• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan

referensi

2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini

3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan

pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah

4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!!

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

(2)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Bandung

Oleh :

DEWI JUBAEDAH

NPM : 10070200179

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

(3)

    

 

Telah Diperiksa dan Disetujui Sebagai Prasyarat Seminar Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung

Menyetujui,

Aviasti, Ir., MSc.

Pembimbing I

Asep Nana Rukmana ST., MT.

Pembimbing II

Mengetahui,

Aviasti, Ir., MSc.

(4)
(5)
(6)

Penyediaan fasilitas parkir yang optimal sangat diperlukan pada lokasi pusat kegiatan, seperti : pertokoan, perkantoran, sekolah / perguruan tinggi, rumah sakit, dan lain-lain. Untuk mendapatkan fasilitas pakir yang optimal diperlukan suatu standar kebutuhan parkir tertentu menurut fungsi tata guna lahan masing-masing.

Universitas Islam Bandung merupakan salah satu lokasi pusat kegiatan belajar mengajar yang dijadikan tempat penelitian penulis, dimana salah satu fasilitas yang sangat diperlukan adalah lahan parkir, karena suatu lokasi pusat kegiatan tanpa memiliki lahan parkir akan berakibat ketidakteraturan dalam menata tempatnya. Pada penelitian ini, diteliti hubungan antara : standar kebutuhan parkir, luas lahan parkir yang ada dan kapasitas lahan parkir optimal yang diperlukan.

Dari penelitian ini, masalah yang timbul adalah kekurangan lahan parkir yang menyebabkan kemacetan di sekitar jalan Tamansari, dampak yang ditimbulkannya adalah pada permasalahan arus lalu lintas, permasalahan arus lalu lintas ini berdampak pada kecepatan perjalanan yang rendah yaitu berkisar 20 km/jam, padahal kecepatan arus bebas dasar untuk kendaraan dua lajur tak terbagi adalah sebesar 42 km/jam untuk semua kendaraan. Kemudian, akan menimbulkan ganguan samping yang cukup besar serta menganggu kelancaran lalu lintas, selain itu, parkir di bahu jalan akan merampas kapasitas lebar jalan, akibatnya kendaraan yang bisa masuk untuk kapasitas dua kendaraan dalam satu lajur jalan, akan berkurang menjadi satu lajur, sebab satu lajurnya dipakai untuk lahan parkir, sehingga volume kendaraan yang memasuki jalan tersebut menjadi besar, volume standar pada kapasitas dasar jalan perkotaan pada kecepatan 42 km/jam adalah sebesar 2900 smp/jam (total dua arah untuk dua lajur tak terbagi), untuk kapasitas normal jalan Tamansari pada kondisi kecepatan 42 km/jam adalah sebesar 4642 smp/jam, sedangkan untuk kondisi jalan Tamansari bawah yang memiliki kecepatan rata-rata 20 km/jam untuk setiap harinya (hari kerja), yaitu sebesar 1608 smp/jam.

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka didapat kapasitas lahan parkir optimal untuk Unisba adalah sebesar 164 SRP | 2050 M2. sedangkan untuk standar kebutuhan parkir, sebesar 180 SRP | 2250 M2 dan luas lahan parkir yang ada sebesar123 SRP | 1537,5 M2

. Dari permasalahan parkir yang ada di Unisba, maka alternatif usulan pemecahan dari hasil penelitian ini adalah pengaturan jalan satu arah, penambahan lahan parkir, mengambil alih lahan yang digunakan oleh pedagang kaki lima sekitar jalan Tamansari bawah untuk dijadikan lahan parkir, tanpa menganggu trotoar sekitarnya dan tentunya dengan memberikan penampungan bagi para PKL untuk berjualan ditempat lain. Bekerjasama dengan pihak pemeritahan kota Bandung untuk membuat peraturan tentang perparkiran secara lebih mendetil, misalnya dengan kapasitas kendaraan yang diperkenankan parkir dibahu jalan pada tempat-tempat tertentu, misalnya gedung perguruan tinggi dan tempat-tempat lainnya yang biasa banyak kendaraan memanfaatkan lahan parkir yang cukup luas.

(7)

Kebutuhan Parkir di Universitas Islam Bandung”. Adapun tujuan penyusunan Tugas Akhir (Skripsi) ini adalah sebagai syarat sidang Sarjana di Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung.

Melalui laporan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Akhir (Skripsi) ini, yaitu :

1. Pembimbing 1 sekaligus Ketua PS Teknik Industri Ibu Aviasti, Ir., MSc yang telah banyak memberi masukan, saran, waktu dan senantiasa mengingatkan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini serta sabar dalam membimbing walaupun banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan (Terima kasih banyak IBU).

2. pembimbing 2 Bapak Asep Nana Rukmana ST., MT. yang telah banyak memberi masukan, saran, waktu dan senantiasa mengingatkan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini serta sabar dalam membimbing walaupun banyak kesalahan-kesalahan yang dilakukan (Terima kasih banyak BAPAK).

3. Bapak Selamat Drs., MT. Selaku Wali Dosen yang telah membimbing penulis selama menjadi Mahasiswa di Unisba.

4. Bapak Aris Widiarso, Ir. Selaku Koordinator TA.

5. Seluruh DOSEN Program Studi Teknik Industri yang telah memberikan ilmunya

semoga apa yang Bapak & Ibu berikan dapat menjadi BEKAL yang sangat bermanfaat untuk sekarang dan Kelak di masa yang akan datang.

6. Seluruh Staf dan karyawan khususnya Program Studi Teknik Industri dan

umumnya Unisba. Untuk Bapak Mulyadi, S. Ag selaku Kepala Bagian Keuangan Unisba di Puslahta, Bapak Koko selaku pihak Yayasan bagian Sarana Prasarana. 7. Bapak Jessy Derajat, ST. dari pihak Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Barat. 8. Bapak Tonny, ST. Bapak Asep dan semua Bapak dan Ibu dari pihak Dinas

Perhubungan Kota Bandung yang banyak membantu penulis.

9. Pihak Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung yang telah memberikan ijin untuk penelitian dan pengambilan data di Dishub Kota Bandung.

(8)

(Alm), Amank dan semua PIHAK KELUARGA BESAR DARI AYAH DAN BUNDA

terima untuk dukungannya selama ini.

11. Semua pihak PERPUSTAKAAN ITB dan UNISBA, atas SEMUA bantuannya.

12. Seluruh “Asisten Eksplorasi” –Dicky, Agus, Wahyu dan Erick- Teknik Pertambangan Unisba 2004 untuk Data yang diberikan.

13. Bapak Endang, Bapak Suryana dan seluruh Bapak Satpam dan Bapak “parkir” atas bantuan perparkiran yang diberikan.

14. Rosmalina, ST; R.Tinne ST; dan semua teman2 yang sudah mendapat gelar ST.

SEMUA TEMAN2 kls C, Meiga Wirson, Windy Dwi Astuti, Meri El Pura, Vena S,

Sitti Arifah, Evie Kusumastuti, Efanillah, Sysfani Fadriana, A. Yuda Priatna, Danu, Desrizal, PAN KKL’04, Andri & Opy, Yogi Aldinosa ST; Nurifna ST.&GANK ST-nya DAN SEMUANYA dari kelas A-E yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu”,

terima kasih atas SEMUA support & dukungannya.

15. SEMUA Teman-teman Teknik Industri 2000 yang sudah sama-sama berjuang

dalam indahnya menempuh perkuliahan di PS TI.

16. Alhamdulillahirobila’lamin akhirnya pengerjaan Tugas Akhir terselesaikan dengan segala rintangannya.

17. SEMUA PIHAK yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian TUGAS AKHIR INI.

Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kealpaan dan kekhilafan, penulis menyadari bahwa Tugas Akhir (Skripsi) yang disusun ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan, oleh karena itu penulis mohon maaf bila terdapat kekurangan baik dari penulisan maupun cara penyajian materinya. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca agar penulis dapat memperbaikinya dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Januari 2005

(9)

DAFTAR TABEL ... vi DAFTAR GAMBAR ... viii DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... I-1 1.2 Perumusan Masalah ... I-3 1.3 Tujuan Penelitian ... I-4 1.4 Batasan Masalah ... I-4 1.5 Penentuan Sumber Data ... I-5 1.6 Sistematika Penulisan ... I-6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perparkiran...II-1 2.1.1 Parkir Sebagai Unsur Perangkutan ... II-2 2.1.2 Kebutuhan Akan Tempat Parkir ... II-4 2.1.3 Sistem Parkir ... II-5 2.1.3.1 Parkir di Badan Jalan (On Street Parking) ... II-7 2.1.3.2 Parkir di Luar Badan Jalan (Off Street Parking) ... II-9 2.2 Metode-metode Menentukan Kebutuhan Lahan Parkir ... II-13 2.3 Karakteristik Parkir ... II-14 2.4 Teori Antrian ... II-16 2.4.1 Struktur Dasar Model-model Antrian ... II-17 2.4.2 Contoh Sistem Antrian ... II-21 2.5 Pengujian Distribusi ... II-22 2.5.1 Uji Keseragaman Data ... II-22 2.5.2 Uji Kecukupan Data ... II-23 2.5.3 Uji Distribusi Selisih Waktu Kedatangan

(10)

3.4 Studi Literatur ... III-2 3.5 Identifikasi Masalah ... III-2 3.6 Pengumpulan Data dan Cara Mengumpulkan Data ... III-4 3.6.1 Pengumpulan Data ... III-4 3.6.2 Cara Memperoleh Data ... III-4 3.7 Pengujian Distribusi ... III-5 3.7.1 Uji Keseragaman Data ... III-5 3.7.2 Uji Kecukupan Data ... III-6 3.7.3 Uji Distribusi Selisih Waktu Kedatangan Kendaraan ... III-7 3.8 Perhitungan Durasi Parkir, Akumulasi Parkir dan

Volume Parkir ... III-8 3.9 Kapasitas Parkir Optimal yang Diperlukan ... III-8 3.10 Standar Kebutuhan Parkir yang Diperlukan ... III-9 3.11 Luas Area Parkir yang Tersedia ... III-9 3.12 Analisis dan Usulan Perbaikan Sistem Perparkiran ... III-9 3.13 Kesimpulan dan Saran ... III-10

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data ... IV-1 4.1.1 Gambaran Umum Universitas Islam Bandung ... IV-1 4.1.2 Data Kedatangan Kendaraan dan Durasi Parkir ... IV-3 4.2 Pengolahan Data ... IV-25

4.2.1 Pengujian Distribusi ... IV-25 4.2.1.1 Uji Keseragaman Data ... IV-25 4.2.1.2 Uji Kecukupan Data ... IV-27 4.2.1.3 Uji Distribusi Kedatangan Kendaraan

(Selisih Waktu Kedatangan) ... IV-27 4.2.1.4 Uji Distribusi Lamanya Parkir Kendaraan ... IV-30 4.2.2 Standar Kebutuhan Parkir ... IV-33 4.2.3 Luas Parkir Yang Ada ... IV-34 4.2.4 Kapasitas Parkir Optimal... IV-34

4.2.4.1 Data Jumlah Kendaraan Masuk, Keluar,

Akumulasi dan Volume Parkir per 30 Menit ... IV-34 4.2.4.2 Grafik Data Jumlah Kendaraan Masuk, Keluar,

(11)

5.2.1.1 Uji Keseragaman Selisih Waktu Kedatangan ... V-3 5.2.1.2 Uji Keseragaman Durasi Parkir

(Waktu Pelayanan) ... V-3 5.2.2 Uji Kecukupan Data ... V-4 5.2.3 Uji Distribusi Kedatangan Kendaraan

(Selisih Waktu Kedatangan) ... V-4 5.2.4 . Uji Distribusi Lamanya Parkir Kendaraan

(Durasi Parkir) ... V-5 5.3 Standar Kebutuhan Parkir ... V-6 5.4 Luas Parkir Yang Ada ... V-7 5.5 Kapasitas Parkir Optimal ... V-8 5.6 Hubungan Antara Standar Kebutuhan Parkir,

Luas Parkir Yang Ada dan Kapasitas Parkir Optimal... V-10 5.7 Kapasitas Parkir Optimal Berdasarkan Akumulasi

Parkir Kendaraan ... V-11 5.8 Dampak Parkir Yang Tidak Memadai di Unisba ... V-12 5.9 Usulan Pemecahan Masalah ... V-13

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan………VI-1 6.2 Saran………..VI-5

(12)

Tabel 2.4 Kapasitas Parkir di Jalan (Warpani, 1990:166) ... II-10 Tabel 4.1 Data Fisik Universitas Islam Bandung* ... IV-3 Tabel 4.2 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP) ... IV-3 Tabel 4.3 Data Kedatangan Kendaraan dan Durasi Parkir Hari Senin ... IV-3 Tabel 4.4 Data Kedatangan Kendaraan dan Durasi Parkir Hari Selasa ... IV-7 Tabel 4.5 Data Kedatangan Kendaraan dan Durasi Parkir Hari Rabu ... IV-11 Tabel 4.6 Data Kedatangan Kendaraan dan Durasi Parkir Hari Kamis ... IV-15 Table 4.7 I Data Kedatangan Kendaraan dan Durasi Parkir Hari Jum’at ... IV-18 Tabel 4.8I Data Kedatangan Kendaraan dan Durasi Parkir Hari Sabtu ... IV-22 Tabel 4.9-1 Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Kedatangan Kendaraan

Untuk Hari Senin-Sabtu ... IV-25 Tabel 4.9-2 Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Kedatangan Kendaraan

Sebelum Seragam Untuk Hari Senin-Sabtu ... IV-26 Tabel 4.10-1 Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Durasi Parkir

Setelah Seragam Untuk Hari Senin-Sabtu ... IV-26 Tabel 4.10-2 Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Durasi Parkir Untuk

Hari Senin-Sabtu ... IV-26 Tabel 4.11 Rekapitulasi Uji Kecukupan Data Kedatangan Kendaraan

Untuk Hari Senin-Sabtu ... IV-27 Tabel 4.12 Rekapitulasi Uji Kecukupan Data Durasi Parkir Untuk

Hari Senin-Sabtu... IV-27 Tabel 4.13 Data Standar Kebutuhan Parkir Untuk Perguruan Tinggi ... IV-33 Tabel 4.14 Data Jumlah Kendaraan Masuk, Keluar, Akumulasi &

Volume Parkir per 30 Menit Hari Senin ... IV-34 Tabel 4.15 Data Jumlah Kendaraan Masuk, Keluar, Akumulasi &

Volume Parkir per 30 Menit Hari Selasa ... IV-35 Tabel 4.16 Data Jumlah Kendaraan Masuk, Keluar, Akumulasi &

(13)

Tabel 4.19 Data Jumlah Kendaraan Masuk, Keluar, Akumulasi &

Volume Parkir per 30 Menit Hari Sabtu ... IV-38 Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Uji Distribusi Selisih Waktu Kedatangan ... V-4 Tabel 5.2 Rekapitulasi Hasil Uji Durasi Parkir... V-6

(14)

U. S. Dept. of Commerce Bureau of Public Roads

Washington. D. C. – 1956) (Warpani, 1990:168) ... II-11

Gambar 2.4 Proses Yang Terjadi Pada Model Antrian ... II-17 Gambar 2.5 Proses Antrian Dasar ... II-20 Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian ... III-3 Gambar 4.1 Grafik Data Jumlah Kendaraan Masuk, Keluar, Akumulasi

dan Volume Parkir per 30 Menit Pada Hari Senin ... IV-39 Gambar 4.2 Grafik Data Jumlah Kendaraan Masuk, Keluar, Akumulasi

dan Volume Parkir per 30 Menit Pada Hari Selasa ... IV-40 Gambar 4.3 Grafik Data Jumlah Kendaraan Masuk, Keluar, Akumulasi

dan Volume Parkir per 30 Menit Pada Hari Rabu ... IV-40 Gambar 4.4 Grafik Data Jumlah Kendaraan Masuk, Keluar, Akumulasi

dan Volume Parkir per 30 Menit Pada Hari Kamis ... IV-41 Gambar 4.5 Grafik Data Jumlah Kendaraan Masuk, Keluar, Akumulasi

dan Volume Parkir per 30 Menit Pada Hari Jum’at ... IV-41 Gambar 4.6 Grafik Data Jumlah Kendaraan Masuk, Keluar, Akumulasi

(15)

PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

LAMPIRAN 3 TABEL KESERAGAMAN DATA SELISIH WAKTU KEDATANGAN KENDARAAN DAN DURASI PARKIR (WAKTU PELAYANAN)

LAMPIRAN 4 GRAFIK KESERAGAMAN DATA SELISIH WAKTU KEDATANGAN KENDARAAN DAN DURASI PARKIR (WAKTU PELAYANAN)

LAMPIRAN 5 LAMPIRAN LAIN-LAIN (TABEL DISTRIBUSI NORMAL, SURAT IJIN UNTUK PENELITIAN DAN OUTPUT STATFIT)

LAMPIRAN 6 LAMPIRAN MKJI, KAPASITAS JALAN TAMANSARI DAN KAPASITAS JALAN RATA-RATA (SMP/JAM)

(16)

disebut parkir. Tempat parkir ini harus ada pada saat akhir atau tujuan perjalanan sudah dicapai. Perparkiran ternyata menimbulkan persoalan yang cukup rumit terutama di kota-kota besar. Kemacetan lalu lintas pada beberapa bagian kota sering kali disebabkan oleh kendaraan yang sedang berhenti. Mengapa? Sering kali kendaraan yang parkir ini merampas separuh lebar jalan. Hampir semua ruas jalan di pusat kegiatan kota (PKK), seperti Bandung, Jakarta dan banyak lagi kota lain di Indonesia menghadapi persoalan parkir kendaraan.

Pada hakikatnya, orang selalu meminimumkan usaha atau kerja untuk maksud tertentu, misalnya pengguna kendaraan selalu ingin memarkir kendaraannya sedekat mungkin dengan tempat tujuannya agar tidak perlu jauh jalan kaki. Jadi mudah dipahami bahwa disekitar pusat kegiatan selalu dijumpai banyak kendaraan di parkir. Pembangunan sejumlah gedung tempat kegiatan umum yang jelas mengundang orang datang, sering tidak menyediakan sarana perparkiran yang cukup sehingga berakibat “perampasan” sebagian lebar jalan untuk parkir kendaraan. Walaupun pemilik kendaraan membayar jasa parkir,

(17)

Jumlah kendaraan yang sangat melonjak menimbulkan berbagai tuntutan baru yang harus dipenuhi atau diimbangi dengan penataan jalan, pelebaran, perkerasan, maupun pengaturan jaringannya. Penyediaan prasarana dan sarana ini ternyata belum seimbang dengan laju jumlah kendaraan yang terus membengkak. Salah satu sarana yang sering dilupakan adalah sarana perparkiran, padahal justru ditempat seperti pusat perbelanjaan, pusat hiburan, perguruan tinggi, perkantoran dan sebagainya kebutuhan akan sarana perparkiran sangat diperlukan.

Perguruan tinggi harus menyediakan fasilitas parkir, penyediaan fasilitas parkir itu tidak hanya “sekedar” menyediakan saja, tetapi harus juga mampu menyediakan fasilitas parkir dengan kapasitas ruang parkir yang cukup efisien dan juga menggunakan biaya yang efektif.

Keterbatasan lahan pada suatu kampus (Perguruan Tinggi) akan menyebabkan berkurangnya lebar jalan di kawasan sekitar kampus. Kendaraan yang tidak tertampung di dalam kampus akan diparkir di pinggir jalan, naik ke bahu jalan, atau menyerobot sebagian trotoar sehingga jelas mengurangi daya tampung jalan tersebut. Kesulitannya, makin besar jumlah kendaraan, makin besar pula kebutuhan akan sarana perparkiran. Sebagai gambaran, dengan hanya memarkir tiga kendaraan pada suatu ruas jalan sepanjang 1 km sudah berarti mengurangi lebar jalan yang semula 5,5 m menjadi 4,6 m (Warpani, 1990:158).

Maka pada sebuah perguruan tinggi salah satu fasilitas yang wajib dimiliki adalah fasilitas parkir. Walaupun disadari atau tidak keberadaan sarana perparkiran akan menimbulkan dampak kenyamanan dan ketertiban bagi suatu perguruan tinggi.

(18)

Salah satu perguruan tinggi swasta yang akan dijadikan penelitian penulis adalah Universitas Islam Bandung (Unisba) yang berlokasi di jalan Taman Sari No. 1 Bandung.

Universitas Islam Bandung (Unisba) sama seperti perguruan tinggi lainnya memiliki fasilitas perpakiran, walaupun fasilitas perparkiran yang dimiliki kurang sepadan dengan kuantitas kendaraan yang ada setiap harinya, sehingga banyak kendaraan yang di parkir pada badan jalan atau bahu jalan yang menyebabkan terganggunya lalu lintas sekitar Unisba yaitu timbulnya kemacetan. Namun Unisba berusaha terus untuk tetap melayani semua kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir di Unisba dengan sistem perparkiran yang ada.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, masalah-masalah yang timbul dari sistem perparkiran Unisba adalah kapasitas kendaraan yang tidak sebanding dengan fasilitas parkir yang berada di gedung Unisba, sehingga banyak kendaraan yang menggunakan lahan jalan raya sekitar kampus untuk dijadikan sarana parkir yang menyebabkan kemacetan lalu lintas sekitar kampus.

Dengan demikian, hal-hal yang harus diketahui yaitu :

 Berapa kapasitas maksimal kendaraan yang parkir di dalam gedung Unisba dan berapa banyak jumlah kendaraan yang di parkir disekitar gedung Unisba.

 Berapa luas lahan optimal yang diperlukan untuk kebutuhan parkir keseluruhan pengguna fasilitas parkir Unisba.

(19)

 Bagaimana pengaruh yang diberikan terhadap lalu lintas sekitar Unisba pada saat jam-jam sibuk dengan adanya kendaraan yang di parkir pada badan jalan atau bahu jalan tersebut.

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penulis mencoba untuk menjawab permasalahan diatas dengan mengidentifikasi permasalahan menggunakan karakteristik parkir dengan metoda penelitian standar kebutuhan parkir.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang diuraikan diatas, maka penulis merencanakan melakukan penelitian dengan judul :

“Penentuan Kapasitas Lahan Parkir Optimal Dengan Memperhatikan Standar Kebutuhan Parkir Di Universitas Islam Bandung”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

 Untuk menghitung dan mengetahui berapa banyak kendaraan yang di parkir didalam gedung dan diluar gedung Unisba, sehingga dapat menghitung kapasitas optimal parkir yang diperlukan untuk kebutuhan fasilitas parkir Unisba.

 Untuk dapat mempelajari dan menganalisa akibat atau dampak dari perparkiran yang dilakukan dibahu jalan Tamansari bawah terhadap lalu lintas sekitarnya.

 Dapat memberikan usulan atau rumusan terhadap sistem perpakiran yang ada dari hasil yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan sehingga berdampak pada perbaikan penataan lalu lintas yang ada di sekitar Unisba.

(20)

1.4 Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan tidak menyimpang dari tujuan, maka perlu membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian yang jelas sesuai dengan objek yang akan diteliti.

Adapun pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Permasalahan dititik beratkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi sistem perparkiran (misalnya jumlah kendaraan dan lalu lintas sekitar Unisba).

2. Penelitian ini dibatasi pada pemakai jasa perparkiran unisba yang menggunakan fasilitas parkir Unisba di jalan Tamansari, Hariangbanga 2 dan sekitarnya yang terletak di pusat kota dan terletak pada lokasi yang strategis.

3. Penelitian hanya sebatas memberikan usulan sistem perparkiran berdasarkan hasil akhir yang diperoleh dari pengolahan data dan analisa.

1.5 Sistematika Penulisan

Agar penelitian ini terarah dan sistematis maka dibuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan permasalahan untuk memberikan batasan agar penelitian

(21)

ini tetap terarah dan sistematika penulisan yang menjelaskan urutan penyajian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang uraian singkat mengenai dasar-dasar teori yang berkaitan dengan permasalahan.

BAB III : KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Bab ini menguraikan metodologi penelitian atau kerangka pemecahan masalah yang digunakan. Tahapan penelitian meliputi identifikasi masalah, penetapan tujuan, studi pustaka, pengumpulan data dan cara memperoleh data (penentuan sumber data), pengolahan data, analisa dan kesimpulan serta saran.

BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Data yang menjadi objek permasalahan dikumpulkan, lalu diolah sebagai informasi dalam pemecahan masalah sesuai dengan tujuan penelitian.

(22)

BAB V : ANALISA DAN PEMBAHASAN

Merupakan analisa terhadap pengolahan data dilakukan di bab ini sehingga dapat dilakukan pemecahan masalah yang pada akhirnya dapat memberikan atau membuat saran yang membangun bagi perparkiran Unisba.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan akhir dari seluruh penelitian yang dilakukan dengan mengacu pada tujuan penelitian serta saran-saran yang berkaitan dengan penelitian.

(23)

penduduk suatu kota akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan melakukan berbagai macam kegiatan. Kebanyakan penduduk di kota-kota besar melakukan kegiatan atau berpergian dengan menggunakan kendaraan pribadi sehingga secara tidak langsung diperlukan jumlah lahan parkir yang memadai (Tamin, 2001:358).

Perparkiran merupakan masalah yang sering dijumpai dalam sistem transportasi perkotaan, baik di kota-kota besar maupun di kota yang sedang berkembang. Masalah perparkiran tersebut akhir-akhir ini terasa sangat mempengaruhi pergerakan kendaraan, dimana kendaraan yang melewati tempat-tempat yang mempunyai aktivitas tinggi, laju pergerakannya akan terhambat oleh kendaraan yang parkir di badan jalan. Pada umumnya kendaraan yang parkir di pinggir jalan berada sekitar tempat atau pusat kegiatan seperti : perkantoran, sekolah, pusat kegiatan ekonomi dan lain-lain. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan pengadaan lahan parkir yang cukup. Kebutuhan lahan parkir (demand) dan prasarana yang dibutuhkan (supply) harus seimbang dan disesuaikan dengan karakteristik perparkiran (Tamin, 2001:358).

(24)

2.1.1 Parkir Sebagai Unsur Perangkutan

Keterbatasan pelataran pada suatu kampus (Perguruan Tinggi) akan menyebabkan berkurangnya lebar jalan di kawasan sekitar kampus. Kendaraan yang tidak tertampung di dalam kampus akan diparkir di pinggir jalan, naik ke bahu jalan, atau menyerobot sebagian trotoar sehingga jelas mengurangi daya tampung jalan tersebut. Kesulitannya, makin besar jumlah kendaraan, makin besar pula kebutuhan akan pelataran parkir. Sebagai gambaran, dengan hanya memarkir tiga kendaraan pada suatu ruas jalan sepanjang 1 km sudah berarti mengurangi lebar jalan yang semula 5,5 m menjadi 4,6 m (Warpani, 1990:158).

Tabel 2.1 menunjukkan pengurangan lebar jalan serta pengurangan daya tampung jalan yang bersangkutan (jalur lintasan berkurang), berdasarkan hasil penelitian di Inggris (Warpani, 1990:158)

Tabel 2.1 Pengaruh Parkir Terhadap Kapasitas Jalan

Jumlah kendaraan yang parkir per km (kedua sisi jalan) 3 6 30 60 120 300 Lebar jalan yang berkurang 0,9 1,2 2,1 2,5 3,0 3,7 Daya tampung yang hilang pada kecepatan 24 km/jam

(SMP/jam) 200 275 475 575 675 800

SMP = Satuan Mobil Penumpang (Wells, 19709, 49)

Melihat angka di tabel 2.1 jelaslah bahwa parkir di jalan perlu dibatasi dan diatur dengan baik. Ketidakteraturan parkir kendaraan pada lokasi pusat kegiatan, terutama akibat kendaraan yang parkir di jalan, akan mengurangi daya tampung efektif jalan, yang selanjutnya berakibat menghambat kelancaran arus lalu-lintas.

(25)

O’Flaherty (1974, 129) mengungkapkan:

“kebijaksanaan perparkiran harus selalu dipertimbangkan dalam kaitan pengaruhnya atas guna lahan dan kebijaksaan perangkutan. Pengendalian perparkiran, di banyak kota, merupakan kunci pengendalian lalu-lintas yang tepat”.

Dalam mengatur perparkiran, bukan kepentingan teknis semata yang menjadi perhatian, melainkan juga yang menyangkut masalah keindahan. Dapatlah dikatakan bahwa pengendalian atau pengelolaan perparkiran diperlukan untuk mencegah atau menghilangkan hambatan lalu-lintas, mengurangi kecelakaan menciptakan kondisi agar petak parkir digunakan secara efektif dan efisien, memelihara keindahan lingkungan dan menciptakan mekanisme penggunaan jalan secara efektif dan efisien, terutama pada ruas jalan tempat kemacetan lalu lintas (Warpani, 1990:159).

Perparkiran tidak berdiri sendiri melainkan sangat erat kaitannya dengan pola lalu-lintas, bahkan merupakan suatu subsistem perangkutan kota. Secara garis besar sistem perangkutan kota terdiri atas angkutan pribadi dan angkutan umum. Apabila angkutan umum, khususnya taksi, mampu melayani penduduk kota secara efektif dan efisien, maka penggunanaan kendaraan pribadi akan berkurang sehingga berkurang pula kebutuhan akan perataran parkir. Sebaliknya, apabila angkutan umum tidak mampu untuk melayani kebutuhan penduduk secara efektif dan efisien, maka penggunaan kendaraan pribadi akan merangsang meningkat sehingga kebutuhan akan perataran parkir pun bertambah. Jumlah kendaraan, terutama kendaraan pribadi sangat menentukan kebutuhan akan tempat parkir, yaitu pada saat penumpangnya melakukan kegiatan sosial-ekonomi (Warpani, 1990:159).

(26)

2.1.2 Kebutuhan Akan Tempat Parkir

Masalah parkir adalah masalah kebutuhan ruang. Penyediaan ruang dalam suatu kampus dibatasi oleh fasilitas tata ruang yang lainnya. Pengadaan peralatan parkir sedikit banyak akan menyita sebagian luas bangunan suatu gedung kampus karena peralatan parkir membutuhkan ruang tersendiri yang cukup luas.

Luas yang dibutuhkan untuk peralatan parkir bergantung pada dua hal pokok, yaitu ukuran kendaraan yang diperkirakan parkir dan sudut parkir. Sudut parkir yang umumnya dipergunakan adalah 00, 300, 450, 600 dan 900. panjang dan lebar petak parkirserta daya tampung panjang ruas jalan yang dibutuhkan tersaji pada tabel 2.4 atau 2.5 (Warpani, 1990:160).

Pada hakikatnya, orang selalu meminimumkan usaha atau kerja untuk maksud tertentu, misalnya pengguna kendaraan selalu ingin memarkir kendaraannya sedekat mungkin dengan tempat tujuannya agar tidak perlu jauh jalan kaki. Jadi mudah dipahami bahwa disekitar pusat kegiatan selalu dijumpai banyak kendaraan di parkir. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa kebutuhan tempat parkir adalah fungsi kegiatan. Makin terhimpun kegiatan di suatu tempat, seperti halnya di kampus, makin besar pula kebutuhan akan tempat parkir. Parkir dibutuhkan oleh berbagai pihak dan dalam pengadaan tempat parkir perlu diperhatikan keragaman tuntutan atau keinginan para pelaku lalu lintas yang cenderung saling berebutan. Pemerintah (dalam hal ini ahli perlalu-lintasan) dituntut agar sedapat mungkin mengusahakan keseimbangan berbagai keinginan tersebut (Warpani, 1990:161).

(27)

Tabel 2.2 Keinginan akan Sarana Parkir

Pelaku lalu Lintas Keinginan Perseorangan (peparkir) Bebas, mudah mencapai tempat tujuan

Pemilik toko (peparkir) Mudah bongkar muat

Menyenangkan pembeli

Kendaraan umum Dikhususkan, terpisah supaya aman untuk naik-turun penumpang

Mudah keluar-masuk agar dapat menepati jadual perjalanan

Kendaraan barang

Mudah bongkar-muat Bisa parkir berjejer bila perlu

Kendaraan yang bergerak Bebas parkir, tanpa hambatan

Pengusaha parkir

Parkir bebas

Peralatan selalu penuh Frekuensi parkir tinggi

Ahli perlalu-lintasan

Melayani setiap pemakai jalan Mengusahakan pemakai jalan Mengusahakan kelancaran lalu-lintas

2.1.3 Sistem Parkir

Sistem adalah gabungan beberapa komponen atau objek yang saling berkaitan (Tamin, 2000:26).

Pembangunan dan perkembangan lalu-lintas serta jaringan prasarana kota meningkat amat pesat, sesuai dengan meningkatnya kebutuhan akan sarana angkut. Akibatnya, perparkiran sebagai salah satu unsur perangkutan juga meningkat dan berkembang pesat. Selain akibat kebutuhan, laju perkembangan perangkutan ditunjang pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(28)
(29)

Gambar 2.2 Tata Parkir dan Daya Tampung(Warpani, 1990:164)

Berdasarkan letaknya terhadap badan jalan, dikenal parkir di jalan dan di luar jalan.

2.1.3.1 Parkir di Badan Jalan (On Street Parking)

Masalah parkir di badan jalan merupakan masalah utama yang menyebabkan masalah kemacetan di daerah perkotaan. Permasalahan transportasi di daerah perkotaan sering sekali disebabkan tingginya kebutuhan pergerakan yang tidak bisa diimbangi dengan ketersediaan jaringan jalan yang ada. Sebagai ilustrasi, luas jaringan jalan yang ideal untuk suatu daerah perkotaan adalah sekitar 10%-30% dari total luas wilayah yang ada (Tamin, 2001:358).

(30)

Di kota Bandung, luas jaringan jalan yang ada hanya sekitas 3%-4% dari total luas wilayah kota yang ada (Tamin, 1999b, 2000c, 2001bcegh dan Tamin et al, 2000, 2001). Usaha meningkatkan luas jaringan jalan dengan cara melebarkan jalan dipandang oleh beberapa pihak sebagai suatu kebijakan yang sangat mahal. Sudah barang tentu, adanya parkir di badan jalan akan mengurangi kapasitas jaringan jalan yang memang sudah sangat terbatas tersebut minimal 30%. Apalagi kalu pengelolaan parkir tidak baik, penurunan kapasitas tersebut bisa mencapai 50%. Oleh karena itu, masalah penanganan parkir di badan jalan sudah barang tentu menjadi sangat penting dan mempunyai dampak sangat positif terhadap masalah kemacetan.

Parkir kendaraan di pinggir jalan ini (lihat gambar 2.1 dan 2.2) dapat ditemui di kawasan gedung perkuliahan (kampus) maupun di pusat kota, serta di kawasan lama yang umumnya tidak siap menampung perkembangan jumlah kendaraan. Idealnya, parkir di jalan hendaknya dihindarkan karena mengurangi lebar efektif jalan yang seyogyanya dipergunakan untuk kendaraan bergerak. Namun harus diakui pula bahwa hal ini tidak mungkin dilakukan. Yang dapat dilakukan hanyalah mengatur parkir di jalan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu menghambat kelancaran arus lalu lintas (Warpani, 1990:165).

Tetapi, bagaimanapun baiknya pengawasan, bagaimanapun sistem parkir dijalankan, kenyataan bahwa kemacetan terus berlangsung. Karena itulah, tidak ada cara lain kecuali memarkir di luar jalan. Dengan demikian terhindarlah pengurangan lebar jalan dan jalan dapat digunakan dengan kapasitas penuh (Warpani, 1990:165).

(31)

2.1.3.2 Parkir di Luar Badan Jalan (Off Street Parking)

Parkir jenis ini mengambil tempat di pelataran parkir khusus yang juga terbuka untuk umum dan tempat parkir khusus yang terbatas untuk keperluan sendiri seperti kampus, kantor, hotel dan sebagainya. Sistemnya dapat berupa peralatan atau taman parkir dan bangunan bertingkat khusus untuk parkir (Warpani, 1990:165).

Ukuran kendaraan (khususnya panjang dan lebar) dan sudut parkir menentukan daya tampung peralatan parkir. Parkir di jalan ditentukan oleh lebar jalan. Pada jalan dengan lebar kurang dari 5 m, tak mungkin kendaraan diparkir tanpa menimbulkan banyak hambatan lalu-lintas, bahkan mungkin lalu-lintas menjadi macet sama sekali. Selain itu, pada jalan selebar kurang dari 7,5 m, kendaraan hanya mungkin diparkir dengan sudut 00 (sejajar sisi jalan) (Warpani, 1990:165).

Tabel 2.4 menunjukkan kapasitas parkir di jalan dengan berbagai ukuran lebar petak parkir dan sudut parkir. Ukuran tersebut dapat digunakan di Indonesia, tetapi perlu diingat bahwa mitra kendaraan sudah berubah. Kendaraan penumpang jenis sedan yang besar-besar sudah berganti dengan ukuran lebih kecil dengan lebar 180 cm, panjang 450 cm, jarak as 270 cm dan rerata radius putar 500 cm.

Dengan dasar ukuran tersebut dan menganggap lebar petak parkir 250 cm, maka tabel 2.5 menunjukkan kapasitas yang sesuai untuk perparkiran di Indonesia sekarang ini.

Berbagai penataan parkir pada pelataran atau lantai parkir ditunjukkan pada gambar 2.3.

(32)

Tabel 2.3 Permukaan Jalan yang Dibutuhkan Untuk Parkir Dalam Berbagai Kedudukan Sudut parkir* Pada Satu Sisi Jalan (Warpani, 1990:166)

Lebar Petak Sudut Parkir Lebar Jalan untuk Parkir Lebar Jalan untuk Parkir & Gerak Kendaraan Panjang sisi jalan per petak (per kendaraan)

Jumlah kendaraan yang dapat di parkir pada jalam

sepanjang Cm Cm Cm Cm 30.5 M 100 M (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 214 Sejajar 214 519 671 4.5 14,8 244 300# 450 600 900 500 561 598 549 790 927 1177 1403 519 345 281 244 5.7 8.2 9.5 12.5 14.8 19.1 26.9 31.2 259 300# 450 600 900 500 570 604 549 793 900 1152 1311 519 366 299 260 5.7 7.8 9.5 11.5 41.0 25.6 31.2 37.7 275 300# 450 600 900 583 610 549 918 1128 1250 388 317 275 7.37 9.0 11.1 24.2 29.5 36.4

* Berdasarkan lebar petak parkir, termasuk umuran kendaraan : lebar 198 cm, panjang 548 cm, jarak as

320 cm, radius putar 708 cm # Berdasarkan perhitungan. Sumber : De Chaiara, 1969, 138

Tabel 2.4 Kapasitas Parkir di Jalan (Warpani, 1990:166)

Lebar Petak Sudut Parkir Lebar Jalan untuk Parkir Lebar Jalan untuk Parkir & Gerak Kendaraan Panjang sisi jalan per petak (per kendaraan)

Jumlah kendaraan yang dapat di parkir pada jalam

sepanjang Cm Cm Cm Cm 30.5 M 100 M (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 250 00 300 450 600 900 250 470 530 560 500 500 750 850 1100 1200 650 500 354 290 250 10.0 11.7 16.4 20.0 24.0 15.3 19.7 27.7 33.8 40.0

(33)

Gambar 2.3 Tata parkir Pada Pelataran Parkir atau Gedung parkir Pada Bidang Persegi 35 x 35 M (Parking Guide for Cities. U. S. Dept. of Commerce Bureau of Public Roads Washington. D. C. – 1956)

(34)

Macam-macam parkir di luar jalan (Warpani, 1990:165), dapat dikelompokkan menjadi :

1. Parkir Taman / Taman Parkir (Open Space Parking)

Taman parkir yang dibuat di daerah terbuka di pusat kota maupun pinggiran kota harus sesuai dengan peruntukan tanahnya dan harus berfungsi sebagai penghijauan kota.

2. Bangunan Parkir

Bangunan parkir disediakan untuk bangunan yang tidak dapat menyedia-kan taman parkir sesuai dengan peraturan yang ada, terutama pada bangunan bertingkat tinggi maka harus menyediakan khusus di dalam bangunan untuk parkir, disamping itu harus pula memenuhi peraturan yang berlaku, yaitu ketentuan tempat parkir sebagai kelengkapan bangunan.

3. Parkir Pada Gedung Parkir

Parkir pada gedung bertingkat banyak, dimana bila harga tanah tinggi, diperlukan pemikiran untuk membuat tempat parkir yang efisien terhadap tata guna tanah. Oleh karena itu mengatur parkir kendaraan maka dibangunlah tempat parkir bertingkat.

(35)

2.2 Metode-metode Menentukan Kebutuhan Lahan Parkir

Untuk menentukan kebutuhan lahan parkir, dipakai beberapa metode (Tamin, 2001:359), yaitu :

a. Metode Berdasarkan Kepemilikan Kendaraan

Metode ini mengasumsikan adanya hubungan antara luas lahan parkir dengan jumlah kendaraan yang tercatat di pusat kota. Semakin meningkat jumlah penduduk, maka kebutuhan lah4an parkir akan semakin meningkat karena kepemilikan kendaraan meningkat.

b. Metode Berdasarkan Luas Lantai Bangunan

Metode ini mengasumsikan bahwa kebutuhan lahan parkir sangat terkait dengan jumlah kegiatan yang dinyatakan dalam besaran luas lantai bangunan di mana kegiatan tersebut dilakukan, misalnya : perbelanjaan, perkantoran dan lain-lain.

c. Metode Berdasarkan Selisih Terbesar Antara Kedatangan dan Keberangkatan Kendaraan

Kebutuhan lahan parkir didapatkan dengan menghitung akumulasi terbesar pada suatu selang waktu pengamatan. Akumulasi parkir adalah jumlah kendaraan parkir pada suatu tempat pada waktu tertentu, dimana jumlah kendaraan parkir tidak akan pernah sama pada suatu tempat dengan tempat lainnya dari waktu ke waktu.

(36)

2.3 Karakteristik Parkir

Informasi mengenai karakteristik parkir sangatlah diperlukan pada saat kita merencanakan suatu lahan parkir. Beberapa parameter karakteristik parkir yang harus diketahui (Tamin, 2001:359-360), yaitu :

a. Durasi Parkir

Informasi pada durasi parkir sangat diperlukan untuk mengetahui lama suatu kendaraan parkir. Informasi ini diperoleh dengan cara mengamati waktu kendaraan masuk dan waktu kendaraan tersebut keluar, selisih dari waktu tersebut adalah durasi parkir.

b. Akumulasi Parkir

Informasi pada akumulasi parkir sangat dibutuhkan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang sedang berada pada suatu lahan parkir pada selang waktu tertentu. Informasi ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraan yang masuk serta dikurangi dengan kendaraan yang keluar.

c. Tingkat Pergantian (Parking Turn-Over) dan Tingkat Penggunaan (Occupancy Rate)

Tingkat pergantian diperoleh dari jumlah kendaraan yang telah memanfaatkan lahan parkir pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia. Sedangkan, tingkat penggunaan diperoleh

(37)

dari akumulasi kendaraan pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan dengan 100%.

d. Volume Parkir

Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada suatu lahan tertentu dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya per hari).

e. Kapasitas Parkir

Kapasitas parkir adalah banyaknya kendaraan yang dilayani oleh suatu lahan parkir selama waktu pelayanan. Atau secara umum kapasitas parkir dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yang dapat diparkir pada suatu lahan parkir dalam suatu selang waktu tertentu.

f. Indeks Parkir

Indeks parkir merupakan persentase dari akumulasi jumlah kendaraan pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia dikalikan 100%.

(38)

2.4 Teori Antrian

Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian-antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu fenomena biasa yang terjadi apabila kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi kapasitas yang tersedia untuk menyelenggarakan pelayanan itu. Keputusan-keputusan yang berkenaan dengan jumlah kapasitas ini harus dapat ditentukan, walaupun sebenarnya tidak mungkin dapat dibuat suatu prediksi yang tepat mengenai kapan unit-unit yang membutuhkan pelayanan itu akan datang dan atau berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan itu (Dimyati, 2002:349).

Masalah antrian pada umumnya berhubungan dengan masalah-masalah untuk memecahkan sebab-sebab dan bagaimana menanggulangi keadaan berjubel-nya kendaraan yang diakibatkan adaberjubel-nya subjek tertentu yang menunggu diberi pelayanan. Situasi antrian timbul bila ada sejumlah konsumen datang pada sebuah atau lebih fasilitas pelayanan jumlah fasilitas pelayanan lebih besar daripada jumlah konsumen yang datang. Pada saat konsumen mungkin langsung dapat dilayani atau bila bersedia menunggu dalam suatu barisan antrian sampai fasilitas pelayanan tersebut dapat melayaninya. Jadi permasalahan antrian bermaksud mengurangi adanya perlambatan. Perlambatan disini dimaksudkan dengan perlambatan alternatif atas pelayanan yang dibutuhkan dengan pelayanan yang dapat diberikan.

(39)

Ada 4 karakteristik antrian yang harus ditentukan dalam menilai presentasi (Morlock, 2000:307), yaitu :

1. Distribusi dari kedatangan lalu lintas yang mungkin saja merata atau dapat mengikuti pola kedatangan poisson atau pola-pola lainnya.

2. Distribusi waktu pelayanan. 3. Jumlah saluran untuk pelayanan.

4. Disiplin antrian yang menentukan urutan dimana saluran lalu lintas yang ada akan dilayani.

2.4.1 Struktur Dasar Model-model Antrian

Proses yang terjadi pada model antrian dapat digambarlan sebagai berikut (Dimyati, 2002:350) :

M ekanism e P ela ya na n A n trian

S um b er Inpu t

U n it-u nit yan g m em b utuh kan p ela yana n

U nit-un it ya ng telah

dilayan i

L angg an an S iste m an tria n

Gambar 2.4 Proses Yang Terjadi Pada Model Antrian

Gambar diatas dapat diterangkan sebagai berikut : Unit-unit (langganan) yang memerlukan pelayanan yang diturunkan dari suatu sumber input memasuki sistem antrian dan ikut dalam antrian. Pemilihan ini didasarkan pada suatu aturan tertentu yang disebut “disiplin pelayanan” atau service discipline. Pelayanan yang diperlukan dilaksanakan dengan suatu “mekanisme pelayanan” tertentu (service

mechanism). Setelah itu, unit-unit (langganan) tersebut meninggalkan sistem

(40)

Sistem antrian melibatkan elemen-elemen (Dimyati, 2002:350-352) :

1. Sumber Input

Suatu karakteristik yang perlu diketahui dari sumber input ini ialah ukurannya (jumlahnya), yaitu jumlah total unit yang memerlukan pelayanan dari waktu ke waktu atau disebut jumlah total layanan potensial. Ini bisa dianggap terbatas ataupun tidak terbatas. Karena perhitungannya akan lebih mudah untuk jumlah unit yang tidak terbatas, maka asumsi ini sering digunakan, terlebih lagi jika jumlah unit ini cukup besar. Untuk jumlah langganan terbatas, perhitungan menjadi lebih sulit karena jumlah unit dalam sistem antrian akan mempengaruhi jumlah langganan potensial di luar sistem pada setiap waktu. Bagaimanapun, asumsi input yang menurunkan (menghasilkan) unit-unit yang memerlukan pelayanan ini jelas-jelas dipengaruhi oleh jumlah unit dalam sistem antrian.

Pola statistik dari penurunan unit-unit yang memerlukan pelayanan ini harus juga ditentukan. Dalam hal ini, asumsi yang biasa digunakan adalah unit-unit ini diturunkan dengan mengikuti proses poisson, artinya sampai suatu waktu tertentu jumlah unit yang diturunkan ini mempunyai distribusi poisson. Ini adalah suatu kasus di mana kedatangan pada sistem antrian terjadi secara random, tetapi dengan tingkat rata-rata tertentu. Asumsi berikutnya adalah bahwa distribusi kemungkinan dari waktu antar kedatangan (inter arrival time) adalah distribusi eksponensial.

Asumsi lain yang juga harus dispesifikasikan mengenai kelakuan unit-unit (langganan) yang memerlukan pelayanan ini adalah apa yang disebut balking,

(41)

yaitu bahwa unit-unit yang memerlukan pelayanan itu akan menolak memasuki antrian jika antrian itu terlalu panjang.

2. Antrian

Karakteristik suatu antrian ditentukan oleh jumlah unit maksimum yang boleh ada di dalam sistemnya. Antrian ini dikatakan terbatas atau tidak terbatas, tergantung pada apakah jumlah unitnya terbatas atau tidak terbatas.

3. Disiplin pelayanan

Disiplin pelayanan berkaitan dengan cara memilih anggota antrian yang dilayani. Sebagai contoh, disiplin pelayanan ini dapat berupa first come first

served (yang datang dahulu dilayani lebih dulu), atau random, atau dapat pula

berdasarkan prosedur prioritas tertentu. Jika tidak ada keterangan apa-apa tentang disiplin pelayanan ini, maka asumsi yang biasa digunakan adalah first come first

served.

4. Mekanisme Pelayanan

Mekanisme pelayanan terdiri atas satu atau lebih fasilitas pelayanan yang masing-masing terdiri atas satu atau lebih saluran pelayanan paralel. Jika ada lebih dari satu fasilitas pelayanan, maka unit-unit yang memerlukan pelayanan akan dilayani oleh serangkaian fasilitas pelayanan ini (saluran pelayanan seri). Pada fasilitas pelayanan semacam ini, unit yang memerlukan pelayanan memasuki salah satu saluran pelayanan paralel dan dilayani sepenuhnya oleh pelayan yang bersangkutan. Salah satu model antrian harus menetapkan urut-urutan fasilitas semacam itu sekaligus dengan jumlah pelayanan pada masing-masing saluran paralelnya.

(42)

Waktu yang digunakan sejak pelayanan dimulai sampai satu unit selesai dilayani, disebut sebagai waktu pelayanan (holding time). Biasanya diasumsikan bahwa distribusi kemungkinan dari waktu pelayanan ini adalah distribusi Erlang atau distribusi eksponensial atau waktu pelayanan tetap (constant service time).

5. Proses Antrian Dasar

Suatu garis penungguan tunggal (yang pada suatu saat bisa saja kosong) terbentuk di depan suatu fasilitas pelayanan tunggal, dimana ada satu atau beberapa pelayan. Setiap unit (langganan) yang diturunkan oleh suatu sumber input dilayani oleh salah satu dari pelayan-pelayan yang ada, mungkin setelah unit itu menunggu dalam antrian (garis penungguan). Sistem antrian semacam itu dapat digambarkan sebagai berikut (Dimyati, 2002:352):

C C C C C C C C C P P P F a s ilita s P P e la y a n a n L a n g g a n a n y a n g te la h d ila y a n i L a n g g a n a n y a n g te la h d ila y a n i L a n g g a n a n

Gambar 2.5 Proses Antrian Dasar

Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan pelayan di sini tidak hanya berupa individu (perseorangan), tetapi dapat pula berupa sekelompok orang, mesin atau peralatan. Demikian pula yang dimaksud dengan langganan atau unit yang membutuhkan pelayanan bukan hanya berupa orang, tetapi dapat berupa item-item yang menunggu operasi tertentu, atau mobil yang sedang menunggu di depan gerbang tol.

(43)

Mengenai baris penungguan, tidak perlu ada penungguan secara fisik di depan fasilitas pelayanan. Dengan kata lain, anggota antrian boleh tersebar di seluruh area, menunggu seorang (atau sekelompok) pelayan mendatanginya.

2.4.2 Contoh Sistem Antrian

Salah satu kelas sistem antrian yang paling sering dijumpai dalam keadaan sehari-hari ialah sistem antrian komersial, dimana langganan memperoleh pelayanan dari organisasi-organisasi komersial. Beberapa dari sistem ini menyangkut pelayanan dari orang ke orang pada suatu lokasi yang tetap seperti misalnya tempat potong rambut, bank, kafetaria, pompa bensin dan lain-lain (Dimyati, 2002:355).

Kelas lain yang juga penting adalah sistem pelayanan transportasi. Beberapa dari sistem ini adalah langganannya berupa kendaraan/alat angkut. Contoh: mobil-mobil yang menunggu di gerbang tol atau lampu stopan (traffic

light), truk yang menunggu untuk dimuati atau dibongkar, pesawat yang

menunggu untuk mendarat atau lepas landas dari suatu landasan (Dimyati, 2002:355).

Contoh yang lebih spesifik dari sistem semacam ini adalah tempat parkir, dalam hal ini mobil-mobil sebagai langganan dan areal parkir sebagai pelayan. Disini tidak ada antrian karena langganan yang datang akan pergi ke tempat parkir lain jika tempat parkir penuh (Dimyati, 2002:355).

(44)

2.5 Pengujian Distribusi 2.5.1 Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah proporsi data yang telah dikumpulkan berada pada batas-batas kontrol yang ditetapkan atau tidak. Data dikatakan seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang sama, bila berada diantara kedua batas kontrol dan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda, jika berada diluar batas kontrol (Sutalaksana, 1979:143).

Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut : a. N = Jumlah data kendaraan pada hari tertentu.

b. X = Rata-rata selisih waktu kedatangan atau durasi parkir.

N n X

¦

c.

V

x

=

Standar deviasi

d. Cl = Tingkat kepercayaan (Tingkat keyakinan)

Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan dalam persen (dari waktu penyelesaian sebenarnya, yang seharusnya dicari). Tingkat kepercayaan menunjukkan besarnya kepercayaan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi (Sutalaksana, 1979:142).

Mengenai pengaruh tingkat ketelitian dan kenyakinan terhadap jumlah pengukuran yang diperlukan dapat dipelajari secara statistik. Tetapi secara

(45)

intuitif hal ini dapat diduga yaitu bahwa semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar tingkat keyakinan, semakin banyak pengukuran yang diperlukan (Sutalaksana, 1979:143).

e. ZD/2 = Koefisien tingkat kepercayaan

NilaiD = 1 – Cl

Nilainya didapat tabel kurva normal, jika tidak terdapat pada tabel, maka di interpolasi.

f. BKA = X + ZD/2 (

V

x) (Sutalaksana, 1979:140)

g. BKB = X - ZD/2 (

V

x) (Sutalaksana, 1979:140)

2.5.2 Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dilakukan untuk menghitung berapa jumlah data yng dibutuhkan, dengan rumus :

2 i 2 i 2 i X X X N Z N' » » » » ¼ º « « « « ¬ ª 

¦

¦

¦

D

Dimana :

Z = Koefisien tingkat kepercayaan X = Koefisien tingkat ketelitian N = Jumlah data yang ada

N’ = Jumlah data yang dibutuhkan

(46)

2.5.3 Uji Distribusi Selisih Waktu Kedatangan dan Durasi Parkir

Uji Distribusi Selisih Waktu Kedatangan dan Durasi Parkir dilakukan dengan menggunakan software Promodel model Statfit.

Pada saat akan bekerja dengan software PROMODEL, pertama yang kita lakukan adalah dengan membuka start, programs, PROMODEL terakhir STATFIT.

Setelah tampilan tersebut muncul, maka kita bisa memulai kerja dengan STATFIT. Dengan langkah-langkah adalah sebagai berikut :

 Langkah I

Isilah atau ketik kolom-kolom yang kosong sesuai data yang kita inginkan pada sheet data table.

 Langkah 2

Setelah input data selesai dimasukkan, selanjutkan klik statistics ..statistics

descriptive, maka akan muncul statistics descriptive.

 Langkah 3

Setelah itu klik fit …fit of distribution, maka akan muncul automatic fitting yang berisi data tersebut berdistribusi jenis apa.

Setelah langkah-langkah tersebut selesai, maka selesai bekerja dengan STATFIT-PROMODEL.

(47)

Tahap-tahap penelitian tersebut dibuat sebagai kerangka alur berpikir dalam melakukan penelitian agar pelaksanaannya menjadi sistematis, jelas dan lebih terarah.

3.1 Perumusan Masalah Penelitian

Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti sehingga dapat mengarahkan dan memusatkan pikiran pada masalah yang akan diteliti. Sesuai dengan bab sebelumnya (Bab I) telah dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi karakteristik kebutuhan parkir di Universitas Islam Bandung, sehingga dapat memberikan usulan perbaikan sistem perparkiran.

3.2 Penentuan Tujuan Penelitian

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penentuan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan usulan sistem perpakiran yang lebih baik dari yang ada sekarang.

(48)

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai masukan/pembanding bagi pihak Universitas Islam Bandung dalam memperbaiki sistem perparkiran yang ada sekarang, sehingga lalu lintas yang teratur di kawasan Taman Sari Bawah dapat terwujud.

3.3 Studi Pendahuluan

Survey pendahuluan dalam konteks ini dimaksudkan untuk mengetahui dan melihat langsung perparkiran yang ada di gedung Unisba maupun di luar Unisba (lingkungan sekitar kampus).

3.4 Studi Literatur

Pada tahapan ini dimaksudkan untuk memperoleh kerangka atau landasan berfikir bagi penelitian yang dilakukan. Dengan demikian, penelititan dilakukan bersifat logis dan lebih terarah. Studi literatur juga dimaksudkan untuk dijadikan acuan dalam memperoleh informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.5 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu usaha untuk merumuskan keadaan yang ada secara sistematik berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang diteliti, tahap selanjutnya yang dilakukan adalah identifikasi masalah yang akan diteliti.

(49)

Perumusan Masalah Penelitian

Tujuan Penelitian

Studi Pendahuluan Studi Literatur

Identifikasi Masalah M u l a i

Sumber Kumpulan Kendaraan yang Memerlukan Pelayanan

Proses Masukan, Proses Pembentukan Suatu Antrian Akibat Kedatangan Kendaraan

Anggota Antrian Dilayani Menurut Disiplin Pelayanan

Pengumpulan Data :

- Data Waktu Kedatangan & Kepergian suatu Anggota Antrian

- Data Jumlah Kendaraan Masuk dan Keluar

Pengujuan Distribusi Kedatangan Kendaraan

Pengujuan Distribusi Lamanya Parkir Kendaraan

Perhitungan :

- Durasi Parkir - Akumulasi Parkir

- Volume Parkir

Kapasitas Parkir Optimal yang Diperlukan

Analisis dan Usulan Perbaikan Sistem Perparkiran

Kesimpulan dan Saran

S e l e s a i Standar Kebutuhan

Parkir yang Diperlukan Luas Parkir yang Ada

(50)

3.6 Pengumpulan Data dan Cara Mengumpulkan Data 3.6.1 Pengumpulan Data

Sebelum melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu menetukan sumber kendaraan yang memerlukan pelayanan, kemudian terjadi proses antrian, proses pembentukkan suatu antrian kedatangan kendaraan, disini anggota antrian dilayani menurut disiplin antrian, yaitu first come first served (yang datang lebih dulu dilayani lebih dulu) (Dimyati, 2002:351).

Selanjutnya dilakukan pengumpulan data yang diperlukan yang berkaitan dengan penelitian, yaitu :

1. Data jumlah kendaraan masuk dan keluar dengan menggunakan metode berdasarkan kepemilikan kendaraan yaitu mencatat nomor pelat kendaraan. 2. Data waktu kedatangan dan kepergian suatu anggota antrian.

3.6.2 Cara Memperoleh Data

Dalam melaksanakan penelitian cara yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data yang akurat adalah dengan cara sebagai berikut :

x Wawancara

Adalah cara pengumpulan data dengan melalui tanya jawab dengan pembimbing serta pegawai yang terlibat dalam penelitian ini.

x Observasi

Adalah cara pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek yang diteliti.

(51)

x Studi Pustaka

Yaitu merupakan acuan sumber dari perkuliahan pada Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Bandung (UNISBA), perpustakaan kampus dan buku-buku lain yang menunjang terhadap objek penelitian.

3.7 Pengujian Distribusi

3.7.1 Uji Keseragaman Data

Uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui apakah proporsi data yang telah dikumpulkan berada pada batas-batas kontrol yang ditetapkan atau tidak. Data dikatakan seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang sama, bila berada diantara kedua batas kontrol dan tidak seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda, jika berada diluar batas kontrol (Sutalaksana, 1979:143).

Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut : a. N = Jumlah data kendaraan pada hari tertentu.

b. X = Rata-rata selisih waktu kedatangan atau durasi parkir.

N n X

¦

c.

V

x

=

Standar deviasi

d. Cl = Tingkat kepercayaan (keyakinan)

Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Hal ini biasanya dinyatakan

(52)

dalam persen (dari waktu penyelesaian sebenarnya, yang seharusnya dicari). Tingkat kepercayaan menunjukkan besarnya kepercayaan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi (Sutalaksana, 1979:142).

Mengenai pengaruh tingkat ketelitian dan kenyakinan terhadap jumlah pengukuran yang diperlukan dapat dipelajari secara statistik. Tetapi secara intuitif hal ini dapat diduga yaitu bahwa semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar tingkat keyakinan, semakin banyak pengukuran yang diperlukan (Sutalaksana, 1979:143).

e. ZD/2 = Koefisien tingkat kepercayaan

NilaiD = 1 – Cl

Nilainya didapat tabel kurva normal, jika tidak terdapat pada tabel, maka di interpolasi.

f. BKA = X + ZD/2 (

V

x) (Sutalaksana, 1979:140)

g. BKB = X - ZD/2 (

V

x) (Sutalaksana, 1979:140)

3.7.2 Uji Kecukupan Data

Uji kecukupan data dilakukan untuk menghitung berapa jumlah data yng dibutuhkan, dengan rumus :

2 i 2 i 2 i X X X N Z N' » » » » ¼ º « « « « ¬ ª 

¦

¦

¦

D Dimana :

(53)

X = Koefisien tingkat ketelitian N = Jumlah data yang ada

N’ = Jumlah data yang dibutuhkan

Data dikatakan cukup, jika N’ < N (Sutalaksana, 1979:142)

3.7.3 Uji Distribusi Selisih Waktu Kedatangan dan Durasi Parkir

Uji Distribusi Selisih Waktu Kedatangan dan Durasi Parkir dilakukan dengan menggunakan software Promodel model Statfit.

Pada saat akan bekerja dengan software PROMODEL, pertama yang kita lakukan adalah dengan membuka start, programs, PROMODEL terakhir STATFIT.

Setelah tampilan tersebut muncul, maka kita bisa memulai kerja dengan STATFIT. Dengan langkah-langkah adalah sebagai berikut :

 Langkah I

Isilah atau ketik kolom-kolom yang kosong sesuai data yang kita inginkan padasheet data table.

 Langkah 2

Setelah input data selesai dimasukkan, selanjutkan klik statistics ..statistics descriptive, maka akan muncul statistics descriptive.

 Langkah 3

Setelah itu klik fit …fit of distribution, maka akan muncul automatic fitting yang berisi data tersebut berdistribusi jenis apa.

Setelah langkah-langkah tersebut selesai, maka selesai bekerja dengan STATFIT-PROMODEL.

(54)

3.8 Perhitungan Durasi Parkir, Akumulasi Parkir dan Volume Parkir

Durasi parkir (DP) didapat dengan mengurangi waktu pada saat kendaraan tersebut keluar (y) dikurangi dengan saat kendaraan tersebut masuk (x). Didapat dengan perhitungannya sebagai berikut :

DP = (y – x) ...(1) Akumulasi parkir (AP) pada selang waktu tertentu didapat dengan cara mengakumulasikan jumlah kendaraan yang telah berada pada lahan parkir pada selang waktu sebelumnya ditambah dengan jumlah kendaraan masuk (x) dikurangi dengan jumlah kendaraan keluar (y). Maka perhitungannya sebagai berikut :

AP = APn + x – y ; dimana n = 0, 1, 2, 3, ....,n ...(2) Volume parkir (VP) selang waktu tertentu didapat dengan menjumlahkan jumlah kendaraan pada selang waktu sebelumnya ditambah dengan jumlah kendaraan masuk (x) pada selang waktu tersebut. Maka perhitungannya sebagai berikut :

VP = VPn + x ; dimana n = 0, 1, 2, 3, ....,n. ...(3)

3.9 Kapasitas Parkir Optimal yang Diperlukan

Kapasitas parkir (KP) secara umum dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum kendaraan yang dapat diparkir pada suatu lahan parkir dalam suatu selang waktu tertentu. Besar kecilnya suatu kapasitas lahan parkir akan sangat menentukan besarnya volume kendaraan yang akan ditampung. Hal ini berarti tingkat kapasitas sangat mempengaruhi dimensi lahan parkir tersebut. Untuk itu,

(55)

kapasitas parkir ini harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak hanya didasarkan pada volume maksimum pada kondisi jam sibuk, namun juga harus memperhatikan data dan mempertimbangkan keseluruhan perilaku kendaraan, baik durasi waktu maupun akumulasi parkir selama selang waktu tertentu. Maka KP = VPmaks. jam sibuk ...(4)

3.10 Standar Kebutuhan Parkir yang Diperlukan

Standar kebutuhan parkir yang diperlukan dari suatu gedung (pada penelitian ini adalah gedung perkuliahan), diperoleh berdasarkan studi Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

3.11 Luas Area Parkir yang Tersedia

Luas area parkir yang tersedia diperoleh dari studi lapangan, yaitu sebesar 123 SRP | 1537,5 M2.

3.12 Analisis dan Usulan Perbaikan Sistem Perparkiran

Pada langkah ini adalah menganalisis dan membahas hasil-hasil pengolahan data, mulai dari pengujian distribusi, perhitungan durasi parkir, akumulasi parkir, volume parkir sampai diperoleh kapasitas parkir yang optimal yang diperlukan, kemudian dibandingkan dengan standar kebutuhan parkir yang diperlukan dan luas area parkir yang tersedia, apakah kapasitas parkir optimal yang diperlukan sudah sesuai dengan standar parkir yang diperlukan dan apakah luas area parkir yang ada (tersedia di Unisba) sudah sesuai dengan kapasitas

(56)

parkir optimal dan standar parkir yang diperlukan, jika ketiga hal tersebut belum terpenuhi atau belum sesuai, bagaimana tindakan yang sebaiknya dilakukan dan solusi yang diberikan ini merupakan masukan atau usulan untuk sistem perparkiran di Universitas Islam Bandung.

3.13 Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang berupa rangkuman dari analisa dan pembahasan yang telah dilakukan serta penarikan kesimpulan berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya. Kesimpulan pada intinya merupakan jawaban dari tujuan penelitian yang hendak dicapai, sedangkan saran ditujukan untuk implementasi strategi serta perbaikan yang dapat dilakukan oleh pihak kampus yang menjadi objek penelitian dan untuk usulan sistem perparkiran yang baru.

(57)

4.1 Pengumpulan Data

4.1.1 Gambaran Umum Universitas Islam Bandung (Unisba)

Universitas Islam Bandung berdiri pada tahun 1957 / 1958 dengan nama Perguruan Islam Tinggi (PIT) yang lahir atas gagasan dari para tokoh umat Islam Jawa Barat untuk memanfaatkan kehadiran para Ulama dan Zu’ama yang menjadi anggota MPRS pada saat itu. Untuk kaderisasi pimpinan umat masa mendatang.

Pada tanggal 15 November 1958, bertempat di Gedung Muslimin Jalan Palasari No. 9 Bandung, PIT baru membuka satu fakultas, yaitu Fakultas Syari’ah. Untuk mewujudkan dan merealisasikan cita-cita dari para tokoh ummat Islam

tafaqquh fiddih. Maka PIT pada tahun 1961 membuka Fakultas Ushuluddin dan

pada tahun 1962 membuka Fakultas Tarbiyah. Pada tahun 1960 aktivitas akademik dipindahkan ke Jalan Pungkur (Abdul Muis) No. 73 Bandung.

Pada tahun 1969 Perguruan Islam Tinggi (PIT) diubah menjadi Universitas Islam Bandung (Unisba) dan setelah itu berturut-turut berdiri Fakultas Hukum tahun 1971, Fakultas Ilmu Pasti dan Pengetahuan Alam sebagai cikal bakal Fakultas MIPA pada tahun 1972.

Pada tahun 1972 seluruh aktivitas akademik dipindahkan ke Kampus Baru. Jalan Tamansari No. 1 Bandung. Kampus ini dibangun secara bertahap di atas lahan seluas 10.808 m2 yang disediakan Pemerintah Daerah Kodya Bandung.

(58)

Setelah kegiatan dipindahkan ke Jalan Tamansari No. 1 Bandung, berturut-turut berdiri beberapa Fakultas, yaitu : tahun 1973 berdiri Fakultas Psikologi, Fakultas Teknik Pembangunan Masyarakat Desa dan pertambangan Rakyat sebagai cikal bakal Fakultas Teknik, tahun 1979 berdiri Fakultas ekonomi dan tahun 1979 berdiri Akademi Cinematografi sebagai cikal bakal Fakultas Ilmu Komunikasi.

Dengan swadana masyarakat muslim, didirikan bangunan-bangunan semi permanen untuk ruang kuliah dan kantor. Perpustakaan serta fasilitas lainnya. Mesjid Al-Asya’ri serta aula serba guna. Karena jumlah mahasiswa bertambah dan program akademik semakin banyak. Maka pada tahun 1980 dibangun kampus II di desa Ciburial Dago, sekitar 7 Km dari Kampus Tamansari. Kampus II tersebut dibangun pada lahan sumbangan dari H. Amir Machmud (Menteri dalam Negeri pada waktu itu).

Dengan berbagai pertimbangan, terutama kelancaran transportasi, sejak tahun 1987 seluruh kegitan akademik dan kemahasiswaan dipusatkan kembali di Kampus Jalan Tamansari No. 1 Bandung.

Tahun akademik 1996/1997 Fakultas Psikologi membuka Program Profesi Psikologi dan pada tahun akademik 1998/1999 Universitas Islam Bandung mendirikan Program Pascasarjana Magister (S2) Ilmu Hukum dengan konsentrasi pada Hukum Islam dan Hukum Pidana.

(59)

Berikut data fisik Universitas Islam Bandung :

Tabel 4.1 Data Fisik Universitas Islam Bandung*

No. Bangunan Luas Tanah (M2)

Luas Bangunan (M2)

Luas Parkir Mobil (SRP**) 1. Jl. Tamansari No.1 10.808 14.471 45 2. Jl. Hariangbanga No.2 931 1.341 20 3. Jl. Tamansari No.20 1.232 1.194 15 4. Jl. Tamansari No.22 871 272 12 5. Jl. Tamansari No.24 2.348 914,50 24 6. Jl. Tamansari No.26 552 190 7

Sumber luas parkir mobil : studi lapangan (pengamatan langsung)

** Berdasarkan data dari Bagian Sarana Prasarana Universitas Islam Bandung - 2004.

** SRP (Satuan Ruang Parkir) adalah ukuran luas efektif untuk melaksanakan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk ruang bebas dan lebar bukaan pintu, untuk hal-hal tertentu bila tanpa penjelasan, SRP adalah SRP untuk mobil penumpang (Dep.Hub. Direktorat Jendral Perhubungan Darat No.272/Hk.105/DRJD/96).

1 SRP menggunakan standar untuk mobil penumpang golongan II, yaitu : 2,50 x 5,00 m2 = 12,5 m2.

Tabel 4.2 Penentuan Satuan Ruang Parkir (SRP)

JENIS KENDARAAN SATUAN RUANG PARKIR (M2)

1. a. Mobil penumpang untuk golongan I b. Mobil penumpang untuk golongan II c. Mobil penumpang untuk golongan III 2. Bus / Truk 3. Sepeda Motor 2,30 x 5,00 2,50 x 5,00 3,00 x 5,00 3,40 x 12,50 0,75 x 2,00 Sumber Direktorat Jendral Perhubungan Darat No.272/Hk.105/DRJD/96)

4.1.2 Data Kedatangan Kendaraan dan Durasi Parkir

Pengamatan dilakukan selama 1 minggu, yaitu :

Hari / Tanggal : Senin – Sabtu / 21 – 27 September 2004

Waktu Penelitian : 06.30 - 18.30 WIB (berdasarkan jam kerja Unisba) Data pengamatan (sumber : hasil pengamatan) sebagai berikut :

(60)

HARI / TANGGAL : SENIN, 27 SEPTEMBER 2004

Tabel 4.3 Data Kedatangan Kendaraan dan Durasi Parkir Hari Senin

NO. NO POLISI WAKTU MASUK SELISIH WAKTU KEDATANGAN

WAKTU KELUAR

DURASI Jam Menit Jam Menit

1 D 1755 GA 7 2 1 11 6 244 2 D 1794 HF 7 3 2 7 30 27 3 D 1330 FE 7 5 1 17 1 596 4 D 88 PW 7 6 0 17 3 597 5 D 1316 DH 7 6 4 17 5 599 6 Z 1500 TB 7 10 4 7 20 10 7 D 1839 BM 7 14 2 15 25 491 8 Z 1362 NA 7 16 21 14 5 409 9 E 1888 Y 7 37 3 10 15 158 10 D 1415 DS 7 40 2 9 10 90 11 B 2383 BT 7 42 20 11 13 211 12 B 2634 XJ 8 2 5 8 30 28 13 D 1125 DJ 8 7 0 14 45 398 14 D 721 AS 8 7 3 9 7 60 15 B 1820 ZT 8 10 1 8 40 30 16 D 1365 C 8 11 4 14 35 384 17 D 1138 GN 8 15 1 8 20 5 18 D 1214 DZ 8 16 5 8 22 6 19 B 8906 ZD 8 21 4 9 34 73 20 D 1570 GA 8 25 2 10 35 130 21 B 1256 BN 8 27 3 8 40 13 22 D 8203 CA 8 30 10 8 50 20 23 D 890 BO 8 40 5 8 55 15 24 D 1077 DN 8 45 2 16 30 465 25 D 318 GH 8 47 4 11 45 178 26 E 999 YB 8 51 1 12 20 209 27 B 2067 UB 8 52 7 9 37 45 28 D 1676 KL 8 59 0 9 11 12 29 D 1575 SW 8 59 1 13 5 246 30 D 1004 WA 9 0 1 16 45 465 31 B 1170 SS 9 1 0 12 40 219 32 D 1891 AC 9 1 3 14 55 354 33 D 1317 CG 9 4 1 9 30 26 34 D 1057 BZ 9 5 0 17 2 477 35 B 8894 TG 9 5 0 14 7 302 36 D 1637 DZ 9 5 1 17 2 477 37 D 1102 PL 9 6 1 15 6 360 38 D 1629 EA 9 7 0 15 5 358 39 D 1493 TJ 9 7 1 17 5 478 40 D 753 AV 9 8 1 17 2 474 41 B 1457 SY 9 9 6 13 55 286 42 D 1057 BZ 9 15 0 13 30 255

Gambar

Tabel 2.1 menunjukkan pengurangan lebar jalan serta pengurangan daya  tampung jalan yang bersangkutan (jalur lintasan berkurang), berdasarkan hasil  penelitian di Inggris (Warpani, 1990:158)
Tabel 2.3 Permukaan Jalan yang Dibutuhkan Untuk Parkir Dalam   Berbagai Kedudukan Sudut parkir* Pada Satu Sisi Jalan (Warpani, 1990:166)
Gambar 2.3 Tata parkir Pada Pelataran Parkir atau Gedung parkir Pada Bidang Persegi 35 x 35 M  (Parking Guide for Cities
Tabel 4.9-1 Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Kedatangan Kendaraan   Sebelum Seragam Untuk Hari Senin-Sabtu
+7

Referensi

Dokumen terkait

All praises belong to Allah SWT to his blessing and mercies given to the researcher, she can complete her research paper entitled CLASSROOM TECHNIQUES USED BY

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara langsung maupun tidak langsung kepada berbagai pihak mengenai pentingnya pendidikan seks bagi remaja. 2)

Bulan Juni : petugas rawat inap mendapatkan konfirmasi kembali dari perawat ruangan dikarenakan Risperidone 2 mg dan clozapine 25mg salah seorang pasien masih disiapkan, padahal

Apabila dalam masa pemulihan mata anda menjadi lebih sakit dari biasanya atau penglihatan anda tiba-tiba menjadi kabur kembali, anda harus segera datang ke Klinik Mata

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum mengandung 70% hijauan dengan komposisi beragam dan 30% konsentrat meng- hasilkan asam propionat

 Pengaruh Estimasi Pertumbuhan Ekonomi (ŷ) Terhadap Kemiskinan dapat dijelaskan bahwa jika terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 1 unit akibat adanya perubahan

Pada aspek kegiatan inti yang terdiri dari penyajian materi, pendalaman materi, permainan tongkat dan menarik kesimpulan, siswa memperoleh skor 20.. Pada aspek terakhir

Delpiah Wahyuningsih, S.Kom, M.Kom Rendy Rian Chrisna Putra, M.Kom Fransiskus Panca Juniawan, M.Kom Delpiah Wahyuningsih, S.Kom, M.Kom Sujono, M. Hamidah, M.Kom Hamidah, M.Kom Ari A