• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUMPULAN DATA DAN PENYUSUNAN PROFIL DESA. Enike Dwi Kusumawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGUMPULAN DATA DAN PENYUSUNAN PROFIL DESA. Enike Dwi Kusumawati"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUMPULAN DATA

DAN PENYUSUNAN

PROFIL DESA

Enike Dwi Kusumawati

(2)

PROGRAM KERJA

 POKOK : Wajib (Profil Desa)  PENUNJANG : Tidak Wajib

(3)

SUMBER DATA UNTUK TUJUAN

ANALISIS KEPENDUDUKAN

(4)

4

Macam sumber data kependudukan:

Sensus Penduduk

Survei Penduduk Antar Sensus

Registrasi Penduduk

Ketiga metode pengumpulan data tersebut

mengacu pada metode yang berlaku

(5)

5

Perlu dingingat:

Siapa yang mengumpulkan datanya dan bagaimana caranya Kapan waktu pengumpulan datanya

Apa kelebihan dan kekurangan setiap sumber data tersebut Apa permasalahan setiap sumber data tersebut

(6)

6

Menurut PBB, data minimal yang harus dikumpulkan

pada tiap sensus penduduk adalah:

a.

Geografi dan migrasi penduduk

b.

Rumah tangga

c.

Karakteristik sosial demografi

d.

Kelahiran dan kematian

e.

Karakteristik pendidikan

f.

Karakteristik ekonomi

(7)

7

Data yang dikumpulkan (sesuai kebutuhan setiap

negara), al:

1.

Karakteristik sosial demografi:

- Jenis kelamin

- Umur

- Tempat lahir

- Agama

- Status perkawinan

- Tingkat pendidikan

- Pekerjaan

- Suku atau kebangsaan (kewarganegaraan)

- Bahasa, dll

(8)

8

2.

Kelahiran dan Kematian:

- Anak lahir hidup

- Anak masih hidup

- Bayi lahir (sampai 12 bulan sebelum hari

sensus)

- Bayi mati (sampai 12 bulan sebelum hari

sensus), dll

3. Rumah tangga:

- Jumlah anggota keluarga

- Hubungan dengan KK

(9)

9

SURVEI PENDUDUK

Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya

sama atau hampir sama dengan data sensus.

Hanya berbeda pada jumlah orang yang

(10)

10

REGISTRASI PENDUDUK

Jenis data yang dikumpulkan pada umumnya adalah:

1. Karakteristik sosial dan demografi:

- Nama (bukan variabel demografi, tetapi hanya

untuk kroscek jenis kelamin)

- Tempat tinggal (alamat)

- Jenis kelamin

- Tempat lahir

- Tanggal lahir (untuk kroscek umur)

(11)

11

- Agama

- Status perkawinan

- Tingkat pendidikan terakhir (yang ditamatkan)

- Pekerjaan

- Suku atau kebangsaan (kewarga-negaraan)

(12)

12

2. Rumah tangga

- Jumlah anggota keluarga

- Hubungan dengan KK

3. Migrasi

- Tempat lahir

- Tempat asal

(13)

13

Bentuk registrasi penduduk yang biasa

dilakukan:

1.

Kartu Keluarga

2.

Kartu tanda penduduk (tetap dan musiman)

3.

Akta kelahiran, surat kenal lahir

4.

Akta kematian

5.

Akta nikah, buku nikah

6.

Akta cerai, surat cerai

7.

Surat pindah, Paspor

(14)

14

Kesalahan yang sering terjadi pada sensus

(juga untuk survai dan registrasi):

1.

Kesalahan cakupan (error of coverage)

Contoh:

- orang tidak tercacah (mobilitas tinggi,

daerah sulit dijangkau)

(15)

15

2

. Kesalahan isi pelaporan (error of content)

Contoh :

- Umur (mengaku berumur lebih muda dari

usia sebenarnya, menyukai umur kelipatan

lima (5)

- kelahiran bayi (bayi baru lahir belum diberi

nama, bayi lahir dan hidup beberapa

(16)

16

- kematian bayi (sulit membedakan:

kematian bayi atau kematian balita umur

>1 tahun, kematian bayi atau lahir mati)

- jenis kelamin

- pekerjaan (mudah sekali berubah, sensus

menanyakan pekerjaan 1 minggu terakhir)

(17)

17

3. Kesalahan ketepatan pelaporan (estimation

error)

Contoh :

- Balita tapi tercatat sudah sekolah

- Laki-laki tapi tercatat pernah melahirkan

- Selisih umur anak dan orang tua kurang

dari 10 tahun, dll

(18)

18

Bagaimana cara melakukan perbaikan data

kependudukan yang salah?

Perbaikan untuk data:

Umur : dengan membuat piramida penduduk

dengan pengelompokan umur 1 (satu)

tahunan.

Jenis kelamin : dengan menghitung sex ratio

dan membandingkan dengan sex ratio tahun

sebelumnya.

(19)

1. Sekumpulan angka

untuk menerangkan

sesuatu, baik angka yang

belum tersusun maupun

angka–angka yang sudah

tersusun dalam suatu

(20)

2. Sekumpulan

cara dan aturan

tentang

pengumpulan,

pengolahan,

analisis, serta

penafsiran data

yang terdiri dari

angka-angka.

3. Sekumpulan

angka yang

menjelaskan

sifat-sifat

data atau hasil

pengamatan

(21)

Menurut J. Supranto :

1. Dalam arti sempit

Statistik adalah data ringkasan

yang berbentuk angka (kwantitatif).

2. Dalam arti luas

Statistik adalah ilmu yang mempelajari

cara pengumpulan, penyajian, dan analisis

data, serta cara pengambilan kesimpulan

secara umum berdasarkan hasil penelitian

yang menyeluruh

.

(22)

PENGERTIAN STATISTIK

Asal kata “Statistic”:

Statia = catatan administrasi pemerintahan di US

Stochos = “anak panah” (bahasa Yunani), sesuatu

yang mengandung ketidakpastian

Pengertian:

Statistik = Data

Statistik = Ukuran Sampel (dugaan dari parameter)

Statistik = Ilmu yang mempelajari cara

pengumpulan data, pengolahan data, analisis data

serta penyajian data sehingga menjadi suatu

informasi yang berguna bagi pengambilan

keputusan

(23)

Statistik adalah ilmu yang

mempelajari tentang seluk beluk

data, yaitu tentang pengumpulan,

pengolahan, penganalisisan,

penafsiran, dan penarikan

kesimpulan dari data yang

berbentuk angka-angka.

(24)

1. Data

2. Perlakuan data

Seperti

pengumpulan

dan pengolahan

3. Kesimpulan

4. Angka-angka

(25)

1. Berdasarkan cara pengolahan datanya

a. Statistik Deskriptif

b. Statistik Inferensi

atau

(26)

Bagian dari Statistik yang

mempelajari cara pengumpulan

dan penyajian data sehingga

mudah dipahami.

Fungsi : untuk menerangkan

(27)

Ruang lingkup bahasan :

1.

Distribusi Frekuensi

a. Grafik distribusi

b. Ukuran nilai pusat

c. Ukuran Dispersi

d. Kemencengan dan keruncingan

kurva

2. Angka Indeks

3. Deret waktu atau data berkala

4. Korelasi dan regresi sederhana

(28)

STATISTIK INFERENSI atau

STATISTIK INDUKTIF

Bagian dari Statistik yang mempelajari

mengenai penafsiran dan penarikan

kesimpulan yang berlaku secara umum

dari data yang tersedia.

Fungsi : meramalkan dan mengontrol

keadaan atau kejadian

(29)

Ruang lingkup bahasan :

 Probabilitas atau teori kesimpulan

 Distribusi teoritis

 Sampling dan distribusi sampling

 Pendugaan populasi atau teori populasi  Uji hipotesis

 Analisis korelasi dan uji signifikan  Analisis regresi untuk peramalan

(30)

Statistik berdasarkan ruang

lingkup penggunaannya

Statistik Sosial

Statistik Pendidikan

Statistik Ekonomi

Statistik Perusahaan

Statistik Pertanian

Statistik Kesehatan

(31)

Statistik berdasarkan bentuk

parameternya

Statistik Parametrik

Bagian statistik yang parameter

dan populasinya mengikuti suatu

distribusi tertentu, seperti

distribusi normal, dan memiliki

varian yang homogen.

(32)

Statistik non parametrik

Bagian statistik yang parameter dan

populasinya tidak mengikuti suatu

distribusi tertentu atau memiliki

distribusi yang bebas dari

persyaratan, dan variannya tidak

perlu homogen.

(33)

C. PERANAN STATISTIK

Dalam kehidupan sehari-hari

contoh : angka-angka kenakalan

remaja, tingkat biaya hidup,

tingkat kecelakaan lalu lintas.

Dalam penelitian ilmiah

Dalam ilmu pengetahuan

(34)

PERLUNYA STATISTIK

Menjelaskan hubungan antara

variabel-variabel

Membuat rencana dan

ramalan

Mengatasi berbagai

perubahan

Membuat keputusan yang

(35)

FUNGSI STATISTIK

Bank Data

Alat quality kontrol

Alat analisis

Pemecahan masalah dan

(36)

D. METODOLOGI

STATISTIK

Pemecahan masalah secara statistik

yang terdiri atas beberapa tahap

.

1. Identifikasi masalah

2. Pengumpulan data

3. Klasifikasi data

4. Penyajian data

5. Analisis data

(37)

1. Identifikasi Masalah

 Merupakan tahap awal atau tahap perencanaan.

 Pada tahap ini, masalah atau persoalan yang ada dipahami atau

didefinisikan secara jelas dan tepat.

(38)

2. Pengumpulan data

Data Intern

:

Data yang bersangkutan

langsung dengan

permasalahan.

Data Ekstern

:

Data yang hanya mendukung

permasalahan.

(39)

Data Intern dan Ekstern

dikumpulkan melalui :

 Data-data yang tersedia

Data-data diperoleh dan dikumpulkan melalui sumber-sumber yang telah ada.

 Data –data asli :

Data-data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti.

(40)

Syarat Data yang baik :

1.

Data harus obyektif, sesuai dengan keadaan sebenarnya

(as it is).

2.

Data harus bisa mewakili (representative).

3.

Kesalahan baku (standard error) harus kecil.

Suatu perkiraan (estimate) dikatakan baik (memiliki

tingkat ketelitian tinggi) jika kesalahan bakunya kecil.

Syarat (2) & (3) sering disebut sebagai syarat data yang

dapat diandalkan (reliable).

4.

Harus tepat waktu (up to date).

5.

Harus relevan, yaitu data yang dikumpulkan harus ada

hubungannya dengan masalah yang akan dipecahkan.

(41)

3. Klasifikasi Data

Pada tahap klasifikasi data, data yang

sudah ada dikelompokan sesuai dengan tujuan

penelitian dan diidentifikasi berdasarkan

kemiripan atau kesamaan sifat, kemudian

disusun dalam kelompok-kelompok.

Salah satu metode pengklasifikasian data yang

sering digunakan adalah metode coding

(42)

4. Penyajian Data

Data yang sudah diklasifikasikan,

disajikan atau ditampilkan dalam

bentuk tabel atau grafik.

5. Analisis Data

Diinterpretasikan hasil dari tahap

sebelumnya dan merupakan tahap akhir

sebelum penarikan kesimpulan

(43)

E. KONSEP-KONSEP

DASAR

1.

Populasi

2.

Sampel

(44)

1. Populasi

Keseluruhan nilai yang mungkin,

hasil pengukuran atau perhitungan,

kualitatif maupun kuantitatif

mengenai karakteristik tertentu

dari semua anggota kumpulan yang

lengkap dan jelas yang ingin

(45)

2. Sampel

Bagian dari sebuah populasi

yang dianggap dapat

(46)

3. Data dan Variabel

 Data adalah sekumpulan datum yang berisi fakta-fakta serta gambaran

suatu fenomena yang dikumpulkan, dirangkum, dianalisis dan selanjutnya diinterpretasikan.

 Variabel adalah karakteristik data yang menjadi perhatian. Contoh : Jenis

kelamin, berat badan, kualitas material

(47)

Variabel Diskrit

Variabel yang selalu memiliki

nilai bulat dalam bilangan asli,

tidak berbentuk pecahan atau

variabel yang tidak mengambil

seluruh nilai dalam sebuah

interval ( selang )

Data yang dinyatakan dalam

bentuk variabel diskrit

(48)

Variabel Kontinu

Variabel yang memiliki nilai sembarang, baik berupa nilai bulat maupun pecahan, di antara dua nilai tertentu Atau variabel yang

Mengambil seluruh nilai dalam suatu interval.

(49)

DATA MENURUT SKALA

PENGUKURAN

a.

Nominal

, sifatnya hanya untuk membedakan antar

kelompok. Ini data yang paling rendah dalam level

pengukuran data. Jika suatu pengukuran data hanya

menghasilkan satu dan hanya satu-satunya katagori,

maka data tersebut adalah data nominal, contoh :

Pagawai negeri, pegawai swasta. Ciri variabel

nominal yaitu posisi data setara, dalam contoh

diatas, pegawai negeri tidak lebih tinggi dari pegawai

swasta, dan sebaliknya dan tidak bisa dilakukan

operasi matematika, contoh diatas, tidak mungkin

Wirawasta – Pegawai swasta = Pegawai negeri.

(50)

b.

Ordinal, selain memiliki sifat

nominal, juga menunjukkan

peringkat. Data ini lebih tinggi

levelnya daripada data nominal.

Pada data ordinal, adalah data

dengan urutan lebih tinggi dan

urutan lebih rendah, contoh :

panjang, kurang panjang, pendek

Ciri data ordinal yaitu posisi data

tidak setara.

(51)

DATA MENURUT SKALA

PENGUKURAN

c.

Interval

, selain memiliki sifat data ordinal, juga

memiliki sifat interval antar observasi

dinyatakan dalam unit pengukuran yang tetap.

Data interval menempat level pengukuran data

yang lebih tinggi dari data ordinal, karena selain

urutannya bisa bertingkat, urutan tersebut bisa

juga dikuantitatifkan. Data berskala interval yang

diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak

dua titik pada skala sudah diketahui. Hal ini

berbeda dengan skala ordinal, dimana jarak

antara dua titik tidak diperhatikan (seperti

berapa jarak antara puas dengan tidak puas, yang

sebenarnya menyangkut perasaan seseorang

saja), contoh : nilai ujian, temperatur suatu

ruangan.

(52)

DATA MENURUT SKALA

PENGUKURAN

d.

Rasio

, Data rasio adalah data dengan

tingkat pengukuran paling tinggi

diantara data jenis lainnya. Data rasio

adalah data yang bersifat angka dalam

arti yang sesungguhnya. Data yang

berskala rasio adalah data yang

diperoleh dengan cara pengukuran,

dimana jarak dua titik pada skala sudah

diketahui, dan mempunyai titik nol yang

absolut. Hal ini berbeda dengan skala

interval, dimana tidak ada titik nol

mutlak, seperti titik 0

0

C tentu berbeda

dengan titik 0

0

F. contoh : Jumlah buku

(53)

DATA MENURUT SIFATNYA

a.

Kualitatif

 Berupa label/nama-nama yang digunakan untuk

mengidentifikasikan atribut suatu elemen

 Skala pengukuran: Nominal atau Ordinal  Data bisa berupa numeric atau nonnumeric

Misalnya prestasi siswa sangat meningkat, biaya

sekolah sangat mahal, penyaluran BOS sangat lancar, dsb.

(54)

DATA MENURUT SIFATNYA

b.

Kuantitatif

Mengindikasikan seberapa banyak (how many/diskret

atau how much/kontinu)

Data selalu numeric

 Skala pengukuran: Interval dan Rasio

 Misalnya rata-rata nilai matematika siswa 80, biaya SPP

perbulan Rp 100.000,-, 99% siswa dinyatakan tamat dan lulus, dan sebagainya

(55)

JENIS DATA MENURUT

SUMBERNYA

a.

Data Internal

yaitu data yang menggambarkan

keadaan/kegiatan di dalam suatu

organisasi.

Di dalam suatu sekolah, misalnya data guru,

data keuangan, data siswa, data prestasi

siswa, dan sebagainya.

b.

Data Eksternal

yaitu data yang menggambarkan

keadaan/kegiatan di luar suatu organisasi.

Bagi suatu sekolah, misalnya tingkat daya

beli masyarakat, perkembangan biaya

sekolah, permintaan (demand), dan

sebagainya.

(56)

DATA MENURUT WAKTU

PENGUMPULANNYA

a.

Cross-sectional Data

yaitu data yang dikumpulkan pada waktu

tertentu yang sama atau hampir sama

Contoh: Jumlah mahasiswa UBINUS TA

2005/2006,

Jumlah perusahaan

go public tahun 2006

b.

Time Series Data

yaitu data yang dikumpulkan selama kurun

waktu/periode tertentu

Contoh: Pergerakan nilai tukar rupiah

dalam 1 bulan,

Produksi Padi Indonesia tahun

1997-2006

(57)

DATA MENURUT CARA

MEMPEROLEHNYA

a.

Data Primer

yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri

oleh suatu organisasi atau perseorangan

langsung dari objeknya.

Misalnya, BPS melakukan sensus penduduk tahun

2000 untuk memperoleh data penduduk.

b.

Data Sekunder

yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang

sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh

pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk

publikasi.

Misalnya, suatu perusahaan memperoleh data

penduduk dari BPS, data perbankan dari BI, dll.

(58)

IKHTISAR PEMBAGIAN

DATA

Data Menurut sumber Menurut sifat Menurut Cara memperoleh Kualitatif Kuantitatif Internal Eksternal Primer Sekunder Menurut waktu pengumpulannya

Time series Cross section

(59)

B. Pengumpulan Data

1.

Berdasarkan Jenis Cara Pengumpulannya

a. Pengamatan ( Observasi )

b. Penelusuran Literatur

c. Penggunaan Kuesioner (angket)

d. Wawancara (interviu)

2.

Berdasarkan Banyaknya Data yang

diambil

a. Sensus

b. Sampling

(60)

a. Pengamatan (Observasi)

Cara pengumpulan data dengan terjun dan melihat

langsung ke lapangan (laboratorium), terhadap obyek yang diteliti (populasi). Pengamatan disebut juga

(61)

b. Penelusuran literatur

Cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya.

(62)

c. Penggunaan Kuesioner

Cara pengumpulan data dengan

menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap obyek yang diteliti (populasi)

(63)

Dua tujuan utama untuk

membuat kuesioner yang

baik.

1.

Memperoleh informasi data

yang berhubungan dengan

maksud dan tujuan

penelitian.

2.

Mengumpulkan informasi

dengan kecermatan dan

ketelitian yang dapat

(64)

Jenis pertanyaan dalam

kuesioner

Pertanyaan Terbuka

Memungkinkan responden

memberikan jawaban yang

dikehendaki dengan kata-kata yang

dipilihnya sendiri.

Pertanyaan Tertutup

Membatasi jawaban responden

dengan keharusan memilih jawaban

yang tersedia.

(65)

d. Wawancara

Pengumpulan

data dengan

langsung

mengadakan

tanya jawab

kepada obyek

yang diteliti

(66)

Sensus

Cara pengumpulan data dimana seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu.

Data yang diperoleh dari hasil sensus disebut data sebenarnya, atau sering disebut parameter.

(67)

Sampling

Cara pengumpulan data

dimana yang diselidiki

adalah elemen sample

dari suatu populasi.

Cara pengambilan sample :

Acak ( random )

(68)

Cara Acak

Suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi sample, dimana setiap elemen mempunyai kesempatan yang sama.

Cara ini dianggap obyektif.

Samplingnya disebut probability sampling, yang mempunyai probabilitas sama.

(69)

Cara bukan Acak

Suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi

untuk menjadi anggota sample, dimana setiap elemen tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih.

(70)

Pengolahan Data

Data mentah adalah hasil pencatatan peristiwa atau karakteristik elemen yang dilakukan pada tahap pengumpulan data.

Pengolahan data merupakan suatu

proses untuk memperoleh data /

angka ringkasan berdasarkan data

mentah.

(71)

Metode Pengolahan Data

Metode Pengolahan data dapat

dibedakan menjadi dua,

yaitu :

1. Manual

(72)

Mulai

Identifikasi masalah atau peluang Kumpulan fakta intern dan

ekstern yang relevan dengan permasalahannya

Klasifikasi dan ikhtisarkan data dengan menggunakan

tabel, grafik, dan ukuran deskriptif numerik

Sajikan dan komunikasikan informasi yang telah diikhtisarkan dalam bentuk

tabel, grafik, dan ukuran-ukuran deskriptif

Gunakan informasi sensus untuk mengevaluasi alternatif rangkaian tindakan dan mengambil keputusan

Selesai Apakah fakta yang tersedia cukup ? Apakah informasinya dari sampel Ya

Kumpulkan data orisinil yang baru dengan menggunakan wawancara, kuesioner melalui

pos, dan lain-lain

Gunakan informasi sampel untuk: 1) Mengevaluasi nilai parameter 2) Menguji asumsi-asumsi tentang

parameter

Interpretasikan hasilnya, tarik

kesimpulan, dan ambil keputusan

Tidak

Ya

Tidak

METODOLOGI PEMECAHAN

MASALAH SECARA STATISTIK

(73)

Yang perlu diperhatikan untuk

merancancang survei sampel:

Cakupan dan isi dari populasi

Metode observasi

Jenis variabel

Konsep definisi

Rencana Analisis

Rancangan tabel

Metode analisis

Kegunaan survei

Tingkat presisi

73

Desainer perlu memahami: . Substansi survei

. Pengetahuan survei . Pendanaan

(74)

Prinsip Kegiatan Survei

Contoh

Dalam kegiatan survei perlu lebih dahulu menentukan minimal hal-hal sebagai berikut:

 Obyek dan tujuan dari survei

 Populasi survei/populasi yang akan disampel

 Data yang akan dikumpulkan, dalam hal ini variabelnya  Tingkat ketelitian yang dikehendaki

 Kerangka sampel dalam populasi (population frame) dan

penarikan sampelnya

 Target populasi yang akan disajikan (estimasi)

 Inferensial yang berupa berbagai kajian dan analisis.

Ketujuh hal di atas sebagai dasar untuk mengkaji alternatif metode sampling yang dapat digunakan.

(75)

Desain Survei

 Mencakup seluruh aspek perencanaan survei

 Didalamnya termasuk desain sampel

(76)

Dua aspek desain sampel

76 Proses Penarikan Sampel Proses Estimasi Metode Sampling

(77)

Tahapan Kegiatan Desain

Survei

 Perencanaan  paling menentukan keberhasilan survei  Persiapan

 Pelaksanaan lapang

 Pengolahan & Penyajian  Cek consistensi

 Antar tabel

 Survei sebelumnya

(78)

METODE PENGUMPULAN DATA

 Pengertian/konsep dasar dari berbagai cara

pengumpulan data serta mengkaitkan dengan survei sampel.

 Latar belakang, alasan, keuntungan, kelemahan,

meliputi cakupan, ketelitian, ketepatan, dan biaya. Kaitan dengan sampling error dan non sampling error serta kemungkinan menanggulangi kesalahan.

(79)

Cara-cara pengumpulan data

 Secara umum ada berbagai cara pengumpulan data yang

antara lain melalui:

 Registrasi atau catatan administrasi

 Sensus, baik sensus lengkap maupun sensus sampel

Survei sampel, baik probability maupun non probability  Eksperimen atau percobaan

(80)

REGISTRASI/CATATAN

ADMINISTRASI (1)

Istilah registrasi yang dikenal saat ini adalah

pencatatan secara individu yang dilaksanakan oleh

setiap instistusi seperti registrasi/pencatatan

penduduk di desa, misalnya mencatat keberadaan

penduduk di wilayah tempat tinggal, kelahiran,

kematian, perpindahan, dsb secara kontinu.

Apabila dilaksanakan dengan baik dan teratur akan

dapat dijadikan sebagai sumber data statistik yang

cukup baik.

Namun belum dilakukan dengan baik yang

disebabkan berbagai faktor, antara lain belum ada

kesadaran dari masyarakat akan pentingnya data

registrasi, petugas pelaksana yang kualifikasinya

rendah, dan masih kurangnya perhatian dari

berbagai unsur yang ada di lembaga bersangkutan.

jika cukup baik, tidak akan diperlukan adanya

sensus yang dilakukan secara lengkap.

(81)

REGISTRASI/CATATAN

ADMINISTRASI (2)

 Catatan administrasi lainnya yang ada pada masing-masing instansi

atau lembaga juga cukup banyak dan berbagai institusi telah memanfaatkannya sebagai data statistik, tetapi sebaliknya masih banyak juga yang belum dapat dijadikan data statistik.

 Menjadikan suatu informasi dari registrasi atau catatan

administrasi juga tidak begitu saja bisa dilakukan, karena

memerlukan berbagai pertimbangan antara lainnya perlu adanya konsep definisi yang jelas dan baku, klasifikasi yang sesuai, serta sistem pengkodean dalam klasifikasi data statistik yang baku.

 Data pendidikan seperti jumlah sekolah, murid, dan guru, secara

rutin sudah dapat disajikan dari catatan administrasi atau pelaporan sekolah.

 Juga data mengenai jumlah mahasiswa, dosen dari berbagai

perguruan tinggi telah disajikan secara rutin, walaupun masih ada kelemahan antara lain bisa terhitung jumlah dosen pada berbagai perguruan tinggi.

(82)

REGISTRASI/CATATAN

ADMINISTRASI (2)

 Data dari registrasi atau catatan administrasi sangat

bermanfaat apabila dikelola dengan baik dan dikumpulkan

secara berkala (bulanan, triwulanan, dan sebagainya),

sehingga dapat dijadikan sebagai:

 Data statistik sesuai dengan bidangnya untuk berbagai level

penyajian, bahkan sampai wilayah kecil.

 Kerangka sampel untuk berbagai keperluan survei guna

mendapatkan data yang lebih rinci.

 Pengelolaan data catatan administrasi apabila ingin

dijadikan sebagai data statistik dan kerangka sampel, maka sejak awal perlu disesuaikan format pencatatannya

termasuk sistem pengkodean, konsep-definisi, dan klasifikasinya, sehingga memenuhi syarat untuk dapat dilakukan pengolahan lanjut.

(83)

Sensus (Lengkap dan

Sampel) (1)

 Sensus adalah pencacahan lengkap terhadap seluruh

unit populasi dari fenomena yang menjadi objek sensus pada suatu wilayah. Sensus penduduk misalnya adalah pencacahan lengkap penduduk dengan berbagai

karakteristik pokoknya.

 Setiap individu didata sehingga diperoleh data

penduduk berikut karakteristiknya untuk penyusunan data dan indikator di bidang kependudukan. Sehingga akan diperoleh informasi dan potret keadaan penduduk di suatu wilayah pada saat pelaksanaan sensus di tingkat nasional, propinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga tingkat wilayah yang lebih kecil.

(84)

Sensus (Lengkap dan

Sampel) (2)

 Pada awalnya data dasar yang dikumpulkan melalui sensus

telah cukup memenuhi kebutuhan data kependudukan. Namun seiring dengan kemajuan pembangunan, data pokok yang diperoleh melalui sensus lengkap dirasakan tidak

mencukupi lagi sehingga timbul tuntutan untuk

menyediakan data karakteristik penduduk yang lebih rinci. Penyediaan data rinci ini sangat sulit dipenuhi karena

disamping biaya mahal, memerlukan banyak tenaga dan waktu yang lama untuk memperoleh hasilnya.

 Untuk mengatasinya dilakukan sensus sampel dengan

sampel yang besar sehingga hasilnya masih dapat

menyediakan informasi/data yang cukup representatif untuk keperluan estimasi wilayah kecil.

(85)

Survei Sampel (1)

 Seiring dengan pesatnya kemajuan zaman dan

perkembangan ilmu, semakin banyak data yang diperlukan.

 Permasalahan yang timbul adalah usaha apa yang harus

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data yang makin beragam dan dapat disajikan untuk berbagai level

penyajian dengan keterbatasan sumber daya yang ada baik tenaga maupun biaya.

 Timbul gagasan dari para ahli untuk memenuhi

kebutuhan data tersebut tanpa melakukan pengumpulan data secara lengkap yaitu dengan pemilihan sebagian dari unit-unit dalam populasi untuk diobservasi baik untuk gambaran populasi atau keperluan penelitian dengan kriteria tertentu.

(86)

Survei Sampel (2)

 Pertanyaan yang timbul sehubungan dengan

pengumpulan data melalui sampel ini adalah bagaimana cara menentukan unit-unit yang akan terpilih di dalam suatu populasi dan berapa besarnya sampel yang

representatif terhadap populasi, atau dengan perkataan lain bagaimana teknik pemilihannya.

 Ada 2 cara teknik penarikan sampel yaitu:  Probability sampling

Non probability sampling.

(87)

Probability Sampling (1)

Yang dimaksud dengan probability sampling adalah

setiap unit dalam populasi mempunyai kesempatan (peluang) untuk dipilih dalam sampel dan keseluruhan sampel yang terpilih dapat mewakili populasi.

 Dalam memilih unit-unit tersebut digunakan cara

berikut:

 Teknik pemilihannya (sampling) langsung ke elemen, atau

elemen-elemen tersebut lebih dahulu dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang disebut klaster kemudian dilakukan pemilihan kelompok.

 Teknik penarikan sampel dapat dilakukan satu tahap atau

lebih dari satu tahap.

(88)

Probability Sampling (2)

Dalam penerapan probability sampling diperlukan

kerangka sampel yang memenuhi persyaratan, yaitu:

 Tersedia sampai satuan unit terkecil yang akan digunakan

sebagai dasar penarikan sampel

 Mempunyai batas jelas

 Tidak tumpang tindih atau terliwat

 Mempunyai korelasi dengan data yang diteliti  Keadaan mutakhir

(89)

Non Probability Sampling

(1)

Yang dimaksud dengan non probability sampling adalah

metode penarikan sampel yang mengabaikan prinsip probabilitas. Sampel yang dipilih didasarkan atas kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.

 Sampel yang dipilih didasarkan atas kriteria tertentu

sesuai dengan tujuan penelitian.

 Hal ini berarti tidak semua unit dalam populasi

memperoleh kesempatan untuk terpilih.

(90)

Non Probability Sampling

(2)

 Misalnya untuk meneliti secara mendalam faktor-faktor

yang menyebabkan penyakit demam berdarah di suatu wilayah, yang akan menjadi objek penelitian adalah hanya pada lokasi tertentu yang ditentukan sesuai tujuan penelitian.

 Perlakuan yang sama juga berlaku untuk penelitian

penyebab balita kekurangan gizi, penyebab kecanduan narkoba dan sebagainya.

(91)

Non Probability Sampling

(3)

Non probability sampling dibedakan antara lain: Purposive atau judgement sample yang didasarkan

keahlian dari pelaksana survei

Quota sample yaitu sampel yang didasarkan pada suatu

kuota yang telah ditentukan

 Sampling untuk populasi bergerak, misalnya untuk

memperkirakan kepadatan binatang suatu area hutan

Haphazard atau fortuitous sample (secara kebetulan)

(92)

Eksperimen (1)

 Eksperimen juga merupakan suatu cara pengumpulan

data melalui unit-unit yang telah ditentukan, tetapi eksperimen lebih spesifik untuk tujuan-tujuan khusus seperti memilih unit-unit tertentu kemudian

memberikan perlakuan berbeda dan selanjutnya dilihat perbedaannya.

(93)

Eksperimen (2)

 Misalnya sebidang tanah ditanami jagung diberikan

suatu pupuk tertentu dan kemudian sebidang tanah lainnya yang juga ditanami jagung diberikan pupuk lainnya.

Dapat juga suatu survei sampel dengan probability

sampling diintegrasikan dengan eksperimen seperti pengukuran kadar garam yodium pada rumahtangga terpilih survei konsumsi/pengeluaran rumahtangga, penimbangan dan pengukuran lingkar lengan atas pada balita.

(94)

Keuntungan REGISTRASI

 Dapat menghasilkan data sesuai level penyajian tertentu

sesuai cakupan pencatatan. Sebagai contoh apabila registrasi penduduk dilakukan dengan baik, maka dapat disajikan jumlah penduduk, kelahiran, kematian,

migrasi/perpindahan penduduk pada level desa/kelurahan dan selanjutnya ditingkatkan menjadi level kecamatan, kabupaten/kota, propinsi, dan nasional. Demikian pula data lain yang ada pada suatu instansi/lembaga bila dikelola dengan baik akan menjadi sumber data yang bermanfaat seperti data tentang fasilitas pendidikan dan kesehatan.

 Dengan adanya registrasi atau pencatatan administrasi yang

baik dan telah mengikuti kaidah untuk dapat dijadikan data statistik, maka sensus lengkap menjadi tidak diperlukan. Dengan demikian akan terjadi efisiensi biaya. Sebagai contoh, bila registrasi penduduk dilakukan dengan baik maka tidak diperlukan sensus penduduk.

(95)

Kelemahan REgistrasi

 Belum adanya kesadaran secara penuh terhadap

kegunaan data hasil registrasi atau catatan administrasi. Pencatatan kelahiran dan kematian misalnya di

desa/kelurahan belum dilakukan secara lengkap dan baik.

 Catatan administrasi belum sepenuhnya dikelola dengan

baik dan belum mengikuti kaidah untuk menjadi data statistik.

 Cakupan variabel pada catatan administrasi terbatas.

(96)

Keuntungan SENSUS

 Data hasil sensus dapat menyajikan data sampai satuan

wilayah kecil seperti desa/kelurahan atau kecamatan.

 Data dapat dijadikan dasar penyusunan kerangka sampel

untuk berbagai survei sampel.

(97)

KELEMAHAN SENSUS

 Cakupan variabel yang dikumpulkan sangat terbatas,

karena tidak mungkin mengumpulkan data rinci untuk setiap individu.

 Biaya pengumpulan data cukup mahal.

 Waktu pengumpulan data dan pengolahan cukup lama.  Sumber daya manusia (SDM), yang berkualitas sulit

dipenuhi karena memerlukan tenaga yang cukup banyak.

 Kesalahan yang timbul pada pengumpulan data cukup

besar, karena faktor SDM, responden, dan sebagainya.

(98)

KEUNTUNGAN SURVEI

 Cakupan variabel yang dikumpulkan dapat lebih rinci.  Ketelitian lebih besar, karena petugas pelaksana dapat

dipilih yang mempunyai kualifikasi sesuai dengan yang ditentukan dan dapat diadakan pelatihan serta

pengawasan yang intensif.

 Pengumpulan dan penyajian data lebih cepat.

 Biaya pengumpulan data tidak terlalu besar dibanding

dengan sensus.

(99)

KELEMAHAN SURVEI

 Tidak dapat menyajikan data wilayah kecil atau domain

kecil, terutama bila sampel tidak memenuhi

persyaratan besarnya sampel minimum yang diperlukan.

 Diperlukan kerangka sampel yang memenuhi

persyaratan, apabila digunakan probability sampling.

(100)

Kenapa ada berbagai macam

metode pengumpulan data?

 Dengan makin beragam data yang diperlukan dan makin

luas cakupan wilayah, maka tidak mungkin data statistik hanya mengandalkan pada sensus dan registrasi atau catatan administrasi.

 Dengan alasan adanya keterbatasan waktu dan biaya

serta cakupan data yang luas, maka perlu dicari jalan cara pengumpulan data lainnya, yaitu melalui survei

sampel.

Dan yang perlu diketahui bahwa setiap cara

pengumpulan data tidak terlepas dari kesalahan (ERROR), baik yang dikumpulkan dari sensus, catatan

administrasi, maupun survei sampel.

(101)

MENGAPA SURVEI SAMPEL

DIGUNAKAN?

 Karena alasan waktu dan biaya, informasi tersebut

seringkali diperoleh dengan menggunakan survei sampel yang menjadi subyek penting dalam mata kuliah metode penarikan contoh ini.

 Sangat jelas bahwa anggaran yang diperlukan untuk

menjalankan kegiatan tersebut akan sangat besar sekali disebabkan karena waktu, biaya perjalanan, dan jumlah anak yang terlibat. Meskipun dengan melibatkan staff dalam jumlah besar, hal ini tampaknya masih akan sulit untuk diselesaikan dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan tersebut.

 Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu cara

untuk memilih sebagian dari sekumpulan aslinya kepada para peneliti. Sebagian dari sekumpulan tersebutlah yang akan diwawancarai, diteliti, atau diukur.

(102)

Sampling Error dan Non

Sampling Error (1)

 Pada keempat cara pengumpulan data di atas tidak

terlepas dari adanya kesalahan yang disebabkan faktor manusia, seperti:

 Pada registrasi atau administrasi sering terdapat adanya

pencatatan yang salah, tidak lengkap, duplikasi, dan sebagainya.

 Pada sensus terjadi adanya kesalahan seperti salah isian

dan pengolahan atau karena responden dan petugas yang cukup banyak.

 Pada survei sampel terjadi kesalahan antara lain karena

metode sampling yang tidak tepat (sampling error) dan kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia seperti kesalahan yang disebut pada butir a dan b (non sampling

error).

(103)

Sampling Error dan Non

Sampling Error (2)

 Daftar isian yang kurang baik atau daftar isian dengan variabel yang

terlalu rinci akan menyebabkan kesalahan faktor manusia menjadi makin besar.

 Pada registrasi dan sensus lengkap tidak dijumpai kesalahan yang

disebabkan karena penarikan sampel, sedangkan pada survei

sampel terjadi kesalahan yang bersumber dari sampling error dan

non sampling error. Keseimbangan antara keduanya perlu

dipertimbangkan dalam mendesain suatu survei terutama dalam penentuan besarnya sampel sehingga dapat menggambarkan populasi. Kenaikan besaran sampel akan menurunkan sampling

error tetapi sebaliknya akan memperbesar non sampling error.

Makin besar sampel berarti makin banyak responden dan petugas sehingga kemungkinan makin besar kesalahan pada pengumpulan informasi.

(104)

Sampling Error dan Non

Sampling Error (3)

 Dari Gambar 1 terlihat bahwa makin besar sampel maka

makin besar kesalahan karena non sampling error. Sebaliknya makin besar sampel maka sampling error akan makin kecil. Pada suatu sensus lengkap sampling error nol, sensus lengkap hanya dipengaruhi oleh non sampling error, seperti kesalahan petugas dalam

memahami dan menjelaskan maksud setiap pertanyaan, kesalahan responden dalam menjawab, pengolahan

pada saat perekaman data, dan sebagainya.

(105)

Sampling Error dan Non

Sampling Error (4)

Sedangkan pada survei sampel terjadi kesalahan baik non

sampling error maupun sampling error. Apakah berarti

survei sampel kesalahannya lebih besar?. Jawabannya

tentunya belum tentu, bahkan mungkin survei sampel mempunyai total error jauh lebih kecil dari sensus pada level penyajian tertentu.

 Pada Gambar 1, apabila akan dilakukan survei sampel,

maka total error terkecil ada pada B. Pada B sampling

error dan non sampling error seimbang yaitu sama besar,

tetapi totalnya lebih kecil dibandingkan dengan A dan C. Pada A non sampling error kecil, tetapi sampling error besar. Pada C sampling error kecil tetapi non sampling

error besar. Pada desain sampel dapat dipertimbangkan

besar n dengan melihat presisinya, sedangkan dari segi non

sampling error dapat dikurangi dengan merancang dan

melaksanakan survei sebaik-baiknya.

(106)

MATERI/

POKOK BAHASAN(1)

• Konsep Cara Pengumpulan Data (1)

• Langkah-langkah Pelaksanaan Survei (2)

• Basic Survey Design (1)

• Konsep & Definisi, Klasifikasi serta Tabulasi (1)

• Penyusunan Daftar Isian (1)

• Rancangan Pengolahan dan Penyajian (1)

(107)

MATERI/

POKOK BAHASAN (2)

• Aplikasi Metode Sampling (2)

• Area Sampling (1)

• Rancangan Survei Ekonomis (1)

• Bias dan Non Sampling Error (2)

• Pasca Evaluasi Survei/Sensus (PES) (1)

(108)

PUSTAKA WAJIB

• Kish,Leslie,

Survei Sampling

, New York Jhon Wiley & Sons,

Publish 1995

• Babbie,Earl L.

Survey Research Method

, Belmont: Wads

worth Publishing Co,1980

• John B Lansing and James N.Morgan,

Economic Survey

Methods,

Survey Research Center, Michighan, 1980

• Paul S.Levy and Stanley Lemeshow,

Sampling of Population,

Methods on Aplications:

John Wiley & Sons, published 1999

• Groves,R.H, F.Fowler,M.Cooper, J.Lepowski,E Singer, and

R.Tourangeau

, Survey Methodology

, John Wiley and Sons

2004

(109)

KONSEP DASAR

CARA PENGUMPULAN DATA

• Kegunanaan Data

• Undang-Undang No.16 Tahun 1997 tentang Statistik

• Cara Pengumpulan Data

(110)

KEGUNAAN DATA

• Siapa yang perlu ?

Pemerintah

Swasta

Masyarakat umum

• Untuk apa ?

- Perencanaan

- Monitoring dan evaluasi (monev)

- Implementasi kebijakan

• Jenis data / informasi ?

Berupa data statistik yang dapat mewakili

suatu populasi

(111)

UU N0.16 TH.1997

TENTANG STATISTIK (1)

Ada 3 kategori informasi:

• Statistik Dasar

• Statistik Sektoral

• Statistik Khusus

(112)

UU N0.16 TH.1997

TENTANG STATISTIK (2)

• Statistik Dasar

Adalah statistik yg pemanfaatannya ditujukan

untuk

keperluan yg lebih luas, bagi pemerintah maupun

masyarakat

, yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala

nasional, makro dan penye-lenggaraannya menjadi

tanggung jawab BPS

(113)

STATISTIK DASAR

(LANJUTAN)

• Pasal 11, ayat 2

menyebutkan bahwa: Dalam

menyelenggarakan statistik dasar, BPS memperoleh

data dengan cara

sensus, survei, kompilasi produk

administrasi, dan cara lain sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(114)

UU NO.16 TH.1997

(LANJUTAN)

Statistik Sektoral

Adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan

untuk

memenuhi kebutuhan instansi tertentu

dalam rangka

penyele-nggaraan tugas-tugas pemerintahan dan

pembangunan yang merupakan tugas pokok instansi

ybs.

(115)

STATISTIK SEKTORAL

(LANJUTAN)

• Pasal 12, menyebutkan bahwa:

(1) Statistik sektoral diselenggarakan oleh

instansi pemerintah sesuai lingkup tugas dan

fungsinya,

secara mandiri atau bersama

dengan BPS;

(2) Dalam menyelenggarakan statistik

sektoral, instansi pemerintah memperoleh

data dengan

cara survei, kompilasi produk

administrasi, dan cara lain sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi;

(116)

STATISTIK SEKTORAL

(LANJUTAN)

• Pasal 12, menyebutkan bahwa;

(3) Statistik sektoral harus diselenggarakan

bersama dengan BPS apabila

statistik

tersebut hanya dapat diperoleh dengan

cara sensus dan jangkauan populasi berskala

nasional;

(4) Hasil statistik sektoral yang

diselenggarakan sendiri oleh instansi

pemerintah wajib diserahkan kepada BPS.

(117)

UU NO.16 TH.1997

(LANJUTAN)

• Statistik Khusus

Adalah statistik yg

pemanfaatannya ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan,

sosial budaya, dan kepentingan lain dalam kehidupan

masyarakat,

yg penyelengga-rannya dilakukan oleh

lembaga, organisa-si perorangan, dan atau unsur-unsur

masyarakat lainnya

(118)

STATISTIK KHUSUS

(LANJUTAN)

• Pasal (13-14) menyebutkan bahwa

:

(

1)

Statistik khusus diselenggarakan

oleh

masyarakat baik lembaga, organisasi,

perorangan maupun unsur masyarakat

lainnya

secara mandiri atau bersama

dengan BPS;

(2) Dalam menyelenggarakan statistik khusus,

masyarakat memperoleh data dengan

cara

survey, kompilasi produk administrasi, dan

cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi

(119)

STATISTIK KHUSUS

(LANJUTAN)

• Pasal (13-14) menyebutkan bahwa :

(

3) Dalam rangka pengembangan Sistem Statistik

Nasional

,

masyarakat wajib memberitahukan

synopsis kegiatan statistik yang telah

diselenggrakannya kepada BPS, yang memuat judul,

wilayah kegiatan statistik, obyek populasi, jumlah

responden, waktu pelaksanaan, metode statistik,

nama dan alamat peneyelenggara dan abstrak ;

(4) Penyampaian pemberitahuan synopsis

dapat

dilakukan melalui pos, jaringan komunikasi data, atau

cara penyampaian lainnya yang dianggap mudah

bagi penyelenggara statistik;

(5) Kewajiban memberitahukan synopsis

oleh

masyarakat, tidak berlaku bagi statistik yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan intern.

(120)

KOORDINASI DAN KERJA SAMA

(PASAL 17-18)

• Koordinasi dan kerja sama penyelenggaraan statistik

dilakukan oleh BPS dengan instansi pemerintah dan

masyarakat, di tingkat pusat dan daerah;

• Dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan Sistem

Statistik Nasional

,

BPS bekerja sama dengan instansi

pemerintah, dan atau masyarakat untuk membangun

pembakuan konsep, definisi, klasifikasi dan ukuran-ukuran

(121)

KOORDINASI DAN KERJA

SAMA (LANJUTAN )

• Kerja sama penyelenggaraan statistik dapat

juga dilakukan

oleh BPS, instansi pemerintah dan

atau masyarakat dengan lembaga

internasional, Negara asing, atau lembaga

swasta asing

sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;

• Kerja sama penyelenggaraan statistik dengan

lembaga internasional, Negara asing, atau

lembaga swasta asing didasarkan pada prinsip

bahwa

penyelenggara utama adalah BPS

,

instansi pemerintah, atau masyarakat Indonesia.

(122)

HAK DAN KEWAJIBAN

PENYELENGGARA

STATISTIK (PASAL

19-21)

• Penyelenggara kegiatan statistik

berhak

memperoleh keterangan dari responden

mengenai karakteristik setiap unit populasi yang

menjadi obyek ;

• Penyelenggara kegiatan statistik

wajib

memberikan kesempatan yang sama kepada

masyarakat

untuk mengetahui dan memperoleh

manfaat dari statistik yang tersedia, sesuai

dengan ketentuan peraturan

perudang-undangan yang berlaku;

• Penyelenggara kegiatan statistik

wajib menjamin

kerahasian

keterangan yang diperoleh dari

responden.

(123)

HAK DAN KEWAJIBAN

PETUGAS STATISTIK

(PASAL 22-25)

• Setiap petugas statistik BPS

berhak memasuki wilayah

kerja

yang telah ditentukan untuk memperoleh

keterangan yang diperlukan;

• Setiap petugas statistik

wajib menyampai-kan hasil

pelaksanaan statistik sebagaimana adanya

(124)

HAK DAN KEWAJIBAN

PETUGAS STATISTIK

(LANJUTAN)

• Setiap petugas statistik

wajib menjamin kerahasiaan

keterangan yang diperoleh dari responden;

• Setiap petugas statistik

harus meperlihat-kan surat tugas dan

atau tanda pengenal,

serta wajib memperhatikan nilai-nilai

agama, adat- istiadat setempat, tata krama dan ketertiban

umum.

(125)

HAK DAN KEWAJIBAN

RESPONDEN (PASAL

26-27)

• Setiap orang

berhak menolak untuk

dijadikan responden,

kecuali

penyelenggaraan kegiatan statistik dasar

oleh BPS;

• Setiap responden

berhak menolak petugas

statistik yang tidak dapat memperlihatkan

surat tugas dan atau tanda pengenal

,

serta

tidak memperhatikan nilai-nilai agama,

adat-istiadat setempat, tata krama dan

ketertiban umum ;

• Setiap responden

wajib memberikan

keterangan yang diperlukan dalam

penyenggaraan statistik dasar oleh BPS

(126)

KETENTUAN PIDANA

(PASAL 34-39)

• Setiap orang yang tanpa hak

menyelenggarakan sensus

, dipidana dengan

pidana penjara

paling lama

2(dua) tahun dan

denda paling banyak 50 juta rupiah;

• Penyelenggara kegiatan statistik

yg dengan

sengaja tanpa alasan yang sah tidak memenuhi

kewajiban memberikan kesempatan yang sama

kepada masyarakat untuk mengetahui dan

memperoleh manfaat dari statistik yang tersedia,

sesuai dengan per-UU yang berlaku,

dipidana

dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)

tahun atau denda paling banyak 25 juta rupiah;

(127)

KETENTUAN PIDANA

(LANJUTAN)

• Penyelenggara kegiatan statistik

yang dengan

sengaja melanggar ketentuan menjamin

kerahasiaan keterangan yang diperoleh dari

responden, dipidana dengan pidana penjara

paling lama 5(lima) tahun dan denda paling

banyak 100 juta rupiah;

• Petugas statistik

yang dengan sengaja

melanggar ketentuan menjamin kerahasiaan

keterangan yang diperoleh dari responden,

dipidana dengan pidana penjara

paling lama 1

(satu) tahun 6 (enam) bulan dan denda paling

banyak 15 juta rupiah;

(128)

KETENTUAN PIDANA

(LANJUTAN)

• Responden yang dengan sengaja melanggar

ketentuan

ketentuan memberikan keterangan

yang diprlukan dalam penyenggaraan statistik

dasar oleh BPS, dipidana dengan pidana penjara

paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan

denda paling banyak 25 juta rupiah;

• Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa

alasan yang sah

mencegah, menghalang -halangi,

atau menggagalkan jalannya penyelenggaraan

statistik yang dilakukan oleh penyelenggara

kegiatan statistik dasar dan atau statistik sektoral,

dipidana dengan pidana penjara

paling lama 5

(lima) tahun dan denda paling banyak 100 juta

rupiiah

.

(129)

CARA

PENGUMPULAN DATA

• REGISTRASI / PENCATATAN

• SENSUS

• SURVEI CONTOH

• EKSPERIMEN

129

(130)

REGISTRASI/

PENCATATAN

• Istilah registrasi yang dikenal saat ini adalah

pencatatan

secara individu melalui berbagai institusi.

• Registrasi penduduk yang berupa pencatatan penduduk

di desa-desa secara kontinyu.

Catatan administrasi: - keberadaan pendu-duk di suatu

wilayah tempat tinggal, kelahiran, kematian,

perpindahan.

(131)

REGISTRASI

(LANJUTAN)

• Catatan admnistrasi lainnya

pada masing-masing

instansi/lembaga juga cukup banyak yang

memanfaatkan sbg data statistik.

• Lembaga-lembaga swasta,

banyak yang secara

otomatis telah meanfaatkan catatan administrasi

sebagai data statistik, seperti contoh pelaporan pasien

RS & perbankan.

(132)

SENSUS

• Adalah pengumpulan data secara lengkap

Menurut UU RI No.16 Tahun 1997

Sensus dilakukan oleh BPS setiap 10 tahun

sekali :

 Sensus penduduk 0

 Sensus pertanian 3

 Sensus ekonomi 6

 Dalam sensus biasanya dikumpulkan data

dasar / pokok

(133)

SENSUS

(LANJUTAN)

Ciri-ciri Sensus

- Karakteristik yang dicakup terbatas

- Penyajian sampai wilayah satuan unit kecil

seperti kecamatan, desa bahkan kecil lagi

- Memerlukan petugas yang banyak

- Memerlukan biaya yang besar

(134)

SURVEI CONTOH

• Dengan makin banyak jenis data yang harus dikumpulkan

timbul permasalahan bagaimana menghasilkan suatu data

akurat dengan

adanya keseimbangan antara tenaga,

waktu dan biaya.

• Bisa dilakukan dengan

Probability Sampling

dan Non Probability Sampling

(135)

PROBABILITY

SAMPLING

• Probability sampling dalam Survei contoh

diterapkan

agar unit-unit terpilih dalam sampel, karakteristiknya

mewakili populasi.

- perlu digunakan teknik sampling dengan peluang

- setiap unit dalam populasi harus mempunyai peluang

untuk terpilih dalam sample

(136)

PROBABILITY SAMPLING

(LANJUTAN)

Menggunakan teknik sampling dengan peluang

N → n

Setiap unit harus mempunyai peluang untuk

terpilih dalam sample (bisa sama/ tidak sama)

Bisa berupa sampling elemen atau sampling

cluster

Bisa sampling 1 tahap atau sampling bertahap

Dengan probability sampling harus ada

kerangka sampel. Prob.sampling digunakan

untuk inferensia parameter.

(137)

PERSYARATAN

KERANGKA SAMPEL:

a. Harus tersedia sampai satuan unit terkecil yang digunakan

sebagai dasar penarikan sample

b. Mempunyai batas yang jelas

c. Tidak tumpang tindih atau terlewat

d. Ada korelasi dengan data yang diteliti

e. Up to date

(138)

AGAR TIDAK TERJADI:

a.

Unit sampel tidak dijumpai

b.

Unit sampel yang duplikasi

c.

Unit sampel terpecah

d.

Unit sampel tergabung

e.

Unit baru

(139)

BLOK SENSUS ?

Wilayah pencacahan petugas sensus / survei

terdiri dari

sekitar 100 rumahtangga

,

membagi habis desa /

kelurahan

dengan batas yang jelas,

sehingga bisa

digunakan sebagai kerangka sample survei-survei

dengan pendekatan rumah tangga.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini mengolah 1860 data yang berasal dari 155 perusahaan yang memnuhi kriteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa revaluasi aset tetap tidak memiliki pengaruh

Hasil analisis dengan korelasi didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu hamil primigravida dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi

I am happy to see this great work as part of collaborations among Universitas Ahmad Dahlan and Universitas Gadjah Mada, Universitas Diponegoro, Universitas

Sistem pakar adalah cabang dari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), yaitu dengan menyimpan kepakaran dari pakar manusia ke dalam komputer dan meyimpan basis pengetahuan

Muhidin Ruko Graha Cakra Kencana Blok G Gudang Hitam (Dekat Bank BRI Sungai Liat) 0717-93765.. 117 Pangkalpinang-JNE

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkah dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun Buku Panduan dan

Isi perjanjian yang begitu singkat dan tidak lengkap ditambah minimnya pengetahuan pemilik tanah, ternyata banyak sekali merugikan pihak pemilik tanah, pihak

Melihat algoritma umum yang diberikan dari sumber tersebut dan membandingkannya dengan penjelasan sebelumnya, dapat dikatakan algoritma tersebut menggunakan