• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2. Landasan Teori. Chaer (2007: 259) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan aspek atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 2. Landasan Teori. Chaer (2007: 259) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan aspek atau"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 2 Landasan Teori

2.1 Aspek Dalam Bahasa Indonesia

Chaer (2007: 259) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan aspek atau aspektualitas adalah cara untuk memandang pembentukan waktu secara internal di dalam suatu situasi, keadaan, kejadian atau proses. Hal tersebut juga sama seperti yang diutarakan oleh Tadjjuddin (2005:9) yang dimaksud dengan aspek atau aspektualitas adalah subkategori semantik fungsional yang mempelajari bermacam-macam sifat unsur waktu internal situasi (peristiwa, proses, atau keadaan) yang secara lingual (dalam bentuk bahasa) terkandung di dalam verba.

Menurut Chaer (2007:259) dalam berbagai bahasa dikenal adanya berbagai macam aspek, antara lain:

1. Aspek kontinuatif, yaitu yang menyatakan perbuatan terus berlangsung. 2. Aspek inseptif, yaitu yang menyatakan peristiwa atau kejadian baru mulai. 3. Aspek progresif, yaitu aspek yang menyatakan perbuatan sedang berlangsung. 4. Aspek repetitif, yaitu yang menyatakan perbuatan itu terjadi berulang-ulang. 5. Aspek perfektif, yaitu yang menyatakan perbuatan sudah selesai.

6. Aspek imperfektif, yaitu yang menyatakan perbuatan berlangsung sebentar. 7. Aspek sesatif, yaitu yang menyatakan perbuatan berakhir.

Di dalam bahasa Indonesia, untuk menyatakan aspek perfektif digunakan unsur leksikal sudah

(2)

Contoh:

Dia sudah tidur.

Dalam menyatakan aspek inseptif, baru mulai, digunakan partikel pun dan lah Contoh:

Dia pun berlarilah.

dan untuk menyatakan aspek repetitif bisa dilakukan secara morfemis, yaitu dengan cara sufiks –i seperti pada contoh di bawah ini.

Contoh:

Dia memintai uang itu.

Selain itu, dalam bahasa Indonesia ada juga aspek yang sudah dinyatakan secara inferen oleh tipe verbanya. Misalnya, verba mengiris seperti dalam kalimat Ibu mengiris bawang itu dan verba memukul seperti dalam kalimat Dia memukul adiknya sudah menyatakan aspek momentan, perbuatan berlangsung sebentar.

2.2 Pengungkapan Makna Aspek

Tadjuddin (2005) mengemukakan pengungkapan makna aspek dalam dua bentuk, yaitu pengungkapan makna aspek dalam bentuk morfologi dan sintaksis.

2.2.1 Dalam Bentuk Morfologi a. memakai sufiks –i

Verba bersufiks –i mengandung berbagai makna dalam aspek. Menurut Tadjuddin (2005:112-117) makna yang muncul melalui verba bersufiks –i ini yakni:

(3)

Yaitu makna yang menyatakan perbuatan berkali-kali atau berulang-ulang. Contoh:

a. Meskipun Raden memukulinya dengan sekuat tenaga, kuda itu kan sudah tua, tidak mungkin bisa lari kencang.

b. Meskipun Raden berkali-kali memukulnya dengan sekuat tenaga, kuda itu kan sudah tua, tidak mungkin bias lari kencang.

2. Makna Distributif

Artinya menggambarkan situasi kedistribusian (menuntut banyak objek). Bisa bermakna kegiatan yang berlangsung terus menerus tanpa putus

Contoh:

Si bibi sedang membakari ikan yang dibelinya di pasar tadi.

Bisa juga bermakna kegiatan atau perbuatan yang setelah selesai dilakukan maka kegiatan atau perbuatan itu berhenti/berakhir dengan sendirinya.

Contoh:

Si bibi sedang membakari seekor ikan yang dibelinya di pasar tadi. 3. Makna Kooperatif

Dalam makna ini menuntut subjek yang banyak yang secara bersama-sama melakukan perbuatan yang sama sehingga memiliki makna ‘banyak’.

Contoh:

Bom (-bom) menghujani kota Bagdad. 4. Makna Terminatif

Makna yang menyatakan mencapai tempat tujuannya. Contoh:

(4)

a. Pada hari itu penduduk beramai-ramai mendatangi rumah dukun cabul itu. b. Pada hari itu penduduk beramai-ramai datang ke rumah dukun cabul itu. 5. Makna Progresif

Makna yang menggambarkan situasi yang kelangsungannya bersifat sementara. Makna ini dapat diamati pada kemungkinan dilakukannya pergantian sufiks –i dengan pemarkah aspek progresif sedang dan dengan demikian, dapat ditafsirkan dengan sedang melakukan sesuatu yang disebut oleh pangkal di/ pada/ bagi/ objek.

Contoh:

a. Ia menduduki kursi ayah. b. Ia sedang duduk di kursi ayah. 6. Makna kontinuatif

Makna yang menggambarkan situasi berlangsung berketerusan. Oleh karena itu sufiks –i di sini dapat diganti dengan pemarkah leksikal aspek kontinuatif tetap.

Contoh:

a. Bagaimana pun, ia mencintai suaminya. b. Bagaimana pun, ia terus cinta pada suaminya. 7. Makna Resultatif

Menggambarkan situasi yang berlangsung dengan hasil tertentu. Contoh:

1. a. Ayah menggulai kopinya. (Sekarang kopinya bergula atau manis). b. Ayah memberi gula pada kopinya.

2. a. Perempuan genit itu memerahi pipinya. (Sekarang pipinya berwarna merah).

(5)

b. Perempuan genit itu memberi (warna) merah pada pipinya. b. Memakai bentukan se-

Slametmuljana dalam Tadjuddin (2005:126) beranggapan bahwa pada bentuk se- tipe

setiba tersebut merupakan “kata perangkai kalimat waktu” atas dasar pertimbangan

bahwa, menurutnya, “kata meninggal, datang, berangkat, pulang, tiba, sampai di dalam bahasa Indonesia ternyata dipandang serupa dengan telah, belum, dan sebagainya. Akan tetapi, hasil pengamatan menunjukkan bahwa yang sama dengan setelah di sini bukanlah keseluruhan setiba, melainkan hanya se- itu sendiri.

Konjungsi (subordinatif) setelah dapat ditafsirkan dengan frasa ketika telah. Jika se- pada bentukan tipe setiba dapat disubstitusi dengan setelah, maka setiba itu sendiri dapat ditafsirkan dengan ketika telah tiba.

Contoh:

a. Setiba di Halim, begitu cerita Mangil, kami melihat Pangau Omar Dhani dan Deputinya Leo Watimena berdiri di depan markas AURI.

b. Ketika telah tiba di Halim, begitu cerita Mangil, kami melihat Pangau Omar Dhani dan Deputinya Leo Watimena berdiri di depan markas AURI.

Pada kalimat di atas konteks kalimat mengacu pada waktu lampau. Jika konteks mengacu ke waktu nonlampau, substitusi se- yang bukan dengan ketika telah, melainkan dengan kalau telah/kalau sudah atau jika telah/jika sudah misalnya,

Contoh:

a. Sesampai di rumah nanti, istrimu dimandikan kembang, ya.

b. Kalau sudah sampai di rumah nanti, istrimu dimandikan kembang, ya. c. Ketika sudah sampai di rumah nanti, istrimu dimandikan kembang, ya.

(6)

2.2.2 Pengungkapan Makna Aspek Dalam Bentuk Sintaksis

Menurut Tadjuddin (2005:155) pengungkapan pada makna aspek dalam bentuk sintaksis dinyatakan dengan pemakaian partikel sudah, telah, belum dan akan. Partikel

belum dikatakan beroposisi dengan sudah dan akan beroposisi dengan telah. Partikel sudah dikatakan bermakna perfektif, sedangkan belum bermakna imperfektif dan akan

dikatakan bermakna “future” dengan contoh-contoh sebagai berikut: (1) a. Sudah waktinya buah kelapa itu dipetik.

b. Saya tidak merokok lagi kalau ayah sudah datang. (2) a. Pertemuan itu telah mereka laksanakan kemarin.

b. Permohonan cutinya telah diajukan seminggu yang lalu. (3) a. Ali sudah membaca buku itu.

b. Ali belum membaca buku itu. c. Ali akan membaca buku itu.

2.3 Teori kedudukan Aspek Dalam Bahasa Jepang

Dalam Bahasa Jepang, terdapat banyak jenis kategori gramatikal, salah satunya adalah kategori gramatikal dalam predikat. Sutedi (2004) membagi kategori gramatikal dalam predikat menjadi 6 jenis, yaitu: teineisa atau tingkat kehalusan, mitomekata atau bentuk positif dan negatif, tai atau voice/diatesis, sou atau aspek, jisei atau kala/tense, dan hou atau modalitas.

Kindaichi (1989:66) mendefinisikan aspek sebagai berikut:

すがた(aspek) という用語は、とき (tense) などと同じように、ヨーロッ パ語の文法論の用語を借りたものだが、この用語で指される日本語の現像 がヨーロッパ語に見られるテンスやアスペクト現像と同じだというわけで

(7)

はない。似ているだけである。つまり、ヨーロッパ語の文法論では、大ま かにいって、テンスどうしの表わすプロセスがどのような時間にあらわれ るかを示す形態論的な現像に名まえであり、アスペクトは一定の時間にお けるそのようなプロセスのちがいを示す形態論的な現像に名ずけられた名 まえである。日本語の‘~スル’の形と‘~シタ’の対立と‘~スル(シ タ)’の形と‘~シテイル(シテイタ)’の対立とは、それぞれ、この点 でヨーロッパ文法のテンスとアスペクトに似ているというまでである。

Yang dimaksud dengan aspek, kata yang diambil dari istilah bahasa Eropa, sama juga dengan tense. Tapi bukan berarti aspek dan tense dalam bahasa Jepang dapat disamakan dengan aspek dan tense dalam bahasa Eropa. Hanya mirip saja. Artinya, dalam tata bahasa Eropa, tense adalah sebuah proses yang menunjukkan kewaktuan sedangkan aspek adalah menunjukkan lamanya waktu. Dalam bahasa Jepang ditunjukkan dengan penggunaan bentuk ‘~スル’ ,‘~シタ’, ~ス ル(シタ)’dan‘~シテイル(シテイタ)’.

Menurut Kudou (1995:8) morfem yang digunakan dalam bahasa Jepang adalah morfem 「ール」, morfem「ータ」 morfem rangkap「 ーテイル 」dan morfem rangkap「ーテイタ」. Mofem ini menempel pada verba untuk menyatakan aspek atau kala.

Masuoka (1993:17) mengatakan bahwa, –te iru 「ーテイル」 memiliki fungsi untuk menunjukkan aspek. –Te iru ( ー テ イ ル ) menunjukkan keadaan dari suatu kegiatan yang sedang berlangsung dan berkelanjutan.

Contoh:

太郎は今テレビを見ている Tarou sedang menonton televisi

Kalimat di atas menunjukkan bahwa subjek sedang dalam keadaan menonton televisi, sehingga dapat disimpulkan bahwa keadaan di atas menunjukkan suatu keadaan yang sedang berlangsung dan berkelanjutan.

(8)

Contoh:

家の前にトラックがとまっている Di depan rumah, truk berhenti

Kalimat di atas menunjukkan keadaan dari truk berhenti di depan rumah. Maka dari itu fungsi –te iru pada kalimat di atas menunjukkan keadaan dari suatu kegiatan.yang sedang berlangsung

2.4 Pembagian Verba Pada Bahasa Jepang

Teramura dalam Machida (1989:24) menggolongkan kata kerja bahasa Jepang menjadi empat macam. Antara lain :

(1) 状態動詞 じょうたいどうし

Dalam bahasa Indonesia mempunyai arti ‘kata kerja keadaan’. Fungsinya adalah untuk menerangkan kondisi atau keadaan. Bentuk ini tidak bisa dirubah menjadi bentuk ―ている dengan kata lain tidak ada bentuk dari ― ている.

Contoh:

アル, イル, bentuk(可能) デキル, 要スル, 値スル ,dll.

(2) 継続動詞 け い ぞ く ど う し

Dalam bahasa Indonesia mempunyai arti ‘kata kerja yang berkelanjutan atau yang di sebut dengan kontinuatif’. Fungsinya adalah untuk menunjukkan suatu perbuatan yang berlangsung secara berkelanjutan atau terus-menerus.

(9)

Bentuk ini bisa dirubah menjadi bentuk -ている dan menyatakan suatu keadaan yang tengah berlangsung.

Contoh:

- Kegiatan yang dilakukan oleh manusia yaitu: 読ム, 書ク, 笑ウ, 泣ク, dll. -Yang menyatakan fenomena alam yaitu: 散ル, 降ル, dll.

(3) 瞬間動詞 しゅんかんどうし

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai arti ‘kata kerja sesaat’. Fungsinya adalah untuk menunjukkan perbuatan yang selesai dalam sesaat. Bentuk ini dapat dirubah menjadi bentuk - て い る dan menunjukkan hasil setelah perbuatan selesai dilakukan atau terjadi.

Contoh: 死ヌ, (listrik) 点ク/ 消エル, サワル, トドク, 決マル, 見ツカル, ハジマ ル, オワル, 到着スル, dll. (4) 第四種 だいよんしゅ の動詞ど う し

Dalam bahasa Indonesia ‘kata kerja tipe 4’. Bentuk ini menunjukkan keadaan ruang dan berfungsi untuk menunjukkan suatu kondisi. Memiliki bentuk -ている

Contoh: ソビエル, スグレル, オモダツ, ズバヌケル, アリフレル, バカ ゲル, 高イ鼻ヲスル, 似ル, dll.

(10)

2.5 Jenis-jenis Aspek

Kindaichi (1989 : 37-54) menggolongkan jenis-jenis aspek sebagai berikut : 1. ) Jotaisou (kata kerja yang menyatakan keadaan)

Jotaisou ini dibagi lagi menjadi : 1a) Hanpuku shinkoutai

(perbuatan atau kejadian yang sedang terjadi dan terus berulang-ulang) Bentuk dari aspek ini menggunakan morfem rangkap yaitu bentuk ている. Contoh :

私 わたし

は毎日新聞まいにちしんぶんを読よんでいる。

Setiap hari saya membaca Koran.

pada contoh di atas menyatakan perbuatan terus-menerus setiap hari dan berulang-ulang.

1b) Shinkoutai (perbuatan yang sedang berlangsung)

Pada bentuk ini predikat kalimat merupakan kata kerja perbuatan yang terus menerus dengan menggunakan morfem ている. Kelompok ini sendiri terdapat dua macam, yaitu :

a) (Shinkoutai kakoutai) aspek yang menyatakan keadaan sedang berlangsung tetapi lampau.

b) (Shinkoutai hikakoutai) aspek yang menyatakan keadaan sedang berlangsung tidak lampau.

Contoh :

私 わたし

(11)

Saya sedang makan nasi.

Pada contoh diatas menyatakan aspek keadaan sedang berlangsung tetapi tidak lampau.

1c) Tanjunjotaitai (menyatakan aspek keadaan sederhana)

aspek ini menyatakan keadaan sederhana yang tidak ada hubungannya dengan mula dan akhirnya suatu perbuatan. Kelompok ini terdapat 2 macam, yaitu : a) Tanjunjotaitai kakotai (aspek yang menyatakan keadaan sederhana lampau) b) Tanjunjotaitai hikakotai (menyatakan keadaan sederhana tetapi tidak lampau) Contoh :

その矢は曲がっている。 Panah itu tidak lurus lagi.

contoh kalimat di atas menyatakan aspek keadaan sederhana tetapi tidak lampau serta menunjukkan keadaan yang tidak ada hubungan dengan awal dan akhir perbuatan.

2.) Dousasou ( bentuk aspek yang menyatakan kata kerja perbuatan ). pada bentuk ini juga di bagi beberapa macam antara lain : 2a) Keizokutai

( bentuk aspek yang menyatakan perbuatan yang dilakukan terus-menerus).

bentuk ini serupa dengan bentuk shinkoutai pada aspek jotaisou. Dan mempunyai dua macam bentuk yaitu :

a) Keizokutai kanryoutai ( aspek yang menyatakan perbuatan terus-menerus selesai ). b) Keizokutai fukanryoutai (aspek yang menyatakan perbuatan terus-menerus belum

(12)

Contoh :

昼までに待った、先へ行く。

Tunggu sampai siang, sesudah itu pergi duluan.

pada contoh di atas menyatakan aspek perbuatan yang terus-menerus belum selesai. 2b) Hanpuku keizokutai ( aspek yang menyatakan perbuatan terus-menerus dan

berulang-ulang ).

Jenis ini sendiri mempunyai dua jenis antara lain :

a) Hanpuku keizokutai fukanryotai ( aspek yang menyatakan perbuatan terus-menerus dan berulang-ulang belum selesai ).

b) Hanpuku keizokutai kanryotai ( aspek yang menyatakan perbuatan terus-menerus dan berulang-ulang selesai ).

Contoh :

私は毎日毎日この新聞を読む。 Setiap hari saya membaca Koran ini.

pada contoh di atas menyatakan aspek perbuatan terus-menerus dan berulang-ulang dan belum selesai.

2c) Tanjundousatai ( bentuk aspek yang menyatakan perbuatan sederhana ).

Biasanya aspek ini tidak menunjukkan hubungannya dengan awal dan akhirnya suatu perbuatan. Jenis aspek ini juga dibagi menjadi dua jenis yakni :

a) Tanjundousatai kanryoutai

aspek menyatakan perbuatan sederhana selesai

b) Tanjundousatai fukanryoutai

(13)

2.6 Pola Kalimat 「ーと思う」dan「ーと思っている」Dalam Bahasa Jepang Machida (1989 : 57) mengatakan bahwa 「ーと思う」dan「ーと思っている」 yang merupakan bentuk 「ーる」 dan 「ーている」 tersebut masuk ke dalam kategori verba jotaisou, yang mana di dalam jotaisou「ーる」 dan 「ーている」tersebut menunjukkan keadaan saat ini.

Dalam bahasa jepang pola 「ーと思う」dan「ーと思っている」dari segi struktur keduanya memiliki perbedaan sehingga Menurut Iori at all (2001:190) perbedaan Pola Kalimat 「と思う」dan「と思っている」sebagai berikut :

「と思う」と「と思っている」の違いは、「と思う」はその場で判断を 表す傾向が強いのに対し、「と思っている」は話し手がある程度継続し て持っている判断を表す傾向が強い点にあります。

Perbedaan antara to omou dan to omotteiru adalah to omou berkecenderungan kuat menunnjukkkan pikiran hanya pada saat itu saja. Sedangkan pada to

omotteiru lebih menunnjukkan pikiran yang berkelanjutan.

Menurut Iori at all (2003:38) pada 「と思う」biasanya, subjek yang berpikir adalah diri sendiri dengan kata lain hanya satu orang, dan hanya terjadi pada saat itu juga. Sedangkan pada 「と思っている」, subjek yang berpikir bisa diri sendiri dan bisa juga menyatakan pikiran dari orang lain dengan kata lain subjek lebih dari satu orang.

Contohnya :

「と思う」yang menunjukkan subjek yang berpikir adalah diri sendiri Contoh :

この絵はきれいだと思う。 Saya pikir lukisan ini bagus.

(14)

Dari contoh di atas, terlihat bahwa subjek yang berpikir adalah diri sendiri.

「と思っている」yang menunnjukkan subjek yang berpikir adalah diri sendiri dan bisa juga menyatakan pikiran dari orang lain.

Contoh :

田中さんはミスをしたと思っている。

Dari contoh di atas, yang menunjukkan berpikir adalah subjek pertama yaitu saya「私」, karena jika tidak ada bentuk「ーは」di awal kalimat, itu menandakan bahwa yang berpikir adalah subjek yang pertama. Akan tetapi, 「ーと思っている」bisa diganti dengan bentuk「ー と思う」karena pada contoh kalimat di atas yang menunjukkan berpikir adalah subjek pertama yaitu saya「私」yang mana, dalam pola 「ー と思う」 yang menunjukkan berpikir hanya satu subjek yaitu saya 「私」.

2.7 Makna Bentuk 「ーる」Dalam Bahasa Jepang

Machida (1989 : 57-68) mengatakan bahwa fungsi dari bentuk 「ーる」 adalah sebagai berikut :

1. 「ーる」yang berfungsi sebagai menyatakan keadaan saat ini atau sekarang ini

( 現 在」げんざい )

Contoh :

a. 今、太郎はアメリカにいる。 Sekarang Tarou ada di Amerika.

(15)

Sekarang, di dekat rumah ada toko buku yang baru. c. 今日はいい天気と思う。

Saya pikir, cuaca hari ini bagus.

pada contoh kalimat di atas terlihat bahwa bentuk dari る tersebut menyatakan keadaan bahwa buku tersebut sekarang ada di atas meja dan sekarang ini ada toko buku yang

baru di dekat rumah. 2. 「ーる」yang menyatakan fungsi keadaan atau perbuatan yang belum selesai.

Contoh :

昨日学校へ行く人を見た。

Kemarin saya melihat orang pergi ke sekolah.

Pada contoh di atas terlihat bahwa dia melihat seorang pelajar yang pergi ke sekolah tetapi pelajar tersebut sudah sampai atau belumnya dia tidak tahu.

3. 「ーる」yang menyatakan suatu aksi kebiasaan atau perbuatan yang sering terjadi berulang-ulang.

Contoh :

a. 太郎 た ろ う

は毎日椅子ま い に ち い すを作つくる。

Setiap hari Taro membuat kursi.

b. 花子 は な こ

はよく財布さ い ふをなくす。

Hanako sering sekali kehilangan dompet. c. 花子は町でよく太郎を見かける。 Hanako sering melihat Taro di kota.

(16)

Dari contoh kalimat di atas, terlihat bahwa makna dari bentuk 「ーる」 ini menyatakan kebiasaan atau perbuatan yang sering kali terjadi berulang-ulang.

4. 「ーる」yang menyatakan suatu aksi perbuatan atau keadaan yang akan terjadi

pada waktu masa yang akan datang ( 未来 み ら い /future ). Contoh : a. 太郎 た ろ う は明日あ すとうきょう東 京へ行いく。

Besok Taro akan pergi ke Tokyo.

b. 来月太郎 ら い げ つ た ろ う

はハワイへ行いこうと思う。

Bulan depan Taro bermaksud/berencana akan pergi Hawai.

pada ke dua contoh kalimat di atas terlihat bahwa kedua-duanya menyatakan suatu perbuatan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

5. 「ーる」menyatakan suatu kemauan atau keinginan yang terjadi pada masa yang akan datang

Contoh :

a. 我々 われわれ

は来月らいげつまでに家を育そだてる。

Kami mau memelihara rumah ini sampai bulan depan.

b. 私 わたし

は絶対大学ぜったいだいがくを 卒 業そつぎょうする。

Saya benar-benar harus lulus dari universitas.

c. 君 きみ

がそう望のぞむなら、 私わたしは明日あ すきっと家いえにいる。

(17)

pada ketiga contoh di atas, bentuk dari る ini menyatakan suatu keinginan atau kemauan yang di harapkan.

2.8 Makna Bentuk 「ーている」Dalam Bahasa Jepang

Machida (1989 : 155-163) mengatakan bahwa fungsi dari bentuk 「ーている」 adalah sebagai berikut :

1. 「 ー て い る 」 menyatakan suatu keadaan atau perbuatan yang terus berkelanjutan sesaat.

Contoh : 毎 日 私 まいにちわたし

はご飯はんを食たべている。

Setiap hari saya makan nasi.

contoh di atas menunjukkan bahwa setiap hari dia makan nasi secara terus-menerus dan akan berhenti setelah nasi yang di makan habis.

2. 「ーている」menyatakan suatu keadaan atau perbuatan yang sedang terjadi secara terus-menerus sampai sekarang masih berkelanjutan.

Contoh : a. 私 わたし は結婚けっこんしている。 Saya menikah. b. 来 月 私 らいげつわたし は日本に ほ んへ行いこうと思おもっている。

(18)

pada contoh yang pertama saya menikah merupakan perbuatan atau keadaan terjadi secara terus-menerus sampai sekarang, sedangkan pada contoh yang ke dua terlihat bahwa seseorang telah menentukan rencana untuk pergi ke Jepang dari dulu dan sampai sekarang rencana itu masih berlanjut.

3. 「ーている」menyatakan keadaan atau suatu perbuatan sedang di lakukan atau terjadi.

Contoh :

a. テニスをしている。 Saya sedang bermain tenis.

b. 雨 あめ

が降ふっている。

Sedang turun hujan.

pada contoh yanh pertama dia sedang bermain tenis, sedangkan contoh yang ke dua menyatakan hujan sedang turun jadi kedua-duanya menyatakan kejadian yang sedang terjadi.

4. 「 ー て い る 」 menyatakan keselesaian yang terjadi pada waktu atau masa lampau bisa dikatakan juga pengalaman.

Contoh :

a. 太郎 た ろ う

は三年前さんねんまえにこの山道やまみちを歩あるいている。

Tiga tahun yang lalu Taro pernah berjalan di gunung ini.

b. その本 ほん

は何年なんねんも前まえに読よんでいる。

(19)

Pada contoh yang pertama jelas terlihat bahwa Taro pernah berjalan di gunung tersebut dan telah terjadi tiga tahun yang lalu dan itu merupakan sebuah pengalaman untuk dia, sedangkan pada contoh yang ke dua dia telah membaca buku tersebut selama beberapa tahun yang lalu sehingga dia tahu apa saja isi yang ada di buku tersebut sehingga menjadi pengalaman sendiri baginya.

5. 「ーている」menyatakan hasil dari suatu aksi atau perbuatan. Contoh :

a. セ せ

ータたを着きている。

Saya memakai sweater.

b. スミス す み す

さんは日本に ほ んへ行いっている。

Tuan smith sudah pergi ke Jepang.

ke dua contoh di atas menyatakan hasil dari suatu aksi atau perbuatan, pada contoh yang pertama hasil dari memakai adalah sweater tersebut sudah terpakai olehnya, sedangkan pada contoh yang ke dua hasil daripada dia pergi adalah sekarang dia sudah berada di Jepang.

6. 「ーている」menyatakan suatu kebiasaan yang dilakukan. Contoh :

a. 太郎 た ろ う

は毎日家まいにちいえの周まわりを走はしっている。

Setiap hari Taro berlari di sekeliling.

b. 花子 は な こ

は 毎 週まいしゅうその雑誌ざ っ しを買かっている。

(20)

c. 幸子毎日 さ ち こ ま い に ち

8時 じ

に起おきている。

Setiap hari Sachiko bangun pukul 08.00

dari ketiga contoh di atas, menunjukkan kebiasaan yang dilakukan pada setiap hari. yang pertama Taro mempunyai kebiasaan berlari di sekitar sekeliling rumahnya, sedangkan pada contoh yang ke dua Hanako selalu mempunyai kebiasaan membeli majalah yang sama setiap minggunya dan pada contoh terakhir Hachiko selalu bangun pada pukul 08.00.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa minggu kemudian ia menghampiri ayahnya dan berkata, “Ayah, sekiranya saya memutuskan untuk kawin, apa yang akan ayah berikan kepada saya?” William Ford berpikir sejenak

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

Untuk menjaga kesinambungan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Provinsi NAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara, telah disusun rencana kegiatan oleh 6 (enam)

Rata-rata hasil belajar pengetahuan IPA siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan Saintifik menggunakan pertanyaan produktif pada siswa kelas IV SDN 14 Kesiman tahun

- Jika tiap kenaikan 1000 ft temperatur turun > 5,4°F disebut Superadiabatic  udara tidak stabil  lebih. menguntungkan karena aliran udara cepat turun naik 

Pada tahun 1980, peneliti dari Universitas Hasanuddin memulai riset yang lebih mendalam untuk aspek reproduksi (ALI, 1981), namun lokasi penelitian sangat terbatas hanya di

Untuk menjawab tujuan pertama menurut Hadisapoetro (1973) dalam Suratiyah (2008) berpendapat bahwa untuk memperhitungkan pendapatan usaha tani jagung dapat dihitung melalui

maka pada penelitian ini dilakukan ekstraksi senyawa bioaktif inhibitor tirosinase dari kulit batang Artocarpus heterophyllus Lamk menggunakan pelarut air dan campuran air :