• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DAN TIPE JIGSAW PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI SEL DI KELAS XI IPA SMAN 1 TANJUNG MORAWA T.P. 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DAN TIPE JIGSAW PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI SEL DI KELAS XI IPA SMAN 1 TANJUNG MORAWA T.P. 2011/2012."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT(Numbered Head

Together) DAN TIPE JIGSAW PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI SEL DI KELAS XI IPA

SMAN 1 TANJUNG MORAWA T.P. 2011/2012

Oleh:

Endang Sari Tanjung NIM 408141056

Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

Judul

Nama NIM

Program Studi Jurusan

Tanggal Lulus

: Perbandingan Hasil Belajar Si Menggunakan Model Pembelajara Tipe NHT (Numbered Head Togeth Jigsaw Pada Materi Pokok Struktur Di Kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung 2011/2012

: Endang Sari Tanjung : 4081414056

: Pendidikan Biologi : Biologi

Mengetahui :

: 14 Agustus 2012

i

(3)

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabbila’lamin penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat

Allah SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Dan Tipe Jigsaw Pada Materi Pokok Struktur Dan Fungsi Sel Di Kelas XI IPA SMA N 1

Tanjung Morawa T. P. 2011/2012. disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, mulai

dari penyusunan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi,

antara lain Bapak Drs. Tri Harsono, M.Si., selaku ketua jurusan Biologi, Bapak

Drs. Hudson Sidabutar, M.S sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini, serta kepada Ibu Dra. Melva Silitonga, M.S., Ibu

Dra. Hj. Cicik Suryani, M.Si, Bapak Drs. Lazuardi, M.Si, sebagai dosen - dosen

penguji yang telah memberikan masukan bagi penulis demi kesempurnaan karya

ini, Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik. Seluruh

dosen dan staf pegawai di Jurusan Biologi FMIPA di Universitas Negeri Medan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Kepala Sekolah SMAN 1 Tanjung

Morawa bapak Drs. Kasman Butar – butar, M.Pd dan Ibu Dra. Nesmaria

Pakpahan selaku guru Biologi kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Morawa beserta

staf pegawai yang telah banyak membantu penulis sewaktu melaksanakan

penelitian.

Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibunda

Asnaini Siregar dan Ayahanda Darman Tanjung, S.H yang dengan penuh cinta

kasih membesarkan, merawat, dan mendidik penulis dan dengan penuh

pengorbanan memenuhi kebutuhan penulis serta selalu memberikan do’a dan

(4)

vi

seluruh keluarga besar Alm. G. Siregar dan Alm. M. Harahap, serta seluruh

keluarga besar Alm. Mhd. Tanjung dan Alm. D. Pane atas segala do’a dan

dukungan moril yang telah diberikan kepada penulis selama ini.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua teman

seperjuangan kelas Pendidikan Biologi A 2008 terutama kepada teman - temanku

F4 ( Fina Futria Sitorus, Cahaya Kinona, Dika Imara Sitorus) dan Tri Eni Soraya

Purba dan Umi Lestari ( harapanku kalau ada kesempatan, lain waktu kita bertiga

menginap lagi di rumah Umi Lestari mengerjakan tesis bareng ) yang telah

memberikan semangat untuk penulis, serta kepada semua pihak yang tidak dapat

disebutkan namanya satu - persatu, terima kasih untuk semuanya.

Penulis telah berusaha untuk mencapai hasil yang semaksimal mungkin

dalam penyelesaian skripsi ini akan tetapi mengingat keterbatasan kemampuan,

pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, maka penulis menyadari masih

banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu saran

dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan skripsi

ini. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

terlebih kepada para peneliti berikutnya dalam melakukan pengembangan

penelitian.

Medan, Agustus 2012

(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 6

1.3.Batasan Masalah 6

1.4.Rumusan Masalah 6

1.5.Tujuan Penelitian 7

1.6.Manfaat Penelitian 7

1.7.Definisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teori 9

2.1.1. Ranah Kemampuan Kognitif 9

2.1.1.1. Taksonomi Ranah Kognitif 10

2.1.2. Ranah Kemampuan Afektif 12

2.1.2.1. Taksonomi Ranah Afektif 12

2.1.2.2. Karakteristik Ranah afektif 15

2.1.2.3. Hubungan antara Domain Afektif dan Domain Kognitif 19

2.1.3. Model Pembelajaran Kooperatif 21

2.1.3.1. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 21

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered

Head Together) 22

2.1.4.1. Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 23

2.1.4.2. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe NHT (Numbered Head Together) 25

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 25

2.1.5.1. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Jigsaw 28

2.2. Materi Struktur dan Fungsi Sel 29

2.2.1. Sel 29

2.2.2. Anatomi dan Fisiologi Sel 29

(6)

2.2.4. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan 36

2.2. Hipotesisi Penelitian 37

2.3.1. Hipotesis Verbal 37

2.3.2. Hipotesis Statistik 37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.2. Populasi dan Sampel 38

3.2.1. Populasi 38

3.2.2. Sampel 38

3.3. Variabel Penelitian 38

3.4. Instrumen Penelitian 38

3.4.1. Angket 40

3.4.2. Tes 42

3.4.3. Observasi 44

3.5. Jenis dan Desain Penelitian 45

3.6. Prosedur Penelitian 45

3.6.1. Tahap Persiapan 45

3.6.2. Tahap Pelaksanaan 46

3.6.3. Tahap Akhir 46

3.7. Teknik Pengumpulan Data 47

3.7.1.Uji Validitas Tes 47

3.7.2. Uji Reliabilitas Tes 47

3.7.3. Taraf Kesukaran Tes 48

3.7.4. Daya Pembeda Soal 49

3.8. Teknik Analisis Data 49

3.8.1. Angket (Qustionnaire) 49

3.8.2. Tes 52

3.8.2.1. Uji Persyaratan Analisis 52

3.8.3. Analisis Hasil Observasi 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data 56

4.1.1. Deskripsi Ujicoba Instrumen Penelitian 56

4.1.1.1. Validitas Tes 56

4.1.1.2. Reliabilitas Tes 56

4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Tes 56

4.1.1.4 Daya Pembeda Tes 56

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 57

4.1.2.1. Deskripsi Aspek Kognitif Siswa 57

4.1.2.1.1. Deskripsi Nilai Pre - Test Siswa 57

4.1.2.1.2. Deskripsi Nilai Post - Test Siswa 58

4.1.2.2. Deskripsi Aspek Afektif Siswa 60

4.1.3. Uji Persyaratan Analisis Data 64

(7)

4.1.3.2. Uji Homogenitas Data 65

4.1.3.3. Uji Hipotesis 66

4.1.4. Hasil Lembar Observasi 66

4.2. Pembahasan 68

4.2.1. Pembahasan Hasil Belajar Kognitif Siswa 68

4.2.2. Pembahasan Hasil Belajar Afektif Siswa 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 78

5.2. Saran 78

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Sel Prokariot dan Eukariot 35

Tabel 2.2. Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan 36

Tabel 3.1. Definisi Konseptual dan Operasional Instrumen 39

Tabel 3.2. Kisi - Kisi Angket Penilaian Ranah Afektif 41

Tabel 3.3. Kisi - Kisi Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok

Struktur dan Fungsi Sel 43

Tabel 3.4. Kisi - Kisi Pedoman Observasi 44

Tabel 3.5. Desain Penelitian 45

Tabel 4.1. Perbandingan Nilai Pre-Test Siswa Pada Kelas NHT

dan Jigsaw 57

Tabel 4.2. Perbandingan Nilai Post-Test Siswa Pada Kelas NHT

dan Jigsaw 59

Tabel 4.3. Interval Kategori Sikap 60

Tabel 4.4. Interval Kategori Minat 61

Tabel 4.5. Interval Kategori Konsep Diri 61

Tabel 4.6. Interval Kategori Nilai 62

Tabel 4.7. Interval Kategori Moral 63

Tabel 4.8. Tabel Perbandingan Persentase Aspek Afektif Siswa Pada

Kelas NHT dan Kelas Jigsaw 63

Tabel 4.9. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data 65

Tabel 4.10. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data 65

Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis 66

Tabel 4.12. Perbandingan Persentase Rata - Rata Observasi Aspek

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Hubungan antara Domain Afektif dan Domain Kognitif 20

Gambar 2.2. Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw 27

Gambar 2.3. Struktur Bacterium Bacillus coagulans 33

Gambar 2.4. Struktur Sel Hewan 34

Gambar 2.5. Struktur Sel Tumbuhan 35

Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Nilai Pre-Test Siswa Pada Kelas

NHT dan Jigsaw 58

Gambar 4.2. Diagram Perbandingan Nilai Post -Test Siswa Pada Kelas

NHT dan Jigsaw 59

Gambar 4.3. Diagram Perbandingan Persentase Aspek Afektif Siswa

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 9. Perhitungan Persentase Rata - Rata Observasi Aspek Sikap 149 Lampiran 10. Tabel Penilaian Observasi Aspek Sikap Siswa Kelas NHT 150 Lampiran 11. Tabel Penilaian Observasi Aspek Sikap Siswa Kelas Jigsaw 151

Lampiran 12. Tabulasi Angket untuk Kelas Eksperimen NHT XI IPA 3 152

Lampiran 20. Data Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Jigsaw (XI IPA4) 167

Lampiran 21. Perhitungan Rata-Rata dan Standar Deviasi 169

Lampiran 30. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 192

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan upaya sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh

berbagai macam kemampuan (competencies), ketrampilan (skills), dan sikap

(attitudes) melalui serangkaian proses belajar yang pada akhirnya akan

menghasilkan perubahan tingkah laku pada individu tersebut. Perubahan tingkah

laku yang diperoleh melalui proses belajar secara keseluruhan meliputi aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Namun dalam prakteknya, proses

pembelajaran di sekolah lebih cenderung menekankan pada pencapaian perubahan

aspek kognitif (intelektual) yang dilaksanakan melalui berbagai bentuk

pendekatan, strategi, dan model pembelajaran tertentu.

Pada umumnya tes kemampuan kognitif yang disusun oleh guru untuk

mengetahui hasil belajar siswa belum mencakup semua tingkatan sesuai

taksonomi Bloom. Menurut Sofa (2008) kemampuan kognitif adalah kemampuan

untuk mengolah dan mencerna berbagai informasi yang datang dari lingkungan

sekitar melalui alat berfikirnya yang lalu menggunakan informasi tersebut untuk

beradaptasi terhadap lingkungan.

Menurut Haryati (2009) sistem pembelajaran yang secara khusus

mengembangkan kemampuan afektif kurang mendapat perhatian, kemampuan

afektif hanya dijadikan sebagai efek pengiring atau menjadi hidden curriculum,

yang disisipkan dalam kegiatan pembelajaran yang utama yaitu pembelajaran

kognitif atau pembelajaran psikomotor.

Akar masalah yang menyebabkan masih kurangnya kemampuan afektif

siswa antara lain adalah karena strategi pembelajaran yang digunakan kurang

memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam proses

pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan masih terpusat pada aspek

kognitif dan psikomotorik sedangkan kemampuan afektif hanya sebagai efek

pengiring (nurturant effect). Seiring dengan diberlakukannya pendidikan

berkarakter akhir - akhir ini maka siswa diharapkan, selain kemampuan

(12)

2

kognitifnya dapat meningkat dengan baik, maka diharapkan bersamaan dengan

berkembangnya kemampuan afektif siswa.

Haryati (2009) menyatakan bahwa pentingnya penilaian afektif bagi siswa

akan tampak pada peningkatan berbagai tingkah laku peserta didik seperti

perhatiannya, antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, kedisiplinan dalam

belajar, memiliki motivasi yang tinggi untuk mengetahui lebih jauh tentang apa

yang sedang dipelajarinya, penghargaan dan rasa hormat terhadap guru mata

pelajaran yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara yang dilakukan oleh peneliti

dengan Ibu Nesmaria Pakpahan selaku guru bidang studi biologi di kelas XI IPA

SMA Negeri 1 Tanjung Morawa,guru tidak menggunakan metode pembelajaran

bervariasi yang bersifat interaktif, selama ini metode pembelajaran yang lebih

sering diterapakan dalam pembelajaran biologi di kelas adalah metode ceramah.

Metode ini membuat guru mendominasi kegiatan belajar mengajar di kelas

sehingga siswa menjadi pasif yang hanya sebagai objek yang mendengarkan dan

mengikuti arahan dari guru saja tanpa menemukan ide - ide baru, kurang

keberanian berbicara yang juga dikarenakan siswa kurang percaya diri, respon

atau perhatian siswa kurang yang mempengaruhi daya pemahaman terhadap

materi yang diberikan guru. Selama ini sistem penilaian ranah afektif hanya

dinilai berdasarkan kriteria yang umum saja yaitu kerajinan, kebersihan, dan

kerapian siswa. Dimana untuk menilai kerajinan siswa guru menilainya melalui

absensi siswa dan kelengkapan buku catatan biologi siswa, untuk menilai

kebersihan siswa guru menilainya melalui kebersihan pakaian siswa, dan untuk

menilai kerapian siswa guru menilainya melalui kerapian buku catatan siswa dan

penampilan pakaian siswa dan hal ini tidaklah cukup dijadikan indikator dalam

penilaian ranah afektif siswa. Selain itu permasalahan lain yang peneliti temukan

adalah guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar, fasilitas sekolah yang kurang memadai terutama kelengkapan peralatan

laboratorium biologi. Dan kemungkinan - kemungkinan ini pula yang

menyebabkan hasil belajar siswa dengan rata - rata 68 yang masih terbilang

(13)

3

Nasional sebesar 75 dan kurang berkembangnya kemampuan afektif siswa.

Karena itu dengan melakukan penelitian di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung

Morawa, peneliti berharap hasil belajar siswa bisa ditingkatkan lagi mendekati

KKM Nasional atau melebihi KKM Nasional dan dapat mengembangkan

kemampuan afektif siswa.

Berdasarkan dari kemungkinan - kemungkinan permasalahan hasil observasi

yang telah peneliti ungkapkan diatas, maka peneliti membatasi penelitian ini

dengan hanya meneliti model pembelajaran yang tepat digunakan dalam proses

belajar mengajar di sekolah tersebut, hal ini di sebabkan bila peneliti meneliti

semua kemungkinan - kemungkinan permasalahan di atas, peneliti akan

terkendala oleh waktu yang lama.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka perlu dikembangkan strategi

pembelajaran yang interaktif yang dapat meningkatkan hasil belajar dan

kemampuan afektif siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Para ahli

telah menunjukkan bahwa salah satu pembelajaran yang interaktif adalah

pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kinerja siswa dalam tugas

-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa memahami konsep - konsep yang

sulit, dan membantu siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir kritis, lebih

banyak melibatkan interaksi aktif antar siswa dengan siswa, siswa dengan guru

maupun siswa dengan lingkungan belajarnya . Siswa belajar bersama - sama dan

memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar - benar menguasai materi

yang sedang dipelajari. Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari

penerapan pembelajaran kooperatif ini yaitu siswa dapat mencapai prestasi belajar

yang bagus, dapat mengembangkan kemampuan sosial siswa, serta memberikan

keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang

bekerja bersama menyelesaikan tugas - tugas akademik.

Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa pendekatan di dalam

penerapannya, diantaranya yaitu tipe NHT (Numbered Head Together) dan Jigsaw. Peneliti memilih kedua tipe model pembelajaran koooperatif ini untuk

mengetahui diantara kedua model pembelajaran kooperatif tersebut mana yang

(14)

4

model pembelajaran kooperatif tersebut memiliki kelebihan - kelebihan tersendiri.

Dimana pembelajaran kooperatif tipe NHT membuat setiap siswa menjadi siap

dalam memahami materi pelajaran lebih baik secara berkelompok maupun

individual sehingga mereka bersungguh - sungguh dalam melakukan diskusi,

menitik beratkan pada keaktifan siswa dan memerlukan interaksi sosial yang baik

antara semua kelompok, mengutamakan kerja kelompok dari pada individual,

sehingga siswa bekerja dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak

kesempatan untuk menyalurkan informasi dan meningkatkan keterampilan

berkomunikasi. Pembelajaran NHT memberikan kesempatan kepada siswa saling

membagikan ide - ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, juga

mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama siswa

(Suprijono, 2010).

Menurut Kusumojanto (2009), model NHT dalam meningkatkan

penguasaan materi dapat dilihat dengan melibatkan para siswa dalam mereview

bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa

pemahaman siswa mengenai isi pelajaran.

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menjadikan siswa memiliki

ketergantungan positif untuk saling membantu dalam penguasaan dan pemahaman

materi pelajaran karena dalam pembelajaran kooperatif Jigsaw kelompok dibentuk

heterogen sehingga dalam setiap kelompok siswa yang berkemampuan lebih akan

membantu dalam proses pemahaman siswa yang berkemampuan rendah dan siswa

yang berkemampuan sedang akan segera menyesuaikan dalam proses pemahaman

materi, sehingga disini selain ketergantuangan positif juga terjadi komunikasi

antar anggota kelompoknya dan interaksi tatap muka selain itu antusiasme dan

kreativitas berfikir siswa meningkat disebabkan karena pengalaman – pengalaman

belajar siswa meningkat karena siswa dapat bertukar pengetahuan pada saat

berdiskusi di kelompok asal maupun di kelompok ahli (Slavin, 2005).

Menurut penelitian Hijriah (2010) menyatakan bahwa ada perbedaan hasil

belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw dan NHT pada materi pokok ekosistem di kelas VII SMP

(15)

5

belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw dengan nilai rata - rata sebesar 85,23, sedangkan rata - rata

hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

NHT sebesar 80,57

Sementara menurut hasil penelitian terdahulu oleh Rahmawati (2010),

menyatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa antara pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw dengan eksperimen dan pemberian tugas sebagai upaya

pengembangan sikap afektif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Giritontro, Wonogiri

tahun ajaran 2008/2009 pada pembelajaran biologi ditunjukkan dengan

peningkatan sikap afektif siswa 66,04% pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw

dengan eksperimen pada materi pembelajaran fotosintesis.

Materi pokok struktur dan fungsi sel dijadikan sebagai indikator untuk

mengetahui kemampuan kognitif dan afektif siswa dengan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT dan tipe Jigsaw dikarenakan pada materi ini cenderung

banyak hafalan dan pembagian atau klasifikasi. Oleh karena itu model

pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe Jigsaw dapat membantu siswa untuk

memahami konsep - konsep yang sulit karena mereka dapat bertanya secara

langsung kepada temannya yang lebih memahami mengenai hal - hal yang belum

dimengerti. Pembelajaran kooperatif sangat efektif bagi siswa untuk

mengeluarkan pendapat dan saling bekerja sama, dengan menerapkan strategi

pembelajaran kooperatif diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada

konsep ini khususnya sehingga menyebabkan kemampuan kognitif dan afektif

siswa meningkat (Slavin, 2005).

Berdasarkan uraian permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian tentang Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) Dengan Tipe Jigsaw Pada Materi Pokok Struktur Dan Fungsi Sel

(16)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, beberapa masalah yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam mengajar sehingga

kegiatan belajar siswa menjadi individual yang membuat siswa kurang

bersosialisasi dengan sesamanya sehingga keterampilan siswa kurang

berkembang.

2. Masih minimnya atau masih belum jauh nilai biologi siswa dari KKM

sekolah.

3. Perlunya pengembangan aspek afektif sebagai bagian yang tidak tepisahkan

dari hasil suatu proses belajar.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan tipe Jigsaw dalam pembelajaran Biologi belum pernah diterapkan.

1.3. Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah NHT (Numbered Head Together) dan Jigsaw

2. Materi pokok dalam penelitian ini adalah struktur dan fungsi sel.

3. Hasil belajar siswa yaitu kemampuan kognitif dan afektif (sikap, minat,

konsep diri, nilai dan moral).

1.4. Rumusan Masalah

Dengan pembatasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa

Tahun Pembelajaran 2011/2012?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa dengan menggunakan model

(17)

7

sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran

2011/2012?

3. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan tipe Jigsaw pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA Negeri

1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2011/2012?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa

Tahun Pembelajaran 2011/2012.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi pokok struktur dan fungsi

sel kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran

2011/2012.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head Together) dan tipe Jigsaw pada materi pokok struktur dan fungsi sel kelas XI IPA SMA

Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Pembelajaran 2011/2012.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan bagi guru-guru khususnya guru biologi dalam memilih

strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran biologi.

2. Sebagai menambah pengalaman dalam mengajarkan materi pokok struktur

dan fungsi sel dan tambahan informasi tentang kemampuan kognitif dan

kemampuan afektif siswa kelas XI IPA SMA bagi peneliti.

(18)

8

1.7. Defenisi Operasional

Penulis membuat batasan atau defenisi secara singkat dan istilah yang ada

dalam penulisan sebagai berikut :

1. Ranah kemampuan kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental

(otak), yang berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk

didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi,

menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.

2. Ranah kemampuan afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan

nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap,

emosi, konsep diri, dan nilai.

3. Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan pembelajaran yang prinsipnya mengerjakan sesuatu secara bersama- sama dengan saling

membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim dengan

istilah pembelajaran gotong royong .

4. NHT (Numbered Head Together) atau pemikiran bersama dengan penomoran adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang

untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap

struktur kelas tradisional.

5. Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok

ahli dan kelompok asal, dimana setiap peserta bertukar untuk membentuk

kelompok ahli kemudian kelompok asal dan saling bertukar informasi

(19)

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari analisis data hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT memiliki rata - rata sebesar X 79,20 dan hasil

belajar afektif siswa dengan rata - rata persentase sebesar 72,38%.

2. Hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Jigsaw memiliki rata - rata sebesar X 83,70 dan hasil

belajar afektif siswa dengan rata - rata persentase sebesar 77,63%.

3. Ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT dan yang menggunakan tipe Jigsaw pada

materi pokok struktur dan fungsi sel di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung

Morawa T.P. 2011/2012, dengan pengujian hipotesis diperoleh thitung> ttabel

yaitu 2,25 > 1,667 pada taraf signifikan 0.05, yang berarti Ha diterima

dan H0ditolak.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan oleh

penulis di atas, maka penulis mangajukan beberapa saran antara lain:

1. Kepada guru bidang studi biologi hendaknya tidak hanya menggunakan

metode ceramah dalam pembelajaran tetapi diharapkan dapat mencoba

model pembelajaran koperatif tipe NHT dan tipe Jigsaw untuk menunjang

keberhasilan kegiatan pembelajaran.

2. Kepada kepala sekolah agar turut mendukung pembelajaran bermakna dan

menyediakan fasilitas yang mendukung terlaksananya pembelajaran.

3. Kepada mahasiswa, khususnya calon guru biologi diharapkan untuk dapat

mencoba melakukan penelitian terhadap aspek afektif tidak hanya ditinjau

dari segi model pembelajaran saja, tetapi bisa juga dari media pembelajaran

dan kelengkapan fasilitas laboratorium.

(20)

79

4. Kepada peneliti lain yang penelitiannya berhubungan dengan aspek afektif

sebaiknya melakukan penelitian berdasarkan pokok bahasan dan

menganalisis lebih mandalam aspek afektif siswa sehingga diperoleh

kondisi aspek afektif siswa yang lebih spesifik.

5. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih menyempurnakan penelitiannya,

sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal. Hal ini penting agar hasil

penelitian ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai

reformasi dan inovasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam

penggunaan metode - metode maupun media-media pembelajaran di dalam

(21)

80

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2011), Domain Ranah Afektif, http://en.wikipedia.org/wiki/ BloomTaxonomy, (accessed 27 Maret 2012)

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2005),Manajemen Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Depdiknas, Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama., (2004),

Pedoman Penilaian Ranah Afektif, Depdiknas, Jakarta.

Djaali, (2007),Teknik Penilaian Pembelajaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Hamid, H.,(2009), Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. http://ranah-penilaian-kognitif-afektif-psikomotorik.biologionline.htm. (accessed 27 Maret 2012)

Harahap, M., (2010). Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan Model Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Materi Pokok Bahasan Struktur Dan Fungsi Sel Di SMA Negeri 2 Tanjunh Balai Tahun Pembelajaran 2009/2010, Skripsi FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.( tidak di publikasikan)

Haryati, M., (2009), Model Dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan, Gaung Persada Press Jakarta, Jakarta.

Hijriah, S., (2010). Perbedaan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Tipe Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar IPA-Biologi Siswa Pada Materi Pokok Ekosistem Di Kelas VII SMP Perguruan Islam Al- Ulum Medan, Skripsi FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.( tidak di publikasikan)

Huda, M., (2011), Cooperatif Learning Metode, Teknik, Struktur Dan Model Penerapan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

(22)

81

Isjoni, (2009), Cooperative learning, Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Alfabeta, Bandung.

Lie, A., (2008),Pembelajaran Kooperatif, Rineka Cipta, Jakarta.

Majid, A., (2008),Perencanaan Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya.

Margono, (2005), Metodologi Penelitian pendidikan, PT PT Rineka Cipta, Jakarta.

Mulyasa, E., (2004),Model Pembelajaran Kooperatif, UNESA, Surabaya.

Rahmawati, R . D., (2010). Implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Eksperimen Dan Pemberian Tugas Sebagai Upaya Pengembangan Sikap Afektif Siswa Dalam Pembelajaran Biologi . Skripsi FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Slameto, (2003),Belajar Dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta

Slavin, R . E., (2005),Cooperatif Learning Teori, Riset dan Praktik, Nusa Media, Bandung.

Sofa, (2008), Aspek Penelitian Dalam KTSP Bag I/Aspek Kognitif, http://massofa.wordpress.com/feed/, (accessed 25 Februari 2012)

Sudijono, A., (2011), Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudrajat, (2008),Pembelajaran Kooperatif Dan Penerapannya, Kencana Prenada Media Group, Jakarta

Sukardi, (2007),Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Suprijono, A., (2010),Cooperatif Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

(23)

82

Suyanto, (2009),Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Mas Media Buana Pustaka, Sidoarjo.

Syamsuri, I., (2010),Biologi, Erlangga, Jakarta

Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana Prenada Media Group , Surabaya.

Wicaksono, S. R.,(2011), Strategi Penerapan Domain Afektif Di Lingkup Perguruan Tinggi,Jurnal Pendidikan. 12(2):112-119

Gambar

Gambar 2.2.  Contoh Pembentukan Kelompok Jigsaw Gambar 2.1.  Hubungan antara Domain Afektif dan Domain Kognitif Gambar 2.3

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap siswa. Penilaian yang dilakukan disini adalah penilaian aktivitas dan hasil belajar. Untuk aktivitas, penilaian yang

Kelapa  sawil  (£lais gulneensis Jacq.)  merupaka n  salah  satu  ta naman  yallg  memerlukan  ai r  dn lam  jumlah  yang  banyak.  Ketersediaan  air  merupakan  salah 

Penelitian ini berjudul “Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Berbagai Tanaman Lahan Kering Di Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali” yang bertujuan untuk : (1) mengetahui

Fase- fase yang terbentuk pada lapisan IMC tersebut berpengaruh terhadap waktu yang optimal dalam perendaman baja pada aluminium cair yaitu 10 sampai 20 menit.. Kata kunci

Penelitian dan hasil sistem informasi yang dibuat dan diimplementasikan pada SMP N 1 Widodaren Ngawi, sehingga tujuan yang ingin dicapai yaitu membuat sistem yang cepat dan

Ekstrak etanol rimpang jahe diuji terhadap Staphylococcus aureus untuk mendapatkan konsentrasi yang dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan diameter zona

THE QUALITY IMPROVEMENT ON INTEGRAL MATHEMATICS LEARNING BY GUIDED DISCOVERY MODEL AT CLASS XII BUILDING TECHNIQUE STATE 2 VOCATIONAL HIGH SCHOOL

Hubungan antara penggunaan metode mengajar, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dan pengalaman mengajar guru dengan tingkat motivasi beiajar geografi siswa SMA Negeri di