• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDIDIKAN DALAM GEREJA LOKAL Roike Roudjer Kowal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PENDIDIKAN DALAM GEREJA LOKAL Roike Roudjer Kowal"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

16

PENERAPAN PENDIDIKAN DALAM GEREJA LOKAL Roike Roudjer Kowal

Pendahuluan

Penerapan pendidikan dalam gereja lokal merupakan hal yang sangat penting karena menyangkut unsur-unsur yang fundamental dari sebuah proses pendewasaan iman jemaat yang berdampak bagi pertumbuhan gereja lokal baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Rasul Paulus pernah menasehati anak rohaninya Timotius dalam rangka menerapkan pendidikan kristen kepada orang – orang yang percaya (II Timotius 2: 1-7) disebutkan: “...Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain”. Tentu pendidikan yang dimaksud di sini harus berangkat dari pengajaran yang Alkitabiah sebagai sumber, arah dan tujuan pendidikan dalam rangka memperlengkapi, membangun, dan mendewasakan hidup kerohanian jemaat (Efesus 4:11-16). Sedangkan pengertian pendidikan itu sendiri adalah suatu proses perubahan untuk memahami, mengerti, dan mewujudkan sebuah transformasi kehidupan rohani seseorang (jemaat/peserta didik) melalui peranan Roh Kudus yang sesuai dengan kehendak Allah sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab yaitu menjadi seperti Kristus (Galatia 2:19-21).

Penerapan pendidikan dalam gereja lokal utamanya merupakan upaya Allah dan manusia (hamba Tuhan/Pimpinan gereja) yang dilakukan secara bersahaja dan berkesinambungan untuk memberikan pengetahuan, nilai-nilai, sikap-sikap, keterampilan, sensitivitas serta tingkah laku yang konsisten dengan iman kristen1. Sedangkan orientasi pendidikan yang diterapkan dalam

gereja lokal harus mencangkup seluruh aspek potensi yang ada di dalam gereja dan salah satunya adalah sumberdaya manusia itu sendiri. Penerapan pendidikan dalam gereja lokal tidaklah semudah membalik telapak tangan, ini merupakan tantangan sekaligus tugas pokok bagi para pemimpin gereja (gembala sidang) yang memerlukan pertimbangan, kecermatan dan kehati-hatian dalam mengerahkan seluruh kemampuan dan potensi yang ada demi tercapainya tujuan Allah atas gerejaNya di muka bumi.

Dalam implementasinya, PAK harus mendapat prioritas penting para pimpinan gereja, khususnya umat kristen yang hidup di tengah-tengah kemajemukan agama, suku dan bahasa,

(2)

17

agar PAK yang telah diamanatkan Tuhan atas gerejaNya dan yang telah didukung oleh Pemerintah melalui UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 dan PP 55tahun 2007 dapat terlaksana sebagaimana metinya. Untuk itu pada Bab II berikut, pembahasan Implementasi PAK dalam masyarakat majemuk khususnya pada gereja lokal akan membahas tentang Tugas Utama PAK, Pentingnya PAK Dalam Gereja Lokal, Sikap Gereja Terhadap PAK, Bab III Solusi Bagi Implementasi PAK.

A.Tugas Utama Pendidikan Agama Kristen

Dalam implementasinya, Pendidikan Agama Kristen dalam gereja lokal, memiliki beberapa tugas dan tanggungjawab utama yang antara lain;

1. Membawa jemaat untuk mengalami proses perubahan hidup menjadi murid Yesus yang berkualitas (Mat 4:19; 28: 18-20)

2. Membawa jemaat untuk hidup berpusat pada Kristus, melalui aspek pengenalan, pengertian, dan pemahaman terhadap kehendak Allah.(Hosea 4:6; Flp 3:10-14)

3. Membawa jemaat untuk mentaati dan mengasihi Firman Tuhan (2 Kor 3:17,18; Mzm 1:1-3)

4. Mendidik jemaat untuk hidup bergantung pada Kristus dan bukan keadaan (Flp 4:4; 2 Kor 5:6-7; 4:16-18)

5. Membawa jemaat untuk memiliki hubungan yang harmonis dengan Tuhan, saudara seiman dan sesama di tengah-tengah kemajemukan suku, agama, sosial, dan budaya yang ada disekitarnya(Ef 1:3-14; 2:1-10; 4:17; 5:22).

B.Pentingnya PAK Dalam Gereja Lokal

Kehadiran pendidikan Agama Kristen dalam gereja lokal menjadi amat penting agar orang-orang percaya dapat hidup dan mengaplikasikan imanya dalam hidup sehari-hari di tengah-tengah masyarakat yang majemuk dalam beragama, berbudaya, dan bersosialisasi tanpa terpengaruh dengan keyakinan agama lain. Pengikut-pengikut Kristus tidak boleh tertutup atau menghindarkan diri dari dunia sekitarnya, melainkan dengan penuh keberanian dan berlandaskan kasih mendemonstrasikan kasih Allah ditengah-tengah dunia. Kehadiran orang-orang percaya haruslah dapat menjadi terang dan garam di tengah-tengah lingkungannya(Matius 5:13-16). Gereja bersama dengan para ahli pendidikan agama Kristen terus bergumul agar pentingnya keberadaan PAK ditengah-tengah masyarakat khususnya dalam gereja lokal, dapat dikelola

(3)

18

dengan baik dan menjadi sarana penting dalam pembentukan spiritualitas peserta didik (jemaat ataupun masyarakat disekitarnya), bukan hanya berfokus pada masa kini saja, melainkan tertuju pada masa depan. Kajian terhadap penerapan PAK dalam gereja lokal terus dilakukan dan menjadi pergumulan para pemimpin gereja dan pakar pendidikan Kristen, baik menyangkut; kurikulum, kualitas guru, metode belajar mengajar, sehingga dengan hadirnya pendidikan agama kristen dalam gereja lokal akan lebih efektif bagi pertumbuhan iman jemaat, terlebih bagi kelangsungan pertumbuhan gereja baik secara kualitas maupun kuantitas di tengah-tengah masyarakat yang majemuk.

C.Sikap Gereja Terhadap PAK

Seiring dengan bertambahnya jumlah jiwa-jiwa dalam gereja (secara kuantitas), maka tidak menutup kemungkinan akan muncul masalah - masalah baru yang multi dimensi berkaitan dengan kebutuhan yang dihadapi jemaat baik secara individu maupun kelompok. Untuk itu peranan pemimpin gereja sebagai pendidik harus benar - benar dapat mengakomodasi kebutuhan - kebutuhan jemaat secara menyeluruh yang salah satunya melalui Pendidikan Agama Kristen dalam gereja lokal, sehingga sekecil apapun masalah yang dihadapi jemaat dapat dideteksi sejak dini untuk segera di atasi. Berikut ini ada beberapa faktor yang bisa menjadi hambatan bagi penerapan pendidikan dalam gereja lokal yang harus diantisipasi oleh seluruh elemen gereja, yaitu: faktor internal, faktor eksternal dan kepemimpinan.

Faktor Internal

1. Kurangnya sosialisasi tentang pentingnya PAK di dalam gereja

2. Kurangnya sumberdaya manusia yang mampu dan mau terlibat dalam PAK 3. Tidak adanya platfom yang jelas dari pemimpin gereja untuk menekankan PAK 4. Tidak tersedianya sarana dan prasarana penunjang

PAK

5. Kemampuan finansial yang tidak memadai

6. Kurangnya minat belajar dengan argumentasi tidak mampu membiayai 7. Peranan orangtua yang kurang efektif.

(4)

19 Faktor eksternal

1. Terbitnya UU Sisdiknas no.20 th 2003 yang kurang berpihak pada PAK 2. Sulitnya mengurus perijinan

3. Lingkungan gereja (masyarakat) yang kurang bersahabat

4. Banyaknya sekolah-sekolah negeri yang didirikan pemerintah 5. Pemerintah terkesan tidak transparan dalam hal mendukung dana 6. Tidak ada donatur tetap

7. Jarak tempuh dan transpotasi yang kurang memadai

Faktor kepemimpinan

1. Latar belakang pendidikan dan status sosial

2. Kurang mendapat dukungan moril dan materiil dari sinode 3. Tidak memiliki visi dan misi yang jelas

4. Lebih fokus kepada penggembalaan dari pada PAK 5. Tidak memiliki kemampuan manajemen yang memadai

Kepemimpinan, sumber daya manusia, sarana dan pra sarana, serta manajemen gereja adalah unsur-unsur penting dalam menerapkan pendidikan kristen di gereja, sedapat mungkin diupayakan secara maksimal dan efektif dalam menyikapi adanya gejolak masalah di tengah-tengah kemajemukan masyarakat dalam agama, sosial dan budaya . Oleh sebab itu para pimpinan gereja sebagai pilar dan ujung tombak PAK harus mewaspadai adanya hal-hal penting yang bisa menjadi hambatan dan halangan gereja dalam menyelenggarakan PAK di tengah-tengah masyarakat majemuk, sehingga pertumbuhan iman jemaat dapat tercapai secara maksimal sebagaimana tujuan utama pendidikan kristen. Dalam hal ini harus disadari bersama bahwa sesungguhnya penerapan pendidikan kristen tidak terlepas dari peran serta semua pihak baik faktor pendidik (gembala sidang) maupun peserta didik (jemaat) untuk terlibat bersama-sama secara aktif dan proaktif. Peran serta kedua belah pihak harus berjalan seimbang, konsisten dan tetap terarah. Untuk itu dibutuhkan adanya komitmen dan kompetensi sumberdaya manusia yang dapat berperan aktif untuk bersama-sama memberikan kontribusi berarti bagi usaha

(5)

20

pencapaian tujuan dan sasaran pendidikan itu sendiri. Sehingga seberat apapun situasi dan kondisi yang dihadapi gereja dalam kaitan pertumbuhan gereja baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan dapat diatasi bersama-sama yang melibatkan seluruh potensi yang dimiliki oleh gereja lokal. Berikut ini ada beberapa kendala yang dihadapi oleh gereja, yang apabila tidak diantisipasi atau disikapi dengan baik, maka akan dapat menimbulkan masalah dalam upaya memaksimalkan potensi jemaat yang harus segera di atasi, yaitu;

1. Ketidak beraturan perencanaan program pendidikan di dalam gereja 2. Keterbatasan daya(kemampuan) dan tenaga pendidik

3. Lesunya tingkat partisipasi jemaat dalam mengikuti dan merealisasikan maksud penerapan pendidikan dalam hidupnya

4. Materi pendidikan yang diterapkan kurang maksimal dalam memenuhi kebutuhan jemaat 5. Tidak adanya tindaklanjut dalam pembimbingan dan pendampingan sebagai bentuk

penerapan pendidikan

6. Kesenjangan sosial, kesejahteraan, sikap dan aktivitas antara jemaat dan gembala sebagai pendidik

7. Adanya ketidaktaatan dan ketidakdisiplinan jemaat dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya

Bagaimana Tujuan Pendidikan Kristen Dapat Tercapai

Penerapan pendidikan kristen dalam gereja lokal pada hakekatnya adalah untuk mencapai kualitas kerohanian jemaat yang maksimal sekaligus kuantitas jemaat yang semakin bertambah-tambah sebagai akibat dari keberhasilan pendidikan yang disikapi secara benar dan utuh oleh seluruh jemaat. Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang memahami hakekatnya bertumbuh di dalam pemahaman dan penghayatan Firman Allah sebagai implikasi dari upaya penerapan pendidikan dan sikap responsif dari seluruh potensi dan sumberdaya manusia (jemaat) yang ada dalam gereja. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan solusi yang tepat dan relevan dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi bersama antara pendidik (gembagal sidang) dan jemaat sebagai peserta didik, antara lain:

1. Dalam menyusun kurikulum pendidikan, harus melibatkan semua pihak yang sesuai dengan kompetensinya (misal: Majelis/Diaken, aktivis/Pengurus gereja)

(6)

21

2. Pendidik dan peserta didik harus mempunyai komitmen secara vertikal maupun horisontal di dalam bentuk struktur, program dan pola kerja yang rapi dan tertib, dimana semua anggota merasa terlibat dan dibutuhkan dalam proses pendidikan.(misal; struktur Pengurus, Jadual Kegiatan Ibadah, AD/ART gereja setempat, dll.)

3. Membuat platform yang jelas mengenai sasaran dan tujuan pendidikan (misal: visi misi gereja)

4. Materi atau kurikulum di sesuaikan dengan klasifikasi usia jemaat, sehingga seluruh sumberdaya manusia yang ada dapat terlayani secara maksimal.Misalnya melalui pelayanan sekolah minggu (PAUD), Komsel (untuk keluarga), Youth Fellowship (Pemuda Remaja), Pelayanan Wanita, Pelayanan Pria dan Pelayanan Lansia dlsb.

5. Membuat inovasi-inovasi bentuk-bentuk kegiatan pelayanan, contoh: Ibadah Padang / reatreat (kegiatan ibadah di luar gereja), workshop-worskshop dengan topik-topik yang menarik minat jemaat untuk terlibat di dalamnya, KKR, Praise and Worship, kegiatan bakti sosial bersama masyarakat (bagi-bagi sembako, pengobatan gratis, kerja bakti, dll.).

6. Mengadakan fellowship secara rutin dan teratur sebagai bentuk evaluasi dan silaturahmi, antara pendidik (gembala sidang) dan jemaat.

7. Menegakkan disiplin gereja dan berkomitmen bersama untuk mematuhinya, sehingga penerapan pendidikan dapat berjalan seimbang, teratur dan terarah demi tercapainya tujuan dan kehendak Allah bagi gerejaNya.Contoh : tepat waktu dalam segala kegiatan pelayanan. 8. Dibutuhkan kualitas seorang pemimpin yang memiliki karakter Kristus yang dapat dipercaya,

cakap mengajar, loyal dan tanggung jawab yang lebih dari jemaat.misal: tidak mementingkan diri sendiri (flp 2:3,4), rendah hati (I Pet 5:6), setia (Mat 24:46), cerdik dan tulus (Matius 10:16).

9. Pimpinan gereja bersama majelis memiliki komitmen dan usaha yang gigih untuk membantu peserta didik secara moril maupun materiil, agar proses pendidikan kristen dalam gereja lokal dapat terwujud demi tercapainya amanat Agung Tuhan Yesus Kristus (Matius 28:18-20).

(7)

22 Kesimpulan

1. Melalui penerapan kurikulum pendidikan yang Alkitabiah secara efektif, berkesinambungan, dan tepat sasaran, maka akan menghasilkan gereja yang kuat, dinamis dan tetap eksis sepanjang waktu

2. Gereja yang bertumbuh adalah gereja yang menghargai pentingnya PAK serta menjalankan tugas pokok gereja dengan komitmen hubungan yang harmonis secara vertikal (Gembala/jemaat dengan Allah) maupun horisontal (antar internal jemaat dan eksternal/masyarakat).

3. Melalui penerapan pendidikan kristen yang tepat dan terarah, maka gereja dapat meminimalisir setiap masalah dan kekurangan yang ada serta mampu menjawab setiap tantangan yang datang dari luar (eksternal) maupun tantangan dari dalam (internal) gereja.

4. Melalui peranan pemimpin yang berkarakter, berkharisma, berkomitmen serta komunikatif, maka penerapan pendidikan dalam gereja akan berjalan dengan baik dan berkesinambungan, demi terwujudnya kehendak Allah atas gerejaNya.

Referensi

Dokumen terkait

a. kejelasan tujuan, yaitu bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai. kelembagaan atau organ pembentuk yang

Untuk mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim siswa yang ada di Madrasah Surya Buana Malang ini, peneliti turun langsung

Apabila permohonan dikabulkan, pemohon bersedia mematuhi syarat-syarat yang akan ditetapkan dalam surat keputusan pemberian haknya dan syarat-syarat lain yang telah

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 4 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Lembaran Daerah

Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan Daerah urusan bidang ideologi dan kewaspadaan, wawasan kebangsaan, politik dalam negeri, ketahanan

Dari data tersebut, maka dibutuhkan blower hisap dengan ketentuan tidak boleh melebihi kapasitas dari producer gas yang dihasilkan oleh reaktor ataupun kapasitas blower

Untuk mencapai tujuan tersebut, STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta melalui Lembaga Penelitian, Pengembangan Ilmu, dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) mendorong dan memfasilitasi

Pelaksanaan budaya korporat merupakan salah satu penanda aras kita untuk memberikan perkhidmatan yang terbaik dengan mengunakan tiga elemen yang penting iaitu perkhidmatan