• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. yang memudahkan para pengguna mencari informasi yang dibutuhkan salah satunya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. yang memudahkan para pengguna mencari informasi yang dibutuhkan salah satunya"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

Bahan pustaka adalah bagian dari bahan rujukan atau sering disebut dengan koleksi rujukan. Pada perpustakaan menyediakan alat telusur informasi seperti indeks yang memudahkan para pengguna mencari informasi yang dibutuhkan salah satunya ketersediaan indeks di perpustakaan. Indeks adalah bagian dari macam-macam bahan pustaka. Tujuan dari perpustakaan adalah untuk memudahkan para pengguan dalam mencari informasi pada koleksi melalui koleksi rujukan di perpustakaan. Maka dari itu indeks sangat dibutuhkan dalam perpustakaan kerena memberikan informasi yang tepat, cepat dan akurat sebagai bahan rujukan.

A. Pengertian Koleksi Rujukan

Menurut pendapat Suhendra, (2014:68) Buku referensi atau yang sering disebut juga buku rujukan adalah buku-buku yang dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai topik tertentu, seperti pengertian kata atau suatu istilah, menunjukan tempat, peristiwa, data, statistik, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal, peraturan dan perundang-undangan dan lain sebagainya.

Sedangkan Yusuf, (2007:12) Buku referens atau rujukan adalah buku-buku yang memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukan secara lansung bagi pembacanya. Karena buku-buku referens ini bersifat lansung jawab tadi, maka biasanya ia hanya dibaca di perpustakaan saja, tidak boleh dipinjam untuk dibawa ke luar/pulang.

(2)

Disisi lain Zed, (2004:10) menjelaskan Buku-buku referensi maksudnya ialah koleksi buku-buku yang memuat informasi spesifik dan paling umum serta paling sering dirujuk untuk keperluan cepat. Biasanya tidak untuk dibaca tamat secara keseluruhan, melainkan hanya untuk kebutuhan mencari jawaban tentang secara singkat atau terfokus pada satu dua item tertentu saja.

Berdasarkan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa buku rujukan atau koleksi rujukan adalah sebuah buku yang dapat memberikan dan memuat informasi secara khusus sehingga dapat menjawab atau menunjukan secara lansung dan cepat bagi pembacanya. Tidak untuk dibaca tamat secara keseluruhan, melainkan hanya untuk kebutuhan mencari jawaban tentang secara singkat atau terfokus pada satu dua item tertentu saja. Hanya dibaca di perpustakaan saja, tidak boleh dipinjam untuk dibawa ke luar/pulang.

B. Ciri Koleksi Rujukan

Menurut Sulistyo-Basuki (1991:437) menjelaskan ciri-ciri koleksi rujukan yaitu koleksi rujukan ditujukan untuk keperluan konsultasi, lazimnya hanya bagian tertentu saja, koleksi rujukan tidak dimaksudkan untuk dibaca seperti biasa artinya tidak dibaca secara keseluruhan. Sering kali terdiri dari entri yang terpotong-potong, yang masing entrinya tidak sama panjang. Koleksi rujukan pada perpustakaan biasanya tidak dipinjamkan, karena buku tersebut diperlukan setiap waktu untuk konsultasi, dan informasi disusun untuk memudahkan penelusuran secara cepat dan menyeluruh. Susunannya berupa abjad, judul, subjek atau kronologis.

(3)

Jadi, dari ciri koleksi rujukan dapat di temui dalam kehidupan sehari tanpa di sadari kita telah melakukan bahkan sebagian kita sudah terbiasa mencari arti kata, serta istilah-istilah khusus, pada masing-masing koleksi rujukan di perpustakaan dan hanya baca di tempat yang di sediakan dan tidak dibawa pulang pengguna.

C. Jenis Koleksi Rujukan

Menurut Sulistyo-Basuki (1991:437) jenis koleksi rujukan terdiri dari Kamus, ensilopedia, sumber biografi, buku tahunan, almanak, suplemen, sumber geografis seperti gazzeter, buku panduan, atlas, peta dan globe, direktori, sumber mutakhir seperti buku pegangan, manual, sumber statistika, bibliografi, indeks, abstrak, dan audio-visual.

Sementara itu menurut Trimo, Soejono MLS (1997:19) jenis-jenis buku referensi yaitu kamus, ensiklopedy, buku pegangan, buku panduan, buku petunjuk, direktori, almanak, buku sumber biografi, dan bibliografi, indeks dan abtrak.

Maka dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jenis koleksi rujukan atau buku referensi terdiri dari Kamus, ensilopedia, sumber biografi, buku tahunan, almanak, suplemen, sumber geografis seperti gazzeter, buku panduan, buku petunjuk, atlas, peta dan globe, direktori, sumber mutakhir seperti buku pegangan, manual, sumber statistika, bibliografi, indeks, abstrak, dan audio-visual.

(4)

D. Manfaat Koleksi Rujukan

Mustafa, (1994:7) menjelaskan manfaat koleksi rujukan adalah:

(a) Memberikan keterangan atau penjelasan langsung dan mendasar tentang suatu hal yang ingin diketahui; (b) Perbendaharaan kata yang dimiliki bertambah, bukan hanya mengetahui suatu kata atau istilah, bahkan dapat mengerti keterangan dasarnya, baik mengenai asal kata/istilah, penggunaannya, pengucapannya, sejarah, padanan kata, dan lawan kata itu; (c) Keterampilan meningkat dalam hal kemampuan menggunakan bahan rujukan sebagai sumber informasi dasar; (d) Koleksi rujukan dapat dipakai untuk menunjang penelitian yang sedang dilaksanakandengan menggunakan data yang diperoleh dari sumber koleksi rujukan, misalnya statistik, direktori, peta; (e) Bagi petugas yang bertugas sebagai pustakawan referensi, bahan rujukan merupakan sarana yang penting dalam membantu pengguna jika mereka memerlukan informasi. Berbagai macam pertanyaan dapat dijawab dengan menggunakan bahan rujukan.

E. Pengertian Indeks

Yusup, (2009:429) Menjelaskan bahwa indeks adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan susunan tertentu yang disertai dengan keterangan yang menunjukkan istilah tersebut berada. Indeks ini bisa merupakan karya terpisah dalam bentuk buku atau hanya merupakan kelengkapan dari suatu karya atau buku. Dalam dunia perpustakaan, indeks merupakan jantung penelusur

(5)

informasi. Indeks yang dikenal secara awam biasanya yang merupakan bagian dari suatu buku terutama buku-buku ilmiah.

Sedangkan menurut Arifin, (1991:57) Indeks merupakan daftar kata atau istilah yang dianggap penting yang terdapat dalam buku cetak (biasanya ditempatkan pada bagian akhir buku), disusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu ditemukan dalam buku tersebut. Martoatmojo, (2008:4.15) menjelaskan bahwa Indeks adalah buku yang menunjukkan lokasi suatu artikel yang ditulis oleh seseorang bisa menunjukan lokasi artikel majalah, bab dalam buku, pamphlet, lagu, pidato, sajak, dan editorial.

Menurut Sulistyo-Basuki, (1992:172) Indeks adalah daftar istilah yang disusun secara alpabetis atau dalam bentuk lain (kata, konsep, formula, nomor) yang menerangkan tentang dokomen-dokumen. Indeks itu sendiri merupakan table control dinasi yang menghubungkan daftar istilah-istilah yang digunakan sebagai kunci penelusuran (yang merefleksikan minat pemakai) ke sekumpulan dokumen.

Sedangkan menurut Syahyuman (2012:3) Buku indeks (indeks) adalah buku yang memuat informasi mengenai halaman dimana tempat masing-masing kata atau istilah di dalam karya yang berjilid banyak. Di samping buku yang berjilid indeks juga terdapat dalam sebuah buku. Indeks disusun secara alfabetis.

Nancy Mulvany juga mendefinisikan indeks sebagai sarana petunjuk informasi yang disusun secara terstruktur dan sistematis sebagai titik akses semua informasi yang terdapat dalam teks, indeks membantu pengguna untuk menemukan informasi secara efisien.

(6)

Nancy Mulvany (2005: 8) the following definition useful An index is a structured sequence resulting from a thorough and complete analysis of text of synthesized access points to all the information contained in the text. The structured arrangement of the index enables users to locate information efficiently.

Sementara itu, Glenda Browne dan Jon Jermey dalam bukunya yang berjudul The Indexing Companion (2007: 3) mendefenisikan indeks adalah panduan sistematis yang membantu orang menemukan informasi dalam sebuah dokumen, atau kalimat di dalam sebuah koleksi.

Dari penjelasan serta pendapat para ahli diatas penulis menyimpulkan Indeks adalah buku daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau secara alpabetis atau dalam bentuk lain (kata, konsep, formula, nomor) yang menerangkan tentang dokomen-dokumen susunan tertentu yang disertai dengan keterangan yang menunjukkan istilah tersebut berada. Atau menunjukkan lokasi suatu artikel yang ditulis oleh seseorang bisa menunjukan lokasi artikel majalah, bab dalam buku, pamphlet, lagu, pidato, sajak, dan editorial.

F. Tujuan Indeks

Menurut Sulistyo-Basuki, (1992:96) Tujuan pengindeksan ialah menjawab pertanyaaan pemakai mengenai sebuah dokumen serta apa manfaat baginya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut biasanya pengindeks mengingat tajuk umum berupa subjek, ancangan, cara waktu dan ruang.

(7)

Sedangkan Nancy (2005:10) tujuan indeks ialah untuk mengidentifikasi dan menemukan informasi yang relevan dengan materi yang berada didokumen, untuk membedakan antara informasi pada subjek dan menyebutkan subjek, menganalisis konsep didokumen sehingga mengahasilkan serangkain judul, menunjukkan hubungan antara konsep-konsep, mengelompokkan informasi yang tersebar, mensitensis judul dan subjudul menjadi entri, pengguna mencari langsung dengan syarat tidak dipilih untuk indeks judul yang telah dipilih dengan cara referensi silang, dan mengatur entri ke urutan sistematis.

Sementara menurut Glenda Browne dan Jon Jermey, tujuan indeks adalah untuk menyediakan alat telusur informasi kepada para pengguna indeks. Sayangnya, pengindeks tidak mengetahui bagaimana pencari informasi menemukan informasi yang diinginkan, atau mendapatkan umpan balik dari mereka. Pengindeks sering mengandalkan editor dan penulis untuk memberitahu pembaca bahwa dokumen tersebut memiliki indeks dalam bentuk teks.

The ultimate purpose of indexesis of course, to provide atool of value to the user sof the index. Unfortunately, indexers rarely know theau dience, orgetany feedback from them. Indexers dependon editorsandau thors to tell themas much aspossible about the expected reader ship, butal so have to make common sense decisions basedonassump tions about the text (Glenda BrowneJon Jermey 2007: 18).

(8)

Jadi, berdasarkan pendapat para ahli tentang tujuan indeks adalah untuk menyediakan alat telusur informasi kepada para pengguna indeks, menjawab pertanyaaan pemakai mengenai sebuah dokumen serta apa manfaat baginya seperti berupa subjek, ancangan, cara waktu dan ruang. Serta mengelompokkan informasi yang tersebar, mensitensis judul dan subjudul menjadi entri, pengguna mencari langsung dengan syarat tidak dipilih untuk indeks judul yang telah dipilih dengan cara referensi silang, dan mengatur entri ke urutan sistematis.

G. Fungsi Indeks

Fungsi indeks menurut Sulistyo-Basuki (1992: 93) adalah sebagai pilih atau temu balik bagi kepentingan pemakai. Secara umum indeks berfungsi sebagai penelusur informasi, sebagai petunjuk tentang data atau informasi, indeks juga dapat menghubungkan subjek atau cabang-cabang ilmu pengetahuan, indeks merupakan alat pelayanan informasi mutakhir (Current Awarenes service), dan indeks juga berfungsi sebagai alat seleksi bahan pustaka.

Menurut Lasa Hs, (1995:55) fungsi indeks ialah pertama sebagai petunjuk yang memberikan pengarahan kepada pembaca bahwa informasi yang lebih lengkap dapat di temukan pada sumber yang di tunjuk itu. Dengan bantuan indeks ini, suatu subjek, nama orang, nama tempat dapat segera di temukan dengan tepat. Kedua mengungkapakan suatu masalah dengan lengkap dan detail. Dengan petunjuk yang di siapkan itu dapat diketahui suatu proses secara lengkap. Sebab indeks itu disusun

(9)

untuk mengungkapkan suatu subjek, topik yang munkin sekali terdapat di berbagai sumber.

H. Manfaat indeks

Manfaat indeks menurut Yusup, (2009:430) dengan adanya indeks seperti itu, akan dapat memudahkan seseorang (pembaca) yang ingin secara lebih cepat menemukan informasi dengan topik yang di indeks.

Sedangkan menurut Milburga, (1986:144) manfaat indeks hampir sama dengan daftar isi, tetapi pada indeks semua itu disusun menurut abjad dan lebih terperinci. Sering dipisahkan antara indeks nama dan indeks subjek untuk memudahkan para pemakai.

Dari dua penjelasan dapat disimpulkan bahwa manfaat indeks hampir sama dengan daftar isi, tetapi pada indeks semua itu disusun menurut abjad dan lebih terperinci. Sering dipisahkan antara indeks nama dan indeks subjek untuk memudahkan para pemakai serta memudahkan seseorang (pembaca) yang ingin secara lebih cepat menemukan informasi dengan topik yang di indeks.

I. Macam-macam Indeks

Macam-macam indeks menurut Lasa Hs, (1998:59) yaitu; a. Indeks beranotasi atau annotation index adalah indeks yang memuat data bibliografis dan menyajikan uraian singkat isinya b. Indeks analitik atau analytical index merupakan indeks yang disusun alfabetis diletakkan di bawah topik tertentu yang terdapat pada artikel yang disusun di bawah tajuk umum. Indeks ini bertujuan untuk menunjukkan informasi bidang tertentu, menunjukkan adanya keterkaitan bidang dan mengumpulkan

(10)

berbagai macam informasi yang terdapat di berbagai sumber tentang suatu topik. c. Indeks relative atau relative index merupakan indeks yang cara penyusunanya diberikan beberapa alternatif dalam menentukan pilihan topic, subjek. d. Indeks kumulatif atau cumulative index adalah susunan indeks yang merupakan kumpulan dari berbagai berbagai macam indeks, atau indeks yang menunjuk pada beberapa topik yang terdapat pada terbitan yang terbit berkelanjutan maupun berjilid. e. Indeks artikel, berita surat kabar, majalah.

J. Syarat Pengindeksan

Ada empat macam Syarat pengindeksan menurut Lasa Hs, (1994:67). a. Berpengetahuan luas, memahami beberapa bidang

b. Mampu berpikir logis, tekun dan teliti

c. Memahami materi, subjek yang akan diindeks

d. Untuk specialist indexer harus orang yang betul-betul ahli dalam bidangnya.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembuat indeks haruslah yang memiliki pengetahuan yang luas, memahami cara mengindeks, memahami materi serta subjek bidang yang akan di indeks, berpikir logis, tekun, teliti dan cermat.

K. Pembuatan Indeks

Margono (1997:1) Proses pembuatan indeks dapat dilakukan oleh indekser dengan mudah apabila bahan yang akan di indeks telah terkumpul. Indekser kemudian menyeleksi bahan-bahan tersebut sesuai dengan rencana pengindeksan

(11)

yang telah dibuat. Indeks yang dapat dibuat bisa berupa: indeks subjek, indeks pengarang, indeks kata kunci dan lain sebagainya.

L. Peraturan Pengindeksan

Lasa Hs (1994:67) menyatakan ada delapan penyusunan indeks. Penyusunan tersebut sebagai berikut.

a. Memilih tajuk yang spesifik dan populer. b. Entri disusun berdasarkan abjad.

c. Sesuatu yang diindeks merupakan sesuatu yang akan dimanfaatkan pemustaka. d. Penggunaan ejaan baik dalam bentuk tunggal ataupun jamak harus konsisten atau sesuai aturan .

e. Bila perlu bisa mengunakan tajuk gabungan.

f. Penulisan nama orang hendaknya selengkap mungkin.

1) Nama biasa yaitu nama yang tidak termasuk golongan nama keluarga, nama marga dan nama baptis.

2) Nama perorangan, jika memakai nama keluarga, maka yang dijadikan unit pertama adalah keluarga.

3) Nama perorangan, jika memakai nama marga sebagai salah satu unit nama orang tersebut maka yang dijadikan nama unit pertama adalah nama marganya.

4) Nama perorangan, jika memakai nama baptis, maka yang dijadikan unit pertama adalah nama aslinya.

5) Nama perorangan, jika sering disingkat, maka yang dijadikan unit pertama adalah nama jelasnya.

(12)

6) Nama wanita jika diakaui oleh suaminya, maka yang dijadikan unit pertama adalah nama suaminya.

7) Nama perorangan, jika memakai gelar, baik gelar adat, gelar keagamaan, gelar kesarjanaan ataupun gelar yang berwujud kepangkatan, maka gelar tidak diperhatikan dan nama orang tersebut diindeks sesuai dengan peraturan mengindeks.

8) Nama Instansi Pemerintah yang diutamakan ialah kata pengenal yang terpenting dari nama instansi tersebut, sedangkan bentuk organisasinya dijadikan sebagai unit terakhir.

9) Pada beberapa instansi pemerintah atau nama tempat/wilayah yang diutamakan ialah nama tempat/wilayah baru kemudian diikuti oleh bentuk kata tingkat badannya. 10) Nama kantor atau organisasi yang sering disingkat dan sudah populer dengan nama singkatanya tidak perlu dipanjangkan dan diindeks dari nama singkatanya. 11) Nama perusahaan, yayasan yang mengunakan nama orang sebagai salah satu unit, dari nama tersebut yang dijadikan unit, dari nama tersebut yang dijadikan unit pertama ialah nama orang tersebut diindeks sesuai dengan peraturan mengindeks. 12) Nama perusahaan, yayasan yang dijadikan unit pertama ialah kata pengenal yang terpenting dari nama perusahaan tersebut dan bentuk perusahaannya dipakai sebagai unit terakhir.

13) Nama organisasi, badan sosial dan sejenisnya yang dijadikan unit pertama ialah kata pengenal yang yang terpenting dari nama organisasi tersebut dan bentuk organisasinya dijadikan sebagai unit terakhir.

(13)

h. Untuk pembuatan indeks dibidang sejarah dan biografi sebaiknya dengan sistem kronologis.

M. Langkah-Langkah Pengindeksan

Menurut Sulistyo-Basuki, (1992:95) langkah-langkah pengindeksan adalah

1. Pengamatan awal terhadap dokumen 2. Identifikasi subjek utama

3. Identifikasi elemen yang dideskripsikan dan ekstraksi istilah berkaitan 4. Verifikasi lerevansi istilah-istilah tersebut

5. Konversi istilah dari bahasa sehari-hari ke bahasa dokumenter (bila mana diperlukan)

6. Verifikasi relevansi deskripsi

7. Pengaturan deskripsi sesuai dengan ketentuan formal yang dianut oleh sistim informasi bersangkutan.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Mikroprosesor yang pertama kali digunakan untuk komputer rumah adalah Intel 8080 yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1974.. Prosesor ini berukuran 8

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran dan implikasi strateginya pada masa yang akan datang di Bali

Sebaliknya individu yang memiliki tingkat pe- ngetahuan tentang agama yang rendah akan melakukan perilaku seks bebas tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehingga

4) fotokopi sertifikatldaftar hasil akreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) atau Surat Keterangan status akreditasi yang dimiliki yang

Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik Nomor 5 tahun 1960 tentang Pembuatan Reklame dan Mengadakan serta Penarikan Pajak Reklame yang disahkan oleh Presiden

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19 - 20 November 2013 terhadap 10 mahasiswi program studi DIII Kebidanan STIKES NGUDI

untuk mencapai setting point tersebut adalah 159 detik. Waktu yang diperlukan untuk mencapai setting point baru ketika setting point naik relatif lebih cepat karena

)an " *kt !uru mata pelaaran ,M(' Peratusan lulus 1'' dalam SPM 2'1/ Peratusan lulus 1'' dalam SPM 2'1( / %ccount  %ccess #pat meransang dan mempelbagaikan