Powerpoint Templates
Page 1
Powerpoint Templates
PENDAYAGUNAAN
TEKNOLOGI PENJERNIHAN
AIR UNTUK DAERAH
BENCANA
Kode : Non KE
:
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M B A D A N P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N P U S A T P E N E L I T I A N D A N P E N G E M B A N G A N P E R M U K I M A N J l . P a n y a u n g a n – C i l e u n y i W e t a n – K a b u p a t e n B a n d u n g 4 0 3 9 3 Telp:(022) 7798393 (4 saluran) - Fax: (022) 7798392 - E-mail: info@puskim.pu.go.id - Website: http://puskim.pu.go.idPeneliti Utama : Ir. Ida Yudiarti Yunus, M.Si Peneliti Anggota 1 : Atang Sarbini, ST
Peneliti Anggota 2 : Dadang Sobana,ST Peneliti Anggota 3 : Sugeng Paryanro, ST. MT Peneliti Anggota 4 : Lia Iriani, SH. M.Si
Indonesia mempunyai kondisi memungkinkan terjadinya bencana, karena faktor alam, faktor non alam dan faktor manusia yang menimbulkan krisis antara lain: masalah
ketersediaan air minum/air bersih,
Dalam masa tanggap darurat, diperlukan fasilitas air minum yang bersifat massal dan bersifat pemenuhan sementara bagi masyarakat yang kehilangan akses air minum akibat bencana yang terjadi, banjir, tsunami dan gempa bumi,
dapat mengakibatkan terkontaminasinya fasilitas air minum serta merusak fasilitas tersebut.
Diperlukan suatu metode pendayagunakan pengolahan air minum yang memenuhi persyaratan dalam upaya penanggulangan di kawasan bencana yang berbasis masyarakat yang memenuhi syarat-syarat menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 492 Tahun 2010 tentang
Permasalahan
Tidak terpenuhinya ketersediaan air minum di lokasi bencana karena rusaknya jaringan air minum yang ada
Kualitas air baku tidak memenuhi baku mutu untuk penggunaan langsung air minum
Kualitas air baku terancam pencemaran air limbah domestik
Meningkatnya ancaman water borne disease di kawasan bencana Keterbatasan teknologi air minum yang praktis (memanfaatkan bahan lokal, pendayagunaan air oleh pengungsi, kemudahan operasi & perawatan)
Keterbatasan sistem penampungan ( reservoar tiup) air minum komunal
METODOLOGI
POLA PIKIRPermasalahan kebutuhan air minum di kawasan bencana : - tidak terpenuhinya ketersediaan
air minum - kualitas air baku tidak
memenuhi standar - kualitas air baku terancam pencemaran air limbah domestik
- ancaman water borne disease meningkat
- keterbatasan teknologi air minum yang praktis
Teknologi penjernihan air : - sistem mobile, mudah
dibawa, praktis - tidak membutuhkan
bahan kimia - kemudahan operasi dan
pemeliharaan
Analisis Deskriftif kuantitatif dan kualitatif - kinerja teknologi penjernihan air - analisis penerapan (fisik, sosial dan
ekonomi Perencanaan dan kelayakan teknis : - pendekatan teoritis - pendekatan praktis
Tujuan dan Sasaran Penelitian - meningkatkan akses infrastruktur air
minum
- tersedianya pilihan teknologi penjernihan air di kawasan bencana
- terpeliharanya kesehatan dan produktifitas masyarakat
- karakteristik kawasan bencana - karakteristik air baku
- dukungan data penelitian sebelumnya
Pentingnya aplikasi prototype teknologi penjernihan air
Teknologi Penjernihan air untuk : - kekeruhan , zat organik, besi,
mangan yang tinggi
Pengumpulan data : eksperimen
Karbon Filter
Buffer Tank RO/
Produk gambut RO Produk RO Catrige filter Ultrafiltrasi Air payau
Flow aliran aktif (mengalir)
Flow aliran mati (tidak mengalir)
Air Sungai
P-1
Air gambut
SINERGI KORDINASI
Pelaksanaan kegiatan Pendayaangunaan Teknologi Penjernihan Air untuk Daerah Bencana merupakan program dari dua lemabaga terkait yaitu antara BPPT dengan Pusat Litbang Permukiman sebagai pelaksanan operasional . sehingga produk dari hasil litbang tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh lembaga teknis sebagai aplikator dari hasil litbang tersebut.
Dalam perjalanan pelaksanaannya program kegiatan setiap kegiatan litbang dikoordinasikan pula dengan lembaga teknis sebagai aplikator di daerah rawan bencana dan perusahan yang bergerak di bidang pabrikasi
Agar sistem dan teknologi dapat diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi paska bencana, maka diperlukan masukan-masukan dari setiap pemangku kepentingan di daerah yang berhadapan langsung dengan permasalahan di lapangan. Sehingga diperlukan koordinasi antar lembaga yang saling memberikan kontribusi positif terhadap permasalahan yang
PEMANFAATAN HASIL
Pemanfaatan hasil litbangyasa:
Hasil Litbangyasa harus dirasakan sebagai kebutuhan oleh masyarakat di daerah bencana & masyarakat pada umumnya;
Hasil Litbangyasa haru smemberi keuntungan secara kongkrit; Hasil Litbangyasa harus mempunyai kompatibilitas/ keselarasan; Hasil Litbangyasa harus dapat mengatasi faktor-faktor pembatas;
Hasil Litbangyasa harus dapat mendayagunakan sumber daya yang ada;
Hasil Litbangyasa harus terjangkau oleh kemampuan finansial yakni Pemerintah & Pengusaha)
Hasil Litbangyasa harus sederhana, tidak rumit dan mudah dilaksanakan/ diujicobakan;
Hasil Litbang dapat diproduksi secara masal. .
Potensi Pengembangan Ke depan
Pengembangan teknologi penjernihan air kedepan dapat dikembangkan jenis peralatan yang mobile dalam skala kecil maupun besar untuk kemudahan dalam berbagai kondisi aksesibilitas dan beragam kualitas air baku yang tersedia di lapangan.
Teknologi penjernihan air untuk daerah bencana harus dapat dengan mudah beradaptasi dengan berbagai kendala aksesibilitas dan sumber air serta
kualitasnya yang sangat beragam.
Pengembangan bahan setempat dan pabrikasi peralatan yang adaptif dengan berbagai kondisi perlu dikembangkan terus, karena kualitas air baku cenderung memburuk disebabkan berbagai aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas air baku.
PEMANFAATAN HASIL
Pihak yang dapat memanfaatkan kegiatan pendayagunaan teknologi penjernihan air untuk daerah bencana :
Direktorat Pengembangan Air Minum (PAM), Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum memanfaatkan hasil kegiatan ini dalam berbagai Lembaga Teknis di tingkat pusat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana ditingkat Pusat Palang Merah Indonesia
Badan Daerah Penanggulangan Bencana di tingkat daerah
Satker Air Minum di daerah sebagai pelaksana langsung penyediaan air minum PDAM daerah yang termasuk dalam koridor pelaksanaan litbangyasa.
Team Leader REKOMPAK dg binaan Desa Kepuharjo, Gn. Merapi, Jogyakarta
Rapat di Koridor 1, Fasilitas BDPB Sumsel & PDAM Tirtamusi Palembang
LATAR BELAKANG
Instalasi pengolahan air mobile yang digunakan untuk penyediaan air minum pasca bencana terdapat beberapa hal yang sangat mendukung:
1. Aspek sistem pengolahan dipengaruhi oleh potensi air baku yg tersedia di lapangan. Sumber air baku dari air permukaan selain mempengaruhi sistem juga memerlukan bahan kimia & sumber daya manusia.
2. Aspek penting dalam pelayanan sistem penyediaan air minum dg sistem mobil dipengaruhi oleh aksesibilitas yang diperlukan untuk mendekatkan sistem penyediaan air minum dg sarana hunian , sebagai areal pelayanan air.
3. Setiap lokasi pasca bencana seperti banjir, erupsi gunung berapi maupun longsor, tidak dapat digeneralisir baik sistem pengolahan, sumber air baku maupun operasi serta pelayanannya.
4. Dari aspek kesamaan pelayanan air minum dari berbagai kondisi bencana terhadap pengungsi terutama pada masa tanggap darurat diperlukan sistem penyediaan air yang langsung dapat dikonsumsi oleh masyarakat. 5. Pemilihan sistem untuk setiap bencana dipengaruhi oleh:
Sumber air baku yang akan diolah menjadi air minum
Akasesibilitas baik ke sumber air baku, ke areal pelayanan &
aksesibilitas bagi mobilisasi pelayanan ke lokasi bencana/tempat pengungsi.
Sumber daya untuk mengoperasikan unit instalasi &
sumber daya manusia dalam mendukung operasi dan pelayanan ke semua pengungsi.
1.
-
Powerpoint Templates