PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA BERORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI SMK NEGERI 1 JATIBARANG
KABUPATEN INDRAMAYU Oleh:
Suranta
FE Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kepemimpinan dan budaya berorganisasi
terhadap kinerja pegawai di SMK N 1 Jatibarang Kabupaten Indramayu. Data diperoleh melalui angket tertutup terhadap 41 pegawai di SMK Negeri 1 Jatibarang Kabupaten Indramayu.
Dari hasil penelitian diperoleh untuk data Kepemimpinan berdasarkan tanggapan pegawai bertumpu pada indikator Kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain, Kemampuan seseorang untuk mengerakan orang lain, Mau bekerjasama dibawah kepemimpinanya, Mencapai suatu tujuan tertentu dari 8 item pertanyaan yang terdapat diangket, semua nya dinyatakan Valid dan Reliabel, Uji Normalitasnya dalam data sebaran normal karena 𝜒2hitung<𝜒2tabel (5,564 <11,070),
Budaya Organisasi berdasarkan tanggapan pegawai bertumpu pada indikator, Kesadaran yang terlihat, Kesadaran yang tak terlihat, Nilai dan keyakinan bersama dalam organisasi, Perilaku individu, Identitas Organisasi dari 10 item pertanyaan yang terdapat diangket, semuanya dinyatakan valid dan reliable. Uji normalitas nya dalam data sebaran normal karena 𝜒2hitung<𝜒2tabel (9,456<11,070)
Kinerja Pegawai berdasarkan tanggapan pegawai bertumpu pada indikator, Kuantitas hasil kerja individu atau kelompok, Kualitashasil kerja individu atau kelompok, Berpedoman pada norma, Berpedoman pada standar operasional/ prosedur,Berpedoman pada kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan organisasi dari 10 pertanyaan yang terdapat diangket, pertanyaan yang terdapat diangket, semuanya dinyatakan valid dan reliable. Uji normalitas nya dalam data sebaran normal karena 𝜒2hitung<𝜒2tabel (4,898<11,070)
Hasil analisis korelasi antara Kepemimpinan (X1) dengan Budaya Organisasi (X2)
adalah sebesar 0,353 membuktikan bahwa terdapat pengaruh Kepemimpinan (X1) dengan
Budaya Organisasi (X2) dalam tingkat hubungan rendah. Hasil analisis korelasi antara
Kepemimpinan (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y) adalah sebesar 0,312 membuktikan bahwa
terdapat pengaruh Kepemimpinan (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y) dalam tingkat hubungan
rendah.Hasil analisis korelasi antara Budaya Organisasi (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y)
adalah sebesar 0,382 membuktikan bahwa terdapat pengaruh Budaya Organisasi (X2) dengan
Kinerja Pegawai (Y) dalam tingkat hubungan rendah..
Hasil analisis korelasi antara Kepemimpinan (X1) dan Budaya Oragnisasi (X2)
terhadap Kinerja Pegawai (Y) dengan koefisien korelasi rX1.Y.X2 = 0,430 membuktikan bahwa
terdapat pengaruh Kepemimpinan (X1) dan Budaya Oragnisasi (X2) terhadap Kinerja
Pegawai (Y) dalam katagori sedang. Uji Linieritas variable X1dan variable X2terhadap
variable Y, diperoleh R12y artinya Kepemimpinan (X1) dan Budaya Oragnisasi (X2) terhadap
Kinerja Pegawai (Y) di SMKN 1 Jatibarang Kab.Indramayu mempunyai pengaruh secara bersama – sama termasuk dalam kategori rendah, Berdasarkan perhitungan tersebut diatas maka diketahui bahwa t hitung sebesar 2,971. Selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel.
Untuk kesalahan 5% atau taraf kepercayaan 95% dengan uji dua pihak dengan dk (derajat kebebasan) = 41 – 2 = 39 didapat t tabel sebesar 2,021.Dengan demikian harga t hitung lebih
besar dari t tabel (2,971 > 2,021), maka H3 di terima dan H0 di tolak Kepemimpinan (X1) dan
Budaya Oragnisasi (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) di SMKN 1 Jatibarang Kab.Indramayu
mempunyai pengaruh secara bersama – sama.
Dari hasil uji hipotesis diperoleh (1) terdapat pengaruh antara kepempinan terhadap kinerja pegawai; (2)terdapat pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja pegawai; (3) terdapat pengaruh secara bersama antara kepemimpinan, budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Budaya Berorganisasi, Kinerja Pegawai PENDAHULUAN
Sekolah sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang berkaitan satu sama lain serta berkontribusi pada pencapaian tujuan. Komponen-komponen tersebut adalah siswa, kurikulum, bahan ajar, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan lainnya, lingkungan, sarana, fasilitas, proses pembelajaran dan hasil atau output. Semua komponen tersebut harus berkembang sesuai tuntutan zaman dan perubahan lingkungan yang terjadi di sekitarnya. Untuk berkembang tentunya harus ada proses perubahan. Pengembangan ini hendaknya bertolak dari hal-hal yang menyebabkan organisasi tersebut tidak dapat berfungsi dengan sebaik yang diharapkan. Dalam konsepsi pengembangan kelembagaan tercermin adanya upaya untuk memperkenalkan perubahan cara mengorganisasikan suatu lembaga, struktur, proses dan sistem lembaga yang bersangkutan sehingga lebih dapat memenuhi misinya. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi pada lembaga sekolah harus meliputi seluruh komponen yang ada di dalamnya.
Perubahan tersebut terjadi dalam struktur, proses, ketenagaan dan sistem suatu lembaga serta proses perubahan itu sendiri, menyangkut bagaimana sekolah sebagai lembaga diorganisasikan sehingga mampu mengemban misinya dengan baik. Dalam proses perubahan tersebut individu organisasi dan lembaga meningkatkan kemampuan dan performancenya sehubungan dengan tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Perubahan tidak akan berjalan tanpa dukungan dari sumber daya manusia yang merupakan asset yang dapat memberikan kontrbusi lebih dalam pencapaian tujuan organisasi.
Kepala sekolah sebagai pimpinan harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter yang khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan professional, serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai pimpinan dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi.
Melihat tugas kepala sekolah yang begitu banyak, maka seorang kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajerial. Jika tidak, maka tidak akan dapat mengelola sekolah dan suasana sekolah menjadi tidak kondusif, itulah hal pertama yang terjadi di SMK Negeri 1 Jatibarang, yaitu kurangnya kemampuan manajerial seorang pemimpin.
Permasalahan yang kedua didalam lingkup organsiasi SMKNegeri 1 Jatibarang adalah tidak adanya kerja sama yang terjalin antar anggota, tidak memiliki unsur visi dan misi walaupun unsur – unsur itu jelas tersirat dalam organisasi, kurangnya kualitas sumber daya pendidik dan kependidikan, kurangnya kesadaran pelaksanaan dasar hukum struktur, dan anatomi yang kurang jelas dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan kepala sekolah adalah motivator bagi kepatuhan diri pada budaya kerja para guru. Walaupun budaya kerja hanya merupakan salah satu bagian dari ciri kinerja guru
dan berkaitan dengan prosentasi kehadiran, ketidakpatuhan pada aturan, menurunnya produktivitas kerja dan apatis, tetapi ternyata hal ini membawa dampak yang sangat besar terutama pada sistem pendidikan kita yang masih memerlukan keberadaan guru secara dominan dalam proses pembelajaran. Pada tahap inilah kepemimpinan kepala sekolah dituntut untuk mampu memimpin atau mengelola sekolah, juga dituntut untuk mampu menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan kerja (climate-maker) sehingga dapat mencegah timbulnya desintegrasi dan mampu memberikan dorongan agar semua komponen yang ada di sekolah bersatu mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Guru merupakan salah satu SDM yang berada di sekolah. Kinerja guru di sekolah mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan sekolah. Masalah kinerja menjadi sorotan berbagai pihak, kinerja pemerintah akan dirasakan oleh masyarakat dan kinerja guru akan dirasakan oleh siswa atau orang tua siswa. Berbagai usaha dilakukan untuk mencapai kinerja yang baik. Perhatian pemerintah terhadap pendidikan sudah disosialisasikan, anggaran pendidikan yang diamanatkan Undang-Undang 20 % sudah mulai dilaksanakan. Maka kinerja guru tentunya akan menjadi perhatian semua pihak. Guru harus benar-benar kompeten dibidangnya dan guru juga harus mampu mengabdi secara optimal. Kinerja guru yang optimal dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal.
Dalam kasus pada SMK Negeri 1 Jatibarang masih banyak hal yang harus ditingkatkan, baik dari kinerja guru, kedisiplinan, motivasi kerja, sampai gaya kepemimpinan kepala sekolah. Fakta menunjukkan tingkat kedisiplinan guru di SMK Negeri 1 Jatibarang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari absensi (kehadiran/ketidakhadiran) dari guru. Ketidakhadiran pegawai dalam setiap bulannya sekilas tampaknya bukan masalah besar. Tetapi sesungguhnya dalam sistem pendidikan kita saat ini, hal itu dapat membawa pengaruh buruk, siswa jadi terlantar karena gurunya absen. Apalagi kalau ditambah dengan prilaku guru yang hadir di sekolah karena malas atau kurang tanggung jawab kadang tidak hadir di kelas. Proses pembelajaran jadi terhambat sehingga para siswa tidak mendapat ilmu secara optimal. Inilah permasalahan ketiga yang terjadi di SMK Negeri 1 Jatibarang.
Penjelasan diatas menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian tehadap pegawai di SMK Negeri 1 Jatibarang Kabupaten Indramayu. Oleh sebab itu penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasiterhadap Kinerja Pegawai” Studi kasus pada SMK Negeri 1 Jatibarang Kabupaten Indramayu. Rumusan masalah dalam penelitian ini (1) apakah terdapat pengaruh antara kepemimpinan terhadap kinerja pegawai?; (2) apakah terdapat pengaruh antara budaya organisasi kerja terhadap kinerja pegawai?; (3) apakah terdapat pengaruh secara bersamaan antara kepempinan, budidaya organisasi terhadap kinerja pegawai.
METODELOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kuanatitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai (Kepala Sekolah, Guru dan Staf Tata Usaha) SMPN 1 Widasari Kabupaten Indramayu yang berjumlah 70 orang orang. Sedangkan sampel yang peneliti gunakan sebanyak 41 pegawai.
Tabel 3.1OperasionalVariabel
Variabel Indikator Pengukuran Item
Angket
Kepemimpinan (X1) Sadili
Samsudin (2010 :287)
a. Kemampuan seseorang untuk meyakinkan orang lain. b. Kemampuan seseorang untuk
mengerakan orang lain. c. Mau bekerjasama dibawah
kepemimpinanya d. Mencapai suatu tujuan
tertentu. Ordinal 1,2 3,4 5,6 7,8 Budaya Organisasi (X2)
e. Kesadaran yang terlihat f. Kesadaran yang takterlihat. g. Nilai dan keyakinan bersama
dalam organisasi. h. Perilaku individu i. Identitas Organisasi Ordinal 1,2 3,4 5,6 7,8 9,10 Kinerja Pegawai (Y) Syamsir Torang (2014 :74)
f. Kuantitas hasil kerja individu atau kelompok.
g. Kualitas hasil kerja individu atau kelompok.
h. Berpedoman pada norma. i. Berpedoman pada standar
operasional/ prosedur. j. Berpedoman pada kriteria
dan ukuran yang telah ditetapkan organisasi Ordinal 1,2 3,4 5,6 7,8 9,10
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni angket dan wawancara. Sedangkan untuk menguji instrumen digunakan uji validitas dan realibilitas. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni dimenggunakan uji normalitas sebagai uji prasyarat. Sedangkan uji alternatif analisis datanya menggunakan uji regresi, uji-t.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji validitas untuk instrumen untuk angket lingkungan kepemimpinan dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Rekapitulasi Validitas Item Angket Kepemimpinan
No Butir Validitas Kesimpulan r hitung r tabel 1 0.563 0.308 Valid 2 0.581 0.308 Valid 3 0.580 0.308 Valid 4 0.576 0.308 Valid 5 0.637 0.308 Valid 6 0.583 0.308 Valid 7 0.532 0.308 Valid
Dari tabel diatas dapat disimpulkan seluruh item tentang kepemimpinan dinyatakan valid, oleh karena itu maka semua item digunakan untuk analisis selanjutnya.
Untuk instrumen untuk angket budaya organisasi dapat pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Rekapitulasi Validitas item Angket Budaya Organisasi
No butir Validitas Kesimpulan r hitung r tabel 1 0.485 0.308 Valid 2 0.560 0.308 Valid 3 0.562 0.308 Valid 4 0.372 0.308 Valid 5 0.385 0.308 Valid 6 0.589 0.308 Valid 7 0.560 0.308 Valid 8 0.562 0.308 Valid 9 0.702 0.308 Valid 10 0.433 0.308 Valid
Dari tabel diatas dapat disimpulkan seluruh item tentang budaya organisasi dinyatakan valid, oleh karena itu maka semua item digunakan untuk analisis selanjutnya.
Untuk instrumen untukangket kinerja pegawai dapat pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Rekapitulasi Validitas item Angket Kinerja Pegawai
No butir Validitas Kesimpulan r hitung r tabel 1 0.684 0.308 Valid 2 0.575 0.308 Valid 3 0.503 0.308 Valid 4 0.522 0.308 Valid 5 0.374 0.308 Valid 6 0.569 0.308 Valid 7 0.357 0.308 Valid 8 0.483 0.308 Valid 9 0.681 0.308 Valid 10 0.651 0.308 Valid
Dari tabel diatas dapat disimpulkan seluruh item tentang kinerja pegawai dinyatakan valid, oleh karena itu maka semua item digunakan untuk analisis selanjutnya.
Dari hasil perhitungan reliabilitas angket kepemimpinan didapat r = 0,678, dengan N = 41 dan taraf signifikan 5% didapat r tabel = 0,308, sehingga r hitung> r tabel (0,678 > 0,308) maka
dapat disimpulkan bahwa angket kepemimpinan reliabel. Dari hasil perhitungan reliabilitas angket Budaya Organisasi didapat r = 0,817, dengan N = 41 dan taraf signifikan 5% didapat r
tabel = 0,308, sehingga r hitung> r tabel (0,817 > 0,308) maka dapat disimpulkan bahwa angket
budaya organisasi reliabel. Hasil perhitungan reliabilitas angket Kinerja Pegawai didapat r = 0,663 , dengan N = 41 dan taraf signifikan 5% didapat r tabel = 0,308, sehingga rhitung> r tabel
Dari hasil perhitungan untuk uji normalitas ketiga variabel menggunakan Chi Kuadrat diperoleh ketiganya normal. Untuk normalitas (1) Kepemimpinan diperoleh 𝜒2hitung<𝜒2tabel
(5,564<11,070), (2) Budaya Organisasi diperoleh 𝜒2hitung<𝜒2tabel (9,456<11,070), (3) Kinerja
Pegawai diperoleh 𝜒2
hitung<𝜒2tabel (4,898 <11,070). Oleh karena itu dilanjutkan dengan analisis
data uji regresi dan uji-t.
Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi gandanya adalah Y = 20,064 + 0,258𝑋1+ 0,288𝑋2. Maksud dari persamaan regresi adalah Kinerja Pegawai akan meningkat jika Kepemimpinan dan Budaya Organisasi ditingkatkan.
Untuk melihat kofesien korelasi (1) pengaruh Kepemimpinan ( X1) dengan Budaya
Organisasi (X2) menggunakan uji korelasi, dari hasil perhitungan diatas, didapat koefisien
korelasi sebesar 0,353 dengan taksiran koefisien korelasi rendah juga positif, jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan terhadap budaya organisasi dalam kategori rendah; (2) pengaruh kepemimpinan (variabel X1) terhadap kinerja pegawai (variabel Y)
menggunakan uji korelasi, dari hasil perhitungan diatas, didapat koefisien korelasi sebesar 0,312 dengan taksiran koefisien korelasi sangat rendah juga positif, jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan (X1) terhadap kinerja pegawai (Y) dalam kategori Sangat
rendah; (3) pengaruh budaya organisasi (variabel X2) terhadap kinerja pegawai (variabel Y)
menggunakan uji korelasi dari hasil perhitungan diatas, didapat koefisien korelasi sebesar 0,382 dengan taksiran koefisien korelasi rendah juga positif, jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai dalam kategori rendah; (4) pengaruh kepemimpinan (variabel X1) dan budaya organisasi (X2) terhadap kinerja pegawai (variabel Y)
menggunakan korelasi ganda dua variabel. Dari hasil perhitungan diatas, didapat koefisien korelasi sebesar 0,430 dengan taksiran koefisien korelasi sedang juga positif, jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepemimpinan (X1) dan budaya organisasi (X2) terhadap kinerja
pegawai (Y) dalam kategori sedang.
Dari hasil perhitungan Uji Linieritas di dapat Fhitung = 4,313 sedangkan Ftabel maka =
3,23 Fhitung< Ftabel maka dengan demikian pengaruh kepimpinan dan budaya organisasi
terhadap kinerja pegawai di SMKN 1 Jatibarang Kab.Indramayu mempunyai pengaruh secara total dalam kategari sedang. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikanmaka dapat diperoleh dengan menghitung koefisien determinasi (1) Untuk kepemimpinan (X1)
terhadap kinerja pegawai (Y) sebesar 9,73%, sedangkan sisanya 90,27% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang dalam penelitian tidak diperhitungkan, (2) budaya organisasi (X2)
terhadap kinerja pegawai (Y) sebesar 14,59%, sedangkan sisanya 85, 41% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang dalam penelitian tidak diperhitungkan, (3) kepemimpinan (X1),
budaya organisasi (X2) terhadap kinerja pegawai (Y) sebesar 18,49 %, sedangkan sisanya 81,
51% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang dalam penelitian tidak diperhitungkan.
Berdasarkan perhitungan diketahui (1) bahwa thitung>ttabel (2,049 > 2,021), maka H1 di
terima dan H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh antara kepemimpinan dengan kinerja
pegawai. (2) bahwa harga thitung> ttabel (2,580 > 2,021), maka H1 di terima dan H0 di tolak,
artinya terdapat pengaruh antara kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. (3) harga thitung>
ttabel (2,971> 2,021), maka HI di terima dan H0 di tolak, artinya terdapat pengaruh antara
kepempinan, budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.
PENUTUP Kesimpulan
1) Terdapat pengaruh antara kepemimpinan terhadap kinerja pegawai. 2) Terdapat pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.
3) Terdapat pengaruh secara bersama antara kepemimpinan, budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.
Saran
1) Kepemimpinan di SMKN 1 Jatibarang Kabupaten Indramayu melihat hasil sebaran data angket penelitian yang ada terlihat bahwa kepemimpinan di SMKN 1 Jatibarang sudah cukup baik. Hanya yang perlu diperhatikan adalah pendekatan secara terus menerus kepada seluruh pegawai perlu ditingkatkan mengingat hasil kerja yang kurang maksimal. 2) Budaya Organisasi di SMKN 1 Jatibarang Kabupaten Indramayu masih
dalamkondisibatas kewajaran artinya kinerja sudah cukup baik namun masih sangat perlu ditingkatkan demi tercapainya tujuan dari lembaga pendidikan mengingat persaingan dalam dunia pendidikan sangatlah ketat dan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan juga sangat diperlukan.
3) Kinerja Pegawai SMKN 1 JatibarangKabupatenIndramayu, sudah cukup baik jika dilihat dari sebaran data angket bahwa kepemimpinan dan budaya organisasi tidak begitu pengaruh. Artinya apakah seluruh pegawai di SMKN 1 Jatibarang ini sudah bisa mandiri dan profesional artinya seluruh pegawai tidak begitu perlu dengan sentuhan kepemimpinan dan budaya organisasi. Karena mereka sudah bisa berjalan dengan sendirinya, artinya tanggung jawab moral dan disiplin pegawai sudah cukup mumpuni. Namum sebaiknya dalam hal ini seorang pemimpin jangan sampai lepas lupa atau kendali dalam pengawasan melekat pada seluruh pegawai.
4) Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai di SMKN 1 JatibarangKabupaten Indramayu tidak terlalu berpengaruh secara signifikan, hanya seperti yang sudah saya sarankan diatas bahwa pengawasan melekat masih sangat perlu dilakukan demi tetap terjaganya kondusifitas dan kestabilan kinerja pegawaiBudaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di SMKN 1 Jatibarang Kabupaten Indramayu.
5) Dalam hal ini pengaruhnya juga tidak begitu signifikan artinya budaya organisasi yang ada sudah cukup mumpuni walaupun masih banyak sebagian pegawai yang masih tidak mengindahkan norma – norma atau aturan – aturan yag ada sehingga kinerjanya menurun. Dalam hal ini sebaiknya lembaga SMKN 1 Jatibarang sedikit merubah atau memeberi lebih ketegasan tentang norma – norma atau aturan – aturan yang berlaku, mungkin perlu dikaji ulang demi perbaikan kemasa yang akan datang.
6) Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai di SMKN 1 Jatibarang Kabupaten Indramayu. Dari hasil angket yang peneliti sebarkan ternyata antara Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai terdapat pengaruh walaupun dalam kategori sedang. Artinya standarisasi gaya kepemimpinan dan budaya organisasi di lingkungan SMKN 1 Jatibarang kurang begitu menyentuh para pegawai. Sehingga dalam hal ini sebaiknya pemimpin agar sedikit merubah gaya kepemimpinan nya untuk bisa merubah polapikir seluruh pegawai dengan begitu diharapkan kinerja pegawai bisa lebih ditingkatkan kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Edy Sutrisno. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Irham Fahmi. 2013. Manajemen Kepemimpinan. Bandung: Alfabeta
Kartini Kartono. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan (Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu) Jakarta: Raja Grafindo Persada.
M.H. Matondang. 2008. Kepemimpinan Budaya Organisasi dan Manajemen Strategik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
M. Sobry Sutikno. 2014. Pemimpin dan Kepemimpinan (Tips Praktis untuk menjadi Pemimpin
yang diidolakan) Lombok: Holistica.
Marliana B. Winanti. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Malayu S.P. Hasibuan. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Syamsir Torang, 2014. Organsiasi dan Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya dan
Perubahan Organisasi). Bandung: Alfabeta.
Sadili Samsudin.2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Sondang P. Siagian. 2011.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.