BAB V
PENGEMBANGAN RANCANGAN
V.1. Rancangan Tapak
DATA TAPAK
LOKASI : JL. Swadarma, Kec. Ulujami, Jakarta selatan
LUAS TAPAK : ± 8 Ha
KDB : 20-60 %
BATAS KETINGGIAN : 3 Lantai
Gambar V.1
Analisa Makro
Tapak berada dijalan Raya Swadarma, yang memiliki karakter sebagai berikut :
• Lokasi Tapak berada ditengah-tengah perumahan penduduk, antara perumahan tidak teratur pada sisi timur dan utara dan perumahan tidak teratur pada sisi barat dan selatan tapak.
• Lingkungan Makro yang berpotensi dengan didominasi oleh sarana pendidikan dan perumahan yang diharapkan dapat menunjang kegiatan yang terdapat pada Pusat Dakwah dan Kajian Islam
Untuk perletakan massa bangunan didata dengan cara mengikuti akses dari jalan disekitar tapak untuk bangunan selain masjid. Sedangkan untuk bangunan masjid tetap mengikuti akses yang mengarah kearah kiblat agar memudahkan bagi umatnya dalam melakukan shalat.
Karena letak tapak yang dikelilingi oleh jalan, diusahakan untuk memberikan jarak pandang / vista pada tiap-tiap sisi tapak.
Gambar V.2.
Mekah
.
Sirkulasi pejalan kaki
Sirkulasi kendaraan
Gambar V.3
• Kendaraan masuk melalui Entrance dari jalan raya Swadarma dan keluar pada jalan Kenari. Pola sirkulasi untuk kendaraan menggunakan sirkulasi satu arah yang mengacu Tuhan kita hanya satu, selain itu dengan adanya satu pintu masuk dan satu pintu keluar dapat memaksimalkan penjagaan. Sirkulasi untuk kendaraan menggunakan sirkulasi linier.
• Sirkulasi manusia dapat dicapai dari tiap-tiap sisi tapak agar memudahkan umat untuk datang tanpa harus memutar. Sesuai dengan karakter bangunan Islam, menurut Islamic Planning jalan tikus atau Fina yang bisa dilalui dengan menembus bangunan-bangunan. Sirkulasi untuk pejalan kaki menggunakan sirkulasi bercabang.
Gambar V.4.
Bentuk Ruang Luar 1. Ruang Luar Aktif
Merupakan ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur kegiatan didalamnya, terdiri dari :
• Halaman Masjid, yang dapat digunakan untuk menampung jumlah jamaah yang berlebihan pada saat-saat tertentu.
• Pedestrian, terdapat beberapa alur pedestrian pada tapak agar bangunan mudah diakses.
• Parkir, untuk mobil dan motor. • Halaman untuk kaki lima. 2. Ruang Luar Pasif
Merupakan ruang luar yang tidak mengandung kegiatan manusia dan hanya dapat dirasakan secara visual, ruang luar ini adalah :
• Elemen Luar Keras, elemen yang ditambahkan pada ruang luar dan elemen yang tidak hidup, seperti jalan mobil, pola pengerasan lantai
• Elemen Luar Lunak, elemen hidup yang ditambahkan pada tapak untuk menunjang penampilan dan kegiatan pada bangunan. Selain itu juga merupakan Natural Image yaitu merencanakan bangunan yang mempunyai hubungan dengan alam [Hablumminal’amien] diantaranya yaitu :
– Tanaman yang berfungsi sebagai peneduh, berupa pohon yang rindang.
– Tanaman yang berfungsi memberi kesan estetika, berupa pohon hias atau pohon perdu.
– Water space [kolam buatan], merupakan penerapan dari arsitektur Islam yang melambangkan air yang mengalir di surga, yang dapat dinikmati oleh pengunjung dalam mencari ketenangan.
– Tanaman penutup tanah, rumput.
V.2. Rancangan Arsitektural
Secara garis besar, Sarana Peribadatan dan Pengkajian Ke Islaman ini menampung fasilitas-fasilitas sebagai berikut, yaitu :
a. Masjid → Lt 1 = 2700 m2 Lt 2 = 1764 m2 b. Bangunan Pengkajian → Lt 1 = 3104 m2 Lt 2 = 2376 m2 c. Bangunan Sosial → Lt 1 = 1836 m2 Lt 2 = 1044 m2 d. Bangunan Pengelola → Lt 1 = 1792 m2 Lt 2 = 1332 m2
Perhitungan luas lahan dan lantai untuk semua fasilitas pada sarana ini antara lain :
1. Luas lahan yang direncanakan 8 Ha = 80.000 m2
V.2.1. Bentuk Massa
Bentuk-bentuk fasilitas dalam massa ini direncanakan membuat bentuk-bentuk yang menyatu dengan lingkungan sekitar dan juga tetap memperhatikan dari karakteristik bangunan Islam dimana bentuk bangunan Islam menurut Islamic Planning bentuk bangunan Islam yaitu Informal.
Melihat dari ayat tersebut diatas, maka bentuk masa yang dipilih pada sarana ini yaitu bentuk segi empat dengan melihat kepada pertimbangan efisiensi ruang dalam bangunan dan pertimbangan fleksibilitas kegiatan dan juga dimana pada lingkungan sekitar masa-masa bangunan yang ada didominasi bentuk-bentuk segi empat. Bentuk itu sendiri lebih efisien dalam pemanfaatan kegiatan dalam ruang seperti sholat dan belajar sehingga tidak mubazir.
Ex : pada kegiatan masjid pemanfaatan shaf-shaf lebih efisien.
Gambar V.5
• BENTUK MASSA PADA SEKITAR TAPAK DIDOMINASI BENTUK-BENTUK PERSEGI.
• MENURUT “ISLAMIC PLANNING “ BENTUK BANGUNAN ISLAM MELIHAT PADA LINGKUNGAN SEKITAR DIMANA BIASANYA BENTUKNYA MENGAMBIL BENTUK-BENTUK INFORMAL.
• DASAR DARI BENTUK BANGUNAN DIDAPAT JUGA DARI BENTUK TAPAK YANG DIMANA DIKELILINGI OLEH JALAN.
• BENTUK MASSA PADA SARANA PERIBADATAN DAN PENGKAJIAN KEISLAMAN INI MENGIKUTI GRID-GRID YANG ADA PADA SEKITAR TAPAK.
• SELAIN ITU BENTUK MASSA DIPERTIMBANGKAN JUGA DARI TITIK-TITIK VISTA (JARAK PANDANG) YANG ADA.
V.2.2. Penzonaan Ruang
Bangunan Islam memiliki konsep susunan ruang yang memiliki akses yang jelas dan terdapat aturan-aturan tersendiri dalam penyusunannya. Bentuk-bentuk yang dihasilkan sangat fungsional dan efisien serta memperhatikan kontinuitas salah satu karakteristik Arsitektur Islam [pola sirkulasi yang jelas]. Pada beberapa fasilitas dapat dipisahkan ruang antara pria dan wanita yang mengacu pada ajaran Islam bahwa antara pria dan wanita yang bukan muhrimnya diharapkan tidak menjadi kontak fisik sehingga tidak menimbulkan fitnah. Konsep ini diambil dari konsep Hijab yang terdapat dalam Islamic Planning → tirai penutup atau sesuatu yang memisahkan atau membatasi. Dalam hal ini yaitu pria dan wanita.
Konsep Hijab ini dipertegas pula dalam Al-Quran surat Al-Ahzab : 59 dan sabda Rasulullah.
Selain pemisahan antara pria dan wanita, penzoningan yang lainnya. Yaitu pada tiap-tiap bangunan perletakkan kloset tidak diperbolehkan menghadap kearah Kiblat dan untuk membedakan antara daerah yang suci dan tidak suci yaitu dengan cara membuat tiap-tiap kamar mandi lebih turun -30 cm.
Gambar V.6.
V.3. Rancangan Interior dan Estetika V.3.1. Interior Ruang Dalam
Mihrab dibuat dengan skala proporsi tinggi serta menggunakan bahan pelapis granit warna coklat tua yang dikombinasi dengan coklat muda, memastikan arah orientasi kiblat.
Pada ruang sholat wanita yang terdapat pada lantai atas terdapat jejeran bentuk-bentuk lengkung yang menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya yang terbuat dari Gypsum diwarnai dengan warna yang senada yang terdapat pada Mihrab.
Gambar V.7.
b. Interior Bangunan Lainnya
Penggunaan kaca patri yang bermotif tumbuh-tumbuhan dan kaligrafi serta interiornya, merupakan upaya untuk menyatukan eksterior dan interior bangunan. Komposisi kaca patri di antara bentuk-bentuk geometris adalah keinginan menempatkan karya seni yang dapat menyatu dengan bangunan.
V.3.2. Estetika
Dalam pengolahan tampak menggunakan pengulangan elemen-elemen primer sehingga diharapkan akan terjadi visual tampak bangunan. Unsur irama yang merupakan kekuatan arsitektur Islam diterapkan dalam pengolahan tampak bangunan yaitu dengan menggunakan bentuk-bentuk lengkung pada tiap-tiap jendela. Bentuk lengkung itu sendiri merupakan penerapan dari karakteristik Rabbaniyah yang berarti hubungan antara manusia dengan Tuhan-Nya.
Gambar V.9.
Penggunaan bentuk-bentuk geometri juga diterapkan dalam tampak bangunan yang berfungsi sebagai pencahayaan tambahan yang terbuat dari kaca patri. Kaca patri tersebut digunakan untuk mengingat nikmat kuasa Allah SWT yang menghadirkan cahaya dimuka bumi ini yang dilukiskan dalam bias cahaya yang masuk dari rangkaian kaca patri.
Kaca patri bentuk geometri merupakan penerapan dari karakteristik Arsitektur Islam yaitu Cosmology → konsep yang mengacu pada lingkungan sekitar dan alam semesta.
V.4. Rancangan Sistem Bangunan
Struktur bagian bawah bangunan-bangunan ini menggunakan pondasi setempat. Dengan pondasi tersebut diharapkan bangunan 2 lantai pada tiap-tiap bangunan dapat berdiri kokoh. Dimana dalam Al-Quran Surat Ash Shaff : 4 → sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan mereka menyukai bangunan yang kokoh.
Gambar V.10.
Struktur bangunan menggunakan system struktur rangka portal pada tiap-tiap bangunan. Pada sarana ini bentang untuk tiap-tiap-tiap-tiap kolom yang dirancang yaitu 6 meter dengan perhitungan berdasarkan modul orang sholat yang diestimasikan berukuran 60 cm x 120 cm, sehingga semua kelipatan titik kolom adalah pengulangan dari perkalian 6 meter pada semua bangunan. Kontruksi lantai pada bangunan ini adalah menggunakan system pelat. Pemilihannya karena ekonomis, pengerjaannya mudah dan kekakuan yang tinggi.
Bentuk atap yang dirancang untuk bangunan pada sarana ini adalah menggunakan atap jurai. Karena Islam merupakan agama yang fleksibel dan dapat menerima perkembangan zaman yang ada, tanpa sedikit pun mengorbankan prinsip-prinsip Islam itu sendiri maka konstruksi atap untuk
tiap-tiap bangunan menggunakan kuda-kuda baja untuk bangunan masjid menggunakan atap limasan dengan kuda-kuda baja, agar kesan spritualnya lebih terasa.
V.4.1. Penggunaan Material
Batu bata berlubang digunakan sebagai dinding pengisi, bata berlubang mampu meredam bising dan mengurangi transfer panas dari luar kedalam masing-masing bangunan.
Untuk area parkir jalannya dilapisi dengan aspal yang menyesuaikan dengan jalan yang ada disekitar tapak.
Bahan kayu jati digunakan sebagai pintu, karena urat-urat pada kayu jati tersebut merupakan contoh kejujuran bahan sebagai keindahan alam dimana dalam ajaran Islam itu sendiri kita diajarkan tentang hubungan antara manusia dengan alamnya “Hablumminal’amien”. Bahan dasar Gypsum digunakan untuk plafond pada tiap-tiap bangunan pada sarana ini.
Bahan baja digunakan untuk rangka kuda-kuda atap, bahan aluminium digunakan untuk kusen dan pintu kamar mandi di tiap-tiap bangunan.
V.4.2. Sistem Utilitas Bangunan
• Air Bersih PDMA Reservoir Bawah Kebutuhan air Pada Bangunan Pompa
• Kotoran Padat dan Cair
• System Penerangan
Untuk menghemat energi maka dilakukan penggunaan cahaya alami semaksimal mungkin dengan adanya bukaan seperti void pada tengah bangunan dan juga kaca-kaca yang cukup besar sehingga penggunaan cahaya pada siang hari tidak mubazir. Sedangkan untuk ruangan yang membutuhkan penerangan lebih, menggunakan penerangan buatan.
• System Penghawaan
Dengan sifat bangunan ada yang terbuka dan ada yang tertutup, maka penghawaan yang digunakan juga berlainan. Penghawaan buatan pada bangunan ini menggunakan AC Split pada tiap-tiap ruangnya agar efisiensi biaya.
• System Sirkulasi
Perencanaan sistem transformasi dalam bangunan yang dipilih adalah system sirkulasi biasa dimana memperhitungkan efisiensi biaya dengan menggunakan tangga.
• System Komunikasi
Perencanaan sistem komunikasi dalam bangunan digunakan sebuah sistem. Sebagai berikut :
Kotoran Padat Bak Kontrol Resapan Septictank Kotoran Cair Pompa Riol Kota
– Komunikasi antar bangunan menggunakan sistem PABX untuk para karyawan dan pengelola.
– Hubungan dalam bangunan ; intercom untuk para staff dan pengeras suara [informasi].
• System Keamanan
Digunakan sistem Close Circuit Television [CCTV] dan Master Antena Television [MATV] sebagai pengawasan pada kegiatan dalam bangunan, sedangkan untuk bahaya kebakaran digunakan sistem :
– Alarm / detector. – Fire Hydrant. Water Sprinkler / alat semprot otomatis.