1 BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara mengenai sastra, novel merupakan salah satu genre dari sebuah karya sastra. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif dan sebuah karya seni. Karya sastra merupakan hasil olah pikir pengarang yang tidak dapat dilepaskan dengan realita kehidupan. Karya sastra bersifat imajinatif. Sifat imajinatif merupakan perpaduan antara pikiran dan perasaan pengarang dalam mengasah pengalaman untuk dijadikan suatu karya cipta. Proses imajinatif pengarang tidak lepas dari hasil kreativitas pengarang juga, oleh sebab itu karya sastra mempunyai kekuatan untuk mengungkapkan segala sesuatu yang terkait dengan kehidupan manusia serta dinamikanya.
Hal itu sejalan dengan pernyataan Sugiarti (2016: 433) bahwa karya sastra adalah produk masyarakat, tercipta karena adanya energi imajinatif dan luapan perasaan pengarang yang disampaikan secara lisan maupun tulisan ke tengah-tengah masyarakat. Segala sesuatu peristiwa yang ada di masyarakat dapat memengaruhi karya pengarang, termasuk terkait dengan pengalaman pengarang dalam mencermati perubahan sosial dan aspek-aspek sejarah yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat (Sugiarti, 2014: 73).
Setiap masyarakat selama hidup, pasti mengalami perubahan-perubahan. Ada yang mengalami perubahan secara terbatas atau luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat. Moore (dalam Martono, 2016:5) mengatakan
perubahan sosial merupakan perubahan penting yang terjadi pada struktur sosial pola-pola perilaku dan sistem interaksi sosial, termasuk juga perubahan norma, nilai, dan fenomena kultural. Hal itu juga diungkapkan Ginsberg perubahan sosial merupakan perubahan penting yang terjadi dalam keseluruhan struktur sosial (Narwoko dan Suyanto, 2010: 362).
Menurut Soekanto dan Sulistyowati (2013: 259) bahwa perubahan sosial merupakan segala perubahan pada masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Perubahan sosial dapat ditinjau melalui sosiologi sastra. Kingsley Davis (dalam Martono 2016:4) mengungkapkan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Sosiologi sastra tidak begitu saja jatuh dari langit, tetapi selalu ada hubungan antara sastrawan, sastra dan masyarakat (Damono dalam Wiyatmi: 2013:8). Meneliti suatu karya berdasarkan pemahaman disertai dengan aspek-aspek kemasyarakatan yang terkandung di dalam karya. Perpaduan sastra dan kehidupan manusia merupakan satu kesatuan, sehingga segala problema kehidupannya tidak dapat dipisah-pisah.
Karya sastra dapat diinterpretasikan sebagai hasil penafsiran pengarang terhadap realita kehidupan sosial yang berasal dari sekitar lingkungan pengarang. Keinginan pengarang untuk menggambarkan kehidupan sosial yang terjadi dalam masyarakat, membuat pengarang bisa mengimajinasikan kehidupan sosial yang terjadi disekitarnya dalam bentuk karya sastra. Hal itu
seperti yang dilakukan pengarang Iwan Setyawan dalam mengimajinasikan tentang kehidupan sosial dalam bentuk novel yang berjudul Ibuk.
Novel Ibuk karya Iwan Setyawan menyajikan perjalanan hidup serta kehidupan sosial sang tokoh utama yaitu Ibuk dan Bayek. Tokoh Ibuk yang menginginkan adanya perubahan, berjuang keras untuk memperbaiki kondisi ekonomi melalui pendidikan, sedangkan Tokoh Bayek yang merupakan anak laki-laki satu-satunya berusaha mewujudkan keinginan Ibuk melalui perjuangan di tempat kerjanya. Ibuk merupakan sebuah novel inspiratif yang diciptakan seorang pengarang bernama Iwan Setyawan. Sebuah perjuangan hidup yang tidak mengenal lelah. Sebuah perjuangan dalam mengubah hidupnya. Sebuah perubahan yang diperjuangan berlandaskan kasih sayang dengan saling menopang dalam mengisi kekosongan peran yang dibutuhkan. Novel ini banyak mengungkap tentang perjalanan hidup yang melelahkan. Kelelahan yang berujung menyenangkan. Hanya dengan kata yang tidak pernah padam yaitu arti sebuah perubahan. Perubahan yang harus diperjuangkan untuk memperbaiki kehidupan sosial di masa mendatang.
Permasalahan-permasalahan sosial yang dialami tokoh utama dalam novel Ibuk berkaitan dengan struktur sosial yang disebabkan perekonomian dan pendidikan rendah. Permasalahan sosial tersebut menimbulkan beberapa perubahan struktur yang terjadi dalam kehidupan sosial, yang melibatkan tokoh utama dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk menganalisis tentang bentuk perubahan struktur yang terjadi pada kehidupan sosial tokoh utama dalam novel, serta faktor
penyebab perubahan struktur yang terjadi di dalam kehidupan sosial tokoh utama novel Ibuk karya Iwan Setyawan.
Berbagai pemikiran di atas menjadi fokus peneliti untuk mengkaji novel Ibuk karya Iwan Setyawan yang mengandung perubahan struktur, dalam merubah status kehidupannya menjadi lebih baik melalui peran yang dijalankan dalam organisasi sebuah keluarga. Perubahan tokoh Ibuk (Ngatinah) dari orang yang sering meminjam uang menjadi orang yang mampu melunasi hutang. Dari menumpang tempat tinggal di kakak angkat (Mbak Gik) hingga mampu membangun rumah layak untuk ditempati berkat kerja keras putranya. Dari biaya pendidikan yang serba kekurangan hingga berhasil menyekolahkan ke lima buah hatinya. Serta segala pemikiran dan tindakan tokoh dalam novel tersebut, mampu memberikan gambaran dan pemahaman yang mendalam dalam menyikapi sebuah kehidupan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada tokoh utama di dalam novel tersebut menarik untuk dikaji melalui sosiologi sastra dengan pendekatan kajian perubahan sosial yang difokuskan pada perubahan struktur.
Penelitian terdahulu sudah pernah dilakukan Andhika (2016) dengan judul Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Tuturan Tokoh-Tokoh Pada Novel Ibuk Karya Iwan Setyawan. Hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa dalam novel Ibuk terdapat enam belas nilai pendidikan karakter yaitu; menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, dan rasa ingin tahu.
Selanjutnya penelitian serupa dilakukan oleh Pudji (2014) dengan judul Telaah Psikologi Eksistensial Viktor Frankl Pada Tokoh ^A “IbukA” Dalam Novel Ibuk Karya Iwan Setyawan. Hasil penelitian ini diperoleh; pertama, tokoh Ibuk menemukan makna hidup dalam keluarga kecilnya yang sederhana. kedua, tokoh Ibuk memberikan pelayanan terhadap keluarga seperti menyiapkan baju sekolah, makan, dan menatakan odol. Ketiga, walau kondisi keluarga serba kekurangan tokoh Ibuk memberikan cintanya kepada keluarga serta memberikan perhatian dan kasih sayang kepada suami serta anak-anaknya. Keempat, meski kehidupan yang tidak berpihak pada keluarga, tokoh Ibuk mampu memberikan sikap yang tepat dalam menghadapi masalah rumah tangganya. Kelima, tokoh Ibuk selalu bersabar menghadapi permasalahan ekonomi dalam keluarga.
Penelitian selanjutnya pernah dilakukan oleh oleh Saidi (2015) dengan Judul Perubahan Sosial dalam novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata Tinjauan Sosiologi Sastra. Hasil penelitian ini diperoleh simpulan bahwa bentuk perubahan sosial yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi meliputi enam kategori, pertama, perubahan dalam pembangunan sekolah SMA, kedua, perubahan titel tokoh, ketiga, perubahan mata pencaharian masyarakat, keempat, perubahan sosial berupa banyak anak-anak pegawai PN Timah Belitong putus sekolah akibat orangtuanya di PHK, kelima perubahan gaya rambut akibat terpengaruh gaya rambut para pemain orkes Melayu, keenam, perubahan pola perilaku akibat pengaruh film dari jakarta.
Selanjutnya hasil penelitian yang kedua adalah faktor penyebab perubahan sosial, dalam novel Sang Pemimpi meliputi lima kategori, pertama, penemuan baru berupa ide alternatif pekerjaan baru untuk masyarakat, kedua, konflik dalam masyarakat, seperti banyaknya anak-anak putus sekolah akibat orangtuanya di PHK dari PN timah Belitong, ketiga, perubahan penduduk, seperti berubahnya pekerjaan serta titel tokoh setelah merantau, keempat, pengaruh kebudayaan lain, seperti perubahan gaya rambut dan pola perilaku tokoh, kelima, perubahan sosial sebab kerusakan alam, seperti munculnya pekerjaan baru berupa beternak kuda,karena tanah bekas pertambangan tidak bisa digunakan kembali kecuali hanya untuk dibuat peternakan kuda.
Penelitian yang mengkaji tentang perubahan sosial pernah dilakukan oleh Sari (2012) dengan judul Perubahan Sosial Tokoh Utama dalam Novel Berkisar Merah Karya Ahmad Tohari. Hasil penelitian ini adalah perubahan tokoh utama dari orang kampung yang mempunyai gaya hidup tradisional yaitu menyesuaikan tradisi yang digunakan seperti cara berpakaian berubah menyesuaikan dengan lingkungan barunya. Pakaian kebaya dan fisik yang dimiliki oleh tokoh utama mengalami perubahan gaya hidup industri dan estetisiasi tubuh karena ada dorongan dari Bu Koneng untuk menyesuaikan dengan kehidupan kota.
Lasi yang dulunya jalan kaki karena menikah dengan pengusaha, Lasi mengalami perubahan seperti bisa naik mobil dan naik pesawat, yang termasuk gaya hidup instan Lasi yang bertempat tinggal di rumah gubuk menjadi tinggal di rumah mewah dengan perkakas yang mewah, dia dapat
menyenangkan dirinya, hal ini termasuk gaya hidup hedonis. Perubahan tokoh utama dalam segi sikap hidup dari sikap menerima menjadi sikap hidup hedonisme, dan sikap sabar berubah mempunyai sikap egois, sikap individualisme. Perubahan tokoh utama dari segi mata pencaharian petani gula menjadi istri simpanan pengusaha atau nyonya. Perubahan tokoh utama dalam nilai etika dari rasa malu, rasa takut berubah tidak takut, tidak malu dan tidak canggung dalam berhadapan dengan orang dari kalangan manapun. Perubahan tokoh utama dalam kelas sosial dari golongan wong cilik menjadi kaum bangsawan.
Penelitian yang telah disebutkan di atas memiliki persamaan dan perbedaan yakni pertama, sama-sama mengkaji tentang novel Ibuk karya Iwan Setyawan, sementara itu perbedaannya terletak pada kajian dan pendekatan. Kajian ini memfokuskan pada perubahan struktur sosial tokoh utama dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk perubahan struktur sosial tokoh utama dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab perubahan struktur sosial tokoh utama dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan bentuk perubahan struktur sosial tokoh utama dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan
2. Mendeskripsikan faktor penyebab perubahan struktur sosial tokoh utama dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kontribusi pembaca dalam karya sastra.
b. Sebagai kajian studi interdisiplin ilmu sastra dalam bidang ilmu sosiologi.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber referensi bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca dalam
mengungkapkan makna aspek sosiologi sastra yang terkandung dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan.
1.5 Definisi Operasional 1. Sosiologi Sastra:
Wilayah studi sastra yang menekankan aspek-aspek pragmatik sosial sastra (Endraswara, 2013:1).
2. Perubahan Sosial:
Perubahan sebuah pergantian yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu (Harper dalam Martono, 2016:5)
3. Perubahan Struktur:
Perubahan terhadap sesuatu yang bergeser secara relatif dan dapat terjadi dengan mudah dalam keseluruhan lincah serta tidak berbelit-belit (Bouman, 1982:43).
4. Bentuk Perubahan Struktur:
Jenis perubahan struktur terdiri dari lima macam yang pertama; perubahan dalam personal, kedua; perubahan dalam fungsi-fungsi struktur, ketiga; kemunculan struktur baru, keempat; perubahan dalam cara bagian-bagian struktur sosial, kelima; perubahan dalam hubungan struktur yang berbeda (Harper dalam Martono, 2016:6)
5. Faktor Penyebab Perubahan Struktur
Perubahan struktur yang terjadi disebabkan oleh faktor endogen yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri dan faktor eksogen yang berasal dari luar diri manusia (Bouman, 1982:45)