• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, rumah sakit adalah 7 :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, rumah sakit adalah 7 :"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pengertian rumah sakit

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, rumah sakit adalah 7 1. Tempat merawat orang sakit

:

2. Tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai pelayanan kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 159b/Menkes/PER/II/1988 menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. 8 Menurut Soetjino (2006) rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang melakukan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

2. 2. Klasifikasi rumah sakit

Berdasarkan bentuk pelayanan, rumah sakit dibedakan jenisnya, yaitu rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah tempat pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar dan spesialistik, pelayanan penunjang medik, pelayanan instalasi, dan pelayanan perawatan secara rawat jalan dan rawat inap. Rumah sakit khusus adalah tempat pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik tertentu, pelayanan penunjang

(2)

medik, pelayanan instalasi, dan pelayanan perawatan secara rawat jalan dan rawat inap.

Rumah sakit umum pemerintah diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan :

9

1. Rumah sakit kelas A

Rumah sakit tipe ini memiliki pelayanan medik spesialis luas dan sub spesialis luas.

2. Rumah sakit kelas BII

Rumah sakit tipe ini memiliki pelayanan medik spesialis luas dan sub spesialis terbatas.

3. Rumah sakit kelas BI

Rumah sakit tipe ini minimal memiliki 11 (sebelas) macam pelayanan medik spesialistik.

4. Rumah sakit kelas C

Rumah sakit tipe ini minimal memiliki 4 (empat) macam pelayanan medik spesialistik dasar.

5. Rumah sakit kelas D

Rumah sakit tipe ini minimal memiliki pelayanan medik dasar.

Sedangkan untuk rumah sakit umum swasta, klasifikasinya lain lagi. Klasifikasi rumah sakit umum swasta, yaitu :

1. Rumah sakit umum tingkat utama

(3)

2. Rumah sakit umum tingkat madya

Rumah sakit tipe ini minimal memiliki 4 (empat) pelayanan medik spesialistik. 3. Rumah sakit umum tingkat pratama

Rumah sakit tipe ini memiliki pelayanan medik umum. Ditinjau dari segi kepemilikannya, rumah sakit dibedakan atas :

1. Rumah sakit pemerintah yang dikelola oleh : a. Departemen kesehatan

b. Departemen dalam negeri

c. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia d. Badan Usaha Milik Negara

2. Rumah sakit swasta yang didirikan oleh:

a. Yayasan dan perkumpulan serta bersifat nirlaba. b. Perseroan Terbatas.

Berdasarkan sifatnya, rumah sakit dibagi atas : a. Yang mencari keuntungan (for profit)

b. Yang tidak mencari keuntungan (not for profit)

2. 3. Dokter gigi

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, dokter gigi adalah dokter gigi dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran gigi baik dari dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan.

(4)

Kompetensi yang harus dicapai seorang dokter adalah meliputi tujuh area kompetensi, yaitu :

1. Keterampilan komunikasi efektif

10

2. Keterampilan klinik dasar

3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran

4. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesimabungan, dan terkoordinasi.

5. Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi 6. Mawas diri dan mengembangkan diri/belajar sepanjang hayat 7. Menjunjung tinggi etika, moral, dan profesionalisme dalam praktek

2. 4. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri, dan hubungan sosial individu di luar kerja (Blum). Menurut Ashar (2001), kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Howell dan Dibboye memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya pekerja atau karyawan terhadap berbagai aspek dalam pekerjaannya

Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting, karena besar manfaatnya bagi individu, perusahaan, dan masyarakat. Bagi individu, penelitian

(5)

usaha-usaha peningkatan kebahagian mereka. Bagi perusahaan, penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka usaha peningkatan kualitas produksi melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawan, selanjutnya masyarakat tentu akan menikmati hasil produk atau jasa perusahaan yang maksimal. 11

2. 5. Teori-teori kepuasan kerja

Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan dan sebaliknya.11 Beberapa teori kepuasan kerja menurut As’ad (2000), yaitu :

1. Teori perbedaan ( discrepancy theory )

14,15,16,17

Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter (1961). Porter mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Kemudian Locke (1969) menerangkan bahwa kepuasan kerja seseorang bergantung kepada perbedaan antara yang seharusnya dengan apa yang menurut perasaannya atau persepsinya telah diperoleh atau dicapai melalui pekerjaan. Dengan demikian, orang akan akan merasa puas bila tidak ada perbedaan antara yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan, karena batas minimum yang diinginkan telah terpenuhi.

(6)

Apabila yang didapat ternyata lebih besar daripada yang diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas lagi walaupun terdapat perbedaan, tetapi merupakan kenyataan yang positif. Sebaliknya makin jauh kenyataan yang diirasakan itu di bawah standar minimum sehingga menjadi perbedaan negatif ( negative discrepancy), maka makin besar pula ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaan.

2. Teori keadilan ( equity theory )

Equity teori ini dikembangkan oleh Adams (1963). Adapun pendahulu dari teori

ini adalah Zalenzik (1958) dikutip dari Locke (1969). Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity dan inequity atas suatu situasi diperoleh orang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun di tempat lain. Menurut teori ini elemen-elemen dari equity ada tiga yaitu : input, out comes, comparison person.

Yang dimaksud dengan input ialah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan. Out comes adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai hasil pekerjaannya. Sedangkan yang dimaksud dengan comparison person ialah kepada orang lain dengan siapa karyawan membandingkan rasio input-out comes yang dimilikinya.

3. Teori dua faktor

Teori ini dikemukakan oleh Frederick Herzberg, yang mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi. Teori ini mengatakan bahwa

(7)

disebut juga faktor intrinsik, yang terdiri dari : a) keberhasilan (achievement); b) pengakuan (recognition); c) tanggung jawab (responsibility); d) kemajuan (advancement). Kelompok faktor yang berkaitan dengan konteks atau aspek pekerjaan, disebut dengan faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik terdiri dari : a) kebijakan dan administrasi umum; b) supervisi; c) upah/gaji; d) hubungan dengan rekan sekerja; e) kondisi kerja.

Herzberg menyatakan bahwa bila para karyawan merasa puas dengan pekerjaannya, kepuasan itu didasarkan kepada faktor-faktor intrinsik. Sebaliknya, apabila para karyawan merasa tidak puas dengan pekerjaannya, ketidakpuasan itu pada umumnya dikaitkan dengan faktor-faktor ekstrinsik. Teori ini mengatakan faktor intrinsik merupakan faktor pemotivasi, yaitu faktor yang yang menentukan tingkat kepuasan kerja utama, sedangkan faktor ekstrinsik hanya sebagai faktor pemelihara atau pendukung (hygiene factor).

2. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Menurut As’ad (2000) ada lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja : a. Kedudukan ( posisi )

17

Umumnya manusia beranggapan bahwa seseorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan merasa lebih puas daripada mereka yang bekerja pada pekerjaan yangg lebih rendah. Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, tetapi justru perubahan dalam tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan.

(8)

b. Pangkat ( golongan )

Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan), sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukann tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaannya.

c. Umur

Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan. Umur di antara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.

d. Jaminan finansial dan jaminan sosial

Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

e. Mutu pengawasan

Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam menaikkan produktifitas kerja. Kepuasan pegawai dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.

Glison dan Durick, mengemukakan bahwa variabel kepuasan kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :18

(9)

2. Karakteristik organisasi, terdiri atas skala usaha, kompleksitas, formalisasi, sentralisasi, jumlah anggota kelompok, anggaran anggota kelompok, lamanya beroperasi, usia kelompok kerja, dan kepemimpinan.

3. Karakteristik individu, terdiri atas jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, masa kerja, status perkawinan, dan jumlah tanggungan.

Referensi

Dokumen terkait

Peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar/bacaan yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar dengan

o Mahasiswa yang tidak heregistrasi dan tidak mengajukan cuti kuliah tetap berkewajiban membayar SPP sesuai dengan ketentuan mahasiswa aktif (dianggap cuti tanpa izin), dan

83 Perdagangan Pasar Tradisional 84 Perdagangan Penjual Alat-alat mesin 85 Perdagangan Penjual ikan asin 86 Perdagangan Penjual roti 87 Perdagangan Penjual sayuran 88

[r]

Oleh karena itu, proses sosialisasi dan pendidikan anak yang berkaitan dengan nilai- nilai kebajikan, baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat

#adi pada TK sebanyak  "emberikan tambahan output. #adi pada TK sebanyak  ! itulah produksi paling maksimum, karena bila di. ! itulah produksi paling maksimum, karena bila

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh dukungan manajemen puncak, manajemen proyek yang efektif, business process

Hasil kegiatan tersebut dalam tahap observasi menyebutkan bahwa pembelajaran menulis sastra dengan berorientasi pada pembentukan karakter siswa ini berhasil dan kelas sangat