PRODUK GADAI EMAS DI BANK JATIM SYARIAH
CABANG SAMPANG DALAM ANALISIS SWOT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
Islam ( S.Sos.i )
Oleh :
AKMALIA
NIM : B04211004
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan deskriftif yang berguna untuk mendeskripsikan atau menggambarkan pada produk gadai emas di Bank Jatim Syariah Cabang Sampang dalam analisis SWOT. Dalam penelitian, peneliti menggunakan jenis data primer dan skunder yang diperoleh dari informan serta dokumen mengenai jenis data- data yang dibutuhkan. Dalam menggali data penelitian menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi. Adapun teknik analisa yang digunakan dalam peneliti ini menggunakan reduction, display dan conclusion drawing.
Penelitian ini memberikan hasil yaitu Kualitatif pada analsis SWOT. Pertama, Kekuatanyaitu : sebagai solusi bagi masyarakat, Biaya sewa murah, pelayanan terbaik. Kedua, Kelemahan yaitu : nilai taksiran 80% dari nilai jual, kurangnya tenaga kerja di bagian gadai emas. Ketiga, Peluang yaitu : meningkatnya kesadaran beragama. Ajaran tahun baru sekolah, kultur budaya masyarakat madura. Keempat, Ancaman, yaitu : Masuknya pesaing baru. Meningkatnya nilai taksiran yang diakibatkan oleh inflasi. Lambatnya pertumbuhan pasar.
Hasil kuantitatif pada analisis SWOT yaitu nilai akhir menunjukkan kedudukan Produk gadai emas yang ada pada Bank Jatim Syariah Cabang Sampang.Posisi eksisting organisasi produk gadai emas tersebut diketahui berada pada koordinat titik (16.78, 2.34) atau berada pada kuadran I (Positif, positif) yang menandakan organisasi sebagai kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategis yang diberikan adalah progresif, artinya produk gadai emas di Bank Jatim Syariah Cabang Sampang dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus malakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
ABSTRAK...v
D.ManfaatHasilPenelitian... 5
E. DefinisiKonsep... 5
F. SistematikaPembahasan... 6
BAB :II KERANGKA TEORITIK A.PenelitianTerdahulu yang Relevan... 9
B.KerangkaTeori... 10
C.OperasionalPegadaianSyariah... 10
D.PengertianGadaiemas... 11
1. DefinisiGadaiSyariah (Rahn)... 11
... 2. ProdukGadaiemas di Bank Syariah... 12
3. RukundanSyaratGadaiSyariah... 14
E. GadaidalamPandangan Islam... 16
F. DefinisiAnalisis SWOT... 18
G.Analisis SWOT PegadaianSyariah... 27
BAB :III METODE PENELITIAN
A.Pendekatan danJenis Penelitian ... 30
B.Lokasi Penelitian ... 30
C.Jenis dan Sumber Data ... 31
D.Tahap-Tahap Penelitian ... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ... 41
F. Teknik Analisa Data ... 42
G.Teknik Validitas Data ... 43
BAB :IV GAMBARAN UMUM A.GambaranUmumObjekPenelitian ... 44
1. Sejarah Bank JatimSyariah Cabang Sampang ... 44
2. Visi dan Misi Bank Jatim Syariah Cabang Sampang ... 46
3. Struktur Organisasi Bank Jatim Syariah Cabang Sampang ... 46
4. Susunan Pengurus Bank Jatim Syariah Cabang Sampang ... 47
5. Produk-produk Bank Jatim Syari’ah ... 47
6. Biaya Administrasi ... 48
7. Tabel Biaya Administrasi... 49
8. Biaya Pemeliharaan ... 49
B.Penyajian Data ... 52
1. Data kualitatif analisis SWOT produk gadai emas ... 52
2. Data kuantitatif analisis SWOT produk gadai emas ... 63
C.Hasil Penelitian (Analisa Data)... 68
1. Hasil kualitatif produk gadai emas ... 69
a. Kualitatif Matriks SWOT Kearns ... 71
b. Aplikasi analisis SWOT ... 75
BAB :V PENUTUP
A.Kesimpulan ... 88
B.Saran dan Rekomendasi ... 90
C.Keterbatasan Penelitian ... 91
1
Bab I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Aktivitas ekonomi merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan sehari-hari. Aktivitas ekonomi memaksa para pelakunya berlomba untuk
memenuhi kebutuhan masing-masing. Setiap individu memiliki hak yang sama dalam
pemenuhan kebutuhan hidupnya. Tetapi, berbagai aktivitas itu terdapat aturan yang berlaku,
antara lain kebijakan pemerintah yang memberikan batasan-batasan tiap individu agar
bersikap rasional dalam menjalankan aktivitas ekonominya.
Islam menempatkan manusia (pelaku ekonomi) sebagai khalifah di muka bumi.
Bumi dan seisinya menjadi amanah yang harus dijaga oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidup individu dan untuk kebutuhan bersama. Untuk mencapai tujuan mulia
tersebut, Allah memberikan petunjuk melalui para rasul-Nya1, yaitu Nabi Muhammad saw.
sebagai rasul terakhir yang membawa syariah Islam bagi umatnya. Syariah Islam yang
ditunjukkan oleh Nabi Muhammad saw. memiliki karakter komprehensif dan universal.
Sehingga karakter tersebut sangat tampak dalam kegiatan bermuamalah, yaitu tidak
membeda-bedakan antara Muslim dan non Muslim.
Ekonomi Islam memiliki rambu-rambu yang jelas bagi makhluk dalam berjuang
mendapatkan materi atau harta. Rambu-rambu tersebut antara lain tidak bertransaksi dengan
cara yang batil, menghindari praktik ribawi serta bertanggung jawab sosial antarsesama. Hal
itu menjadi penyeimbang seorang Muslim dalam kegiatan ekonomi.
2
Nur Yasin mengatakan bahwa: “Sejarah ekonomi Islam di Indonesia dimulai dari
tahap dialektis kritis kemudian memasuki tahap implementasi”.2Salah satu implementasi sistem ekonomi Islam adalah perbankan syariah sebagai instrumen di sektor keuangan
syariah.3
Bank Jatim Syariah menjalankan operasional bank berdasarkan prinsip syariah,
seperti jual beli, bagi hasil, dan berbagai produk jasa perbankan yang mampu memenuhi
berbagai kebutuhan nasabah. Salah satu produk dari Bank Jatim Syariah adalah gadai emas
syariah. Di Bank Jatim Syariah produk gadai emas tersebut masuk dalam kategori produk
pembiayaan yang disebut pembiayaan rahn emas iB Hasanah.4
Latar belakang diluncurkan produk rahn emas tersebut adalah semakin
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap transaksi syariah dalam seluruh aspek
kehidupan. Dengan produk ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan masyarakat
kepada lembaga keuangan yang melaksanakan transaksi secara gelap dengan prinsip dasar
bunga berbunga. Hal itu dapat berakibat pada meningkatnya kemiskinan dan menurunkan
taraf hidup masyarakat, serta memfasilitasi masyarakat awam yang gemar menabung dalam
bentuk emas apabila membutuhkan likuiditas dalam kebutuhan sehari-hari.
Gaya hidup yang lebih mementingkan keinginan (wants) daripada kebutuhan (needs),
mengakibatkan banyak lembaga keuangan syariah membuka layanan gadai emas dengan
berbagai kepentingan, tanpa memperhatikan aspek kepatuhan syariah dalam produk tersebut.
Sehingga transaksi gadai emas berubah menjadi bisnis investasi yang memberikan banyak
keuntungan pada lembaga keuangan maupun nasabah yang bersangkutan. Gadai emas bukan
2 M. Nur Yasin, 2009, Hukum Ekonomi Islam-Geliat Perbankan di Indonesia, UIN Malang Pers, hal.115.
3 Fahrur Ulum, 2011, Perbankan Syariah di Indonesia, Putra Media Nusantara, hal. 19
3
lagi sebagai solusi keterdesakan bagi masyarakat yang membutuhkan, tetapi berubah menjadi
sarana investasi kebutuhan tersier.
Di sisi lain dalam praktik gadai emas yang ada di Bank Jatim Syariah Cabang
Sampang . Produk gadai emas Dalam hal ini tentu muncul pertanyaan dengan murahnya
biaya sewa atau ujroh atau mereka mempunyai alasan tersendiri terkait dengan biaya sewa
yang paling murah seKabupaten Sampang tersebut. Hal ini yang menarik bagi peneliti untuk
melakukan kajian lebih mendalam.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Produk gadai emas di Bank Jatim Syariah Cabang Sampang dalam analisis SWOT”
Rahn merupakan akad perjanjian penyerahan barang untuk menjadi agunan atau
jaminan dari fasilitas pembiayaan yang diberikan.5
Tujuan akad rahna dalah untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada
bank dalam memberikan pembiayaan.6
Dalam Al-Qur’an Surat Al- Baqoroh ayat 283 diterangkan mengenai rahn atau gadai sebagai berikut :
5 Sutan Remy Sjahdeini, 2008, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia,
Pustaka Utama Grafiti, hal.76.
4
Artinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu
tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu
(parasaksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya,
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan konteks penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka masalah
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil kualitatif dan kuantitatif analisis SWOT pada produk gadai emas di bank
Jatim Syariah Cabang Sampang ?
C.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk menggambarkan hasil kualitafif dan kuantitatif analisis SWOT pada produk gadai
ema di bank Jatim Syariah Cabang Sampang.
D.Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian yang dilakukan sedikit banyak pasti memiliki manfaat
5
Pertama, manfaat teoritis, yakni bahwa penelitian ini bisa digunakan sebagai
referensi teoris tentang teori- teori manajemen dakwah terutana mengenai gadai emas dalam
analisis SWOT.
Kedua, manfaat praktis, yakni bahwa penelitian ini dapat digunakan sebagai bekal
pengetahuan bagi Bank Jatim Syariah Cabang Sampang, terutama bagian penaksiran gadai
emas.
E.Definisi Konsep
Untuk memperjelas kemana arah pembahasan yang diangkat, maka penulis perlu
memberikan definisi dari judul penelitian tersebut, yakni dengan menguraikan sebagai
berikut:
1. Gadai Emas
Gadai emas merupakan pembiayaan atas jaminan berupa mas sebagai salah satu
alternatif memperoleh pembiayaan secara cepat. Pinjaman gadai emas merupakan fasilitas
pinjaman tanpa imbalan dengan jaminan emas dengan kewajiban pinjaman secara
sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu. Jaminan emas yang diberikan disimpan
dalam penguasaan atau pemeliharaan bank dan atas penyimpanan tersebut nasabah
diwajibkan membayar biaya sewa.7
2. SWOT
SWOT adalah singkatan dari kekuatan (Strength) dan kelemahan (weakness) intern
perusahaan serta peluang (opportunities ) dan ancaman (threat) dalam lingkungan yang
dihadapi perusahaan. Analis SWOT merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi
faktor- faktor ini dan strategi yang menggambarkan kecocokan paling baik diantara
6
mereka. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan
memaksimalkan kekuatan dan peluang meminimalkan kelemahan dan ancaman. Bila
diterapkan ecara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai dampak yang sangat besar atas
rancangan suatu strategik yang berhasil.8
F. Sistematika Pembahasan
Peneliti ini akan dirancang menjadi lima bab. Di bab pertama, pembahasan
ditekankan pada fokus penelitian, yaitu produk gadai emas di Bank Jatim Syariah Cabang
Sampang dalam analisis SWOT. Dari fokus ini, terumuskan masalah penelitian, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian. Fokus ini menjadi pijakan alur penelitian berikutnya. Agar
memperoleh pemahaman fokus penelitian dengan benar, maka alasan munculnya fokus serta
konseptualisasi dikemukakan dalam bab pertama. Demikian pula, orijinalitas fokus penelitian
yang dibahas dalam studi kepustakaan.
Fokus penelitian harus memiliki kekuatan secara teoritis yang juga dibahas dalam
bab kedua. Ada teori yang menjadi pondasi fokus penelitian di atas. Teori gadai emas dalam
analisis SWOT dimana gadai emas dianalisis dengan analisi SWOT untuk mencapai sebuat
tujuan suatu perusahaan.
Dalam bab ketiga, berangkat dari rumusan masalah, metode penelitian dikemukakan.
Dalam membahas metode penelitian, jenis data penelitian menjadi pijakan awal dalam
menentukan pendekatan dan jenis penelitian. Data- data penelitian yang digali merupakan
penjabaran dari teori gadai emas dan analisis SWOT. Apa yang akan ditanyakan dan diamati
8Pearce Robinson, 1997, Manajemen Strategik Formulasi,Implementasi Dan Pengendalian, Bina Rupa Aksara, hal.
7
tidak lepas dari data- data yang telah diindentifikasikan. Berdasarkan data ini, untuk informan,
teknik pengumpulan data dan teknik analisa data ditentukan.
Dalam bab keempat, pembahasan tentang data lapangan dibagi menjadi dua sub- sub.
Sesuai dengan masalah yang dijabarkan dari fokus penelitian, yaitu data tentang gadai emas
dalam analisis SWOT. Data-data ini digambarkan apa adanya hingga memperoleh hal-hal di
balik fenomena.Tentu saja interpretasi peneliti banyak terlibat dalam pembahasannya.
Agar data memiliki makna, perlu konfirmasi dengan teori. Hasil konfirmasi ini
berupa analisis dan temuan penelitian yang dibahas dalam bab keempat. Temuan ini dapat
menghasilkan tiga kemungkinan. Pertama, data dan teori saling memperkuat. Kedua, data
memperkaya teori.Ketiga, data dan teori saling berlawanan.
Temuan data merupakan jawaban atas rumusan masalah yang dibahas secara singkat
dalam bab empat. Karena hanya satu rumusan masalah, maka kesimpulannya juga satu.
Berdasarkan kesimpulan ini, saran- saran diajukan dengan dua saran, sesuai dengan kegunaan
8
Bab II
TEORI ANALISIS SWOT
A.Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu yang berkenaan dengan produk gadai emas adalah peneliti yang
dilakukan oleh Lutfiah1 Ristqi2 ,Mukhlas3, Prihatta4, Hidayat5,Jihad6,Sholilah7Putri8,Sari9,
Ramadhani10.
Dari sekian penelitian terdahulu, terdapat perbedaan dan persamaan yaitu,
persamaannya sama- sama mengkaji tentang gadai emas . Sedangkan perbadaannya yaitu,
penelitian ini memaparkan tentang produk gadai emas dalam analisis SWOT.Perbedaan
lainnya adalah terletak pada objek penelitian.
B.Kerangka Teori
1Minikmatin Lutfiyah “
Analisis Hukum Terhadap Pelaksanaan Fatwa DNS Tentang Rahn Emas” Skripsi(IAIN Wali Songo, Semarang, 2010).
2
Anita Ristqi P, “Aspek Resiko Gadai Emas Pada Pegadaian Syariah Cinere” Skripsi(UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2011).
3
Mukhlas, “Implementasi Gadai Syariah dengan Murabaha dan Rahn (Studi Di Pengadilan Syariah Cabang Mlati Sleman Yogyakarta)”,Skripsi(Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010).
4Hajar Swara Prihatta “
Implementasi kepatuhan Syariah (Studikasus Produk gadai emas di BNI Syariah Cabang
Darmawangsa Surabaya)” Skripsi (Institut Agama Islam Sunan Ampel Surabaya.,Fakultas Ekonomi Syariah 2014).
5
Irfan Hidayat“Analisis minat beli produk gadai emas syariah bank Bpd diy Syariah ditinjau dari pengetahuan terhadap produk dan prinsip operasional gadai emas syariah”Skipsi (UIN Sunan kalijaga Yogyakarta, Fakultas Syariah dan Hukum 2012).
6
Rakhasari Rosalifa Jihad”Implementasi gadai emas secara syariah di bank syariah Dalam perspektif peraturan bank indonesia nomor10/17/pbi/2008 tentang produk bank syariah dan unit usaha Syariah (studi di bank syariah mandiri cabang mataram)”Jurnal (Universitas Mataram, Fakultas Hukum 2013).
7Nur Mara’atus Sholilah“
aplikasi Rahn Pada produk gadai emas Dalam meningkatkan profitabilitas Bni syariah kantor Cabang Surabaya”Skipsi (UniversitasIslam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syari’ahdan Hukum 2014). 8Ira Ikasa Putri“
Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Gadai Syariah (Rahn) Pada PT Bank Syariah Mandiri, Tbk. Cabang Pontianak ”Jurnal (Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura).
9
Agustina Wulan Sari “Prosedur pembiayaan gadai emas syariah Pada pt bank syariah mandiri Kantor cabang pembantu Ungaran”Skripsi (Sekolah Tinggi Agama Islam NeggriSTAIN Salatiga, Jurusan syariah DIII perbankan syariah 2012).
10Nur Amaliah Ramadhani “
9
Secara umum, teori dalam penelitian ini mengarahkan proses pinjaman dalam akad
rahn. Namun, di antara dua kutub ini, ada faktor perantara yang menjadi penentu pinjaman
produk gadai emas yaitu penilaian. Akhirnya, tiga titik tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar: 1.1 Operasional Pengadaian Syari’ah
C.Operasional Pegadaian Syariah
1. Nasabah menjaminkan barang (marhun) kepada pegadaian Syariah untuk mendapatkan
pembiayaan. Kemudian pegadaian menaksir barang jaminan tersebut untuk dijadikan dasar
dalam memberikan pembiayaan.
2. Pegadaian Syariah dan nasabah menyepaikan akad gadai. Akad ini meliputi jumlah
pinjaman, pembebanan biaya jasa simpanan dan biaya administrasi. Jatuh tempo
pengembalian pembiayaan yaitu 120 hari (4 bulan).
3. Pegadaian Syariah memberikan pembiayaan atau jasa yang dibutuhkan nasabah sesuai
kesepakatan.
(3) (4) Pembiayaan
(MarhumBih)
Nasabah (Rahin) Pegadaian
(Murtahin) (2)
(5)
(1) Jaminan
10
4. Nasabah menebus barang yang digadaikan setelah jatuh tempo. Apabila pada saat jatuh
tempo belum dapat mengembalikan uang pinjaman, dapat diperpanjang 1(satu) kali masa
jatuh tempo, demikian seterusnya. Apa bila nasabah tidak dapat mengembalikan uang
pinjaman dan tidak memperpanjang akad gadai, maka pegadaian dapat melakukan kegiatab
pelelangan dengan menjual barang tersebut untuk melunasi pinjaman.
5. Pegadaian (murtahin) mengembalikan harta benda yang digadai (marhun) kepada pemilik
(nasabah).
D.Gadai Emas dalam analisis SWOT
1. Pengertian Gadai Emas
Gadai emas merupakan pembiayaan atas jaminan berupa mas sebagai salah satu alternatif
memperoleh pembiayaan secara cepat. Pinjaman gadai emas merupakan fasilitas pinjaman
tanpa imbalan dengan jaminan emas dengan kewajiban pinjaman secara sekaligus atau
cicilan dalam jangka waktu tertentu. Jaminan emas yang diberikan disimpan dalam
penguasaan atau pemeliharaan bank dan atas penyimpanan tersebut nasabah diwajibkan
membayar biaya sewa.11
2. Gadai Syari’ah (Rahn)
Gadai Syariah disebut juga dengan rahn, yang secara bahasa berasal dari bahasa arab.12
Rahn terdiri dari huruf Ra (ر), Ha’(ح) dan Nun( ), dan kata tersebut merupakan bentuk
mashar dari kata rahana-yahanu-rahnan. Bentuk pluralnya rihanun dan rahunun. Secara
bahasa berarti tertahan, ini berdasarkan pada firman Allah Swt,
11
Andri Soemitra. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Prenada Media Group. 2009). Hal. 402. 12
M.Habiburrahim, Lc.Yulia Rahmawati Suhardjo Budiana Wartoyo, Megenal Pegadaian Syariah, (Jl. Bambu
berarti “menahan”. Maksudnya adalah menahan sesuatu untuk dijadikan jaminan utang.
Menurut Sayiq Sabbiq (dalam Burhanuddin) memberi pengertian bahwa gadai hukum
syara’ adalah “menjadikan sesuatu barang yang mempunyai nilai harta dalam pandangan
syara’ sebagai jaminan utang, yang memungkinkan untuk mengambil seluruh atau
sebagian utang dari barang tersebut”.13
Menurut Rahmat Syafei, “gadai adalah penahanan terhadap suatu barang dengan
hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut.”14
Sedangkan
menurut Dumairy adalah, “penyerahan barang yang dilakukan oleh orang yang berhutang
sebagai jaminan atas hutang yang diterimanya.”15
Dalam definisi lain, menurut
Habiburrahim S, gadai syariah (rahn) adalah harta yang tertahan sebagai jaminan utang
sehingga bila tidak mampu melunasinya, harta tersebut menjadi bayarannya sesuai dengan
nilai utangnya.16Sehingga dapat dipahami bahwa gadai syariah adalah penyerahan harta
sebagai barang jaminan utang kepada pemberi pinjaman yang nantinya dapat digunakan
untuk melunasi utang yang tidak terlunasi atau sebagai barang jaminan yang memiliki nilai
sesuai dengan utangnya.
13
Burhanuddin S, Aspek Hukum Lembaga Keuanga Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),hal.169
14
Rahmat Syafei, Fiqh Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2001),hal. 159.
15
M. Dumairi Nor, dkk., Ekonomi Syariah Versi Salaf (Sidogiri: Pustaka Sidogiri, 2008), hal.110.
16
M. Habiburrahim, dkk, Mengenal Pegadaian Syariah Prinsip-prinsip dasar Menjalankan Usaha Pegadaian
12
Gadai sangat berkaitan erat dengan barang jaminan. Menurut Sulaiman Rasjid,
“Jaminan atau rungguhan adalah suatu barang yang dijadikan peneguhan/penguatan
kepercayaan dalam utang-piutang.”17 Jaminan itulah yang akan dijadikan penebus utang,
apabila orang yang berhutang tidak mampu membayar utangnya tersebut. Orang yang
memberi hutang boleh menjual atau mengambil sepenuhnya barang jaminan tersebut
sebagai ganti kewajiban orang yang diberinya utang dengan berdasar pada asas keadilan,
(harga barang jaminan sesuai harga yang berlaku pada saat itu).
4. Rukun dan Syarat Gadai Syari’ah
Transaksi rahn antara nasabah dengan bank syariah atau lembaga keuangan
syariah akan sah apabila memenuhi rukun dan syarat yang telah ditentukan sesuai syariah
Islam. Adapun rukun rahn adalah :18
1. Rahin (nasabah): Nasabah harus cakap bertindak hukum, baligh dan berakal.
2. Murtahin (bank syariah)
Bank atau lembaga syariah yang menawarkan produk rahn sesuai prinsip syariah.,
3. Marhun bih (pembiayaan)
Pembiayaan yang diberikan oleh murtahin harus jelas dan spesifik, wajib dikembalikan
oleh rahin. Dalam hal rahin tidakmampu mengembalikan pembiayaan yang telah
17
Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, Cet. 39, 2006), hal.295. 18
13
diterima dalam waktu yang telah diperjanjikan, maka barang jaminan dapat dijual
(lelang) sebagai sumber pembayaran.
4. Marhun ( barang jaminan)
Merupakan barang yang digunakan sebagai agunan atau jaminan harus memenuhi syarat
sebagai berikut:
a. Agunan harus dapat dijual dan nilainya seimbang dengan pembiayaan.
b. Agunan harus bernilai dan bermanfaat menurut ketentuan syariah.
c. Agunan harus jelas dan dapat ditentukan secara spesifik
d. Agunan itu harus milik sendiri dan tidak terkait dengan pihak lain.
e. Agunan merupakan harta yang utuh dan tidak bertebaran di beberapa tempat.
f. Agunan harus dapat diserahterimakan baik fisik maupun manfaatnya.
Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan rahn (gadai
)adalah sebagai berikut:
a. Persyaratan aqid
Kedua orang yang akan akad harus memenuhi kriteria al ahliyah.
Menurut ulama Syafi’iyah ahliyah adalah orang yangtelah sah untuk jual beli,
yakni berakal dan mumayyiz, tetapi tidak disyaratkan harus baligh. Dengan
demikian, anak kecil yang sudah mumayyiz, dan orang yang bodoh berdasarkan
ijin dari walinya dibolehkan melakukan rahn.
Menurut ulama selain Hanafiyah, ahliyah dalam rahn seperti pengertian
ahliyah dalam jual beli dan derma. Rahn tidak boleh dilakukan oleh orang yang
14
tidak boleh menggadaikan barang orang yang dikuasainya, kecuali jika dalam
keadaan mudarat dan meyakini bahwa pemegangnya yang dapat dipercaya.
b. Syarat sighat (lafal atau ucapan)
Hal ini dapat dilakukan baik dalam bentuk tertulis maupun lisan, asalkan
saja di dalamnya terkandung maksud adanya perjanjian gadai di antara para pihak.
c. Adanya barang yang digadaikan.
d. Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk barang yang akan digadaikan (marhun)
oleh rahin (pemberi gadai) adalah:
1) Dapat diserahterimakan.,
2) Bermanfaat.,
3) Milik rahin (orang yang menggadaikan)
4) Jelas
5) Tidak bersatu dengan harta lain
6) Dikuasai oleh rahin
7) Harta yang tetap atau dapat dipindahkan.
e. Marhun bih (utang)
Adalah merupakan hak yang wajib dikembalikan kepada orang yang
memberi utang. Utang itu boleh dilunasi dengan agunan itu dan utang itu jelas dan
tertentu.19
E. Gadai Emas dalam pandangan Islam.
Islam memiliki prinsip ekonomi yang tidak hanya mencari keuntungan
sebesar-besarnya, melainkan juga bagaimana seseorang yang telah mendapatkan kekayaan itu dapat
19
15
memberikan bantuan kepada orang yang masih membutuhkan bantuan. Namun demikian,
Islam tetap menjaga hak milik (harta) pemberi bantuan dan memperhatikan kondisi orang
membutuhkan. Oleh karena itu, Islam membolehkan orang yang memberi pinjaman meminta
jaminan atas pengembalian hartanya.20
Muamalah mengajarkan manusia memperoleh rezeki dengan cara yang halal dan
baik, termasuk memberikan perlindungan kepada semua pihak yang bertransaksi agar
terhindar dari kerugian dan kedzaliman. Islam sangat mendorong agar orang-orang yang telah
memiliki modal dapat memberikan bantuan modal kepada pihak-pihak yang
membutuhkannya. Namun demikian seruan Islam ini bukan berarti para pemilik modal
dipertaruhkan begitu saja, tanpa ada jaminan pengembalian. Islam memberikan perlindungan
kepada pemilik modal agar harta yang dipinjamkan kepada orang-orang yang membutuhkan
tersebut ada kepastian pengembaliannya.21
Tujuan utang piutang adalah untuk membantu pihak yang membutuhkan dana, baik
untuk keperluan konsumtif maupun modal usaha. Dalam praktik utang piutang ini ada pihak
yang berpotensi memiliki kerugian, yaitu pemberi utang. Hal itu dapat terjadi jika penerima
utang tidak melakukan pembayaran atas hutangnya tersebut.
Dalam proses transaksi utang piutang, Islam menganjurkan untuk dilakukan
pencatatan di hadapan saksi tentang jumlah utang dan janji waktu pengembaliannya. Jika
tidak ada saksi yang menuliskan, pemberi pinjaman dapat meminta jaminan harta untuk
kepastian pengembalian utang tersebut.22
Hal itu tercantum yang tercantum dalam Alqur’an surat Al-Baqarah, ayat 282:
20
M. Habiburrahim, dkk, Mengenal Pegadaian Syariah Prinsip-prinsip dasar Menjalankan Usaha Pegadaian
Syariah (Jakarta: Kuwais, 2012),hal. 67-68.
21
Ibid. 73-7
22
16
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.
Hal ini berarti Islam memberi perlindungan baik terhadap orang yang diberi
pinjaman dengan ada larangan menarik manfaat atas dasar pinjaman tersebut, juga
perlindungan terhadap pemberi pinjaman dengan adanya perintah pembukuan dan penahanan
jaminan.23Hal itu sangat memperhatikan kondisi penerima utang, jika menimbulkan kesulitan,
maka pengambilan barang tersebut mesti ditunda sampai peminjam terhindar dari kesulitan
yang dihadapinya.24
F. Definisi Analisis SWOT
1. Definisi Analisis SWOT
Menurut Pearce Robinson“SWOT adalah singkatan dari kekuatan (Strength) dan
kelemahan (weakness) intern perusahaan serta peluang (opportunities ) dan ancaman
(threat) dalam lingkungan yang dihadapi perusahaan. Analis SWOT merupakan cara
sistematik untuk mengidentifikasi faktor- faktor ini dan strategi yang menggambarkan
kecocokan paling baik diantara mereka. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu
strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang meminimalkan
23
Ibid.,79-80.
24
17
kelemahan dan ancaman. Bila diterapkan ecara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai
dampak yang sangat besar atas rancangan suatu strategik yang berhasil.’’25
Menurut Sondang P.Siagian “Kekuatan (Sterngth) adalah biaya sewa lebih
murah,sumber daya,keterampilan atau keunggulan-keunggulan lainrelatif terhadap pesaing
dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah
kompetensi khusus (distinctive competence) yang memberikan keunggulan komparatif bagi
perusahaan di pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam biaya sewa yang murah ,sumber
daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar,hubungan pegawai dan nasabah dan faktor-
faktor lain.’’26
Faktor-faktor berupa kekuatan, yaitu faktor yang dimiliki oleh suatu perusahaan
termasuk satuan-satuan bisnis didalamnya adalah antara lain kompetensi khusus yang
terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit
usaha dipasaran.Dikatakan demikian karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan,
produk andalan, dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat dari pesaing dalam
memuaskan kebutuhan pasar yang sudah direncanakan akan dilayani oleh satuan usaha
yang bersangkutan. Contoh bidang-bidang keunggulan itu antara lain adalah kekuatan pada
sumber keuangan, citra positif, keunggulan itu antara lain adalah kekuatan pada biaya sewa
yang murah, sumber daya keuangan, citra positif,keunggulan pasar.
Kelemahan (weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam dalam sumber
daya, keterampilan dan kapasitas yang secara serius menghambat kinerja efektif
25
Pearce Robinson, Manajemen Strategik Formulasi,Implementasi Dan Pengendalian, (Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1997), hal 229
26
18
perusahaan. sumber daya keuangan,kapabilitas manajemen, ketrampilan pemasaran, dan
citra merek dapat merupakan sumber kelemahan. 27
Weaknessees atau kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber
daya, keterampilan dan kemampuan yang serius menghalangi kinerja efektif suatu
perusahaan, faktor- faktor kelemahan, yaitu:
a. Tingkat keterampilan karyawan rata-rata rendah
b. Kecilnya biaya promosi
c. Belum mempunyai devisi pendidikan bagi karyawan
d. Jumlah karyawan belum memadai.28
Jika orang berbicara tentang kelemahan yang terdapatdalam tubuh suatu satuan
bisnis,yang dimaksud adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
ketrampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang yang serius bagi penampilan
kinerja orang yang memuaskan dalam peraktek. Berbagai keterbatasan dan kekurangan
kemampuan tersebut bisa dilihat pada saranadan prasarana yang dimiliki atau tidak
dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai
dengan tuntutan pasar, produk yang tidak ataukurang diminati oleh para penguna atau
calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang memadai.29
Peluang (opportunity) adalah situasi penting yang menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting merupakan salah satu
sumber peluang. Identifikasi segmen pasar yang tadinya terabaikan, perusahaan pada
27
Pearce Robinson, Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi Dan Pengendalian.hal 28
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berfisik Strategik, (Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1996), hal 173
29
19
situasi persaingan atau peraturan, perusahaan teknologi, serta membaiknya hubungan
dengan nasabah dapat memberikan peluang bagi perusahaan. 30
Opportunity atau peluang adalahmerupakan situasi utama yang menguntungkan
dalam lingkungan perusahaan.31 Definisi sederhana tentang peluang adalah berbagai situasi
lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. Yang dimaksud dengan
berbagai situasi tersebut antara lain ialah:
a. Perubahan dalam kondisi persaingan
b. Perubahan dalam peraturan perundang-undang yang membuka berbagai kesempatan
baru dalam kegiatan berusaha.
c. Hubungan dengan nasabah para karyawan yang akrab
d. Kultur budaya masyarakat Sampang dan pulau Mandangin yang gemarmeloksi emas
Faktor ancaman, pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang,
dengan demikian dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan suatu satuan bisnis jika tidak diatasi ancaman akan menjadi ganjalan bagi
satuan bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun masadepan.Berbagai
contoh antara lain adalah:
a. Masuknya pesaing baru di pasar yang sudah dilayani oleh satuan bisnis
b. Pertumbuhan pasar yang lambat
c. Meningkatnya posisi taksiran produk gadai emas
d. Perkembangan dan perubahan teknologi yang belum dikuasai.
e. Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang sifatnya restriktif. 32
30
Pearce Robinson, Manajemen Strategik Formulasi, Implementasi Dan Pengendalian.hal 230 31
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar proses Berfisik Strategik, (Jakarta: Bina Rupa Aksara, 1996), hal .68
32
20
Ancaman (threat) adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan penghambat utama bagi posisi sekarang atau
yang diinginkan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar,
meningkatnya kekuatan taksiran produk gadai emas, perubahan teknologi,serta peratuaran
baru atau yang telah direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasialan perusahaan.
Analisis SWOT Mengarahkan analisis stratejik dengan cara memfokuskan
perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan
ancaman (threats) yang merupakan hal kritis bagi keberhasialan perusahaan. Dengan
melakukan identifikasi secara hati-hati pada faktor keberhasilan kritis (critical success
faktors), para eksekutif dan manajer dapat menemukan perbadaan-perbedaan
pandanagan.Contoh apa yang dipandang oleh beberapa manajer lainnya. Oleh karena itu
analisis juga merupakan alat untuk mencapai pengertian yang lebih baik. Dan mungkin
juga sebagai konsumen diantarapara manajer berkaitan dengan faktor-faktor yang krusial
bagi keberhasialan perusahaan. 33
Analisis SWOT merupakan prosedur sistematik untuk mengidentifikasikan
faktor-faktor keberhasialan kritis (critical success faktor-faktors) yang dimiliki oleh perusahaan meliputi
kekuatan dan kelemahan internalnya, dan peluang serta ancaman yang bersifat
eksternal.Kekuatan (strengths) adalah keahlian dan sumberdaya utamayang dimiliki
perusahaan.keahlian (skill) atau kompetensi yang secara khusus dimiliki oleh perusahaan
disebut “Core Co mpetensies” konsep core competensies dapat digunakan untuk
membentuk strategi perusahaan secara keseluruhan. Sebaliknya, kelemahan menunjukkan
33
21
kekurangan perusahaan dalam keahlian atau kompetensi tertentu,yang relative dimiliki
oleh perusahaan pesaing.34
Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk membantu analisis
strategi. Cara yang paling lazim adalah memanfaatkannya sebagai kerangka acuan
logisyang memedomi pembahasan sistematis tentang situasi perusahaan. Sesuatu yang oleh
manajer dipandang sebagai peluang, mungkin dilihat oleh manajer lain sebagai
ancaman.Penilaian yang berbeda mungkin mencermikan pertimbangan kekuasaan dalam
perusahaan atau sudut pandang faktual yang berbeda, yang penting adalah analisis SWOT
yang sistematik dapat dilakukan untuk semua aspek situasi perusahaan sebagai hasil
analisa ini memberikan kerangka yang dinamik dan bermanfaat olehanalisia strategik.35
2. Alternatif Strategi
Penentuan alternatif strategi yang sesuai bagi perusahaan adalah dengan cara
membuat SWOT Matrik SWOT matrik ini dibangun berdasarkan hasil analisis
faktor-faktor strategis baik eksternal maupun internal yang terdiri dari fokus peluang,
ancaman,kekuatan, serta kelemahan. Berdasarkan SWOT matrik tersebut dapat disusun
dan alternativ strategi yangtersedia yaitu: SO,WO, ST, dan WT. Data dan informasi yang
digunakan oleh masing-masing strategi ini diperoleh dari matrik EFE dan IFE. Oleh karena
itu sebelum menghasilkan SWOT matrik pembuatan EFE dan IFE tentu saja menjadi hal
yang harus didahulukan terlebih dahulu. Dan dalam strategi ini masing-masing memiliki
karakteristik tersendiri dan hendaknya dalam implementasi strategi
34
Ibid. hal.41 35
22
selanjutnyadilaksanakan secara bersama-sama dan saling mendukung satu sama lain :
Analisa dengan menggunakan data yang diperoleh dari tabel IFAS dan EFAS. 36
IFAS EFAS Sterngth (S)
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
Strategi (WO)
Ciptakan startegi yang
meminimalkan
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk menghindari
ancaman
STRATETI (WT)
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
Gambar : 1.2 Matrik SWOT.
Sumber data: Freddy Rangkuti Analisis SWOT, Teknik Membedah Kasus Bisni.Jakarta:PT. Gramedia Pustaka utama, 2003
Penjelasan:
a. Strategi SO (Strength- Opportuniti)
36
23
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih
peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Pada umumnya perusahaan berusaha melaksanakan
strategi WO, ST atau WT. Untuk menerapkan strategi SO. Strategi ini di buat berdasarkan
jalan pikiran perusahaan,yaitu dengan memanfaatkan seluruhkekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
b. Strategi WO (Weakness- Opportunity)
Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluan-peluang eksternal, kadangkala perusahaan
menghadapi kesulitan untuk memanfaatkan peluang-peluang karena adanya
kelemahan-kelemahan internal.
c. Strategi ST (Stength- Threat)
Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindarkan atau mengurangi
dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa perusahaan yang
tangguh harus selalumendapatkan ancaman.
d. Straregi WT (Weakness- Threat)
Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan
internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang dihadapkan pada sejumlah
kelemahan internal dan ancaman eksternal sesungguhnya berada dalam posisi yang
24
Matrik SWOT terdiri dari sembilan sel seperti yang terlhat, ada empat sel untuk
Key Faktor, empat sel untuk strategi dan satu sel yang selalu kosong ( terletak di sebelah
kiri atas). Keempat sel strategi berlabelkan S, W, O, T. 37
Delapan tahap ini membentuk SWOT matrik adalah :
a. Buat daftar peluang kunci eksternal perusahaan
b. Buat daftar ancaman kunci eksternal perusahaan
c. Buat daftar kekuatan kunci internal perusahaan
d. Buat daftar kelemahan kunci eksternal perusahaan
e. Cocokkan kekuatan- kekuatan internal dan peluang- peluang eksternal dan catat
hasilnya dalam sel strategi SO
f. Cocokkan kelemahan- kelemahan internal dan peluang- peluang eksternal dan catat
hasilnya dalam strategi WO
g. Cocokkan kekuatan- kekuatan internal , ancaman- ancaman eksternal dan catat
hasilnya dalam sel strategi WT.38
G. Analisis SWOT Pegadaian Syari’ah
Dengan asumsi bahwa pemerintah mengizinkan berdirinya perusahaan gadai
syariah maka yang dikehendaki adalah perusahaan yang cukup besar, yaitu mempunyai
persyaratan dua kali, modal disetor setara dengan perusahaan asuransi (minimum dua kali
lima belas milyar rupiah atau sama dengan tiga puluh milyar rupiah), maka untuk
mendirikan perusahaan seperti ini perlu pengkahian kelayakan usaha yang hati-hati dan
aman.
37
Husein Umar. Strategi Manajement in Action,(Jakarta: 2002), hal. 188 38
25
Prospek suatu perusahaan secara relatif dapat dilihat dari suatu analisa yang
disebut SWOT atau dengan meneliti kekuatan (Strength), kelemahannya (Weakness),
peluangnya (Oportunity), dan ancaman (Threat), sebagai berikut:
1. Kekuatan (Strength) dari sistem gadai syariah
a. Dukungan umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk.
b. Dukungan dari lembaga keuangan Islam di seluruh dunia.
c. Pemberian pinjaman lunah al- qardhul hasan dan pinjaman mudharabah dengan
sistem bagi hasil.
2. Kelemahan (Weakness) dari sistem mudharabah
a. Berprasangka baik kepada semua nasabah dan berasumsi bahwa semua orang yang
terlibat dalam perjanjian bagi hasil adalah jr dapat menjadi bumerang, karena
pegadaian Syariah akan menjadi sasaran empuk bagi mereka yang beritikat tidak baik.
b. Memerluka perhitungan- perhitungan yang rumit terutama dalam menghitung biaya
yang dibolehkan dan bagian laba nasabah yang kecil-kecil. Dengan demikian
kemungkinan salah hitung setiap saat bisa terjadi sehingga diperlukan kecermatan
yang lebih besar.
c. Membawa misi bagi hasil yang adil, maka Pegadaian Syariah lebih banyak
memerlukan tenaga- tenaga profesional yang andal. Kekeliruan dalam menilai
kelayakan proyek yang akan dibiayai dengan sistem bagi hasil mungkin akan
membawa akibat yang lebih berat dari pada yang dihadapi dengan cara konvensional
yang hasil pendapatannya sudah tetap dari bunga.
d. Pegadaian Syariah belum dioprasikan di Indonesia, maka kemungkinan di sana-sini
26
pengawasannya. Masalah adaptasi sistem pebukuan dan akuntansi Pegadaian Syariah
terhadap sistem pembukuan dan akuntansi yang telah baku, termasuk hal yang perlu
dibahas dan diperoleh kesepakatan bersama.
3. Peluang (Opportunity) dari Pegadaian Syariah
a. Peluang karena pertimbangan kepercayaan agama.
b. Adanya peluang ekonomi dari berkembanganya Pegadaian Syariah.
4. Ancaman (threat) dari Pegadaian Syariah
Ancaman yang paling berbahaya ialah apabila keinginan akan adanya pegadaian
Syariah itu dianggap berkaitan dengan fanatisme agama. Akan ada pihak- pihak yang
akan menghalangi berkembangnya pegadaian Syariah ini semata- mata hanya karena
tidak suka apabila umat Islam bangkit dari keterbelakangan ekonominya.
27
Bab III
METODE PENELITIAN
A.Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Melalui pendekatan kualitatif lebih tepat untuk menganalisa permasalahan yang
berkaitan dengan judul penelitian,yaitu Produk Gadai emas di Bank Jatim Syariah Cabang
Sampang dalam analisis SWOT .Dari pendapat Mc Milan karakteristik penelitian kualitatif
diantaranya objektif, akurat, tepat, dapat dibuktikan, menjelaskan, kenyataan empiris, logis
dan sesuai kondisi nyata.1
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Jenis
penelitian ini lebih relevan dengan judul yang akan diteliti dan sesuai untuk jawaban semua
yang berkaitan dengan fokus penelitian. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian dengan
cara menggambarkan data-data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.2
B.Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang dipakai dalam penelitian kali ini di Bank Jatim
Syari’ah Cabang Sampang, yang memberikan secara khusus pelayanan kepada masyarakat
sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. Penelitian ini dilaksanakan pada Bank Jatim Syariah
Cabang Sampang yang beralamat di Jalan Jaksa Agung Suprapto No. 65 Sampang.
1
Ismail Nawawi Uha, Metoda Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2012) hal 65. 2
28
Gambar 1.3 Lokasi Bank Jatim Syari’ah Cabang Sampang.
C.Jenis dan Sumber Data
Hampir semua data-data dalam penelitian ini adalah data primer, sumber pertama di
mana sebuah data dihasilkan dari responden langsung. Data-data kepustakaan yang dapat
dikatakan sebagai data sekunder, sumber data kedua sesudah sumber data primer.3
Keseluruhan data yang digali disesuaikan dengan fokus dan rumusan masalah. Uraian data
juga disesuaikan dengan teori yang relevan. Karenanya, data-data dalampenelitianini memiliki
singkron.
3
29
Adapun sumber data yang dipergunakan oleh peneliti untuk melengkapi data tersebut
adalah informan dan dokumen. Berikut ini adalah rincian para informan dan dokumen dalam
memperoleh data- data.
a. Informan, yaitu orang- orang yang memberikan informasi atau keterangan yang terkait.
Dan informan tersebut adalah:
1.Manajer Kantor Bank Jatim Syariah Cabang Sampang
2. Bagian penaksiran 1 Bank Jatim Syariah Cabang Sampang
3. Bagian penaksiran 2 Bank Jatim Syariah Cabang Sampang
4. Nasabah Bank Jatim Syariah Cabang Sampang
b. Dokumen, yaitu data yang berupa gambar- gambar atau tulisan- tulisan yang ada kaitannya
dengan masalah yang diteliti. Dan dokumen ini diperlukan untuk memperoleh data tentang
produk gadaiemas,visi dan misi Bank, struktur organisasi Bank.
Secara keseluruhan,jenis data yang diklasifikasikan berdasarkan rumusan masalah di
atas dapat dilihat dari tabel berikut:
Foku
Jenis Data Data Yang Digali
30
mayoritas
penduduk.
yang lama?
Apakah adanya produk
gadai bisa menjadi solusi
bagi masyarakat?
Apa saja persyaratan
untuk menggadaikan?
Selain menjadi solusi
utama dalam
perekonomian
masyarakat apakah juga
meningkatkat pendapat
masyarakat dengan
adanya produk gadai
emas.
Biaya sewa lebih
murah
Apakah biaya sewa atau
ujroh di hitung perbulan
apa perhari?
Selain ujroh atau biaya
sewa yang murah apakah
ada faktor lain yang
unggul di Bank Jatim
Nilai taksiran lebih
murah dibanding
bang-pelayanan cukup lama
32
Mengapa tenaga kerja
diBank Jatim Syariah
Cabang Sampang
antara nasabah dengan
karyawan bank apa tidak
Bagaimana lokasi atau
kantor Bank Jatim
yang menggadaikan di
masuknya pesaing baru
menjadi ancaman bagi
perusahan atau Bank?
pertumbuhan pasar maka
saham atau modal juga
taksiran maka meningkat
pula ancaman-ancaman
ketentuan produk gadai
34
Sampang Apa manfaat dan
kemudahan produk
pembiayaan gadai emas?
Apa saja persyaratan
pembiayaan produk
gadai emas?
Bagaimana metode
penaksiran barang gadai
emas?
Bagaimana prosedur
untuk memperoleh
pembiayaan produk
gadai emas di Bank
Jatim Syariah Cabang
35
Bagaimana akad yang
diterapkan pada biaya
pemeliharaan produk
gadai emas di Bank
Jatim Syariah Cabang
Sampang?
Bagaimana penerapan
biaya pemeliharaan
produk gadai emas?
Bagaimana cara
pelunasan pembiayaan
produk gadai emas di
Bank Jatim Syariah
Cabang Sampang?
Bagaimana proses
pelelanagan produk
36
Bagaimana proses
perpanjangan produk
gadai emas?
D.Tahap- tahap Penelitian
Pada penelitian kualitatif, tahap penelitiannya ada dua yaitu tahap pra lapangan dan
tahap pekerja lapangan. Dalam hal ini peneliti menggunakan tahap tersebut. Adapun tahap-
tahapannya adalah.4
1. Tahap pra lapangan
Peneliti melakukan enam yang tahap- tahap kegiatan. Dalam tahap ini ditambahkan
dengan suatu pertimbangan yang perlu dihadapi, yaitu etika penelitian di lapangan.
Kegiatan dan pertimbangan tersebut diuraikan sebagai berikut ini:
a. Menyusun rencana penelitian
Dengan mengajukan matrik usulan dan membuat proposal penelitian yang sebelumnya
sudah ada objek yang akan dijadikan penelitian.
b. Memilih lapangan penelitian
Dalam hal ini peneliti memilih untuk lokasi penelitian di Bank Jatim Syariah Cabang
Sampang Jl.Agung Suprapto No. 65 Sampang.
c. Mengurus perizinan penelitian memulai minta surat izin dari Staf Jurusan. Setelah dari
Staf Jurusan kemudian kepada Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
4
37
Ampel Surabaya. Dan dilanjutkan kepada Manajer Bank Jatim Syariah Cabang
Sampang untuk mendapatkan izin serta data-data yang dibuthkan.
d. Menjajaki dan menilai lapangan
Peneliti mengamati keadaan wilayah atau lapangan dengan melihat secara langsung hal-
hal yang terkaitdengan permasalahan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui segala unsur
dalam lapangan atau objek penelitian.
e. Memilih dan memanfaatkan informan
Untuk memilih dan memanfaatkan informan adalah dengan cara melalui wawancara
serta melalui bertanya kepada informan yang berwenang, yaitu:
1.Manajer Kantor : Bapak M. Djamaluddin
2. Bagian taksiran 1 : Bapak Amsari kukuh R
3. Bagian taksiran 2 : Bapak Dikki
4. Nasabah gadai : Bapak mas’udi
5. Nasabah gadai : Bapak Faisol
6. Nasabah gadai : Bapak Sahal
7. Nasabah gadai : Bapak Sholahuddin
8. Nasabah : Ibu wasai
f. Menyiapkan perlengkapan penelitian
Dalam hal ini peneliti mempersiapkan segala alat dan perlengkapan penelitian yang
diperlukan sebelum terjun kelapangan penelitian. Perlengkapan penelitian seperti
alat-alat tulis, buku, perekam suara, kamera dan persiapkan jadwal waktu penelitian.
38
Dalam hal ini etika penelitian sangat dijaga.Hal ini menyangkut hubungan dengan orang
lain yang berkenaan dengan data-data yang diperoleh peneliti. Menjaga persoalan etika
diharapkan supaya tercipta suasana kerja sama yang menyenangkan antara kedua belah
pihak.
2. Tahap pekerjaan Lapangan
Peneliti melakukan tiga tahap- tahap kegiatan dalam uraian tentang pekerjaan lapangan.
Kegiatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Memahami latar belakang penelitian dan persiapan diri Untuk memasuki pekerjaan di
lapangan,peneliti perlu memahami latar penelitian terlebih dahulu. Di samping itu,
peneliti perlu mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental supaya kegiatan
penelitian di lapangan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
b. Memahami lapangan
Dalam memahami dan memasuki lapangan, peneliti akan menepatkan diri dengan
keakraban hubungan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
c. Beberapa serta sekaligus mengumpulkan data
Peranan peneliti pada lokasi peneliti harus dibatasi. Tidak menutup kemungkinan
apabila ada waktu luang dan peneliti bisa melaksanakannya,maka akan terlibat langsung
dalam kegiatan tersebut. Selanjutnya, peneliti dapat mengumpulkan serta mencatat data
yang diperlukan untuk dianalisis secara intensif.
39
Data- data yang telah dilakukan akan digali dengan studi kepustakaan, studi
lapangan, wawancara, dokumentasi. Studi kepustakaan pengumpulan data diperoleh dari
buku- buku, literatur- literatur, dokumen resmi, tulisan- tulisan ilmiah dan sumber
kepustakaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Data yang diperoleh dengan teknik ini adalah data sekunder. Studi lapangan dimana
penelitian yang data dan informasinya diperoleh dari kegiatan di lapangan peneliti langsung
dari objek penelitian. Wawancara yaitu suatu proses interaksi dan komunikasi untuk
mendapatkan data dan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden, data
tentang kekuatan,kelemahan, ancaman,peluang.Sedangakan responden adalah orang yang
memberikan keterangan atau data yang diperlukan oleh peneliti melalui wawancara responden
tersebut.
Teknik ini dilaksanakan untuk mengetahui kondisi internal perusahaan. Dokumentasi
seperti jumlah karyawan,adanya produk yang ada di Bank Jatim Syariah Cabang
Sampang,sejarah perusahaan dan struktur organisasi dan data-data lainnya.
F. Teknik Validitas data
Agar data menjadi valid dan dinilai absah, perlu dilakukan perpanjangan penelitian,
triangulasi, dan diskusi dengan para pakar. Perpanjangan penelitian dilakukan dengan
memperbanyak intensitas kegiatan dilapangan, termasuk keterlibatan penelitian di lokasi
peneliti. Hal ini memungkinkan bagi peneliti, karena lokasi penelitian ini dekat dengan
domisili peneliti.
Triangulasi berarti meminta konfirmasi atas data yang telah diperoleh
40
dahulu kepada informan yang diteliti, agar mendapatkan koreksi. Setelah itu, laporan peneliti
bisa dipublikasikan.
Mendiskusikan permasalahan penelitian dengan para pakar juga memperkuat suatu
data.Upaya ini dilakukan saat melakukan penelitian hingga membuat laporan peneliti.
Masukan- masukan penting diharapkan bisa menambahkan kualitas data.
Triangulasi tekni untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada responden yang sama dengan teknik yang beda. Peneliti melakukan wawancara
kemudian mengecek dengan observasi. Triangulasi waktu juga sering mempengaruhi
kredibilitas data. Peneliti penguji melakukan pengecek dengan wawancara, observasi dan
dokumentasi dalam waktu dan situasi yang beda.5
G. Teknik Analisis Data
Data- data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan tiga teknik yang
biasa digunakan dalam penelitian kualitatif,yaitu reduct data,display data, dan conclusion
drawing.
Reduct data adalah suatu cara membuat konsep data dan menggalinya di
lapangan.Display data adalah cara menguraikan dan menampilkan data- data secara sistematis
dan apa adanya. Conclusion drawing adalah menarik suatu kesimpulan yang respresentative
dan inhern dengan permasalahan yang telah dirumuskan.6 Dalam pembahasannya, metode
induktif digunakan dalam penelitian ini, kemudian hasil penelitian didiskusikan dengan kajian
teoritis untuk menemukan sisi idealitas dan realitas.
5
Sugiono, 2010, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta.hal . 127
6
41
Bab IV
HASIL PENELITIAN
A.Gambar Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Bank Jatim Syariah Cabang Sampang
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, yang dikenal dengan sebutan Bank
JATIM, didirikan pada tanggal 17 Agustus 1961 di Surabaya. Landasan hukum pendirian
adalah Akte Notaris Anwar Mahajudin Nomor 91 tanggal 17 Agustus 1961 dan dilengkapi
dengan landasan operasional Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor BUM.9-4-5
tanggal 15 Agustus 1961.1
Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang
Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967
tentang Pokok-Pokok Perbankan, pada tahun 1967 dilakukan penyempurnaan melalui
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 2 Tahun 1976 yang
menyangkut Status Bank Pembangunan Daerah dari bentuk Perseroan Terbatas(PT)
menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Secara operasional dan seiring dengan perkembangannya, maka pada tahun 1990
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur meningkatkan statusnya dari Bank Umum
menjadi Bank Umum Devisa, hal ini ditetapkan dengan Surat Keputusan Bank Indonesia
Nomor 23/28/KEP/DIR tanggal 2 Agustus 1990.
Untuk memperkuat permodalan, maka pada tahun 1994 dilakukan perubahan
terhadap Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1992 tanggal 28 Desember 1992 menjadi
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 26 Tahun 1994 tanggal 29
1
42
Desember 1994 yaitu merubah Struktur Permodalan/Kepemilikan dengan diijinkannya
Modal Saham dari Pihak Ketiga sebagai salah satu unsur kepemilikan dengan komposisi
maksimal 30%.
Dalam rangka mempertahankan eksistensi dan mengimbangi tuntutan perbankan
saat itu, maka sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 1997 telah
disetujui perubahan bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah menjadi Perseroan
Terbatas. Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1998
tentang Bentuk Badan Hukum Bank Pembangunan Daerah, maka pada tanggal 20 Maret
1999 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur
telah mensahkan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1999 tentang Perubahan Bentuk
Hukum Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi
Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur.2
2. Visi dan Misi Bank Jatim Syariah Cabang Sampang
Adapun Visi dan Misi Bank Jatim Syariah Cabang Sampang adalah:
Visi: Menjadi Bank yang sehat berkembang dan memiliki manajemen dan sumber
daya manusia yang haldan.
Misi: Mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta ikut mengembangkan usaha
kecil dan menengah serta memperoleh laba optimal.
3. Struktur Organisasi Bank Jatim Syariah Cabang Sampang
43
Gambar 1.5 Struktur Organisasi Bank Jatim Syari’ah Cabang Sampang
4. Susunan Karyawan Bank Jatim Syariah Cabang Sampang
Secara keseluruhan, jumlah karyawan BankJatim Syariah Cabang Sampang
adalah 12 orang dengan susunan karyawan sebagai berikut:
1. Pimpinan Cabang : M. Djamaluddin
2. JR. Penyelia.Umum dan pembiayaan : Ach. Hidayat. S
3. Yudha Prasetya : Analisis pembiayaan
4. Ivan Ferdyan : Analisa pembiayaan
5. Dikk Fajar K : Taksatur Gadai
44
7. Ratna Dwi S. : Umum
8. Ach. Rahbini : Marketing Leding
9. Akh. Nor Faisol : Security
10. Nur Hidayat : Security
11. Yang Haryanto : Security
12. Abd. Rahman : Driver
5. Produk- produk Bank Jatim Syariah
Beberapa produk yang ada di Bank Jatim Syariah Cabang Sampang sebagai berikut:3
Produk Akad
Deposito Barokak Mudharobah muthlaqoh
Giro Amanah Mudharobah muthlaqoh
Emas Ib Barokah Rahn, ijarah,Qardh
Pembiayaan KUR Mudharobah
Tabungan Barokah Mudharobah
Tabungan Haji Amanah Mudharobah
KPR iB Griya Barokah Murabahah
Diantara produk- produk yang ada di Bank Jatim Syariah Cabang Sampang yang paling
diminati oleh masyarakat adalah produk gadai emas.
6. Biaya Administrasi
3
45
Biaya administrasi adalah ongkos atau pengorbanan materi yang dikeluarkan oleh
bank dalam hal pelaksanaan akad gadai dengan penggadai (rahin). Pada umumnya ulama
sepakat bahwa segala biaya yang bersumber dari barang yang digadaikan adalah menjadi
tanggungan penggadai. Oleh karena itu, biaya administrasi gadai dibebankan kepada
penggadai. Karena biaya administrasi merupakan ongkos yang dikeluarkan bank, maka
pihak bank yang lebih mengetahui dalam menghitung rincian biaya administrasi. Setelah
bank menghitung total biaya administrasi, kemudian nasabah atau penggadai mengganti
biaya administrasi tersebut.
Namun, tidak banyak atau bahkan sangat jarang nasabah yang mengetahui rincian
biaya administrasi tersebut.Bank hanya menginformasikan total biaya administrasi yang
harus ditanggung oleh nasabah atau penggadai tanpa menyebutkan rinciannya.
Keterbukaan dalam menginformasikan rincian biaya administrasi tersebut sangat penting
dalam rangka keterbukaan yang kaitannya dengan ridha bi ridha, karena biaya administrasi
tersebut dibebankan kepada nasabah atau penggadai.
7. Tabel Biaya Administrasi
NO Berat Emas Biaya Administrasi
1.
46
Keterangan :
Biaya administrasi dibayar dimuka dan dikenakan secara berjenjang berdasarkan
berat emas saat ini yang berlaku. Biaya sewa tempat dibayar pada saat pelunasan dengan
biaya kelipatan per 10 hari maksimum jangka waktu pinjaman selama empat bulan dibayar
sekaligus.
8. Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan atau penyimpanan merupakan biaya yang dibutuhkan untuk
merawat barang gadaian selama jangka waktu pada akad gadai. Sesuai dengan pendapat
beberapa jumhur ulama biaya pemeliharaan atau penyimpanan menjadi tanggungan
penggadai (rahin). Karena pada dasarnya penggadai (rahin) masih menjadi pemilik dari
barang gadaian tersebut, sehingga dia bertanggungjawab atas seluruh biaya yang
dikeluarkan dari barang gadai miliknya. Akad yang digunakan untuk penerapan biaya
pemeliharaan atau penyimpanan adalah akad ijarah (sewa). Artinya, penggadai (rahin)
menyewa tempat di bank untuk menyimpan atau menitipkan barang gadainya, kemudian
bank menetapkan biaya sewa tempat. Dalam pengertian lainnya, penggadai (rahin)
menggunakan jasa bank untuk menyimpan atau memelihara barang gadainya hingga
jangka waktu gadai berakhir. Biaya pemeliharaan/ penyimpanan ataupun biaya sewa
tersebut diperbolehkan oleh para ulama dengan merujuk kepada diperbolehkannya akad
ijarah.
Simulasi perhitungan pinjaman gadai emas iB Barokah Bank Jatim Syariah
Objek Gadai: Perhiasan
Karatase 16 - 24 Karat
47
Taksiran Bank:
Taksiran Bank SPLE = 80% dari
harga pasar
Maksimum Pinjaman
Maksimum Pinjaman
Biaya-Biaya
Di Awal Adm Rp 10. 000
Di Akhir/Pelunasan Pokok
Pinjaman+Biaya sewa
Biaya sewa
Contoh:
Gadai Rp. 10.000 000 Jangka waktu 40 hari
= 0,4 % x 4 x 10. 000 000
= 160. 000
Tabel 1.2 Simulasi Perhitungan Gadai Emas.
Maksimal empat bulan dan dapat diperpanjang sebanyak dua kali dengan ketentuan
setiap ingin diperpanjang harus dengan akad baru dan dengan taksiran emas serta biaya
sewa tempat yang sesuai tarif yang berlaku saat ini.
Ketika terjadi pelunasan oleh nasabah atau pelunasan pinjaman dipercepat, maka
48
hari penyimpanan dan mendapat keringanan dengan pembayaran biaya sewa berdasarkan
tarif yang dihitung per 10 hari.
Contoh: Pelunasan dipercepat dengan jangka waktu 45 hari, maka nasabah
berkewajiban membayar biaya sewa selama 50 hari ( karena 45 hari sudah lebih dari 40
hari).
Waktu Pelunasan :
NO
Pelunasan Dipercepat dengan Masa
Simpanan
10 hari <Jangka waktu<=20 hari
20 hari <Jangka waktu<=30 hari
30 hari <Jangka waktu<=40 hari
40 hari <Jangka waktu<=50 hari
10 hari