - rata
hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT sebesar 80,57
Sementara menurut hasil penelitian terdahulu oleh Rahmawati (2010),
menyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dengan eksperimen dan pemberian tugas sebagai upaya
pengembangan sikap afektif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Giritontro, Wonogiri
tahun ajaran 2008/2009 pada pembelajaran biologi ditunjukkan dengan
peningkatan sikap afektif siswa 66,04% pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dengan eksperimen pada materi pembelajaran fotosintesis.
Materi pokok struktur dan fungsi sel dijadikan sebagai indikator untuk
mengetahui kemampuan kognitif dan afektif siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dan tipe Jigsaw dikarenakan pada materi ini cenderung
banyak hafalan dan pembagian atau klasifikasi. Oleh karena itu model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe Jigsaw dapat membantu siswa untuk
memahami konsep - konsep yang sulit karena mereka dapat bertanya secara
langsung kepada temannya yang lebih memahami mengenai hal - hal yang belum
dimengerti. Pembelajaran kooperatif sangat efektif bagi siswa untuk
mengeluarkan pendapat dan saling bekerja sama, dengan menerapkan strategi
pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada
konsep ini khususnya sehingga menyebabkan kemampuan kognitif dan afektif
siswa meningkat (Slavin, 2005).
Berdasarkan uraian permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Dengan Tipe Jigsaw Pada Materi Pokok Struktur Dan Fungsi Sel
6
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam mengajar sehingga
kegiatan belajar siswa menjadi individual yang membuat siswa kurang
bersosialisasi dengan sesamanya sehingga keterampilan siswa kurang
berkembang.
2. Masih minimnya atau masih belum jauh nilai biologi siswa dari KKM
sekolah.
3. Perlunya pengembangan aspek afektif sebagai bagian yang tidak tepisahkan
dari hasil suatu proses belajar.
4. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan tipe Jigsaw dalam pembelajaran Biologi belum pernah diterapkan.
1.3. Batasan Masalah
Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah NHT (Numbered Head Together) dan Jigsaw
2. Materi pokok dalam penelitian ini adalah struktur dan fungsi sel.
3. Hasil belajar siswa yaitu kemampuan kognitif dan afektif (sikap, minat,
konsep diri, nilai dan moral).
1.4. Rumusan Masalah
Dengan pembatasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa
Tahun Pembelajaran 2011/2012?
2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model
7
sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran
2011/2012?
3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan tipe Jigsaw pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA Negeri
1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2011/2012?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa
Tahun Pembelajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok struktur dan fungsi
sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran
2011/2012.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan tipe Jigsaw pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2011/2012.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Sebagai masukan bagi guru-guru khususnya guru biologi dalam memilih
strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran biologi.
2. Sebagai menambah pengalaman dalam mengajarkan materi pokok struktur
dan fungsi sel dan tambahan informasi tentang kemampuan kognitif dan
kemampuan afektif siswa kelas XI IPA SMA bagi peneliti.
8
1.7. Defenisi Operasional
Penulis membuat batasan atau defenisi secara singkat dan istilah yang ada
dalam penulisan sebagai berikut :
1. Ranah kemampuan kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak), yang berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk
didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
2. Ranah kemampuan afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,
emosi, konsep diri, dan nilai.
3. Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan pembelajaran yang prinsipnya mengerjakan sesuatu secara bersama- sama dengan saling
membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim dengan
istilah pembelajaran gotong royong .
4. NHT (Numbered Head Together) atau pemikiran bersama dengan penomoran adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap
struktur kelas tradisional.
5. Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok
ahli dan kelompok asal, dimana setiap peserta bertukar untuk membentuk
kelompok ahli kemudian kelompok asal dan saling bertukar informasi
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari analisis data hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT memiliki rata - rata sebesar X 79,20 dan hasil
belajar afektif siswa dengan rata - rata persentase sebesar 72,38%.
2. Hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw memiliki rata - rata sebesar X 83,70 dan hasil
belajar afektif siswa dengan rata - rata persentase sebesar 77,63%.
3. Ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dan yang menggunakan tipe Jigsaw pada
materi pokok struktur dan fungsi sel di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung
Morawa T.P. 2011/2012, dengan pengujian hipotesis diperoleh thitung> ttabel
yaitu 2,25 > 1,667 pada taraf signifikan 0.05, yang berarti Ha diterima
dan H0ditolak.
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan oleh
penulis di atas, maka penulis mangajukan beberapa saran antara lain:
1. Kepada guru bidang studi biologi hendaknya tidak hanya menggunakan
metode ceramah dalam pembelajaran tetapi diharapkan dapat mencoba
model pembelajaran koperatif tipe NHT dan tipe Jigsaw untuk menunjang
keberhasilan kegiatan pembelajaran.
2. Kepada kepala sekolah agar turut mendukung pembelajaran bermakna dan
menyediakan fasilitas yang mendukung terlaksananya pembelajaran.
3. Kepada mahasiswa, khususnya calon guru biologi diharapkan untuk dapat
mencoba melakukan penelitian terhadap aspek afektif tidak hanya ditinjau
dari segi model pembelajaran saja, tetapi bisa juga dari media pembelajaran
dan kelengkapan fasilitas laboratorium.
79
4. Kepada peneliti lain yang penelitiannya berhubungan dengan aspek afektif
sebaiknya melakukan penelitian berdasarkan pokok bahasan dan
menganalisis lebih mandalam aspek afektif siswa sehingga diperoleh
kondisi aspek afektif siswa yang lebih spesifik.
5. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan penelitiannya,
sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal. Hal ini penting agar hasil
penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai
reformasi dan inovasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam
penggunaan metode - metode maupun media-media pembelajaran di dalam
80
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2011), Domain Ranah Afektif, http://en.wikipedia.org/wiki/ BloomTaxonomy, (accessed 27 Maret 2012)
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2005),Manajemen Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama., (2004),
Pedoman Penilaian Ranah Afektif, Depdiknas, Jakarta.
Djaali, (2007),Teknik Penilaian Pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Hamid, H.,(2009), Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. http://ranah-penilaian-kognitif-afektif-psikomotorik.biologionline.htm. (accessed 27 Maret 2012)
Harahap, M., (2010). Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi Pokok Bahasan Struktur Dan Fungsi Sel Di SMA Negeri 2 Tanjunh Balai Tahun Pembelajaran 2009/2010, Skripsi FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.( tidak di publikasikan)
Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Gaung Persada Press Jakarta, Jakarta.
Hijriah, S., (2010). Perbedaan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA-Biologi Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem Di Kelas VII SMP Perguruan Islam Al- Ulum Medan, Skripsi FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.( tidak di publikasikan)
Huda, M., (2011), Cooperatif Learning Metode, Teknik, Struktur Dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
81
Isjoni, (2009), Cooperative learning, Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Alfabeta, Bandung.
Lie, A., (2008),Pembelajaran Kooperatif, Rineka Cipta, Jakarta.
Majid, A., (2008),Perencanaan Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya.
Margono, (2005), Metodologi Penelitian pendidikan, PT PT Rineka Cipta, Jakarta.
Mulyasa, E., (2004),Model Pembelajaran Kooperatif, UNESA, Surabaya.
Rahmawati, R . D., (2010). Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Eksperimen Dan Pemberian Tugas Sebagai Upaya Pengembangan Sikap Afektif Siswa Dalam Pembelajaran Biologi . Skripsi FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Slameto, (2003),Belajar Dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta
Slavin, R . E., (2005),Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.
Sofa, (2008), Aspek Penelitian Dalam KTSP Bag I/Aspek Kognitif, http://massofa.wordpress.com/feed/, (accessed 25 Februari 2012)
Sudijono, A., (2011), Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sudrajat, (2008),Pembelajaran Kooperatif Dan Penerapannya, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Sukardi, (2007),Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Suprijono, A., (2010),Cooperatif Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
82
Suyanto, (2009),Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Mas Media Buana Pustaka, Sidoarjo.
Syamsuri, I., (2010),Biologi, Erlangga, Jakarta
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Group , Surabaya.
Wicaksono, S. R.,(2011), Strategi Penerapan Domain Afektif Di Lingkup Perguruan Tinggi,Jurnal Pendidikan. 12(2):112-119