• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh strategi Reward and Punishment terhadap peningkatan motivasi belajar mata pelajaran al Qur'an Hadits di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh strategi Reward and Punishment terhadap peningkatan motivasi belajar mata pelajaran al Qur'an Hadits di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-

QUR’AN HADITS DI MADRASAH ALIYAH UNGGULAN TLASIH

TULANGAN SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

SITI NUR FAIZAH

NIM. D01213051

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Siti Nur Faizah, D01213051, 2017, Pengaruh Strategi Reward and

Punishment Terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di

Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo, Skripsi, Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Reward, Punishment, Motivasi Belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi reward and

punishment, dan pengaruh strategi reward and punishment terhadap

motivasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo.

Metode yang digunakan adalah adalah metode kuantitatif dengan strategi reward (X1) punishment (X2) dan motivasi belajar sebagai variabel (Y). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan angket.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGAN TAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR TRANSLITERASI ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian... 6

D.Kegunaan Penelitian... 6

E. Penelitian Terdahulu ... 7

(8)

G.Definisi Operasional... 9

H.Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II LANDASAN TEORI A.Penjelasan tentang Reward... 17

1. Pengertian Reward... 17

2. Macam- macam Reward ... 19

3. Tujuan Reward ... 22

B. Penjelasan tentang Punishment ... 23

1. Pengertian Punishment ... 23

2. Macam- macam Punishment ... 27

3. Tujuan Puishment ... 31

C.Penjelasan tentang Motivasi Belajar ... 32

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 32

2. Macam- macam Motivasi Belajar ... 34

3. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar... 36

4. Fungsi Motivasi Belajar ... 41

D.Penjelasan tentang Qur’an Hadits ... 44

1.Pengertian Al-Qur’an ... 44

2.Pengertian Hadits... 46

3.Fungsi Al-Qur’an Hadits ... 47

4.Tujuan Al-Qur’an Hadits... 48

(9)

F. Hipotesis ... 51

BAB III PENELITIAN A.Jenis dan Rancangan Penelitian ... 54

B. Variabel, Indikator, dan Intrument Penelitian... 56

C.Populasi dan Sampel ... 59

D.Teknik Pengumpulan Data... 63

E. Teknis Analisis Data ... 65

BAB IV PENELITIAN A.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 70

B. Penyajian Data... 77

1. Data tentang Penerapan Strategi Reward and Punishment ... 77

2. Data tentang Pengaruh Strategi Reward and Punishment Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar ... 89

C.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 93

1. Analisis Data tentang Pen. Strategi Reward and Punishment ... 93

2. Analisis Data tentang Peng. Strategi Reward and Punishment terhadap Peningkatan Motivasi Belajar ... 103

(10)

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan ... 116

2. Saran... 117

DAFTAR PUSTAKA... 119

PERYATAAN KEASLIAN TULISAN

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keyakinan bahwa pendidikan merupakan faktor yang penting untuk kehidupan manusia memang ada sejak dulu sampai sekarang ini dapat dilihat dari sebuah ayat Al-Qur’an yang menggambarkan tingginya kedudukan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan, ayat ini bisa menjadi motivasi untuk terus mencari ilmu, adapun ayat itu adalah surat Al-Mujadalah: 11

... تجرد ْْعْلا اْوتْوُأ نْي ذَاو ُْْنم اْونماء نْي ذَا ه عف ْري ...

Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat... (

Al-Maidah:11)”

Dari ayat diatas kita dapat mengambil sebuah hikma betapa pentingnya pendidikan bagi manusia hingga Allah SWT akan meninggikan derajat bagi orang-orang yang berilmu. Pendidikan dan manusia memang tidak dapat dipisahkan dalam menjalani kehidupan, baik keluarga, masyarakat maupun bangsa dan negara, ini sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu

“pendidikan adalah usaha sadar dan terancam untuk memujudkan suasana

(12)

2

keagamaan, pengendalian diri. Kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pendapat di atas mengingatkan untuk meningkatkan sumber daya manusia, pendidikan mempunyai peran untuk menigkatkan sumber daya manusia, maka masyarakat dengan segala kesadarannya untuk putra dan putrinya. Hal ini dapat dilihat pada setiap ajaran baru, dalam setiap tahunnya jumlah siswa semakin meningkat dan ini tidak menutup kemungkinan timbul berbagai masalah yang dihadapi oleh para guru, dimana jika kita melihat pendidikan sekarang ini yang berhubungan dengan tingkah laku siswa, terjadi banyak penyimbangan dan tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan. Ini terbukti dengan banyaknya moral dan akhlak siswa yang tidak sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Misalnya: perkelahian antar siswa, terlambat, melalaikan tugas, membolos, berisik di kelas, saling kirim surat sdisaat pelajaran, membantah perintah dan sebagainya.

(13)

3

cara yang tepat untuk membuat suasana belajar yang menarik terutama pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, sering kali siswa malas belajar Al-qur’an Hadits itu merasa jenuh, suasana belajar yang tidak nyaman dan membosankan, karena dalam kegiatan belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah. Apalagi dalam proses belajar mengajar di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo pada siang hari.

Sebagai seorang guru dalam menghadapi fenomena semacam ini haruslah bijak dalam engambil indakan, karena sekecil apapun tindakan guru nantina akan menimbulkan dampak positif maupun negatif pada siswa harus dipikirkan bagaimana membentuk kepribadian siswa menjadi baik sesuai dengan tujuan pendidikan dan terbentuknya kepribadian siswa.

Untuk mengatasi masalah tersebut serta mampu memberi motivasi belajar bagi siswa agar proses pendidikan bisa berjalan dengan lancar dan berhasil, maka diadakan upaya pencegahan dalam berbagai macam seperti peraturan-peraturan tata tertib, peraturan itu harus ditaati dan dilaksanakan oleh siswa demi meningkatkan kualitas dan prestasi belajar, namun ada cara lain yang bisa diterapkan yaitu dengan memberi motivasi belajar Al-Qur’an Hadits dengan memberikan reward (ganjaran) and punishment (hukuman), dalam mendidik istilah Reward (ganjaran) digunakan ketika siswa sukses hasil menyelesaikan tugas dengan baik sehingga tak jarang dijumpai pemberian

(14)

4

anak didik sebagai wujud tanda kasih sayang. Penghargaan atas kemampuan dan prestasi seseorang. Bentuk dorongan atau tanda kepercayaan.1 Pemberian

Reward dapat berupa kata-kata pujian, senyuman, tepukan punggung atau

bahkan terbentuk materi sesuatu yang menyenangkan bagi anak didik. Sedangkan Punishment (hukuman) diberikan kepada seseorang karna adanya suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Misalnya ketika anak didik melanggar peraturan dan hukum yang telah ditetapkan oleh guru, banyak dari pendidik memberikan ancaman, tekanan bahkan pukulan sebagai bentuk hukuman yang dimaksudkan untuk perbaikan dan pembinaan tingkah laku anak didik, justru membawa dampak negatif bagi anak.

Sedangkan pendapat yang lain tentang reward adalah sebagai alat untuk mendidik anak-anak supaya anak dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat penghargaan.

Reward merupakan hal yang menggembirakan bagi anak, dan dapat menjadi pendorong atau motivasi bagi belajarnya siswa.

Punishment (hukuman) adalah usaha edukatif untuk memperbaiki dan mengarahkan siswa ke arah yang benar, bukan praktik hukuman dan siksaan yang memasung kreativitas.

1

(15)

5

Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.

Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Dengan adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa reward and punishment disamping sebagai alat pendidik juga sebagai motivasi bagi siswa dalam mencapai prestasi belajar siswa setinggi-tingginya. Untk itu diperlukan adanya pemberian reward and punishment di sekolah-sekolahan.

Berawal dari alur pikir dan latar belakang di atas penulis tertarik untuk

mengkaji lebih lanjut melalui skripsi yang berjudul: “PENGARUH

STRATEGI REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI

MADRASAH ALIYAH UNGGULAN TLASIH TULANGAN SIDOARJO”

B. Rumusan Masalah

(16)

6

1. Bagaimana penerapan strategi reward and punishsment pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo?

2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo?

3. Adakah pengaruh strategi reward and punisment terhadap peningkatan motivasi belajar pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka peneliti mempunyai beberapa tujuan dari penelitian, antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi reward and punishment pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar pada mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo.

(17)

7

D. Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, dharapkan dapat memilih kegunaan, antara lain:

1. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh strategi reward and punishment terhadap peningkatan motivasi belajar Al-Qur’an Hadits.

2. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran

Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo.

3. Bagi Guru

Memberikan variasi kepada guru dalam memberi reward andpunishment untuk siswa.

4. Bagi Lembaga

Sebagai salah satu sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo dengan memberikan reward and punishment kepada siswa dalam pembelajaran.

(18)

8

Dari beberapa literatur yang dapat peneliti akses, ada beberapa peneliti yang terdahulu yang menggunakan metode Reward and Punishment, di bawah ini peneliti sajikan beberapa penelitian tersebut.

Skripsi Lia Aristiani NIM. 073511058, mahasiswa Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang Tahun 2011 yang berjudul “Pengaruh Pemberian

Reward and Punishment Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII

Semester 2 Pada Materi Pokok Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar Lingkaran MTs. Hasan Kafrawi Mayong Jepara Tahun Ajaran 2010/2011. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil tes kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian Reward and Punishment secara berkelompok maupun individu berpengaruh terhadap hasil belajar matematika pokok garis Singgung Persekutuan Luar Lingkaran MTs. Hasan Kafrawi Mayong Jepara, dan disarankan guru dapat terus mengembangkan pembelajaran dengan pemberian Reward and Punishment dan menerapkan pada pembelajaran materi pokok yang lainnya.2

Dari penelitian yang disajikan diatas dapat disimpulkan bahwa metode

Reward and Punishment dapat menigkatkan motivasi belajar. Meskipun

demikian, dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan menerapkan

2

(19)

9

pemberian Reward and Punishment untuk meningkatkan motivasi pada siswa Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo.

F. Ruang Lingkup

Untuk membatasi dari pembahasan pada penelitian ini maka ruang lingkup dari penelitian ini adalah berkisar pada pengaruh strategi reward and

punishment terhadap peningkatan motivasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an

Hadits di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo seperti yang dirumuskan dalam rumusan masalah sebelumnya.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional yang diberikan oleh peneliti pada penelitian ini dengan pendekatan kuantitatif yang berjudul pengaruh strategi reward and

punishment terhadap peningkatan motivasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an

Hadits di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo, amtara lain mengemukakan definisi operasional penelitian sebagai berikut

1. Pengertian Reward (Ganjaran)

Pengertian reward (ganjaran) sebagai salah satu alat pendidikan sebagai pendorong motivasi belajar siswa, sebagaimana berikut.

(20)

10

bagi anak dan memperbesar kemungkinan terulangnya perilaku yang diinginkan.3

Sedangkan Suharsimi Arikunto, menjelaskan hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain karena sudah bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki yakni mengikuti peraturan sekolah dan tata tertib yang sudah ditentukan.4

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi orang yang tidak senang dengan pekerjaan tersebut.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil satu kesimpulan bahwa pemberian hadiah merupakan salah satu bentuk alat pendidikan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru untuk anak didik sebagai satu pendorong, penyemangat dan motivasi agar anak didik lebih meningkatkan prestasi hasil belajar sesuai yang diharapkan. Dan diharapkan dari pemberian hadiah tersebut muncul keinginan dari di anak untuk lebih membangkitkan minat belajar yang tumbuh dari dalam diri

(21)

menjatuhkan nestapa kepada orang lain, yang baik dari segi kejasmanian maupun dari segi kerohanian orang lain itu mempunyai kelemahan bila dibandingkan dengan diri kita, dan oleh karena itu, maka kita mempunyai tanggung jawab untuk membimbingnya dan melindunginya.6

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, menjelaskan hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru) sesudah terjadi suatu pelanggaran, kejahatan atau kesalahan.7

Menurut Emmer dan kawan-kawan, oleh karena hukuman itu berkedudukan sebagai lawan dari hadiah maka jenis-jenis hukuman yang diberikan kepada siswa secara garis besar merupakan lawan dari hadiah pula.

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan, bahwa punishment (hukuman) adalah suau perbuatan yang kurang menyenagkan, yang berupa penderitaan yang diberikan kepada

5

John M. Echole dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1996), h. 456

6

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 150

7

(22)

12

siswa secara sadar dan sengaja, sehingga sadar hatinya untuk tidak mengulangi lagi. Pemberian penderitaan atau penghilangan stimulasi oleh pendidik sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan atau kesalahan yang dilakukan anak didik. Hukuman juga dapat dikatakan sebagai penguat yang negatif, tetapi kalau hukuman itu diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu pemberian hukuman tidak serta merta sebagai suatu tindakan balas dendam antara guru dan anak didik yang tidak bisa mencapai harapan yang diinginkan, namun guru harus memahami segala bentuk prinsip-prinsip pemberian hukuman sebagai sangsi kependidikan.

3. Pengertian Motivasi Belajar

Banyak orang ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy shange within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal

di dalam pribadi seserangreactions. Motivasi adalah suatu perubahan

(23)

13

seseorang itu berbentuk suatu aktivitas nyata berupa kegiatan fisik. Karena seseorang mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan segala upaya yang dapat dia lakukan untuk mencapainya.

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itutidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan inilah menurut Maslow yang mampu memotivasi tingkah laku individu. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

4. Pengertian Al-Qur’an

(24)

14

dihafal oleh umat Islam sejak Nabi Muhammad masih hidup sampai kini, berpahala bagi pembacanya, diawali dari surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.

Di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip -prinsip berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan, sebagai contoh dapat dibaca kisah lukman mengajari anaknya dalam surat lukman ayat 12-19. Cerita itu menggariskan prinsip materi pendidikan yang terdiri dari masalah iman, akhlak ibadah, sosial dan ilmu pengetahuan. Ayat lain menceritakan tujuan hidup dan tentang nilai sesuatu kegiatan dan amal shaleh. Itu berrti bahwa kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan hidup tersebut. Oleh karena itu pendidikan islam harus menggunakan Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai teori tentang pendidikan islam. Dengan kata lain, pendidikan islam harus berlandaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang penafsirannya dapat dilakukan berdasarkan ijtihad disesuaikan dengan perubahan dan pembaharuan.8

5. Pengertian Hadits

Hadits ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan rasul Allah SWT. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Hadits merupakan sumber

8

(25)

15

ajaran kedua sesudah Al-Qur’an, hadits juga berisi aqidah dan syari’ah. Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemashlahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat mejadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertakwa. Untuk itu Rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama. Beliau sendiri mendidik, pertama dengan menggunakan rumah Al-Arqam ibn Abi Al-Arqam, kedua dengan memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar baca tulis, ketiga dengan mengirim para sahabat ke daerah-daerah yang baru masuk Islam. Semua itu adalah pendidikan dalam rangka pembentukan manusia muslim dan masyarakat islam.9

Setelah mengetahui pengertian dari al-Qur’an dan hadits di atas, tidak bisa dipugkiri memang sangat penting sekali mempelajari al-Qur’an Hadits maka dariitulah al-Qur’an Hadits menjadi kurikulum pada matapelajaran di madrasah-madrasah. Dapat diketahui bahwa al-Qur’an Hadits merupakan unsur matapelajaran Pendidikan Agam Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada siswa untuk memahami al-Qur’an Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk hidup dalam kehidupannya sehari-hari.

H. Sistematika Pembahasan

9

(26)

16

Untuk memudahkan pemahaman, sistematika pembahasan dimaksudkan sebagai gambaran yang akan menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini sehingga dapat memudahkan dalam memahami masalah-masalah yang akan dibahas. Berikut ini sistematikanya:

Bab Pertama Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, definisi operasional dan sistematika pembahasan

Bab Kedua Landasan Teori, bab ini dapat dijadikan dasar untuk penyajian dan analisis data yang ada relevansinya dengan rumusan masalah, yaitu tinjaian tentang strategi reward, tinjauan tentang punishment, tinjauan tentang pengaruh strategi reward and punishment terhadap peningkatan motivasi belajar mata pelajaran al-qur’an hadits.

Bab Ketiga Metode Penelitian, bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, variabel, indikator, dan instrument penelitian, pupolasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab Keempat, berisi tentang laporan hasil penelitian terdiri atas temuan penelitian, serta analisis data dan pengujian hipotesis.

(27)

17

BAB II

KAJIAN TEORI

Untuk mempermudah memahami dan membangun karangka berfikir tentang judul penelitian, yaitu Pengaruh Strategi Reward And Punishment Terhadap Peningkatan Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di Madrasah Aliyah Unggulan Tlasih Tulangan Sidoarjo, maka akan peneliti uraikan terlebih dahulu kajian teori mengenai penelitian ini.

A. Pengertian Reward and Punishment

1. Pengertian Reward (Ganjaran) a. Reward

Pengertian reward (ganjaran) sebagai salah satu alat pendidikan sebagai pendorong motivasi belajar siswa, sebagaimana berikut.

M. Clolim, dan kawan-kawan, mendefinisikan hadiah adalah sesuatu yang berfungsi sebagai insentif (dorongan), sesuatu yang penting bagi anak dan memperbesar kemungkinan terulangnya perilaku yang diinginkan.1

Sedangkan Suharsimi Arikunto, menjelaskan hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain karena sudah bertingkah laku

1

(28)

18

sesuai dengan yang dikehendaki yakni mengikuti peraturan sekolah dan tata tertib yang sudah ditentukan.2

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi orang yang tidak senang dengan pekerjaan tersebut.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil satu kesimpulan bahwa pemberian hadiah merupakan salah satu bentuk alat pendidikan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru untuk anak didik sebagai satu pendorong, penyemangat dan motivasi agar anak didik lebih meningkatkan prestasi hasil belajar sesuai yang diharapkan. Dan diharapkan dari pemberian hadiah tersebut muncul keinginan dari di anak untuk lebih membangkitkan minat belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa sendiri.

Dalam pendidikan Islam juga mengenal istilah reward (ganjaran), ini terbukti dengan adanya pahala. Pahala adalah bentuk penghargaan yang diberikan Allah SWT kepada umatnya yang beriman dan mengerjakan amamal saleh seperti: shalat, puasa, membaca

al-Qur’an dan perbuatan-perbuatan lain yang bermanfaat bagi

masyarakat.3

2

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h. 182.

3

(29)

19

Dalam al-Qur’an juga dijelaskan bahwa kita dianjurkan untuk berbuat kebaikan, yaitu dalam Qs. Al-Baqarah ayat 261

َلثم

َ ي ذَا

َنوقفني

َمهلاومَأ

َف

َليبس

َل

َلثَ

َ ذبح

َ تبَأ

َعب س

َلبان س

َف

َك

َ لبنس

َئام

َ ذبح

َ ۗ

َلو

َفعاضي

َ ل

ءاشي

َ ۗ

َلو

َ عساو

َيلع

(

۱۶۲

)

Artinya: perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-nya) lagi maha mengetahui. (Qs. Al-Baqarah: 261)

Berdasarkan ayat diatas jelaslah bahwa metode reward (ganjaran) mendidik kita untuk berbudi luhur, maka diharapkan agar manusia selalu berbuat baik dalam upaya mencapai prestasi-prestasi tertentu dalam hidup dan kehidupan di dunia.

Dari ayat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pemberian

reward (ganjaran) dalam koteks pendidikan dapat diberikan bagi siapa

saja yang berprestasi, dengan adanya reward (ganjaran) siswa akan lebih giat belajar dan siswa menjadi termotivasi untuk selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik, untuk itulah pentingnya strategi reward (ganjaran) di terapkan di sekolah.

(30)

20

Menurut Memmer dan kawan-kawan ada bermacam-macam hadiah mulai dari yang berbentuk simbul, penghargaan dan hadiah.4 1) Peringkat dan Simbul-simbul Lain

Bentuk hadiah yang paling lazim digunakan adalah peringkat huruf atau angka meskipun simbul-simbul lain kadang-kadang juga digunakan untuk siswa-siswa sekolah dasar dan menengah. Pemberian peringkat dengan cara yang betul dan adil akan merupakan hadiah yang paling tepat jika dikaitkan langsung dengan usaha siswa, prestasi dan kemampuan. Oleh karena itu sebaliknya penggunaan simbul dapat sebanyak-banyak digunakan dengan berbagai segi keberhasilan tugas siswa. Hal penting yang harus diketahui dan diingat oleh guru adalah bahwa di dalam memberikan

nilai sebagai hadiah atau imbalan hasil kerja adalah “ dasar yang

digunakan oleh guru dalam menentukan nilai tersebut agar mereka mengetahui betul bagaimana cara memperoleh nilai sebanding dengan jerih payah yang mereka lakukan.

2) Penghargaan

Hadiah ini dapat berupa berbagai hal yang mempunyai arti

adanyaa “perhatian” kepada siswa. Misalnya saja siswa berhasil

membuat pekerjaan tangan atau hasil karya yang lain. Karena hasil

4

(31)

21

tersebut sangat menonjol dibandingkan dengan hasil karya siswa lain, maka hasil tersebut dipamerkan didepan kelas atau dipercontohkan kepada siswa-siswa lain disekolahannya atau bahkan mungkin kepada masyarakat sekitar dalam kesempatan pameran sekolah.5

3) Hadiah

Yang dimaksud dengan hadiah disini adalah reward yang berbentuk pemberian berupa barang. Reward yang berupa pemberian barang ini disebut juga reward materiil. Yaitu hadiah yang berupa barang ini dapat terdiri dari alat-alat keperluan sekolah, seperti pensil, penggaris, buku dan lain sebagainya.

4) Penghormatan

Reward yang berupa penghormatan ini dapat berbentuk dua

macam pula. Pertama, berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan teman-temannya. Dapat juga dihadapan teman-teman sekelas, teman-teman sekolah, atau mungkin juga dihadapan orang tua siswa. Misalnya, pada malam perpisahan yang diadakan diakhir tahun. Kemudian ditampilkan siswa yang telah berhasil menjadi bintang kelas, penobatan dan penampilan bintang pelajar untuk suatu kota atau daerah, dan lain sebagainya. Kedua, penghormatan yang

5

(32)

22

berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, kepada anak yang menyelesaikan soal yang sulit disuruh mengerjakannya dipapan tulis untuk dicontoh teman-temannya, disuruh mengikuti lomba, dan lain sebagainya.

c. Tujuan Reward

Mengenai masalah reward, perlu peneliti bahas tentang tujuan yang harus dicapai dalam pemberian reward. Hal ini dimaksudkan agar dalam perbuatan sesuatu bukan karena perbuatan semata-mata, namun ada sesuatu yang harus dicapai dengan perbuatannya, karena dengan adanya tujuan akan memberi arah dalam melangkah.

Tujuan pemberian hadiah sama dengan tujuan penerapan hukuman yaitu membangkitkan perasaan dan tanggung jawab. Dan hadiah juga bertujuan agar anak lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki dan mempertingi prestasinya.6

Tujuan yang harus dicapai dalam pemberian reward adalah untuk lebih mengembangkan motivasi yang bersifat intrinsik dari motivasi ektrinsik, dalam artian siswa melakukan suatu perbuatan, maka perbuatan itu timbul dari kesadaran siswa itu sendiri. Dan dengan

reward (ganjaran) itu, juga diharapkan dapat membangun suatu

hubungan yang positif antara guru dan siswa, karena reward (ganjaran)

6

(33)

23

itu adalah bagian dari pada penjelmaan dari rasa cinta kasih sayang seorang guru kepada siswa.

Jadi, maksud dari reward itu yang terpenting bukanlah hasil yang dicapai seorang siswa, tetapi dengan hasil yang dicapai siswa, guru bertujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada siswa.

2. Pengertian Punishment

a. Punishment (Hukuman)

Hukuman menurut bahasa berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata punishment yang berarti Law (Hukuman) atau siksaan”. Sedangkan menurut istilah ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan tentang punishment (hukuman), diantaranya adalah sebagai berikut:

Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, memaparkan hukuman adalah suatu perbuatan, dimana kita secara sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa kepada orang lain, yang baik dari segi kejasmanian maupun dari segi kerohanian orang lain itu mempunyai kelemahan bila dibandingkan dengan diri kita, dan oleh karena itu, maka kita mempunyai tanggung jawab untuk membimbingnya dan melindunginya.7

7

(34)

24

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, menjelaskan hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru) sesudah terjadi suatu pelanggaran, kejahatan atau kesalahan.8

Menurut Emmer dan kawan-kawan, oleh karena hukuman itu berkedudukan sebagai lawan dari hadiah maka jenis-jenis hukuman yang diberikan kepada siswa secara garis besar merupakan lawan dari hadiah pula.

Dari beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan, bahwa punishment (hukuman) adalah suatu perbuatan yang kurang menyenangkan, yang berupa penderitaan yang diberikan kepada siswa secara sadar dan sengaja, sehingga sadar hatinya untuk tidak mengulangi lagi. Pemberian penderitaan atau penghilangan stimulasi oleh pendidik sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan atau kesalahan yang dilakukan anak didik. Hukuman juga dapat dikatakan sebagai penguat yang negatif, tetapi kalau hukuman itu diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu pemberian hukuman tidak serta merta sebagai suatu tindakan balas dendam antara guru dan anak didik yang tidak bisa mencapai harapan yang diinginkan,

8

(35)

25

namun guru harus memahami segala bentuk prinsip-prinsip pemberian hukuman sebagai sangsi kependidikan.

Punishment (hukuman) bisa dikatakan berhasil apabila dapat

menimbulkan perasaan penyesalan akan perbuatan yang telah dilakukannya. Di samping itu punishment (hukuman) juga mempunyai dampak sebagai berikut:

1) Menimbulkan perasaan dendam pada si terhukum. Ini adalah akibat dari hukuman sewenang-wenang dan tanpa tanggung jawab.

2) Menyebabkan siswa menjadi lebih pandai menyembunyikan pelanggaran.

3) Dapat memperbaiki tingkah laku si pelanggar.

4) Mengakibatkan si pelanggar menjadi kehilangan perasaan salah, oleh karena kesalahannya dianggap telah dibayar dengan punishment (hukuman)yang telah dideritanya.

5) Akibat yang lain adalah memperkuat kemauan si pelanggar untuk menjalankan kebaikan.9

Setelah mengetahui tentang akibat dari punishment (hukuman) sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan yang ingin dicapai dengan adanya punishment (hukuman) adalah agar siswa yang melakukan pelanggaran dapat memperbaiki perbuatannya dan tingkah lakunya yang

9

(36)

26

tidak baik dan diharapkan untuk tidak mengulangi pelanggaran yang perna dilakukan.

Para ahli pikir Islam mengemukakan tentang syarat-syarat penerapan dalam memberikan punishment (hukuman), yaitu:

Ibnu Sina, memberikan saran agar penerapan hukuman atas anak dilakukan setelah diberi peringatan keras. Sejauh mungkin agar para pendidik menghindarkan diri dari pemberian hukuman sehingga keadaan yang terpaksa, karena tak ada jalan lain. Daan jika perlu menghukum dengan pukulan, maka boleh memukul anak dengan pukulan ringan yang menimbulkan perasaan sakit, itupun setelah diberikan peringatan keras kepadanya. Dengan pukulan pertama, anak akan merasakan akibat rasa sakit setelahnya dan hal ini akan menimbulkan rasa takut.

Al-Gazali, menasehati agar para pendidik tidak selalu memberikan hukuman terhadap anak didik.

(37)

27

merusak mata atau berbekas buruk pada muka (wajah), sebaiknya pukulan hukuman itu diberikan pada kedua kakinya, karena kaki lebih aman dan lebih tahan untuk pukulan.10

Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa syarat-syarat penerapan dalam memberikan punishment adalah agar tidak memberi hukuman kepada siswa dengan kekerasan, hukuman dapat diberikan kepada siswa yang berupa peringatan ataupun nasehat, agar peserta didik tidak merasakan kesakitan akibat hukuman tersebut.

b. Macam-macam Punishment (Hukuman)

Adapun jenis-jenis hukuman yang dimaksud adalah sebagai berikut:11

1) Pengurangan Skor atau Penurunan peringkat

Hukuman untuk jenis ini merupakan hukuman yang paling banyak diparaktekkan di sekolah, terutama untuk kesalahan siswa yang berupa: terlambat datang, tidak atau terlambat mengumpulkan tugas. Apabila guru menentukan kriteria penilaian maka pemberian hukuman dalam bentuk pengurangan angka ini juga harus dipikirkan masak-masak, disesuaikan dengan jenis kesalahan yang diperbuat siswa.

10

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1991), cet. Ke-1, h. 218

11

(38)

28

Jadi hukuman yang berupa pengurangan skor atau penurunan peringkat yang diberikan pendidik kepada peserta didik yang bertujuan agar peserta didik dapat menghargai waktu, tidak sering terlambat dan dapat mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.

2) Pengurangan Hak

Hukuman jenis ini merupakan jenis yang dapat dipandang efektif karena dapat disesuaikan dengan selera siswa. Dengan demikian dari guru memang dituntut pengamatan yang teliti supaya dapat dengan tepat memilihkan pengurangan hak yang tepat bagi setiap siswa. Sebagai contoh. Jika ada siswa yang selalu bicara di kelas tanpa ada izin sebelumnya dari guru maka anak tersebut diisolasikan tempat duduknya agar tidak memiliki hak sama sekali untuk berbicara dengan kawan-kawannya. Siswa yang senang sekali dengan buku, untuk sementara tidak diijinkan mengunjungi perpustakaan.

Peneliti mengambil kesimpulan bahwa jenis hukuman ini adalah hukuman yang sesuai dengan selera siswa. Dan pengamatan guru sangat diperlukan oleh siswa.

3) Hukuman Berupa Denda

(39)

29

“denda” dalam hal ini memang tidak berupa uang, tetapi lebih banyak

mempunyai makna “pembayaran-payment” pada bentuk pada

umumnya berupa pengulangan pekerjaan. Dalam hal ini Emmer dan kawan-kawan berbeda pendapat dengan Good dan Brophy. Jika Good

dan Bropy berpendapat bahwa “pengulangan pekerjaan” dirasakan

hanya membuang waktu dan kertas saja, maka menurut Emmar dan kawan-kawan jenis hukuman ini justru dirasakan.12

Jadi yang dimaksud dengan denda adalah pembayaran paymen yang pada umumnya berupa penggulangan pekerjaan

4) Pemberian Celaan

Pemberian hukuman jenis ini kepada siswa biasanya digabungkan dengan jenis hukuman yang lain. Siswa yang melanggar peraturan penting yang diperuntukkan bagi siswa oleh sekolah, akan mendapat celaan. Guru menuliskan jenis kasus kesalahan siswa dalam buku catatan khusus/keanehan (aneccdotal records), buku catatan nilai atau dalam buku cacatan yang lain. Umumnya pemberian hukuman ini hanya untuk siswa yang melanggar peraturan kelas beberapa kali, bukan untuk jenis pelanggaran berata seperti

melakukan “baku hantam” dengan siswa lain.

Jadi hukuman jenis ini pendidik dapat menuliskan kasus dari siswa dalam buku catatan bagi siswa yang melanggar pelanggaran.

12

(40)

30

5) Penahanan Sesudah Sekolah

Hukuman ini dapat diberikan hanya apabila yang disuruh tinggal di sekolah setelah jam usai ditemani oleh guru sendiri atau oleh orang dewasa yang lain. Hukuman jenis ini biasanya diberikan kepada siswa yang terlambat datang, absen yang tidak dimaafkan atau melanggar peraturan sekolah yang dianggap penting atau tata tertib kelas.

Dengan demikian, penulis menarik kesimpulan bahwa hukuman ini biasanya siswa ditahan di sekolah setelah jam usai yang ditemani oleh guru, yang dikarnakan peserta didik melakukan pelanggaran yang dianggap penting.

6) Penyekoresan

Hukuman jenis ini merupakan hukuman yang “berat”,

terutama karena menyangkut aspek administratif siswa. Penyekoresan merupakan penyabutan hak sebagai siswa untuk sementara kepada siswa sehingga ia tidak mempunyai hak dan kewajiban sebagaiman siswa yang tidak mempunyai hak penuh sebagai siswa di suatu sekolah (sekores = dikeluarkan sementara dari sekolah).13

13

(41)

31

Jadi hukuman yang berupa penyekoran ini termasuk hukuman yang berat dibandingkan hukuman yang lainnya bagi siswa, karna merupakan penyabutan hak sebagai siswa yang sebagaimana siswa tidak diizinkan mengikuti pelajaran seperti biasanya untuk sementara waktu.

c. Tujuan Punishment (hukuman)

Tujuan merupakan salah satu faktor yang harus ada dalam setiap aktifitas, karena aktifitas yang tanpa tujuan tidak mempuyai arti apa-apa, dan akan menimbulkan kerugian serta kesia-siaan. Sehubungan dengan

punishment (hukuman) yang dijatuhkan kepada siswa, maka tujuan yang

ingin dicapai sesekali bukanlah untuk menyakiti atau untuk menjaga kehormatan guru atau sebaliknya agar guru itu ditaati oleh siswa, akan tetapi tujuan punishment (hukuman) yang sebenarnya adalah agar siswa yang melanggar merasa jera dan tidak akan mengulangi lagi.

Tujuan pemberian punishment (hukuman) ada dua macam, yaitu tujuan dalam jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan dalam jangka pendek adalah untuk menghentikan tingkah laku yang salah, sedangkan tujuan dalan jangka panjang adalah untuk mengajar dan mendorong siswa agar dapat menghentikan sendiri tingkah lakunya yang salah.14

14

(42)

32

Berdasarkan tujuan tersebut peneliti menyimpulkan agar seorang guru dapat di hormati dan ditaati oleh siswa. Tujuan punishment dapat juga dikatakan agar siswa yang melanggar peraturan merasa jera dan tidak mengulangi kesalahan lagi.

B. Pengertian Motivasi Belajar dan Al-Qur’an Hadits

1. Pengertian Motivasi Belajar

a. Motivasi Belajar

Banyak orang ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama, yakni sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.

Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy shange within the person characterized by affective arousal and anticipatory

goal di dalam pribadi seserangreactions. Motivasi adalah suatu

(43)

33

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri, mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan inilah menurut Maslow yang mampu memotivasi tingkah laku individu. Oleh karena itu, apa yang seseorang lihat sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

(44)

34

ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.15

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa motivasi adalah keseluruhan daya pengerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikendaki oleh siswa tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Sebagaimana daya pengerak motivasi belajar sangat diperlukan dalam rangka pencapai tujuan yang dikehendaki. Ketiadaan motivasi belajar akan membuat pencapaian tujuan terhambat.

b. Macam-macam Motivasi Belajar

Berbicara mengenai macam-macam motivasi belajar di sekolah dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu:

1) Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik a) Motivasi Intrinsik

Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang

15

(45)

35

membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibaca.16

Motivasi itu instrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah dan sebagainya.

b) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.17

Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar

(resides in some factors outside y=the learning situation). Anak

(46)

36

hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan sebagainya.

Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar kaedaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.18

c. Prinsip-prinsip Motivasi Belajar

Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan yang terlepas dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah pentingnya.

Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar seseorang itu dalam pembahasan ini disebut motivasi. Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak

18

(47)

37

melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seseorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar seperti dalam uraian berikut:19

1) Motivasi Sebagai Dasar Penggerak yang Mendorong Aktivitas Belajar.

Seseorang melakukan motivasi belajar karena ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktivitas nyata. Minat merupakan kecenderungan psikologis yang menyenangi sesuatu ojek, belum sampai melakukan kegiatan. Namun, minat adalah alat motivasi dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologis yang dapat dimanfaatkan untuk mengalih motivasi. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia

19

(48)

38

akan melakukan aktifitas belajar dalam rentangan waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.

2) Motivasi Merupakan Pujian Lebih Baik daripada Hukuman

Meski hukuman tetap diperlukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apa pun juga. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hal ini akan memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang dicap itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna mengejek.

(49)

39

penugasan meringkas mata pelajaran tertentu, menghafal ayat-ayat Al-Qur’an, membersihkan halaman sekolah, dan sebagainya.

3) Motivasi Berhubungan Erat dengan Kebutuhan dalam Belajar

Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginanya untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik belajar. Karena bila tidak belajar berarti ank didik tidak akan mendapat ilmu pengetahuan. Bagaimana untuk mengembangkan diri dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki bila bila potensi-potensi itu tidak ditumbuhkembangkan melalui penguasaan ilmu pengetahuan. Jadi, belajar adalah santapan utama anak didik.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi dalam belajar siswa, yaitu sebagai berikut :

a) Kematangan

b) Usaha yang Bertujuan

c) Pengetahuan Mengenai Hasil dalam Motivasi d) Partisipasi

e) Penghargaan dan Hukuman

Berikut ini uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar:

(50)

40

Dalam pemberian motivasi, faktor kematangan fisik, sosial dan psikis haruslah diperhatikan, karena hal itu dapat mempengaruhi motivasi. Seandainya dalam pemberian motivasi itu tidak memperhatikan kematangan, maka akan mengakibatkan frustasi dan mengakibatkan hasil belajar tidak optimal.

b) Usaha yang Bertujuan

Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan untuk belajar.

c) Pengetahuan Mengenai Hasil dalam Motivasi

Dengan mengetahui hasil belajar, siswa terdorong untuk lebih giat belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa akan berusaha untuk mempertahankan atau meningkat intensitas belajarnya untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik di kemudian hari. Prestasi yang rendah menjadikan siswa giat belajar guna memperbaikinya.20

d) Partisipasi

Dalam kegiatan mengajar perluh diberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. Dengan demikian kebutuhan siswa akan kasih sayang dan

20

(51)

41

kebersamaan dapat diketahui, karena siswa merasa dibutuhkan dalam kegiatan belajar itu.21

e) Penghargaan dan Hukuman

Pemberian penghargaan itu dapat membangkitkan siswa untuk mempelajari atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pemberian penghargaan berperan untuk membuat pendahuluan saja. Pengharagaan adalah alat, bukan tujuan. Hendaknya diperhatikan agar penghargaan ini menjadi tujuan. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah bahwa setelah seseorang menerima pengharagaan karena telah melakukan kegiatan belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya sendiri di luar kelas. Sedangkan hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.22

d. Fungsi Motivasi Belajar

Dengan mantapnya di siang bolong, si abang becak mendayung becak untuk mengangkut penumpannya, demi mencari makan untuk anak istriya. Dengan teguhnya anggota ABRI itu melintasi sungai dengan meneliti tambang. Berjam-jam tanpa mengenal lelah para pemain sepak bola itu berlatih untuk menghadapi babak kualifikasi

21

Ibid, h. 92 22

(52)

42

piala dunia. Para pelajar mengurung dirinya dalam kamar untuk belajar, karena akan menghadapi ujian pada pagi harinya. Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing pihak itu sebenarnya dilatarbelakangi oleh sesuatu atau yang secara umum dinamakan motivasi. Motivasi inilah yang mendorong mereka untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.23

Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan menjadi berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Seperti disinggung di atas, bahwa walaupun di saat siang bolong si abang becak itu juga menarik becaknya karena bertujuan untuk mendapatkan uang guna menghidupi anak dan istrinya. Juga para pemain sepak bola rajin berlatih tanpa mengenal lelah, karena mengharapkan akan mendapatkan kemenangan dalam pertandingan yang akan dilakukannya. Dengan demikian, motivasi memengaruhi adanya kegiatan.

Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:

23

(53)

43

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menujukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.24

24

(54)

44

2. pengertian Al-Qur’an Hadits

a. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur’an menurut bahasa adalah “bacaan” atau yang “dibaca”. Sedangkan menurut istilah adalah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW dan disampaikan kepada umat manusia secara mutawatir dan ditulis serta dihafal oleh umat Islam sejak Nabi Muhammad masih hidup sampai kini, berpahala bagi pembacanya, diawali dari surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.

Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut aqidah, dan

yang berhubungan dengan amal yang disebut syari’ah.25

Al-Qur’an adalah petunjuk dan rahmat bagi manusia. Juga merupakan penawar bagi kegelisaan dan kegundahan hati.26 Sebagai firman Allah SWT yang artinya :

“Hai manusia, sesungghnya telah datang kepadamupelajaran

dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada)

dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang muslim”.

25

Zakiah Darajadjat, Ilmu Penidikan Islam, (Jakarta: Aksara Bumi, 1992), cet. Ke-2, h. 19

26Su’eb H. Muhammad , lima pesan al

(55)

45

Ajaran-ajaran yang berkenaan dengan iman tidak banyak dibicarakan dalam Al-Qur’an, tidak sebanyak ajaran yang berkenaan dengan amal perbuatan. Ini menunjukkan bahwa amal itulah yang paling banyak dilaksanakan, sebab semua amal perbuatan manusia dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, dengan manusia sesamanya (masyarakat), dengan alam dan lingkungannya, dengan makhluk lainnya, termasuk dalam ruang lingkup amal shaleh (syari’ah). Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam membicarakan ilmu tentang

syari’ah ini ialah: (a) ibadah untuk perbuatan yang langsung

berhubungan dengan Allah, (b) mu’amalah untuk perbuatan yang berhubungan selain dengan Allah, dan (c) akhlak untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti dalam pergaulan.

(56)

46

merumuskan berbagai teori tentang pendidikan islam. Dengan kata lain, pendidikan islam harus berlandaskan ayat-ayat Al-Qur’an yang penafsirannya dapat dilakukan berdasarkan ijtihad disesuaikan dengan perubahan dan pembaharuan.27

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada nabi Muhammad SAW dan disampaikan kepada umat manusia secara mutawatir. Di dalam

Al-Qur’an terdapat ajaran yang terdiri dari dua prinsip yakni yang

berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut aqidah dan yang

berhubungan dengan amal yang disebut dengan syari’ah.

b. Pengertian Hadits

Ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan rasul Allah SWT. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesuadah Al-Qur’an, sunnah juga berisi aqidah dan syari’ah. Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemashlahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertakwa. Untuk itu Rasul Allah menjadi guru dan pendidik utama. Beliau sendiri mendidik, pertama dengan

27

(57)

47

menggunakan rumah Al-Arqam ibn Abi Al-Arqam, kedua dengan memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar baca tulis, ketiga dengan mengirim para sahabat ke daerah-daerah yang baru masuk Islam. Semua itu adalah pendidikan dalam rangka pembentukan manusia muslim dan masyarakat islam.28

Setelah mengetahui pengertian dari Al-Qur’an Hadits diatas, tidak bisa dipungkiri memang sangat penting sekali mempelajari

Qur’an-hadits maka dari itilah Qur’an Hadits menjadi kurikulm pada

matapelajaran di madrasah-madrasah, dapat diketahui bahwa Qur’an Hadits merupakan unsur Pendidikan Agam Islam (PAI) pada madrasah yang memberikan pendidikan kepada siswa untuk memahami Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi kandunganya sebagai petunjuk hidup dalam kehidupannya sehari-hari.

c. Fungsi Al-Qur’an Hadits

Mempelajari al-Qur’an Hadits pada madrasah memiliki fungsi sebagai berikut:

1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah dilaksanakan dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan sebelumnya.

28

(58)

48

2) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam siswa dalam kehidupan sehari-hari.

3) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal yang dapat membahayakan diri siswa dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

4) Pembiasaan, yaitu menyampaikan pengetahuan, penidikan dan penanaman nilai-nilai al-Qur’an dan al-Hadits pada siswa sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh kehidupannya.29

d. Tujuan Al-Qur’an Hadits

Pembelajaran Al-Qur’an Hadits bertujuan agar siswa bergairah untuk membaca Al-Qur’an dan Hadits dengan baik dan benar, serta mempelajarinya, memahami, meyakini kebenarannya, dan mengamalkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya sebagai petunjuk dan pedoman dalam seluruh aspek kehidupannya.

C. Pengaruh Strategi Reward (Ganjaran) and Punishment (Hukuman)

Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar

29pengelola kurikulum Berbasis Mata Pelajaran Qur’an Hadits Untuk Madrasah Aliyah, Tim

(59)

49

Pembahasan dalam hal ini merupakan rangkuman dari urain yang telah penulis paparkan pada pembahasan sebelumnya, yaitu memadukan dua variabel yaitu reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) dengan motivasi belajar.

Penyajian kembali tentang pengertian reward (ganjaran) dan

punishment (hukuman) yang akan dibahas nanti merupakan inti sub bab ini,

sehingga dalam pembahasannya nanti lebih mengarah pada pokok masalah dalam pembahasan skripsi ini.

Dari para ahli terkait landasan teori secara umum bahwa M. Clolim mendefinisikan reward adalah sesuatu yang berfungsi sebagai insentif (dorongan), sesuatu yang penting bagi anak dan memperbesar kemungkinan terulangnya perilaku yang diinginkan.30

Suharsimi Arikunto, menjelaskan reward adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain karena sudah bertingkah laku sesuai dengan yang dikehendaki yakni mengikuti peraturan sekolah dan tata tertib yang sudah ditentukan.31

Sedangkan punishment menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati hukuman adalah suatu perbuatan, dimana kita secara sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa kepada orang lain, yang baik dari segi kejasmanian

30

M. Clolim, et.al., Mengubah Perilaku Siswa Pendekatan Positif, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1992), h. 20.

31

(60)

50

maupun dari segi kerohanian orang lain itu mempunyai kelemahan bila dibandingkan dengan diri kita, dan oleh karena itu, maka kita mempunyai tanggung jawab untuk membimbingnya dan melindunginya32

Kita telah mengetahui bahwa reward (ganjaran) dan punishment (hukuman) merupakan alat pendidikan represif. Reward (ganjaran) merupakan alat motivasi, yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi ekstrinsik. Dengan

reward (ganjaran) dapat menjadikan pendorong bagi siswa untuk belajar yang

baik, lebih giat lagi. Sedangkan punishment (hukuman) merupakan alat pendidikan yang tidak menyenangkan, alat pendidikan yang bersifat negatif, namun meski demikian dapat juga menjadi alat motivasi, alat pendorong untuk mempergiat belajarnya siswa.

Dengan adanya reward (ganjaran) diharapkan agar siswa lebih giat belajar, belajar lebih baik dan tekun. Dengan kata lain siswa menjadi lebih keras kemauannya untuk mencapai prestasi belajar.

Sedangkan punishment (hukuman) bertujuan untuk memperlancar jalannya proses pelaksanaan pendidikan, dapat juga menjadi alat pendorong bagi siswa untuk berbuat lebih baik.

Mc. Donald mengatakan bahwa Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Peranan motivasi sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan adanya motivasi itu,

32

(61)

51

siswa menjadi tahu arah tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, harus diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempegaruhi motivasi belajar. Berikut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi diantaranya: kematangan, usaha yang bertujuan, pengetahuan hasil dalam motivasi, partisipasi, serta penghargaan dan hukuman.33

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.34

Adapun tujuan rumusan hipotesis ialah agar objek yang dikaji jelas, kegiatan peneliti terara, dan membantu peneliti menginformasikan teori, meskipun jawaban sementara ini dibuat diawal atau sebelum proses penelitian, namun tidak berarti hipotesis dapat dirumuskan secara serampangan, karena jawaban tersebut harus merupakan jawaban bernalar.

33

Mulyadi, Psikologi Pendidikan, h.90

34

(62)

52

Dalam suatu penelitian, terdapat dua macam hipotesis, yaitu hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nihil (H), hipotesis kerja dinyatakan dalam kalimat positif, sedangkan hipotesis nihil dinyatakan dalam kalimat negatif.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:35 1. Hipotesis kerja atau hipotesis Alternatif (Ha)

Yaitu hipotesis yang menyatakan adanya korelasi antara variabel X dan Y (Independen dependent Variable). Jadi, hipotesis kerja (Ha)

dalam penelitian ini adalah: “ada pengaruh strategi (Reward and

Punishment) terhadap peningkatan motivasi belajar al-qur’an hadits di

madrasah tlasih tulangan sidoarjo”.

2. Hipotesis nol atau Hipotesis Nihil

Yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel X dan Y (Independen dependent Variable). Jadi, hipotesis nol

dalam penelitian ini adalah: “tidak ada pengaruh strategi (Reward and

Punishment) terhadap peningkatan motivasi belajar al-qur’an hadits di

madrasah tlasih tulangan sidoarjo”.

35

(63)

53

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.1 Penelitian sangat erat hubungannya dengan metodologi. Metodologi adalah suatu proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawaban.2

Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian juga dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang falid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami memecahkan, dan mengantisipasi masalah.3

Penelitian dipandang sebagai kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk menguji jawaban-jawaban sementara. Agar dapat dikatakan sistematis, maka diperlukan cara-cara yang dapat dipertanggung jawabkan secara alamiah. Adapun

1

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 2

2

Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 145

3

Gambar

Tabel 4.1
  Tabel 4.2
Tabel 4.3
  Tabel 4.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode: Dibuat desain sistem untuk mengobjektifikasi dan menguantifikasi pemeriksaan fisik, yang terdiri dari empat komponen: pemindaian tubuh pasien secara 3

Dari hasil pengujian hipotesis 7, dapat diambil kesimpulan bahwa Perceived Ease Of Use memiliki pengaruh yang signifikan terhadap.

Konsentrasi molase yang paling optimal untuk produksi enzim xilanase adalah konsentrasi 1 % dengan aktivitas enzim tertinggi yang dihasilkan sebesar 0.055 U/ml dan

Ukuran perusahaan digunakan dalam penelitian ini dikarenakan pada perusahaan manufaktur dibutuhkan human capital dan physical capital yang cukup tinggi, apakah semakin

Penulisan laporan akhir ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik

Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor

Syariah IAIN Ponorogo. H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial antara gaya hidup atau promosi penjualan terhadap pembelian impulsif hijab online shop

Perbandingan Pengaruh Penggunaan Simulator Cisco Packet Tracer Dan Graphical Network Simulator 3 (GNS3) Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa