• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan, Benang Merah Visi Indonesia-Maroko (260/S) Oleh : Iffah Atqa Rabu, 29 Juni :09

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendidikan, Benang Merah Visi Indonesia-Maroko (260/S) Oleh : Iffah Atqa Rabu, 29 Juni :09"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KOPI, Sebuah prolog abad ke-13 mengenai sang penjelajah samudera dari Maroko,

mengawali roman persahabatan Indonesia dan Maroko yang indah penuh liku. Ibnu Batutah, sang musafir Maroko tersebut menulis pada salah satu bagian catatan perjalanannya ke negeri timur mengenai gugusan pulau-pulau di selatan Cina. Saat ini gugusan pulau-pulau tersebut telah dikenal dunia sebagai Kepulauan Indonesia. Pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia, tepatnya di bumi serambi Mekah, ia menuliskan mengenai peradaban maju yang telah ada di Samudera Pasai. Samudera Pasai disebut oleh Ibnu Batutah sebagai ‘Negeri yang Hijau dengan Kota Pelabuhannya yang Besar dan Indah’ dan sang raja, Sultan Mahmud Malik Al-Zahir, adalah seorang pemimpin yang sangat mengedepankan hukum Islam dan memiliki gairah belajar yang tinggi untuk menuntut ilmu-ilmu Islam kepada ulama. Dengan pusat studi Islam yang dibangun di lingkungan kerajaan, telah menciptakan sebuah tempat diskusi antara ulama dan elit kerajaan, sehingga keseimbangan hidup terjalin dengan apik. Dan setelah petualangannya berakhir, melalui kitab yang berjudul Tuhfat al-Nazhar, Ibnu Batutah

menuturkan raja Samudera Pasai sebagai salah satu dari tujuh raja yang memiliki kelebihan yang luar biasa.

Zaman kolonialsme dan imperialisme barat pun dimulai. Roman persahabatan Indonesia dan Maroko seolah terbagi menjadi dua bagian dengan sudut pandang yang berbeda. Indonesia memasuki waktu panjang perbudakan dalam jajahan Belanda dan jajahan Jepang selama lebih dari 300 tahun. Masa penjajahan yang berkepanjangan ini dimulai saat Belanda memasuki Banten dibawah pimpinan Cornelis de Houtman. Sedangkan Maroko masuk dalam permainan perebutan kekuasaan antar bangsa barat. Negara-negara Eropa yang berkuasa seperti

Jerman, Prancis, dan Spanyol mulai memperebutkan Maroko dan negara-negara Afrika Utara untuk sumber bahan baku industri di negara masing-masing. Prancis mulai memperlihatkan keinginan menaklukkan Maroko pada tahun 1830. Dan pada akhirnya, Maroko dan Prancis menandatangani Perjanjian Fez yang menjelaskan bahwa posisi Maroko berada di bawah perlindungan Prancis sedangkan Spanyol memperoleh hak menguasai kawasan selatan Maroko. Sikap yang ditunjukkan negara-negara Eropa ini telah membuat Maroko dianggap sebagai tempat yang dapat dibagi-bagi dan dipindahtangankan dengan mudah.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, sambil menata kehidupan pribadinya sendiri, Indonesia juga mulai melakukan berbagai perjuangan dalam mewujudkan dunia tanpa kolonialisme dan memperjuangkan hak tiap negara untuk merasakan udara kemerdekaan. Didasari perasaan senasib dan sepenanggungan

antarsesama negara yang pernah merasakan siksaan kolonialisme, Indonesia dan keempat negara Konferensi Bogor, memprakarsai adanya Konferensi Asia Afrika. Di sinilah dimulainya roman persahabatan Indonesia-Maroko kembali terajut dalam satu sudut pandang. Maroko yang saat itu masih dalam cengkeraman Prancis, diundang sebagai sebuah negara terhormat yang memiliki wakil negara dan identitasnya sendiri. Dengan dikibarkannya bendera Maroko pada KAA, menunjukkan kesungguhan perjuangan Maroko menuju kemerdekaan. Dengan

(2)

Komite Pembantu Perjuangan Kemerdekaan Negara-Negara Afrika Utara yang diketuai oleh M. Natsir, Indonesia secara penuh mendukung segala perjuangan kemerdekaan negara seribu benteng tersebut, hingga menghirup atmosfir kemerdekaan pada tanggal 2 Maret 1956.

Tahun-tahun berlalu, hubungan diplomatik yang terjalin mulai memasuki babak formal berupa Kedutaan Besar Indonesia untuk Maroko, maupun sebaliknya. Dimulai pada tanggal 19 April 1960 ketika HE Pamontjak Nazir, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Filipina, menyajikan surat kredensial kepada Yang Mulia Raja Mohammed V, dalam hal ini sebagai wakil Republik Indonesia untuk Kerajaan Maroko dan sebagai utusan khusus untuk

mempersiapkan kunjungan Presiden Soekarno ke Maroko.Lalu pada tanggal 2 Mei 1960, Presiden Soekarno tiba di Rabat-Sale dan diterima oleh Yang Mulia Raja Mohammed V. Raja Mohammed V berharap dengan kunjungan ini dapat memberikan kontribusi positif dalam kerjasama antarnegara Asia-Afrika.

Seiring berjalannya waktu menuju usia emasnya, persahabatan Indonesia-Maroko telah mencapai berbagai kesepakatan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Hasil yang menguntungkan tersebut antara lain, peningkatan hubungan bilateral, pembahasan isu regional dan kerjasama multilateral, pelestarian lingkungan, hak asasi manusia, pencucian uang,

peredaran narkoba, dan terorisme. Namun, kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai, takkan pernah terjadi tanpa adanya kecerdasan, keterampilan, serta keuletan dari kedua belah pihak. Hal-hal yang sangat mendukung tercapainya kesepakatan ini, tidak terbentuk dalam waktu singkat dan dengan cara yang instan, namun dibutuhkan waktu puluhan tahun untuk melalui sekian proses pendidikan dan pembentukan kepribadian. Oleh karena itu, pendidikan adalah hal paling utama untuk membentuk moral dan karakter penerus bangsa demi

kelangsungan persahabatan dan hubungan diplomatik yang semakin baik di masa mendatang.

Sayangnya, saat ini kerjasama pendidikan Indonesia-Maroko masih dinilai belum optimal oleh Duta Besar RI di Maroko, H Tosari Widjaja, saat mengunjungi Universitas Al-Akhawayn di Provinsi Meknes, dalam rangka perluasan kerja sama bidang pendidikan antara Indonesia dan Maroko. Menurut Rektor Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Prof Laode Masihu

Kamaluddin MSc., MEng., Ph.D, kendala utama dari belum optimalnya kerjasama ini adalah minimnya tulisan-tulisan para pemikir (ulama) Indonesia yang tidak diterjemahkan dalam bahasa internasional seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab. Akibatnya, Indonesia kurang dikenal oleh negara lain dan memandang peradaban Indonesia belum kuat.

Dengan adanya penghargaan dari UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization) bagi pendidikan di Maroko, yaitu penghargaan sebagai “Pendidikan Berkualitas”, semakin mendorong Indonesia untuk meningkatkan kerjasama bilateral dengan Maroko dalam

(3)

bidang pendidikan. Penjajakan kerjasama pendidikan mulai dijembatani oleh Unissula dengan kerja sama bersama pusat peradaban di dunia, termasuk dengan empat universitas di Maroko, yaitu Al Akhwayn University, Moulay Ismail University, Sidi Muhamed ben Abdallah University, dan Cadi Ayyed University. Namun, dengan kuota beasiswa Maroko yang hanya 15 orang per tahun dirasakan belum memadai untuk mewujudkan visi bersama dalam pengembangan sumber daya manusia dan peradaban bangsa.

Indonesia dan Maroko telah menjalani hari-hari panjang dalam puluhan tahun hubungan

persahabatan, untuk itu diharapkan persahabatan ini akan semakin kuat dan solid. Khusus bagi dunia pendidikan, ada beberapa harapan mulia yang ingin disampaikan demi kemajuan

peradaban di kedua negara. Sesuai dengan pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Maroko, Latifa Akherbach, beliau menilai bahwa Indonesia sebagai negara Muslim dengan penduduk terbesar dapat menyatukan nilai Islam, demokrasi dan modernisasi dalam sebuah lingkup negara. Sedangkan Indonesia masih harus banyak belajar dan meningkatan mutu pendidikan, salah satunya dengan berguru pada Maroko yang telah diakui dunia sebagai negara dengan pendidikan berkualitas.

Berdasarkan hal tersebut di masa yang akan datang, Indonesia dapat memberikan fasilitas bagi Maroko untuk belajar demokarasi dan mewujudkan keinginan bersama untuk menghadapi tantangan dan krisis global serta Islamofobia yang makin meningkat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pertukaran pelajar dan mahasiswa yang tidak hanya satu arah (Indonesia ke Maroko), namun juga dua arah dan berlangsung timbal balik. Dengan cakupan beasiswa dalam segala bidang, maka Indonesia-Maroko juga dapat melakukan pertukaran buku-buku ilmu pengetahuan, dengan penterjamahnya adalah pelajar dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa yang dikirim untuk belajar difasilitasi dengan beasiswa penuh dengan kuota beasiswa yang tidak terbatas. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari perdagangan dan pariwisata antar negara.

Pendidikan adalah benang merah penghubung visi Indonesia-Maroko. Dengan pendidikan, Indonesia-Maroko di masa depan akan bergandengan tangan sebagai satu keluarga untuk menata bersama kehidupan kedua negara dengan modal sumber daya manusia yang berbakat, berintegritas, dan berkomitmen serta jiwa demokrasi yang adil dan bijaksana.

Daftar Pustaka

(4)

Erlangga.

Suyono. 2003. Peperangan Kerajaan di Nusantara. Jakarta: Grasindo.

Imran, Amrin dan Saleh A. Djamhari. 1998. Sejarah Nasional dan Umum. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

http://www.rabithah.net/in/posting.php?id=202. Diakses tanggal 26 Juni 2011.

http://www.deplu.go.id/rabat/Pages/PressRelease.aspx?IDP=2&l=en. Diakses tanggal 26 Juni 2011.

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2010/12/10/72619/Kerja-Sama-Pendidikan-In donesia-Maroko-Belum-Optimal. Diakses tanggal 26 Juni 2011.

http://www.sahabatmaroko.com/index.php?option=com_content&view=article&id=112&Itemid=5 5. Diakses tanggal 26 Juni 2011.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/10/06/22/121056-maroko-tertarik-berguru-demokrasi-dan-islam-dari-indonesia. Diakses tanggal 26 Juni 2011.

http://halaqah.net/v10/index.php?topic=3262.0. Diakses tanggal 26 Juni 2011.

http://www.sahabatmaroko.com/index.php?option=com_content&view=article&id=311:unicef-jad ikan-maroko-contoh-negara-dengan-pendidikan-berkualitas&catid=40:pendidikan-teknologi. Diakses tanggal 26 Juni 2011.

(5)

Biodata Penulis

Nama Lengkap : Iffah Atqa

Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 3 September 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Kelas : XI PSIA 6

NIS : 2646

Nama Sekolah : SMA Plus Negeri 17 Palembang

Alamat Sekolah : Jl. Mayor Zurbi Bustan Lebong Siarang, Palembang

No. Telepon Sekolah : 0711- 412651

No. Fax Sekolah : 0711-421007

Alamat Rumah : Komp. Kelapa Indah Blok C No.10, JL. HBR Motik Km.8 Palembang

(6)

No. Telepon Rumah : 0711- 417754 No. HP Pribadi : 081994808642 E-mail : princessatqa@gmail.com

Facebook : Iffah Atqa (iffahatqa@yahoo.co.id)

Referensi

Dokumen terkait

Faktanya tidak semua biomassa dapat dikonversikan dengan proses gasifikasi, karena ada beberapa klarifikasi dalam mendefinisikan bahan baku yang dipakai pada sistem

Kriteria masalah mutu memiliki dua subkriteria, yaitu mutu bahan baku (0,574) dan mutu produk (0,144). Mutu bahan baku perlu menjadi perhatian utama perusahaan dibanding mutu

Kegiatan ini adalah Seminar Nasional yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri.. Semarang dengan tema “ Membangun

Berdasarkan analisis respon siswa t erhadap penggunaan LKS berbasis Pj BL dapat disim pulkan bahwa siswa sangat senang dalam m engikut i pem belaj aran dengan

Aktivitas Antimikroba Teh Asam Daun Tin Pada penelitian ini mikroba uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Lactobacillus casei, dan Candida

Sebuah opsi untuk memperoleh barang atau jasa tambahan bagi pelanggan dapat menimbulkan kewajiban kinerja terpisah bagi perusahaan jika opsi tersebut dilaksanakan

Apoptosis merupakan mekanisme untuk mengontrol proliferasi sel sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal dan juga akan mengakibatkan kematian sel jika

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian, pengajuan hipotesis dan analisis data penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran. Adapun kesimpulan