SKRIPSI
Oleh: IIN INDRAWATI
NIM D07212008
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
ABSTRAK
Iin Indrawati, Penelitian Tindakan Kelas, 2016. Implementasi Media Papan Flanel Untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Kosakata Bahasa Inggris Materi Profession Kelas II MINU Ngingas Waru. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyah Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Suarabaya. Pembimbing Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag.
Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris di kelas IIMINU Ngingas Waru menunjukkan bahwa kemampuan menghafal kosakatanya dalam kategori rendah yaitu 26,31%, hal ini dibuktikan dengan hasil observasi penelitian, dari 38 siswa hanya 10 siswa yang memiliki kemampuan untuk menghafal kosakata bahasa Inggris materi profession. Penyebabnya adalah pelajaran ini diajarkan tanpa menggunakan media pembelajaran yang menarik. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan media Papan Flanel.
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, 1. Untuk mengetahui implementasi media papan flanel untuk meningkatkan kemampuan menghafal kosakata bahasa Inggris materi profession pada siswa kelas II di MINU Ngingas, 2.Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menghafal kosakata bahasa Inggris materi
profession pada siswa kelas II di MINU Ngingas dengan menggunakan media
papan flanel.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kurt Lewin yang terdiri atas empat langkah pokok, yaitu: 1. Perencanaan (Planning), 2. Aksi atau tindakan (Acting), 3. Observasi (Observing), 4. Refleksi (Reflecting). Subjek penelitian adalah siswa kelas IIMINU Ngingas dengan jumlah 38 siswa. Penelitian dilakukan sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes tulis, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Implementasimedia papan flanel pada mata pelajaran bahasa Inggris materi profession kelas IIMINU Ngingas dapat diterapkan dengan sangat baik, hal ini dapat dilihat dengan adanya peningkatan prosentase nilai akhir pada lembar observasi aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran, yaitu 70,83 pada siklus I dan 85,00 dalam siklus II. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa terdapat peningkatan prosentase nilai akhir pada tiap siklusnya, yaitu 70,00 pada siklus I, dan 85,00 pada siklus II. 2. Kemampuan menghafal kosakata siswa kelas IIMINU Ngingas setelah menggunakan media papan flanel pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan denganprosentase kemampuan menghafal kosakata siswa dalam kategori tinggi yaitu dari prasiklus 26,31%, siklus I hanya 57,89%,kemudian meningkat pada siklus II mencapai persentase 86,84%.Sehingga terjadi peningkatan prosentase kemampuan menghafal dalam kategori tinggi dari pra siklus ke siklus II sebesar 60,53%.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSEMBAHAN ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR DIAGRAM ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian Tindakan... 4
D. Lingkup Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Devinisi Operasional ... 7
BAB II : KAJIAN TEORI A. Kemampuan Menghafal ... 11
1. Pengertian Menghafal ... 11
2. Langkah-langkah Menghafal... 12
3. Manfaat Menghafal ... 12
4. Kemampuan Menghafal ... 13
5. Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Menghafal ... 14
x
B. Media Papan Flanel ... 15
1. Pengertian Media Papan Flanel ... 15
2. Fungsi Penggunaan Media Papan Flanel ... 17
3. Bahan dan Cara Pembuatan Media Papan Flanel... 18
4. Kelebihan dan Kelemahan Media Papan Flanel ... 19
C. Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah ... 20
1. Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Bahasa Inggris ... 20
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Inggris ... 21
3. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris ... 22
D. Implementasi Media Papan Flanel Untuk Mengetahui Kemampuan Menghafal Kosakata Bahasa Inggris ... 22
BAB III :METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25
B. Setting dan Subjek Penelitian ... 26
C. Variabel yang diteliti ... 27
D. Rencana Tindakan ... 28
E. Data Teknik Pengumpulan Data ... 31
F. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 33
G. Indikator Kinerja ... 34
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37
1. Pra Siklus... 37
2. Siklus I... 40
3. Siklus II ... 51
B. Pembahasan ... 58
1. Siklus I ... 58
2. Silus II ... 59
C. Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ... 60
1. Perbandingan Hasil Observasi Guru ... 60
2. Perbandingan Hasil Observasi Siswa ... 61
D. Peningkatan Kemampuan Menghafal Siswa ... 63
BAB V : PENUTUP A. Simpulan ... 65
xi
DAFTAR PUSTAKA ... 67
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 69
RIWAYAT HIDUP ... 70
xii
DAFTAR TABEL
1.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 23
4.1 Rekapitulasi Hasil Pra Siklus ... 56
4.2 Rubrik Penilaian Menghafal ... 57
4.3 Rekapitulasi Hasil Siklus I ... 42
4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I ... 43
4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I ... 44
4.6 Rekapitulasi Hasil Siklus II ... 50
4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II ... 51
xiii
DAFTAR DIAGRAM
4.1 Perbandingan hasil Observasi Aktifitas Guru ... 60
4.2 Perbandingan hasil Observasi Aktifitas Siswa ... 61
4.3 Nilai rata-rata kelas ... 62
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Profil Sekolah
Lampiran 2 : Panduan Wawancara dengan guru sebelum penelitian
Lampiran 3 : Panduan Wawancara dengan guru setelah penelitian
Lampiran 4 : Panduan Wawancara dengan siswa sebelum penelitian
Lampiran 5 : Panduan Wawancara dengan siswa setelah penelitian
Lampiran 6 : RPP Siklus I dan II
Lampiran 7 : Materi Pembelajaran
Lampiran 8 : Lembar Observasi kegiatan siswa Siklus I
Lampiran 9 : Lembar Observasi kegiatan guru Siklus I
Lampiran 10 : Lembar Observasi kegiatan siswa Siklus II
Lampiran 11 : Lembar Observasi kegiatan guru Siklus II
Lampiran 12 : Lembar Nilai Pra Siklus
Lampiran 13 : Lembar soal tes siklus I
Lampiran 14 : Lembar Nilai Siklus I
Lampiran 15 : Lembar soal tes siklus II
Lampiran 16 : Lembar Nilai Siklus II
Lampiran 17 : Lembar Nilai Keseluruhan
Lampiran 18 : Lembar Foto Dokumentasi
Lampiran 19 : Surat Keterangan Penelitian di MINU Ngingas
Lampiran 20 : Surat Tugas
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan
budaya orang lain. Bahasa Inggris merupakan bahasa Universal yang saat
ini digunakan oleh beberapa Negara baik sebagai bahasa pertama atau
kedua, bahasa Inggris disebut juga bahasa global. Dalam Pendidikan,
bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis.
Dari hasil observasi yang dilaksanakan peneliti di MINU Ngingas
Waru Sidoarjo pada kelas permasalahan di MINU Ngingas Waru Sidoarjo
masih terlihat kemampuan menghafal kosa kata bahasa Inggris belum
berkembang dengan baik, yaitu berkesulitan mendapatkan jawaban ketika
guru bertanya, bahkan untuk berbicara pun anak masih perlu motivasi dari
bantuan dari guru. Selain itu dari 38 peserta didik hanya 10 siswa yang
memiliki kemampuan menghafal kosa kata bahasa Inggris materi
Profession dan yang belum tuntas mencapai 74%.1 KKM (Kriteria
1
2
Ketuntasan Minimal) mata pelajaran Bahasa Inggris di MINU Ngingas
Waru Sidoarjo yang di tetapkan dan harus dicapai adalah 7,0 namun
hasilnya masih kurang atau dibawah KKM. Menurut hasil wawancara
pada guru Bahasa Inggris kelas II MINU Ngingas Waru Sidoarjo bahwa
masalah yang ditimbulkan karena berbagai faktor.
Setelah dinalisis, ternyata ditemukan beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap kemampuan peserta didik MINU Ngingas Waru
Sidoarjo dalam memahami pelajaran bahasa Inggris yakni, dari pihak
peserta didik:
1. Masih banyak peserta didik yang menganggap bahwa Bahasa Inggris
merupakan pelajaran yang sulit.
2. Siswa kurang tertarik dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran
Bahasa Inggris secara aktif. Rata-rata siswa pasif dalam pelajaran
hanya mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru tanpa berusaha
untuk menguasainya.
3. Siswa enggan mengasah kemampuan berpikir mereka baik di sekolah
maupun di rumah
Berdasarkan paparan di atas, dapat dipahami bahwa diperlukan
media pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan yang dapat
mengembangkan daya pikir siswa lebih kreatif, melibatkan siswa secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran agar siswa berani mengungkapkan ide
keterampilan prosesnya yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam mempelajari materi bahasa Inggris materi profession. Untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik pada mata pelajaran Bahasa
Inggris diperlukan upaya pengembangan dengan memilih dan menerapkan
media pembelajaran yang sesuai sekaligus dapat menghasilkan
peningkatan pemahaman Bahasa Inggris.
Setelah mempelajari berbagai media pembelajaran yang telah
dikembangkan dan diaplikasikan dalam dunia pendidikan, maka secara
hipotesis media pembelajaran yang memugkinkan dapat memotivasi siswa
untuk meningkatkan pemahaman Bahasa Inggris seperti yang disebutkan
diatas adalah dengan menggunakan media berbasi visual. Media visual
dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara
isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Media berbasis visual dapat
memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
Peneliti menganalisis kemampuan menghafal Bahasa Inggris juga
harus ditingkatkan karena metode menghafal lebih efektif digunakan pada
siswa SD/MI dan lembaga pendidikan dibawahnya. Selain itu faktor usia
peserta didik yang masih muda daya ingatnya kuat dan kekuatan
menghafalnya juga masih baik.
Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah diuraikan diatas,
maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini peneliti memilih judul
4
Menghafal Kosa Kata Mata Pelajaran Bahasa Inggris Materi Profession
Kelas II di MINU Ngingas Waru Sidoarjo.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah, yaitu:
1. Bagaimanakah implementasi media papan flanel dalam pembelajaran
Bahasa Inggris materi profession pada siswa kelas II di MINU Ngingas
Waru Sidoarjo?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan menghafal Bahasa Inggris materi
profession pada siswa kelas II di MINU Ngingas Waru Sidoarjo
dengan menggunakan media papan flanel?
C. Tujuan Penelitian Tindakan
Tujuan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui efektifitas media papan flannel untuk meningkatkan
kemampuan menghafal kosakata bahasa Inggris materi profession pada
siswa kelas II di MINU Ngingas Waru Sidoarjo tahun pelajaran
2015/2016.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menghafal kosakata
bahasa Inggris materi profession pada siswa kelas II di MINU Ngingas
D. Lingkup Penelitian
Dalam penelitian kali ini, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian
pada mata pelajaran bahasa Inggris kelas II di MINU Ngingas Waru
seperti berikut:
1. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas II MINU
Ngingas Waru Sidoarjo tahun pelajaran 2015/2016 semester genap.
2. Media yang digunakan sebagai alternatif pembelajaran bagi siswa
adalah media papan flannel.
3. Materi yang digunakan adalah materi bahasa Inggris untuk siswa kelas
II semester 2 (genap) dengan tema Profession.
4. Kompetensi Dasar:
1.2 Merespon dengan melakukan tindakan sesuai intruksi secara
berterima
Indikator:
1.2.1 Merespon dengan memperagakan intruksi-intruksi yang didengar
1.2.2 Merespon dengan melengkapi kalimat yang kosong
1.2.3 Merespon dengan mewarnai gambar
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini terdiri dari manfaat
6
1. Manfaat Teoritis
Dari segi teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi dunia pendidikan dasar, baik di SD maupun MI,
sebagai kontribusi pengembangan media pembelajaran, khususnya
pada mata pelajaran Bahasa Inggris, khususnya dalam hal peningkatan
kemampuan menghafal kosa kata Bahasa Inggris materi Profession.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti yang berstatus mahasiswa adalah sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana strata 1 pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya.
b. Bagi pendidik, adalah untuk memberikan wawasan dalam
mengembangkan media pembelajaran yang bervariasi dan dapat
dijadikan bahan kajian dalam inovasi pembelajaran untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
c. Untuk merangsang para praktisi pendidikan dalam usaha
meningkatkan kemampuan mengajarnya dengan menggunakan
media, sehingga dapat mengatasi kebosanan dalam pembelajaran
F. Definisi Operasional 1. Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan sarana fisik yang digunakan untuk
mengirim pesan kepada peserta didik, sehingga merangsang mereka
untuk belajar.2
Media belajar merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan pembelajar
sehingga mendorong kegiatan belajar mengajar menjadi lebih
menyenangkan dan aktif. Menggunakan pemilihan media dan tekhnik
yang baik akan menjadikan konsentrasi peserta didik akan lebih baik
dibanding dengan tidak menggunakan media.
2. Media Papan flanel
Papan flannel adalah papan yang berlapis kain flannel, sehingga
gambar yang akan disajikan dapat dipasang, dilipat dan dilepas dengan
mudah dan dapat dipakai berkali-kali. Papan flannel termasuk salah
satu media pembelajaran dua dimensi, yang dibuat dari kain flannel
yang ditempelkan pada sebuah triplek atau papan. Kemudian membuat
guntingan-guntingan flannel atau kertas rempelas yang di letakkan di
bagian belakang gambar.
Media papan flannel merupakan pengembangan dari media
berbasis visual yaitu berupa gambar-gambar dua dimensi yang dibuat
dari kain flannel.
2
8
3. Pengertian Kemampuan
Istilah kemampuan dapat didefinisikan dalam berbagai arti.
Kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai
hasil pembawaan dan latihan.3 Kemampuan juga dapat diartikan sebagai suatu kapasitas berbagai tugas dalam suatu pekerjaan tertentu.
Dengan demikian kemampuan adalah potensi atau kesanggupan
seseorang yang merupakan bawaan dari lahir, dimana potensi atau
kesanggupan ini dihasilkan dari pembawaan dan juga latihan yang
mendukung seseorang untuk menylesaikan tugasnya.4
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kemampuan berasal
dari kata mampu, yang berarti bias atau dapat. Kemudian mendapat
awalan ke- dan akhiran –an yang kemudian menjadi kata kemampuan yang mempunyai arti menguasai.5
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan adalah kecakapan atau potensi menguasai sesuatu
keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir untuk melakukan
beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan awal peserta didik
merupakan prasarat yang diperlukan peserta didik dalam mengikuti
proses belajar mengajar selanjutnya. Proses belajar mengajar
kemampuan awal peserta didik dapat menjadi titik tolak untuk
3
Susanto, Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011), hlm. 97.
4
Ibid.,
5
membekali peserta didik agar dapat mengembangkan kemampuan
baru.
4. Kemampuan Menghafal
Dalam kemampuan menghafal, siswa dihadapkan pada materi yang
biasanya disajikan dalam bentuk verbal yang mengadung arti,
misalnya huruf abjad, bahasa atau bilangan. Dalam proses tersebut
siswa akan tertolong dalam menghafal dalam membentuk skema
cara-cara menghafal dan atau mengulang-ulang materi hafalan sampai
ternanam dalam ingatannya.6
Pada saat mempelajari materi, untuk pertama kali siswa mengolah
bahan pelajaran yang diterimanya, kemudian disimpan dalam ingatan
hingga akhirnya pengetahuan dan pemahaman yang telah diproses
dapat diingat kembali. Teknik mengingat yang banyak dilakukan
adalah dengan mengulang-ulang informasi yang diterima. Pengulangan
informasi ini akan tersimpan lebih lama dan lebih mudah untuk diingat
kembali.7
Jadi yang dimaksud kemampuan menghafal adalah kecakapan atau
potensi untuk menguasai atau menghafalkan materi yang telah
diterimanya untuk dapat diingat kembali.
6
Harianti, Deasy, Metode Jitu meningkatkan Daya Ingat, (Jakarta: Tangga Pustaka, 2008), hlm. 18.
7
11 BAB II
KAJIAN TEORI
A. Menghafal
1. Pengertian Menghafal
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata menghafal berasal dari
kata hafal yang artinya telah masuk ingatan tentang pelajaran atau
dapat mengucapkan diluar kepala tanpa melihat buku atau catatan lain.
Kemudian mendapat awalan me- menjadi menghafal yang artinya
adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat.1 Dalam bahasa Arab, menghafal menggunakan terminology
al-Hifzh yang artinya menjaga, memelihara, atau menghafalkan. al-Hifzh
diartikan memelihara atau menjaga dan mempunyai banyak idiom
yang lain, seperti si-fulan membaca al-Qur’an dengan kecepatan yang
jitu (zhahru al-lisan) dengan hafalan diluar kepala (zhahru al-qolb).
Baik kata-kata zhahru al-lisan maupun zhahru al-qolb merupakan
kinayah dari hafalan tanpa kitab, karena itu disebut “istizhahrahu”
yang berarti menghafal dan membacanya diluar kepala.2
2. Langkah-Langkah Menghafal
1
Anwar, Desy, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003), hlm. 117
2
Ada empat langkah yang perlu dilakukan dalam menggunakan
metode ini, antara lain:3
a. Merefleksi, yakni memperhatikan bahan yang sedang
dipelajari, baik dari segi tulisan dan tanda bacanya.
b. Mengulang, yaitu membaca dan atau mengikuti berulang-ulang apa
yang diucapkan oleh pengajar.
c. Meresitasi, yaitu mengulang secara individual guna
menunjukkan perolehan hasil belajar tentang apa yang telah
dipelajari.
d. Retensi, yaitu ingatan yang telah dimiliki mengenai apa yang telah
dipelajari yang bersifat permanen.
3. Manfaat-Manfaat dari Menghafal
Manfaat menghafal, antara lain:4
a. Hafalan mempunyai pengaruh besar terhadap keilmuan seseorang.
Orang yang mempunyai kekuatan untuk memperdalam
pemahaman dan pengembangan pemikiran secara lebih luas.
b. Dengan menghafal pelajaran, seseorang bisa langsung menarik
kembali ilmu setiap saat, dimanapun, dan kapanpun.
c. Siswa yang hafal dapat menangkap dengan cepat pelajaran
yang diajarkan, apalagi kalau hubungannya dengan teori
matematika, IPA, al-Qur’an Hadist, Bahasa Inggris dan
sebagainya.
3
http://pksaceh.net/mengapa-kita-menghafal
4Jamal Ma’mur Asm
13
d. Aspek hafalan memegang peranan penting untuk
mengendapkan ilmu dan mengkristalkannya dalam pikiran dan
hati, kemudian meningkatkannya secara akseleratif dan massif.
e. Dalam konteks PAKEM, hafalan menjadi fondasi utama
dalam mengadakan komunikasi interaktif dalam bentuk diskusi,
debat, dan sebagainya.
f. Dapat membantu penguasaan, pemeliharaan dan pengembangan
ilmu. Pelajar yang cerdas serta mampu memahami pelajaran
dengan cepat, jika ia tidak mempunyai perhatian terhadap hafalan,
maka ia bagaikan pedagang permata yang tidak bisa
memelihara permata tersebut dengan baik. Seringkali, kegagalan
yang dialami para pelajar yang cerdas disebabkan oleh sikap
menggantungkan pada pemahaman tanpa adanya hafalan.
g. Dengan model hafalan, pemahaman bisa dibangun dan analisis bisa
dikembangkan dengan akurat dan intensif.
4. Kemampuan Menghafal Kosa Kata
Kemampuan menghafal kosa kata Bahasa Inggris dapat
ditingkatkan dengan membiasakan anak untuk belajar mengucap kosa
kata setiap hari dan belajar dengan menggunakan media atau metode
yang sesuai.
Pada periode awal perkembangan anak sebelum ia belajar
membaca dan menulis, biasanya anak diajarkan untuk menghafalkan
seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari
proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan
seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah
sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran
tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap
pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan
edukatif.5
5. Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Menghafal
Sejumlah factor yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan
menghafal siswa antara lain:6
a. Kurang adanya dukungan dari orang tua, teman dan lingkungan.
b. Siswa tidak dikoreksi secara individu dalam menyebutkan kosa
kata Bahasa Inggris.
c. Kurangnya media pembelajaran yang dapat membuat siswa bosan
dan kurang tertarik dalam pelajaran.
6. Indikator Kemampuan Menghafal
5
Dafiya, Upaya Peningkatan Vocabulary Siswa Melalui Semantic Mapping Strategy Pada Bindang Study Bahasa Inggris Dikelas XI MAN 2 Tanjungpura
6
15
Indikator yang dirumuskan dalam kemampuan menghafal materi
Bahasa Inggris menggunakan papan flanel di kelas II MINU Ngingas
Waru adalah sebagai berikut :
a. Mengucapkan kosa kata bahasa Inggris yang ditunjukkan dengan
media papan flannel
b. Menyebutkan arti dari kosa kata bahasa Inggris yang ditunjukkan
dengan media papan flannel
c. Menulis kosa kata bahasa Inggris yang ditunjukkan dengan media
papan flannel
B. Media Papan Flannel
1. Pengertian Media Papan Flanel
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah
berarti „tengan’, „perantara’ atau „pengantar’. Dalam bahasa Arab,
media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan.Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap.7
Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education
Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah
bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta
7
peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat,
didengar, dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan
diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi.8
Papan flanel adalah papan yang berlapis kain flannel, sehingga
gambar yang akan disajikan dapat dipasang, dilipat dan dilepas dengan
mudah dan dapat dipakai berkali-kali. Papan flanel adalah media grafis
yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran
tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga
praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan
dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali.
Media papan flanel adalah media grafis yang efektif sekali untuk
menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan
flanel ini dapat menggunakan kain atau kertas plano secara berlapis.
Gambar-gambar atau tulisan yang akan disajikan dapat dipasang dan
dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain
gambar, di kelas-kelas rendah sekolah dasar atau taman kanak-kanak,
papan flanel ini dipakai pula untuk menempelkan huruf, angka dan
gambar-gambar. Karena penyajiannya seketika, kecuali menarik
8
17
perhatian siswa, penggunaan papan flanel dapat membuat sajian lebih
efisien.9
Jadi dapat disimpulkan bahwa media papan flanel termasuk salah
satu media pembelajaran dua dimensi yang dibuat dari kain flannel
yang ditempelkan pada sebuah triplek atau papan atau gabus dan dapat
digunakan secara beulang-ulang.
2. Fungsi Penggunaan Media Papan Flanel
Hamalik mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa. Pengaruh media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain
membangkitkan motivasi dan minat, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan
menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi.10
Media berfungsi untuk tujuan intruksi dimana informasi yang
terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak
atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga
9
Arief S. Sadiman (dkk), MEDIA PENDIDIKAN, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 48
10
pembelajaran dapat terjadi. Disamping menyenangkan media
pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.
Fungsi media papan flanel adalah sebagai berikut:
a. Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan membedakan
warna, pengembangan perbendaharaan kata-kata, dramatisasi,
mengembangkan konsep, memberi pesan tentang pokok-pokok
cerita, membuat diagram, grafik dan sejenisnya.
b. Membantu pengajar untuk menerangkan bahan pelajaran.
c. Mempermudah pemahaman pembelajar tentang bahan pelajaran.
d. Agar bahan pelajaran lebih menarik.
3. Bahan-Bahan dan Cara Pembuatan
a. Bahan-bahan:
1) Kain flannel/kertas rempelas/laken
2) Papan atau triplek
3) Lem/perekat
4) Gunting
5) Paku
6) Gambar atau materi yang akan diajarkan
b. Cara pembuatan papan flanel:
1) Siapkan papan atau triplek
19
3) Jahitlah sesuai bentuk dan ornament yang sesuai dengan bahan
yang akan diajarkan
4) Ornamen yang akan digunakan bagian belakangnya
ditempelkan kain flanel/kertas rempelas/laken kemudian
gambar tersebut ditempelkan pada papan sehingga gambar
tetap melekat pada papan flanel.
4. Kelebihan dan Kelemahan Media Papan flanel
a. Kelebihan:
1) Dapat dibuat sendiri
2) Item-item diatur sendiri
3) Dapat dipersiapkan terlebih dahulu
4) Media dapat digunakan berkali-kali
5) Memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan siswa
6) Menghemat waktu dan tenaga
b. Kelemahan:
1) Persiapan membutuhkan waktu yang cukup lama
2) Kreatifitas guru sangat dibutuhkan dalam pembuatannya
C. Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah
1. Tinjauan tentang Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Pendidikan Bahasa Inggris pada jenjang pendidkan SD/MI identik
dengan mengajari seorang bayi bahasa ibu. Dimana secara umum
[image:30.595.162.463.282.556.2]sehingga hal itu akan berdampak pada pola pengajaran Bahasa Inggris
pada tingkat SD yang lebih bersifat pengenalan. Sehingga diusahakan
sedapat mungkin agar tercapai apa yang disebut “kesan pertama yang
mengesankan” yang selanjutnya sebagai motivasi bagi mereka untuk
mengeksplorasi wawasan berbahasa inggris pada tataran lebih lanjut.
Bahasa Inggris sama halnya dengan Bahasa Indonesia adalah
merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat yaitu
sistemik, manasuka, ujar, manusisawi dan komunikatif. Disebut
sistemik karena bahasa merupakan sebuah sistem terdiri dari sistem
bunyi dan sistem makna. Manasuka karena antara makna dan bunyi
tidak ada hubungan logis. Disebut ujaran karena dalam bahasa yang
terpenting adalah bunyi, karena walaupun ada yang ditemukan dalam
media tulisan tapi pada akhirnya dibaca dan menimbulkan bunyi.
Disebut manusiawi karena bahasa ada jika manusia ada dan masih
memerlukannya.
Dalam pengenalan Bahasa Inggris untuk siswa pengguna bahasa
ibu bahasa Indonesia, kita hendaknya menganggap siswa tersebut
seorang bayi yang baru akan belajar bahasa. Kita tidak bisa memulai
pengenalan belajar bahasa dengan cara menghafalkan kosa kata dan
arti, mengenalkan tensis, dan yang lainnya seperti kita belajar waktu di
bangku SMA. Banyak sekali buku-buku pelajaran Bahasa Inggris
untuk SD yang ditulis dengan gaya seperti itu. Pola pembelajaran
21
suasana bahwa di ruangan itu adalah ruangan yang segala bentuk
tampilan berbahasa menggunakan Bahasa Inggris.
Pada umumnya komponen bahasa terdiri dari tiga unsur, yaitu tata
bahasa (grammar), kosa kata (vocabulary), dan pelafalan
(pronounciation).11
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Inggris di SD/MI mencakup
kemampuan berkomunikasi lisan secara terbatas dalam konteks
sekolah, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Mendengarkan (listening)
b. Berbicara (speaking)
c. Membaca (reading)
d. Menulis (writing)
Keterampilan menulis dan membaca diarahkan untuk menunjang
pembelajaran komunikasi lisan.
3. Tujuan Pelajaran Bahasa Inggris di Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan
secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language accompanying
action) dalam kontekssekolah.
11
b. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris
untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.12
D. Implementasi Media Papan flanel Untuk Mengetahui Kemampuan Menghafal Kosakata Bahasa Inggris
Pada zaman sekarang ini bahasa Inggris tidak boleh dipandang
sebelah mata. Hal ini dikarenakan begitu pentingnya bahasa Inggris
sebagai bahasa global. Dalam mengajarkan bahasa Inggris kepada siswa
kelas rendah tentu mempunyai cara yang sangat berbeda jika dibandingkan
dengan usia remaja dan dewasa. Pada usia siswa kelas rendah anak-anak
lebih senang belajar sambil berbain. Akan tetapi bukan sekedar bermain.
Bermain disini adalah bermain yang diarahkan. Melalui bermain yang
diarahkan siswa tersebut bisa belajar banyak hal. Perlu kita ketahui bahwa
pada saat bermain keadaaan otak anak sedang tenang karena ia merasa
senang dan ceria. Bila keadaan otak anak dalam keadaan tenang tentu saja
ilmu bisa masuk dan tertanam dengan mudah dan baik.
Mempelajari bahasa asing tak bisa lepas dari unsur penguasaan
kosa kata yang begitu luas. Kegiatan yang menguasai kosa kata menuntut
kegiatan menghafalkan arti kata secara terus menerus, tanpa henti sedikit
demi sedikit. Menghafal pada siswa kelas rendah sangat efektif karena
memori siswa kelas rendah masih sedikit dan sangat mudah untuk
menghafal kosa kata. Melalui media papan flanel siswa dapat menghafal
12
23
kosa kata Bahasa Inggris dengan lebih mudah, karena dalam media ini
terdapat ilustrasi-ilustrasi gambar yang dapat dilepas pasang dan dibuat
permainan sehingga dapat membantu siswa untuk menghafal. Berikut
[image:34.595.149.518.271.618.2]beberapa penelitian terdahulu yang relevan:
Tabel 1.1. Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Hasil
1. Meilia
Fristoni (UNESA
2012)
Penggunaan Media Papan Flanel Untuk Mengingkatkan Proses
Pembelajaran Tematik Pada Siswa Sekolah
Dasar
Dalam proses
pembelajaran tematik mengalami peningkatan pada aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan media papan flanel.
2. Nur
Hijratul Laili (UNEJ 2014) Penerapan Permainan Scrabble Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata
Bahasa Indonesia di Kelas IV SDN Sukolilo
No. 250 Bulak Surabaya
Terdapat pengaruh yang
signifikan antara
pembelajaran dan media
scrabble terhadap
penguasaan kosakata siswa di kelas IV SDN Bulak.
3. Dewi
Mutiara Sari (UN PGRI Kediri 2014) Peningkatan Kemampuan Berbicara
Melalui Media Papan Flanel Pada Anak
Kelompok B TK Kristen Anugerah
Kecamatan Tulungagung
Kabupaten Tulungangung
Menberikan hasil/
penjelasan bahwa terdapat
peningkatan yang
signifikan dari media papan flanel. Terbukti dengan peningkatan dari pra dengan presentase awal 58,5% menigkat menjadi 74,5%.
Dari beberapa contoh hasil penelitian diatas, maka dapat
digambarkan beberapa persamaan dan perbedaanya. Persamaan skripsi ini
dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah pada salah satu variabel
implementasi media papan flanel. Sedangkan perbedaan antara skripsi ini
dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya adalah pada kaitan pembahasan
variabel media papan flanel itu sendiri. Pada skripsi ini pembahasan lebih
difokuskan untuk menjelaskan secara deskriptif implementasi media papan
25 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian
tindakan. Jenis penelitian tindakan yang dilakukan adalah penelitian
tindakan kelas atau biasanya disebut PTK. PTK yang dilakukan oleh
peneliti, dilaksanakan dengan cara mengamati proses pembelajaran di
dalam kelas. Subjek yang diamati dalam penelitian ini adalah guru dan
siswa. Hal yang diamati adalah semua aktivitas yang dilakuakan oleh guru
dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Suharsimi berpendapat bahwa, penelitian tindakan kelas berasal
dari penggabungan tiga kata yaitu: 1. Penelitian, 2. Tindakan, 3. Kelas,
penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersamaan.1 Berdasarkan definisi tersebut, dapat dipahami bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru atau peneliti di suatu ruang kelas untuk meningkatan
proses pembelajaran. Dengan adanya peningkatan proses pembelajaran,
diharapkan adanya perubahan kegiatan pembelajaran yang biasa saja
menjadi pembelajaran yang lebih bermakna dan lebih baik dari kegiatan
pembelajaran sebelumnya.
1
1. Ciri-ciri penelitian tindakan kelas
Penelitian tindakan kelas memiliki tiga ciri pokok. Seperti yang
dituliskan oleh Suharsimi Ari Kunto. Ciri-ciri tersebut adalah :
a. Inkuiri reflektif, yaitu permasalahan dalam PTK merupakan
permasalahan yang riil dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
b. Kooperatif, yaitu adanya kerjasama antara peneliti dengan guru
kelas atau antara guru kelas dengan pihak-pihak yang mengadakan
perbaikan dalam proses pembelajaran.
c. Reflektif, yaitu penelitian bersifat berkelanjutan untuk mengetahui
kemajuan atau peningkatan dari pelaksanaan tindakan yang
dilakukan dan melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya
PTK ini menggunaka model penelitian tindakan dari Kurf Lewin,
yang berbentuk spiral. Dan setiap siklus, kegiatan yang dilakukan
meliputi planning (rencana), acting (tindakan), observating
(pengematan), reflecting (refleksi).2 Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan
[image:37.595.162.516.274.535.2]yang ada. Alur siklus PTK menurut Kurt Lewin, dijelaskan pada
gambar berikut ini:
2
27
B. Setting dan Subjek Penelitian 1. Setting
Setting dalam penelitian ini meliputi tempat, waktu dan siklus
penelitian PTK:
a. Tempat penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini, dilaksanakan di kelas II MINU
Ngingas Waru.
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun
pelajaran 2015/2016
c. Siklus PTK
Rancangan yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
dilaksanakan melalui 2 siklus terdiri dari 4 langkah yaitu
perencanaan, aksi atau tindakan, observasi, refleksi. Penelitian
flanel dalam upaya peningkatan kemampuan menghafal bahasa
Inggris materi profession.
2. Subjek Penelitian
Peneliti mengambil subjek penelitian siswa kelas II MINU Ngingas
Waru tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 38 siswa yang terdiri
dari 21 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
C. Variabel yang diteliti
Variabel-variabel menjadi pusat PTK ini adalah variabel yang
penerapannya menggunakan media papan flanel untuk meningkatkan
kemampuan menghafal pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
1. Variabel input : Peserta didik kelas II A MINU Ngingas Waru
2. Variable proses : Penerapan media papan flanel
3. Variable output : Meningkatkan kemampuan menghafal siswa
dalam mata pelajaran Bahasa Inggris
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK),
bentuk kajiannya yaitu untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukam secara berkesinambungan. Dalam PTK terdapat beberapa
tindakan. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian
ini adalah :
29
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tindakan dengan
menerapkan media papan flanel pada siswa kelas II MINU Ngingas
Waru, dengan harapan setelah diterapkannya media papan flanel ini
akan meningkatan kemampuan menghafal siswa pada materi
profession. Dalam pelaksanaan penelitian kegiatan yang akan
dilakukan antara lain:
a. Persiapan pelaksanaan PTK
b. Meminta izin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan PTK
c. Melakukan konsolidasi dengan guru tentang tata cara pelaksanaan
penelitian
2. Pelaksanaan penelitian
Sesuai dengan metode penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan kelas (PTK), maka penelitian ini menggunakan model
penelitian menurut Kurt Lewin. Model penelitian ini berbentuk spiral
yang terdiri dari 1 siklus, dengan rincian setiap siklus terdiri dari 4
langkah pokok, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi. Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan mengidentifikasi
masalah. Identifikasi masalah dilakukan peneliti dengan melakukan
wawancara guru tentang permasalahan yang ada dalam pembelajaran.
Setelah mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya dilakukan
adalah tahap penelitian. Setiap siklus dalam penelitian ini dilaksanakan
a. Perencanaan, peneliti menyiapkan segala komponen dalam
pelaksanaan penelitian termasuk media papan flanel.
b. Tindakan, pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah
melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP dan
merapkan media papan flanel.
c. Pengamatan, mengamati tindakan dan melihat hasil atau dampak
dari tindakan yang telah dilakukan.
d. Melakukan refleksi, dengan mengkaji dan mengevaluasi hasil
penelitian.
Penelitian ini akan dijelaskan dalam uraian rencana tindakan sebagai
berikut:
Berdasarkan model PTK menurut Kurt Lewin sebelum
melaksankan siklus I, dilakukan pengidentifikasian masalah yang
terjadi dalam pembelajaran. Pengidentifikasian masalah dilakukan
peneliti dengan melakukan wawancara dengan guru (pra siklus) dan
mencari data pendukung dari hasil wawancara yang dilakukan. Dari
hasil wawancara dengan guru (pra siklus), peneliti menemukan
masalah tentang rendahnya kemampuan memahami siswa pada mata
pelajaran Bahasa Inggris khususnya materi profession. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka peneliti kemudian menganalisa masalah
dan mencari alternatif pemecahan masalah guna diterapkan dalam
pelaksanaan siklus. Penelitian ini diterapkan dalam 1 siklus dengan
31
1) Siklus I
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan, beberapa kegiatan yang harus
dilakukan peneliti adalah:
(1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(2) Menyiapkan media pembelajaran
(3) Menyiapkan lembar observasi dan evaluasi
(4) Menyiapkan sarana pendukung yang diperlukan saat
pelaksanaan pembelajaran
(5) Menyiapkan skenario pembelajaran
b) Pelaksanaan Tindakan
c) Observasi dan Evaluasi
Kegiatan observasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data.
Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang
pelaksanaan tindakan dan rancangan yang sudah dibuat.
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada anak tentang kosa kata Bahasa Inggris yang
sudah dipraktekkan pada saat proses pembelajaran di dalam
kelas.
d) Refleksi
Setelah dilakukan evaluasi selanjutnya didiskusikan bersama
guru. Komentar dan tanggapan serta penilaian semua dianalisis
pembelajaran guna dicari solusinya. Jika hasilnya lemah maka
perlu dilakukan perbaikan. Jika sudah unggul dicari solusi
untuk peningkatannya. Pada siklus pertama ini secara
keseluruhan belum cukup mengembangkan kemampuan
menghafal kosa kata bahasa inggris pada peserta didik, maka
perlu dilakukan kembali peningkatan kemampuan menghafal
Bahasa Inggris melalui media papan flannel tersebut dengan
tindaklanjuti pada siklus kedua.
E. Data Dan Pengumpulan
1. Jenis data dan Sumber Data
a. Jenis data
Adapun data yang akan di ambil dalam penelitian ini meliputi 2
macam:
1) Data kualititatif
Gambaran umum tentang PTK, materi yang disampaikan dalam
PTK
2) Data kuantitatif
Nilai hasil tes dan angket hafalan materi siswa terhadap proses
pembelajaran
b. Sumber data
1) Sumber data primer: guru, siswa, dan hasil penelitian
33
2. Teknik pengumpulan Data
Dalam hal ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk
menggali informasi yang dibutuhkan. Metode yang dipakai peneliti
untuk mendapatkan informasi tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksudkan adalah berupa data nilai siswa
mata pelajaran bahasa Inggris kelas IIA yang dibawah KKM.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan pada guru dan siswa sebelum dan sesudah
menggunakan media papan flanel.
c. Pengamatan (observasi)
Observasi dilakukan pada tanggal 11 Mei 2016 untuk mencari
masalah yang ada dalam pembelajaran kelas II di MINU Ngingas
Waru.
3. Instrument Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data yang peneliti lakukan kepada
penelitian ini adalah lembar observasi aktifitas anak pada setiap siklus.
Untuk dapat menganalisa data digunakan teknik kualitatif dan
kuantitatif dalam bentuk presentase yang akan dilakukan di uji dengan
deskriptif melalui rumus:
P = F/N x 100%
Keterangan:
P : Presentase N : Jumlah anak
F : Nilai rata-rata yang dicapai anak 100% : Nilai
Konstan
F. Tim Peneliti Dan Tugasnya
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, dalam kegiatan penelitian
kali ini peneliti bekerja sama (berkolaboratif) dengan guru yang
mengampu mata pelajaran Bahasa Inggris kelas II MINU Ngingas Waru.
Selain menjadi kolaborator guru juga berperan sebagai observatori
bersama dengan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Identitas peneliti dan rekan guru:
1. Identitas Peneliti
Nama : Iin Indrawati
NIM : D07212008
Jurusan/Fakultas : PGMI/Tarbiyah
Institusi : UIN Sunan Ampel Surabaya
35
Tugas :Peneliti menyusun rancangan pembelajaran
yang berupa RPP, sebagai perencanaan
pelaksanaan PTK. Kemudian peneliti
melakukan praktek penelitian sebagaimana
yang tertera di dalam rancangan
pembelajaran yang telah dibuat, berupa
observasi aktifitas siswa selama di kelas,
wawancara terhadap guru bahasa Inggris dan
ketiga siswa-siswa kelas II, dan kuesioner
yang di sebarkan ke siswa-siswi kelas II .
2. Identitas Guru
Nama : Dra. Hj. Asrin Nasiroh
NIP : -
Unit Kerja : MINU Ngingas Waru
Tugas : Guru memberikan waktu untuk melakukan
penelitian. Kemudian memberikan
pengarahan terhadap peneliti selama
melakukan penelitian tindakan kelas yang
hasilnya di refleksikan bersama-sama.
Indokator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan peneliti
untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas
(PTK) dalam meningkatkan serta memperbaiki mutu hasil belajar siswa
dalam suatu materi pelajaran. Kriteria ketuntasan minimal setiap
kompetensi dasar berdasarkan pada indikator yang berkisar antara
0%-100%. Kriteria pada masing-masing indikator memiliki perbedaan
tergantung pada kompleksitasitasnya, yang pada indikator kriteria berkisar
80%. Setelah adanya penelitian tindakan kelas (PTK) diharapkan tingkat
keberhasilan siswa kelas II MI MINU Ngingas Waru dalam peningkatan
kemampuan menghafal materi Profession pada mata pelajaran Bahasa
Inggris meningkat dari prosentase 26,31% menjadi 70,00% hingga
diatasnya.
Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut:
1. Setelah penelitian, peneliti berharap kemampuan menghafal kosa kata
siswa pada pelajaran Bahasa Inggris materi Profession meningkat.
Dilihat dari pengukuran sebelum mengunakan media papan flannel dan
sesudah mengunakan media papan flannel.
2. Meningkatnya kemampuan menghafal siswa pada materi Profession
37 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan siklus-siklus
pembelajaran yang dilakuakan dalam proses belajar mengajar di kelas.
Dalam penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Sebagaimana pemaparan
berikut ini:
1. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Pada perencanaan siklus I ini peneliti berkolaborasi dengan
guru mata pelajaran untuk membahas permasalahan-permasalahan
yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar. Dari
peermasalahan tersebut selanjutnya dicarikan alternatif pemecahan
masalahnya. Dari hasil pengkajian terhadap beberapa metode dan
media yang dianggap dapat mengatasi permasalahan dalam
kurangnya pemahaman siswa, maka dipilihlah media yang cocok
untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Media yang dipilih
adalah media papan flanel, dimana media tersebut memiiki
keunggulan diantaranya yaitu: dapat mendorong pemahaman
siswa, dapat merangsang siswa untuk berfikir secara efiktif dan
Dengan diterapkannya, media tersebut dalam pembelajaran
Bahasa Inggris pada materi profession, siswa diharapkan dapat
mempelajari materi tersebut dengan utuh dan tidak hanya sekedar
mentransfer ilmu dan pengetahuan yang dilakukan oleh guru
terhadap siswa, akan tetapi siswa dapat membangun sendiri
pengetahuannya melalui teori dan pengalaman-pengalaman yang
pernah siswa alami, khususnya dalam kehidupan sehari-hari.
Tentunya pengalaman yang dimaksudkan itu harus sesuai dengan
materi yang dibahas, yaitu materi profession.
Hal-hal yang perlu disiapkan peneliti dalam perencanaan
siklus I adalah sebagai berikut:
1) RPP dengan menggunakan media papan flanel (dapat dilihat pada lampiran 6)
2) Lembar observasi aktivitas siswa (dapat dilihat pada lampiran 8)
3) Lembar observasi aktivitas guru (dapat dilihat pada lampiran 9)
4) Lembar soal tes (dapat dilihat pada lampiran 13)
5) Lembar penilaian tes tulis (dapat dilihat pada lampiran 14)
Adapun rubik penilaian mengahafal kosa kata siswa adalah
sebagai berikut :
39
Pada kegiatan belajar pada siklus I dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 17 Juni 2016 di kelas II MINU Ngingas Waru.
Kelas ini memiliki jumlah siswa 38 yang terdiri dari 21 laki-laki
dan 17 perempuan. Pelaksanaan siklus I berlangsung selama 2 jam
pelajaran dengan alokasi waktu 2x35 menit, materi yang akan
disampaikan adalah profession.
Pada penelitian ini, guru bertindak sebagai pengajar dengan
menggunakan media papan flanel, sedangkan peneliti bertindak
sebagai observer yang memperhatikan perilaku dan sikap siswa
selama kegiatan belajar juga memperhatikan ketrampilan guru
dalam mengelola proses belajar mengajar dikelas dengan mengisi
lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa yang telah
disiapkan sebelumnya. Adapun kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan mengacu pada RPP siklus I yang telah disiapkan
sebelumnya. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan awal, kegiatan
inti dan kegiatan penutup yang telah disusun dengan menggunakan
media papan flanel.
Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam,
“Assalamu’alaikum Wr.Wb”, secara serentak siswa menjawab
“Wassalamu’alaikum Wr.Wb”. selanjutnya siswa dan guru
berdo’a besama-sama. Selanjutnya guru menyapa siswa dengan
sapaan “Good morning student”, dan siswa menjawab “Good
thank you” jawab siswa dengan serentak menyambut sapaan guru
dengan bersemangat. Selanjutnya guru melakukan apersepsi
berdasarkan pengalam siswa dalam kehidupan siswa
sehari-hari.“Siapa yang cita-citanya jadi Dokter?“ Siapa yang cita
-citanya jadi Polisi?“Apa cita-cita kalian?”,? dalam pemberian
apersepsi hanya beberapa siswa yang menjawab pertanyaan dari
guru, selain itu guru juga menyampaikan kompentensi, tujuan
pembelajaran serta materi yang akan dipelajari. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui sebarapa besar pengetahuan yang telah dimiliki
siswa.
Pada kegiatan inti, selama 15 menit siswa mendengarkan
penjelasan yang diberikan guru tekait materi yang telah diajarkan
oleh guru, yaitu materi profession, dalam tahap ini hanya beberapa
siswa yang mendengarkan penjelasan dari guru sedangkan
terdapat beberapa siswa yang bermain dengan teman sebangkunya.
Setelah menjelaskan guru bersama siswa melakukan tanya jawab,
serta memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait
materi yang belum difahami, hal ini bertujuan sejauh mana siswa
memahami materi yang telah diajarkan, selanjutnya guru
membuka media papan flanel dan memperkenalkan 10 boneka
profession kepada siswa, siswa menirukan apa yang diucapkan
oleh guru. Setelah diulang beberapa kali oleh guru, boneka
41
menjawabnya. Setelah selesai guru menuliskan di papan tulis
tulisan bahasa inggrisnya. Kemudian siswa diberikan tugas yang
harus diselesaikan dengan kelompok, yakni melengkapi kalimat
untuk mengukur hafalan kosakata siswa melalui tulisan, sebelum
mengerjakan guru memberikan intruksi kepada siswa tentang
bagaimana cara siswa mengerjakan lembar kerja tersebut, selesai
mengerjakan soal, setiap siswa mengumpulkan tugas yang telah
dikerjakan, kemudian dilanjutkan guru memberikan penguatan
atas jawaban dari pertanyaan tersebut. Pada awal penggunaan
media papan flanel terdapat beberapa siswa yang masih
kebingungan dalam mencari jawaban, sehingga guru masih
berperan dalam mengerjakan lembar kerja tersebut.
Pada tahap penutupan dalam pembelajaran Bahasa Inggris
dengan menggunakan media papan flanel guru melakukan refleksi
dengan memberikan pertanyaan tentang “apa yang telah dipelajari
hari ini? Tentang kegiatan apa yang dilakukan? dan apa manfaat
mempelajari materi tersebut?”. Kemudian guru menginformasikan
materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya yaitu Part
of My Body. Selanjutnya guru mengucapkan salam
“Assalamu’alaikum Wr. Wb”, dan siswa menjawab secara
serentak dengan mengucapkan“Wassalamu’alaikum Wr.Wb”.
Adapun rekapitulasi hasil tes tulis dengan menggunakan
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Siklus I
No .
Uraian Hasil Siklus I
1. Nilai rata-rata siswa 66,57
2. Jumlah siswa yang
tuntas 22
3. Prosentase ketuntasan
57,89%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan media
papan flanel pada materi profession pada mata pelajaran Bahasa
Inggris belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat
dari 38 siswa hanya 22 siswa yang nilainya tuntas, sedangkan 16
siswa lainnya belum mencapai ketuntasan atau masih berada dibawah
KKM sehingga dapat dihitung prosentase ketuntasan siswa kelas II
pada materi profession adalah sebersar 57,89%.1 Hasil ini belum dapat memenuhi prosentase ketuntasan yang telah ditentukan yaitu
80%. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan siklus selanjutnya.
c. Pengamatan (Observing)
Berikut ini adalah data hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti pada siklus I. Sesuai dengan yang direncanakan,
observasi yang dilakukan yaitu terhadap aktivitas guru, aktivitas
siswa dengan menggunakan media papan flanel.
1
43
Adapun rekapitulasi hasil observasi aktivitas guru siklus I
[image:54.595.172.517.196.538.2]selama pembelajaran Bahasa Inggris adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
No. Uraian Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I
1. Skor Observasi Guru 34
2. Skor Maksimal 48
3. Prosentase Nilai
Akhir
70,83%
Dari hasil observasi aktivitas guru yang dilakukan peneliti
pada siklus I dengan menggunakan media papan flanel pada mata
pelajaran Bahasa Inggris materi profession, dapat diketahui bahwa
jumlah skor yang diperoleh adalah 34 dengan jumlah skor
maksimal yaitu 48. Dengan demikian jumlah nilai skor yang
diperoleh secara keseluruhan adalah 70,832, yang berarti aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran belum terlaksana secara
maksimal, guru juga belum dapat menerapkan RPP yang disusun
secara sempurna.
Ketika dalam melakukan apersepsi guru kurang
membangkitkan semangat siswa sehingga siswa kurang
bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, guru masih
kesulitan dalam mengondisikan siswa ketika proses pembelajaran
2
berlangsung, dalam menjelaskan materi terdapat beberapa siswa
terlihat bermain dengan teman sebangkunya, sehingga ketika guru
melontarkan pertanyaan kepada siswa, hanya beberapa siswa yang
merespon pertanyaan, diakhir pembelajaran guru juga tidak
memberikan penguatan secara verbal dan memberikan dorongan
pada siswa yang kurang aktif.
Sedangkan hasil rekapitulasi observasi aktivitas siswa
selama pembelajaran bahasa Inggris pada siklus I adalah sebagai
[image:55.595.169.517.282.579.2]berikut:
Tabel 4.5Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
No. Uraian Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I
1. Skor Observasi
Siswa 28
2. Skor Maksimal 40
3. Prosentase Nilai
Akhir
70,00%
Dari hasil observasi aktivitas siswa yang dilakukan peneliti
pada siklus I dengan menggunakan media papan flanel pada mata
45
jumlah skor yang diperoleh adalah 28 dengan jumlah skor
maksimal yaitu 40.3
Dengan demikian jumlah nilai skor yang diperoleh secara
keselurahan adalah 70.00%, yang berarti aktivitas siswa selama
kegiatan pembalajaran dengan menggunakan media papan flanel
termasuk dalam kategori “cukup” hal ini dapat dilihat ketika proses
pembelajaran berlangsung terdapat beberapa siswa yang
mondar-mandir selama proses pembelajaran dilakukan, hanya sedikit siswa
yang mendengarkan penjelasan guru dan terdapat beberapa siswa yang
bermain dengan teman sebangkunya, siswa masih kesulitan dalam
mengerjakan lembar kerja siswa dan masih melibatkan guru dalam
mengerjakan lembar kerja tersebut, siswa kurang disiplin dalam hal
waktu ketika menyelesaikan tugas sehingga siswa dapat mengganggu
dalam kegiatan selanjutnya.
d. Refleksi (reflecting)
Berdasarkan hasil dari data-data yang dijelasan diatas,
adapun hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan dalam proses
belajar mengajar melalui media papan flanel pada meteri
profession di kelas II MINU Ngingas Waru adalah sebagai berikut
:
1) Siswa sedikit sulit dikondisikan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena belum begitu paham dengan media.
3
2) Siswa kurang dalam mengkondisikan waktu dalam
menyelesaikan tugasnya, hal itu dikarenakan siswa kurang
tertarik dan memilih bermain sendiri sehingga dapat
mengganggu untuk kegitan selanjutnya.
3) Siswa masih merasa asing dengan media papan flanel,
sehingga masih ingin bermain dengan boneka flanel dari pada
belajar.
Dari hasil pengamatan selama penelitian, peneliti dan guru
menyimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan selama siklus I masih
kurang maksimal sehingga perlu diadakannya perbaikan pada
siklus II.
Berdasasarkan hasil hafalan siswa, diperoleh nilai rata-rata
kelas sebesar 66,57%. Dari 38 siswa siswa yang mencapai KKM
sebanyak 22 siswa (57,89%) dan yang belum mencapai KKM
sebanyak 16 siswa (42,11%). Dari hasil beajar pada siklus I ini
belum dikatakan tuntas, karena masih belum mencapai kategori
ketuntasan yang telah ditetapkan oleh peneliti dari awal yakni
80%.
2. Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Bardasarkan hasil refleksi dari siklus I yang masih terdapat
47
pembelajaran, peneliti bersama guru berupaya untuk memperbaiki
dan mengatasi kendala yang terdapat pada siklus I. Perencanaan
dalam penelitian yang dilakukan pada siklus II secara garis besar
sama dengan perencanaan yang dilakukan pada siklus I, akan
tertapi terdapat beberapa perubahan seperti lebih mengondisikan
kelas, terdapat media yang bervariasi dalam kegiatan belajar
mengajar, pemberian pertanyaan yang menantang kepada siswa,
serta memberikan soal yang berbeda dari siklus I ke siklus II.
Adapun yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan siklus II
adalah instrumen penelitian dan persiapan perangkat
pembelajaran.
Hal-hal yang disiapkan peneliti dalam perencnaan siklus II
adalah sebagai berikut:
1) RPP dengan menggunakan media papan flanel
2) Instrumen observasi aktivitas siswa
3) Instrumen observasi aktivitas guru
4) Instrumen evaluasi berupa Lembar Kerja Individu
5) Lembar penilaian tes tulis
b. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan siklus II dilakukan pada hari senin tanggal 20
Juni 2016. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas II MINU
laki-laki dan 17 perempuan. Pelaksanaan siklus II berlangsung selama
2 jam pelajaran dengan alokasi waktu 2x35 menit, materi yang
akan disampaikan adalah profession.
Kegitan pembelajaran pada siklus II ini dirancang untuk
memperbaiki pembelajaran yang sebelumnya, hal ini bertujuan
agar kualitas dalam pembelajaran meningkat dan pencapaian
siswa dalam memahai materi profession pada siklus II mengalami
peningkatan. Sesuai dengan apa yang telah tertulis dalam
rancangan RPP, pelaksanaan tindakan pada siklus II dijalankan
sesuai dengan apa yang dirancang peneliti. Pembelajaran dimulai
dengan mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum Wr.Wb”, secara
serentak siswa menjawab “Wassalamu’alaikum Wr.Wb”.
kemudian siswa dan guru berdo’a besama-sama dengan menbaca
surat Al-Fatihah dan dilanjut dengan icebreaker dengan
menayakan (Are you happy this morning? Yes.. yes.. yes.. I’m
happy!!) Siswa serentak menyambut sapaan guru dengan
bersemangat.
Guru menjelaskan kembali materi yang telah diajarkan
yaitu mengenai 10 macam profesi dalam Bahasa Inggris, setelah
menjelaskan guru melontarkan pertanyaan kepada siswa .“what
does he do?” (dengan menunjukkan boneka flanel profesi
dokter)“what does she do?” (dengan menunjukkan boneka flanel
49
pertanyaan tersebut, dengan bersemangat siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana siswa memahai materi yang telah
diajarkan.
Pada tahap selanjutnya masing-masing siswa mendapat
lembar kerja siswa yang sudah disiapkan oleh guru, guru
mememberikan arahan kepada siswa dalam mmengerjakan tugas
(kelompok), setelah mengerjakan soal, ketua kelompok
mengumpulkan hasil kerja yang sudah dikerjakan. Melalui media
papan flanelsecara bergantian siswa maju kedepan untuk mengisi
jawaban dari lembar kerja siswa yang sudah disiapkan guru di
papan tulis, guru memberikan penguatan terhadap
jawaban-jawaban dari pertanyaan yang diujikan. Sebelum proses
pembelajaran diakhiri guru bersama siswa melakukan refleksi
dengan memberikan pertanyaan tentang “apa yang telah
dipelajari hari ini? Tentang kegiatan apa yang dilakukan? dan
apa manfaat mempelajari materi tersebut?”. Kemudian guru
menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya yaitu Part of My Body. Selanjutnya guru
mengucapkan salam “Assalamu’alaikum Wr. Wb.”, dan siswa
menjawab secara serentak dengan mengucapkan
Adapun rekapitulasi hasil tes tulis pada siklus II dengan
[image:61.595.171.518.200.533.2]menggunakan media papan flaneladalah sebagai berikut:
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Siklus II
No. Uraian Hasil Pra Siklus
1. Nilai rata-rata siswa 80,00
2. Jumlah siswa yang
tuntas 33
3. Prosentase
ketuntasan
86,84%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa penggunaan
media papan flanel pada mata pelajaran Bahasa Inggris materi
profession dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa
kelas II. Nilai rata-rata kelas yang semula hanya 66,57 pada siklus
I meningkat menjadi 80,00 pada siklus II. Sedangkan jumlah
siswa yang lulus juga mengalami peningkatan cukup signifikan,
dari 22 siswa menjadi 33 siswa. Itu berarti prosentase kelulusan
mengalami kenaikan 28,95% dari siklus sebelumnya yaitu siklus
I.4
c. Observasi (Observing)
4
51
Berikut ini adalah data hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti pada siklus II. Sesuai dengan yang direncanakan,
observasi yang dilakukan yaitu terhadap aktivi