I.L-115
PRIORITAS 10
DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN PASCA-KONFLIK
Tema Prioritas
Pengutamaan dan penjaminan pertumbuhan di daerah tertinggal, terdepan, terluar serta keberlangsungan kehidupan damai di wilayah pasca-konflik
Penanggungjawab
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
Bekerjsama Dengan
Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal; Menteri Pendidikan Nasional; Menteri Kesehatan; Menteri Pekerjaan Umum; Menteri
Perhubungan; Menteri Negara Komunikasi dan Informatika; Menteri Pertahanan; Menteri Kelautan dan Perikanan; Menteri Luar Negeri; Menteri
Sosial; Menteri Dalam Negeri; Menteri Pertahanan; Menteri Negara Riset dan Teknologi; Kepala Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional
NO SUBSTANSI INTI/ KEGIATAN PRIORITAS SASARAN INDIKATOR TAHUN 2011 TARGET TAHUN PAGU
2011
INSTANSI PELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
I.1 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi pusat produksi daerah tertinggal
Meningkatnya pengembangan pusat produksi di daerah
I.L-116
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Terfasilitasinya pemulihan ekonomi dan pengurangan kemiskinan, dengan menciptakan dan memberdayakan lingkungan pendukung bagi perbaikan kegiatan usaha dan pembangunan manusia
Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang mendapatkan fasilitasi pengembangan ekonomi lokal melalui kegiatan Nias-Local Economic Development Program (Nias-LEDP);
1. Meningkatkan kemampuan dan keberdayaan petani skala kecil dan aparat pemerintah untuk mendukung kegiatan usaha berbasis kelompok di perdesaan,
2. Melaksanakan kegiatan perbaikan usaha pertanian dan usaha lainnya,
3. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam perencanaan belanja publik, manajemen pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi program
100%
I.2 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi Pusat Pertumbuhan Daerah Tertinggal
Meningkatnya pengembangan pusat pertumbuhan di
Daerah Tertinggal Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang memiliki Pusat Pertumbuhan 40% 250,0 KPDT Terfasilitasinya pembiayaan untuk pengembangan
ekonomi Persentase kabupaten di daerah tertinggal yang mendapatkan fasilitasi pembiayaan untuk pengembangan ekonomi melalui kegiatan Aceh-Economic Development Financing Facility (Aceh-EDFF); 1. Berkembangnya sektor usaha swasta berorientasi pasar 2. Meningkatnya kualitas dan nilai tambah produksi pertanian,
perikanan, dan perkebunan
3. Meningkatkan perdagangan internasional, dan 4. Meningkatkan investasi dalam negeri maupun luar negeri
100%
I.3 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi usaha mikro kecil menengah dan koperasi daerah tertinggal
Meningkatnya pengembangan usaha mikro kecil
menengah dan koperasi di daerah tertinggal 1. Persentase daerah tertinggal yang mengembangkan usaha mikro kecil menengah dan koperasi di daerah tertinggal 2. Terbentuknya forum koordinasi UKM di daerah tertinggal
40% 40%
I.L-117
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I.4 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi pendanaan dan kemitraan usaha daerah tertinggal
Meningkatnya ketersediaan sumber pendanaan dan
pengembangan kemitraan usaha di daerah tertinggal 1. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang mengembangkan sumber-sumber pendanaan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.
2. Terbentuknya forum kemitraan usaha di daerah tertinggal.
40% 40%
13,0 KPDT
I.5 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi investasi ekonomi daerah daerah tertinggal
Meningkatnya jumlah dan nilai investasi di daerah
tertinggal 1. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memiliki regulasi dalam mendukung iklim investasi. 2. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang telah meningkatkan
jumlah dan nilai investasi
40% 40%
13,0 KPDT
I.6 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi penguatan kelembagaan pemerintah daerah tertinggal , terdepan, terluar, dan pasca konflik
Meningkatnya kemampuan sistem, organisasi, dan SDM pemerintahan daerah untuk mewujudkan good governance
Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi penguatan kelembagaan pemerintah daerah dan mengalami peningkatan indeks good governance
40% 345,9 KPDT Meningkatnya kemampuan kelembagaan Pemda dan
masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya lokal; Meningkatnya kegiatan ekonomi, pengembangan sumberdaya manusia, dan infrastruktur lingkungan perdesaan secara terpadu di daerah tertinggal; dan Meningkatkan mobilitas penduduk dan arus barang antara daerah tertinggal ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan pelayanan publik, melalui PNPM-P2DTK
1. Persentase jumlah kabupaten tertinggal yang kemampuan kelembagaan pembangunan masyarakat dan pemda meningkat dalam pengelolaan sumberdaya lokal,
2. Persentase jumlah kawasan pembangunan perdesaan yang terpadu dari aspek ekonomi, sumberdaya manusia, dan infratruktur lingkungan, dan
3. Persentase kabupaten didaerah tertinggal yang mengalami peningkatan mobilitas penduduk dan arus barang antara daerah tertinggal ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan pelayanan publik (PNPM-P2DTK)
100%
I.7 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi penguatan kelembagaan sosial masyarakat daerah tertinggal
Meningkatnya kapasitas kelembagaan sosial
masyarakat daerah tertinggal 1. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi penguatan kelembagaan sosial masyarakat daerah tertinggal 2. Persentase lembaga sosial masyarakat di daerah tertinggal yang
meningkat kapasitasnya.
40% 40%
I.L-118
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I.8 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi lembaga kerjasama antar daerah daerah tertinggal
Meningkatnya kerjasama antar lembaga pemerintah di
daerah tertinggal 1. persentase kabupaten daerah tertinggal yang menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah lain. 2. Terbentuknya kerjasama regional
40% 5
12,0 KPDT
I.9 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi lembaga perekonomian d aerah tertinggal
Meningkatnya kapasitas lembaga perekonomian daerah
tertinggal 1. persentase kabupaten tertinggal yang memperoleh fasilitasi penguatan lembaga perekonomian 2. persentase jumlah lembaga perekonomian yang meningkat
kapasitasnya
40% 40%
12,0 KPDT
I.10 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi kemitraan antar lembaga daerah tertinggal
Meningkatnya kemitraan antar lembaga pemerintahan
kabupaten daerah tertinggal persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi penguatan kemitraan antar lembaga daerah tertinggal 40% 7,0 KPDT I.11 Pengembangan kebijakan,
koordinasi dan fasilitasi
pembangunan infrastruktur kesehatan daerah tertinggal
Meningkatnya koordinasi pembangunan infrastruktur
kesehatan daerah tertinggal 1. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi pembangunan infrastruktur kesehatan daerah tertinggal 2. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memiliki Standar
Pelayanan Minimum (SPM) bidang kesehatan di daerah tertinggal.
40% 40%
12,0 KPDT
I.12 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi Kesehatan Dasar, Lanjutan Daerah Tertinggal
Meningkatnya persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang Kesehatan Dasar Daerah Tertinggal
Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memiliki kebijakan di
bidang Kesehatan Dasar Daerah Tertinggal 40% 7,0 KPDT I.13 Pengembangan kebijakan,
koordinasi dan fasilitasi pembangunan infrastruktur pendidikan daerah tertinggal
Meningkatnya persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang
pembangunan infrastruktur pendidikan daerah tertinggal
1. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang pembangunan infrastruktur pendidikan daerah tertinggal 2. Persentase angka partisipasi sekolah meningkat di daerah
tertinggal.
40% 70%
7,0 KPDT
I.14 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi Pendidikan Dasar, Menengah Dan Kejuruan di Daerah Tertinggal
Meningkatnya persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan Pendidikan Dasar, Menengah Dan Kejuruan Daerah Tertinggal
1. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memiliki kebijakan Pendidikan Dasar, Menengah dan Kejuruan Daerah Tertinggal 2. Persentase kabupaten yang terfasilitasi penyelenggaraan
pendidikan dasar, menengah dan kejuruan 3. Persentase angka melek huruf di daerah tertinggal.
40% 40% 40%
I.L-119
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I.15 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi Pendidikan Luar Sekolah Daerah Tertinggal
Meningkatnya persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang Pendidikan Luar Sekolah Daerah Tertinggal
Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memiliki kebijakan di
bidang Pendidikan Luar Sekolah Daerah Tertinggal 40% 7,0 KPDT I.16 Pengembangan kebijakan,
koordinasi dan fasilitasi pembangunan infrastruktur ekonomi daerah tertinggal
Meningkatnya persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur ekonomi daerah tertinggal
1. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur ekonomi daerah tertinggal 2. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang terfasilitasi
pemenuhan kebutuhan infrastruktur ekonomi.
40% 40%
25,0 KPDT
I.17 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi
pembangunan infrastruktur energi daerah tertinggal
Meningkatnya persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur energi daerah tertinggal2.
1. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur energi daerah tertinggal
2. Persentase kabupetan didaerah tertinggal yang memiliki database permintaan kelistrikan dengan menggunakan teknologi GIS dan memanfaatkan energi matahari untuk pengembangan infrastruktur serta peningkatan kemampuan masyarakat yang dapat melakukan pemetaan Wilayah Rentan Perubahan Iklim dan Kegiatan Adaptasi Untuk Mengantisipasi Perubahan Iklim
40% 100%
83,26 KPDT
Meningkatnya Pemanfaatan Energi Matahari untuk Pengembangan Infrastruktur Dasar di Wilayah Perdesaan Tertinggal Terpencil
1. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur telekomunikasi daerah tertinggal 2. Persentase masyarakat di daerah tertinggal yang memiliki akses
terhadap fasilitas telekomunikasi.
40% 40%
I.18 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi pembangunan infrastruktur telekomunikasi daerah tertinggal
Meningkatnya persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan pembangunan infrastruktur telekomunikasi daerah tertinggal
1. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang pembangunan infrastruktur transportasi daerah tertinggal 2. Persentase peningkatan aksesibilitas masyarakat di daerah
tertinggal
40% 40%
8,0 KPDT
I.19 Pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi Pembangunan Infrastruktur Transportasi Daerah Tertinggal
Meningkatnya persentase kabupaten didaerah tertinggal yang memiliki kebijakan di bidang pembangunan infrastruktur transportasi daerah tertinggal
1. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memperoleh fasilitasi pembangunan infrastruktur kesehatan daerah tertinggal
2. Persentase kabupaten daerah tertinggal yang memiliki Standar Pelayanan Minimum (SPM) bidang kesehatan di daerah tertinggal.
40% 40%
I.L-120
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
I.20 Pengembangan kebijakan, koordinasi, dan fasilitasi daerah tertinggal di kawasan perbatasan
Meningkatnya koordinasi antar sektor dalam Jumlah rapat koodinasi 4 30,0 KPDT pengembangan daera tertinggal di kawasan perbatasan Jumlah rencana aksi pengembangan daerah tertinggal di kawasan
perbatasan yang dioperasionalisasikan 27
II PROGRAM PENGUATAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN UMUM
II.1 Pengembangan dan Penataaan
Wilayah Administrasi dan Perbatasan Meningkatnya kemampuan pengelolaan Pos Lintas Batas (PLB) internasional dan tradisional secara terpadu yang telah disepakati antar negara
Jumlah Pos lintas Batas tradisional dan internasional dengan kualitas
manajemen pengelolaan serta fasilitas pendukung yang memadai 3 120,2 Kemendagri Terfasilitasinya penguatan kelembagaan wilayah
perbatasan antar negara Prosentase penguatan kelembagaan di pusat dan daerah dalam rangka penanganan perbatasan antar negara. 50% Meningkatnya sarpras perbatasan antar negara dan
pulau-pulau terluar dalam rangka pelayanan umum pemerintahan
Prosentase jumlah kab/kota di wilayah perbatasan antar negara dan
pulau-pulau terluar yang mendapat sarpras perbatasan antar negara 50% Meningkatnya kerjasama perbatasan antar negara
(SOSEKMALINDO, JBC RI-RDTL, JBC RI-PNG) Jumlah provinsi yang termasuk ke dalam perbatasan antar negara (SOSEKMALINDO, JBC RI-RDTL, JBC RI-PNG 6
III PROGRAM PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI
III.1 Pengembangan Peran Serta Masyarakat dalam pembangunan transmigrasi
Meningkatnya peranserta masyarakat dalam
pembangunan transmigrasi di daerah tertinggal Instansi yang bekerjasama mendukung program transmigrasi Kabupaten/Kota yang bersedia melaksanakan pembangunan 16 lembaga 1,28 Kementerian Nakertrans transmigrasi 100 kab 5,64
Minat masyarakat untuk mengikuti program transmigrasi 20.400 kel 2,32 Kesepakatan bersama antar Prov dan Perjanjian KSAD antar
Kab/Kota 26 kab 1,16
Badan Usaha yang mengembangkan investasi di kawasan
I.L-121
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatnya peranserta masyarakat dalam
pembangunan transmigrasi di kawasan perbatasan Instansi yang bekerjasama mendukung program transmigrasi Kabupaten/Kota yang bersedia melaksanakan pembangunan 16 lembaga 0,85 transmigrasi 100 kab 3,76 Minat masyarakat untuk mengikuti program transmigrasi 20.400 kel 1,55 Kesepakatan bersama antar Prov dan Perjanjian KSAD antar
Kab/Kota 26 kab 0,77
Badan Usaha yang mengembangkan investasi di kawasan
transmigrasi di kawasan perbatasan 5 BU 0,04 III.2 Penyediaan Tanah Transmigrasi Tersedianya lahan untuk pembangunan Kawasan
Transmigrasi di daerah tertinggal Luas lahan yang tersedia (Ha) Luas lahan yang didukung oleh legalitas 48.000 Ha 16.320 Ha 0,65 5,19 Luas lahan yang dibagikan 8.160 Ha 2,60 Data tentang bidang tanah yang dibagikan transmigran 140 lok 0,56 Jumlah dan jenis dokumen pertanahan 2 dok 2,33 Prosentase penyelesaian kasus pertanahan 0.15 5,24 Tersedianya lahan untuk pembangunan Kawasan
Transmigrasi di kawasan perbatasan Luas lahan yang tersedia (Ha) 32.000 Ha 0,44 Luas lahan yang didukung oleh legalitas 10.880 Ha 3,46 Luas lahan yang dibagikan 5.440 Ha 1,73 Data tentang bidang tanah yang dibagikan transmigran 58 lok 0,37 Jumlah dan jenis dokumen pertanahan 2 dok 1,55 Prosentase penyelesaian kasus pertanahan 15% 3,49 III.3 Pembangunan Permukiman Termanfaatkan dan terkelolanya sumberdaya alam dan Lahan yang dibuka (Ha) 3.950 ha 19,03
I.L-122
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Transmigrasi lingkungan hidup melalui pembangunan Kawasan Transmigrasi dalam bentuk WPT atau LPT yang layak di daerah tertinggal
Jalan antar SKP, antar permukiman dan jalan lingkungan permukiman
transmigrasi 154,40 km 14,98 Rumah Transmigran dan Jamban Keluarga (RTJK) yang dibangun
(Unit) 3.990 unit 135,13 Rumah penduduk setempat yang dipugar/dikembangkan (Unit) 250 unit 12,58 Fasilitas Umum/ Fasilitas Sosial yang dibangun/dikembangkan (Unit) 91 unit 2,47 Sarana Air Bersih dan Sanitasi yang dibangun (Paket) 2.120 unit 3,60 Sarana dan Prasarana Kawasan Perkotaan Baru Yang di siapkan 12 SAPRAS 32,89 Luas Lahan Siap Bangun di Pusat Kawasan Perkotaan Baru 240 ha 0,39 Termanfaatkan dan terkelolanya sumberdaya alam dan
lingkungan hidup melalui pembangunan Kawasan Transmigrasi dalam bentuk WPT atau LPT yang layak di kawasan perbatasan
Lahan yang dibuka (Ha) 2.610 ha 12,69 Jalan antar SKP, antar permukiman dan jalan lingkungan permukiman
transmigrasi 100,50 km 9,99 Rumah Transmigran dan Jamban Keluarga (RTJK) yang dibangun
(Unit) 2.510 unit 90,09 Rumah penduduk setempat yang dipugar/dikembangkan (Unit) 200 unit 8,39 Fasilitas Umum/ Fasilitas Sosial yang dibangun/dikembangkan (Unit) 62 unit 1,64 Sarana Air Bersih dan Sanitasi yang dibangun (Paket) 1.355 unit 2,40 Sarana dan Prasarana Kawasan Perkotaan Baru Yang di siapkan 8 SAPRAS 21,93 Luas Lahan Siap Bangun di Pusat Kawasan Perkotaan Baru 160 ha 0,26 III.4 Fasilitasi perpindahan dan
penempatan transmigrasi Terwujudnya persebaran penduduk yang serasi dengan daya dukung sumberdaya alam dan daya tampung lingkungan hidup di Kawasan Transmigrasi di daerah tertinggal)
Jumlah keluarga yang difasilitasi perpindahannya ke Kawasan
Transmigrasi 4.080 kel 18,87 Jumlah keluarga penduduk yang tertata terintegrasi dalam Kawasan
Transmigrasi 12.240 kel 1,14 Data administrasi kependudukan masyarakat di Kawasan
Transmigrasi 4.080 kel 0,36 Jumlah bantuan perbekalan yang diberikan kepada calon transmigran 4.080 kel 8,63
I.L-123
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jumlah fasilitasi pelatihan calon transmigran 136 Aktn 3,84 Terwujudnya persebaran penduduk yang serasi
dengan daya dukung sumberdaya alam dan daya tampung lingkungan hidup di Kawasan Transmigrasi di kawasan perbatasan
Jumlah keluarga yang difasilitasi perpindahannya ke Kawasan
Transmigrasi 2.720 kel 12,58 Jumlah keluarga penduduk yang tertata terintegrasi dalam Kawasan
Transmigrasi 8.160 kel 0,76 Data administrasi kependudukan masyarakat di Kawasan
Transmigrasi 2.720 kel 0,24 Jumlah bantuan perbekalan yang diberikan kepada calon transmigran 2.720 kel 5,76 Jumlah fasilitasi pelatihan calon transmigran 91 Aktn 2,56
IV PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN TRANSMIGRASI
IV.1 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Masyarakat di Kawasan Transmigrasi
Meningkatnya penguatan kelembagaan perdesaan di permukiman transmigrasi pada kawasan tertinggal di daerah tertinggal
Jumlah kelembagaan masyarakat yang mandiri 52 lembaga 6,45 Kementerian Nakertrans Meningkatnya kapasitas aparat dalam pengelolaan dan
pelayanan bagi masyarakat di kawasan transmigrasi pada kawasan tertinggal di daerah tertinggal
Jumlah aparat yang memiliki kapasitas pengelolaan dan pelayanan di
Kawasan Transmigrasi 146 orang 1,12 Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia dalam
proses pengembangan di kawasan transmigrasi pada kawasan tertinggal di daerah tertinggal
Jumlah fasilitasi kegiatan yang dilakukan; 12 bln 0,44 Jumlah pelatihan dan pendampingan yang diberikan 12 kali 0,44 Meningkatnya peran serta lintas sector, swasta dan
masyarakat di kawasan transmigrasi pada kawasan tertinggal di daerah tertinggal
Jumlah lintas sector yang berperan 6 LS 1.93 Jumlah swasta / investor yang berperan 11 0.72 Jumlah masyarakat transmigrasi yang berperan 44142 Kel 2.75 Terciptanya peningkatan kualitas dasar masyarakat di
I.L-124
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
daerah tertinggal Bantuan Kesehatan 44143 Kel 16.40 Pelayanan Mental spiritual 155 kimtrans 7.80 Meningkatnya penguatan kelembagaan perdesaan di
permukiman transmigrasi pada kawasan perbatasan Jumlah kelembagaan masyarakat yang mandiri 8 lembaga 1.05 Meningkatnya kapasitas aparat dalam pengelolaan dan
pelayanan bagi masyarakat di kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah aparat yang memiliki kapasitas pengelolaan dan pelayanan di
Kawasan Transmigrasi 24 Orang 0.19 Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia dalam
proses pengembangan di kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah fasilitasi kegiatan yang dilakukan; 12 bln 0.07 Jumlah pelatihan dan pendampingan yang diberikan 12 bln 0.07 Meningkatnya peran serta lintas sector, swasta dan
masyarakat di kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah lintas sector yang berperan 6 LS 0.31 Jumlah swasta / investor yang berperan 2 0.12 Jumlah masyarakat transmigrasi yang berperan 8.230 Kel 3.20 Terciptanya peningkatan kualitas dasar masyarakat di
Kawasan Transmigrasi pada kawasan perbatasan Bantuan Pangan Bantuan Pendidikan 2911 Kel 6234 Kel 11.61 1.97 Bantuan Kesehatan 7186 Kel 2.67 Pelayanan Mental spiritual 25 kimtrans 1.27 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi di daerah tertinggal
Jumlah pelatihan /Bintek/ Diseminasi/ studi Banding mengenai pengembangan ekonomi lokal dan daerah untuk aparatur pengelola kawasan transmigrasi
3 kali 1.80 Terlaksananya pelatihan BDS bagi masyarakat dan
pengusaha lokal/ daerah di kawasan transmigrasi di daerah tertinggal
Jumlah pelatihan BDS bagi masyarakat dan pengusaha lokal/daerah
di kawasan transmigrasi 3 kali 2.10 Terbentuknya forum lintas stakeholder terkait
perencanaan dan penga-nggaran program/ kegiatan pengembangan ekonomi lokal dan daerah di kawasan transmigrasi di daerah tertinggal
Jumlah forum lintas stakeholder yang aktif. 6 1.80 % jumlah stakeholder non pemerintah yang terlibat di dalam forum
I.L-125
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningktanya partisipasi masyarakat dalam pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah pelatihan /Bintek/ Diseminasi/ studi Banding mengenai pengembangan ekonomi lokal dan daerah untuk aparatur pengelola kawasan transmigrasi
1 kali 0.70 Terlaksananya pelatihan BDS bagi masyarakat dan
pengusaha lokal/ daerah di kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah pelatihan BDS bagi masyarakat dan pengusaha lokal/daerah
di kawasan transmigrasi 1 kali 0.70 Terbentuknya forum lintas stakeholder terkait
perencanaan dan penga-nggaran program/ kegiatan pengembangan ekonomi lokal dan daerah di kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah forum lintas stakeholder yang aktif. 2 0.60 % jumlah stakeholder non pemerintah yang terlibat di dalam forum
lintas stakeholder. 30% IV.2 Pengembangan Usaha di kawasan
transmigrasi Berkembangnya lahan usaha produksi pertanian di permukiman/kwsn transmi-grasi di daerah tertinggal jumlah lahan produktif di permukiman/kawa-san transmigrasi 2525 Ha 34.19 Meningkatnya produktivitas desa dalam
pengembangan pangan/ komoditas unggulan di kawasan transmigrasi di daerah tertinggal
Jumlah produktivitas lahan di permukiman kawasan transmgrasi. 3.760 Ton Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam
penerapan teknologi tepat guna dan penyerapan informasi pasar di kawasan transmigrasi di daerah tertinggal
Jumlah usaha Pengolahan hasil 17 Unit 0.86 Jumlah pasar desa 13 bh 0.69 Jumlah jaringan Pemasaran 13 bh 1.38 Jumlah kelompok usaha peternakan 137 kel 0.69 Jumlah Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) 1 unit 1.00 Meningkatnya pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil
menengah di kawasan transmigrasi di daerah tertinggal
Jumlah bantuan skim kredit mikro di kawasan transmigrasi 1 SKIM 0.40 Jumlah Lembaga ekonomi (koperasi /LKM-BMT Trans
dipermukiman transmigrasi) 39 unit 0.39 jumlah kelompok tani di kawasan Transmigrasi 55 Kel 0.30
I.L-126
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatnya penciptaan usaha melalui iklim investasi yang kondusif di kawasan transmigrasi di daerah tertinggal
Jumlah fasilitasi peningkat-an iklim investasi kondusif yang menstimulasi peran serta aktif masyarakat dan dunia usaha (swasta) dalam pembangunan perdesaan di kawasan transmigrasi
10 Kws 1.03 Jumlah Skim Kredit untuk investasi 2 SKIM 1.60 Peningkatan kemandirian masyarakat dalam
pemenuhan pangan baik untuk produksi/ketersediaan, konsumsi pribadi maupun dijual kembali (pemasaran dan distribusi) di kawasan transmigrasi di daerah tertinggal
Jumlah bimbingan, pendampingan, dan pelatihan kepada masyarakat
dan pengembangan lahan di kawasan transmigrasi 18 Kws 3.52
Berkembangnya lahan usaha produksi pertanian di permukiman/kwsn transmi-grasi pada kawasan perbatasan
jumlah lahan produktif di permukiman/kawasan transmigrasi 411 Ha 3.53 Meningkatnya produktivitas desa dalam
pengembangan pangan/ komoditas unggulan di kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah produktivitas lahan di permukiman kawasan transmigrasi. 612 Ton Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam
penerapan teknologi tepat guna dan penyerapan informasi pasar di kwsn transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah usaha Pengolahan hasil 3 Unit 0.14 Jumlah pasar desa 3 bh 0.12 Jumlah jaringan Pemasaran 3 bh 0.80 Jumlah kelompok usaha peternakan 23 kel 0.80 Meningkatnya pembiayaan bagi usaha mikro dan kecil
menengah di kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah Lembaga ekonomi (koperasi /LKM-BMT Trans
dipermukiman transmigrasi) 7 unit 0.06 Jumlah kelompok tani di kawasan Transmigrasi 9 Kel 0.05 Meningkatnya penciptaan usaha melalui iklim investa-si
yang kondusif di kwasan transmigrasi pad kawasan perbatasan
Jumlah fasilitasi peningkatan iklim investasi kondusif yang menstimulasi peran serta aktif masyarakat dan dunia usaha (swasta) dalam pembangunan perdesaan di kawasan transmigrasi
2 Kws 0.17 Jumlah Skim Kredit untuk investasi 1 SKIM 0.80
I.L-127
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Peningkatan kemandirian masyarakat dalam pemenuhan pangan baik untuk produksi/ketersediaan, konsumsi pribadi maupun dijual kembali (pemasaran dan distribusi) di kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah bimbingan, pendampingan, dan pelatihan kepada masyarakat
dan pengembangan lahan di kawasan transmigrasi 2 Kws 0.32
Berkembangnya lembaga usaha ekonomi daerah, terutama di bidang permodalan dan perizinan usaha, di kawasan transmigrasi di daerah tertinggal
Jumlah lembaga Perbankan/keuangan di kawasan trans-migrasi 4 Kws 1.60 Jumlah koperasi 2 unit 1.20 Meningkatnya fasilitasi pengembangan usaha ekonomi
kawasan transmigrasi sebagai kawasan perkotaan baru di daerah tertinggal
Jumlah tenaga fasilitator di kawasan transmigrasi 362 org 2.07 Jangka waktu penyelenggaraan fasilitasi di kawasan transmigrasi 12 Bln
Jumlah pendampingan Pengembangan Usaha Ekonomi Kawasan 3 Unit
Agrocenter 2 Kws 4.00 Pengembangan Investasi swasta 4 Kws 4.00 Jumlah Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) 2 Kws 1.00 Meningkatnya kualitas kerja sama antar daerah dan
kemitraan pemerintah swasta dalam mendukung pengembangan ekonomi kawasan di daerah tertinggal
Jumlah forum kerja sama antar daerah/wilayah 2 Forum 0.20 Jumlah sektor/bidang ekonomi yang dikerjasamakan 2 Sektor
Jumlah MoU sektor terkait 2 Berkembangnya lembaga usaha ekonomi daerah,
terutama di bidang permodalan dan perizinan usaha, di kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah lembaga Perbankan/keuangan di kawasan trans-migrasi 1 Kws 0.40 Jumlah koperasi 1 unit 0.60 Meningkatnya fasilitasi pengembangan usaha ekonomi
kawasan transmigrasi sebagai kawasan perkotaan baru di kawasan perbatasan
Jumlah tenaga fasilitator di kawasan transmigrasi 40 org 0.45 Jangka waktu penyelenggaraan fasilitasi di kawasan transmigrasi 12 Bln
Jumlah pendampingan Pengembangan Usaha Ekonomi Kawasan 1 Unit
Agrocenter 1 Kws 2.00 Pengembangan Investasi swasta 1 Kws 1.00
I.L-128
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jumlah Unit PelayananJasa Alsintan (UPJA) 1 Kws 0.50 Meningkatnya kualitas kerja sama antar daerah dan
kemitraan pemerintah swasta dalam mendukung pengembangan ekonomi kawasan pada kawasan perbatasan
jumlah forum kerja sama antar daerah/wilayah 1 Forum 0.40 jumlah sektor/bidang ekonomi yang dikerjasamakan 1 Sektor
Jumlah MoU sektor terkait 1 IV.3 Pengembangan Sarana dan
Prasarana Kawasan Transmigrasi Meningkatnya fungsi dan ketersediaan sarana prasarana di kawasan transmigrasi di daerah tertinggal Pengembangan Jalan Pengembangan Drainase 70,263 Km 8 Km 35.09 2.049 Pengembangan SAB 1.909.090 liter 2.787 Pengembangan Energi Terbarukan 12.000 Watt 1.78 Pengembangan Bangunan Fasiitas Umum 28 Unit 3.38 Rehabilitasi Rumah Transmigran 380 Unit 11.00 Meningkatnya fungsi dan ketersediaan sarana
prasarana di kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Pengembangan Jalan 10 Km 4.476 Pengembangan Drainase 2 Km 0.274 Pengembangan SAB 395.294 Liter 0.320 Pengembangan Energi Terbarukan 1.680 Watt 0.236 Pengembangan Bangunan Fasiitas Umum 4 Unit 0.460 Meningkatnya akses terhadap sarana dan prasarana
kawasan transmigrasi di daerah tertinggal Pengembangan jalan Pengembangan drainase 10 km 8 km 10.00 5.00 Pengembangan Sarana Air Bersih 5.000.000 liter 6.00 Pengembangan Energi Terbarukan 118.750 watt 19.00 Pengembangan Bangunan Fasilitas Umum 7 unit 17.93 Meningkatnya akses terhadap sarana dan prasarana
I.L-129
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pengembangan Sarana Air Bersih 666.667 liter 0.60 Pengembangan Energi Terbarukan 7.143 watt 1.00 Pengembangan Bangunan Fasilitas Umum 2 unit 1.16 IV.4 Penyerasian Lingkungan di kawasan
transmigrasi Meningkatnya pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan dalam mendukung kelestarian fungsi lingkungan hidup di kawasan transmigrasi di daerah tertinggal
Jumlah dokumen pengelolaan lingkungan hidup di kawasan
transmigrasi 20 Dok 3.92 Jumlah mitigasi lingkungan 9 Kimtrans 2.85 Jumlah fasilitasi dan advokasi penyerasian lingkungan 5 Pkt 0.50 Meningkatnya kemandirian masyarakat di permukiman
transmigrasi di daerah tertinggal Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri 52 Kimtrans 26.255 Meningkatnya Desa Mandiri Energi dikawasan
Transmigrasi di daerah tertinggal Jumlah permukiman transmigrasi yang akan berkembang menjadi Desa Mandiri Energi 1 Kimtrans 0.60 Meningkatnya kelestarian dan fungsi lingkungan hidup
di kawasan transmigrasi di daerah tertinggal Jumlah dokumen pengelolaan lingkungan Jumlah Evaluasi Perkembangan Kawasan Transmigrasi 11 Kws 1 Dok 0.50 1.05 Jumlah mitigasi lingkungan 2 Kws 1.00 Meningkatnya pengelolaan dan pemanfaatan
lingkungan dalam mendukung kelestarian fungsi lingkungan hidup di kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah dokumen pengelolaan lingkungan hidup di kawasan
transmigrasi 3 Dok 0.59 Jumlah mitigasi lingkungan 3 Kimtrans 0.77 Jumlah fasilitasi dan advokasi penyerasian lingkungan 1 Pkt 0.10 Meningkatnya kemandirian masyarakat di permukiman
transmigrasi pada kawasan perbatasan Jumlah permukiman transmigrasi yang mandiri 8 Kimtrans 7.00 Meningkatnya Desa Mandiri Energi dikawasan
I.L-130
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Meningkatnya kelestarian dan fungsi lingkungan hidup di kawasan transmigrasi pada kawasan perbatasan
Jumlah dokumen pengelolaan lingkungan 1 Dok 0.50 Jumlah Evaluasi terhadap Perkembangan Kawasan Transmigrasi 3 Kws 0.30 Jumlah mitigasi lingkungan 1 Kws 0.50
V PROGRAM SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL
V.1 Pemetaan Batas Wilayah
Tersusunnya kebijakan pemetaan batas wilayah dan meningkatnya cakupan peta batas wilayah
Jumlah NLP Peta batas wilayah negara (joint Mapping) koridor
perbatasan darat RI-PNG, RI-Malaysia skala 1:50.000 12 0,5 BAKOSURTANAL Jumlah NLP pemetaan kecamatan kawasan perbatasan darat
RI-PNG, RI-Malaysia, dan RI-RDTL skala 1:50.000 serta skala 1:25.000 89 (editing) 0,6 Jumlah pulau pemetaan pulau-pulau terluar 20 2,7 Jumlah (Border Sign Post) BSP RI-RDTL 40 0,4 Jumlah Perapatan pilar batas RI-Malaysia 12 1,5 Jumlah Perapatan pilar batas RI-PNG 5 1,5 Jumlah Perapatan pilar batas RI-RDTL 60 0,8 Jumlah dokumen perundingan teknis batas darat 3 1,0 Jumlah dokumen perundingan teknis batas maritim 3 1,5
VI PROGRAM PENGELOLAAN PERTANAHAN NASIONAL
VI.1 Pengelolaan Pertanahan Provinsi Data hasil inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau
I.L-131
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
VI.2 Pengelolaan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu (WP3WT) (di pusat)
Data hasil inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau
Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu (WP3WT) Inventarisasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu (WP3WT) 1 Paket 5,34
VII PROGRAM PENINGKATAN KOORDINASI BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN
VII.1 Kegiatan Koordinasi Hubungan
Multilateral Terselenggaranya koordinasi Kebijakan Hubungan Multilateral Jumlah Rapat Koordinasi peningkatan kualitas hubungan multilateral 12 0,572 KEMENKO POLHUKAM
Jumlah pemantauan dan evaluasi 4
VII.2 Kegiatan Koordinasi Wilayah Negara
dan Tata Ruang Pertahanan Terselenggaranya Koordinasi Kebijakan Wilayah Negara dan Tata Ruang Pertahanan Jumlah Rapat Koordinasi Wilayah Negara dan Tata Ruang Pertahanan 12 3,7 Jumlah rapat koordinasi pembentukan Badan Nasional Pengelolaan
Perbatasan 0
Jumlah koordinasi pemetaan batas wilayah RI dengan Malaysia, PNG,
Timor Leste, Singapura dan Palau 12 Jumlah pemantauan dan evaluasi 8 Jumlah rapat koordinasi Desk Wiltas dan PPKT 12 Jumlah pemantauan perkembangan sosial politik di Wiltas dan PPKT 4 VII.3 Koordinasi pengelolaan masyarakat
kawasan tertinggal Terselenggaranya koordinasi kebijakan pengelolaan masyarakat kawasan tertinggal Jumlah Rapat Koordinasi Pengelolaan Masyarakat Kawasan Tertinggal 12 0,572 Jumlah pemantauan dan evaluasi 4
I.L-132
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
VIII PROGRAM OPTIMALISASI DIPLOMASI TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN HUKUM DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL
VIII.1 Optimalisasi Diplomasi terkait dengan Perjanjian Politik, Keamanan Kewilayahan dan Kelautan
Terselenggaranya penguatan diplomasi melalui optimalisasi perjanjian politik, keamanan, kewilayahan dan kelautan
Jumlah pelaksanaan perundingan yang terkait dengan pembuatan perjanjian bilateral, regional, dan multilateral antara RI-Malaysia, Filipina, Singapura, Timor Leste, Vietnam, dan Palau
12 13.82 KEMENLU
IX PROGRAM MANAJEMEN PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PERTAHANAN
IX.1. Pembangunan sarana dan prasarana
pertahanan di wilayah perbatasan Meningkatnya jumlah sarana dan prasarana pertahanan di wilayah perbatasan Persentase kecukupan jumlah sarana dan prasarana kebijakan pertahanan di wilayah perbatasan 10% 2.28 Kemhan Jumlah pembangunan sarana & prasarana Dodikhan di wilayah
penyangga perbatasan 1 paket 17,9
X. PROGRAM PENGGUNAAN KEKUATAN PERTAHANAN INTEGRATIF
X.1. Operasi Pemberdayaan Wilayah
I.L-133
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
XI. PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESEJAHTERAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
XI.1 Penyediaan Guru untuk Seluruh
Jenjang Pendidikan Tersedianya Guru Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang Bermutu yang merata antar Provinsi, Kabupaten dan Kota
Jumlah guru yang menerima tunjangan khusus 30.000 6.899,0 Kementerian Pendidikan
Nasional
XII PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMENT DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA
XII.1 Pembinaan administrasi dan tugas teknis lain Kanwil/Kemenag Kabupaten/Provinsi
Menguatnya tata kelola, sistem pengendalian, manajemen, dan terlaksananya pengelolaan pendidikan di Kanwil Kementerian Agama.
Tunjangan Khusus Guru (Orang) 3.500 81 Kementerian Agama
XIII PENINGKATAN KEMAMPUAN IPTEK UNTUK PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL
XIII.1 Pengembangan dan pendayagunaan teknologi pendukung pembangunan daerah tertinggal, terdepan dan pasca konflik
Kebijakan koordinasi dan sinkronisasi pengembangan dan pendayagunaan teknologi pendukung
pembangunan daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca koflik
Jumlah kebijakan 1 1.0 KRT Jumlah pilot pendukung teknologi untuk pembangunan daerah
I.L-134
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
XIV. PROGRAM PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI
XIV.1 Teknologi Efisiensi Pemanfaatan
Sumberdaya Air Identifikasi dan karakter permasalahan Sumberdaya Air (SDA) di daerah tertinggal; Survei Potensi SDA; Model-model sistem penanggulangan permasalahan Air Bersih di daerah tertinggal; Pilot Plant paket teknologi pengolahan air; Rekomendasi-rekomendasi sytartegi pemenuhan kebutuhan air di daerah tertinggal; Sistem informasi sumber daya air dan teknologi pengolahan air
Rekomendasi tentang Sistem Pengelolaan Sumberdaya Air dan efisiensi sumberdaya air di daerah tertinggal, data-data sumberdaya air, lima pilot plant Sistem Pengolahan Air, Software Sistem Informasi Sumberdaya Air (SISDA), Data Base SDA, Sistem Informasi Teknologi Pengolahan AIr di Daerah Tertinggal, Data Base Teknologi Pengolahan Air.
1.3 BPPT
Lap. Permasalahan SDA dan potensi SDA 1 Rekomendasi tentang SPAH (Sist. Pemanfaatan Air Hujan) 1 Rekomendasi tentang SISDA (Sist. Informasi SDA) 1 Pilot Plant SPAH 1
Software SISDA 1
Data Base SISDA di daerah tertinggal/paska gempa & Tsunami
(Kecamatan Sipatujah, Tasikmalaya) 1 Desain & Model SRAT (Sumur Resapan Air Tanah) dengan sistem
"Embung" di Jeneponto (Sulawesi Selatanl) 1
XV PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DARAT
XV.1 Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan
Pelayanan Keperintisan Angkutan Jalan Jumlah Lintas Keperintisan Angkutan Jalan yang terlayani 147 51,5 Kemenhub Jumlah Bus Perintis 50 24,5
I.L-135
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
XV.2 Pembangunan Sarana & Prasarana Transportasi SDP dan pengelolaan prasarana lalulintas SDP
Pembangunan Sarana Keperintisan Jumlah Sarana Keperintisan yang mengalami peningkatan 26 247,2 Kemenhub Pelayanan Keperintisan Angkutan Sungai Danau dan
Penyeberangan Jumlah Lintas Keperintisan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan yang terlayani 115 145,0
XVI PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA
XVI.1 Pelayanan Angkutan Udara Perintis Meningkatnya pelayanan perintis angkutan udara Jumlah rute perintis yang terlayani dan jumlah drum BBM 127 rute; 3779
drum 300 Kemenhub
XVII PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT
XVII .1 Pengelolaan dan Penyelenggaraan kegiatan di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut
Tersedianya kapal penumpang dan kapal perintis Pembangunan kapal perintis dan penumpang (unit) 5 104,4 Kemenhub Tersedianya subsidi perintis angkutan laut di 17 provinsi JJuummllaahhTTrraayyeekkaannggkkuuttaannllaauuttppeerriinnttiiss 6655 300
XVIII PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA LAUT, PESISIR & PULAU-PULAU KECIL
XVIII.1 Pendayagunaan pulau-pulau kecil Terwujudnya 200 pulau kecil yang terfasilitasi penyediaan infrastruktur memadai, ekosistem baik, siap terhadap bencana dan 25 diantaranya terinvestasi
Jumlah pulau kecil yang diidentifikasi dan dipetakan potensinya
secara akurat termasuk pulau-pulau kecil terluar 30 pulau 21,5 KKP Jumlah pulau kecil yang terfasilitasinya penyediaan infrastruktur
memadai secara terintegrasi, termasuk pulau-pulau kecil terluar 30 pulau
XIX PROGRAM PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN
XIX.1 Peningakatan operasional dan
pemeliharaan kapal pengawas Meningkatnya wilayah pengelolaan perikanan bebas IUU fishing Jumlah wilayah pengelolaan perikanan bagian barat bebas IUU fishing (180 hari 3 WPP operasi)
I.L-136
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jumlah wilayah pengelolaan perikanan bagian timur bebas IUU fishing 6 WPP (180 hari operasi) XIX.2 Pengembangan sarana dan
prasarana pengawasan dan pemantauan kapal perikanan
Terpebuhinya sarana dan parsarana pengawasan dengan rancang bangun dan sistem pemantauan yang terintegrasi dan tepat sasaran
Jumlah pemenuhan sarana pengawasan yang memadai secara terintegrasi, akuntabel dan tepat waktu:
• Kapal pengawas • Speedboat • Stasiun radar satelit • VMS offline 0 15 0 500 66,3 KKP
Pemenuhan prasarana pengawasan yang memadai secara terintegrasi, akuntabel, dan tepat waktu:
• Kantor dan bangunan pengawas • Dermaga
• Pos pengawas
6 1 10
XX PROGRAM PENYELENGGARAAN POS DAN TELEMATIKA
XX.1 Pelaksanaan pemberdayaan dan pemerataan pembangunan sarana dan prasarana informatika Catatan: * Alokasi untuk sub kegiatan tersebut sebesar Rp 779,86 milyar merupakan bagian dari alokasi kegiatan Pelaksanaan Pemberdayaan dan Pemerataan Pembangunan Sarana dan Prasarana Informatika pada Prioritas 6.
Layanan komunikasi dan
informatika di wilayah non komersial Prosentase desa yang dilayani akses telekomunikasi (%) Prosentase desa yang dilayani akses internet (%) 100 20 779.86* Kemen Kominfo Prosentase ibukota provinsi yang memiliki regional internet exchange
(%) 30
Prosentase ibukota provinsi yang memiliki international internet
exchange(%) 30
I.L-137
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
XXI PROGRAM PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN
XXI.1 Pembinaan Upaya Kesehatan Dasar Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar kepada
masyarakat Jumlah puskesmas yang menjadi puskesmas perawatan di perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar berpenduduk 81 209,0 Kesehatan Kemen XXI.2 Pembinaan Upaya Kesehatan
Rujukan Meningkatnya pelayanan medik spesialistik kepada masyarakat Jumlah Kab/Kota yang dilayani oleh RS bergerak di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK) 14 79,0 XXI.3 Pelayanan Kesehatan Dasar Bagi
Masyarakat Miskin (Jamkesmas) Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin di puskesmas Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin 8.608 916,8
XXII PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SDM KESEHATAN
XXII.1 Perencanaan dan Pendayagunaan
SDM Kesehatan Meningkatnya perencanaan dan pendayagunaan SDM Kesehatan Jumlah tenaga kesehatan yang didayagunakan dan diberi insentif di DTPK 1.245 551,2 Kesehatan Kemen Jumlah residen senior yang didayagunakan dan diberi insentif di
DTPK 850
XXIII PROGRAM PEMBERDAYAAN SOSIAL
XXIII.1 Pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil (KAT) Terpenuhinya kebutuhan dasar, aksesibilitas, dan pelayanan sosial dasar bagi warga KAT Tersedianya permukiman dan infrastruktur 2340 120,4 Kemen Sosial Pemberian jaminan hidup (KK) 4550