• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manual Tahap D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manual Tahap D Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

l

Tahap D

Penyusunan Rencana Tindak

Sanitasi

Seri Manual

Pengembangan Strategi Sanitasi Perkotaan

(2)

Tahap D

Penyusunan Rencana Tindak

Sanitasi

2010

Seri Manual

(3)

ii

Dokumen ini disusun oleh Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP), yang merupakan subprogram dari Water and Sanitation Program (WASAP), sebuah Trust Fund yang didanai oleh Pemerintah Belanda dan dikelola oleh Bank Dunia. ISSDP didanai oleh Pemerintah Belanda bersama Pemerintah Swedia, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia, dengan Bappenas sebagai koordinator Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS), bekerja sama dengan Water and Sanitation Program - East Asia and the Pacific (WSP-EAP).

DHV B.V. bekerjasama dengan PT Mitra Lingkungan Dutaconsult (MLD), IRC International Water and Sanitation Centre, PT Arkonin Engineering, PEM Consult, dan Yayasan Indonesia Sejahtera telah memberikan beragam bantuan teknis dalam pelaksanaan ISSDP.

This document was prepared by the Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP), a sub-program of the Water and Sanitation Program (WASAP), a Dutch funded Trust Fund administered by the World Bank. ISSDP is co-funded by the Governments of the Netherlands and Sweden, and implemented by the Government of Indonesia, with Bappenas as lead agency of the Technical Team for Sanitation Development (‘TTPS’), together with the World Bank’s Water and Sanitation Program - East Asia and the Pacific (WSP-EAP).

(4)

iii

Pengantar

Sesuai UU 32/2004, sektor sanitasi menjadi urusan wajib Pemerintah Kabupaten/Kota. Hal ini menimbulkan kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas staf Pemerintah Kabupaten/Kota agar mampu membuat peta kondisi sanitasi, merancang kebutuhannya, implementasi, operasi dan pemeliharaan, serta monitoring dan evaluasi. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, maka disusunlah Buku Manual berdasarkan pengalaman yang diperoleh di Kota Blitar, Surakarta, Banjarmasin, Denpasar, Payakumbuh, Jambi, Tegal, Pekalongan, Batu, Kediri, Padang dan Bukittinggi. Buku Manual ini dimaksudkan sebagai pegangan bagi Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi dalam pembangunan sanitasi di kota dan kawasan perkotaan. Terutama dengan memerhatikan empat ciri pendekatan yang dikembangkan, yaitu: a) dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kota sendiri secara terintegrasi; b) skala kota; c) top-down meets bottom-up; dan d) didasarkan bukti material (evidence-based).

Buku manual ini terdiri dari lima Modul, yang secara berurutan adalah sebagai berikut:

Buku Manual Tahap A merupakan panduan terhadap tahapan proses yang dilakukan untuk bisa menghasilkan rencana strategi sanitasi perkotaan. Tahap A merupakan tahapan advokasi untuk memperoleh komitmen Pemerintah Daerah terhadap pembangunan sanitasi dalam bentuk pendanaan dan sumber daya pendukung lainnya, termasuk dibentuknya Pokja Sanitasi Kota.

Buku Manual Tahap B berisi petunjuk penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota yang berisi penilaian dan pemetaan sanitasi kota. Kegiatan ini penting karena menjadi basis untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kota. Melihat pada kenyataan bahwa secara umum database sanitasi di perkotaan masih sangat lemah, dalam manual ini dikembangkan beberapa cara untuk memperoleh informasi mendalam baik menyangkut aspek teknis maupun non-teknis.

Buku Manual Tahap C memberikan langkah-langkah logis untuk menyusun Strategi Sanitasi Kota (SSK) yang juga disiapkan berdasarkan pengalaman di kota-kota mitra ISSDP dan dilakukan peningkatan dan penyesuaian.

Buku Manual Tahap D memberikan arahan untuk menyusun Rencana Tindak Sanitasi berdasarkan daftar panjang yang sudah disusun pada tahap C. Di tahap ini dibutuhkan komunikasi yang efektif antara Pokja Sanitasi Kota dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah, Panitia Anggaran DPRD, Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS guna memastikan ketersediaan sumber dana pembangunan sanitasi.

Buku Manual Tahap E merupakan tahap terakhir panduan proses penyusunan SSK yang disusun untuk memandu Pokja Sanitasi Kota pada saat melaksanakan kegiatan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan SSK. Kegiatan pemantauan dan evaluasi ini berkaitan dengan tiga pokok pikir, yaitu: capaian pelaksanaan kegiatan, capaian strategis dan perencanaan, serta pengambilan keputusan.

Dengan adanya manual ini, Pokja Sanitasi Kota, yang difasilitasi Fasilitator Kota, akan memperoleh petunjuk yang jelas untuk menyiapkan berbagai produk terkait dengan penyusunan SSK melalui proses yang menjamin terbentuknya rasa memiliki pada produk yang dihasilkan.

Mudah-mudahan dengan diterbitkannya Buku Manual ini, Pemerintah Kabupaten/Kota melalui kinerja Pokjanya mampu meningkatkan kualitas layanan sanitasi sehingga dapat memenuhi upaya pencapaian target pembangunan sanitasi, khususnya pencapaian target Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman dan Millennium Development Goals (MDGs).

Ketua Pokja TTPS Ketua Tim Teknis Pembangunan Sanitasi

Bidang Teknis (TTPS)

Susmono Bud Hidayat

Direktur Penyehatan Lingkungan Permukiman Direktur Permukiman dan Perumahan

Ditjen Cipta Karya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

(5)
(6)

v

Daftar Isi

Kata Pengantar ...iii

Daftar isi ...v

Pendahuluan – Tahap D Rencana Tindak Sanitasi ...1

Diagram Alir Penyusunan – Rencana Tindak Sanitasi ...3

Modul ... ...5

D-01 Kaji Informasi Terkait ... ...7

D-02 Periksa dan Tentukan: Keterkaitan Antara Setiap Program dan Kegiatan ...11

D-03 Susun (Ulang) dan Tentukan: Program dan kegiatan dalam kerangka waktu pelaksanaan .. ...15

D-04 Identifikasi: Sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan ...21

D-05 Penyiapan Rencana Tindak Sanitasi ...25

D-06 Pertemuan Konsultasi dengan Kepala SKPD . ...29

D-07 Audiensi dan Lobi ke Walikota dan DPRD setempat ...33

D-08 Penyelesaian Rencana Tindak Sanitasi ...37

D-09 Diskusi Lanjutan dengan Pemilik Sumber Dana Alternatif...41

D-10 Penyiapan Proposal Program dan Kegiatan ...43

Lampiran ... ...47

Lampiran D-02_01 Ilustrasi daftar program dan kegiatan – Langkah 1 ...49

Lampiran D-02_02 Ilustrasi daftar program dan kegiatan – Langkah 2 ...52

Lampiran D-02_03 Ilustrasi daftar program dan kegiatan – Langkah 3 ...53

Lampiran D-02_04 Ilustrasi daftar program dan kegiatan – Langkah 4 ...55

Lampiran D-04_01 Diagram Sistem Sanitasi: Air Limbah – Segmentasi Kegiatan (On-Site System) ...57

Lampiran D-04_02 Diagram Sistem Sanitasi: Air Limbah – Segmentasi Kegiatan (Off- site System)...59

Lampiran D-04_03 Diagram Sistem Sanitasi: Air Limbah – Diagram Sistem Sanitasi: Segmentasi Kegiatan ... Persampahan ...61

Lampiran D-04_04 Tinjauan Sumber Dana Alternatif (1) ...63

Lampiran D-04_05 Tinjauan Sumber Dana Alternatif (2) ...77

Lampiran D-05_03 Tabel Penyiapan Rencana Tindak ...87

Lampiran D-05_04 Contoh Program Digest ...93

[image:6.595.86.520.246.673.2]
(7)
(8)

vii pendahuluan | Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi

3R : Reduce, Reuse and Recycle

AMPL : Air Minum dan Penyehatan Lingkungan APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

B3 : Bahan Berbahaya dan Beracun

Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah BAPPERMAS : Badan Pemberdayaan Masyarakat

BLH : Badan Lingkungan Hidup

BOD : Biochemical Oxygen Demand

CDM : Clean Development Mechanisme

CF : City Facilitator

CSR : Corporate Social Responsibility DED : Detailed Engineering Design Diskes : Dinas Kesehatan

Diskom : Dinas Komunikasi

DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DSS : Diagram Sistem Sanitasi

EHRA : Environment and Health Risk Assessment

HAM : Hak Asasi Manusia

IADB : Inter-American Development Bank IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

KLH : Kementerian Lingkungan Hidup

KUA : Kebijakan Umum Anggaran

LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat

MCK : Mandi, Cuci dan Kakus

MDGs : Millennium Development Goals

MPA : Methodology for Participatory Assessment NSPK : Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria PAHO : Pan American Health Organization PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PMTAS : Program Makanan Tambahan Anak Sekolah

Pokja : Kelompok Kerja

PPAS : Prioritas Plafon Anggaran Sementara

PSO : Public Service Obligation

PU : Pekerjaan Umum

RAPBD : Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah RDTR : Rencana Detail Tata Ruang

RDTRK : Rencana Detail Tata Ruang Kota Renstra : Rencana Strategis

RKA : Rencana Kerja Anggaran

RKPD : Rencana Kerja Pemerintah Daerah

RPIJM : Rencana Program Investasi Jangka Menengah

(9)

viii pendahuluan | Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi

RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

SK : Surat Keputusan

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

SMA : Sekolah Menengah Atas

SMART : Specific, Measurable, Attainable, Realistic and Time-bound

SPM : Standar Pelayanan Minimum

SSK : Strategi Sanitasi Kota Sub-DAS : Sub-Daerah Aliran Sungai

SWOT : Strength Weakness Opportunity Threat TAPD : Tim Anggaran Pemerintah Daerah

TK : Taman Kanak-kanak

TPA : Tempat Pemrosesan Akhir

TPS : Tempat Penampungan Sementara

TPST : Tempat Pengolahan Sampah Terpadu TTPS : Tim Teknis Pembangunan Sanitasi UKS : Unit Koperasi Sekolah

USAID : United States Agency for International Development

(10)

1 pendahuluan | Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi

pendahuluan - Tahap d

Rencana Tindak Sanitasi

Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi Kota merupakan bagian keempat dari rangkaian proses pelaksanaan Pembangunan Sanitasi Kota yang terdiri dari lima tahapan yakni:

Tahap A:

Pengenalan Program dan Pembentukan Pokja Sanitasi Kota

Tahap B:

Penilaian dan Pemetaan Situasi Sanitasi Kota (Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota)

Tahap C:

Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Tahap D:

Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi

Tahap E:

(11)

2 pendahuluan | Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi

Setelah daftar panjang kegiatan sanitasi disiapkan pada saat penyusunan Strategi Sanitasi Kota (Tahap-C), selanjutnya perlu disusun Rencana Tindak Sanitasi Kota yang mempunyai skala waktu jangka menengah dan yang kemudian dirinci menjadi rencana tindak untuk tahun selanjutnya.

Sebagaimana panduan penyusunan Strategi Sanitasi Kota, panduan Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi ini disusun berdasarkan berbagai pengalaman yang ada selama ini, baik dari program ISSDP maupun dari program lain (SDC), yang menggunakan pendekatan mirip ISSDP dan dilakukan di Kota Banda Aceh.

Panduan ini pun menekankan terjadinya proses interaktif di antaranya Pokja Sanitasi Kota agar terjadi proses pengembangan kapasitas internal. Tetapi selain itu proses ini dimaksudkan juga agar Pokja Sanitasi Kota memiliki rasa memiliki terhadap apa yang sudah disusunnya secara bersama-sama. Oleh karenanya, banyak bagian dari panduan ini hanya memberikan arahan secara garis besar dan selanjutnya perlu dikembangkan sendiri oleh Pokja Sanitasi Kota bersangkutan. Bila di beberapa bagian penulisannya dilakukan secara rinci dan langkah demi langkah, hal ini dimaksudkan agar tidak ada langkah yang terlewatkan dalam menyusun Rencana Tindak Sanitasi. Tetapi bagi Pokja Sanitasi Kota yang sudah terbiasa menyiapkan kegiatan, panduan yang dituliskan mungkin dirasakan terlampau berkepanjangan. Hanya saja perbedaannya adalah bahwa dalam penyusunan Rencana Tindak Sanitasi kali ini tidak hanya dilakukan oleh seseorang, atau beberapa orang dari SKPD tertentu, tetapi oleh beberapa orang dari SKPD yang berlainan. Nampaknya memang sederhana tetapi berdasarkan pengalaman sebelumnya hal tersebut tidak serta merta dapat dilakukan bersama oleh anggota Pokja Sanitasi Kota yang berasal dari berbagai SKPD.

Pada saat manual ini disusun, timbul pertanyaan dari beberapa rekan apakah Rencana Tindak Sanitasi merupakan bagian dari SSK atau mungkin sebagai lampiran SSK. Pertanyaan tersebut timbul sebab agak susah menarik garis tegas antara SSK dengan Rencana Tindak Sanitasi, terutama yang menyangkut penyusunan program dan kegiatan. Untuk sementara kedua hal ini dipisahkan, tetapi apabila nantinya diperoleh pengalaman dari lapangan, maka diharapkan pengalaman tersebut dapat dijadikan umpan balik untuk perbaikan manual ini.

Satu hal yang ditekankan dalam manual ini adalah bahwa dalam menyusun Rencana Tindak Sanitasi Kota, keberadaan Rencana Strategis SKPD tidak dapat diabaikan. Bahkan, Rencana Strategis Kota yang disusun berdasarkan SSK harus dapat dikorelasikan dan sejalan, kalau belum bisa mendukung, Rencana Strategis SKPD tersebut. Dengan demikian, Rencana Tindak Sanitasi akan mendapatkan dukungan dalam hal pendanaan dari SKPD terkait (sebab mendukung Rencana Strategis SKPD). Hal ini umumnya berlaku bagi kota yang menyusun SSK pada saat di tengah-tengah masa jabatan seorang Walikota. Berbeda bilamana SSK dan Rencana Tindak Sanitasi ini disusun pada saat seorang Walikota baru terpilih di mana SSK dan Rencana Tindak Sanitasi dapat menjadi masukan bagi penyusunan Rencana Strategis SKPD.

Beberapa hal masih perlu dikembangkan lebih lanjut dari manual ini. Revisi selanjutnya diharapkan sudah memuat pengalaman di lapangan dari kota-kota ISSDP fase-2, sehingga manual ini semakin lengkap dan bermanfaat bagi Pokja Sanitasi Kota, serta menjadi pegangan bagi seorang City Facilitator. Sebuah manual yang ‘applicable’ (mudah diterapkan) haruslah berdasarkan pengalaman nyata, dan karena pada saat penyusunan kali ini beberapa teori dan metode baru dikenalkan serta belum sempat dicobakan di lapangan, maka jelas manual ini masih mengandung kekurangan.

(12)

3 pendahuluan | Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi

PROSES OUTPUT/PRODUk

Diagram Alir Penyusunan

Rencana Tindak Sanitasi

Pertemuan Konsultasi dengan masing-masing Kepala SKPD

D-06

Lobby ke Walikota & DPRD

D-07

Finalisasi: Rencana Tindak Sanitasi Identifikasi:

Sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan

Susun (Ulang) & tentukan:

Program & kegiatan dalam kerangka waktu pelaksanaan

Prioritas program & kegiatan

D-03

D-04

Persetujuan & Komitmen dari Kepala SKPD

D-08

Siapkan: Draf Rencana Tindak Sanitasi

D-05

Siapkan: Program yang dapat didanai (fundable programs)

Penyiapan proposal program & kegiatan

D-10

Pendekatan ke pemilik dana

D-09

Periksa & tentukan:

Keterkaitan antar setiap program & kegiatan untuk 3 sub-sektor & higiene

D-02

Kaji:

Daftar Panjang dari program dan kegiatan

Hasil pertemuan konsultasi dengan Pokja Sanitasi Provinsi & TTPS

Hasil Monitoring & Evaluasi pelaksanaan kegiatan pada TA sebelumnya

Rencana Strategis SKPD

D-01

YA

Persetujuan & Komitmen dari Walikota & DPRD

YA

TIDAK

TIDAK

Draft Rencana Tindak Sanitasi

(13)
(14)

5 pendahuluan | Penyusunan Rencana Tindak Sanitasi

(15)
(16)

7

Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:

• Daftar program dan kegiatan dari proses penyusunan SSK,

• Hasil konsultasi dengan Pokja Sanitasi Provinsi dan Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS),

• Masukan dari hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan Tahun Anggaran sebelumnya,

• Rencana Strategis SKPD dan korelasinya dengan program dan kegiatan yang diusulkan, • Usulan Musrenbang.

Saat penyusunan SSK, sudah disusun daftar panjang program dan kegiatan untuk ke 3 (tiga) subsektor dan higiene. Daftar panjang tersebut difokuskan pada program jangka menengah, demi mendukung pencapaian rencana jangka panjang. Pertemuan awal dalam proses penyusunan Rencana Tindak Sanitasi ini digunakan untuk mengkaji secara bersama daftar program dan kegiatan yang telah disusun pada tahap penyusunan SSK dan usulan dari Musrenbang.

Pada saat penyusunan SSK, Pokja Sanitasi Kota telah melakukan konsultasi dengan Pokja Provinsi dan Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) di Pemerintah Pusat. Hasil dari pertemuan tersebut perlu disampaikan kepada seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota agar menyiapkan prioritas program dan kegiatan berdasarkan informasi yang diperoleh. Khusus untuk proses penyusunan Rencana Tindak Sanitasi pada tahun ke-2, perlu dikaji hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pada Tahun Anggaran sebelumnya. Kemungkinan diperlukan penambahan program dan kegiatan, atau penyesuaian target untuk pencapaian target sanitasi kota tersebut.

Program dan kegiatan sanitasi yang diusulkan perlu diperiksa korelasinya dengan Rencana Strategis masing-masing SKPD. Sejauh memungkinkan, anggota Pokja Sanitasi Kota perlu memahami Rencana Strategis SKPD masing-masing, sehingga kegiatan sanitasi yang diusulkan melalui SSK mendukung Rencana Strategis SKPD, atau berpeluang disisipkan

D-01

Kaji Informasi Terkait

• Daftar Panjang Program dan Kegiatan

• Hasil pertemuan konsultasi dengan Pokja Sanitasi Provinsi dan Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS)

• Hasil Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran sebelumnya

(17)

8 modul d-01 | Kaji: Daftar Panjang Program, Hasil Pertemuan, Monev, Renstra SKPD, lainnya

sebagai bagian dari Rencana Strategis SKPD. Dengan demikian, kegiatan yang disusun akan mendapatkan dukungan dari masing-masing SKPD.

Siapa yang melaksanakan?

Anggota Pokja Sanitasi Kota, difasilitasi oleh fasilitator (City Facilitator atau orang yang ditunjuk dari anggota Pokja Sanitasi Kota untuk bertindak sebagai fasilitator).

Berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Diperkirakan satu (1) kali pertemuan dalam rapat Pokja.

Ringkasan langkah-langkah pelaksanaan

1. Paparkan daftar panjang program dan kegiatan sesuai SSK.

2. Paparkan usulan dari Musrenbang kelurahan.

3. Informasikan hasil Pertemuan Konsultasi dengan Pokja Provinsi dan Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) Pusat. 4. Diskusikan hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan sanitasi Tahun Anggaran sebelumnya.

5. Korelasikan usulan progam sanitasi dengan Rencana Strategis SKPD terkait. 6. Buat kesimpulan dan kesepakatan.

7. Rekam hasil pertemuan tersebut dan bagikan.

8. Tugaskan beberapa anggota Pokja Sanitasi Kota membuat persiapan bagian D-02.

Korelasi dengan modul/kegiatan lainnya:

-Referensi terkait

– Dokumen SSK
(18)

9 modul d-01 | Kaji: Daftar Panjang Program, Hasil Pertemuan, Monev, Renstra SKPD, lainnya

Langkah-langkah pelaksanaan

Langkah 1:

Paparkan program dan kegiatan sesuai yang tertera dalam dokumen SSK

Dimaksudkan untuk mengingat kembali dan mendapatkan pemahaman bersama dari seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota tentang program dan kegiatan yang tertera dalam dokumen SSK.

Langkah 2:

Paparkan usulan dari Musrenbang kelurahan

Mempunyai maksud yang sama dengan Langkah-1.

Langkah 3:

Informasi hasil Pertemuan Konsultasi dengan Pokja Provinsi dan Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS)

dari Pusat

Informasi yang diberikan dimaksudkan agar seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota memiliki bahan pertimbangan dalam menyusun prioritas program dan kegiatan.

Langkah 4:

Diskusikan hasil pemantauan dan evaluasi

Hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program sanitasi pada Tahun Anggaran sebelumnya perlu dibahas sebagai masukan terhadap perlu tidaknya dilakukan penyesuaian program, kegiatan ataupun target pada rencana tindak tahun mendatang.

Langkah 5:

Korelasikan usulan program sanitasi dengan Rencana Strategis setiap SKPD terkait

Usulan program dan kegiatan sanitasi harus selaras dengan program yang tertera dalam Rencana Strategi SKPD

masing-masing, untuk menjamin kepastian penganggaran oleh SKPD tersebut.

Paparkan:

Daftar Panjang Program &

Kegiatan

Usulan dari Musrenbang

Kelurahan

Hasil pertemuan konsultasi

dengan Pokja Sanitasi Provinsi & TTPS

Diskusikan:

Hasil Monev kegiatan sanitasi

Tahun Anggaran sebelumnya Korelasikan program & kegiatan

sanitasi dengan Renstra SKPD

Pembahasan & kesimpulan

Rekam hasil pembahasan

Tugaskan: Anggota Pokja Sanitasi Kota

untuk membuat persiapan langkah D-02

(19)

10 modul d-01 | Kaji: Daftar Panjang Program, Hasil Pertemuan, Monev, Renstra SKPD, lainnya

Langkah 6:

Buat kesimpulan dan kesepakatan

Pembahasan di antara anggota Pokja Sanitasi Kota perlu disimpulkan dan disepakati bersama. Walaupun kesimpulan tersebut mungkin masih bersifat sementara, tetapi seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota sudah memiliki perkiraan tentang program kegiatan yang akan diprioritaskan.

Langkah 7:

Rekam hasil pertemuan dan bagikan

Dibuat rekaman hasil pertemuan yang kemudian dibagikan ke seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota (termasuk kepada Tim Pengarah).

Langkah 8:

Tugaskan beberapa anggota Pokja Sanitasi Kota untuk membuat draf bahan pembahasan Langkah D-02.

Daftar centang (check-list) hasil modul D-01

o

Dipaparkannya daftar panjang program dan kegiatan sesuai yang tertera dalam SSK

o

Dipaparkannya usulan hasil Musrenbang kelurahan

o

Diinformasikannya hasil Pertemuan Konsultasi dengan Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS

o

Diinformasikannya hasil pemantauan/monitoring dan evaluasi kegiatan Tahun Anggaran sebelumnya

o

Adanya korelasi antara program dan kegiatan sanitasi dengan Rencana Strategis SKPD

o

Dicapainya kesimpulan dan kesepakatan

o

Tersedianya rekaman hasil pertemuan
(20)

11

Periksa dan Tentukan:

Keterkaitan antara setiap program dan kegiatan

D-02

Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:

Adanya ‘peta’ keterkaitan pelaksanaan antara setiap program dan kegiatan, yang sudah disusun dalam daftar program dan kegiatan pada Tahap-C: Penyusunan Strategi Sanitasi Kota.

Dalam dokumen Strategi Sanitasi Kota tercantum daftar program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka pendek dan jangka menengah, demi mendukung visi jangka panjang. Bagian ini akan ‘mengurutkan’ antara satu program dan kegiatan dengan program serta kegiatan lain, yang pelaksanaannya saling berhubungan/saling terkait.

Hasil dari menyusun urutan ini memberikan gambaran program dan kegiatan yang saling berkaitan, serta program dan kegiatan lain yang dapat dilakukan secara individual. Selanjutnya, hasil tersebut dijadikan dasar untuk menyusun jadwal waktu pelaksanaan keseluruhan program dan kegiatan, dengan penekanan pada jadwal program jangka pendek dan jangka menengah (bagian D-03).

Catatan:

(21)

12 modul d-02 | Periksa dan Tentukan: Ketergantungan antar setiap Program & Kegiatan

Siapa yang melaksanakan?

Pokja Sanitasi Kota dengan difasilitasi oleh City Facilitator. Anggota Pokja Sanitasi Kota yang ditugaskan sudah melakukan persiapan sebelumnya.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Satu sampai dua kali rapat internal Pokja Sanitasi Kota.

Ringkasan langkah-langkah pelaksanaan

1. Paparkan draf keterkaitan program dan kegiatan yang sudah disusun oleh anggota Pokja Sanitasi Kota, yang ditugaskan untuk menyiapkan draf tersebut.

2. Diskusikan dan sepakati hasilnya. 3. Buat rekamannya.

4. Tugaskan anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyiapkan draf bahan pembahasan bagian D-03.

Korelasi dengan modul/kegiatan lainnya:

Referensi terkait

Langkah-langkah pelaksanaan

Langkah 1:
(22)

13 modul d-02 | Periksa dan Tentukan: Ketergantungan antar setiap Program & Kegiatan

Agar paparan berjalan efektif, maka draf keterkaitan program dan kegiatan berdasarkan subsektor dan higiene sebaiknya dibagikan ke seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota, paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pertemuan. Draf tersebut adalah bahan yang sudah disiapkan oleh anggota Pokja Sanitasi Kota yang mendapat tugas untuk itu. Ilustrasi pada Lampiran D-02_1, D-02_2 dan D-02_3 menunjukkan peta keterkaitan tersebut.

Langkah 2:

Sepakati hasilnya dan buat rekaman pertemuan

Langkah 3:

Tugaskan anggota Pokja Sanitasi Kota yang akan membuat draf pembahasan langkah D-03

Daftar centang (check-list) hasil modul D-02

o

Dibagikannya draf keterkaitan program dan kegiatan yang sudah disusun oleh anggota Pokja Sanitasi Kota yang ditugaskan

o

Dipaparkannya draf keterkaitan program dan kegiatan dalam rapat internal Pokja Sanitasi Kota

o

Disepakati hasilnya dan dibuat rekaman hasil pertemuan

o

Ditugaskannya anggota Pokja Sanitasi Kota yang akan membuat draf pembahasan langkah D-03

Paparkan:

Draf ‘peta’ keterkaitan antara setiap

program dan kegiatan

Sepakati hasilnya dan buat rekaman

hasil pertemuan

Tugaskan:

Anggota Pokja Sanitasi Kota untuk

menyiapkan draf pembahasan langkah

(23)
(24)

15

D-03

Susun (Ulang) dan Tentukan:

• Program dan Kegiatan dalam Kerangka Waktu Pelaksanaan

• Prioritas Program dan Kegiatan

Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:

• Tersusunnya program dan kegiatan dalam kerangka waktu pelaksanaan, • Tersusunnya program dan kegiatan berdasarkan kriteria prioritas.

Setelah keterkaitan antara program dan kegiatan disepakati dalam bagian D-02, selanjutnya untuk masing-masing program dan kegiatan akan ditentukan kebutuhan waktu pelaksanaannya. Kemungkinan setiap kegiatan tersebut perlu dirinci dalam sub-kegiatan dan untuk masing-masing sub-kegiatan perlu dibuat perkiraan waktu pelaksanaannya. Perlu juga diperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk proses administrasi (misalnya proses tender), termasuk ketentuan waktu penganggaran di kota.

Penyusunan tersebut dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu:

a. Bila dipandang perlu dan memudahkan, buat rincian kegiatan ke dalam sub-kegiatan, b. Susun indikasi kebutuhan waktu setiap kegiatan masing-masing subsektor,

c. Periksa faktor ketergantungan masing-masing program (sebagaimana disusun dalam bagian D-02). Karena tidak semua program dapat dijalankan secara bersamaan (sebab adanya kesalingterkaitan tersebut), maka akan terlihat jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan setiap subsektor. Hasil kegiatan ini memberikan input untuk penyempurnaan klasifikasi kegiatan -yang sebelumnya diindikasikan ke dalam kegiatan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang

(25)

16 modul d-03 | Susun dan Tentukan: Program & Kegiatan Dalam Kerangka Waktu Pelaksanaan serta Prioritas

kegiatan. Sedangkan pada tahun-tahun lain, kegiatan lebih sedikit. Hal ini akan dianalisis pada langkah selanjutnya pada bagian ini.

Prioritas program dan kegiatan disusun dengan memerhatikan pertimbangan-pertimbangan internal kota dan eksternal (pertimbangan dari Provinsi dan Pusat).

Pertimbangan internal di antaranya adalah:

Jumlah penerima manfaat (jumlah penduduk terlayani). Makin banyak jumlah penerima manfaat maka makin berpeluang kegiatan tersebut menjadi prioritas.

Jumlah penduduk berpenghasilan rendah yang terlayani dan pelibatan jender. Semakin banyak penduduk berpenghasilan rendah yang mendapatkan layanan dari program dan kegiatan dimaksud, semakin besar peluangnya menjadi program dan kegiatan prioritas.

Pertimbangan politis/keuntungan strategis untuk kota. Seringkali didasarkan pertimbangan skala lokal, regional ataupun nasional. Pemanfaatan momentum yang ada akan memberikan keuntungan strategis bagi kota tersebut dalam jangka panjang. Pertimbangan politis kota sebaiknya sudah dipahami oleh Pokja Sanitasi Kota saat pertemuan konsultasi dengan Tim Pengarah pada Tahap-C: Penyusunan Strategi Sanitasi Kota.

Pemulihan biaya. Infrastruktur tidak hanya dibangun tetapi juga perlu dipelihara. Oleh karenanya, kegiatan fisik yang punya kemungkinan besar dalam pemulihan biaya, melalui retribusi atau sejenisnya, akan lebih besar potensinya untuk menjadi kegiatan prioritas.

Ketersediaan Sumberdaya Manusia. Salah satu kriteria yang perlu dipertimbangkan adalah ketersediaan sumberdaya manusia (dalam SKPD terkait) untuk melaksanakan program dan Satuan Kerja (Satker), berikut tenaga pendukung lainnya.

Korelasi dengan Rencana Strategis SKPD. Karena kegiatan yang berkorelasi jelas dengan Rencana Strategis SKPD, maka lebih besar kemungkinan anggarannya diusulkan oleh SKPD bersangkutan, dan seharusnya hal tersebut menjadi salah satu kriteria prioritas. Alternatifnya adalah, program dan kegiatan tersebut nantinya harus ‘dibahasakan’ sesuai nomenklatur yang tertera dalam Renstra SKPD (pada saat penyiapan anggaran di SKPD).

Prioritas program dan kegiatan di Provinsi dan Pusat serta dukungan pendanaannya. Informasi ini semestinya sudah diperoleh pada saat pertemuan konsultasi dengan Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS di Tahap-C: Penyusunan Rencana Strategi Sanitasi Kota.

Data historis atas realisasi belanja sanitasi per subsektor. Dengan asumsi bahwa kebutuhan anggaran sanitasi akan meningkat setelah tersusunnya Rencana Strategis Sanitasi Kota, maka data historis tersebut akan memberikan perkiraan (sense) kepada anggota Pokja Sanitasi Kota. Utamanya mengenai berapa besar biaya yang dianggap ‘layak’

untuk diajukan dalam Rencana Tindak Sanitasi ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) ataupun Panitia Anggaran DPRD. Data historis ini dapat membantu memberikan argumen untuk pengajuan anggaran.

Walaupun layanan terhadap masyarakat berpenghasilan rendah merupakan salah satu pertimbangan dalam program pembangunan sanitasi, tetapi Pokja Sanitasi Kota perlu memahami kemungkinan akan ada kendala bila beban biaya untuk mendapatkan layanan tersebut (misalnya, biaya penyambungan ke fasilitas sanitasi) dan biaya O&M (dalam bentuk retribusi) dibebankan seluruhnya ke masyarakat berpenghasilan rendah. Perlu dipertimbangkan mekanisme guna memastikan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan layanan sanitasi secara memadai, sementara kebutuhan biaya pembangunan serta O&M tetap dapat dipenuhi. Di sini Pemerintah Kota perlu menyediakan anggaran memadai untuk menutup kebutuhan biaya tersebut (terutama biaya O&M), agar sistem yang dibangun dapat berfungsi sebagaimana seharusnya dan berkelanjutan.

Buat rincian sub-kegiatan untuk

setiap kegiatan

Bahas dan sepakati bersama

Paparkan:

Draf kebutuhan waktu pelaksanaan

untuk setiap kegiatan

dari masing-masing subsektor

Paparkan:

(26)

17 modul d-03 | Susun dan Tentukan: Program & Kegiatan Dalam Kerangka Waktu Pelaksanaan serta Prioritas

Pertimbangan lain yang dianggap penting

Siapa yang melaksanakan?

Pokja Sanitasi Kota dengan difasilitasi oleh City Facilitator.

Kehadiran anggota Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS dalam rapat tersebut akan membantu memberikan masukan, utamanya mengenai kebijakan dan program prioritas terkait sanitasi di tingkat Provinsi ataupun Pusat. Langkah praktisnya, kehadiran Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS dimulai pada pertemuan ke-2, saat dimulai penyusunan kriteria prioritas kegiatan (lihat ringkasan langkah-langkah pelaksanaan di bawah ini).

Berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Dua sampai tiga (2-3) kali rapat Pokja Sanitasi Kota, dengan persiapan sebelumnya oleh anggota Pokja Sanitasi Kota yang ditugaskan.

Ringkasan langkah-langkah pelaksanaan

1. Paparkan draf sub-kegiatan untuk setiap kegiatan.

2. Paparkan draf kebutuhan waktu pelaksanaan setiap kegiatan untuk masing-masing subsektor. 3. Paparkan draf jadwal waktu pelaksanaan seluruh kegiatan.

4. Susun dan sepakati kriteria prioritas kegiatan.

5. Lakukan pemilihan kegiatan berdasarkan kriteria prioritas. 6. Bahas dan sepakati bersama.

7. Penugasan anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyiapkan draf langkah D-04. Catatan:

Apabila penyusunan Rencana Tindak ini disiapkan untuk tahun ke-2 sampai akhir program jangka menengah, maka bagian ini relatif sudah tidak perlu dilakukan lagi. Kecuali berdasarkan hasil pemantauan/monitoring dan evaluasi (Monev) memang diidentifikasi perlunya penambahan kegiatan lain.

Anggota Pokja Sanitasi Kota perlu mengkaji pernyataan ini secara mendalam. Sanitasi berhubungan dengan tindakan pencegahan dan oleh

karenanya hasil yang diperoleh adalah manfaat (beneit), bukan keuntungan (profit). Dari segi fungsinya, retribusi seharusnya tidak dilihat sebagai

sumber pendapatan tetapi lebih sebagai alat kontrol.

Paparkan:

Draf kebutuhan waktu pelaksanaan untuk setiap kegiatan dari masing-masing subsektor

Paparkan:

Draf sub-kegiatan untuk setiap kegiatan

Paparkan:

Draf jadwal waktu pelaksanaan seluruh kegiatan untuk setiap subsektor

Paparkan:

Draf jadwal waktu pelaksanaan seluruh kegiatan

Susun dan sepakati kriteria prioritas kegiatan

Lakukan pemilihan kegiatan berdasarkan kriteria prioritas

Penugasan anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyiapkan draf langkah D-04

(27)

18 modul d-03 | Susun dan Tentukan: Program & Kegiatan Dalam Kerangka Waktu Pelaksanaan serta Prioritas

Korelasi dengan modul/kegiatan lainnya:

Referensi Terkait

Langkah-langkah pelaksanaan

Langkah 1:

Paparkan draf rincian sub-kegiatan untuk setiap kegiatan

Draf ini dipaparkan oleh anggota/kelompok anggota Pokja Sanitasi Kota yang ditugaskan untuk menyiapkannya (penugasan tersebut ditetapkan saat pembahasan D-02).

Langkah 2:

Paparkan draf kebutuhan waktu pelaksanaan bagi setiap kegiatan untuk masing-masing subsektor

Draf ini dipaparkan oleh anggota/kelompok anggota Pokja Sanitasi Kota yang ditugaskan untuk menyiapkannya (penugasan tersebut ditetapkan saat pembahasan D-02).

Langkah 3:

Paparkan draf jadwal waktu pelaksanaan seluruh kegiatan untuk masing-masing subsektor

Draf jadwal waktu pelaksanaan ini telah mempertimbangkan program yang saling terkait, termasuk kebutuhan waktu untuk proses administrasinya. Draf ini dipaparkan oleh anggota/kelompok anggota Pokja Sanitasi Kota yang ditugaskan untuk menyiapkannya (penugasan tersebut ditetapkan saat pembahasan D-02). Lampiran D-03_1 memperlihatkan ilustrasi tersebut.

(28)

19 modul d-03 | Susun dan Tentukan: Program & Kegiatan Dalam Kerangka Waktu Pelaksanaan serta Prioritas

Langkah 4:

Susun dan sepakati kriteria prioritas kegiatan

Pembahasan pada bagian ini sebaiknya dihadiri oleh Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS, guna mendapatkan masukan tentang prioritas program sanitasi di tingkat Provinsi dan Pusat.

Langkah 5:

Lakukan pemilihan kegiatan berdasarkan kriteria prioritas

Kemungkinan diperlukan pembobotan untuk masing-masing prioritas tersebut. Langkah 6:

Bahas dan sepakati bersama

Setelah kesepakatan, dibuat rekamannya untuk dibagikan kepada seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota, Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS, serta anggota Tim Pengarah.

Langkah 7:

Penugasan anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyiapkan langkah D-04

Kemungkinan beberapa kegiatan akan menumpuk pada tahun yang sama. Hal ini mungkin saja terjadi, karena belum

(29)

20 modul d-03 | Susun dan Tentukan: Program & Kegiatan Dalam Kerangka Waktu Pelaksanaan serta Prioritas

Daftar centang (check-list) hasil modul D-03

o

Dipaparkannya draf rincian sub-kegiatan untuk setiap kegiatan

o

Dipaparkannya draf kebutuhan waktu bagi setiap kegiatan untuk masing-masing sub sektor

o

Dipaparkannya draf jadwal waktu pelaksanaan seluruh kegiatan

o

Disusun dan disepakatinya kriteria prioritas kegiatan

o

Dilakukannya pemilihan kegiatan berdasarkan kriteria prioritas kegiatan

o

Dilakukannya pembahasan, kesepakatan, rekaman kesepakatan dan membagikan rekaman kesepakatan tersebut
(30)

21

D-04

Identifikasi:

Sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan

Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:

Teridentiikasinya sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan.

Perkiraan sumber dana untuk mendukung kegiatan yang disiapkan sudah diidentifikasi sejak tahap penyusunan Strategi Sanitasi Kota. Merujuk ke pertemuan dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Panitia Anggaran, Pokja Sanitasi Provinsi maupun TTPS (padaLangkah CB-06), maka seharusnya besaran dana yang dapat dialokasikan berikut persyaratan yang diperlukan sudah dapat diperkirakan lebih pasti. Demikian juga, pertemuan dengan Pokja Sanitasi Provinsi dan TTPS pada langkah sebelumnya (D-03) memberikan indikasi kegiatan yang dapat dilaksanakan dan berikut ketersediaan dananya.

Langkah ini mengidentifikasi sumber pendanaan tersebut dan sumber pendanaan alternatif di luar APBD Kota/Provinsi

maupun APBN. Umumnya Pokja Sanitasi Kota/Pemerintah Kota perlu menyiapkan proposal guna mendapatkan sumber

pendanaan alternatif tersebut, dan kadang perlu melakukan beberapa kegiatan lain guna memobilisasi dana.

Untuk mendapatkan kepastian sumber pendanaan alternatif, sebelumnya perlu dilakukan usaha-usaha untuk memastikan

tersedianya dana tersebut, persyaratan yang dibutuhkan, termasuk kesiapan Pemerintah Kota untuk memenuhi persyaratan tersebut. Walaupun kegiatan ini dicantumkan sebagai bagian dari D-04, tetapi usaha untuk memperoleh informasi tersebut disarankan sudah dilakukan pada bagian-bagian sebelumnya (misalnya pada saat kegiatan konsultasi publik pada tahap penyusunan Strategi Sanitasi Kota di bagian CB-05).

(31)

22

Sebagaimana diketahui, tanggung jawab pengelolaan limbah berada di Pemerintah Kota. Karena itu, tampaknya sukar bagi sumber pendanaan alternatif (APBD Provinsi, APBN ataupun sumber lain) untuk membiayai seluruh kegiatan, baik sejak limbah dihasilkan maupun sampai limbah sudah dapat dibuang secara aman ke lingkungan. Bantuan pembiayaan

mungkin hanya pada beberapa bagian dari seluruh rangkaian pengelolaan limbah. Untuk itu, langkah pertama yang perlu

dilakukan adalah memecah kegiatan sanitasi ke dalam beberapa bagian (unbundling). Diagram Sistem Sanitasi dapat digunakan untuk membantu melakukan analisis tersebut. Sebagai bahan diskusi anggota Pokja Sanitasi Kota, dilampirkan Diagram Sistem Sanitasi dengan identifikasi kemungkinan sumber pendanaan tersebut (lihat Lampiran D-04_1, D-04_2 dan D-04_3).

Tidak tertutup kemungkinan, kegiatan yang sudah diidentifikasi untuk dibiayai APBD Kota (pada tahap D-03) ternyata berpotensi dibiayai dari sumber dana alternatif. Pokja Sanitasi Kota kemudian dapat memutuskan, apakah diperlukan revisi terhadap identifikasi dalam langkah D-03.

Siapa yang melaksanakan?

Anggota Pokja Sanitasi Kota, dengan dipandu oleh fasilitator (City Facilitator atau orang yang ditunjuk dari anggota Pokja Sanitasi Kota untuk bertindak sebagai fasilitator).

Berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Diperkirakan satu sampai dua (1–2) kali pertemuan rapat Pokja.

Ringkasan langkah-langkah pelaksanaan

1. Paparkan potensi sumber dana alternatif berdasarkan informasi yang sudah diperoleh Pokja Sanitasi Kota. 2. Paparkan program dan kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan dalam 3-5 tahun ke depan. 3. Analisis sumber dana alternatif dengan menggunakan contoh Diagram Sistem Sanitasi terlampir.

4. Lakukan pertemuan awal dengan pihak swasta dan donor potensial serta masyarakat, untuk memperoleh informasi mengenai potensi sumber pendanaan di luar APBD dan APBN.

5. Tugaskan anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyusun draf Rencana Tindak Sanitasi.

Korelasi dengan modul/kegiatan lainnya:

(32)

23 modul d-04 | Identiikasi Sumber Pendanaan yang dapat dimanfaatkan

Referensi terkait

Langkah-langkah pelaksanaan

Langkah 1:

Paparkan potensi sumber dana alternatif berdasarkan informasi yang sudah dimiliki oleh Pokja Sanitasi Kota

Langkah 2:

Paparkan program dan kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan dalam 3–5 tahun mendatang dan

identifikasi sumber dananya

Langkah 3:

Analisis sumber dana alternatif dengan menggunakan Diagram Sistem Sanitasi terlampir

1. Gunakan Diagram Sistem Sanitasi terlampir sebagai acuan. 2. Bahas sumber dana yang memungkinkan untuk digunakan.

Langkah 4:

Lakukan pertemuan awal dengan pihak swasta, donor dan masyarakat

Pertemuan dengan pihak swasta dan donor dimaksudkan untuk hal-hal berikut:

• Menjelaskan program sanitasi kota yang akan dikembangkan di kota tersebut,

• Menjelaskan manfaat yang akan diperoleh pihak swasta apabila mendukung program sanitasi di kota tersebut, • Menangkap visi dan misi pihak swasta/donor tersebut, agar dapat dicari hubungannya dengan program sanitasi yang

akan dijalankan dan menjadi bahan penyiapan proposal,

• Menyepakati langkah-langkah selanjutnya.

Pertemuan dengan masyarakat disarankan menggunakan teknik-teknik ‘Metode Mini-MPA dengan 4 tools’ atau ‘Minimum Requirement Mini-MPA dengan 2 tools’. Selain mencari kemungkinan pendanaan dari masyarakat, pertemuan dan hasil pertemuan ini menjadi masukan untuk penyiapan proposal mencari dana dari donor (LSM, atau sumber lainnya).

Paparkan:

Program dan kegiatan yang

direncanakan (3-5 tahun) dan

identiikasi sumber dananya

Paparkan:

Potensi sumber dana alternatif

Analisis:

Sumber dana alternatif

Pertemuan awal dengan pihak swasta

atau donor potensial serta masyarakat

(33)

24 modul d-04 | Identiikasi Sumber Pendanaan yang dapat dimanfaatkan

Langkah 5:

Tugaskan beberapa anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyusun Draf Rencana Tindak Sanitasi Kota

Berdasarkan hasil yang diperoleh, tugaskan beberapa anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyusun draf rencana Tindak Sanitasi.

Daftar centang (check-list) hasil modul D-04

o

Dipaparkannya potensi sumber dana alternatif berdasarkan informasi yang sudah dimiliki Pokja Sanitasi Kota

o

Dipaparkannya program dan kegiatan yang direncanakan berikut identifikasi sumber dana

o

Dilakukannya analisis sumber dana alternatif

o

Diselenggarakannya pertemuan awal dengan sumber dana alternatif di luar APBD dan APBN
(34)

25

D-05

Penyiapan Rencana Tindak Sanitasi

Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:

Tersusunnya Draf Rencana Tindak Sanitasi.

Rencana Tindak Sanitasi disusun untuk jangka waktu program jangka menengah, dengan tetap memerhatikan rencana jangka panjang (20–25 tahun). Fokus penganggaran adalah untuk kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan pada tahun-tahun selanjutnya.

(35)

26 modul d-05 | Penyiapan Rencana Tindak Sanitasi

Siapa yang melaksanakan?

Anggota Pokja Sanitasi Kota, dengan dipandu oleh fasilitator (City Facilitator atau orang yang ditunjuk dari anggota Pokja Sanitasi Kota untuk bertindak sebagai fasilitator).

Berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Diperkirakan 3–4 kali pertemuan rapat Pokja.

Ringkasan langkah-langkah pelaksanaan

1. Paparkan draf Rencana Tindak Sanitasi yang sudah disiapkan oleh anggota Pokja Sanitasi Kota yang ditugaskan. 2. Bahas dan sepakati bersama anggota Pokja Sanitasi Kota.

3. Tetapkan nomenklatur program dan kegiatan yang akan digunakan oleh masing-masing SKPD (dalam rapat internal Pokja Sanitasi Kota).

4. Siapkan RKA terkait sanitasi dan Program Digest (program tertentu) untuk masing-masing SKPD (dalam rapat internal Pokja Sanitasi Kota).

5. Masukkan indikator ke tabel Pemantauan/Monitoring dan Evaluasi (Monev).

6. Siapkan proposal Rencana Tindak Mendesak.

Korelasi dengan modul/kegiatan lainnya:

(36)

27 modul d-05 | Penyiapan Rencana Tindak Sanitasi

Langkah-langkah pelaksanaan

Langkah 1:

Paparkan draf Rencana Tindak Sanitasi yang sudah disiapkan oleh anggota Pokja Sanitasi Kota

Langkah 2:

Bahas dan sepakati bersama anggota Pokja Sanitasi Kota

Langkah 3:

Tetapkan nomenklatur program dan kegiatan yang akan digunakan oleh masing-masing SKPD

Program dan kegiatan yang sudah disepakati oleh Pokja Sanitasi Kota selanjutnya disiapkan untuk menjadi usulan kegiatan SKPD yang disepakati. Nomenklaturnya disesuaikan agar mendukung Rencana Strategis SKPD masing-masing dengan memerhatikan Permendagri-13/2006 dan Permendagri 59/2008.

Hal yang penting diperhatikan adalah bahwa penyusunan ini harus dilakukan dalam forum rapat internal Pokja Sanitasi Kota, demi menjamin bahwa penyesuaian nomenklatur tersebut dilakukan dengan benar dan sesuai jadwal waktu. Tabel dalam Lampiran D-05_1 dapat digunakan untuk menyusun program dan kegiatan tersebut.

Langkah 4:

Siapkan RKA terkait sanitasi dan Program Digest (program tertentu) untuk masing-masing SKPD

Setelah menyusun nomenklatur untuk program dan kegiatan yang akan diusulkan melalui SKPD, selanjutnya anggota Pokja Sanitasi Kota dari masing-masing SKPD tersebut menyusun RKA. Sebagaimana langkah sebelumnya, penyusunan ini harus dilakukan dalam forum rapat internal Pokja Sanitasi Kota demi menjamin penyusunan RKA dilakukan sesuai jadwal waktu.

Program Digest dibutuhkan untuk beberapa program terpilih, terutama bila sumber pendanaan berasal dari luar APBD Kota. Contoh Program Digest diperlihatkan dalam Lampiran D-05_2.

Langkah 5:

Masukkan indikator ke tabel Pemantauan/Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Sebagai acuan adalah manual Tahap-E: Monitoring dan Evaluasi.

Tetapkan:

Nomenklatur program dan kegiatan

yang akan digunakan SKPD

(dalam rapat internal Pokja Sanitasi Kota)

Paparkan:

Draf Rencana Tindak Sanitasi

Bahas dan sepakati bersama

anggota Pokja Sanitasi

Siapkan:

RKA terkait sanitasi untuk SKPD &

Program Digest (untuk program/

kegiatan tertentu)

(dalam rapat internal Pokja Sanitasi Kota)

Siapkan Rencana Kegiatan

Mendesak

(37)

28 modul d-05 | Penyiapan Rencana Tindak Sanitasi

Langkah 6:

Siapkan Rencana Tindak Mendesak

Merupakan rencana tindak sanitasi yang dapat segera dilaksanakan di area/kelurahan prioritas (lihat Buku Putih Sanitasi Kota) tanpa memerlukan perencanaan mendalam. Pendanaannya oleh sumber APBD Kota atau sumber dana alternatif lainnya yang relatif mudah diperoleh.

Daftar centang (check-list) hasil modul D-05

o

Dipaparkannya draf Rencana Tindak Sanitasi

o

Dilakukannya pembahasan dan kesepakatan oleh anggota Pokja Sanitasi Kota

o

Ditetapkannya nomenklatur program dan kegiatan untuk setiap SKPD

o

Disiapkannya RKA untuk masing-masing SKPD dan Program Digest (untuk program tertentu)

o

Tersedianya indikator untuk tabel Pemantauan/Monitoring dan Evaluasi (Monev)
(38)

29

D-06

Pertemuan Konsultasi dengan

Kepala SKPD

Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:

Diperolehnya persetujuan dari Kepala SKPD untuk draf Rencana Tindak Sanitasi.

(39)

30 modul d-06 | Pertemuan Konsultasi dengan Kepala SKPD

Siapa yang melaksanakan?

Pokja Sanitasi Kota (Tim Teknis) kepada masing-masing Kepala SKPD. City Facilitator dapat berperan aktif dalam pertemuan ini, atau bertindak sebagai nara sumber yang membantu Pokja Sanitasi Kota (Tim Teknis) dalam memberikan jawaban.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Diperkirakan 1 kali pertemuan untuk masing-masing Kepala SKPD.

Langkah-langkah pelaksanaan

1. Siapkan bahan paparan.

2. Paparkan (draf ) Rencana Tindak Sanitasi Kota.

3. Dapatkan persetujuan dan dukungan dari Kepala SKPD.

4. Dapatkan dukungan Kepala SKPD untuk advokasi dan lobi ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

Referensi terkait

Paparkan:

Draf Rencana Tindak sanitasi

Dapatkan:

Persetujuan dan dukungan dari

Kepala SKPD

Dapatkan:

Dukungan dari Kepala SKPD untuk

advokasi dan lobi ke TAPD

(40)

31 modul d-06 | Pertemuan Konsultasi dengan Kepala SKPD

Langkah-langkah pelaksanaan

Langkah 1:

Siapkan bahan paparan

Langkah 2:

Paparkan (draf ) Rencana Tindak Sanitasi Kota

Langkah 3:

Dapatkan persetujuan dari Kepala SKPD untuk draf Rencana Tindak Sanitasi Kota

Langkah 4:

Dapatkan dukungan dari Kepala SKPD untuk advokasi dan lobi ke Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)

Advokasi dan lobi ke TAPD sifatnya meneruskan lobi yang sudah dilakukan pada Tahap-C: Penyusunan Strategi Sanitasi Kota. Langkah praktisnya dapat dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kota, tetapi adanya dukungan nyata dari masing-masing Kepala SKPD setidaknya harus bisa ‘terbaca’ oleh anggota TAPD. Pertemuan antara Tim Pengarah dengan TAPD merupakan sebuah alternatif.

Daftar centang (check-list) hasil modul D-06

o

Disiapkannya bahan paparan

o

Dipaparkannya draf Rencana Tindak Sanitasi Kota

o

Diperolehnya persetujuan Kepala SKPD untuk draf Rencana Tindak Sanitasi Kota
(41)
(42)

33

D-07

Audiensi dan Lobi

Ke Walikota dan DPRD setempat

Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:

Adanya dukungan dari Walikota dan DPRD setempat terhadap Rencana Tindak Sanitasi.

Melanjutkan audiensi dengan TPAD dan Panitia Anggaran DPRD yang sudah dilaksanakan pada saat penyiapan Strategi Sanitasi Kota. Audiensi dan lobi ini difokuskan untuk mendapatkan kepastian besarnya pendanaan yang dibutuhkan.

Untuk itu, dilakukan juga audiensi ke Walikota dan DPRD. Audiensi ini akan efektif bila dilakukan oleh Tim Pengarah,

(43)

34 modul d-07 | Audiensi & Lobby ke Walikota dan DPRD

Siapa yang melaksanakan?

Tim Pengarah Pokja Sanitasi Kota, didampingi Tim Teknis Pokja Sanitasi Kota.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Diperkirakan setidaknya masing-masing 1 kali pertemuan (dengan Walikota dan DPRD)

Langkah-langkah pelaksanaan

1. Paparkan draf Rencana Tindak Sanitasi.

2. Paparkan perkiraan kebutuhan dana keseluruhan.

3. Mendapatkan dukungan dari Walikota untuk mengupayakan sumber dana alternatif.

Referensi terkait

Paparkan:

Draf Rencana Tindak snitasi

Paparkan:

(44)

35 modul d-07 | Audiensi & Lobby ke Walikota dan DPRD

Langkah-langkah pelaksanaan

Langkah 1:

Paparkan Rencana Tindak Sanitasi Kota

Pada kesempatan ini dipaparkan gambaran Rencana Tindak Sanitasi termasuk di antaranya: 1. Target pencapaian dan manfaat strategis yang akan diterima kota,

2. Momentum dalam skala regional dan nasional yang dapat dimanfaatkan, 3. Citra yang akan diperoleh kota tersebut.

Langkah 2:

Paparkan perkiraan kebutuhan dana keseluruhan

Disampaikan perkiraan kebutuhan dana yang dibutuhkan, termasuk usaha yang akan dilakukan untuk menggalang dana dari luar APBD Kota.

Langkah 3:

Dukungan Walikota untuk mendapatkan sumber pendanaan alternatif

Sumber pendanaan alternatif dari pihak donor (lokal, regional, nasional) sangat mungkin diperoleh, tetapi apabila

pertemuan dengan pemilik dana hanya dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kota maka hasilnya seringkali tidak optimum. Untuk

menggalang sumber pendanaan alternatif tersebut, disarankan agar diadakan pertemuan semi-formal antara Walikota dengan pemilik sumber dana.

Daftar centang (check-list) hasil modul D-07

o

Dipaparkannya Rencana Tindak Sanitasi Kota

o

Dipaparkannya perkiraan kebutuhan dana keseluruhan

o

Diperolehnya persetujuan/dukungan dari Walikota

o

Diperolehnya persetujuan/dukungan dari DPRD

o

Bersedianya Walikota untuk bertemu dengan pemilik sumber dana alternatif
(45)
(46)

37

D-08

Penyelesaian Rencana Tindak Sanitasi

Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:

Diselesaikannya Rencana Tindak Sanitasi.

(47)

38 modul d-08 | Penyelesaian Rencana Tindak Sanitasi

Siapa yang melaksanakan?

Anggota Pokja Sanitasi Kota, dengan dipandu oleh fasilitator (City Facilitator atau orang yang ditunjuk dari anggota Pokja Sanitasi Kota untuk bertindak sebagai fasilitator).

Berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Diperkirakan 2–3 minggu.

Disarankan untuk membagi tugas di antara anggota Pokja Sanitasi Kota dan hasilnya kemudian dipaparkan di depan seluruh Pokja Sanitasi Kota untuk dibahas dan disepakati.

Langkah-langkah pelaksanaan

1. Bagi tugas penyelesaian Rencana Tindak Sanitasi ke anggota Pokja Sanitasi Kota. 2. Paparkan di depan seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota.

3. Bahas, sepakati bersama dan lakukan perbaikan.

4. Bagi tugas ke anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyiapkan langkah D-09 dan D-10.

Referensi terkait

Bagi tugas penyelesaian

Rencana Tindak Sanitasi

Bahas, sepakati dan lakukan perbaikan

Bagi tugas untuk penyiapan langkah

D-09 dan D-10

Paparkan:

(48)

39 modul d-08 | Penyelesaian Rencana Tindak Sanitasi

Langkah-langkah pelaksanaan

Langkah 1:

Paparkan Rencana Tindak Sanitasi Kota

Bagi tugas penyelesaian Rencana Tindak Sanitasi ke anggota Pokja Sanitasi Kota

Langkah 2:

Paparkan hasil kerja di depan seluruh Pokja Sanitasi Kota

Langkah 3:

Bahas, sepakati bersama dan lakukan perbaikan

Langkah 4:

Bagi tugas ke anggota Pokja Sanitasi Kota untuk menyiapkan langkah D-09 dan D-10

Daftar centang (check-list) hasil modul D-08

o

Dibaginya tugas di antara anggota Pokja Sanitasi Kota untuk penyelesaian Rencana Strategis Kota

o

Dilakukannya paparan di depan seluruh anggota Pokja Sanitasi Kota

o

Dicapainya kesepakatan dan perbaikan Rencana Tindak Sanitasi
(49)
(50)

41

D-09

Diskusi Lanjutan dengan

Pemilik Sumber Dana Alternatif

Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:

Diperolehnya pemahaman kedua belah pihak (Pokja Sanitasi Kota dengan pemilik sumber pendanaan alternatif).

(51)

42 modul d-09 | Diskusi Lanjutan dengan Pemilik Sumber Dana Alternatif

Siapa yang melaksanakan?

Tim Pengarah-Pokja Sanitasi Kota, dengan didampingi oleh beberapa anggota Pokja Sanitasi Kota.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Tidak dapat dipastikan, tetapi sebaiknya Pokja Sanitasi Kota membuat target sendiri sesuai kebutuhan kota.

Langkah-langkah pelaksanaan

1. Sepakati jadwal pertemuan antara Tim Pengarah dengan pihak pemilik dana di luar Pemerintah Kota. 2. Lakukan diskusi dengan pemilik sumber dana alternatif.

Referensi terkait

1. Petunjuk penyiapan ‘Fundable Proposal’ .

Langkah-langkah pelaksanaan

Langkah 1:

Sepakati jadwal pertemuan antara anggota Tim Pengarah dengan pihak pemilik dana alternatif

Langkah 2:

Lakukan diskusi lanjutan dengan pemilik sumber dana alternatif

Daftar centang (check-list) hasil modul D-09

o

Disepakatinya jadwal pertemuan antara Tim Pengarah dengan pihak pemilik dana alternatif

o

Diselenggarakannya diskusi lanjutan dengan pemilik dana alternatif

Sepakati Jadwal waktu pertemuan

antara anggota Tim Pengarah dengan

pemilik sumber dana alternatif

(52)

43

D-10

Penyiapan Proposal Program dan

Kegiatan

Hasil yang akan dicapai melalui proses ini adalah:

Tersedianya proposal program dan kegiatan.

Proposal program dan kegiatan kemungkinan harus disiapkan tersendiri di luar Rencana Tindak ataupun dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) dengan pertimbangan isi, di antaranya:

• Proposal tersebut harus dapat menunjukkan korelasi antara SSK dengan visi, misi dan kebijakan pihak calon pemberi

dana (Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat, swasta dan donor).

• Proposal harus dapat menunjukkan manfaat atau keuntungan yang akan diperoleh pemilik dana apabila membantu

pembangunan sanitasi di kota yang bersangkutan (hal ini terutama berlaku untuk pemilik sumber dana alternatif ).

• Proposal harus menunjukkan sudah ada komitmen (pendanaan) dari Pemerintah Kota.

• Proposal harus ringkas, sebab pengambil keputusan di pihak pemilik dana cenderung membaca tulisan yang ringkas

dan fokus.

(53)

44 modul d-10 | Penyiapan Proposal Program dan Kegiatan

Siapa yang melaksanakan?

Pokja Sanitasi Kota, dengan dibantu oleh Ahli Komunikasi dan difasilitasi oleh City Facilitator.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan?

Tidak dapat dipastikan.

Langkah-langkah pelaksanaan

1. Bahas dan sepakati jumlah halaman proposal yang diinginkan. 2. Bahas dan sepakati tema yang akan digunakan.

3. Bahas dan sepakati isu spesifik yang akan dimunculkan.

4. Periksa: apakah pesan yang ingin disampaikan dapat terbaca jelas dalam proposal tersebut. 5. Lakukan penulisan dan susun tata letak.

Referensi terkait

Langkah-langkah pelaksanaan

Langkah 1:

Bahas dan sepakati jumlah halaman proposal yang diinginkan

Dengan menyepakati lebih dulu jumlah halaman, maka penyusun proposal akan berusaha menajamkan tulisannya dan fokus pada persoalan yang akan diangkat. Sebagai perkiraan, sebuah proposal untuk ke 3 subsektor dan higiene maksimum setebal 30 halaman.

Langkah 2:

Bahas dan sepakati tema yang akan digunakan

Ada baiknya membuat tema. Tema yang tepat akan menunjukkan keseluruhan isi proposal.

Bahas dan sepakati jumlah halaman

proposal

Bahas dan sepakati tema yang

akan digunakan

Bahas dan sepakati isu spesiik

yang akan dimunculkan

Lakukan penulisan dan susun

tata letak proposal

Periksa:

(54)

45 modul d-10 | Penyiapan Proposal Program dan Kegiatan

Langkah 3:

Bahas dan sepakati isu spesifik yang akan dimunculkan

Langkah 4:

Periksa: apakah pesan yang ingin disampaikan dapat terbaca jelas

Caranya adalah dengan memosisikan diri kita sebagai pemilik dana, sehingga akan lebih memudahkan untuk memeriksa kualitas pesan yang akan disampaikan.

Langkah 5:

Lakukan penulisan proposal dan susun tata letak

Dalam semua proses di atas, disarankan untuk melibatkan seorang Ahli Komunikasi dan editor tata letak.

Daftar centang (check-list) hasil modul D-10

o

Disepakatinya jumlah halaman proposal yang diinginkan

o

Disepakatinya tema yang akan digunakan

o

Disepakatinya isu spesifik yang akan dimunculkan

o

Dituliskannya pesan yang terbaca jelas dalam proposal
(55)
(56)

47

(57)
(58)

49 lampIRan modul d-02

D-02

Lampiran D02_1

Ilustrasi daftar program dan kegiatan-Langkah 1

Program-C: ...

Kegiatan-c1: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-c2: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-c3: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Program-A: ...

Kegiatan-a1: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-a2: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-a3: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-a4: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Program-D: ...

Kegiatan-d1: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-d2: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-d3: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-d4: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Program-B: ...

Kegiatan b1: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-b2: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-b3: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-b4: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-b5: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Program-E: ...

Kegiatan-e1: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-e2: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-e3: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-e4: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-e5: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

(59)
(60)

51 lampIRan modul d-02

D-02

Lampiran D02_2

Ilustrasi daftar program dan kegiatan-Langkah 2

Program-A: ...

Program-C: ...

Program-B: ...

Program-D: ...

Program-E: ...

Kegiatan-c1: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-b1: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-d1: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-a1: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-a2: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-c2: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-b2: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-d2: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-a3: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-c3: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-a4: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-b3: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-b4: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-d3: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-d4: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-e1: ...

SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-e2: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-e3: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-e4: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-b5: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

(61)
(62)

53 lampIRan modul d-02

D-02

Lampiran D02_3

Ilustrasi keterkaitan antar program-Langkah 3

Program-A: ...

Program-C: ...

Program-B: ...

Program-D: ...

Program-E: ...

Kegiatan-c1: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-b1: ...

SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-d1: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-a1: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-a2: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-c2: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-b2: ...

SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-d2: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-a3: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan -c3: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-a4: ...

SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-b3: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-b4: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-d3: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-d4: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-e1: ...

SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan-e2: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-e3: ... SKPD Rp. ... Waktu: .... Kegiatan -e4: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan -b5: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

Kegiatan-e5: ... SKPD Rp. ... Waktu: ....

(63)
(64)

55 lampIRan modul d-02

D-02

Lampiran D02_4

Ilustrasi keterkaitan antar program-Langkah 4

LAMPIRAN

Program-A: ...

Program-C: ...

c1

c1

c1

Program-B: ...

Program-D: ...

d1

d1

d1

Program-E: ...

e1

e3

e5

e2

1

2

3

5

Waktu

4

e4

a1

a3

a4

a1

b1

b2

b5

b3

b4

(65)
(66)

57 lampIRan modul d-04

D-04

Lampiran D04_1

Diagram Sistem Sanitasi: Air Limbah-Segmentasi Kegiatan

(On-Site System)

dIaGRam SISTem SanITaSI: aIR lImBah - Segmentasi Kegiatan (on-Site System)

Produk

Input

(A)

User Interface Pengumpulan &

(B)

Penampungan/ Pengolahan Awal

(C)

Pengangkutan (Semi)

(D)

Pengolahan Akhir Terpusat

(E)

Pembuangan Akhir/ Daur Ulang ISSDP Rev-07 TINJA AIR CUCIAN DARI DAPUR AIR UNTUK MANDI AIR CUCIAN PAKAIAN p S S S S S S I/m I/m I/m I/m I/m I/m I/m I/m p p p p p p p p p I/m I/m I/m I/m I/m d d d d d d d PEMBUANGAN AIR CUCIAN BlaCK WaTeR GReY WaTeR URINE AIR PEMBERSIH Cistern flush Pour flush

Tempat cuci piring/ Makanan

Pembuangan air kamar mandi Pemerintah Swasta Ind/Masy Donor Tangki Septik: Individual, komunal • Bidang Resapan AIR PENGGLONTOR KERTAS PEMBERSIH Sungai Reuse Truk Tinja TPA lumpur efluen lumpur In vestasi

O & M

(67)
(68)

59 lampIRan modul d-04

D-04

Lampiran D04_2

Diagram Sistem Sanitasi: Air Limbah-Segmentasi Kegiatan

(Off-Site System)

!

(69)
(70)

61 lampIRan modul d-04

D-04

Lampiran D04_3

Diagram Sistem Sanitasi: Segmentasi Kegiatan Persampahan

!

(71)
(72)

63 lampIRan modul d-04

D-04

Lampiran D04_4

Tinjauan Sumber Dana Alternatif (1)

LAMPIRAN

Segmentasi Sanitasi Yang Memungkinkan Didanai

oleh Sektor Swasta

Skema bisnis komersial:

– ALD-On Site

Pengurasan

– Persampahan

Pengumpulan dari sumber sampah?

Pengelolaan TPA Sampah

Dana CSR:

– Kegiatan non-isik: kampanye menggugah kepedulian

masyarakat, pelatihan para tukang

(73)

64 lampIRan modul d-04

Potensi ProgramCSR

Apakah CSR itu?

– ‘Bayaran perusahaan besar atas dosa yang telah

mereka buat?’

– Kepedulian yang tulus terhadap kondisi yang

kurang menguntungkan di tengah masyarakat?

– Bagian integral dari aktivitas bisnis perusahaan

Kasus PT Telkom:

– CSR: bagian dari program pemasaran

(74)

65 lampIRan modul d-04

Potensi Program CSR

Perusahaan pengolah sumberdaya alam (SDA)

wajib mengeluarkan CSR (UU No. 40/2007

tentang Perseroan Terbatas)

Permen BUMN No. PER-05/MBU/2007:

men-•

gatur kriteria dan mekanisme alokasi dana

kemitra

Gambar

Tabel Penyiapan Rencana Tindak .................................................................................................................................87
Tabel Penyiapan Rencana Tindak

Referensi

Dokumen terkait

Kedua : Tanfidz Keputusan Rapat Kerja Wilayah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan tersebut agar dijadikan

Berikut adalah faktor yang berpengaruh terhadap tenaga eksogen yang tidak adalah .... Endapan lumpur,kerikil,batuan hasil sedimentasi yang letaknya

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap layanan obat dan penanganan rawat inap di Rumah Sakit Umum Dunda Kabupaten

Individu pada tahap Foreclosure mungkin menunjukkan minat dan kepedulian, mungkin menganggapnya penting, mungkin mempunyai pemikiran yang jelas tentang etnis mereka

ini saya tidak pernah melib atkan Tuhan sendiri dalam hidup saya co ntohnya dalam pekerjaan ini.  Saya disadarkan kalau di dalam.. kehidupan ini seperti dalam kehidu pan

Pada sistem geared atau gearless (yang masing-masing digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh

muda ini memang telah siap menerima nasehat. Bahkan dengan tanpa nasehat. Bahkan dengan tanpa.. Tetapi tetap +angan pelit melakukan sentuhan 5sik. 3arena sentuhan 5sik orang

Sebuah perusahaan di Boston yaitu Electro Scan Corporation pada tahun 1988 ( perusahaan ini diambil alih oleh Philips pada tahun 1996- sekarang bernama FEI Company [3]