• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklan Online di Media Sosial : Risiko dan Kepercayaan Pengguna terhadap Iklan Online di Line dengan Metode Structural Equation Modelling (SEM) Studi Kasus : Line Berrybenka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Iklan Online di Media Sosial : Risiko dan Kepercayaan Pengguna terhadap Iklan Online di Line dengan Metode Structural Equation Modelling (SEM) Studi Kasus : Line Berrybenka"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

533

Iklan Online di Media Sosial : Risiko dan Kepercayaan Pengguna terhadap

Iklan Online di Line@ dengan Metode

Structural Equation Modelling

(SEM) Studi Kasus : Line@ Berrybenka

Maharani Essraningtiyas1, Ari Kusyanti2, Admaja Dwi Herlambang3

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1raniessra@gmail.com, 2ari.kusyanti@ub.ac.id, 3herlambang@ub.ac.id

Abstrak

Iklan online merupakan media yang digunakan oleh organisasi ataupun perorangan untuk mengenalkan produk ataupun layanan kepada masyarakat melalui media internet. Penelitian ini membahas mengenai dampak positif dan negatif iklan online. Model yang digunakan adalah TAM (Technology Acceptance Model) digabungkan dengan trust dan perceived risk menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM) pada studi kasus Line@ dengan data sampel sebanyak 229. Hasil menunjukkan bahwa niat pengguna untuk bertransaksi online tidak ditentukan oleh manfaat dari iklan online serta kemudahan dalam menggunakan sistem tetapi karena mereka menerima dan mengembangkan sikap positif terhadap iklan online. Selain itu niat pengguna untuk bertransaksi online juga dipengaruhi oleh perceived risk

karena selain mempertimbangkan dampak positif, pengguna juga mempertimbangkan dampak negatif iklan online sebelum melakukan transaksi di line.

Kata Kunci: iklan online, line, technology acceptance model, perceived risk, trust, structural equation modelling

Abstract

Online advertising is a media used by organizations or individuals to introduce products or services to the public on the internet. This study discusses the positive and negative impacts of online advertising. The model used is TAM (Technology Acceptance Model) combined with trust and perceived risk and analyzed by Structural Equation Modeling (SEM) in Line@ as a case study with 229 sample data. The results shows that user intention to transact online is not determined by the usefulness of online advertising as well as the ease of use of the system but because they accept and develop a positive attitude towards online advertising. In addition, the intention of users to transact online is also influenced by perceived risk because a part from considering the positive impact, users also consider the negative impact of online advertising before doing transactions on line@

Keywords: online advertising, line, technology acceptance model, perceived risk, trust, structural equation modelling

1. PENDAHULUAN

Iklan online merupakan media yang digunakan untuk melakukan promosi pada teknologi internet. Iklan online pada teknologi internet dapat ditempatkan pada media sosial karena semakin hari jumlah pengguna media sosial semakin banyak. Tercatat pada tahun 2016 jumlah pengguna media sosial adalah sebesar 97,4 % atau sekitar 129,2 juta jiwa (APJII, 2016). Dengan bertambahnya pengguna media sosial maka semakin besar pula peluang untuk mempromosikan produk atau layanan di media

sosial. Salah satu media sosial yang banyak digunakan adalah LINE.

(2)

digunakan sebagai media promosi bisnis dan memperkuat hubungan dengan dengan pelanggan (LINE, 2017).

Salah satu perusahaan yang menjalin kerjasama dengan Line@ adalah Berrybenka. Berrybenka merupakan salah satu perusahaan

fashion ternamadi Indonesia yang menjual lebih dari 1000 merek lokal dan internasional (Berrybenka, 2017). Dari banyak perusahaan yang menggunakan Line@, Berrybenka merupakan salah satu perusahaan yang menyediakan layanan transaksi melalui Line@. Pengguna yang bertransaksi di Line@ Berrybenka akan mendapatkan potongan harga sehingga pengguna dapat dikatakan telah memanfaatkan iklan online.

Pada Line@ terdapat logo bintang yang memiliki warna khusus. Warna hijau berarti bahwa akun tersebut resmi dari Line sedangkan warna logo abu-abu berarti bahwa akun tersebut merupakan akun dari Line@ yang belum diverifikasi oleh Line (LINE, 2016). Berrybenka memiliki logo berwarna abu-abu sehingga memungkinkan dapat dipalsukannya akun Berrybenka yang dapat memberikan peluang untuk dilakukan penipuan atasnama Berrybenka.

Penelitian sebelumnya membahas mengenai dampak positif dan negatif iklan

online. Penelitianini dilakukan oleh Yang Wang

et al pada tahun 2012 yang menyajikan manfaat dan kerugian yang dialami pengguna saat memanfaatkan iklan online. Hasil penelitian ini menemukan bahwa iklan online dapat memberikan manfaat bagi penggunanya, yaitu iklan dapat membantu pengguna untuk menemukan produk yang dicari, memberikan penawaran yang lebih baik serta memberikan pengalaman yang baik kepada pengguna. Namun iklan online juga memberikan dampak negatif yaitu memberikan privacy risk bagi pengguna. Selain itu penelitian ini menemukan bahwa pengguna kurang percaya terhadap penyedia iklan. Pada penelitian ini belum memodelkan dampak positif dan negatif iklan

online sehingga pembahasan tidak fokus pada faktor yang diteliti.

Berdasarkan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk membahas mengenai risiko, manfaat dan kepercayaan terhadap iklan

online pada media sosial dengan cara memodelkan faktor-faktor tersebut. Penelitian melakukan pembuatan model yang sesuai sehingga dapat diketahui bagaimana faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi perilaku pengguna untuk memanfaatkan iklan online.

Manfaat, kepercayaan dan risiko iklan online

akan dimodelkan menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) yang digabungkan dengan variabel trust dan Perceived Risk.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Model penelitian TAM diambil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dong Hee Shin pada tahun 2010 yang membahas mengenai penerimaan pengguna terhadap social network services (SNS) atau media sosial dan penelitian Lorenzo Romero, et al, pada tahun 2014 yang membahas mengenai penerimaan media sosial untuk strategi bisnis bagi retailer. Kedua penelitian tersebut kemudian digabungkan dengan penelitian milik Featherman dan Pavlou pada tahun 2003 yang membahas mengenai risiko yang dirasakan oleh pengguna ketika menggunakan e-service.

Technology Acceptance Model (TAM) pertama kali diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989 yang merupakan teori sistem informasi yang membuat model tentang proses penerimaan pengguna dalam menggunakan teknologi (Hanggono, et al., 2015). Terdapat beberapa variabel dalam TAM, yaitu (a)

Perceived Usefulness (Kegunaan) (b) Perceived

Ease of Use (Kemudahan Penggunaan) (c)

Attitude (Sikap) (d) Intention (Niat).

Perceived Usefulness (Kegunaan) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem/layanan tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya (Davis, 1989). Sebuah sistem/layanan yang manfaatnya dirasakan tinggi, pada akhirnya menjadi salah satu faktor yang dipercaya oleh pengguna dan akan menghasilkan kinerja yang positif (Davis, 1989).

Perceived Ease of Use (Kemudahan Penggunaan) mengacu pada sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem/layanan tertentu akan bebas dari upaya/usaha (Davis, 1989). Dijelaskan juga oleh Nasution (2004) bahwa Perceived Ease of Use

akan mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) seseorang dalam mempelajari komputer yang memberikan indikasi bahwa orang yang menggunakan TI bekerja lebih mudah dibandingkan dengan orang yang bekerja tanpa menggunakan TI (secara manual).

(3)

menggunakannya (Hanggono, et al., 2015). Menurut Davis (1989) sikap terhadap penggunaan teknologi (attitude toward using technology) didefinisikan sebagai evaluasi dari pemakai tentang ketertarikannya dalam menggunakan teknologi.

Intention (Niat) adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi (Davis, 1989). Niat bersifat dinamis artinya dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu (Aribowo, 2013). Tingkat penggunaan sebuah teknologi pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatian pengguna terhadap teknologi tersebut, misalkan keinginan untuk mendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, dan keinginan untuk memotivasi pengguna lainnya (Hanggono, et al., 2015).

Menurut Kesharwani & Bisht (2012) trust

dalam e-commerce dapat mengurangi ketidakpastian dan risiko yang terkait dengan kemungkinan kecurangan pada retailer. Terdapat 7 jenis konsekuensi atau risiko yang dirasakan oleh pengguna pada saat melakukan transaksi

online yaitu financial risk, time risk, social risk, psychological risk , performance risk, privacy risk dan overall risk (Kaplan, et al., 1974; Brooker, 1984; Featherman & Pavlou, 2003).

Masoud (2013) menjelaskan Financial risk

adalah hilangnya sejumlah uang tertentu akibat dari adanya pembuatan atau pembelian produk. Maigan dan Lukas (1997 disitasi dalam Masoud (2013)) juga menjelaskan financial risk adalah risiko yang diraskan bukan hanya saat menggunakan uang tunai saja tetapi juga berkaitan dengan risiko negatif saat penggunaan kartu kredit secara online untuk pembelian

online.

Zheng, et al., (2012) menjelaskan bahwa

time risk berhubungan dengan waktu yang terbuang akibat dari pencarian informasi dan pembelian produk. Social Risk menurut Featherman & Pavlou (2003) merupakan potensi kehilangan status dalam kelompok sosial sebagai akibat dari menggunakan suatu produk atau layanan, terlihat tidak tahu apapun atau untrendy. Psychological Risk merupakan potensi kehilangan kepercayaan diri (kecewa) atau frustrasi karena tidak mencapai tujuan pembelian (Zheng, et al., 2012). Performance Risk merupakan potensi kerugian yang timbul ketika suatu produk / jasa tidak seperti yang diharapkan seperti cacat, ukuran yang tidak sesuai, kualitas yang buruk, dll (Zheng, et al., 2012). Privacy Risk adalah potensi kehilangan kontrol atas informasi pribadi, seperti ketika

informasi pribadi digunakan tanpa sepengetahuan atau izin (Featherman & Pavlou, 2003). Overall Risk merupakan aspek untuk mengevaluasi seluruh aspek risiko secara bersama-sama (Featherman & Pavlou, 2003).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka model pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Model Penelitian

Berdasarkan model penelitian maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut :

H1. Perceived Usefullness memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap

intention

H2. Perceived Ease of Use memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap

intention

H3. Attitude memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap intention

H4. Perceived Usefulness memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap

Attitude

H5. Perceived Ease of Use memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap

Attitude

H6. Trust memiliki pengaruh positif terhadap

Attitude

H7. Perceived Ease of Use memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap

Perceived Usefulness

H8. Perceived Risk memiliki pengaruh negatif terhadap Perceived Usefulness

H9. Perceived Risk memiliki pengaruh negatif terhadap Intention

H10. Perceived Ease of Use memiliki pengaruh positif terhadap Perceived Risk

(4)

Gambar 2. Rencana Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kuantitatif dengan pendekatan survei yang dimulai dengan merumuskan masalah, kemudian melakukan studi literatur dengan mempelajari teori-teori terkait penelitian. Model pada penelitian ini dimodifikasi dari model penelitian sebelumnya yaitu dengan menggabungkan model TAM,

trust, dan perceived risk. Setelah membuat model, selanjutnya adalah melakukan pembuatan kuesioner.

Sebelum kuesioner siap untuk diuji cobakan akan dilakukan pengujian validitas kuesioner oleh ahli terlebih dahulu. Ahli dapat memberikan penilaian terhadap kuesioner dengan skor 1 (sangat tidak baik) hingga skor 5 (sangat baik). Untuk menghitung skor pada masing-masing pernyataan dapat menggunakan metode perhitungan koefisien validitas isi menggunakan persamaan Aiken dengan kriteria nilai V > 0,69 (Yang, 2011). Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai validitas antara 0,417 – 0,83. Pernyataan yang valid kemudian dapat digunakan kembali untuk pilot study, sedangkan butir pernyataan yang tidak valid direvisi sesuai dengan saran dari para ahli.

Pilot study dilakukan dengan menyebarkan data kepada 30 sampel yang merupakan perwakilan dari populasi untuk survei pendahuluan. Menurut Johanson & Brooks (2009) jumlah 30 dianggap sudah cukup untuk tujuan pilot study. Pada langkah pilot study,

dilakukan perhitungan validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas instrumen penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan

Corrected Item-Total Correlation. Jika nilai korelasi lebih dari sama dengan r table (r hitung

≥ r tabel) maka dapat disimpulkan bahwa item

tersebut valid, namun jika nilai korelasi kurang dari r table (r hitung < r tabel) maka item dapat dikatakan tidak valid (Wiyono, 2011). Pengujian reliabilitas instrumen menggunakan metode

Cronbach Alpha. Suatu instrumen dapat dikatakan reliable jika nilai cronbach alphanya lebih dari 0,6 (Priyatno, 2010). Berdasarkan hasil uji validitas terdapat 28 pernyataan tidak valid dan 52 pernyataan valid sedangkan seluruh variabel dinyatakan memenuhi syarat reliabiltas. Nilai validitas yang diperoleh ada diantara -0,14

– 0,81 sedangkan nilai reliabilitas ada diantara 0,775 – 0,927.

Populasi pada penelitian ini adalah customer

Berrybenka sedangkan sampel yang digunakan adalah customer Berrybenka yang pernah menambahkan Official Account (OA) / Line@ Berrybenka sebagai kontak dan melakukan pembelian produk melalui line@ Berrybenka. Pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner dilakukan secara online dan offline pada tanggal 24 Mei 2017–11 Juni 2017.

Penelitian ini menggunakan metode SEM (Structual Equation Modelling) dengan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah minimal 200 sampel, dengan asumsi bahwa data tersebut telah bebas dari kesalahan seperti missing data dan data outlier. Lohlein (2004) mengatakan bahwa tidak ada besaran tunggal yang menyatakan besarnya sampel, namun sampel yang baik untuk SEM adalah minimum 200 sampel.

4. HASIL

4.1.Missing Data

Data yang terlewatkan dalam proses pengisian kuesioner oleh responden secara sengaja ataupun tidak sengaja adalah data yang harus dihilangkan karena hal ini dapat menjadi masalah bagi keseluruhan data sehingga data menjadi tidak layak untuk diproses lebih lanjut (Santoso, 2017). Responden yang didapatkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 250. Dari 250 responden tidak ditemukan jawaban yang kosong artinya seluruh pernyataan dalam kuesioner diisi secara lengkap oleh responden.

4.2.Outlier Data

(5)

mahalanobis distance. Melakukan outlier data harus menentukan nilai mahalanobis distance terlebih dahulu dengan taraf kesalahan sebasar 1% (Kline, 2011). Penelitian ini memiliki 52 pernyataan dengan taraf kesalahan sebesar 1% sehingga dihasilkan nilai mahalanobis distance

sebesar 78.616. Data outlier berjumlah 21 sehingga sisa data berjumlah 229

4.3.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode

skewness dan kurtosis untuk melakukan uji normalitas. Batas maksimum yang dapat diterima untuk skewness adalah ±1 dan ±3 untuk

kurtosis (Chandio, 2011). Hasil dari penelitian ini data dinyatakan normal karena nilai skewness

dan kurtosis memenuhi kriteria.

4.4.Uji Kaiser Mayer Olkin (KMO)

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah data sampel yang digunakan sudah memenuhi kriteria data sampel (Field, 2009). Hasil uji Kaiser-Mayer-Olkin (KMO) and Bartletts’s Test menunjukkan bahwa nilai pengukuran sampling Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) nilai kecukupannya adalah 0,848 dan Bartletts’s Test adalah (p < 0,001), yang mana mengungkapkan kesesuaian dan kecukupan data sampel untuk melakukan analisis faktor.

4.5.Analisis Deskriptif

Berdasarkan analisis deskriptif, variabel yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah variabel perceived usefulness yaitu sebesar 3,90 dengan tingkat persentase sebesar 77,97%. Diurutan kedua nilai rata-rata tertinggi terletak pada variabel trust dengan nilai rata-rata sebesar 3,86 dan tingkat persentase sebesar 77,27%. Variabel perceived ease of use memiliki nilai rata-rata sebesar 3,81 dengan tingkat persentase sebesar 76,27%. Rata-rata jawaban responden pada variabel attitude adalah sebesar 3,70 dengan tingkat persentase 74,09% sedangkan variabel intention memiliki nilai rata-rata 3,66 dengan tingkat persentase sebesar 73,20%. Nilai rata-rata perceived risk merupakan nilai terendah dari seluruh variabel yaitu 2,82 dengan tingkat persentase sebesar 56,36%.

4.6.Overall Model Fit

Tahap ini bertujuan untuk menguji

kecocokan data dengan model penelitian. Dalam

overall model fit pengukuran yang akan dilihat adalah nilai normed chi-square (x2/df), goodness-of-fit index (GFI), adjusted goodness-of-fit index (AGFI), comparative-fit index (CFI) dan root mean square error of approximation

(RMSEA) (Oruc & Tatar, 2017). Hasil analisis

overall model fit dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Goodness of Fit Indeks

Indeks Batas Nilai Keterangan

x2/df 1< x2/df<3 1,517 Fit

GFI >0,8 0,834 Fit

AGFI >0,8 0,803 Fit

RMSEA >0,08 0,048 Fit

CFI ≥ 0,9 0,922 Fit

Berdasarkan hasil uji overall model fit dapat ketahui bahwa nilai goodness of fit telah memenuhi kriteria sehingga model ini telah dinyatakan fit.

4.7.Measurement Model Fit

Metode yang digunakan untuk uji kecocokan pengukuran adalah confirmatory factor analysis (CFA). Menurut Santoso (2007)

Confirmatory Factor Analysis (CFA) adalah alat analisis pada SEM yang digunakan untuk menguji sebuah measurement model, yaitu untuk menguji keterkaitan antara indikator dengan konstruk. Ada beberapa kriteria yang digunakan dalam measurement model fit, yaitu

standardized regression weight (faktor loading),

critical rasio (t-value), dan p-value (Ramadiani, 2010). Menurut Chandio (2011) hubungan antara variabel manifes dan variabel laten diterima jika nilai estimate atau factor loading

diatas 0,5 dan lebih baik jika diatas 0,7, memiliki nilai C.R diatas 1,960 dan p value di bawah 0,05. Hasil uji measurement model fit dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Measurement Model Fit

Item

Factor loadin

g

t-value p-value

Kriteria >0,5 >1,96

PU Q5 0,614 - -

Q6 0,615 6,870 ***

PEOU

Q10 0,516 - -

Q11 0,661 6,087 ***

Q13 0,556 5,5922 ***

Q14 0,608 0,864 ***

TRUST Q17 0,515 - -

(6)

Q20 0,709 6,636 *** menunjukkan bahwa tidak semua indikator dapat mengukur variable latennya. Indikator yang dapat mengukur variable latennya dibuktikan dengan nilai dari factor loading, t-value dan p-value yang telah memenuhi kriteria sedangkan indikator yang tidak dapat mengukur variable latennya dikarenakan nilai factor loading/standardized regression weight yang kurang dari 0,5.

4.8.Structural Model Fit

Uji kecocokan model struktural dilakukan setelah melakukan uji kecocokan pengukuran dan hasil uji harus menunjukkan bahwa model cocok dan dapat mengukur variabel laten. Untuk menguji hubungan-hubungan antara variabel laten yang digunakan dalam model penelitian, dilakukan uji kecocokan model struktural menggunakan metode path analysis. Menurut Riduwan dan Sunarto (2017) Path Analysis

digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel agar dapat mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel endogen dan eksogen.

Hipotesis dapat diterima jika memiliki nilai C.R atau t-value diatas 1,96 dan p-value dibawah 0,05 (Chandio, 2011). Selain kedua uji tersebut, dilakukan juga uji kekuatan hubungan pada

hipotesis yang dapat dilihat berdasarkan

standardized regression weights (β) (Hoe, 2008). Nilai positif atau negatif dari

standardized regression weight digunakan untuk menentukan pengaruh positif atau negatif dari suatu hipotesis (Linh, 2009). Tabel 3 menunjukkan hasil uji hipotesis menggunakan

structural model fit.

Tabel 3. Nilai Hasil Pengujian Hipotesis

Hubungan

Kriteria >1.96 <0,05

PU → INTENT -0,595 -1,697 0,090

Pada hubungan variabel PU memengaruhi variabel INTENT dihasilkan nilai t-value

sebesar -1,697 yang lebih kecil dari 1,96 dan nilai p-value sebesar 0,090 yang lebih besar dari 0,05 sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel laten PU dan INTENT. Pada hubungan PEOU memengaruhi INTENT dihasilkan nilai t-value sebesar 0,156 yang lebih kecil dari 1,96 dan nilai p-value 0,876 yang lebih besar dari 0,05, sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel laten PEOU dan PU.

Pada hubungan ATTI memengaruhi INTENT dihasilkan nilai t-value sebesar 4,476 yang lebih besar dari 1,96 dan nilai p-value *** (<0,001), sehingga ada pengaruh yang signifikan antara variabel laten attitude dan intention. Besar nilai hubungan attitude terhadap intention adalah sebesar 1,323 atau 132,3%. Pada hubungan

perceived usefulnes memengaruhi attitude

dihasilkan nilai t-value sebesar 2,594 yang lebih besar dari 1,96 dan nilai p-value 0,009 (<0,01), sehingga ada pengaruh yang signifikan antara variabel laten perceived usefulness dan attitude. Besar nilai hubungan perceived usefulness

terhadap attitude adalah sebesar 0,657 atau 65,7%.

(7)

besar dari 0,05, sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel laten PEOU dan ATTI. Pada hubungan TRUST memengaruhi ATTI dihasilkan nilai t-value sebesar 3,121 yang lebih besar dari 1,96 dan nilai p-value sebesar 0,002 (<0,01), sehingga ada pengaruh yang signifikan antara variabel laten TRUST dan ATTI. Besar nilai hubungan trust terhadap

attitude adalah sebesar 0,372 atau 37,2%. Pada hubungan PEOU memengaruhi PU dihasilkan nilai t-value sebesar 4,694 yang lebih besar dari 1,96 dan nilai p-value sebesar *** (<0,001), sehingga ada pengaruh yang signifikan antara variabel laten PEOU dan PU. Besar nilai hubungan Perceived Privacy terhadap

Behavioral Intention adalah sebesar 0,786 atau 78,6%. Pada hubungan PRISK memengaruhi PU dihasilkan nilai t-value sebesar 0,541 yang lebih kecil dari 1,96 dan nilai p-value sebesar 0,589 yang lebih besar dari 0,05, sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel laten PRIK dan PU.

Pada hubungan PRISK memengaruhi INTENT dihasilkan niai t-value sebesar -2,898 yang lebih besar dari 1,96 dan nilai p-value

sebesar 0,004 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga ada pengaruh yang signifikan antara variabel PRISK dan INTENT. Besar nilai kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut adalah -0,167 yang berarti hubungan keduanya adalah negatif. Pada hubungan PEOU memengaruhi PRISK dihasilkan nilai t-value sebesar 1,457 yang lebih kecil dari 1,96 dan nilai p-value

sebesar 0,145 yang lebih kecil dari 0,05, sehingga tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel laten PEOU dan PRISK.

5. PEMBAHASAN

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, H0 dalam hipotesis 1 ditolak, hal ini

berarti Ha yang diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah Perceived Usefulness tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Intention. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun banyak sekali manfaat yang diberikan oleh iklan di Line@ berrybenka, tetapi pengguna menganggap hal itu tidak dapat meningkatkan minat beli mereka di Line@ Berrybenka. Keinginan atau minat menggunakan Line@ Berrybenka pada responden tidak dipengaruhi oleh manfaat yang disediakan oleh Line@ Berrybenka. Hasil hipotesis ini sama dengan hasil hipotesis pada penelitian yang dilakukan oleh Suhendro (2009) dan Juniwati (2014) yang

menyatakan bahwa perceived usefulness tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

intention.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perceived ease of use tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intention. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa perceived ease of use

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

intention dilakukan oleh Lorenzo-Romero (2014) dan Davis (1989). Hal ini menunjukkan bahwa pengguna menganggap kemudahan memanfaatkan iklan di Line@ Berrybenka tidak dapat meningkatkan minat mereka untuk melakukan transaksi pembelian. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian milik Juniwati (2014) dan Tao (2008) yang juga menolak hipotesis tersebut.

Pengujian terhadap H3 menyatakan bahwa hipotesis tersebut diterima. Hasil ini menunjukan bahwa sikap penerimaan seseorang terhadap iklan online di Line@ Berrybenka dapat memengaruhi minat penggunaan di Line@ Berrybenka secara signifikan. Hasil ini sesuai dengan penelitian tentang aspek attitude

terhadap intention sebelumnya dalam Davis (1989), Shin (2010) dan Lorenzo-Romero et al

(2014) yang menunjukkan attitude memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intention. Artinya jika pemakai sudah bersikap positif atau menerima iklan online Line@ Berrybenka maka akan tumbuh keinginan untuk menggunakannya. H0 dalam hipotesis 4 diterima, hal ini berarti

Ha yang ditolak. Kesimpulan yang dapat diambil adalah Perceived Usefulness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Attitude. Hasil hipotesis ini relevan dengan hasil hipotesis pada penelitian yang dilakukan oleh Lorenzo-Romero (2014), (Davis, 1989), dan Suhendro (2009). Hal ini menunjukkan bahwa manfaat atau kegunaan dari iklan di Line@ Berrybenka dapat meningkatkan sikap penerimaan yang baik seseorang terhadap iklan di Line@ Berrybenka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

(8)

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, H0 dalam hipotesis 6 diterima, hal ini

berarti Ha yang ditolak. Kesimpulan yang dapat diambil adalah Trust memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Attitude. Hasil hipotesis ini relevan dengan hasil hipotesis pada penelitian yang dilakukan oleh Shin (2010), Wu & Liu (2007). Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan seseorang terhadap iklan di Line@ Berrybenka dapat meningkatkan sikap penerimaan yang baik seseorang terhadap iklan di Line@ Berrybenka. Menurut Wu & Liu (2007) kepercayaan memberikan kepastian dan kenyamanan kepada pengguna dan dengan demikian pengguna akan memberikan sikap yang positif terhadap sistem.

Dari hasil pengujian hipotesis 7, dapat diambil kesimpulan bahwa Perceived Ease Of Use memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Perceived Usefulness. Pengguna dari penelitian ini berpendapat bahwa jika Line@ Berrybenka mudah untuk digunakan dan mudah menjadikan pengguna mahir maka akan meningkatkan kinerja penggunaan Line@ Berrybenka. Dan jika kinerja penggunaan meningkat maka akan meningkat pula manfaat iklan di Line@ Berrybenkayang dirasakan pengguna, sehingga pengguna merasa iklan di Line@ Berrybenka adalah suatu sistem informasi yang berguna dalam aktivitasnya sehari – hari. Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Featherman & Pavlou (2003) dan Lorenzo-Romero et al (Lorenzo-Romero, et al., 2014) yang menyatakan bahwa Perceived Ease of Use

adalah salah satu faktor yang menentukan sistem dapat dikatakan bermanfaat atau tidak.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, H0 dalam hipotesis 8 ditolak, hal ini

berarti Ha yang diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah Perceived Risk secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perceived Usefulness. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada risiko yang mungkin terjadi saat bertransaksi di Line@ berrybenka, tetapi pengguna menganggap hal itu tidak dapat mengurangi manfaat yang diberikan oleh Line@ Berrybenka kepada penggunanya. Hasil hipotesis ini sama dengan hasil hipotesis pada penelitian yang dilakukan oleh Faqih (2013) dan Kurshid, et al. (2014) yang juga menolak hipotesis tersebut.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, H0 dalam hipotesis 9 diterima, hal ini

berarti Ha yang ditolak. Kesimpulan yang dapat diambil adalah Perceived Risk secara

bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Intention. Hal ini menunjukkan bahwa

perceived risk dapat memengaruhi niat seseorang dalam melakukan transaksi pembelian

online. Menurut hasil pengujian, pengaruh yang diberikan oleh perceived risk terhadap intention

adalah tidak kuat namun pngaruh tersebut tetap ada. Hasil hipotesis ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Featherman dan Pavlou pada tahun 2003 dan Juniwati pada tahun 2014.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, H0 dalam hipotesis 10 ditolak, hal ini

berarti Ha yang diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah Perceived Ease of Use

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Perceived Risk secara bersama-sama. Meskipun kemudahan tidak dapat mengurangi risiko yang mungkin terjadi saat bertransaksi di Line@ berrybenka, namun pengguna menganggap hal itu tidak masalah karena risiko pun tidak mengurangi manfaat yang diberikan oleh Line@ Berrybenka. Hasil hipotesis ini berbeda dengan hasil hipotesis pada penelitian yang yang dilakukan oleh Featherman & Pavlou (2003). Penolakan hipotesis mungkin bisa terjadi karena tidak adanya pengaruh signifikan yang ditimbulkan oleh perceived risk kepada variabel

perceived usefulness, sehingga perceived ease of use tidak perlu mengurangi adanya risiko yang timbul.

6. PENUTUP

Hasil uji kecocokan pada penelitian ini menunjukkan bahwa model yang digunakan merupakan model yang baik/fit karena telah memenuhi kriteria Goodness of Fit dan uji kecocokan measurement model fit sehingga indikator dapat digunakan untuk mengukur variabel laten dari penelitian ini.

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi pengguna dalam memanfaatkan iklan online di Line@ Berrybenka secara langsung adalah

(9)

transaksi di Line@ Berrybenka.

Untuk meningkatkan minat beli pelanggan melalui Line@ Berrybenka maka harus ditingkatkan pula sikap penerimaan pengguna terhadap iklan di Line@ Berrybenka. Pengembangan sikap positif terhadap iklan dapat dilakukan dengan meningkatkan manfaat iklan bagi pengguna. Selain itu dapat juga ditingkatkan kepercayaan pengguna terhadap iklan sehingga akan semakin besar juga sikap penerimaan pengguna terhadap iklan di Line@ Berrybenka. Untuk meningkatkan manfaat iklan maka kemudahann penggunaan sistem untuk memanfaatkan iklan juga harus ditingkatkan karena iklan tersebut tidak akan bermanfaat jika sistem sulit digunakan.

Penelitian ini menggunakan objek media sosial Line@ dengan sampel sebanyak 229 responden. Untuk penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan objek media sosial yang berbeda dengan menambahkan jumlah sampel dan kriteria dari sampel agar dapat dilakukan perbandingan dengan hasil penelitian ini.

Untuk penelitian selanjutnya, bisa dilakukan penambahan variabel laten dan juga variabel manifes yang mungkin dapat digunakan untuk menggambarkan faktor-faktor yang memengaruhi pengguna dalam memanfaatkan iklan di media sosial, seperti computer self efficacy dan social network.

DAFTAR PUSTAKA

APJII., 2016. Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia : Survey 2016. [online] Tersedia di: https://apjii.or.id/survei2016 [Diakses 25 Februari 2017].

Aribowo, D. P. J., 2013. Pengaruh Trust Dan

Perceived Of Risk Terhadap Niat Untuk Bertransaksi Menggunakan E-Commerce.

[online] Tersedia di:

http://download.portalgaruda.org/ [Diakses 9 November 2016].

Chandio, F. H., 2011. Studying Acceptance Of Online Banking Information System: A Structural Equation Model.

Davis, F. D., 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Tecnology.

[online] Tersedia di:

https://pdfs.semanticscholar.org/3969/e582 e68e418a2b79c604cd35d5d81de9b35d.pdf [Diakses 9 November 2016].

Faqih, K. M. S., 2013. Exploring the Influence of Perceived Risk and Internet Self-efficacy on Consumer Online Shopping Intentions: Perspective of Technology Acceptance Model. International Management Review,

9(1).

Featherman, M. & Pavlou, P., 2003. Predicting E-Services Adoption: A Perceived Risk Facets Perspective. [online] Tersedia di: https://www.researchgate.net/ [Diakses 9 November 2016].

Field, A., 2009. Discovering Statistic Using

SPSS. [online] Tersedia di:

http://fac.ksu.edu.sa/sites/default/files/ktb_l ktrwny_shml_fy_lhs.pdf [Diakses 17 April 2017].

Hanggono, A. A., Handayani, S. R. & Susilo, H., 2015. Analisis Atas Praktek TAM (Technology Acceptance Model) Dalam Mendukung Bisnis Online Dengan Memanfaatkan Jejaring Sosial Instagram.

[online] Tersedia di:

http://administrasibisnis.studentjournal.ub. ac.id/index.php/jab/article/viewFile/1030/1 213 [Diakses 9 November 2016].

Hoe, S. L., 2008. Issues and Procedures in Adopting Structural Equation Modelling Technique. [online] Tersedia di: http://jaqm.ro/issues/volume-3,issue-1/pdfs/hoe.pdf [Diakses 17 Juni 2017].

Johanson, G. A. & Brooks, G. P., 2009. Initial Scale Development: Sample Size for Pilot Studies. [online] Tersedia di: http://www.psycholosphere.com/ [Diakses 23 Mei 2017].

Juniwati, 2014. Influence of Perceived Usefulness, Ease of Use, Risk on Attitude and Intention to Shop Online. European Journal of Business and Management.

Kesharwani, A. & Bisht, S. S., 2012. The impact of trust and perceived risk on Internet banking adoption in India. [online] Tersedia di: https://www.researchgate.net/ [Diakses 31 Maret 2017].

Kline, R. B., 2011. Principles and Practice of Structural Equation Modeling. 3 ed. New York: The Guilford Press.

(10)

Lorenzo-Romero, C., Alarcón-del-Amo, M.-d.-C. & Constantinides, E., 2014.

Determinants of Use of Social Media Tools in Retailing Sector. [online] Tersedia di: http://www.scielo.cl/ [Diakses 9 November 2016].

Masoud, E. Y., 2013. The Effect of Perceived Risk on Online Shopping in Jordan. [online] Tersedia di: http://citeseerx.ist.psu.edu/ [Diakses 6 Maret 2017].

Muntianah, S. T., Astuti, E. S. & Azizah, D. F., 2012. Pengaruh Minat Perilaku Terhadap Actual Use Teknologi Infomasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) Studi Kasus Pada Kegiatan Belajar Mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Profit, 6(1).

Nasution, F. N., 2004. Penggunaan Teknologi Informasi Berdasarkan Aspek Perilaku

(Behavioral Aspect). [online] Tersedia di: http://repository.usu.ac.id/ [Diakses 25 Februari 2017].

Priyatno, D., 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran.1 ed. Yogyakarta: Gava Media.

Ramadiani, 2010. Multivariate, Sem Dan Lisrel Untuk Analisis. [online] Tersedia di: ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/article/do wnload/722/264 [Diakses 29 November 2016].

Riduwan & Sunarto, 2017. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Santoso, S., 2017. Statistik Multivariat dengan SPSS. Jakarta: PT Elexmedia Komputindo.

Shin, D.-H., 2010. The effects of trust, security and privacy in social networking: A security-based approach to understand the pattern of adoption. [online] Tersedia di: http://sciencedirect.com [Diakses 9 November 2016].

Suhendro, 2009. Pengaruh Perceived Usefulness

dan Perceived Ease of Use dalam Penggunaan Sistem Informasi Keuangan Daerah.

Tao, D., 2008. Understanding Intention to Use Electronic Information Resources: A Theoretical Extension of the Technology

Acceptance Model (TAM). Symposium Proceedings, p. 717.

Wang, Y. et al., 2012. Smart, Useful, Scary, Creepy:Perceptions of Online Behavioral Advertising. [online] Tersedia di: https://www.cylab.cmu.edu/ [Diakses 9 November 2016].

Wiyono, G., 2011. Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 & SmartPLS 2.0. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Wu, J. & Liu, D., 2007. The Effects Of Trust And Enjoyment On Intention To Play Online

Games. [online] Tersedia di:

http://web.csulb.edu/journals/jecr/issues/20 072/paper2.pdf [Diakses 1 April 2017].

Yang, W.-C., 2011. Appling Content Validity Coefficient and Homogeneity Reliability Coefficient to Investigate the Experiential Marketing Scale for Leisure Farms. [online] Tersedia di: http://www.jgbm.org/ [Diakses 23 Mei 2017].

Gambar

Gambar 1. Model Penelitian
Gambar 2. Rencana Penelitian
Tabel 1. Goodness of Fit Indeks
Tabel 3

Referensi

Dokumen terkait

Daihatsu Cabang Bekasi Narogong. Jurnal Mahasiswa Bina Insani. Abstrak: Korespondensi merupakan sarana untuk mengirim atau memberi informasi tertulis kepada atasan atau

Terima kasih penulis ucapkan kepada kakak sekaligus sahabat Jessica Sarah, SE atas dukungan dalam banyak hal, teman-teman yang luar biasa yaitu Nina, Dessy,

Oleh karena koordinasi adalah konsep yang ditetapkan dalam kelompok, bukan terhadap usaha individu, maka sejumlah individu yang bekerja sama , dimana dengan

Untuk beroperasi PLTG menggunakan penggerak mula yaitu mesin diesel yang akan digunakan untuk memutar kompresor sampai putaran tertentu, sehingga kompresor akan berfungsi.

Skripsi ini dibuat oleh penulis untuk memenuhi salah satu persyaratan tugas akhir dalam menempuh Jenjang Pendidikan Strata 1 pada Program Studi Pendidikan

Dalam sistem rujukan yang ideal, pasien mengunjungi layanan kesehatan tingkat pertama, yang dimulai dari puskesmas dan jaringannya atau layanan kesehatan tingkat pertama

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Asrini (2012) yang berjudul Hubungan antara Persepsi Pasien tentang Perilaku Caring Perawat dengan

Berdasarkan hasil observasi awal penelitian di SMA Negeri 4 Wira Bangsa dan di SMA Negeri 3 Meulaboh, kepala sekolah di kedua sekolah tersebut memiliki kemampuan