commit to user
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Modul pembelajaran fisika ini dikembangkan di Laboratorium Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Sedangkan uji coba dilakukan kepada siswa SMA N 1 Surakarta. Untuk surat keterangan telah melaksanakan penelitian dapat dilihat pada lampiran 47.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan secara efektif pada bulan Januari 2015 hingga November 2015, menggunakan model penelitian dan pengembangan (R&D). Selanjutnya, tahap penelitian tersebut dijabarkan seperti berikut:
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, dilakukan kegiatan-kegiatan permohonan pembimbing, pengajuan judul, penyusunan proposal, perijinan fakultas dan penyusunan bab I, II, dan III. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan selama bulan Agustus 2014.
b. Tahap Penelitian Pengembangan
Tahap penelitian pengembangan modul pembelajaran terdiri dari: pembuatan modul, penyusunan instrumen, validasi ahli, validasi reviewer, validasi peer reviewer, uji lapangan awal, dan uji lapangan utama. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan selama bulan September 2014 – April 2015.
c. Tahap Uji Coba Produk di Lapangan
Pada tahap ini, penelitian dilaksanakan melalui penyusunan serta validasi RPP dan LKS, penyusunan serta uji coba instrumen tes, pengambilan nilai awal (pre test), pembelajaran di kelas (treatment) menggunakan modul fisika berbasis empat pilar pendidikan dengan spreadsheet excel pada materi Dinamika Getaran SMA kelas XI, dan pengambilan nilai akhir (posttest). Kegiatan ini dilakukan pada bulan Mei- Juni 2015.
commit to user d. Tahap Pengolahan Data dan Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, dilakukan analisis data hasil penelitian, penarikan kesimpulan, penyusunan laporan hasil penelitian, dan konsultasi dengan pembimbing. Kegiatan ini dilakukan pada bulan Juni - November 2015. Adapun jadwal penelitian dapat dilihat pada lampiran 2.
B. Model Pengembangan
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D), karena sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Model penelitian dan pengembangan yang digunakan mengacu pada model penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Borg and Gall (1988) menyatakan bahwa, penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran (Sugiyono, 2010: 9). Serangkaian tahap atau langkah yang ditempuh dalam Research and Development yang dijelaskan oleh Borg dan Gall (1983) mencakup sepuluh langkah pelaksanaan strategi, sebagaimana dijelaskan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Borg dan Gall 1. Research and
information collection
2. Planning 3. Develop preliminary form of pruduct 4. Preliminary field
testing 5. Main product
revision 6. Main field testing
7. Operasional product revision 8. Operasional field testing 9. Final Product 10 Dissemination and implementation
commit to user
Adapun produk yang akan dikembangkan dari penelitian ini adalah modul pembelajaran fisika berbasis empat pilar pendidikan untuk siswa SMA kelas XI dengan menggunakan spreadsheet excel.
Pengertian tersebut menjelaskan bawa penelitian dan pengembangan bidang pendidikan (R&D) adalah suatu proses yang digunakan untuk mengembangkan dan mengesahkan produk bidang pendidikan, melalui langkah-langkah penelitian dan pengembangan secara siklus. Langkah-langkah-langkah dalam proses ini dikenal sebagai siklus R& D, yang terdiri dari: (1) pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya, hal ini berkaitan dengan validitas komponen-komponen pada produk yang akan dikembangkan;(2) mengembangkannya menjadi sebuah produk;(3) pengujian terhadap produk yang dirancang; dan (4) peninjauan ulang serta mengoreksi produk tersebut berdasarkan hasil uji coba. Hal-hal tersebut dilakukan sebagai indikasi bahwa produk temuan dari kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan mempunyai objektivitas.
Alasan lain penggunaan pendekatan penelitian dan pengembangan pendidikan karena dipandang tepat untuk mengembangkan media pembelajaran yang tujuannya untuk mengembangkan model pembelajaran efektif dan mudah penerapannya, sesuai dengan kebutuhan nyata siswa di sekolah. Penelitian dan pengembangan juga memiliki keunggulan prosedur kerjanya yang sangat memperhatikan kebutuhan dan situasi nyata siswa di sekolah serta bersifat sistematik.
Pendekatan penelitian dan pengembangan pendidikan pada penelitian ini dimanfaatkan untuk menghasilkan modul fisika berbasis empat pilar pendidikan dengan spreadsheet excel pada materi Dinamika Getaran SMA kelas XI.
C. Prosedur Pengembangan
Borg & Gall mengemukakan bahwa ada sepuluh tahapan dalam pelaksanaan penelitian pengembangan. Dalam penelitian ini hanya akan dilakukan sampai pada tahap delapan, yaitu uji coba produk di lapangan dari pengembangan berupa modul fisika berbasis empat pilar pendidikan dengan spreadsheet excel
commit to user
yang dapat digunakan secara mandiri oleh siswa SMA pada materi Dinamika Getaran SMA kelas XI.
Prosedur pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2
Gambar 3.2 Desain Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan, secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut: 1. Analisa Kebutuhan dan Analisa Kurikulum
Tahap pengumpulan informasi terdiri atas kegiatan analisis kebutuhan dan analisis kurikulum. Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan data mengenai kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam
Analisa Kurikulum Analisa Kebutuhan
Perencanaan Modul
Modul Awal
Modul Terevisi I
Uji Coba Awal kepada 8 Siswa
Modul Terevisi II
Uji Coba Lapangan
Pengembangan Draf Modul Pengumpulan Informasi
Baik Belum baik
Validasi oleh 2 Ahli
Uji Coba Utama kepada 34 Siswa Revisi
Revisi Hasil Uji Coba Awal
Revisi Produk Validasi oleh 3
reviewer dan 3 Peer
Reviewer
Revisi
Belum baik Baik
commit to user
perencanaan dan pengembangan draf modul serta pemikiran untuk perancangan selanjutnya.
Analisis kebutuhan dilakukan dengan melihat ketersediaan bahan ajar di sekolah baik yang digunakan guru maupun yang digunakan siswa. Analisis kurikulum dilakukan untuk memilih materi yang akan dijabarkan dalam modul pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kurikulum yang berlaku.
2. Perencanaan Modul
Perencanaan merupakan tahap melakukan pemikiran untuk mendapatkan cara efektif dan efisien mengembangkan draf produk dengan bantuan data yang didapatkan dari tahap penelitian dan pengumpulan data. Pada tahap perencanaan, ditentukan konsep modul pembelajaran fisika berbasis empat pilar pendidikan dengan menggunakan spreadsheet excel yang akan dikembangkan. Modul pembelajaran berbasis empat pilar pendidikan dengan menggunakan spreadsheet excel dikembangkan sebagai salah satu bahan ajar cetak yang dapat digunakan baik guru ataupun siswa. Guru dapat menggunakan modul pembelajaran ini sebagai panduan untuk mengajar, dan bagi siswa dapat digunakan sebagai panduan belajar baik dengan atau tanpa guru.
Ada beberapa tahapan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini, yaitu mengumpulkan materi kelas XI, merancang kegiatan pembelajaran, dan menyusun sistematika modul yang dikembangkan.
3. Pengembangan Draf Modul
Pengembangan draf modul merupakan hasil terjemahan dari tahapan perencanaan. Dalam pengembangan modul diperlukan bimbingan orang yang ahli dalam penulisan modul. Pada penelitian ini, orang yang ahli yaitu dosen pembimbing yang akan membantu dan mempertimbangkan pengembangan modul dari aspek kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan, dan kegrafisan. Pada tahapan ini, bagian-bagian yang sudah direncanakan, disusun dan didesain sedemikian rupa sehingga menjadi modul awal.
Modul awal yang telah dikembangkan kemudian divalidasi oleh 3 reviewer dan 3 peer reviewer. Setiap validator memberi penilaian dan masukan
commit to user
untuk modul awal yang dijadikan bahan revisi sebelum dilakukan uji coba. Tahap validasi ini dilakukan untuk mendapatkan modul yang baik untuk digunakan pada uji coba awal.
4. Uji Coba Awal
Uji coba awal dilakukan setelah modul awal direvisi berdasarkan komentar dan saran dari reviewer dan peer reviewer atas persetujuan ahli. Hal ini dilakukan untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan modul dapat digunakan oleh siswa secara layak. Uji coba awal dilakukan kepada 8 siswa.
5. Revisi Hasil Uji Coba Awal
Berdasarkan hasil uji coba awal, selanjutnya dilakukan revisi. Revisi ini dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil isian angket siswa terhadap modul yang diujicobakan.
6. Uji Coba Utama
Uji coba utama dilakukan kepada 34 siswa. Dari hasil uji coba utama akan diperoleh isian angket siswa, sehingga dapat dilakukan revisi kembali sebelum akhirnya dihasilkan modul akhir.
7. Revisi Modul
Setelah diperoleh kritik dan saran dari uji coba utama, maka modul direvisi kembali untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
8. Uji Coba Produk di Lapangan
Modul akhir yang dihasilkan berupa modul pembelajaran berbasis empat pilar pendidikan dengan menggunakan spreadsheet excel materi Dinamika Getaran untuk siswa SMA kelas XI. Modul tersebut diujicobakan dalam pembelajaran di kelas eksperimen untuk menentukan pengaruh penggunaannya terhadap nilai kognitif siswa. Sebelumnya dilakukan validasi terlebih dahulu terhadap 30 soal yang akan digunakan.
commit to user D. Desain Uji Coba Produk
Prosedur penelitian pengembangan yang akan dilakukan memiliki beberapa komponen utama sebagai berikut:
1. Desain Uji Coba
Desain uji coba yang digunakan adalah desain deskriptif. Tahapan awal yang dilakukan yaitu terlebih dahulu menganalisis kebutuhan, kurikulum, menentukan materi, mengumpulkan referensi yang dibutuhkan terkait materi yang kemudian dilanjutkan membuat rancangan. Tahapan kedua yang dilakukan adalah melaksanakan rancangan pembuatan modul. Selama pembuatan, modul dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Hasil rancangan modul pembelajaran fisika berbasis empat pilar pendidikan dengan menggunakan spreadsheet excel ini kemudian dinilai oleh validator pada aspek kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan, dan kegrafisan.
Produk dari tahapan kedua direvisi dan diujicobakan ke siswa. Kegiatan uji coba ini ditujukan untuk mengetahui respon siswa terhadap keterbacaan modul pembelajaran fisika berbasis empat pilar pendidikan dengan menggunakan spreadsheet excel pada aspek kelayakan isi, komponen penyajian, komponen kebahasaan, dan kegrafisan. Dari hasil uji coba lapangan awal tersebut akan diperoleh data yang kemudian dapat dianalisis sehingga dapat dilakukan revisi kembali sebelum akhirnya dihasilkan produk akhir berupa modul pembelajaran fisika berbasis empat pilar pendidikan dengan menggunakan spreadsheet excel. Selanjutnya, dilakukan uji coba lapangan dengan menggunakan modul dalam pembelajaran untuk mengetahui efektivitas penggunaannya.
2. Subjek Uji Coba
Subjek penelitian ini terdiri dari validator dan siswa uji coba. Untuk validator terdiri dari:
a. Ahli, yaitu 2 orang dosen yang menjadi pembimbing skripsi peneliti.
b. Reviewer, yaitu 3 orang guru fisika SMA N 1 Surakarta. Adapun kriteria guru yang menjadi reviewer yaitu:
commit to user
2) Pendidikan minimal S-1 untuk program studi Pendidikan Fisika dan sudah menjadi PNS
3) Telah mendapatkan pelatihan tentang pembelajaran Kurikulum 2013 c. Peer Reviewer, yaitu 3 orang mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP UNS.
Adapun kriteria mahasiswa yang menjadi peer reviewer yaitu: 1) Telah menempuh mata kuliah Fisika Dasar I, II dan III
2) Telah menempuh seluruh mata kuliah teori yang wajib diambil
Sedangkan siswa uji coba merupakan siswa SMA kelas XI yang terdiri dari:
a. Delapan siswa dari 4 kelas yang berbeda yang telah melaksanakan pembelajaran pada materi Dinamika Getaran untuk uji coba awal.
b. Tiga puluh empat siswa dari 1 kelas yang sama untuk uji coba utama. 3. Jenis Data
Data yang diperoleh dari penelitian pengembangan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari nilai rata-rata angket dalam uji validasi dari aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafisan. Data menggunakan skala Likert berupa angka-angka yaitu 4, 3, 2 dan 1. Angka-angka tersebut kemudian direkapitulasikan sehingga dapat disimpulkan tingkat kelayakan modul. Sedangkan untuk data kualitatif diperoleh dari saran dan komentar sebagai pertimbangan untuk melakukan revisi. Data juga diperoleh dari isian angket siswa tentang keterbacaan modul dari aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafisan. Data dari siswa berupa rata-rata dari angket check list “Ya/Tidak” serta komentar dan saran. 4. Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik angket untuk mengetahui kelayakan modul pada aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafisan. Pertimbangan dipilihnya angket adalah untuk memudahkan responden dalam memberikan penilaian, sehingga tidak perlu menuliskan jawaban yang panjang lebar. Teknik pengumpulan data
commit to user
menggunakan angket dilakukan terhadap semua subjek penelitian, baik ahli, peer reviewer, reviewer maupun siswa.
b. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa angket kelayakan modul.Instrumen angket kelayakan modul ditujukan kepada dosen ahli, reviewer, peer reviewer dan siswa. Instrumen angket ini untuk mengetahui kalayakan modul dari aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafisan (modifikasi dari BSNP). Penjabaran dari aspek-aspek tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing sebelum digunakan dalam penelitian.
c. Penyusunan Instrumen
Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari instrumen penilaian buku oleh BSNP yang dikembangkan sendiri oleh peneliti. Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen meliputi tahapan sebagai berikut:
1) Menyusun butir-butir instrumen berdasarkan kisi-kisi yang indikatornya telah disesuaikan dengan komponen yang akan diukur dalam penelitian. Kisi-kisi instrumen penelitian untuk dosen ahli, reviewer dan peer reviewer serta kisi-kisi instrumen penelitian untuk siswa.
2) Melakukan konsultasi instrumen dengan ahli (expert judgment) yaitu dosen pembimbing. Expert judgment dilakukan untuk mendapatkan masukan tentang kesesuaian pertanyaan dalam instrumen dengan indikator dan deskriptor yang telah disusun. Setelah dilakukan penilaian, kemudian dilakukan revisi terhadap butir yang dianggap belum sesuai dan dilakukan konsultasi hingga instrumen disetujui oleh dosen pembimbing. Instrumen yang telah disetujui kemudian digunakan sebagai alat ukur untuk mengumpulkan data penelitian.
5. Teknik Analisis Data a. Validasi
Data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data kelayakan modul. Variabel kelayakan modul pembelajaran fisika berbasis empat pilar
commit to user
pendidikan dengan menggunakan spreadsheet excel yang telah disusun berdasarkan kriteria aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafisan. Sebelum dianalisis, dilakukan proses kuantisasi data dari angket, selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Data yang berupa saran dan komentar dianalisis dengan analisis kualitatif. Dalam melakukan analisis data ada tiga kegiatan yang dilakukan secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Ketiga kegiatan ini dilakukan selama dan setelah proses pengumpulan data.
Kuantisasi data dilakukan dengan menjumlah skor setiap aspek dan keseluruhan yang akan diuraikan dalam analisis kualitatif. Skor tersebut dikategorikan ke dalam lima kriteria, dengan rumusan seperti yang digunakan oleh Azwar (2007: 163).
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian
Interval Nilai Kriteria
Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik Mi + 0,5 Sbi < X Mi + 1,5 Sbi Baik
Mi - 0,5 Sbi < X Mi + 0,5 Sbi Cukup Mi - 1,5 Sbi < X Mi - 0,5 Sbi Kurang
X Mi - 1,5 Sbi Sangat Kurang
Keterangan: X = Skor responden; Mi= Mean ideal; Sbi= Simpangan baku ideal; Mi= ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal); Sbi= 1/6 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor maksimum ideal, skor minimum ideal, skor ideal dan simpangan baku ideal dari setiap aspek. Skor maksimum ideal pada setiap aspek dicapai apabila validator memilih semua kriteria dengan skor tertinggi. Sedangkan skor minimum ideal dicapai apabila validator memilih semua kriteria dengan skor terendah. Jumlah skor untuk setiap aspek tersebut, kemudian disubsitusikan ke dalam tingkat kecenderungan yang digunakan sebagai kriteria dalam penilaian.
1) Aspek Kelayakan Isi
Jumlah pertanyaan/pernyataan = 23
Skor tertinggi (ST) = 23 x 4 = 92 Skor terendah (SR) = 23 x 1 = 23
commit to user
5 , 57 23 92 2 1 SR ST 2 1 Mi
5 , 11 23 92 6 1 SR ST 6 1 SDi Tabel 3.2 Kategori Penilaian Aspek Kelayakan Isi oleh Validator Interval Skor Hasil Penilaian Perhitungan Kategori Mi + 1,5 SDi < X 75 < X Sangat Baik Mi + 0,5 SDi < X Mi + 1,5 SDi 63 X 75 Baik
Mi - 0,5 SDi < X Mi + 0,5 SDi 52 X 63 Cukup Mi - 1,5 SDi < X Mi - 0,5 SDi 40 X 52 Kurang
X Mi - 1,5 Sdi X 40 Sangat Kurang 2) Aspek Penyajian Jumlah pertanyaan/pernyataan = 22 Skor tertinggi (ST) = 22 x 4 = 88 Skor terendah (SR) = 22 x 1 = 22
55 22 88 2 1 SR ST 2 1 Mi
15 22 88 6 1 SR ST 6 1 SDi Tabel 3.3 Kategori Penilaian Aspek Penyajian oleh Validator Interval Skor Hasil Penilaian Perhitungan Kategori Mi + 1,5 SDi < X 77 < X Sangat Baik Mi + 0,5 SDi < X Mi + 1,5 Sdi 63 X 77 Baik
Mi - 0,5 SDi < X Mi + 0,5 SDi 48 X 63 Cukup Mi - 1,5 SDi < X Mi - 0,5 SDi 33 X 48 Kurang
X Mi - 1,5 Sdi X 33 Sangat Kurang 3) Aspek Kebahasaan
Jumlah pertanyaan/pernyataan = 10
commit to user Skor terendah (SR) = 10 x 1 = 10
25 10 40 2 1 SR ST 2 1 Mi
5 10 40 6 1 SR ST 6 1 SDi Tabel 3.4 Kategori Penilaian Aspek Kebahasaan oleh Validator Interval Skor Hasil Penilaian Perhitungan Kategori Mi + 1,5 SDi < X 32 < X Sangat Baik Mi + 0,5 SDi < X Mi + 1,5 SDi 28 X 32 Baik
Mi - 0,5 SDi < X Mi + 0,5 SDi 22 X 28 Cukup Mi - 1,5 SDi < X Mi - 0,5 SDi 18 X 22 Kurang
X Mi - 1,5 Sdi X 18 Sangat Kurang 4) Komponen Kegrafisan Jumlah pertanyaan/pernyataan = 7 Skor tertinggi (ST) = 7 x 4 = 28 Skor terendah (SR) = 7 x 1 = 7
18 7 28 2 1 SR ST 2 1 Mi
4 7 28 6 1 SR ST 6 1 SDi Tabel 3.5 Kategori Penilaian Aspek Kegrafisan oleh Validator Interval Skor Hasil Penilaian Perhitungan Kategori Mi + 1,5 SDi < X 23 < X Sangat Baik Mi + 0,5 SDi < X Mi + 1,5 SDi 19 X 23 Baik
Mi - 0,5 SDi < X Mi + 0,5 SDi 16 X 19 Cukup Mi - 1,5 SDi < X Mi - 0,5 SDi 12 X 16 Kurang
X Mi - 1,5 Sdi X 12 Sangat Kurang 5) Penilaian Total Validasi
commit to user Skor tertinggi (ST) = 62 x 4 = 248 Skor terendah (SR) = 62 x 1 = 62
155 62 248 2 1 SR ST 2 1 Mi
31 62 248 6 1 SR ST 6 1 SDi Tabel 3.6 Kategori Penilaian Total oleh Validator
Interval Skor Hasil Penilaian Perhitungan Kategori Mi + 1,5 SDi < X 202 < X Sangat Baik Mi + 0,5 SDi < X Mi + 1,5 SDi 170 X 202 Baik
Mi - 0,5 SDi < X Mi + 0,5 SDi 140 X 170 Cukup Mi - 1,5 SDi < X Mi - 0,5 SDi 108 X 140 Kurang
X Mi - 1,5 Sdi X 108 Sangat Kurang Selanjutnya data kelayakan modul untuk setiap validator berdasarkan skor total keseluruhan keempat aspek tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif yang digunakan hanya dibatasi pada penentuan frekuensi dan presentase karena data yang diperolah berupa data ordinal yang tidak bisa disajikan dalam bentuk pecahan. Apabila data validasi yang masuk ke dalam kategori baik sebesar 50% maka dinyatakan pengembangan modul pembelajaran berhasil. Hasil analisis ini akan menjadi referensi sebagai masukan perbaikan modul sebelum diujicobakan ke siswa.
b. Uji Coba Lapangan
Data yang terkumpul dikategorikan sesuai dengan aspek yang dinilai. Data hasil uji coba dari siswa dianalisis untuk menggambarkan kekurangan modul dari sisi keterbacaan dalam aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafisan. Data yang berupa saran dan komentar dianalisis dengan analisis kualitatif. Analisis data hasil uji coba mula-mula dilakukan kuantisasi. Jika responden atau siswa
commit to user
menjawab “Ya” diberi nilai 1 dan jika menjawab “Tidak” diberi nilai 0. Setelah didapatkan skor setiap item dalam uji coba, maka akan dianalisis terlebih dahulu dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif yang digunakan dibatasi pada penentuan frekuensi, persen dan skor total.
Skor total yang didapat digunakan dalam menentukan tingkat kelayakan modul. Penentuan tingkat kelayakan dilakukan dengan mengkategorikannya ke dalam lima kriteria seperti tahap sebelumnya, dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7Kriteria Penilaian Uji Coba
Interval Nilai Kriteria Mi + 1,5 Sbi < X Sangat Baik Mi + 0,5 Sbi < X Mi + 1,5 Sbi Baik
Mi - 0,5 Sbi < X Mi + 0,5 Sbi Cukup Mi - 1,5 Sbi < X Mi - 0,5 Sbi Kurang
X Mi - 1,5 Sbi Sangat Kurang
Keterangan: X= Skor responden; Mi= Mean ideal; Sbi= Simpangan baku ideal; Mi= ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
Sbi= 1/6 (skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
Langkah selanjutnya adalah menghitung skor maksimum ideal, skor minimum ideal, skor ideal dan simpangan baku ideal pada setiap aspek. Skor maksimum ideal pada setiap aspek dicapai apabila responden atau siswa memilih semua kriteria dengan skor tertinggi. Sedangkan skor minimum ideal dicapai apabila siswa memilih semua kriteria dengan skor terendah. Jumlah skor untuk setiap aspek tersebut, kemudian disubtitusikan ke dalam tingkat kecenderungan yang dipakai sebagai kriteria dalam penilaian kelayakan modul.
1) Aspek Materi dan Excel
Jumlah pertanyaan/pernyataan = 19
Skor tertinggi (ST) = 19 x 1 = 19 Skor terendah (SR) = 19 x 0 = 0
commit to user
10 0 19 2 1 SR ST 2 1 Mi
3 0 19 6 1 SR ST 6 1 SDi Tabel 3.8 Kategori Penilaian Aspek Materi dan Excel oleh Siswa Interval Skor Hasil Penilaian Perhitungan Kategori Mi + 1,5 SDi< X X >14 Sangat Baik Mi + 0,5 SDi< X Mi + 1,5 SDi 12 X 14 Baik
Mi - 0,5 SDi< X Mi + 0,5 SDi 8 X 12 Cukup Mi - 1,5 SDi< X Mi - 0,5 SDi 6 X 8 Kurang
X Mi - 1,5 Sdi X 6 Sangat Kurang 2) Aspek Penyajian Jumlah pertanyaan/pernyataan = 18 Skor tertinggi (ST) = 18 x 1 = 18 Skor terendah (SR) = 18 x 0 = 0
9 0 18 2 1 SR ST 2 1 Mi
3 0 18 6 1 SR ST 6 1 SDi Tabel 3.9 Kategori Penilaian Aspek Penyajian oleh Siswa Interval Skor Hasil Penilaian Perhitungan Kategori Mi + 1,5 SDi< X X >13,5 Sangat Baik Mi + 0,5 SDi< X Mi + 1,5 SDi 11 X 13,5 Baik
Mi - 0,5 SDi< X Mi + 0,5 SDi 8 X 11 Cukup Mi - 1,5 SDi< X Mi - 0,5 SDi 4 X 8 Kurang
X Mi - 1,5 SDi X 4 Sangat Kurang 3) Aspek Bahasa
commit to user Skor tertinggi (ST) = 5 x 1 = 5 Skor terendah (SR) = 5 x 0 = 0
5 , 2 0 5 2 1 SR ST 2 1 Mi
83 , 0 0 5 6 1 SR ST 6 1 SDi Tabel 3.10 Kategori Penilaian Aspek Bahasa oleh Siswa
Interval Skor Hasil Penilaian Perhitungan Kategori Mi + 1,5 SDi< X X >3,5 Sangat Baik Mi + 0,5 SDi< X Mi + 1,5 SDi 2,9 X 3,5 Baik
Mi - 0,5 SDi< X Mi + 0,5 SDi 2,1 X 2,9 Cukup Mi - 1,5 SDi< X Mi - 0,5 SDi 1,25 X 2,1 Kurang
X Mi - 1,5 SDi X 1,25 Sangat Kurang 4) Aspek Tampilan Jumlah pertanyaan/pernyataan = 8 Skor tertinggi (ST) = 8 x 1 = 8 Skor terendah (SR) = 8 x 0 = 0
4 0 8 2 1 SR ST 2 1 Mi
3 , 1 0 8 6 1 SR ST 6 1 SDi Tabel 3.11 Kategori Penilaian Aspek Tampilan oleh Siswa Interval Skor Hasil Penilaian Perhitungan Kategori Mi + 1,5 SDi< X X >5,9 Sangat Baik Mi + 0,5 SDi< X Mi + 1,5 SDi 4,6 X 5.9 Baik
Mi - 0,5 SDi< X Mi + 0,5 SDi 3,3 X 4,6 Cukup Mi - 1,5 SDi< X Mi - 0,5 SDi 2 X 3,3 Kurang
commit to user 5) Penilaian Total Uji Coba Lapangan
Jumlah pertanyaan/pernyataan = 50 Skor tertinggi (ST) = 50 x 1 = 50 Skor terendah (SR) = 50 x 0 = 0
25 0 50 2 1 SR ST 2 1 Mi Tabel 3.12 Kategori Penilaian Total oleh Siswa
Interval Skor Hasil Penilaian Perhitungan Kategori Mi + 1,5 SDi< X X >37 Sangat Baik Mi + 0,5 SDi< X Mi + 1,5 SDi 29 X 37 Baik
Mi - 0,5 SDi< X Mi + 0,5 SDi 21 X 29 Cukup Mi - 1,5 SDi< X Mi - 0,5 SDi 13 X 21 Kurang
X Mi - 1,5 SDi X 13 Sangat Kurang Selanjutnya data kelayakan dari uji coba modul untuk setiap responden atau siswa berdasarkan skor total keseluruhan aspek tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif yang digunakan hanya dibatasi pada penentuan frekuensi dan presentase. Apabila data uji coba kelayakan yang masuk ke dalam kategori baik lebih dari 75% maka dinyatakan pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis empat pilar pendidikan dengan spreadsheet excel pada materi Dinamika Getaran kelas XI SMA berhasil.
E. Uji Coba Produk di Lapangan
Modul akhir yang dihasilkan berupa modul pembelajaran berbasis empat pilar pendidikan dengan spreadsheet excel materi Dinamika Getaran untuk siswa SMA kelas XI. Dalam penelitian ini, tes yang dilakukan berupa tes tertulis untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada materi Dinamika Getaran.
3 , 8 0 50 6 1 SR ST 6 1 SDi commit to user
Jumlah item soal tes tertulis tersebut sebanyak 30 soal dalam bentuk pilihan ganda. Tes yang telah divalidasi oleh ahli, dalam hal ini pembimbing, selanjutnya diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa yang telah mendapatkan materi Dinamika Getaran. Setelah didapatkan data hasil uji coba, instrumen tes dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal. Selanjutnya tes direvisi dan kemudian diberikan posttest kepada siswa kelas XI MIA 2 SMA N 1 Surakarta. Postest diberikan kepada siswa setelah dilaksanakan pembelajaran oleh peneliti. Hasil tes yang diperoleh berupa angka skala 0-100 yang selanjutnya dianalisis untuk menguji hipotesis.
1. Validitas Instrumen
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian digunakan instrumen tes kognitif siswa berupa tes tertulis yang disusun oleh peneliti berdasarkan materi Dinamika Getaran pada modul fisika berbasis empat pilar pendidikan dengan spreadsheet excel yang diterapkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Instrumen tes dikonsultasikan terlebih dahulu kepada ahli, dalam hal ini pembimbing. Setelah mendapatkan komentar dan saran, selanjutnya instrumen tes direvisi sesuai dengan saran yang diberikan.
Sebelum instrumen tes tersebut digunakan, maka perlu dilakukan uji coba instrumen, berupa tingkat kesukaran soal, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas untuk memperoleh instrumen penelitian yang baik (Arikunto, 2006 : 168). Uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas XII MIA 1 SMA Negeri 1 Surakarta, karena siswa di kelas tersebut telah mendapatkan materi Dinamika Getaran.
a. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal. Arikunto (2006 : 207) menjelaskan bahwa bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran. Indeks kesukaran diberi simbol P. Untuk mencari P dapat menggunakan rumus
𝑃 = Σ𝑋 𝑆𝑚𝑁 (Surapranata, 2005 : 12)
commit to user Keterangan :
P = Proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran Σ𝑋 = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar 𝑆𝑚 = Skor maksimum
N = Jumlah peserta tes
Dalam hal ini, kriteria pemilihan soal berdasarkan kategori tingkat kesukaran dijelaskan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3.Kategori Tingkat Kesukaran Soal
Nilai P Kategori
0,00 sampai 0,30 Sukar
0,31 sampai 0,70 Sedang
0,71 sampai 1,00 Mudah
(Surapranata, 2005: 21)
Berdasarkan hasil uji coba tes tertulis kemampuan kognitif pada materi Dinamika Getaran terhadap siswa kelas XII MIA 1 di SMA Negeri 1 Surakarta sebanyak 34 responden, diperoleh hasil tingkat kesukaran soal seperti pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes Kemampuan Kognitif
No. Kriteria Nomor soal Jumlah
1 Mudah 1,2,5,6,10,15,24,30 8 soal 2 Sedang 4,5,7,8,11,12,14,16,17,18,19,20,21,22,23,25,2 6,27,28,29 20 soal 3 Sukar 9,13 2 l b. Daya Pembeda
Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2006 : 211). Untuk menghitung daya pembeda soal dilakukan analisis dengan cara :
commit to user
b. Diambil 27% dari kelompok atas dan 27% dari kelompok bawah c. Melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus :
𝐷 = 𝐴 𝑛𝐴 −
𝐵 𝑛𝐵 (Surapranata, 2005 : 31)
dengan : D = Indeks daya pembeda soal
𝐴 = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok atas 𝐵 = Jumlah peserta tes yang menjawab benar pada kelompok
bawah
nA = Jumlah peserta tes kelompok atas
nB = Jumlah peserta tes kelompok bawah
Dalam hal ini, kriteria daya pembeda soal seperti pada Tabel 3.5. Tabel 3.5.Kriteria Daya Pembeda Soal
Koefisien Kriteria
D = negatif Sangat jelek
D ≤ 0,20 Jelek
0,20 < D ≤ 0,40 Cukup
0,40 < D ≤ 0,70 Baik
0,70 < D ≤ 1,00 Baik sekali (Surapranata, 2005 : 31-47)
Berdasarkan hasil uji coba tes tertulis kemampuan kognitif pada Dinamika Getaran terhadap siswa kelas XII MIA 1 di SMA Negeri 1 Surakarta sebanyak 34 responden, diperoleh hasil daya pembeda soal seperti pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Hasil Uji Daya Pembeda Tes Kemampuan Kognitif
No. Kriteria Nomor soal Jumlah
1 Sangat jelek
- -
2 Jelek - -
commit to user
4 Baik 4,5,6,7,8,11,12,15,16,20,22,25,26,28,29,30 16 soal
5 Baik sekali - -
c. Validitas Soal
Suatu tes atau soal dikatakan memiliki validitas jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2002 : 72). Surapranata (2005 : 53) menjelaskan bahwa alat ukur dikatakan valid apabila cocok dengan konstruksi teoritik di mana tes itu dibuat. Oleh karena itu dalam pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan skor faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total (Sugiyono, 2010: 177). Karena instrumenpenelitian yang digunakan tiap item merupakan skor faktor, maka analisis korelasinya adalah antara skor item butir soal dengan skor total. Teknik yang digunakan adalah teknik Korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu:
2 2 2 2 xy y) ( y N ) x ( x N y x xy N r (Sugiyono, 2010 : 255) Keterangan : rxy = Koefisian korelasix = Skor tiap butir soal y = Skor total dari tiap subjek N = Jumlah subjek
Total skor maksimum tiap peserta uji coba yaitu 30. Berdasarkan hasil uji coba tes tertulis kemampuan kognitif pada materi Dinamika Getaran terhadap siswa kelas XII MIA 1 di SMA Negeri 1 Surakarta sebanyak 34 responden, diperoleh hasil validitas soal seperti pada tabel 3.7. Dengan kriteria yang dipakai untuk mengetahui validitas adalah rxy rtabel . Berdasarkan lampiran 39 rtabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 0,339.
commit to user
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Tes Kemampuan Kognitif
No. Kriteria Nomor soal Jumlah
1 Valid 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15, 16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26, 27,28,29,30 30 soal 2 Tidak Valid - - d. Reliabilitas Soal
Suatu soal dapat dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil belajar yang tetap dan konsisten. Secara empirik, tinggi rendahnya nilai reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Soal yang valid pasti reliabel, tetapi soal yang reliabel belum tentu valid (Sugiyono, 2010 : 174). Arikunto (2002: 142) menambahkan bahwa reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
Dalam pengujian reliabilitas soal ini menggunakan rumus Kuder Richardson 20 (KR20) :
2 i i 2 i ST q p ST 1 k k r (Sugiyono, 2010 : 186) Keterangan :k = Jumlah item dalam soal
pi = Proporsi jawaban betul pada item i
q = Proporsi jawaban salah pada item i. ST2 = Varians skor total tes
Harga rtabel dengan taraf signifikan 5% seperti pada Lampiran 39,
commit to user
pada materi Dinamika Getaran terhadap siswa kelas XII MIA 1 di SMA Negeri 1 Surakarta sebanyak 34 responden, diperoleh harga r11 yaitu sebesar
0,8687. Karena harga r11 > rtabel , maka soal yang diujicobakan reliabel.
2. Metode Analisis Data
Dalam melakukan uji hipotesis, dilakukan uji persyaratan analisis terlebih dahulu, yaitu uji normalitas. Selanjutnya setelah diketahui bahwa data kelas berdistribusi normal, maka dilakukan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Data pada tahap awal yang didapatkan yaitu hasil tes kemampuan kognitif siswa pada materi Dinamika Getaran, sebelum proses pembelajaran terlaksana berupa pretest kelompok eksperimen. Selanjutnya, setelah sampel diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan modul fisika berbasis empat pilar pendidikan dengan spreadsheet excel pada materi Dinamika Getaran SMA kelas XI, sampel diberikan tes tertulis kognitif sebagai data posttest. Selanjutnya, kedua data tersebut, pretest dan posttest dianalisis untuk menentukan apakah data yang diambil berdistribusi normal melalui uji normalitas data.
Pengujian normalitas menggunakan uji “Lilliefors”. Pada dasarnya melalui metode ini, datanya tidak dinyatakan dalam distribusi frekuensi data bergolong (Budiyono, 2010: 168). Sudjana (2005: 466) menjelaskan langkah-langkah pengujian normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors sebagai berikut :
1) Menentukan hipotesis awal: H0 = Sampel berdistribusi normal
Ha = Sampel tidak berdistribusi normal
2) Menguji H0 dengan langkah-langkah:
commit to user
b) Menentukan nilai z dari tiap-tiap data, atau x1, x2, . . . ,xn
dijadikan bilangan baku z1, z2, ..., zn dengan menggunakan rumus
zi = s x xi ) ( . Keterangan: zi = Bilangan baku
xi = Data dari hasil pengamatan
x = Rata-rata sampel s = Simpangan baku, s =
1 n x x Σ ic) Menentukan besar F (zi), yaitu peluang zi
d) Menghitung S (zi) = data seluruh jumlah i ke data sampai kumulatif frekuensi
e) Menentukan nilai L0 dengan mengambil nilai mutlak terbesar
dari selisih F(zi) – S(zi)
f) Mengambil keputusan dengan cara membandingkan L0 dengan
Ltabel. Kriteria pengambilan keputusan adalah: tolak H0 jika L0 >
Ltabel
3) Menarik kesimpulan dengan menerima H0 jika L0< Ltabel. Artinya
jika L0< Ltabel, maka sampel berasal dari populasi berdistribusi
normal. b. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik One Sample t Test untuk mengetahui perbedaan antara nilai tertentu dalam hal ini pretest dengan posttest untuk mengetahui apakah modul yang diterapkan pada pembelajaran berpengaruh positif atau tidak terhadap nilai kognitif siswa. Dimana : 1. Menentukan hipotesis a) Statistik Uji n s X X t / 1 2
commit to user dimana,
1 = s n x x Σ i Keterangan : t = t hitungX2 = Rata rata nilai posttest kelas eksperimen
X1= Rata rata nilai pretest kelas eksperimen
s = Standar deviasi sampel n = Jumlah sampel
(Sugiyono, 2010:249-250) b) Daerah Kritik
DK = {t|t < -t(1-1/2α) atau t > t(1-1/2α)
Taraf signifikansi = α = 0,05
Besarnya ttabel untuk distribusi t dengan dk = (n -2) seperti pada
lampiran 42. 2. Keputusan Uji
H0 diterima jika : thitung>ttabel
H0 ditolak jika : thitung≤ ttabel
Dari uji hipotesis yang dilakukan, akan didapatkan hasil berupa t hitung, dalam hal ini apabila t hitung yang didapat nilainya lebih dari t tabel. Maka hipotesis diterima dengan kesimpulan modul fisika berbasis empat pilar pendidikan dengan spreadsheet excel yang digunakan berpengaruh positif terhadap nilai kognitif siswa. Sebaliknya, apabila nilai t hitung kurang dari nilai t tabel, maka hipotesis ditolak dengan kesimpulan modul fisika berbasis empat pilar pendidikan dengan spreadsheet excel yang diterapkan tidak berpengaruh terhadap nilai kognitif siwa.