• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kualitas Tebu Menggunakan Metode Hydrolic Press dan Jeffco dengan Dessentegrator

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisa Kualitas Tebu Menggunakan Metode Hydrolic Press dan Jeffco dengan Dessentegrator"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

B12.1

Analisa Kualitas Tebu Menggunakan Metode Hydrolic Press dan

Jeffco dengan Dessentegrator

Lailatul Barokah 1

1

Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia email: [email protected]

Diterima (Agustus, 2018), direvisi (Agustus, 2018), diterbitkan (September, 2018)

Abstract

Sugar cane is a type of herbaceous plant which contains a lot of sugar. This study aims to determine the results of% pol (sugarcane purification) and% brix (sugarcane concentration) from sugarcane raw materials if using hydrolic press and jeffco wet dessentegrator methods. The results of this study indicate that% pol and% brix use the unstable hydrolic press and jeffco wet dessegrator method because the sugar cane used is not sugar cane which is usually used in the milling season.

Keywords : sugar cane, purification, concentration, hydrolic press and jeffco method.

1. Pendahuluan

Indonesia adalah Negara yang memiliki banyak kekayaan dan sebagian besar penduduknya bermata pencarian pertanian. Berdasrkan data yang di dapat dari badan Pusat Statistik jumlah petani hampir mencapai 50 % dari total angkatan kerja diseluruh Indonesia [1]. Ada beberapa komuditas / varietas tanaman yang di tanam oleh petani, salah satunya tanaman tebu. Berdasarkan Statistik Perkebunan Indonesia (SPI), jumlah panen tebu di Indonesia mencapai 2.728.393 ton per tahun, sehingga devisa negara Indonesia, yang dapat dilihat dari nilai ekspor komoditas perkebunan mencapai US$ 28,234 milyar atau setara dengan Rp. 367,040 triliun (asumsi 1 US$ = Rp. 13000) (Anonymous, 2014). Tanaman tebu di Indonesia banyak di tanam oleh para petani kecil baik atas usaha sendiri maupun atas usaha kerjasama dengan pabrik gula.

Salah satu pusat penelitian tebu yaitu Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan Jawa Timur. P3GI merupakan pusat penelitian plasma nutfah tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Selama 127 tahun, P3GI telah banyak berperan dalam kemajuan industri gula di Indonesia, khususnya dalam aspek penelitian dan pengembangan tebu dan gula. Teknologi-teknologi hasil penelitian P3GI telah digunakan para petani tebu dan pabrik gula (PG), seperti varietas unggul tebu, pupuk alternatif, teknologi budidaya tebu, proses dalam pembuatan gula, pengolahan limbah, alat Core Sampler, dan lain-lain. P3GI juga telah membantu pemerintah dan industri terkait gula dan tebu dalam melakukan kajian dan analisis tentang kemungkinan pengembangan lahan tebu, pendirian pabrik gula baru, baik di Jawa maupun luar Jawa.

(2)

B12.2

ISSN : 2622-2744 (print), ISSN : 2622-9730 (online)

Tebu adalah tanaman jenis jenis rumput- rumputan yang didalam batangnya banayak mengandung gula; berdiameter 2-4 cm dan panjang 2-4 meter. Secara utuh, tebu terdiri dari daun, pucuk, batang, bonkotan, dan akar.Dipabrik gula; daun, pucuk, dan akat disebut kotoran tebu, sedangkan bongkotan yang masih tertanam ditanah dimanfaatlkan lagi untuk diambil sebagai bahan baku (bibit) tebu keprasan. Batang tebu adalah tebu yang bebas dari daun atau klaras, pucukan (40 cm keatas dari titik tumbuh), bongkotan (20 cm keatas dari akar palinga bawah) dan akar. Didalam batang tebu inilah terkandung paling banyak gula tebu, khususnya sukrosa (C11H22O11). Batang tebu

disebut juga tebu layak giling, dan untuk selanjutnya batang tebu disebut tebu.

Pada umumnya komposisis tebu terdiri dari nira tebu (73-83 % tebu) dan sabut tebu (12-20 tebu). Didalam nira tebu terdiri dari Brix atau zat terlarut (10-15 % tebu) dan air tebu (65-75 % tebu). Didalam Brix tebu terdiri dari gula tebu atau sukrosa (9-14 % tebu) dan bukan gual tebu (1-7 % tebu). Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana hasil perbandingan analisis kualitas tebu dalam pengukuran % Brix, % pol, menggunakan metode jeffco, dan hidrolic Press. Untuk mengetahui bagaimana cara menentuakan pol tebu menggunakan metode jeffco dan metode hidrolic press

2. Materi dan Metode

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Tebu dibagi menjadi 4 bagian masing masing bagian terdapat 5 sampel

3. Panaskan cempok dan kantongan kedalan wadah pengering ampas hingga suhunya mencapai 105 o C

4. Potong kecil kecil (ukuran ± 3 cm ) tebu menggunakan pecok

5. Haluskan tebu menggunakan jeffco cutter grider

6. Kumpulkan ampas yang sudah dihaluskan menjadi satu wadah

2.1 Prosedur Analisa Pol, Brix, Kadar air, Kadar Sabut Menggunakan Jeffco Wet Dessignator

Persiapan menggunakan Jeffco Wet Dessignator sebelum dianalisa 1. Timbang ampas tebu sebanyak 1000 g

2. Masukkan dalam wadah Jeffco Wet Dessignator 3. Tambahkan air sebanyak 2000 gr

4. Tarik wadah keatas hingga rapat 5. Setting alat 10 menit

6. Tekan tombol On

7. Jika sudah 10 menit, keluarkan dari wadah 8. Pisahkan ampas beseta airnya

2.2 Analisa kadar air

1. Angkat cempok beserta kantongan dari pengering ampas 2. Timbang cempok + tutupnya

(3)

B12.3

4. Di nolkan dulu cempoknya, lalu timbang sebanyak 100 gram 5. Tutup kembali cempok, masukkan dalam wadah pengering ampas 6. Nyalakan pengering ampas dari angka 1 samapi 3

7. Tunngu hingga ± 3 jam 8. Ankat dri pengering ampas 9. Dtunggu hingga agak dingin 10. Timbang cempok + tutup + isinya 11. Catat hasilnya

2.3 Analisa Polarisasi

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Membilas labu takar 100-110 ml dengan contoh nira yang akan ditentukan polnya, kemudian diukur 100 ml contoh tepat pada garis 100 ml

3. Tambahkan larutan penjernih Form A dan Froam B masing masing 5 ml 4. Kocok hingga homogen, kemudian disaring. Filtrat ditampung dalam gelas

penampung filtrate dan harus jernih (+ 10 ml filtrate yang pertama dipakai membilas gelas tamping dan dibuang), sampa ididapat minimal 40 filtrat dapat ditampung

5. Membilas tabung pol 2 dm dengan filtrate jernih, kemudian diisi penuh (dijaga agar tidak terdapat gelembung udara)

6. Mengukur skala pol dari filtrate jernih dengan saccarimeter 7. Catat Hasilnya

2.4 Analisa Brix

1. Mengkalibrasi titik nol, dengan cara sebagai berikut :

 Kalibrasi titik nol dilakukan diruangan ber Ac, temperartur ruangan 20,00

± 0,01 OC. Dapat juga dilakukan dengan memberikan air pendingin

temperature 20,00 ± 0,01 OC, dari bath ke mantel refraktometer

 Tepat pada suhu standart, 20,00 ± 0,01 OC, prisma refraktometer ditetesi

H2O

 Alat puteran pengatur pelangi diatur sedemikian rupa sehingga warna

merah dan biru dari pelangi tempat berhimpit atau segaris menjadi warna gelap yang tajam

 Memutar puteran skala brix sampai garis batas yanmg terang tepat pada

titik perpotongan garis hilang

 Angka bris yang ditunjukkan angka perpotongan garis batas dengan skala

brix harus tepat nol

2. Membersihkan Prisma refraktometer dengan kertas tisu dan kertas isap 3. Contoh nira diteteskan (1-2 tetes) pada prisma refraktometer

4. Memutar putaran skala Brix sampai didapat garis batas gelap dan terang tepat pada perpotongan garis silang

5. Apabila garis perpotongan gelap dan terang kurang tajam, membentuk warna pelangi merah – biru, maka perlu ditajamkan dengan alat puteran pengatur

(4)

B12.4

ISSN : 2622-2744 (print), ISSN : 2622-9730 (online)

pelangi diatus sedemikian rupa sehingga warna merah dan biru dari pelangi tepat berhimpit atau segaris menjadi warna gelap yang tajam

6. Membaca angka brix yang ditunjukkan oleh perpotongan baris batas gelap dan terang dan membaca temperature pengaturan.

2.5 Analisa kadar sabut

1. Timbang kosong kantongan 2. Timbang tebu sebanyak 100 g

3. Cuci tebu yang berada dikantongan hingga bersih 4. Tutup yang rapat

5. Masukkan dalam wadah pengering ampas 6. Di keringkan ± 3 jam

7. Dinginkan terlebih dahulu 8. Timbang kantongan 9. Catat hasilnya

2.6 Analisa Polarisasi, Brix, Kadar Air menggunakan Hydrolic Press Persiapan menggunakan Hydrolic Press sebelum dianalisa

1. Timbang sebanyak 4000 g ampas tebu (yang sudah di Jeffco Cutter Grider) 2. Masukkan dalam silinder yang terdapat pada alat Hydrolic Press

3. Tekan tombol On smpai silender menempel pada alat bagian atas, jika sudah air dan ampas terpisah maka alat tersebut akan turun dengan sendirinya 4. Tekan tombol Off

2.7 Analisa polarisasi

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Membilas labu takar 100-110 ml dengan contoh nira yang akan ditentukan polnya, kemudian diukur 100 ml contoh tepat pada garis 100 ml

3. Tambahkan larutan penjernih Form A dan Froam B masing masing 5 ml 4. Kocok hingga homogen, kemudian disaring. Filtrat ditampung dalam gelas

penampung filtrate dan harus jernih (+ 10 ml filtrate yang pertama dipakai membuls gelas tampung dan dibuang), sampai didapat minimal 40 filtrat dapat ditampung

5. Membilas tabung pol 2 dm dengan filtrate jernih, kemudian diisi penuh (dijaga agar tidak terdapat gelembung udara)

6. Mengukur skala pol dari filtrate jernih dengan saccarimeter 7. Catat Hasilnya

2.8 Analisa Brix

1. Mengkalibrasi titik nol, dengan cara sebagai berikut :

 Kalibrasi titik nol dilakukan diruangan ber Ac, temperartur ruangan 20,00 ±

0,01 OC. Dapat juga dilakukan dengan memberikan air pendingin

(5)

B12.5

H2O

 Alat puteran pengatur pelangi diatur sedemikian rupa sehingga warna merah

dan biru dari pelangi tempat berhimpit atau segaris menjadi warna gelap yang tajam

 Memutar puteran skala brix sampai garis batas yanmg terang tepat pada titik

perpotongan garis hilang

 Angka bris yang ditunjukkan angka perpotongan garis batas dengan skala

brix harus tepat nol

2. Membersihkan Prisma refraktometer dengan kertas tisu dan kertas isap 3. Contoh nira diteteskan (1-2 tetes) pada prisma refraktometer

4. Memutar putaran skala Brix sampai didapat garis batas gelap dan terang tepat pada perpotongan garis silang

5. Apabila garis perpotongan gelap dan terang kurang tajam, membentuk warna pelangi merah – biru, maka perlu ditajamkan dengan alat puteran pengatur pelangi diatus sedemikian rupa sehingga warna merah dan biru dari pelangi tepat berhimpit atau segaris menjadi warna gelap yang tajam 6. Membaca angka brix yang ditunjukkan oleh perpotongan baris batas gelap

dan terang dan membaca temperature pengaturan.

2.9 Analisa kadar air

1. Angkat cempok beserta kantongan dari pengering ampas 2. Timbang cempok + tutupnya

3. Catat hasilnya

4. Di nolkan dulu cempoknya, lalu timbang ampas sebanyak 50 gram 5. Tutup kembali cempok, masukkan dalam wadah pengering ampas 6. Nyalakan pengering ampas dari angka 1 sampai 3

7. Tunggu hingga ± 3 jam, jika sudah 3 jam matikan alat mulai angka 1 sampai angka 3

8. Angkat dari wadah pengering ampas 9. Tunggu hingga agak dingin

10. Timbang cempok + isi nya 11. Catat Hasilnya

2.10 Preparasi Analisa Pol Ampas

1. Timbang ampas hasil hydrolic press sebanyak 1000g 2. Masukkan pada wadah alat ekstrak pol ampas

3. Masukkan air pada tabung silinder yang berada dibagian atas hingga 10 liter (diusahakan silinder dan tidak boleh kehabisan air)

4. Putar kran yang berada bawah silinder, masukkan selang pada wadah yang terdapat ampas

5. Tunggu hingga air tidak mengalir lagi 6. Kecilkan kran tersebut

(6)

B12.6

ISSN : 2622-2744 (print), ISSN : 2622-9730 (online) 7. Tutup agak rapat

8. Tekan tombol on untuk menyalakan, tekan tombaol 50 o C 9. Dibisrksn hinggs 2 jam

10. Jika sudah 2 jam, matikan alat 11. Saring amps dan aair

12. Masukkan air dalam beacker glass 13. Tunggu hingga dingin

Analisa polarisasi ampas tebu yang sudah di ekstrak menggunakan pengektrak ampas

1 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2 Membilas labu takar 100-110 ml dengan contoh nira yang akan ditentukan

polnya, kemudian diukur 100 ml contoh tepat pada garis 100 ml

3 Tambahkan larutan penjernih Form A dan Froam B masing masing 5 ml

4 Kocok hingga homogen, kemudian disaring. Filtrat ditampung dalam gelas

penampung filtrate dan harus jernih (+ 10 ml filtrate yang pertama dipakai membuls gelas tampung dan dibuang), sampai didapat minimal 40 filtrat dapat ditampung

5 Membilas tabung pol 2 dm dengan filtrate jernih, kemudian diisi penuh

(dijaga agar tidak terdapat gelembung udara)

6 Mengukur skala pol dari filtrate jernih dengan saccarimeter

7 Catat Hasilnya

3. Hasil dan Pembahasan

Gambar 1. Grafik hasil % brix tebu

Pada grafik diatas menunjukan bahwa analisa brix diatas dengan menggunakan metode hydrolic press dan jeffco distegnigrator lebih besar hasil hydrolic press daripada jeffco dikarenakan mulai dari preparasi analisa hydrolic press hingga ke proses agak berbeda dengan jeffco dan hasil yang tertera diatas tidak stabil dikarenakan tebu yang dipakai bukan tebu yang biasanya dipakai pada waktu musim giling.

(7)

B12.7

Gambar 2. Grafik hasil % pol tebu

Pada grafik diatas menunjukan bahwa analisa polarisasi diatas dengan menggunakan metode hydrolic press dan jeffco distegnigrator lebih besar hasil hydrolic press daripada jeffco dikarenakan mulai dari preparasi analisa hydrolic press hingga ke proses agak berbeda dengan jeffco dan hasil yang tertera diatas tidak stabil dikarenakan tebu yang dipakai bukan tebu yang biasanya dipakai pada waktu musim giling.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian mencari hasil % Pol tebu dan % Brix tebu menggunakan metode hydrolic press dan jeffco distegnegrator yang dilakukan analisa data, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Proses pengolahan tebu menggunakan metode hydroic press agak berbeda dengan metode jeffco distegnagrator.

Pengaruh pada bahan baku, Bahan baku yang diharapkan dalam proses yang berkualitas prima yaitu bahan baku tebu yang layak giling. Tebu layak giling merupakan tebu yang memenuhi 3 (tiga) kriteria utama yaitu : masak (M), segar (S) dan bersih (B). Kriteria kriteria tersebut lazim dikenal dengan tebu giling yang MSB. Urutan kriteria MSB merupakan urutan prioritas dalam hal kegiatan tebang angkut. Selanjutnya bagaimana tanda tanda bahwa tebu sudah masak, segar dan bersih berikut

Daftar Pustaka

[1] Direktorat Jenderal Perkebunan. 2009-2014. Statistik Perkebunan Indonesia

Komoditas Tebu.. Jakarta.

[2] Novi. 2011. Pengertian kadar air dan kadar sabut. (diakses tanggal 4 november) [3] Risvan Kuswurj. 2011. Pengertian Beserta Prinsip Kerja Analisa Polarisasi Dan

Analisa Brix Dengan Ketentuan HK. (diakses tanggal 21 desember)

[4] Uswatun hasanah. 2014 Alat Pengukur Besarnya Optic (diakses tanggal 20 mei)

Gambar

Gambar 1. Grafik hasil % brix tebu
Gambar 2. Grafik hasil % pol tebu

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan perencanaan perkerasan overlay dengan menggunakan tiga metode adalah sebagai berikut, pada metode analisa komponen diperoleh ketebalan 7,7 cm untuk lapisan AC,

Studi perbandingan ini meliputi analisa waktu pekerjaan, menganalisa produktivitas tenaga kerja, dan kualitas plesteran kedua metode, analisa biaya dengan metode SNI yang

Dari hasil pengujian tersebut bisa dilihat bahwa multithreading sangat berperan penting dalam pemrosesan data yang berskala besar, contoh dari grafik diatas bisa

Analisa grafik dan anova untuk means effects plot for means diperoleh hasil yang menunjukan hasil yang dengan dengan analisis terhadap S/N rasio, yaitu penggunaan

Persentase hasil belajar siswa dengan metode demonstrasi menggunakan alat peraga lebih besar daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

Analisa grafik dan anova untuk means effects plot for means diperoleh hasil yang menunjukan hasil yang dengan dengan analisis terhadap S/N rasio, yaitu penggunaan

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Ho ditolak karena t hitung lebih besar daripada t tabel artinya latihan passing atas dengan menggunakan metode kontinyu

Dari hasil pengolahan data menggunakan diagram pareto didapatkan jenis cacat dominan yaitu cacat grepes, kemudian analisa menggunkan metode Fault Tree analysis dan metode Failure Mode