• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB-1 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB-1 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB-1 PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Manajemen dalam suatu organisasi berperan untuk mengkoordinir setiap anggota menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing sesuai dengan sistim dan mekanisme yang telah ditentukan agar organisasi berjalan sesuai yang diharapkan.

Organisasi pada dasarnya diadakan untuk memungkinkan setiap anggotanya mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab tertentu dalam mencapai tujuan (goals) organisasi tersebut. Sebuah organisasi yang baik haruslah memiliki suatu sistim yang mengatur secara jelas mekanisme untuk mencapai tujuannya. Setiap organisasi mengembangkan sistimnya masing-masing berdasarkan kebutuhan organisasi tersebut.

Menurut Ricky W. Griffin, “Manajemen adalah sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien”. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Dengan kata lain efektif menyangkut tujuan dan efisien menyangkut cara dan lamanya suatu proses mencapai tujuan tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam contoh kasus “Perusahaan yang dipimpin oleh Alam Tauhid Syukur” dimana kondisi internal perusahaan tersebut belum menerapkan prinsip-prinsip dan asas-asas manajemen seperti yang disebutkan di atas. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh pada keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan, dimana untuk mencapai tujuan (goals) perusahaan harus ditunjang oleh partisipasi

(2)

aktif dari semua anggota organisasi perusahaan tersebut dibawah koordinasi Manajer atau Pimpinan.

Perusahan dalam contoh kasus tersebut digambarkan seolah berjalan tanpa arah karena tidak memiliki visi, misi, tujuan dan sasaran, dibawah kendali manajer yang cenderung tidak mengerti tugas seorang manajer atau pimpinan. Antara Manajer dan karyawan hampir tidak ada koordinasi, baik dalam hal perencanaan dan penganggaran, maupun pada tahap pelaksanaan kegiatan, pengendalian dan pengawasan tidak berjalan sehingga sulit menentukan pencapaian tujuan (goals) karena tidak ada parameter yang bisa dijadikan acuan untuk penilaian. Dengan kondisi tersebut bisa dipastikan perusahaan itu tidak akan bertahan lama bila tidak segera dilakukan perubahan dan perbaikan mekanisme manajemen.

B. PERMASALAHAN

Berdasarkan kondisi yang telah digambarkan pada contoh kasus tersebut, maka ada beberapa permasalahan seperti berikut :

1. Perencanaan dan penganggaran tidak melibatkan anggota organisasi, cenderung semau pimpinan.

2. Pola pelaksanaan program diorganisasikan dalam bentuk panitia yang didasarkan pada like and dislike terhadap anggota.

3. Tidak ada komunikasi antara atasan dan bawahan dalam hal pengambilan keputusan strategis dan teknis perusahaan.

4. Tidak ada pengendalian dan pengawasan kualitas kerja

C. TUJUAN

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas “Take Home Examination" pada mata kuliah “Asas-Asas Manajemen”. Disamping

(3)

itu sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa agar mengerti bagaimana memenej atau mengatur suatu organisasi dengan memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki organisasi tersebut untuk mencapai tujuan (goals) secara efektif dan efisien.

(4)

BAB-2

MANAJEMEN ORGANISASI IDEAL

A. MANAJEMEN DAN PENGERTIANNYA

Setiap kegiatan dimana saja dan apa saja yang melibatkan orang-orang pasti akan memerlukan kerjasama, apakah itu kegiatan yang sifatnya profit oriented atau non profit oriented, pasti sarat dengan manajemen, seperti halnya mengelola, mengatur organisasi (Perusahaan), ormas atau perkumpulan olah raga dan lain sebagainya, baik pengelolaannya secara formal, modern atau tradisonal karena pola intinya manajemen itu adalah to manage, bagaimana mengatur, apa yang di atur dan siapa yang mengaturnya, kemudian untuk apa hal itu diatur.

Pertanyaan-pertanyaan diatas menggambarkan betapa sangat urgennya manajemen dalam pelaksanaan suatu organisasi.

SP. Malayu Hasibuan, menggambarkan bahwa manajemen adalah sebagai ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM (Sumber Daya Manusia) dan SDNM (Sumber Daya Non Manusia) lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Lebih lanjut GR. Terry memberi pengertian bahwa manajemen Is Distince Process Consisting of Planning, Organising, Actuating and Controling Performed to Determine and accomplish stated objectives by us of human being and other resources.

Jadi manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengalaman dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(5)

Dengan demikian untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui proses manajemen tersebut, tentunya dimulai dari pada bagaimana memahami dirinya sendiri sebagai manajer atau pimpinan tentang gaya atau seni yang akan ditetapkannya, bagaimana kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya dan srategi apa yang digunakan untuk mempercepat proses pelaksanaan pencapaian tujuan tersebut, yang pada akhirnya pencapaian yang diinginkan tersebut dapat berjalan secara efisien dan efektif atau berdaya guna dan berhasil guna. Manajemen yang baik adalah bagaiman alur implementasinya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, tanpa trouble dan sesuai dengan prinsip-prinsip dan fungsi manajemen, namun demikian dalam kenyataan operasional di lapangan tidak semudah dan segampang yang dibahas dalam berbagai teori manajemen.

Dilihat dari segi kepentingan individu atau organisasi sering sekali sulit disingkronkan karena memiliki kepentingan yang berbeda yang apabila tidak mampu dikendalikan maka akan terjadi apa yang disebut dengan Misc Manajemen, dengan kata lain terjadinya penyimpangan yang pada ujungnya dapat merugikan organisasi itu sendiri atau pihak lain, hal inilah yang menjadi sebuah tantangan bagi seorang pemimpin organisasi, oleh karena itu seorang pemimpin yang baik tidak cukup hanya dibentengi kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, namun diperlukan sikap dan mental yang baik. Karena sikap dan mental yang baik tentunya dapat mengontrol dan mengimbangi keinginan yang kurang baik.

B. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN

Dalam menjalankan suatu organisasi apapun bentuknya, sudah barang tentu seorang manajer haruslah memiliki dan memahami, kaedah-kaedah, prinsip-prinsip dan konsep-konsep tentang manajemen, dengan demikian diharapkan mampu menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Manajemen dapat

(6)

berjalan dalam melaksanakan kegiatannya, bilamana unsur-unsur dan fungsi-fungsi dari manajemen tersebut dapat bergerak sesuai dengan alurnya.

Gambar 1.

Konsep Manajemen atas dasar kerangka ilmu pengetahuan.

Dalam pembahasan ini akan diperinci lima fungsi yang menurut penulis paling penting – planning, organizing, staffing, leading dan controling kegiatan-kegiatan organisasi. Perincian lebih detail ada pada bagian-bagian selanjutnya. a. Perencanaan

Rencana-rencana dibutuhkan untuk memebrika kepada organisasi

tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan itu. Disamping itu, rencana memungkinkan :

1. Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan.

2. Para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang konstisten dengan berbagai tujuan terpilih, dan

3. Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.

Perencanaan (Planning), adalah :

1) pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan MANAJEMEN

(7)

2) penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.

Dimulai oleh karya Frederick W. Taylor pada akhir taun 1800-an, ada kecenderungan untuk mengalihkan fungsi perencanaan dari karyawan operasi kepara manajer. Walaupun perencanaan tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dari kegiatan-kegiatan para karyawan, hal ini merupakan suatu bagian yang terpadu (integral) dari jabatan manajer. Pada dasarnya perencanaan kreatif merupakan pekerjaan penentuan faktor-faktor, kekuatan, pengaruh dan hubungan-hubungan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Semua fungsi lainya sangat tergantung pada fungsi ini, dimana fungsi lain tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat, cermat dan kontinu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik tergantung pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.

b. Pengorganisasian

Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan berbagai program tersebut secara sukses.

Pengorganisasian (Organizing) adalah :

1. penentuan sumberdaya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,

2. perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat ”membawa” hal-hal tersebut kearah tujuan,

(8)

4. pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana pekerjaan di tetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.

Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk mengembangkan(dan kemudian memimpin) tipe organisasi yang sesuai dengan tujuan, rencana dan program yang telah ditetapkan. Perbedaan tujuan akan membutuhkan jenis organisasi yang berbeda pula.

c. Penyusunan Personalia

Penyusunan personalia (staffing) adalah penarikan (recruitment), latihan dan pengembangan, serta penempatan dan pemberian orientasi para karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Dalam pelaksanaan fungsi ini manajemen menentukan persyaratan-persyaratan mental, phisik, dan emosional untuk posisi jabatan yang ada melalui analisa jabatan, deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan dan kemudian menarik karyawan yang diperlukan dngan karakteristik personalia tertentu. Seperti keahlian, pendidikan, umur, latihan, dan pengalaman. Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan seperti pembuatan sistem penggajian untuk pelaksanaan yang efektif, penilaian karyawan untuk promosi, transfer, atau bahkan demosi dan pemecatan, serta latihan dan pengembangan karyawan.

d. Pengarahan

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi pengarahan (leading), secara sederhana, adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan yang harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin. Fungsi leading sering disebut dengan bermacam-macam nama, antara lain leading, directing, motifating, actuating atau lainnya.

(9)

Bila fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak menyangkut aspek-aspek abstrak proses manajemen, kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi.

e. Pengawasan

Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan (controlling), atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian. Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat positif maupun negatife. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif. Pengawasan negatife mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali.

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur yaitu: 1) penetapan standar pelaksanaan,

2) penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan,

3) pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan, dan

4) pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.

Hubungan diantara fungsi-fungsi manajemen dapat dijelaskan pada gambar 2. berikut ini :

(10)

Gambar 2.

Hubungan di antara fungsi-fungsi manajemen. 1. Perencanaan

pemilihan dan penentuan tujuan organisasi ,

kebijaksanaan, program, dan lain-lain

2. Pengorganisasian Penentuan Sumber daya & kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi atau kelompok kerja, penugasan wewenang dan tanggatung

3. Penyusunan Personalia Seleksi, latihan, pengembangan, penempatan, dan orientasi karyawan.

4. Pengarahan Motivasi, komunikasi kepemimpinan untuk mengarahkan karyawan mengerjakan sesuatu yang ditugaskan kepadanya. 5. Pengawasan Penetapan Standar, pengukuran pelaksanaan, dan pengambilan tindakan korektif.

(11)

Sedangkan hubungan antara kegiatan-kegiatan produksi, personalia, pemasaran, keuangan, akuntansi dan sebagainya. Dengan fungsi-fungsi manajemen dapat digambarkan dalam gambar 3.

Semua fungsi-fungsi manajemen ini harus dilaksanakan oleh manajer kapan saja dan dimana saja kelompok-kelompok di dalam organisasi, walaupun ada perbedaan tekanan untuk tipe organisasi, jabatan-jabatan fungsional, dan tingkatan manajemen yang berbeda. Satu atau lebih fungsi mungkin lebih ditekankan dari pada fungsi-fungsi lain dengan adanya perbedaan tingkatan manajemen. Sebagai contoh, perencanaan adalah fungsi yang menjadi perhatian utama manajemen puncak, dimana manajemen lini-pertama lebih memperhatikan fungsi pengarahan. Akhirnya, kegagalan atau sukses suatu organisasi sangat tergantung pada kemampuan manajer untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut dengan efektif.

(12)

BAB -3

ORGANISASI DAN PENGORGANISASIAN

Organisasi sebagai wadah dalam menjalankan kegiatan pada prinsipnya merupakan sub bagian pembahasan dalam manajemen yang tidak dapat di pisahkan satu dengan yang lainnya, karena organisasi merupakan salah satu alat yang digunakan dalam manajemen untuk mencapai tujuan yang di inginkan, yang pada pelaksanaannya sebagai kerangka kerja dan cara kerja secara bersama-sama dalam mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

1. Pengertian Organisasi

Kata ”organisasi” mempunyai dua pengertian umum, pengertian pertama menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional seperti: organisasi perusahaan, instansi pemerintah, rumah sakit dan sebagainya, dan pengertian yang kedua berkenaan sebagai ”proses pengorganisasian” yaitu sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan di atara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Sedangkan pengorganisasian (organizing) adalah merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki dan lingkungan yang melingkupinya. Terdapat 2 (dua) aspek utama dalam penyusunan struktur organisasi sebagai berikut :

a. Departementalisasi b. Pembagian kerja

Departementalisasi adalah merupakan pengelompokan-pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan yang sejenis dan saling berhubungan dapat dikerjakan bersama, hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisasi yang ditunjuk oleh suatu bagan organisasi.

(13)

Sedangkan pembagian kerja adalah uraian atau perincian tugas pekerjaan mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Dengan demikian secara prinsip dalam kedua aspek tersebut diatas merupakan dasar proses pengorganisasian suatu organisasi untuk Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian, Istilah tersebut digunakan untuk menunjukan hal-hal berikut ini : 1. cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling

efektif sumberdaya-sumberdaya keuangan, phisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi.

2. bagaimana organisasi mengelompokan kegiatan-kegiatannya, dimana setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.

3. hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para karyawan.

4. cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam depertemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien. Proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga langkah prosedur berikut ini :

1. pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.

2. pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak terlalu berat sehingga dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menganggur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu.

(14)

3. pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi dan mengurangi ketidakefisienan dan konflik-konflik yang merusak.

Pelaksanaan proses pengorganisasian yang sukses, akan membuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu :

1) pembagian kerja,

2) departementalisasi (atau sering disebut dengen istilah depertementasi) 3) bagan organisasi formal

4) rantai pemerintah dan kesatuan pemerintah 5) tingkat-tingkat hierarki manajemen

6) saluran komunikasi 7) penggunaan komite

8) rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.

2. Stuktur Organisasi

sruktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.

(15)

Unsur-unsur struktur organisasi terdiri dari :

1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual

dan kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi).

2. Standarisasi kegiatan, merupakan prosedur-prosedur yang digunakan

organisasi untuk menjamin terlaksananya kegiatan seperti yang direncanakan.

3. Koordinasi kegiatan, menunjukan prosedur-prosedur yang mengintegrasikan

fungsi-fungsi satuan-satuan kerja dalam organisasi.

4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusan, yang menunjukkan

lokasi (letak) kekuasam pembuatan keputusan

5. Ukuran satuan kerja menunjukkm jumlah karyawan dalam suatu kelompok kerja

3. Pembagian Kerja

Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan di mana individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama secara kooperatif dan dikoordinasikan dapat mencapai hasil lebih dari pada dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut synergy. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja (division of labour) yang memungkinkan synergy terjadi.

Sebagai contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola : di mana ada manajer tim, kepala pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini efektif karena bila hanya komponen kecil dari pekerjaan yang dilaksanakan, kualifikasi personalia yang rendah digunakan, dan latihan jabatan lebih mudah. Gerakan-gerakan dan perpindahan yang percuma dari komponen pekerjaan yang besar diminimumkan. Lebih dari itu, pembagian kerja mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang efisien untuk meningkatkan produktivitas.

(16)

sehubungan dengan pembagian kerja tersebut dan itu dilaksanakan secara ekstrim, maka hal ini dapat menimbulkan kebosanan, keletihan, monoton dan kehilangan motivasi yang dapat menghasilkan ketidak efisienan dan bukan efisiensi.

4. Bagan Organisasi Formal.

Manajer perlu menggambarkan bagan organisasi (organization chart) untuk menunjukkan struktur organisasi. Bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau posisi-posisi organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan di antaranya. Satuan-satuan organisasi yang terpisah biasanya digambarkan dalam kotak-kotak, di mana dihubungkan satu dengan yang lain dengan garis yang menunjukkan rantai perintah dan jalur komunikasi formal.

Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu sturktur organisasi, yang secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu atau satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi tertentu, dan tingkat spesialisasi yang digunakan.

2. Manajer dan bawahan atas rantai perintah. Rantai perintah menunjukkan

hubungan wewenang-tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi sampai karyawan terendah dalam organisasi, seperti terlihat pada gambar 4. Oleh karena itu, setiap anggota organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas, di mana setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga hanya kepada seorang manajer.

3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Label dan deskripsi pada tiap kotak

menunjukkan pekerjaan organisasional atau bidang tanggung jawab yang berbeda.

(17)

atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi atas dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementalisasi).

5. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.

5. Bentuk – Bentuk Bagan Organisasi

Henry G. Hodges mengemukakan empat bentuk bagan organisasi, yaitu (Iihat gambar 4). :

1. Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling banyak digunakan, karena sederhana,

jelas dan mudah dimengerti.

2. Bentuk vertikal. Bentuk vertikal agak menyerupai bentuk piramid yaitu dalam hal

pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya.

3. Bentuk horizontal Bagan ini digambarkan secara mendatar. Aliran wewenang

dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.

4. Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu jabatan

dengan jabatan lain. Bagan bentuk lingkaran jarang sekali digunakan dalam praktek.

(18)

Gambar 4.

(19)

BAB - 4

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

KESIMPULAN

Manajemen pada prinsipnya adalah bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan tersebut akan berhasil dengan baik bilamana kemampuan manusia yang terbatas baik pengetahuan, tehnologi, skill maupun waktu yang dimiliki itu dapat dikembangkan dengan membagi tugas pekerjaannya, wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang lain sehingga secara sinergis dan mutual simbiosis membentuk kerjasama dan kemitraan yang saling menguntungkan dalam pencapaian tujuan yang lebih baik, tanpa ada kerjasama yang baik maka tidak akan terwujud "manajemen" yang diharapkan. Bila toh ada, adalah manajemen tradisional atau otoriter.

B.

SARAN

Penyusunan makalah ini dapat dianggap cukup, namun masih diperlukan tambahan perbaikan – perbaikan untuk menghasilkan makalah yang lebih baik dan lengkap dimasa mendatang, kami menerima kritikan-kritikan demi kesempurnaan makalah ini.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Swastha, Basu DH.,SE.,MBA. 1984. Azas-azas Manajemen Modern. Yogyakarta: Liberty.

Griffin, Ricky W., 1987, Management. Boston: Houghton Miffin Handoko, T. Hani. 1995. Manajemen. Edisi 2. Yogyakarta: BPFE.

Henry Simamora, 1999, "MSDM", STIE. YKPN.

Siagian, Sondang P., 1989. Filsafat Administrasi. Jakarta: Haji Mas Agung. SP. Siagian, 1999, Teori dan Praktik Kepemimpinan. Rineka Cipt,

Terry, George R. 1986. Asas-asas Manajemen Alih Bahasa; Winardi. Bandung: Penerbit Alumni.

The Liang Gie. 1972. Kamus Administrasi. Djakarta: Gunung Agung. Winardi, 2000, Manajer dan Manajemen. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Desa-Desa yang telah ada dalam Kecamatan yang baru dibentuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) sepanjang

58 Persentase (%) Tutor Paket B Lulus Pelatihan Pembelajaran Berpusat Pada Peserta Didik yang Kontekstual Berbasis Tik 59 Persentase (%) MTs/PPS Wustha/ Paket B Di Pesantren

Deteksi chilling injury jika dilakukan pada bagian eksternal buah maka buah telah mengalami rusak secara permanen sehingga jaringan buah tidak dapat diperbaiki,

Skor REBA yang diperoleh pada saat melakukan unsur kerja pemuatan dengan bahu adalah sebesar 7 untuk bagian kanan dan skor sebesar 8 untuk bagian tubuh

Oleh karena itu, pendidikan nilai yang mengarah pada pembentukan moral yang sesuai dengan norma-norma kebenaran menjadi sesuatu yang esensial bagi pengembangan manusia

Seorang anak usia 3 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan utama nyeri pada telinga kiri sejak 4 hari yang lalu.. Anamnesa tambahan yang diperlukan terkait keluhan utama pasien

Mekanisme yang sedang dikembangkan di internasional untuk menurunkan emisi dengan mencegah deforestasi dan degradasi Perkembangan selanjutnya REDD+ memasukkan konservasi, PHL dan

Rasa empati akan mendorong kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Sebelum kita membangun