• Tidak ada hasil yang ditemukan

SYARAT SYARAT TEKNIK PEMBANGUNAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SYARAT SYARAT TEKNIK PEMBANGUNAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

SYARAT – SYARAT TEKNIK PEMBANGUNAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV

1 PEMASANGAN SUTM ... 3

1.1 Pemasangan Tiang, Tiang Penopang dan Schoor. ... 3

1.2 Pemasangan Cross-arms, Isolator dan perlengkapannya. ... 3

1.3 Penarikan Penghantar ... 4

1.4 Pemasangan Grounding. ... 5

2 PEMASANGAN GARDU DISTRIBUSI DAN PERLENGKAPANNYA ... 6

2.1 Pemasangan Trafo ... 6

2.2 Pemasangan Box PPTR ... 6

2.3 Kawat untuk keperluan pentanahan. ... 6

2.3.1 Ketentuan besarnya tahanan pentanahan. ... 7

2.4 Pemasangan Connector ... 7

2.5 Pemasangan grounding. ... 7

2.6 Pemasangan peralatan pengaman & peralatan lain-lain. ... 7

2.7 Pemasangan travers. ... 7

2.8 Pemasangan kabel TM. ... 7

2.9 Pemasangan kabel TR. ... 8

2.10 Pipa pelindung kabel. ... 8

2.11 Lampu penerangan dalam gardu. ... 8

2.12 Pemasangan support kabel... 8

2.13 Pekerjaan di daerah bertegangan / pembongkaran. ... 8

2.14 Pengujian Akhir (Testing) ... 9

3.1 Mengutamakan Produksi Dalam Negeri. ... 9

3.2 Syarat–syarat Teknis Lainnya. ... 10

3.3 Packing semua barang yang akan diangkut, bila perlu harus : ... 10

3.4 Pengamanan Barang ... 11

3.5 Lingkup Pekerjaan. ... 11

(2)

2

3.5.2 Bahan - bahan yang disediakan Penyedia Barang/ Jasa. ... 11

3.5.3 Barang Disediakan Pemberi Pekerjaan ... 11

4 PERSYARATAN TEKNIS MATERIAL JTM/JTR/GD ... 11

4.1 Tiang beton ... 11

4.2 Tiang Besi ... 12

4.3 Konduktor AAAC. ... 13

4.4 Medium Voltage Insulator. ... 13

4.4.1 Suspension insulator. ... 13

4.4.2 Insulator tumpu (Pin Post, Line Post & Pin Insulator) ... 13

4.5 Twisted Kabel NFA2X 3x35+25, 3x50+35 atau 3x70+50 mm². ... 14

4.6 Transformator. ... 14

4.7 Papan Pembagi Tegangan Rendah (PPTR ). ... 14

4.8 Material Pelengkap ... 15

4.9 Connector ... 16

(3)

3

1 PEMASANGAN SUTM

1.1 Pemasangan Tiang, Tiang Penopang dan Schoor.

Pekerjaan Pemasangan Tiang meliputi pembuatan galian, pemasangan base plate, mendirikan tiang, pengurungan kembali dan meratakan, pemadatan sisa tanah galian.

Pekerjaan Pemasangan Schoor meliputi pembuatan galian, pemasangan anchor block dan anchor rod, span schroef, ball insulator, kawat baja dan perlengkapan lainnya sesuai persyaratan

Pekerjaan Pemasangan Tiang penopang (struut pole) meliputi pembuatan galian, pemasangan base plate, mendirikan tiang penopang (strut pole), memasang strut tie dan perlengkapannya.

Lokasi

Lokasi Tiang, tiang penopang, tarikan angkur ditentukan oleh PLN sesuai dengan yang ditunjukan dalam peta layout dan daftar material. Tiang, tiang penopang, tarikan angkur tidak boleh dipasang ditempat lain tanpa seizin Pengawas PLN. Perubahan letak atau bentuk konstruksi dari yang dicantumkan didalam gambar hanya diperkenankan atas seizin tertulis dari Direksi. Bila Penyedia Barang/Jasa merasa ragu-ragu mengenai letak tiang tersebut maka harus menanyakan hal tersebut kepada Direksi untuk mendapat kepastiannya.

Penanaman Tiang

Tiang beton harus dipasang dengan hati-hati. Jika pemasangan dengan Crane, maka rambu-rambu lalulintas harus dipasang sehingga gangguan lalulintas dapat dibuat seminimum mungkin.

Pemasangan tiang harus tegak lurus dan tidak boleh miring, condong dan sebagainya. Toleransi yang diizinkan maksimum 15 cm untuk tiap 8 m panjang tiang.

Tiap-tiap pendirian tiang harus diselesaikan sekaligus. Pengaturan arah, penegakan serta pemadatan tidak boleh ditangguhkan. Segera setelah tiang berdiri, tiang-tiang harus diberi nomor urut pada ketinggian lebih kurang 150 cm dari permukaan tanah dengan mempergunakan cat minyak warna merah. Penanaman tiang (tiang besi / tiang beton) tidak diperbolehkan pada gundukan tanah bekas galian.

Kedalaman lobang galian penanaman tiang sekurang-kurangnya seper-enam dari panjang tiang. Diameter lobang penanaman tidak boleh melebihi 20 cm dari diameter dasar tiang.

Penimbunan kembali setelah tiang didirikan harus dengan tanah asli atau dengan pasangan batu-batu dan dipadatkan sedikit demi sedikit dengan alat tamping (penumbuk). Pada tempat-tempat daerah berlumpur, penimbunan tidak lebih kurang 15 cm, terkecuali bila tiang tersebut terletak di trotoar dimana trotoar harus diperbaiki kembali sebagaimana keadaan semula. Tidak diperkenankan memakai tanah bekas galian, akan tetapi dengan mempergunakan tanah lainnya yang lebih keras. Penimbunan sekeliling tiang harus lebih tinggi dari permukaan tanah semula

Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab untuk mendirikan tiang pada satu garis lurus. Bila letak tiang keluar dari garis, maka Penyedia Barang/Jasa harus menanyakan pada Direksi, apakah hal tersebut diperbolehkan atau harus dipindahkan atau diluruskan.

Tiang harus didirikan tegak lurus, terkecuali tiang sudut yang harus didirikan agak miring kearah yang berlawanan dengan beban, sehingga setelah dipasang kawat atau menerima beban maka, puncak tiang tersebut menjadi tegak atau sedikit agak miring. Kemiringan tiang tersebut tidak boleh lebih dari 15 cm untuk tiap-tiap 8 meter panjang tiang. Tiang mula/ akhir harus tegak lurus dan segaris.

Fondasi

Jika diperlukan, untuk tiang jaring distribusi tegangan menengah pada tiang penguat, percabangan, penarik dan tiang pemasang peralatan (Trafo, Switch dan kabel termination) dipasang fondasi atau Pole Block 30 cm di bawah permukaan tanah dan diletakkan pada tiang dengan mempergunakan Beugel (Block Band) untuk selanjutnya ditutup dengan pasir urug dan ditumbuk hingga padat serta rata dengan permukaan tanah (untuk daerah yang tanahnya lunak).

(4)

2

Pemasangan Schoor

Membuat galian, memasang anchor block dan rod, turn buckle, ball insulator, steel stranded wire dan perlengkapan lainnya sesuai persyaratan.

Pemasangan Guy wire harus dalam batas kemiringan antara 45° and 60° dengan tanah dan arah tarikan harus searah dengan arah tarikan penghantar.

Pemasangan mur harus berada pada kedudukan di tengah-tengah panjang ulir baut span schroef.

Sebelum memasang ball insulator harus diteliti terlebih dahulu, ball insulator yang retak tidak boleh dipasang. Preformed grip material masing - masing untuk schoor S.1 sebanyak 2 (dua) buah dan untuk schoor S.2 sebanyak 4 (empat) bh dipasang membalik pada guy wire dalam keadaan rapi. Untuk pengikat guy wire pada guy isulator menggunakan unimax clamp dengan jumlah untuk masing – masing schoor 4 (empat) buah.

Pemasangan guy wire dan tiang harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghambat lalu lintas dan kepentingan umum.

Persyaratan Teknis material yang digunakan untuk schoor adalah sebagai berikut:

Galvanized Steel Standard Wire.

Material : Konduktor dari galvanized steel sesuai JIS 3537 galvanized wire

Stands clamp (baja pilin).

Konstruksi : Standard Konduktor type concentric standard dengan arah ke kanan (S - lay).

Turn Buckle atau Span Schroef.

Material : Body dan mur baut terbuat dari baja sesuai JIS G 3101 "Rolled

Steel for general structure" dan spin cotterpin dari kuningan sesuai JIS H 3521 Brass wire. Karakteristik : Minimum breaking load 5.000 kg.

Konstruksi : Turn buckle sesuai dengan gambar konstruksi 02 IA SBU 33 Span schroef : ukuran 5/8 " atau sesuai RAB.

Ball Insulator.

Material : Terbuat dari porselin yang diglasir. Karakteristik : Voltage maximum 20.000 volt. Frequency : maximum 100 Hz.

Spesifikasi dan ukuran sesuai dengan gambar yang tercantum dalam laporan. Spesifikasi : C.60 C.80 C.120

Tegangan loncat kering : 10, 12, 20 ( kV ).

Tegangan loncat basah : 3, 4, 8 ( kV ).

Minimum kuat tarik : 3. 3. 5,5 ( Ton ).

Keporian 1.400 A t m o s f i r dan tidak tembus Bentuk lihat gambar SPLN 26001.

Wire Clip.

Material : Body terbuat dari melable atau baja. Bolt dan nut : Terbuat dari baja sesuai JIS B 2809.

Karakteristik : Harus dapat menahan torque sebesar 200 kg/cm

Bentuk : terdiri atas body, untuk type bolt dan nut sesuai dengan JIS B 2809 "Wire Clips for wire standard of wire rope" MS 7 atau FS 7.

(5)

3

Anchor Rod Clamp.

Material : Steel plate ST 37.

Karakteristik : Tensile Strenght minimum 37 Kg/ mm.

Anchor Block.

Material : Semen diutamakan semen Andalas. Kerikil pecah dari batu kali/ gunung ukuran 2/3 cm, pasir harus yang baik, bersih. Bisa memakai pasir pasang/ beton dengan campuran Semen: Pasir : Krikil = 1 : 2 :3.

Penulangan : Dengan memakai besi beton dengan ukuran sesuai gambar No.02-5A-SBU-26. 870 Anchor Blok Rod.

Material : Rod Steel ST 37.

Konstruksi : Sesuai gambar No. 02-L-SBU-28. Karakteristik : Tensile Strenght minimum 37 Kg/mm.

1.2 Pemasangan Cross-arms, Isolator dan perlengkapannya.

Umum

Pekerjaan Pemasangan Konstruksi Tiang meliputi pemasangan cross-arms, cross-arm brace U bolt pada tiang serta pemasangan Insulator pada travers dengan perlengkapannya (termasuk ring pen/pegas). Untuk Insulator tarik termasuk pemasangan cross-arm clevis atau Band Strap sampai Dead End Clampnya. Pemasangan Cross-arms

Cross-arms atau Travers harus tegak lurus terhadap tiang sesuai dengan gambar kosntruksi yang telah ditentukan.

Semua komponen besi harus digalvanis dengan cara celup panas (hot dip). Jika diperlukan lobang pada cross-arm pada saat pemasangan maka bekas lobang bor harus dicat dengan lapisan anti karat, pembuatan lubang harus menggunakan bor dan tidak diperkenankan menggunakan las listrik atau lainnya. Baut-baut double arming, Machine bolt, eye bolt dan lain-lain, peralatan yang dipasang pada tiang tersebut harus cukup panjangnya, sehingga mur dan kontra murnya (nut dan locknut) sewaktu mengunci/ dikuatkan mur harus dengan sepenuhnya mengulir pada baut.

Meskipun demikian baud tidak boleh terlalu panjang lebih dari 2 inchi dari ujung mur setelah dikuatkan. Untuk mencapai keadaan di atas harus diusahakan baut-baut yang sesuai panjangnya dan tidak boleh dengan jalan memotong baut tersebut terkecuali atas pertimbangan Direksi untuk keamanan.

Bila ujung baut terpaksa dipotong, maka bekas potongan harus dicat dengan bahan cat anti karat (Rust Prohitive Paint). Seperti misalnya pada Insulator Pin dan Double Arming Bolts. Scope pemasangan Cross Arm termasuk pula modifikasinya harus sedemikian rupa kuatnya sehingga bila dilaksanakan pemasangan Konduktor, cross arm tidak boleh bergeser.

Pemasangan Isolator

Isolator harus ditangani hati-hati dan sebelum dipasang harus dibersihkan dan diperiksa keadaannya sehingga tidak ada insulator yang cacat, retak atau pecah yang ikut terpasang.

Arah alurbagian atas (top groove) Pin Insulator atau Line Post Insulator harus tegak lurus terhahadap cross-arm.dan diikat dengan kuat sehingga kedudukanya tidak akan berobah setelah konduktor dipasang pada Insulator tersebut. Mur kunci(Locknuts) dikencangkan setelah mur yang pertama telah dikencangkan. Pemasangan / penggandengan Suspension Insulator harus cukup baik sehingga gandengan tidak mungkin terlepas dengan sendirinya setelah pelaksanaan penarikan/ stringing penghantar.

(6)

4

1.3 Penarikan Penghantar

Penarikan penghantar dapat dilaksanakan apabila sudah ada pernyataan dari Pengawas PLN bahwa penarikan kawat dapat dilaksanakan sesudah semua pekerjaan persiapan selesai terutama yang menyangkut tindakan-tindakan pengaman antara lain:

 Guy wire dan strut pole terpasang baik.

 Roller atau stringing block telah dipasang pada Travers atau tiang.

 Pada tempat-tempat dimana kawat akan melintasi saluran telekom, rel kereta api dan jalan raya, dipasang andang-andang (Fance net) dan pengaman-pengaman lainnya. Selama pelaksanaan harus dijaga agar sesudah penarikan selesai, tiang / insulator tidak boleh miring, bengkok, patah atau pecah. Jika penarikan dengan menggunakan mesin tarik, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan perhitungan kuat tarik pada tiap seksi sehingga tegangan tarik pada tiap seksi tidak melebihi batas yang telah ditetapkan. Setelah Pengawas menyatakan persetujuannya dan membubuhkan tanda tangannya, maka pekerjaan baru dapat dilaksanakan.

Penyedia Barang/Jasa harus mengikuti dan melaksanakan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pengawas PLN dalam pemeriksaan tersebut dan penarikan penghantar harus dilaksanakan dibawah pengawasan pengawas PLN.

Drum kabel harus ditangani secara hati-hati dengan posisi as senantiasa horizontal. Penghantar harus dikeluarkan hanya dengan cara memutar drum, tidak diperkenankan dengan gulungan (uncoiling). Jika drum kabel telah rusak, pengeluaran penghantar harus hati-hati agar tidak melintir (berbelit).

Untuk penarikan awal, drum kabel harus diletakan pada dongkrak kabel dengan batang as. Setiap Cross-arm harus dipasang roller (roda) dan tali penarik. Selama penarikan penghantar dengan tenaga tangan, penghantar harus senantiasa dimonitor untuk menghindari tekukan, belitan atau goresan dengan permukaan tanah/batu. Penghantar tidak boleh disentak, atau ditarik dengan kendaraan bermotor, atau diseret diatas permukaan yang kasar/tajam. Selama pengeluaran penghantar serabut penghantar atau isolasi kabel harus diperiksa. Jika diketemukan putus atau cacat, maka harus dipotong dan dilakukan penyambungan.

Jika diperlukan sambungan, dalam satu gawang tidak diperbolehkan lebih dari satu sambungan, dan letak sambungan harus sekurang-kurangnya 3 meter dari insolator. Sambungan penghantar tidak boleh diletakan diletakkan di atas pesilangan jalan dan sedapat mungkin tidak diletakan pada gawang yang berdekatan dengan persilangan jalan.

Semua sambungan penghantar harus menggunakan konektor pres dengan material yang sesuai dengan material penghantar/kabel. Sebelum dilakukan penyambungan, ujung penghantar harus dipotong rata. Penghantar harus dibersihkan dengan sikat kawat sampai mengkilat sebelum dilakukan penyambungan. Gemuk yang sesuai harus digunakan sebelum dilakunan penyambungan.

Pemilihan ukuran die dan proses penyambungan pengantar harus dengan supervisi PLN.

Untuk pemasangan konnektor paralel dengan baut, pengencangan harus cukup, tetapi tidak sampai overstress.

Panjang Jumper harus cukup kendor, tetapi harus mempunyai jarak bebas yang cukup.

Penegangan penghantar dengan menggunakan peralatan tarik yang sesuai. Grip kawat(Jerat kawat) harus digunakan untuk menghindari kerusakan penghantar..

Penghantar ditarik diatas roller (stringing block) yang dipasang di tiang atau cross-arm untuk mengindari tekukan pada penghantar. Ukuran groove (alur roda) roller harus sesuai dengan peruntukan ukuran penghantar.

Tarikan maksimum penghantar tidak boleh melebihi 110 % dari tarikan pada lendutan final.

(7)

5 lendutan yang sesuai Lendutan harus diukur pada tiap gawang pada tiang yang berdekatan. Interval waktu antara lendutan pada saat penarikan dan lendutan akhir akan ditentukan oleh Pengawas PLN. Lendutan harus diukur dengan teliti dan betul sampai dinyatakan baik oleh Direksi. Temperatur, letak dan jarak jaringan yang akan disagging harus dicatat dan diberikan kepada Direksi untuk penentuan sagging. Konduktor yang telah ditarik harus disaging dalam waktu sesudah melebihi 72 jam.

Sesudah disagging konduktor harus diikat di atas groove pada pin type insulator dan pada tiang-tiang sudut harus diikat di samping insulator menjauhi arah tarikan kawat.

Penyedia Barang/Jasa harus mempunyai peralatan-peralatan yang cukup untuk penarikan kawat, misalnya : Caffing hoist wire griprol yang sesuai dengan ukuruan kawat dan sebagainya.

Bila jaringan tegangan menengah melintasi jaringan telepon, maka jaringan harus lewat di atasnya dengan jarak minimum 400 cm, bila jaringan yang memotong sama-sama jaringan tegangan menengah, jarak minimum 400 cm di atas jaringan telepon.

Jaringan yang melintasi jalan Kereta Api, ketinggian jarak jaringan dengan rel kereta api minimum 8,23 meter dan untuk jalan umum jarak tersebut minimum 6,25 meter.

Sesudah penarikan / pemasangan kawat selesai, Penyedia Barang/Jasa wajib mengadakan pemeriksaan sepanjang saluran udara distribusi dan membebaskan jalur sesuai dengan ketentuan profil ruang bebas untuk saluran yang bersangkutan.

Pohon-pohon yang berada dalam jarak tersebut harus dibebaskan/ditebang dahannya, dan pengurusan izin serta biaya pengurusannya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa sepenuhnya.

Penyedia Barang/Jasa harus mematuhi segala petunjuk dan bimbingan Direksi untuk mendapatkan hasil yang baik dan efektif.

1.4 Pemasangan Grounding.

Grounding dipasang pada posisi tiang-tiang (sesuai yang ditentukan dalam gambar atau atas kehendak Direksi ) sebagai berikut:

 Selubung logam kabel pada termination  Rangka (body) peralatan, kubikel dan Arrester  Penghantar Netral Jaringan Tegangan rendah

Penghantar Netral Jaringan Tegangan rendah harus ditanahkan (digrounding) pada tiang pertama pada setiap jurusan dari gardu distribusi (tetapi tidak boleh dalam jarak kurang dari 20 meter dari gardu distribusi), setiap interval empat tiang sepanjang jaringan tegangan rendah dan pada tiang akhir pada semua pencabangan jaringan distribusi tegangan rendah.

Besarnya tahanan pertanahan tidak boleh lebih dari 5 Ohm, bila belum tercapai Penyedia Barang/Jasa harus berusaha untuk mendapatakan hasil sesuai yang dikehendaki (5 Ohm).

Khusus untuk Jaringan tegangan rendah yang berada dibawah Jaringan Tegangan menengah, Tahanan pentanahan sistem tidak boleh kurang dari 0.2 Ohm.

Khusus untuk grounding Arrester tidak dibenarkan sama sekali digabungkan dengan peralatan lainnya. Grounding tersebut dari Copper clad earthing rod 2,4 mtr atau pipa galvanized diameter 1,5 inchi dengan panjang tidak boleh kurang dari 3 meter. Copper clad earthing rod atau pipa galvanized harus dipasang/ ditancapkan tegak lurus kedalam tanah hingga berada 0.3 m dibawah permukaan tanah.. Copper clad earthing rod atau pipa galvanized dihubungkan ke peralatan yang ditanahkan dengan menggunakan kawat BC 50 mm2. Semua sambungan Kawat BC dimasukan kedalam pipa galvanised yang ditempelkan ke tiang.

(8)

6

2 PEMASANGAN GARDU DISTRIBUSI DAN PERLENGKAPANNYA

2.1 Pemasangan Trafo

Pekerjaan Pemasangan Gardu Trafo Distribusi meliputi pemasangan cross-arms, pemasangan trafo distribusi diatas cross-arm, pemasangan perlengkapan pengaman (cut-out dan arester), pemasangan Panel distribusi, pemasangan Opstick Tegangan rendah, pemasang grounding body peralatan dan arester, beserta pemasangan kabel penghubungnya.

Transformator ditempatkan sesuai dengan gambar type gardu yang akan dipergunakan dengan jarak cukup terhadap dinding gardu (lebih kurang 20 cm).

Strip connector harus disiapkan / dibor untuk fasilitas penyambungan kabel Tegangan Rendah.

Netral trafo ditanahkan bersama dengan netral pada rak pembagi Tegangan Rendah melalui instalasi yang tersedia.

Untuk pemasangan jumperan dari SUTM ke CO dan ke terminal TM trafo digunakan schoen kabel yang sesuai ukuran dan jenisnya.

Pada saat selesai dipasang, trafo harus tegak lurus dipandang dari semua jurusan. Untuk trafo distribusi 100 kVA menggunakan konstruksi double pole tanpa rak.

2.2 Pemasangan Box PPTR

Panel Pembagi Tegangan Rendah (PPTR) dibuat dari kabinet yang tahan untuk segala cuaca.

Kabinet dibuat sedemikian rupa sehingga tahan air, burung dan hewan-hewan yang lain tidak dapat masuk ke dalamnya (Water Proof Cabinet).

Kabinet dicat dengan warna Blue Grey (abu-abu muda) yang tahan untuk segala cuaca (pasangan luar). Kabinet terbuat dari besi plate tebal 2 mm atau aluminium 2.5 mm, sesuai RAB.

Busbar terbuat dari plat tembaga yang harus tahan terhadap pembebanan secara kontinyu dari daya/arus yang terpasang. Mur baut untuk pengikat kabel-kabel harus dari tembaga.

Pemberian warna dari Busbar :

 Phasa R dicat dengan warna merah.  Phasa S dicat dengan warna kuning.  Phasa T dicat dengan warna hitam.  Netral dengan warna biru.

Kunci dari kabinet tersebut terdiri dari kunci Master Key. Rak PPTR dipasang tepat di atas kedudukannya dengan mur baut galvanized. Bagian atas diperkuat dengan Expanded anchor yang dibor pada dinding gardu.

Netral ditanahkan melalui Grounding yang tersedia.

2.3 Kawat untuk keperluan pentanahan.

Yang dipakai adalah tembaga ukuran 50 mm. Hight conduktifity annealt copper stranded yang terisolasi PVC warna hijau sesuai dengan standard IEC 330 atau kawat Aluminium ukuran 70 mm² (sesuai RAB). Bagian-bagian yang tidak bertegangan dihubungkan pada terminal-terminal arde yang tersedia dengan menggunakan strip/round copper yang dipasang dengan baik menurut ketentuan. Besar tahanan pentanahan maximum 5 (lima) Ohm.

(9)

7 2.3.1 Ketentuan besarnya tahanan pentanahan.

Besarnya tahanan pentanahan netral JTM, JTR dan netral Trafo tidak boleh lebih dari 5 Ohm. Besarnya tahanan pentanahan rangka (body) peralatan dan Arrester tidak boleh lebih dari 5 Ohm .

Jika pada lokasi tertentu tahanan sesuai dimaksud belum tercapai, agar dikoordinasiakan dengan Direksi/unit guna mendapatkan petunjuk / cara untuk mencapai tahanan yang dikehendaki ( 5 Ohm). Pentanahan rangka (body) peralatan : Setiap rangka (body) peralatan listrik seperti : Trafo, Disconecting, Guard net, Air Break Switch, Recloser, Sectionalizer, Regulator, Kapasitor, dan lain-lain harus dihubung dengan tanah (pentanahan).

2.4 Pemasangan Connector

Seluruh sambungan mulai dari Jumperan Trafo sampai Opstiq Kabel jurusan menggunakan conector press. Connector yang digunakan harus sesuai dengan bahan dan diameter penghantar.

Press connector menggunakan hydrolic crimping tools pada tekanan yang telah ditentukan. Dies/Mata press yang digunakan disesuaikan dengan ukuran diameter penghantar.

Setiap sambungan connector press harus tersambung dengan baik dan benar-benar padat sehingga tidak ada rongga udara maupun udara terjebak didalam connector.

Seluruh sambungan pada tegangan rendah, Setelah sambungan dipress dengan baik kemudian dibalut dengan isolasi rubber, pemasangan isolasi rubber tape dengan cara ditarik sampai ¾ kali lebar semula dan dibalut saling bertindasan setengahnya minimal 4 lapis kemudian dibalut dengan isolasi vinyl dan diberi cover atau heat shrink.

2.5 Pemasangan grounding.

Grounding tersebut dari copper dead earthing rod 2,4 mtr atau pipa galvanish diameter 1,5 inchi panjang tidak boleh kurang dari 3 meter.

Grounding dipasang pada tiang-tiang sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar atau atas kehendak Direksi.

Ground rod dipasang kira-kira 60 cm dari tiang dan ditanam, sehingga ujung atau ground rod berada 30 cm di bawah permukaan tanah.

Kawat tembaga disambung pada bagian atas ground rod dan diikatkan pada tiang dengan mempergunakan klem double (untuk tiang beton / besi) dan ujungnya terletak 15 cm dari permukaan tanah dan disambung dengan kawat aluminium dengan mempergunakan Compression connector, kemudian kawat aluminium ini disambung pada kawat netral.

2.6 Pemasangan peralatan pengaman & peralatan lain-lain.

Trafo, recloser, regulator dan peralatan-peralatan lain harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan-kerusakan dan hanya orang-orang yang sudah ahli (qualified) yang diperbolehkan memasang peralatan-peralatan tersebut.

Pemasangan peralatan ini harus pada tempat-tempat yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk dari Direksi atau dari pabrik.

2.7 Pemasangan travers.

Memasang Cross Arm pada tiang dengan klem travers /bolt machine dan pelengkapan. Bilamana ada pemasangan khusus sehingga ada bahagian yang perlu dibor lagi, maka Penyedia Barang/ Jasa harus melaksanakannya di lapangan (site) dan mengolesi lobang tersebut dengan cat anti karat.

2.8 Pemasangan kabel TM.

(10)

8 trafo dengan trafo Kabel TM sel-sel pengaman dilewatkan melalui lubang kabel pada kedalaman minimal 80 cm untuk kemudian naik ke trafo melalui fasilitas brakcet kabel TM yang tersedia. Pada sel pengaman trafo ujung TM di montage dan dilengkapi dengan stress cone (kerucut tegangan). Pada sisi primer trafo kabel TM di montage dan dilengkapi dengan bushing yang merupakan pasangan dari terminal primer trafo. 2.9 Pemasangan kabel TR.

Kabel induk dipasang antara terminal secunder trafo dengan busbar pada rak TR sedangkan kabel jurusan dipasang melalui NT fuse. Ujung-ujung kabel diberikan sepatu kabel yang dipres dengan hidrolic crimping. Pemasangan kabel TR harus rapi dan tidak bertumpuk, sehingga dalam penyusunan untuk urutan phasa harus sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

2.10 Pipa pelindung kabel.

Pipa pelindung kabel terbuat dari pipa PVC atau pipa besi yang digalvanish sehingga dapat menghindari terjadinya karatan dan mengurangi terhadap perawatan (pengecatan).

2.11 Lampu penerangan dalam gardu.

Untuk gardu beton atau PHB trafo tiang yang dalam hal kusus diperlukan penerangan, maka penerangan dalam terdiri dari lampu dan stop kontak yang letaknya ditentukan langsung/menurut gambar bestek. Pemasangan menggunakan pipa union 5/8 " dan out bow, kabel yang digunakan jenisnya 2,5 mm2. Saklar dan stop kontak terbuat dari ebonit dengan isolator keramik.

2.12 Pemasangan support kabel.

Dilaksanakan setelah kabel terminal. Pelengkungan kabel yang disupport harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

2.13 Pekerjaan di daerah bertegangan / pembongkaran.

Untuk pekerjaan di daerah bertegangan atau yang memerlukan pemadaman, 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/ Jasa harus menyampaikan program kerja dan nama serta pembantu pelaksana teknik yang telah cukup berpengalaman untuk mendapat persetujuan Direksi.

Setiap perubahan mengenai urutan pekerjaan yang mengakibatkan perpanjangan waktu pemadaman harus mendapat persetujuan Direksi.

Bila pelaksanaan pekerjaan di daerah bertegangan, maka tegangan tersebut harus dimatikan dan dipasang "Apparatur Short Cicuit Grounding" sesuai dengan petunjuk Direksi.

Untuk pemadaman line tegangan, Penyedia Barang/ Jasa harus mengajukan permintaan tertulis kepada Direksi 10 (sepuluh) hari sebelum pemadaman pertama.

Setiap pekerja yang bekerja di daerah bertegangan harus dilengkapi dengan sabuk pengaman, sarung tangan, sepatu (safety shoes) dan topi yang khusus untuk pekerjaan listrik.

Setiap hari Penyedia Barang/ Jasa harus melapor kepada petugas PLN setempat sebelum memulai pekerjaan dan sesudah selesai pekerjaan.

Pada pelaksanaan pemadaman line, kepala pelaksana/ Penyedia Barang/ Jasa harus berada ditempat proyek tersebut.

Kepala pelaksana harus memahami betul mengenai "Keselamatan Kerja" terhadap pekerja-pekerjanya. Pada pekerjaan pembongkaran dan penyambungan kembali, Penyedia Barang/ Jasa harus disertai petugas PLN Cabang / Ranting setempat.

Segala sesuatu yang kurang jelas agar selalu dikonsultasikan pada Direksi atau petugas/ Pengawas pekerjaan yang ditunjuk.

(11)

9 2.14 Pengujian Akhir (Testing)

Pengujian akhir kabel dan terminasi kabel dilaksanakan oleh PLN.

Sebelum pengujian dilaksanakan, Penyedia Barang/Jasa harus sudah membuat persiapan yang matang dan melaporkan kepada Pengawas PLN sehingga kegagalan dapat dihindari.

Pengetesan dengan menggunakan HIPOT tester yang dipersiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa.

Pengujian tegangan pada jaringan, dengan memberi tegangan AC, 36 kV selama 5 menit pada ujung-ujung jaringan.

Hasil pengujian dituangkan dalam surat pernyataan yang ditanda tangani oleh Penyedia Barang/Jasa dan diketahui oleh Pengawas PLN dalam rangkap 2 (dua) untuk masing-masing pihak.

Seluruh Komponen terpasang sebelum dioperasikan harus benar-benar dalam kondisi baik, lakukan pengukuran tahanan isolasi setiap material tersebut ; untuktegangan menengah menggunankan megger min 5.000 volt, Dn pada sisi tegangan rendah menggunakan megger 1000 volt. Tahanan isolasi dinyatakan baik jika nilainya > 100 ohm per volt.

Lakukan pengukuran tahanan Grounding.

Lakukan Pengujian alat - alat ukur terpasang sebelum diberi tegangan.

Pekerjaan dianggap diterima apabila seluruh komponen dapat beroperasi dengan baik dan aman sesuai spesipikasi yang ditentukan disertai dengan hasil pengukuran dan telah dinyatakan baik oleh Direksi pekerjaan serta kelengkapan administrasi lainnya sesuai ketentuan yang ada.

3 PENGADAAN DAN ANGKUTAN MATERIAL JTM/JTR/GD

3.1 Mengutamakan Produksi Dalam Negeri.

Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengadaan material sepanjang telah dapat dilaksanakan/ diproduksi di dalam negeri, diutamakan mengunakan produksi dalam negeri.

Dalam proses pembuatan produksi dalam negeri, baik berupa barang maupun jasa dimungkinkan penggunaan masukan unsur yang berasal dari luar (import).

Termasuk didalam pengertian produksi dalam negeri adalah :

 Jasa konstruksi yang meliputi segala kegiatan konstruksi sipil, mesin dan listrik.  Jasa angkutan, pengurusan, asuransi dan lain-lain.

 Barang jadi, barang setengah jadi, peralatan, suku cadang, komponen utama dan komponen pembantu.

 Bahan baku, bahan pelengkap dan bahan pembantu.

Kandungan lokal barang dan jasa adalah tingkat nilai isian lokal barang dan jasa yang dibuat/ diproduksi atau dilakukan di Indonesia dengan menggunakan bahan baku/ tenaga ahli dan perangkat lunak Indonesia. Nilai kandungan lokal barang harus dicantumkan saat mengajukan penawaran.

Semua material yang disediakan oleh Penyedia Barang/ Jasa harus berkualitas baik dan harus memenuhi syarat-syarat teknis dan dalam keadaan baru. Diutamakan produksi dalam negeri tanpa mengurangi persyaratan-persyaratan kualitas.

Material tersebut sebelum dipasang / dikerjakan, diperiksa, dan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.

(12)

10 Material yang ditolak oleh Direksi harus segera diganti.

Material yang disediakan Penyedia Barang/ Jasa harus dilengkapi dengan brosurbrosur dan gambar-gambar spesifikasinya. Material yang harus dilengkapi dengan brosur spesifikasinya adalah : Performed termination, Strain Clamp, Joint Slive, Tui Isolator, pin insulator 20 KV, Insulator tension 20 KV, Pole top air switch, Fuse link 20 KV, Load break fuse cut out surge diverter (lightning arrester), conduktor, cable dan connector.

3.2 Syarat–syarat Teknis Lainnya.

Syarat-syarat teknis lainnya termasuk didalamnya gambar detail, gambar konstruksi dan sebagainya disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Untuk material Listrik yang digunakan harus sudah lulus uji atau memiliki sertifikat pengawasan mutu. Barang yang ditawarkan harus sesuai dengan SPLN, SNI K-29-HB-01, SNI K-30-HB-02 dan spesifikasi teknik lainnya yang berlaku.

Barang yang diserahkan harus seratus prosen (100 %) baru, baik, tanpa cacat dan Penyedia Barang/ Jasa bertanggung jawab sepenuhnya mengenai kualitas barang, baik terhadap cacat yang tampak maupun cacat yang tersembunyi.

Pihak Penyedia Barang/Jasa atau produsen harus memberi garansi dan tetap bertanggung jawab atas kerusakan atau cacat lainnya yang disebabkan oleh kesalahan pabrik, dalam batas waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak barang diterima oleh PT PLN (Persero) Wilayah Aceh.

Pengajuan permohonan pengujian barang ditujukan kepada Tim Pemeriksa Kualitas Barang PT PLN (Persero) Wilayah Aceh.

Sebelum menyerahkan barang, Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan melampirkan:

Sertifikat tanda lulus uji jenis barang (Type test) yang diterbitkan oleh LMK sebelum dilaksanakan pengiriman.

Sertifikat pengujian uji contoh (Sample test) barang di pabrik, pada saat pengujiannya harus disaksikan oleh Pejabat yang ditunjuk dari PT.PLN (Persero) Wilayah NAD.

Sertifikat/ keterangan asli barang/ Certificate of Origin dari pabrik.

Inspection Quality Certificate (IQC) yang diterbitkan oleh PT.PLN (Persero) Jika dipandang perlu PLN berhak untuk menghapuskan pengujian 100 % dari barang yang akan diserahkan sesuai Kontrak, untuk itu diuji oleh LMK.

Semua biaya transportasi, akomodasi dan pengujian baik untuk uji jenis maupun uji contoh merupakan tanggung jawab dari Penyedia Barang/ Jasa dan sudah termasuk di dalam harga penawaran/ kontrak. Pengiriman material tersebut harus dilakukan dengan pengepakan yang baik dan cukup kuat sehingga terhindar dari kemungkinan terjadi kerusakan atau cacat selama dalam pengangkutan.

3.3 Packing semua barang yang akan diangkut, bila perlu harus :

Dipetikan/ dikemas dengan baik, kuat dan kokoh sehingga aman dalam menaikan, mengangkut dan menurunkan barang.

Pada tiap-tiap kemasan/ packing agar dicantumkan :  Nomor Kontrak : ………..

 Nama Barang : ………..

 Banyaknya : ……….. buah/set/meter  Beratnya : ……….. Kg.

(13)

11 3.4 Pengamanan Barang

Penyedia Barang/ Jasa wajib menjaga serta bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan barang-barang yang akan diangkut sampai ke Gudang PT.PLN (Persero).

Pengangkutan Cubicle dan Baterai dan material lain agar dihindari dari benda-benda tajam yang bisa menyebabkan kontaminasi dari bak pengangkutan. Pada saat pemuatan tidak dibenarkan mendorong drum / haspel / peti / packing dengan garpu forklift.

Penempatan drum / haspel / peti / packing selama pengangkutan, penganjalan harus diletakkan pada keempat sudut dari drum / haspel / peti / packing dan jangan diletakkan ditengah-tengah dari drum / haspel / peti / packing tersebut. Haspel yang berdekatan harus diganjal atau diikat dengan tali dan taruhlah bantalan diselasela setiap drum / haspel / peti / packing, jangan dimasukan dibahagian tengah dari sisi drum / haspel / peti / packing dan jika memukul, pukullah dipinggirnya saja.

Jangan menaruh drum / haspel pada posisi datar.

Pemindahan drum/ haspel yang dilakukan dengan menggelinding dilakukan searah tanda anak panah pada sisi drum / haspel dan tidak melebihi jarak 20 meter.

Pada saat menurunkan, jangan menjatuhkan tiang / drum / haspel / peti / packing atau barang lainnya tetapi turunkanlah perlahan – lahan dengan menggunakan peralatan untuk menghidarkan barang-barang tersebut dari kerusakan.

3.5 Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan meliputi pengadaan dan pengangkutan tiang beton/besi, konduktor AAAC, kabel tanah, pin post/line post/suspension insulator 20 KV, kabel twisted dll, seperti yang ditunjukkan dalam RAB.

3.5.1 Penjelasan Umum Pekerjaan.

Pekerjaan meliputi penyediaan bahan (barang yang diadakan adalah dari mutu yang terbaik), Pengujian barang tersebut dan Pengangkutan dari tempat Pabrikasi sampai ke Gudang PT. PLN (Persero).

3.5.2 Bahan - bahan yang disediakan Penyedia Barang/ Jasa.

Semua material yang disediakan Penyedia Barang/ Jasa harus baru (original) dan belum pernah terpakai, sebelum diserah terimakan Direksi Pekerja / yang ditunjuk akan memeriksa keadaan material tersebut. Untuk meterial yang ditolak Direksi paling lambat 7 hari setelah pemberitahuan penolakan material tersebut harus dikeluarkan dari Gudang tersebut diatas.

Direksi akan menguji peralatan tersebut ditempat Penyedia Barang/ Jasa memesan / Pabrikasinya dengan semua biaya Transfortasi, akomodasi dan lain-lain menjadi tanggungan Penyedia Barang/ Jasa.

Specifikasi dari masing - masing material harus sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam bestek ini atau sesuai dengan standard yang berlaku.

3.5.3 Barang Disediakan Pemberi Pekerjaan

Untuk material yang disediakan oleh Direksi pekerjaan/Pemberi tugas, Penyedia Barang/ Jasa diharuskan mengurus dan mengangkut sendiri dari Gudang Direksi Pekerjaan/Pemberi Pekerjaan/Tugas ke lokasi pekerjaan.

4 PERSYARATAN TEKNIS MATERIAL JTM/JTR/GD

4.1 Tiang beton

Yang dimaksud adalah tiang beton pratekan dan bertulang berpenampang bulat konis berongga ditengahnya dengan peruncingan ( taper ) nominal 1/75 untuk saluran tegangan rendah dan saluran tegangan menengah.

(14)

12 Jenis / ukuran :

 Tiang beton 12 mtr 350 daN  Tiang beton 11 mtr 200 daN  Tiang beton 9 mtr 200 daN  Tiang Beton 7 mtr 100 daN

Dimensi tiang : Harus sesuai dengan toleransi yang dipersyaratkan dalam standard untuk tiang beton dimaksud.

Sifat mekanis : Pada waktu pembebanan 100 % beban kerja tiang beton, tidak boleh terjadi retak; Beban patah tiang beton penampang bulat harus lebih besar 2 kali dari beban kerja.

Sifat tampak : Tiang beton harus tampak baik, lurus dan tidak terdapat retak. Penandaaan :

Tiang beton harus diberi tanda sebagai berikut: Tanda pengenal :

a. Merek perniagaan (logo ) b. Jenis Tiang

c. Tanggal dan nomor produksi

d. Tanda titik angkat tiang, berupa garis lurus melingkar setengah lingkaran. e. Tanda batas tanam tiang, berupa garis lurus melingkari tiang.

f. Tanda pembumian untuk tiang yang dikehendaki dilengkapi dengan pembumian yaitu berupa lambang pembumian yang ditempatkan dibawah huruf terakhir “ tanggal dan nomor produksi “

g. Letak tanda pengenal 1,5 meter diatas batas tanam (garis tanah ), terhadap merek perniagaan.

h. Jenis tiang harus dibedakan dengan kode warna pada semua huruf tanda penenal kecuali merek perniagaan.

i. Penandaan harus dengan warna mencolok dan tidak mudah terhapus.

Standard : SPLN No 93 :1991. 4.2 Tiang Besi

Bahan : Pipa baja karbon SII 0295 – 80 / SNI 2699 – 92.

Sifat tampak : Bebas dari retak,pecah, penyok dan karat; Pengecatan harus merata diseluruh pemukaan; Pengelasan harus timbul rapi di seluruh permukaan; Harus ada penandaan yang menyatakan ukuran / panjang, beban kerja, kode pabrik dan nomor seri produksi; Pemasangan tutup atas bawah harus tepat dan rapi; Penyambungan sok-pen, reduser, reduser pres (rapi).

Berat : Untuk tiang besi 7 meter minimum 84,15 kg , maksimum 102,85 kg. Untuk tiang besi 9 meter minimum 115,7 kg , maksimum 142,4 kg.

Standard : SPLN no 54 :1983.

Penyimpangan kelurusan maximum 14 mm untuk tiang besi 7 mtr dan 18 mm² untuk tiang besi 9 mtr. Berat : Untuk tiang besi 7 meter minimum 84,15 kg , maksimum 102,85 kg. Untuk tiang besi 9 meter minimum 115,7 kg , maksimum 142,4 kg.

(15)

13 4.3 Konduktor AAAC.

Bahan : Terbuat dari kawat aluminium campuran yang dipilin tidak berisolasi.

Konstruksi : Kawat yang dipilin berdiameter sama dan arah pilin tidak boleh menyimpang; Tidak diperkenankan adanya sambungan pada setiap urat kawat kecuali yang dibuat pada batang dasar sebelum proses akhir.

Ukuran : 150 ,dan 70 MM²

Standard : SPLN 41-8 :1981 / SPLN 42 – 10 :1986 4.4 Medium Voltage Insulator.

4.4.1 Suspension insulator.

Material Insulator : Body insulator dari porselin, bagian metal dari mellable iron. Cotterpin dari rollen steel. Split pin dari kuningan, sesuai JIS 3801 ASA 56-2 atau setingkat.

Material clamp : Body wedge dan holder terbuat dari aluminium alloy sesuai pin JIS H 5202, aluminium-allaoy casting bolt, nut washer cotterpin dan hang terbuat dari steel sesuai JIS 3101.

Rolled steel for general structure spin washer terbuat dari spin steel sesuai JIS G 3506 hight carbon wire rools.

Split pin terbuat dari annealed stainless steel sesuai JIS G 4309 stainless steel wire. Karakteristik :

1 Tegangan Nominal Line : 20 Kv 2 Leakage Distance : 292 mm

3 Combined mechanical electrical strength : 7.000 kg 4 Routing proof test load : 3.500 kg

5. Flashover voltage Suspension Insulator dan clamp : a. Power Frequency dry : 80 Hz

b. Power Frequency wed : 50 Hz c. 50 % impulse ware : 125 kV d. 50 % impulse Negatif Wave : 130 kV e. Power Frequency puncture Voltage : 110 kV. 4.4.2 Insulator tumpu (Pin Post, Line Post & Pin Insulator)

Material Body insulator terbuat dari porselin, bagian Metal dari rolled steel Sesuai JIS G. 3801, ASA 56-2 dan atau sesuai dengan ketentuan SPLN 10 – 4B :1995.

Karakteristik :

1 Nominal system voltage : 20 kV 2 Leakage Distance minimum : 14 Inch 3 Cantilever strength : 3.000 lb 4. Average Flashover Voltage

a. Low Frequency dry minimum : 110 kV b. Low Frequency wed : 70 kV

(16)

14 Positive minimum : 175 kV

Negative : 225 kV

Minimum flashover puncture voltage Low Frequency dry : 100 kV Low Frequency wed : 65 kV Impulse positive : 160 kV

Power Frequency Puncture Voltage : 145 kV 5. Dimension

a. Diameter (tersebut) : 9 Inch b. Tinggi Porselin : 6,5 Inch c. Minimum Pin Height : 7 Inch

4.5 Twisted Kabel NFA2X 3x35+25, 3x50+35 atau 3x70+50 mm². Konstruksi : Kabel pilin udara netral sebagai penggantung. Teg. pengenal : 0,6 / 1 KV

Bahan : Penghantar untuk phasa terbuat dari aluminium murni.

Penghantar untuk netral / penggantung terbuat dari Aluminium campuran. Isolasi

dari bahan polthylene (XLPE). Tanda kabel : Isolasi dari semua inti harus berwarna hitam, pada permukaannya diberi pengenal masing – masing inti phasa 1,phasa 2, phasa 3 berupa garis menonjol sepanjang inti,netral / penggantung polos. Tanda pengenal: Tanda pengenal sekurang – kurangnya terdiri dari :

 Tanda pengenal standard.

 Tanda pengenal produsen atau merek perniagaan. Standard : SPLN No. 42 – 10 – 1986.

4.6 Transformator.

Jenis : Trafo Distribusi.

Konstruksi : Pasangan luar.

Jumlah phasa : 3 (tiga)

Daya pengenal ( KVA ) : 50 KVA,100 KVA dan 160 KVA Frekuensi pengenal : 50 Hz

Cara pendinginan : ONAN

Jenis minyak pendingin : Diala.B.

Penyadapan primer tanpa beban : Type 1 5 langkah (-5 % ; + 5 %) Type 2. 7 langkah (-10%; + 5%)

Tegangan primer : 20KV

Tegangan sekunder : 400 Volt.

Kelompok Vektor : Yzn.5.

Impedansi : 4 %

Class isolasi : 24 KV

Tingkat isolasi dasar : 125 KV

Standard : SPLN D3.002-1 : 2007

4.7 Papan Pembagi Tegangan Rendah (PPTR ). Standard : SPLN ; SNI ; IEC yang sesuai. Krakteristik :

(17)

15  Tegangan pengenal : 230 / 400 Volt

 Frekuensi pengenal : 50 Hz

 Tingkat isolasi dasar (puncak) : 6 kV

 Arus ketahanan waktu singkat 1 detik : 15 kA  Arus pengenal busbar : 400 Amp

 Kapasitas pengaman lebur HRC : 25kA / 400 Volt

Bahan : Plat baja/aluminium ketebalan 2,5 mm (sesuai RAB) Konstruksi : Pasangan luar tahan untuk segala cuaca (outdoor type) Ukuran /Jumlah Jurusan : 3 –4 ( tiga - empat) Jurusan (sesuai RAB) Jumlah phasa : 3 (tiga )

Busbar : memenuhi kapasitas 500 A Holder + NT.Fuse : Sesuai RAB. Pemberian warna dari busbar : - Phasa R dicat dengan warna merah. - Phasa S dicat dengan warna kuning - Phasa T dicat dengan warna hitam. - Netral Dicat dengan warna biru.

- Busbar pembumian dicat warna hijau dengan strip kuning.

Kabinet dicat dengan warna blue grey ( abu – abu muda ) dandilengkapi dengan kunci. Pada bagian bawah dari kabinet disediakan terminal untuk penyambungan grounding.

4.8 Material Pelengkap Penggantung Klem :

Bahan terbuat dari alumunium campuran.

Sifat tampak : Setiap bagian terlihat baik,tidak cacat,tidak retak,tidak bergores yang dapat mempengaruhi fungsi dalam penggunaannya. Tanda pengenal harus terbaca jelas. Standard : SPLN No. 98 : 1992. Klem Tarik

Bahan : Badan terbuat dari aluminium campuran,bagian tali baja terbuat dari bahan kawat baja tahan karat danbagian pasak terbuat dari bahan isolasi.

Sifat tampak : Setiap bagian terlihat baik,tidak cacat,tidak retak,tidak bergores yang dapat mempengaruhi fungsi dalam penggunaannya. Tanda pengenal harus terbaca jelas. Standard : SPLN No. 98 : 1992. Klem Gantung

Bahan : Terbuat dari alumunium campuran berlapiskan bahan isolasi atau terbuat dari plastik.

Sifat tampak : Setiap bagian terlihat baik,tidak cacat,tidak retak,tidak bergores yang dapat mempengaruhi fungsi dalam penggunaannya. Tanda pengenal harus terbaca jelas.

Konstruksi lengkapan pegang kabel pilin diklasifikasikan sebagai berikut :  Jenis N 25 – 35 : Untuk ukuran kabel netral 25 mm²- 35 mm².

 Jenis N 50 – 70 : Untuk ukuran kabel netral 50 mm²- 70 mm². Standard : SPLN No. 98 : 1992 Kabel Opstyg

(18)

16 Kabel opsyg yang digunakan adalah :

 Jenis kabel : NYFGbY/ NYY  Tegangan Pengenal : 0,6 kV  Jumlah Core : 4 (empat)  Luas penampang : Sesuai RAB

Material Grounding Terminal lug.

Terminal lug jenis compression ialah yang terbuat dari Heavy plate alumunium dan dapat dipakai penghubung kawat terminal tembaga dengan menggunakan baut diameter 12 (dua belas) mm.

Ukuran penampang konduktor disesuaikan dengan kebutuhan, Sedang terminal lug untuk kawat tembaga diameter 50 (lima puluh) mm untuk keperluan pertanahan, harus dibuat dari hight putry cooper heavily tinned jenis compression dengan satu lobang berdiameter 12 (dua belas) mm sebagai tempat memasang baut.

Preformed termination untuk konduktor yang dipakai adalah dari jenis bare alumunium, PVC precovered alumunium.

Kawat tembaga untuk keperluan pentanahan: Yang dipakai adalah tembaga ukuran 50 mm2. Hight konduktifity annealt copper stranded sesuai dengan standard IEC 330.

Stainless Steel strip: Terbuat dari iron steel yang tahan terhadap segala cuaca.

4.9 Connector

Connector yang digunakan adalah jenis compression yang terbuat dari bahan kualitas terbaik (Pre filterwith high quality oxide inhibitine copound) yaitu untuk tanpa tarikan (non tension). Semua ukuran yang disediakan oleh pelaksana harus jelas merk, ukuran dan kategori nya.

Non tension connector untuk konduktor Tegangan Rendah. Yang kesemuanya dilengkapi dengan; Protective greases, cover pelindung dan pembersih yang akan digunakan untuk memasangnya. Jenis yang dipakai adalah jenis compression yang akan dipakai untuk menyambung aluminium conductor, dengan ukuran disesuaikan tehadap penampang conductor.

4.10 Syarat –Syarat Teknis Lainnya.

Syarat-syarat teknis lainnya termasuk didalamnya gambar detail, gambar konstruksi dan sebagainya disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Untuk material Listrik harus digunakan material yang sudah lulus uji atau sertifikat pengawasan mutu. Barang yang ditawarkan harus sesuai dengan SPLN, SNI K-29-HB-01, SNI K-30-HB-02 dan spesifikasi teknik lainnya yang berlaku.

Barang yang diserahkan harus seratus prosen (100 %) baru, baik, tanpa cacat dan Penyedia Barang/ Jasa bertanggung jawab sepenuhnya mengenai kualitas barang, baik terhadap cacat yang tampak maupun cacat yang tersembunyi.

Pihak Penyedia Barang/ Jasa/ produsen harus memberi garansi dan tetap bertanggung jawab atas kerusakan atau cacat lainnya yang disebabkan oleh kesalahan pabrik, dalam batas waktu 1 (satu) tahun terhitung sejak barang diterima oleh PT PLN (Persero) Wialyah NAD.

Pengajuan permohonan pengujian barang ditujukan kepada Tim Pemeriksa Kualitas Barang PT PLN Wilayah Aceh.

(19)

17 Sebelum menyerahkan barang, Penyedia Barang/ Jasa diwajibkan melampirkan:

 Sertifikat tanda lulus uji jenis barang (Type test) yang diterbitkan oleh LMK sebelum dilaksanakan pengiriman.

 Sertifikat pengujian uji contoh (Sample test) barang di pabrik, pada saat pengujiannya harus disaksikan oleh Pejabat yang ditunjuk dari PT.PLN (Persero) Wilayah NAD.

 Sertifikat/ keterangan asli barang/ Certificate of Origin dari pabrik.

 Inspection Quality Certificate (IQC) yang diterbitkan oleh PT PLN (Persero) Wilayah NAD.

 Jika dipandang perlu PLN Berhak menghapuskan pengujian 100 % dari barang yang akan diserahkan sesuai Kontrak, untuk itu diuji oleh LMK.

 Semua biaya transportasi, akomodasi dan pengujian baik untuk uji jenis maupun uji contoh merupakan tanggung jawab dari Penyedia Barang/ Jasa dan sudah termasuk di dalam harga penawaran/ kontrak.

Pengiriman material tersebut harus dilakukan dengan pengepakan yang baik dan cukup kuat sehingga terhindar dari kemungkinan terjadi kerusakan atau cacat selama dalam pengangkutan.

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat kesulitan teknis menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan implementasi kebijakan perlindungan anak berhadapan dengan hukum di lapas kabupaten Klaten

Masyarakat suku asli memiliki kearifan lokal di dalam pengelolaan sumber daya alamnya seperti perlindungan tempat sakral, melestarikan berbagai adat istiadat

ujuan dari praktikum biologi laut ini adalah untuk membahas biota-biota laut yang hidup di daerah intertidal Pantai 1erook Painan.. Kemudian dari biota-biota laut

Upaya penyadaran dilakukan sejak awal dengan memberikan bekal kepada siswa melalui pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006

Demikian pula gereja yang berada oleh misi itu mesti menjadi suatu persekutuan yang tidak saja memberi dirinya dalam pelayanan bagi dunia dan bagi bangsa-bangsa serta

Tentukan Persamaan regresi dan ujilah apakah ada pengaruh skor TPA terhadap Nilai Matematika, Tentukan Persamaan regresi dan ujilah apakah ada pengaruh skor TPA

Pola hidup ini karenanya tampak membuat dunia itu lemah, dan menyerahkan diri sebagai mangsa bagi mereka yang jahat, yang menjalankannya dengan sukses dan aman, karena mereka itu

Cara berpikir yang lebih mengarah bahwa kriminalitas adalah sebuah konsekuensi dari individu yang menyimpang bukan sebagai akibat dari ketidakadilan dalam