• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini memberikan dampak salah satunya sistem pembayaran yang telah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. hal ini memberikan dampak salah satunya sistem pembayaran yang telah"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ekonomi berkembang pesat dengan perkembangan teknologi, hal ini memberikan dampak salah satunya sistem pembayaran yang telah digantikan dari uang tunai (currency) yang dikenal masyarakat selama ini sebagai alat pembayaran yang umum ke dalam bentuk pembayran non tunai yang dikenal lebih efektif dan efisien. Perkembangan teknologi yang tinggi ini juga diikuti dengan tingkat persaingan bank yang semakin tinggi dan mendorong sektor perbankan atau non bank untuk semakin inovatif dalam menyediakan berbagai alternatif jasa pembayaran non tunai berupa sistem transfer dan alat pembayaran menggunakan kartu elektronis (electronic card payment) yang aman, cepat dan efisien, serta bersifat global.

Perbankan merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting di berbagai bidang, antara lain dalam kegiatan masyarakat khususnya di bidang finansial, serta kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pribadi seseorang. Dimana semuanya itu dapat terpenuhi lewat jasa-jasa perbankan. Jasa-jasa yang dilakukan oleh pihak bank menurut ketentuan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan harus sesuai dengan ketentuan yang ada yaitu berdasarkan pada jenis banknya. Berdasarkan pada penggolongan jenis bank maka menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, jasa-jasa yang dapat dilakukan oleh bank umum salah satunya adalah transfer atau pemindahan uang.

(2)

Fungsi bank dalam menjalankan operasional secara umum adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary atau lembaga sehingga bank dalam melakukan usahanya selalu berpedoman pada prinsip kehati-hatian (prudential banking regulation) atau pengaturan tentang prinsip kehati-hatian pada bank, yang pada dasarnya berupa berbagai ketentuan yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup dan pengelolaan bank secara sehat sehingga mampu menjaga kepercayaan masyarakat serta menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi dan pelayanan sistem pembayaran bagi perekonomian.1

Bank selalu dituntut untuk bersikap profesional agar dapat berfungsi secara efisien. sehat serta menghadapi persaingan global. Dalam era globalisasi perkembangan ilmu dan teknologi maju dengan pesatnya. Hal ini juga terjadi di dalam sistem perbankan, dimana perbankan diharuskan untuk meyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi tersebut untuk melayani nasabahnya dengan baik.

Bank memiliki kegiatan usaha dalam lalu lintas pengiriman uang atau transfer uang dapat dilakukan dengan surat bukti pengiriman uang yang pemberitahuannya dilakukan melalui:

1. Surat atau pos

2. Telaks/telegram atau kawat

1 Perry warjiyo, Bank Indonesia Sebagai Sebuah Pengantar(Jakarta: PPSK BI, 2004),

(3)

3. Cara memberikan wesel tunjuk diantara sesama kantornya, tetapi dapat juga dnegan penarikan atas saldo kredit yang ada pada bank koresponden secara telegram, wesel tunjuk, atau dengan cek. 4. Melalu sarana elektronik (electronic funds transfer system) seperti

melalui ATM, penggunaannya saat ini telah banyak dilakukan tidak hanya terbatas melalui ATM.

Salah satu jasa yang dilakukan oleh pihak bank adalah transfer atau pemindahan uang. Saat ini perbankan Indonesia telah mengembangkan electronic banking system atau yang lebih dikenal dengan perbankan elektronik. Sistem perbankan elektronik adalah segala macam transfer dan pemprosesan data dengan menggunakan sistem dan peralatan elektronik meliputi transaksi intern dan ekstern suatu bank. Kegiatan transfer dana dengan menggunakan sistem dan peralatan elektronik tersebut dikenal dengan istilah Electronic Funds Transfer (EFT). Sistem dan peralatan elektronik yang digunakan dalam transfer dana tersebut berupa telepon, computer, pita magnetis dan lainnya.2

Pada dasarnya transaksi dengan menggunakan electronic funds transfer berbeda dengan transaksi pembayaran secara konvensional yang dilakukan dengan menggunakan kertas (paper) maka dalam electronic funds transfer adalah transaksi pembayaran yang dilakukan tanpa menggunakan kertas (paper) atau warkat melainkan menggunakan media elektronik.3

Semua jenis transaksi yang ada dalam EFT tersebut sudah diterapkan dalam perbankan Indonesia dan yang paling banyak digunakan dalam masyarakat

2 Bambang Setjioprodjo, Permasalahan Hukum Dalam Transfer Dana Elektronik,

Majalah Hukum Nasional,. 2, (2000), hlm.115

3 Dimas Anugrah Argo Atmaja, Pembuktian Dalam Electronic Funds Transfer, Majalah

(4)

selain ATM (Automated Teller Machine) adalah kartu kredit. Salah satu ciri electronic funds transfer pada salah satu sistem pembayaran adalah dengan menggunakan kartu plastik (credit card, debit card maupun dengan menggunakan sarana ATM). Kecangihan transaksi yang menggunakan sarana kartu kredit tidak dapat terlepas dari kemajuan teknologi. Teknologi telah merubah banyak aspek bisnis dan pasar.

Dengan menggunakan sarana kartu plastik tersebut, para nasabah dapat melakukan berbagai transaksi dan tidak perlu harus datang dan antre di kantor/bank pemberi jasa, melainkan cukup datang di outlet-outlet yang tersebar hampir di tempat-tempat yang cukup strategis sehingga sangat memudahkan bagi para nasabah untuk menggunakan fitur-fitur yang ditawarkan oleh bank pemberi jasa. Perubahan masyarakat dalam bidang sosial dan ekonomi menyebabkan kebutuhan akan penggunaan sistem pengguna kartu plastik semakin dibutuhkan.

Masyarakat semakin menginginkan sistem pelayanan yang lebih efisien dan dapat memberikan kemudahan-kemudahan dalam melakukan transaksi perbankan, antara lain untuk melakukan penarikan uang tunai, pembayaran tagihan kartu kredit, pembayaran tagihan pulsa dan lainnya. Sistem pembayaran secara elektronik ini dapat memberikan kenyaman dengan proses yang lebih cepat, efisien, paperless, waktu yang lebih fleksibel, tanpa perlu hadir di counter bank telah memberikan electronic funds transfer beberapa kelebihan. Namun harus disadari bahwa dengan sifatnya yang unik tersebut perlindungan terhadap nasabah dapat menjadi tidak jelas, dimana pada akhirnya dapat mengakibatkan masalah-masalah yang timbul dari transaksi tersebut. Bahkan nasabah sering berada dalam pihak yang dirugikan, misalnya transaksi dengan menggunakan

(5)

kartu kredit, sebagai contoh adanya transaksi yang tidak pernah dilakukan sebelumnya oleh pemilik kartu kredit namun yang terjadi adanya pemberitahuan dari pihak bank mengenai tagihan kartu kredit tersebut.

Perhitungan kredit limit atau saldo yang salah sehingga pemegang kartu kredit membatalkan transaksi belanja mereka, adanya keluhan dari nasabah mengenai suku bunga yang tidak sesuai pada saat perjanjian, hal ini jelas sangat merugikan nasabah pada saat melakukan transaksi. Berdasarkan pada uraian diatas dapat dikemukakan bahwa nasabah sebagai konsumen memilki kedudukan yang lemah. Nasabah hanya bisa mengajukan klaim pada pihak bank. Transaksi dengan menggunakan electronic funds transfer sangat rentan terhadap timbulnya penipuan (fraud) yang antara lain dapat dilakukan oleh nasabah atau pihak yang berhubungan dengan nasabah, pihak bank dalam hal ini adalah pegawai bank itu sendiri maupun dari transmisi telekomunikasi.

Pada situasi diatas, dapat dikemukakan bahwa nasabah sebagai konsumen pengguna jasa electronic funds transfer memiliki kedudukan yang lemah dan sering dirugikan. Dalam pemakaian jasa electronic funds transfer saat ini, posisi dan kepentingan nasabah belum terlindungi dengan baik, di lain pihak posisi bank sangatlah dominan yang tentunya akan mengutamakan kepentingan bank itu sendiri. Hal ini jelas terlihat dalam perjanjian antara bank dan nasabah ataupun ketentuan tentang pemakaian jasa atau produk bank yang ditetapkan secara sepihak oleh bank, sehingga dalam kondisi demikian jika timbul suatu permasalahan nantinya maka tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat dengan tanggungjawab yang jelas.

(6)

Selama ini jika terjadi suatu permasalahan antara nasabah dengan pihak bank yang berkenaan dengan pemakaian jasa electronic funds transfer maka dapat diselesaikan dengan mengacu pada perjanjian antara kedua belah pihak, ketentuan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UU No. 8 Tahun 1999). Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.

Permasalahan antara nasabah dengan pihak bank yang berkenaan dengan pemakaian jasa EFT khususnya dalam hal ini adalah kartu kredit, dapat diselesaikan dengan mengacu pada perjanjian kedua belah pihak, ketentuan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen ( UU No. 8 Tahun 1999 ), sehingga dirasakan perlu adanya suatu undang - undang yang khusus mengatur mengenai electronic funds transfer yang tujuannya lebih melindungi kepentingan nasabah dengan menetapkan aspek standar sekuriti dan keamanan produk, standar perlindungan konsumen, standar pengawasan dan penyelesaian sengketa.

Pengaturan mengenai transfer dana terdapat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana. Undang-undang ini telah menjelaskan bahwa meningkatnya kegiatan perekonomian nasional merupakan salah satu faktor utama dalam upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap iklim usaha di Indonesia. Meningkatnya kepercayaan masyarakat tersebut antara lain tercermin dari arus transaksi perpindahan Dana yang terus menunjukkan peningkatan tidak saja dari sisi jumlah transaksi, tetapi juga dari sisi nilai nominal transaksinya. Selain faktor kelancaran dan kenyamanan dalam pelaksanaan Transfer Dana, faktor kepastian dan perlindungan hukum bagi para pihak terkait juga merupakan faktor utama dalam Transfer Dana.

(7)

Untuk mewujudkan upaya tersebut dan dalam rangka mencapai tujuan akhir untuk menjaga keamanan dan kelancaran sistem pembayaran, perlu adanya peraturan yang komprehensif tentang kegiatan Transfer Dana.

Keberadaaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 mengenai penyelenggaraan Transfer Dana selama hampir 10 tahun sejak tanggal 23 Maret 2011, kegiatan Transfer Dana atau pengiriman uang terus berkembang di masyarakat. Kegiatan ini yang sangat beragam dimulai dari layanan non-bank, kemudian berkembang dengan layanan kedatangan pengguna jasa ke kantor bank, sampai akhirnya dilakukan sendiri kegiatan transfernya tanpa harus datang ke kantor Bank atau non-Bank, seperti lewat ATM, internet banking atau melalui layanan mobile banking. Peruntukan transfer dananya pun terus berkembang dan terus dimanfaatkan untuk semua kepentingan yang diinginkan oleh pengguna jasa, seperti untuk pembayaran uang sekolah, tagihan listrik, tagihan telepon, pembayaran transaksi bisnis dan bahkan untuk kepentingan sosial.

Sejalan dengan hal tersebut, kegiatan transfer dana berpotensi menimbulkan kerugian bagi para pihak, baik bagi pihak pengirim maupun pihak penerima Tranfer Dana, jika kegiatan Tranfer Dana dimaksudkan untuk memenuhi suatu kewajiban pembayaran yang bersifat segera. Sebagai upaya untuk memberikan perlindungan kepada para pengirim Dana maka dikeluarkan aturan yang mengatur hal tersebut. Ketentuan ini diberlakukan secara luas, baik kepada masyarakat maupun Lembaga penyedia jasa keuangan bank dan non-bank. Keamanan dan perlindungan nasabah maupun pihak bank menjadi semakin rentan dengan sistem transfer dana secara elektronik tersebut, oleh karena itu bank juga bertugas untuk memperhatikan aspek keamanan dan perlindungan

(8)

nasabah maupun pihak bank sendiri dan tugas utama dari sector hukum adalah berfungsi untuk membuat aturan yang menjamin keamanan dan perlindungan nasabah dan pihak bank serta memperjelas sistem tanggung jawab hukum seandainya terjadi hal-hal yang merugikan pihak nasabah maupun pihak bank.

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana, I. Umum, menjelaskan untuk memberikan pengaturan yang sama kepada seluruh Penyelenggara dalam melakukan kegiatan Transfer Dana, pengaturan dalam Undang-Undang ini tidak saja berlaku bagi Bank yang menjalankan kegiatan usaha secara konvensional, tetapi juga berlaku bagi Bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Untuk Bank dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, ketentuan yang terkait dengan jasa bunga, atau kompensasi dan kewajiban lain disesuaikan berdasarkan prinsip syariah.

Mengenai perlindungan pada transfer dana elektronik terdapat beberapa contoh kasus yang ada di Indonesia, beberapa contoh kasus ini ada sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana maupun setelah diundangkannya undang-undang tersebut, diantaranya adalah kasus pembobolan kartu kredit milik Moch Torino Junaedy yang berasal dari Surabaya yang telah mendapatkan putusan inkracht oleh Mahkamah Agung setelah upaya banding yang dilakukan oleh pihak lawannya yakni Citibank. Permasalahan ini menggunakan upaya penyelesaian sebelum adanya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana, selain itu terdapat pula

(9)

permohonan dari Endang Purwaningsih atas kesalahan transfer dana elektronik yang digunakannya melalui jasa mobile banking BCA, pihak BCA mendasarkan penyelesaian permasalahan transfer dana elektronik tersebut pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana.

Di Jambi terdapat permasalahan transfer dana elektronik palsu yang dilakukan oleh Untung Wijanarko seorang mantan kepala cabang bank Mandiri KC. Bekasi Rawa Lumbu yang divonis oleh hakim Pengadilan Negeri Jambi atas pertimbangan terdakwa dilakukan penahanan rutan di LP Jambi dan tempat kediaman sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat pada tempat Pengadilan Negeri Jambi dari pada tempat kedudukan pengadilan negeri yang di dalam daerahnya tindak pidana itu dilakukan yaitu Pengadilan Negeri Bekasi, oleh karenanya Pengadilan Negeri Jambi berwenang memeriksa dan mengadili terdakwa.

Selain itu pada bulan Mei tahun 2021 terjadi kesalahan transfer dana oleh pegawai Bank 9 Jambi Kantor Cabang Muaro Bulian, namun pihak Bank 9 Jambi menganggap hal tersebut sebagai human error dan permasalahan diselesaikan melalui permintaan pengembalian dana oleh penerima dana salah transfer. Oleh karena latar belakang dan beberapa contoh kasus diatas, maka penyusun tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan “Perlindungan Hukum Terhadap Pengirim Dana Menggunakan Electronic Fund Transfer (EFT) Berdasarkan Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana”.

(10)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang hendak dibahas adalah:

a. Bagaimanakah bentuk Hubungan Hukum Pengirim Dana dan Lembaga Penyedia Jasa Electronic Fund Transfer (EFT)?

b. Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pengirim dana menggunakan jasa Electronic Fund Transfer (EFT) ditinjau Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana dan Upaya Penyelesaian Sengketa dalam Peraturan Perundang-Undangan Terkait Transfer Dana Elektronik?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian dan penulisan skripsi ini adalah:

a. Untuk menganalis dan mendeskripsikan bentuk hubungan hukum terhadap pengirim dana dengan lembaga penyedia jasa Electronic Fund Transfer (EFT).

b. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap pengirim dana menggunakan jasa Electronic Fund Transfer (EFT) ditinjau Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana dan upaya penyelesaian apabila pengirim dana dirugikan berdasarkan peraturan perundang-undang terkait Transfer Dana Elektronik.

D. Manfaat Penulisan

(11)

1. Secara teoretis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu hukum. yang berkaitan dengan hukum perbankan lebih khusus lagi mengenai konsep perlindungan dari Electronic Fund Transfer (ETF).

b. Hasil penelitian bermanfaat sebagai titik tolak dalam penelitian lebih lanjut mengenai mengenai konsep perlindungan dari Electronic Fund Transfer (ETF).

2. Secara praktis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perlindungan hukum terhadap nasabah pengguna jasa Electronic Fund Transfer (ETF).

b. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi perumusan Undang-Undang mengenai Electronic Fund Transfer (ETF).

E. Kerangka Konseptual

Konsep-konsep yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Perlindungan Hukum

Perlindungan yang menjadi topik penelitian pada skripsi ini adalah Perlindungan Hukum yang merupakan gambaran dari bekerjanya fungsi hukum untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.4 Perlindungan hukum dapat

4 Wahyu Sasongko, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen, Unila,

(12)

diartikan sebagai perlindungan oleh hukum atau perlindungan dengan menggunakan pranata dan sarana hukum. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka penegakan peraturan hukum.

2. Pengirim Dana

Dalam penelitian ini terdapat dua konteks pengirim dana, yaitu pengirim dana melalui badan hukum berupa bank yang disebut Nasabah dan pengirim dana sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 yakni:

a. Pengirim (Sender) adalah Pengirim Asal, Penyelenggara Pengirim Asal, dan semua Penyelenggara Penerus yang menerbitkan Perintah Transfer Dana.

b. Pengirim Asal (Originator) adalah pihak yang pertama kali mengeluarkan Perintah Transfer Dana.

Nasabah adalah orang atau badan hukum yang mempunyai rekening baik rekening simpanan atau pinjaman pada pihak bank. Sehingga nasabah merupakan orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank.5 Dengan kata lain nasabah adalah pihak atau orang yang menggunakan dan secara sengaja menjadi langganan bank yang di percayai nya.

5 M. Nur Rianto Al Arif. Dasar- Dasar Pemasaran Bank Syariah. (Bandung:

(13)

3. Penyelenggara Transfer Dana

Penyelenggara Transfer Dana, yang selanjutnya disebut Penyelenggara, adalah Bank dan badan usaha berbadan hukum Indonesia bukan Bank yang menyelenggarakan kegiatan Transfer Dana.

Pada Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.6

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

4. Electronic Transfer Fund (ETF)

Salah satu jasa yang dilakukan oleh pihak bank adalah transfer atau pemindahan uang. Saat ini perbankan Indonesia telah mengembangkan electronic banking system atau yang lebih dikenal dengan perbankan elektronik. Sistem perbankan elektronik adalah segala macam transfer dan pemprosesan data dengan menggunakan sistem dan peralatan elektronik meliputi transaksi intern dan ekstern suatu bank. Kegiatan transfer dana dengan menggunakan sistem dan peralatan elektronik tersebut dikenal dengan istilah Electronic Funds Transfer (EFT).

6“Perbankan” diakses pada laman OJK pada pukul 10.53 WIB

(14)

Sistem dan peralatan elektronik yang digunakan dalam transfer dana tersebut berupa telepon, komputer, pita magnetis dan lainnya.7

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana memberikan definisi

Transfer Dana adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dengan perintah dari Pengirim Asal yang bertujuan memindahkan sejumlah Dana kepada Penerima yang disebutkan dalam Perintah Transfer Dana sampai dengan diterimanya Dana oleh Penerima.8

F. Metode Penelitian

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini bersifat yuridis normatif, yaitu penelitian penelitian yang melakukan pendekatan menggunakan konsep legis positivis yang menyatakan bahwa hukum adalah identik dengan norma-norma tertulis yang dibuat dan diundangkan oleh lembaga-lembaga atau pejabat yang berwenang.9

Penelitian hukum normatif menitik beratkan pada telaah atau kajian hukum positif. Sesuai dengan karakter keilmuan hukum normatif, maka telaah hukum positif tersebut meliputi telaah dogmatika hukum, telaah teori hukum, dan telaah filsafat hukum. Pada tataran dogmatika hukum titik-berat dilakukan terhadap identifikasi asas-asas atau

7 Bambang Setjioprodjo, Permasalahan Hukum Dalam Transfer Dana Elektronik,

Majalah Hukum Nasional No. 2 Tahun 2000, Hlm. 115.

8 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana.

9 Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metode Penelitian Hukum dan jurimetri, Ghalia

(15)

peraturan-peraturan yang terkait dengan hukum perbankan di Indonesia.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian memiliki peran yang penting dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah hukum. Dengan pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek mengenai isu-isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabnya.10 Dalam skripsi ini akan digunakan berbagai pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan Kasus (Case Approach)

Pendekatan Kasus adalah salah satu jenis pendekatan dalam penelitian hukum normatif dengan membangun argumentasi hukum dalam perspektif kasus konkrit yang terjadi dilapangan, pendekatan ini bertujuan untuk mencari nilai kebenaran serta jalan keluar terbaik terhadap peristiwa hukum yang terjadi sesuai dengan prinsip keadilan. Pendekatan ini dilakukan dengan melakukan telaah pada kasus yang telah memperoleh putusan penagdilan dan berkekuatan hukum tetap.11 b. Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach)

Pendekatan perundang-undangan dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani.12 Secara sederhana, pendekatan ini digunakan untuk menelaah instrumen-instrumen hukum terkait isu

10 Peter Mahmud Marzuki. Penelitian Hukum. Edisi Revisi. Jakarta: Prenadamedia Group.

2015. hlm 133.

11 Ibid. hlm. 93.

(16)

yang dibahas dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman terhadap kandungan filosofis dari instrumen hukum.

c. Pendekatan Konseptual (Conseptual Approach)

Pendekatan konseptual beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum.13 Hal tersebut

yang akan menjadi dasar bagi penulis untuk membangun dan mengembangkan argumen untuk menyelesaikan isu yang dibahas dalam skripsi ini.

3. Spesifikasi Penelitian

Sesuai dengan masalah yang di teliti, maka pendekatan masalah yang penulis gunakan adalah metode yang bersifat deskriptif, yaitu dengan menggambarkan atau menjelaskan bentuk hubungan hukum dan perlindungan hukum terhadap nasabah sebagai konsumen pengguna jasa Electronic fund transfer (EFT) ditinjau dari hukum perbankan di Indonesia.

4. Tehnik Pengumpulan Data

Penelitian ini merupakan penelitian normatif, yang difokuskan pada penelitian kepustakaan untuk mengkaji bahan-bahan hukum dari sumber yang relevan. Peter Mahmud Marzuki menyatakan bahwa “sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber penelitian yang berupa bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder”.14

13 Ibid. hlm 135.

(17)

5. Sumber Data

Sumber-sumber penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut.

1) Bahan Hukum Primer

Bahan yang diperoleh dengan mempelajari peraturan Perundang-undangan yakni :

a) Kitab Undang-undang Hukum Perdata Buku III

b) Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

c) Undang-Undang No. 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana

d) Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

e) Peraturan perundangan lainnya yang berkaitan dengan perbankan

2) Bahan Hukum Sekunder

Bahan yang erat kaitannya dengan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder ini dapat diperoleh melalui literatur hukum yang berkaitan erat dengan penulisan ini.

3) Bahan Hukum Tertier

Bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan sekunder yang diperoleh dengan mempelajari kamus, baik Kamus Hukum maupun Kamus Bahasa Indonesia.

(18)

6. Analisa Bahan Hukum

Setelah data dikumpulkan, maka penulis mengadakan analisis secara hukum, yakni:

a. Melakukan interprestasi b. Mengevaluasi/ dan c. Menilai

Setelah dilakukan analisis secara hukum, kemudian penulis melakukan analisis data secara yuridis kualitatif, yakni suatu cara pengolahan data dan mengklasifikasi data kemudian membuat kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis secara kualitatif yang bersifat induktif yaitu dari umum ke khusus.

G. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini akan penulis susun dengan menggunakan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, Bab ini adalah bab pertama yang berisi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka konseptual, landasan teori, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Mengenai Electronic Fund Transfer (EFT), Bab ini berisi tinjauan umum tentang Perlindungan Konsumen di Indonesia, Lembaga Bank dan Non-Bank serta Electronic Fund Transfer (ETF).

Bab III Perlindungan Hukum Terhadap Pengirim Dana Menggunakan

Electronic Fund Transfer (EFT) Berdasarkan Undang- Undang Nomor 3

(19)

Perlindungan Hukum terhadap Pengirim Dana Pengguna Jasa Electronic Fund Transfer (EFT) ditinjau Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana dan Upaya Penyelesaian Sengketa dalam Peraturan Perundang-Undangan Terkait Transfer Dana Elektronik serta bentuk hubungan hukum terhadap pengirim dana dan lembaga penyedia Electronic Fund Transfer (EFT) ditinjau dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2011 tentang Transfer Dana.

Bab IV Penutup, Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan penelitian ini yang berisikan kesimpulan dan saran.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam membuat pergerakan animasi karakter yang serupa dengan pergerakan manuasia, maka diperlukan proses tracking dari model referensi kemudian hasil tracking

Perlu dilakukan analisis penetrasi garam dalam telur asin yang di inkubasi dengan berbagai media yang biasa digunakan oleh masyarakat dan menggunakan garam

Agar produk mainan Indonesia bisa diterima di Perancis dan nilai perdagangannya bisa semakin meningkat, maka perlu sekali untuk mempromosikan secara intensif

1. Sekolah Menengah Kejuruan Program Keahlian Tata Busana sudah menerapkan penilaian berbasis portofolio melalui penilaian dokumen desain sebagai kumpulan tugas pada

Menurut Mullins, Walker, Larreche, dan Boyd (2005, p422), apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus dapat mengerti

Grafik step respon hasil simulasi untuk sistem pengendalian kcc epatan putaran motor diesel high speed dengan menggunakan kontro l er logika fuzzy kctika motor dilakukan

Di njau dari manajemen satuan pendidikan, maka penyusunan model inspirasi diversifi kasi kurikulum esensi dan muaranya adalah terwujudnya Kurikulum ngkat satuan

Loyalitas konsumen adalah sebuah komitmen mendalam yang dipegang teguh untuk melakukan pembelian berulang terhadap sebuah produk atau jasa secara konsisten di masa yang akan