21 BAB II
POTENSI DAN DAYA TARIK PARIWISATA DI KABUPATEN KARANGANYAR
A. Sejarah Kabupaten Karanganyar
Pada mulanya Karanganyar adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun pada tanggal 16 Maulud 1670 J atau 19 April 1745 M di bawah kekuasaan Sunan Paku Buwono II. Dukuh Karanganyar semula berada di wilayah Sukowati Selatan, kemudian berpindah di bawah kekuasaan Kasultanan Jogjakarta yang dipimpin Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755 – 1792 dikarenakan adanya perjanjian Gianti pada tanggal 13 Februari 1755.
Dalam perkembangannya berdasarkan Staatsblad 1847 No.30 wilayah Karanganyar ditetapkan menjadi bagian dari wilayah Swapraja Mangkunegaran yaitu menjadi Onderregentschap. Kemudian ketika Mangkunegara VII berkuasa yaitu pada tahun 1916 – 1944 status tersebut dirubah menjadi Regentschap atau Kabupaten. Dengan demikian sejak tanggal 18 November 1917 Karanganyar resmi menjadi wilayah Kabupaten dengan nama “ Kabupaten Karanganyar” yang memiliki arti sebagai berikut :
KA = Kawibawan yang di cita – citakan
RANG = Mengaturnya (“rangkapipun” : Jawa) lahir batin ANYAR = Akan menerima kebaruan.
22
B. Gambaran Umum Kabupaten Karanganyar 1. Letak Geografis dan Demografis
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Tengah. Dilihat dari letak geografis berdasarkan garis lintang dan garis bujur, Kabupaten Karanganyar terletak antara 110’ 40’- 110’ 70’ Bujur Timur dan 7’ 28’ – 7’ 46’ Lintang Selatan dengan ketinggian rata – rata 511 meter di atas permukaan air laut dan beriklim tropis dengan temperature 22’ – 31’. Batas – batas Kabupaten Karanganyar sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Sragen
b. Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri c. Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur
d. Sebelah Barat : Kota Kodya Surakarta dan Kabupaten Boyolali (Bappeda Kab.Karanganyar : 2015)
Kabupaten Karanganyar memiliki luas wilayah 77.378,6374 Ha, yang terdiri dari tanah sawah 22.831,3417 Ha dan tanah kering 54.547,2957 Ha. Luas Kabupaten Karanganyar berdasarkan luas tanah dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 1. Luas Wilayah Kabupaten Karanganyar
NO Jenis Tanah Luas Tanah (Ha)
1. Tanah Sawah terdiri dari: a. Irigasi Teknis b. ½ Teknis c. Sederhana d. Tadah Hujan 7.867,3083 6.142,0929 7.131,0771 1.690,8634
23
2. Tanah Kering terdiri dari : a. Pekarangan/Bangunan b. Tegalan/Kebun c. Hutan Negara d. perkebunan 20.761,3152 17.918,6425 9.729,4995 3.251,5006 ( Bappeda Kab. Karanganyar :2015)
Pada saat ini jumlah Objek dan Daya tarik wisata di Kabupaten Karanganyar sudah cukup banyak dan beraneka ragam, kurang lebih 52 Objek wisata yang tersebar di 17 Kecamatan dan 15 diantaranya adalah Objek wisata yang telah dikelola secara insentif dengan system penjualan tiket masuk.
Namun ada juga objek – objek yang belum dikembangkan secara maksimal. Keberadaan dari objek – objek tersebut didukung beberapa bentuk pariwisata lainya. Berikut ini daftar inventarisasi beberapa bentuk pariwisata berdasarkan buku panduan kepariwisataan Karanganyar tahun 2005, objek wisata dan atraksi wisata Kabupaten Karanganyar.
C. Potensi Obyek Wisata Alam di Kabupaten Karanganyar
Objek wisata yang secara garis besar berlatar belakang pada keindahan alam Kabupaten Karanganyar, contohnya adalah :
1. Puncak Lawu
24
Puncak Lawu merupakan area pendakian yang terkenal, disamping karena memiliki banyak tantangan alam, objek wisata ini juga dipercaya oleh sebagian masyarakat sebagai tempat untuk bermeditasi. Pada bulan Suro banyak masyarakat yang pergi ke Puncak Lawu untuk mengikuti jalanya upacara ritual Labuhan yang dilakukan oeh kerabat Keraton – Keraton Jawa, upacara tersebut bertujuan untuk memperingati muk-sanya Raja Majapahit yang terakhir yakni Brawijaya V yang kemudian bergelar Sunan Lawu pada abad ke-15. Masyarakat percaya jika pada bulan suro tersebut melakukan meditasi di Puncak Lawu, maka niscaya permintaanya akan terpenuhi. Untuk menuju Puncak Lawu pengelola Objek menyediakan rute atau jalur khusus untuk trekking yaitu melalui Cemara Sewu atau Watu Kandang.
Untuk berwisata ke Puncak Lawu para wisatawan biasa menempuh melalui Cemara Sewu, atau Watu Kandang kemudian diteruskan dengan jalan setapak melalui perbukitan Gunung Lawu di areal hutan yang sangat luas dengan pemandangan dan panorama alam yang sangat indah dan menarik. Route ideal untuk wisata pendakian Puncak Gunung Lawu adalah sebagai berikut : Solo (bus) – Karanganyar (bus) – Tawangmangu (bus) – Cemara Sewu / Watu Kandang (jalan kaki) – Puncak Lawu.
(Profil Pariwisata Kabupaten Karanganyar 2008).
25
2. Air Terjun Grojogan Sewu
( Doc. Diambil dari website www.Dispsrbudkra.com )
Air Terjun Grojogan Sewu terletak pada ketinggian 1.100 meter diatas permukaan laut, memiliki keindahan air terjun alami setinggi 18 meter. Komplek Air Terjun Grojogan Sewu Tawangmangu merupakan area hutan lindung seluas 20 hektar, dikelola dibawah lembaga Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Bogor, sedangkan pengusaha objek dipercayakan kepada PT. DUTA Indonesia Djaya sejak tahun 1969. Objek Wisata Grojogan Sewu dikelilingi berbagai fasilitas akomodasi, restaurant, pusat penjualan cinderamata dan souvenir serta Pusat penjualan sayur-mayur khas daerah sekitar.
Untuk mencapai lokasi objek wisata Air Terjun Grojogan Sewu biasa ditempuh dengan kendaraan bus regular bus Solo – Tawangmangu, kemudian diteruskan dengan angkutan wisata local Tawangmangu.
26
3. Wana Wisata Gunung Bromo
( Doc. Diambil dari website www.Detik.com )
Kawasan Wisata Gunung Bromo terletak di jalan raya Karanganyar – Mojogedhang atau kurang lebih 5 km ke arah timur dari Kota Karanganyar. Luas kawasan ini sekitar 11 Hektar yang dilengkapi dengan beberapa fasilitas antara lain pos – pos keamanan, pondok makanan dan minuman, serta tempat penjualan cinderamata atau souvenir, Wana Wisata ini juga menjadi tempat penelitian beberapa jenis tanaman hutan lindung karena di komplek ini terdapt lebih dari 120 jenis tanaman. Tempat ini juga memiliki sejarah, yaitu sebagai petilasan Puri Serang yang sampai sekarang banyak wisatawan yang berziarah ketempat tersebut. Untuk menempuh Wana Wisata Gunung Bromo bisa di tempuh dengan kendaraan umum atau angkudes dari kota Karanganyar ke Mojogedhang.
27
3. Waduk Delingan
( Doc. Diambil dari website www.Disparbudkra.com )
Waduk Delingan terletak di jalan raya Karanganyar Mojogedhang, wilayah desa Delingan Kecamatan Karanganyar. Mempunyai fungsi utama sebagai sarana irigasi pertanian dan pengendali banjir. Waduk Delingan bepotensi sebagai wisata tirta, melalui pengembangan fasilitas seperti pemancingan, restaurant apung, keramba, perahu kecil dan lain-lain.
( Profil Pariwisata Kabupaten Karanganyar 2008 ). 4. Waduk Lalung
28
Waduk Lalung berlokasi di jalan raya Karanganyar – Sukoharjo, tepatnya di desa Lalung Kecamatan Karanganyar. Mempunyai fungsi yang hampir sama dengan Waduk Delingan. Untuk mencapai lokasi Waduk Lalung bisa di tempuh dengan kendaraan umum atau angkudes dari kota Karanganyar tapi juga bisa ditempuh dari Kota Solo Baru.
( Profil Pariwisata Kabupaten Karanganyar 2008 ). 5. Goa Tlorong
( Doc. Diambil dari website www.antaranews.com)
Goa ini terletak di desa Lempong Kecamatan Jenawi, merupakan goa alami yang memiliki ukuran mulut goa 2m x 1,5m. Goa Tlorong memiliki daya tarik lingkungan alam yang indah serta hawa sejuk dan mempunyai latar belakang Gunung Kembar, sehingga cukup berpotensi untuk dijadikan sebuah objek wisata. Untuk mencapai lokasi objek wisata Goa Tlorong bisa ditempuh dengan kendaraan umum atau angkudes dari Kota Karanganyar.
29
6. Taman Hutan Raya Mangkunagoro I
( Doc. Diambil dari website www.detik.com)
Merupakan satu – satunya Taman Hutan Raya yang terdapat di Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Objek Wisata ini terletak di sekitar Candi Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso Kabupaten Karanganyar. Dalam area Taman Hutan Raya (tahura) tersebut terdapat beberapa jenis flora dan fauna. Disamping terdapat area rekreasi, tersedia juga lahan untuk kegiatan penelitian dan perkemahan.
( Profil Pariwisata Kabupaten Karanganyar 2008 ) D. Atraksi Seni dan Budaya di Kabupaten Karanganyar 1. Upacara Adat Mandhasiya
( Sumber dari website www.detik.com )
Upacara Adat Mandhasiya adalah upacara adat bersih desa dengan aneka sesaji dan dimeriahkan dengan kesenian tradisional masyarakat, Blumbang,
30
Tengklik dan Pancot, kecamatan Tawangmangu.Upacara ini dilaksanakan setiap 7 bulan sekali tepatnya pada hari Selasa Kliwon wuku Mandhasiya. ( Profil Pariwisata Kabupaten Karanganyar 2008 ).
2. Jaran Gedrug
(Sumber dari website www.disparbudkra.com)
Jaran Gedrug adalah tari rakyat yang yang berkembang di Kabupaten Karanganyar, yang dikemas dengan pakaian prajurit berkuda. Tari ini bersumber dari sejarah kepahlawanan Pangeran Sambernyawa (KGPAA. Mangkunegaran I) dalam mengusir penjajah Belanda. Pada waktu Pangeran Sambernyawa berperang yang diikuti oleh prajurit berkuda, ketika beliau beristirahat sambil mengatur siasat perang, kuda yang dinaiki menari nari, kakinya diangkat dan gedrug bumi untuk maju ke medan perang lagi. Istilah “Gedrug” adalah identik dengan kaki yang artinya bergerak atau melangkah untuk maju.
Tari jaran gedrug di ciptakan oleh Bupati Karanganyar (Dr.Hj. Rina Iriani Sri Ratnaningsih, S.P.d. M.Hum) dan sudah di patenkan menjadi seni tradisi Kabupaten Karanganyar. Tari jaran gedrug merupakan tari kolosal biasanya
31
diperagakan oleh orang banyak yaitu siswa-siswi mulai dari SD,SMP,SMA dan masyarakat umum. Tari ini adalah suatu kreasi tari keprajuritan atau kepahlawanan. Pada tahun 2009 telah tercatat di Museum Rakor Dunia Indonesia (MURI) dengan peserta terbanyak + 21.732 penari secara serentak dengan berpakaian prajurit dengan dilengkapi property kuda kepang.
3. Dhukutan
( Sumber dari website www.disparbudkra.com)
Uapacara tradisi bersih desa yang juga dilaksanakan oleh masyarakat Nglurah Kecamatan Tawangmangu ini dikenal dengan tradisi Dhukutan. Upacara tradisi ini diselenggarakan setiap hari Selasa Kliwon wuku dhukut pada perhitungan kalender jawa, sebelum dilaksanakan gotong royong bersih desa warga masyarakat dihimbau membuat sesaji berupa hidangan dari pala kependhem, sayur dan nasi dari jagung. ( Profil Pariwisata Kabupaten Karanganyar 2008 ).
32
4. Festival Seni Candi
( Sumber dari webiste http://rumahkubiru.blogspot.com)
Merupakan apresiasi seni baik seni tradisional maupun seni kontemporer oleh komunitas seni dari dalam maupun luar negri. Festival ini diselenggarakan dalam rangka kegiatan Grebeg Lawu yang dilaksanakan selama bulan sura dan diselenggarakan di pelataran Candi Sukuh. ( Profil Pariwisata Kabupaten Karanganyar 2008 ).
5. Festival Lesung
( Sumber dari website www.antaranews.com )
Hampir seluruh etnik yang ada di bumi terlebih yang bermata pencaharian petani padi mengenal lesung dan alu. Alat tradisional ini merupakan lambang
33
kesuburan. Lesung dapat diartikan Yoni sedang alu dapat disamakan sebagai Lingga. Saat menumbuk padi terdengar riuh rendah dalam alunan yang bertalu – talu, sejalan dengan itu lahirlah seni Kothekan Lesung. Seni Kothekan Lesung syarat akan nilai luhur dan nilai sosial nilai kebersamaan (gotong royong) serta nilai religius magis (yaitu pada saat gerhana bulan / matahari lesung dibunyikan secara terus menerus. ( Profil Pariwisata Kabupaten Karanganyar 2008 ).
6. Tari Kencar-Kencar
( Sumber dari website www.disparbudkra.com )
Tari Kencar-kencar mengisahkan pembangunan di Karanganyar yang tiga kali berturut-turut ini memperoleh penghargaan Adipura. “Karena keguyuban masyarakat dan pemerintah, maka kebersihan kota bisa terjaga. Pada akhirnya, kota menjadi semakin terang benderang dan indah, menandakan warganya yang sejahtera serta berada dalam kebahagiaan.” Tarian ini diciptakan oleh Bupati Karanganyar (Dr.Hj. Rina Iriani Sri Ratnaningsih, S.P.d. M.Hum).
Para penari sebanyak 138 orang terdiri dari para siswa SMP dan SMA di Karanganyar, dibantu mahasiswa ISI Surakarta yang juga warga Karanganyar. Tarian berdurasi 15 menit tersebut diiringi musik lesung dari Padepokan Lesung
34
Nusantara, yang juga binaan Bupati Rina Iriani. Ciri khasnya rancak, bersemangat, dihiasi dengan atraksi tari yang dinamis, para gadis cantik yang memeragakan gerakan bersih-bersih dengan sapu dan tong sampah dari bambu.
7. Mahesa Lawung
( Sumber dari website http://seputarsolo.com/04/04/2011/prosesi-mahesa-lawung-keraton-surakarta )
Ritual ini dilaksanakan pada kamis pon, 1 Rabiul Akhir 1943 di Hutan Krendowahono Gondangrejo. Labuhan Mahesa Lawung adalah Upacara Wilujengan Nagari Keraton Kasunanan Surakarta yang dilaksanakan sekali dalam satu tahun.
Acara dimulai dari bangsal Sewoyono sethinggil kerton dengan menyiapkan uborampe hajatan lengkap dengan kepala kerbau (mahesa) kemudian dilarak menuju tempat yang dianggap sakral dan merupakan tempat semedi para leluhur Kerajaan Mataram di Hutan Krendawahana maksud upacara ini adalah memohon kepada Sang Pencipta agar masyarakat diberi keselamatan, aman dan makmur. ( Profil Pariwisata Kabupaten Karanganyar 2008 ).