• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi Belajar dengan Teknik Cognitive Restructuring Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Pabelan T1 132010053 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi Belajar dengan Teknik Cognitive Restructuring Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Pabelan T1 132010053 BAB II"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Motivasi Belajar

2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman,2001). Motivasi belajar menurut Sardiman

(2001) merupakan pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Motivasi memberikan suatu

nialai atau intensitas tersendiri dari seorang siswa dalam meningkatkan motivasi belajar dan

prestasi belajarnya.

Menurut Mc.Donald yang dikutip Sardiman (2001), dalam motivasi belajar

mengandung tiga elemen penting, yaitu:

1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan pada diri setiap individu manusia.

Perkembangan motivasi akan membawa beberapa energi di dalam sistem

“neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan

energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakannya

akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini

motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat

menentukan tingkah laku manusia.

3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya

(2)

manusia, tetapi kemunculannya karena terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini

adalah tujuan. Tujuan ini menyangkut dengan kebutuhan.

Menurut Winkel (2004) motivasi sangat penting untuk mencapai keberhasilan siswa

dalam belajar. Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa untuk

melibatkan diri. Motivasi yang kuat akan membuat siswa sanggup bekerja keras untuk

mencapai sesuatu yang menjadi tujuannya, dan motivasi itu muncul karena dorongan adanya

kebutuhan.

Dalyono (2005) memaparkan bahwa “motivasi adalah daya penggerak atau

pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga

dari luar”. Dalam bukunya Ngalim Purwanto (2007) mengatakan bahwa motivasi adalah

suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku

terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (insentive).

Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk

terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan pembelajaran secara khusus.

2.1.2 Ciri-ciri Orang yang Mempunyai Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2004) siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat dicirikan

sebagai berikut:

1. Tekun tugas (dapat bekerja terus dalam waktu yang lama tidak pemah berhenti sebelum

(3)

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa)

3. Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin

(tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya)

4. Lebih senang kerja mandiri

5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin

6. Dapat mempertahankan pendapatuya ftalau sudah yakin akan sesuatu)

7. Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya

8. Senang mencari dan memecatrkan soal-soal

Berdasarkan akan pentingnya motivasi belajar untuk mencapai suatu tujuan

pendidikan maka dibuat program peningkaran motivasi belajar siswa.

2.1.3 Jenis-jenis Motivasi Belajar

Jenis-jenis motivasi belajar, menurut Sardiman (2001) motivasi dibagi

menjadi dua tipe atau kelompok yaitu instinsik dan ekstrinsik:

1. Motivasi instrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak

perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukan sesuatu. Contohnya,seseorang yang senang membaca tidak usah disuruh atau

mendorongnya,ia sudah rajin membaca buku-buku untuk dibacanya.

2. Motivasi ekstrinsik menerapkan motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya

perangsang dari luar. Contohnya seseorang itu belajar karena tahu besok pagi ada ujian

dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapatkan hadiah.

Menurut Syaiful Bahd Djamarah (2000) motivasi instrinsik adalah bentuk

motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan

secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Tergolong dalam motivasi intrinsik

(4)

1. Belajar karena ingin mengetahui seluk beluk masalah selengkap lengkapnya.

2. Belajar karena ingin menjadi orang terdidik atau menjadi ahli bidang studi pada

penghayatan kebutuhan dan siswa berdaya upaya memalui kegiatan belajar untuk

memenuhi kebutuhan ini hanya dapat dipenuhi dengan belajar giat.

Sedangkan yang tergolong motivasi ekstrinsik adalah:

a) Belajar demi memenuhi kebutuhan

b) Belajar demi menghindari hukumanyang diancam.

c) Belajar demi memperoleh hadiah material yang ddaqiikan.

d) Belajar demi meningkatkan gengsi social.

e)Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi mernenuhi persyaratan

kenaikan jenjang.

f) Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting.

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Linda S Lumden (1994) terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat

terrrotivasi untuk belajar, yaitu:

1. Motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri

atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bakat

untuk menjalani kehidupan.

2. Motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain atau

lingkungan yang dapat mempengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.

Dorongan seseorang untuk belajar menurut Sardiman (2001) yang mengutip dari

(5)

1. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat dan sebagainya.

2. Kebutuhan akan keamanan, yaitu rasa aman bebas dari rasatakut dan kecemasan

3. Kebutuhan akan cinta kasih, rasa diterima dalam suatu masyarakat atau golongan

(keluarga, sekolah, kelompok).

4. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha

mencapai hasil dalam bidang pengetahuan sosial dan pembentukan pribadi.

Dari berbagai macam kebutuhan tersebut ada cara untuk merangsang motivasi belajar

yang merupakan dorongan intrinsik. Menurut Sardiman (2001) beberapa cara menumbuhkan

motivasi belajar di sekolah adalah: memberi angka, hadiah, saingan/kompetisi, pujian, hasrat

untuk belajar,minat, hukuman dan tujuan yang diakui.

2.2 Konseling Kelompok Behavioral TeknikCognitive Restructuring

2.2.1 Pengertian Konseling Kelompok Behavioral TeknikCognitive Restructuring

Teknik cognitive restructuring disebut juga teknik penataan ulang skema pikiran ini

adalah proses menemukan dan menilai kognisi siswa, memahami dampak negatif pemikiran

tertentu, terhadap perilaku dan belajar mengganti kognisi terbebut dengan pemikiran yang

lebih realistik dan lebih cocok. Proses kognitif yang terjadi pada diri siswa sering kali

mempunyai implikasi terhadap perilaku. Cognitive restructuring adalah proses mengajar

anggota kelompok untuk mengidentifikasi,mengevaluasi dan mengubah perusakan yang ada

pada diri atau pikiran irasional yang secara negatif perilaku siswa (supriyatna,2003).

Beck (1976) dalam Bariyah (2009) mengatakan bahwa terapi kognitif meliputi usaha

memberi bantuan kepada klien agar siswa dapat mengevaluasi perilaku siswa dengan kritis

dengan menitikberatkan pada hal pribadi yang negatif. Proses kognitif yang terjadi pada diri

(6)

mengenal, mengamati dan memonitor gagasan dan asumsi siswa. Teknik penataan ulang

skema pemikiran (cognitive restructuring) adalah proses menemukan dan menilai kognisi

siswa memahami dampak negatif pemikiran tertentu terhadap perilaku dan belajar mengganti

kognisi tersebut dengan pemikiran yang lebih realistik dan lebih cocok.

2.2.2 AspekCognitive Restructuring

Barriyah (2009) struktur kognitif merupakan blueprint pikiran yang dapat

menentukan kapan melanjutkan pikiran, menghentikan pikiran dan mengubah pikiran.

Struktur kognitif mempunyai beberapa aspek, yaitu:

1. Aspek mengatur pikiran adalah aspek yang dilakukan untuk menagtur pikiran konseli di

dalam menyelesaikan masalah.

2. Aspek memantau adalah monitoring masalah konseli

3. Aspek mngamhkaa shaiegi adalah aspek yang mengarahkan strategi di dalam

menyelesaikan masalah.

4. Aspek menentukan penyebab masalah adalah aspek yang menentukan penyebab masalah

konseli.

5. Aspek menentukan pilihan adalah aspek yang menentukanpilihan konseli di dalam

penyelesaian masalah.

2.2.3 TujuanCognitive Restructuring

Tujuan dari teknikcognitive restructuringdalam Barriyah (2009) yaitu, antara lain:

1. Memberikan bantuan kepada klien agar dapat mengevaluasiperilaku siswa dengan ktitis

dan menitik beratkan pada halpribadi yang negatif.

2. Agar klien tampil dalam mengenali dan mengamati sejauhmana pikiran dan perasaan

pada saat itu.

(7)

4. Agar klien dapat mengevaluasi perilaku siswa, yang menitikberatkan pada pribadi yang

negatif.

2.2.4 Prosedur dan AplikasiCognitive Restructuring

Adapun prosedur aplikasi teknikcognitive restructuringdalam Barriyah (2009),yaitu:

1. Menemukan inner speech ( mengenali suara-suara dalam diri) atau mengatur kembali

aspek kognitif.

2. Konselor mengajarkan kepada klien untuk berperilaku secara kritis, misalnya cara

pengenalan diri dan cara melakukan observasi atau pengamatan diri.

3. Monitoring, yang dimonitor dalam hal ini adalah pikiran-pikirandalam diri. Hal ini

dilakukan agar memperolehkeseimbangan antara perasaan dan pikiran.

2.3 Temuan Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian Evi Setyaningsih (2010) dengan judul Mengatasi Malas Belajar

melalui Konseling kelompok Behavioral Teknik Cognitive Restruckturing Siswa Kelas XI

IPS-3 SMA Negeri 2 Salatiga SemesterII Tahun Ajaran 2009/2010, menemukan bahwa ada

perubahan perilaku malas belajar setelah mengikuti layanan konseling kelompok behavioral

teknik cognitive restructuring pada subjek penelitian yang mendapatkan perlakuan atau

tindakan. Berikut mengenai penilitian terdahulu yang menjadi landasan bagi konseling

kelompok teknikcognitive restructuringdalam meningkatkan motivasi belajar.

2.4 Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BK SMP N 2 Pabelan diketahui motivasi

(8)

restructuring untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Pemberian konseling kelompok

teknik cognitive restructuring dilaksanakan untuk kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol sebagai pembanding karena tidak diberikan layanan treatment. Melalui layanan

konseling kelompok teknik cognitive restructuring dapat mengubah motivasi belajar

sehingga terjadi peningkatan motivasi belajar. Hal ini dikarenakan dengan teknik ini siswa

dibantu untuk mengubah pola atau skema berpikir mereka yang negatif menjadi pola pikir

yang positif yang menghasilkan perilaku yang bermanfaat bagi siswa tersebut.

2.5 Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

Layanan konseling kelompok teknik cognitive restructuring dapat meningkatkan motivasi

Referensi

Dokumen terkait

Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri

Write a procedure CountCycles(f) that will take as input a list of length n that is the second line of the 2-line form of a permutation and will output the number of cycles that

 Termonasti, gerak nasti karena pengaruh rangsang suhu. Contoh : gerak membukanya buka tulip. Contoh : gerak mekarnya bunga pukul empat, bunga waru, dan bunga kupu

[r]

Penelitian mengenai burnout juga dilakukan di Indonesia yang dilakukan oleh Imelda Sitohang (2004), penelitian ini dilakukan pada karyawan Pertamina UP III Plaju Palembang

Hasil penelitian ini menunjukkan r = 0,301 dan p = 0,011 yang artinya adalah ada hubungan positif antara kepemimpinan transformasional dengan semangat kerja karyawan, bahwa semakin

Hasil penelitian ini ditinjau dari faktor keseluruhan maka faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler ansambel musik di SMP

- Keterangan : - Membawa dokumen penawaran lengkap (sudah bertanda tangan), beserta data pendukungnya ( asli atau salinan yang dilegalisir ).. - Membawa dokumen persyartan