• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP SIKAP DISIPLIN MURID KELAS IV DI SDI PANGGENTUNGAN UTARA KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP SIKAP DISIPLIN MURID KELAS IV DI SDI PANGGENTUNGAN UTARA KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IMPLEMENTASI TATA TERTIB SEKOLAH

TERHADAP SIKAP DISIPLIN MURID KELAS IV DI SDI

PANGGENTUNGAN UTARA KECAMATAN

SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

SURIANTI

10540 932 314

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2018

(2)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Belajarlah mandiri agar tak berharap banyak pada orang Karena tak selamanya orang itu akan ada bersama kita.

Kupersembahkan skripsi ini Kepada Ayah dan Ibu ku tercinta Saudara-saudaraku dan keluarga

Yang telah mendukung dan mendoakanku Setia mendengar keluh kesahku,

Menyemangati setiap langkahku, Sampai saya ada pada titik ini.

Karena merekalah aku berusaha memberikan yang terbaik.

Sebab kebahagiaanku adalah senyum dan tawa mereka...

(3)

ABSTRAK

Surianti, 2018. Pengaruh implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap

disiplin murid kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara Kec. Somba Opu Kab. Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh: Hj. Muliati Samad dan Hj. Muhajirah Hasanuddin.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya pembentukan disiplin dan hambatan yang dialami melalui implementasi tata tertib sekolah di SD Inpres Panggentungan Utara Kec. Somba Opu Kab. Gowa. Jenis penelitian ini adalah penelitian ex-post facto (after the fact) merupakan penelitian yang dilakukan terhadap suatu kejadian yang telah berlangsung.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data statistik berupa angka-angka. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDI Panggentungan Utara yang mengikuti implementasi tata tertib, berjumlah 30 murid. Variabel pada penelitian ini ada dua yang terdiri dari satu variabel (x1) yaitu tata tertib sekolah dan variabel (x2) yaitu sikap disiplin. Metode pengambilan data yang digunakan adalah observasi, angket dan dokumentasi. Tekhnik analisis data terbagi atas uji prasyarat analisis dan uji hipotesis yang sebelumnya didahului dengan penyajian data. Uji prasyarat analisis menggunakan uji normalis yaitu analisis chi-kuadrat (x2) dengan taraf signifikansi kesalahan sebesar (5%) dan uji lineritas menggunakan uji F. Analisis data yang digunakan untuk menganalisis hipotesis dengan analisis sederhana yaitu mencari korelasi antara “x-y” dengan menggunakan korelasi Pearson Product

Moment (r).

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, korelasinya terbukti harga rhitung = 0, 691 > rtabel = 0,361 dan dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif tata tertib terhadap sikap disiplin murid kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara Kec. Somba Opu Kab. Gowa.

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim...

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. Sehingga skripsi ini dengan judul : “Pengaruh Implementasi Tata Tertib Sekolah Terhadap Sikap

Disiplin Murid Kelas IV SDI Panggentungan Utara Kec. Somba Kab. Gowa”

dapat diselesaikan. Pernyataan rasa syukur kepada Allah SWT atas apa yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan karya ini yang tidak dapat diucapkan dengan kata-kata dan dituliskan dengan kalimat apa pun. Tak lupa pula penulis panjatkan shalawat serta salam atas junjungan Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa berada dalam panutan beliau untuk mencari kemaslahatan hingga akhir zaman.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada yang terhormat dan teristimewah kepada orang tuaku tercinta Ayahanda Muh. Amir yang selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mandiri dan Ibundaku Sunniati tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungannya baik moril maupun materi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini serta saudara-saudariku yang selalu mensuport segala apa yang penulis lakukan, kakak Sri Rahayu dan adik-adikku Efryanti dan Muh. Agil Syahputra. Dan Tante Kanang yang sudah menjadi ibu kedua bagiku, menjaga dan membimbing penulis menjadi seseorang yang kuat. Karena hidup ini sangat keras, maka kita harus berusaha dengan keras.

Begitu pula penghargaan setinggi-tinggnya dan ucapan terima kasih disampaikan dengan hormat kepada: Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.

(5)

Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dra. Hj. Muliati Samad, M.Si dan Dra. Hj. Muhajirah Hasanuddin, M.Si. dosen pembimbing Tugas Akhir Skripsi yang telah memberikan bimbingan ssampai selesai Tugas Akhir Skripsi ini. Serta bapak dan ibu dosen jurusan pendidikan guru sekolah dasar yang memberi ilmu pengetahuan yang tidak ternilai dengan materi selama penulis menempuh studi di jurusan pendidikan guru sekolh dasar.

Ucapan terimah kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada ibu Sitti Murni, S.Pd., MM Kepala sekolah SDI Panggentungan Utara Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta ibu Ayu Fitria KD, S.Pd yang selalu membimbing pada saat penelitian di kelas. Saudara-saudaraku di Sanggar Kreatif Mahasiswa Apa Saja yang dikenal (SKETSA) PGSD yang telah memberikan banyak pelajaran dalam berlembaga khususnya kakak-kakak dan adekku di sanggar persaudaraan yang kita bangun meski tak sedarah tapi sudah seperti saudarah, STS (Saudara Tak Sedarah) adalah saudara dari bangku SMA dan alhamdulillah sampai sekarang masih bersama. Mereka adalah Nurul Fatimah Kamsyah (UNM), Ma’sumah (UNM), Ainul Azizah (UMI), Isma Indah (Unismuh), Fauziah Lukman (UIN), Harianti (STIEM Bongaya), dan Nur Riska Amalia Putri (ITN Malang).

Serta semua teman kelas Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar terkhusus kelas I angkatan 2014 yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis selama perkuliahan terkhusus kepada teman baik penulis Jasmia, Nur Azmi M, Nahda Fitriana dan Harmita Ningsih. Sahabat magang 3 Radiatul

(6)

Adabiah, Nurul Ilmi, Nurhikmah. Teman-teman P2K khususnya gadis-gadis cantik kamar 3 Posko Garegea Lorong Sunyi Kota Bantaeng Ade Irma, Miftahul Jannah, Nur Azmi M, Muslihah Jaelani, Nurmalasari, Athira, Nur Fitra, Asry yang memberikan banyak pelajaran selama bersama mereka.

Penulis menyadari bahwa, dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya skripsi ini. WassalamualaikumWr. Wb.

Makassar, Juli 2018

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Yang Relevan ... 7

B. Kerangka Pikir ... 22

C. Hipotesis ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

C. Desain Penelitian ... 26

D. Populasi dan Sampel ... 27

E. Variabel Penelitian ... 29

F. Definisi Operasional Penelitian ... 29

(8)

H. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 37

C. Pengujian Hipotesis ... 39

D. Pembahasan ... 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48 B. Keterbatasan ... 48 C. Imlikasi ... 49 D. Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Hal

3.1 Jumlah Populasi SDI Panggentungan Utara ... 27

3.2 Jumlah Sampel SDI Panggentungan Utara ... 28

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 31

4.1 Ringkasan Hasil Uji Linearitas ... 38

4.2 Analisis Korelasi Variabel “X dan Y” ... 39

4.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 41

(10)

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Bagan Kerangka Pikir ... 23 3.1 Desain Penelitian ... 26

(11)

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN

1. Kuesioner/ Angket 2. Skor Hasil Angket 3. Skor Hasil Belajar

4. Skor Hasil Belajar Di Kelas 5. Distribusi Hasil Penelitian

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan penting bagi manusia terutama dalam menghadapi tantangan kehidupan. Hal ini dikarenakan pendidikan dapat mempengaruhi seluruh aspek kepribadian dan perkembangan kehidupan manusia. Pendidikan bersifat universal yang berarti dapat diakses dan dimiliki oleh semua anak bangsa tanpa terkecuali.

Pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, melalui proses yang panjang dan berlangsung sepanjang hayat. Pendididkan terjadi melalui interaksi insani, tanpa batasan ruang dan waktu. Pendidikan tidak dimulai dan diakhiri di sekolah. Pendidikan di mulai dari lingkungan keluarga, dilanjutkan dan ditempa dalam lingkungan sekolah, diperkaya dalam lingkungan masyarakat dan hasilnya digunakan dalam membangun kehidupan pribadi, agama, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negaranya.

Munib (2011: 34), menyatakan bahwa: “ Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidik”. Dengan demikian, pendidikan memegang peran penting dalam membentuk sifat dan tabiat peserta didik yang bermutu dan berdaya guna agar sesuai dengan cita-cita pendidikan. Tanpa pendidikan, manusia tidak memiliki arah dan tujuan hidup yang jelas. Penyataan tersebut merupakan salah satu konsep pendidikan yang menekankan betapa penting dan kuatnya peranan pendidikan dalam pembinaan manusia. Artinya pendidkan sebagai suatu kegiatan pembinaan sikap dan mental yang

(13)

akan menentukan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, untuk melestarikan bentuk tingkah laku tersebut seseorang pendidik harus mempertahankannya dengan salah satu alat pendidikan yaitu kedisiplinan.

Hal ini di perkuat oleh penelitian yang di lakukan oleh Sani (2016:1) tentang: “Pengaruh Implementasi Tata Tertib Sekolah Terhadap Sikap Disiplin Murid Kelas IV. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan antara tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin murid kelas IV. Jadi, implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin murid akan berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan.

Disiplin adalah sebuah kata yang sangat dijauhi oleh anak-anak kita di sekolah maupun di rumah. Tentu untuk menumbuhkan kedisiplinan diri diperlukan dari beberapa pihak. Pihak pertama adalah si anak itu sendiri ,orang tua, lingkungan (masyarakat) dan lingkungan sekolah. Manakala si anak tersebut masih dalam proses pendidikan di sekolah. Sekolah adalah tempat yang sangat baik untuk mendisiplinkan anak tentu tidak meninggalkan disiplin yang ditanamkan dari rumah.

Adapun pendapat menurut Elkabumaini dan Ruhyana (2016:11) tentang aspek-aspek kedisiplinan meliputi: terlambat masuk sekolah, tidak masuk tanpa surat, meninggalkan pelajaran sebelum waktunya, dan tidak mengikuti acara resmi upacara sekolah. Setelah banyak upaya dilakukan untuk mengatasi permasalahan pelanggaran disiplin peserta didik ini dengan memberikan sanksi baik lisan, tulisan maupun tindakan lainnya. Seperti kerjasama guru dengan orang tua yang dibangun melalui komunikasi formal dan non formal, antara lain pemanggilan rapat, informasi melalui surat dan kegiatan kunjungan ke rumah peserta didik. Akan tetapi, upaya ini belum

(14)

berhasil secara optimal karena sikap, respon dan persepsi orang tua peserta didik yang beragam, tidak sama bahkan ada sebagian yang cenderung acuh dan menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah. Akibat dari kondisi tersebut, memicu perilaku peserta didik menjadi santai dan tidak disiplin khususnya waktu datang ke sekolah.

Sehingga, orang tua selalu memikirkan cara yang tepat untuk menerapkan sikap disiplin bagi anaknya sejak mereka kanak-kanak sampai usia sekolah. Anak-anak diarahkan untuk belajar mengenai hal-hal yang baik, yang mana merupakan persiapan bagi masa depannya. Diharapkan, sikap disiplin yang tertanam pada anak akan membuat mereka lebih berkonsentrasi belajar, sehingga mereka berhasil dalam pembelajaran di sekolah. Sikap disiplin tumbuh bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi seketika. Sikap di siplin tumbuh secara bertahap, serta sedikit demi sedikit.

Berdasarkan pelaksanaan proses pembelajaran aturan yang berlaku di sekolah berupa penerapan disiplin siswa yaitu disiplin dalam berpakaian, kehadiran, pengaturan waktu untuk belajar dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah.

Arikunto (Sani 2016:3) menyatakan bahwa “sikap disiplin yang dibawa dari rumah akan sangat menentukan warna disiplin siswa di sekolah”. Rasa senang melihat keberhasilan anak dan kekecewaan melihat sikap anak yang buruk merupakan alat yang paling efektif dalam menerapkan disiplin pada anak. Di lingkungan sekolah penerapan sikap disiplin dilakukan dengan adanya pemberlakuan tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah berlaku bagi semua siswa di sekolah itu.

Wijaya, dkk(Nasrul Sani 2016:4) menyatakan bahwa disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar yang teratur serta mecintai dan menghargai

(15)

pekerjaannya. Untuk guru memerlukan pemahaman tentang landasan ilmu kependidikan dan keguruan. Sebab, terjadi erosi sopan santun dan erosi disiplin dalam proses pendidikan, baik yang dilakukan oleh peserta didik maupun oleh para pendidik.

Sehubungan dengan terjadinya erosi disiplin dalam pendidikan telah mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan, maka timbul pula pertanyaan lain, yaitu: Bagaimana mengatasi erosi disiplin? Jawabannya adalah kepatuhan, ketaantan, dan kesetiaan bangsa Indonesia untuk melaksanakan proses pendidikan harus lebih di efektifkan.

Sikap disiplin adalah sikap taat dan patuh pada peraturan. Peraturan disini dimaksudkan adalah tata tertib sekolah. Sikap disiplin anak dapat terwujud melalui keberhasilan anak dalam memenuhi tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah merupakan sarana penidikan moral yang diajarkan dan dilatihkan tersebut disesuaikan dengan nilai-nilai identitas masyarakat atau nilai-nilai moral seperti nilai religiositas, nilai sosial, nilai keadilan, nilai demokrasi, nilai kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, nilai tanggung jawab, serta nilai penghargaan terhadap lingkungan alam.

Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2016 di SD Inpres Panggentungan Utara Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa kenyataan dilapangan menunjukkan masih banyak murid-murid yang tidak mentaati tata tertib yang ada di sekolah, murid sering kali terlambat masuk sekolah, tidak memakai kelengkapan seragam sekolah, dan sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Gurunya pun sering kali tidak memberikan sanksi terhadap murid-murid yang melanggar tata tertib sekolah tersebut.

(16)

Oleh karena itu, guru sangat berperan penting dalam keberhasilan membentuk perilaku siswa-siswinya. Melalui tata tertib guru sebisa mungkin mampu menerapkan sikap disiplin pada setiap anak didiknya. Guru yang realistis, menyadari ada kalanya membuat konsekuensi bagi pelanggar tata tertib sekolah. Tidak semua tata tertib akan diikuti dengan baik apabila tidak ada kemauan dengan pihak siswa untuk mematuhinya.

Kesediaan siswa untuk mematuhi ataupun mengingkari tata tertib tersebut sngat dipegaruhi oleh konsekuensi atau akibatnya, baik positif maupun negatif. Di dalam proses pendidikan, hadiah dan hukuman merupakan akibat dari pematuhan dan pengingkaran terhadap tata tertib dan keduanya itu dikategorikan sebagai alat-alat pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk meneliti dengan konsep judul “Implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa kelas IV di SD Inpres panggentungan Utara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa di SD Inpres Panggentungan Utara?”.

(17)

Sehubungan dengan yang telah dikemukakan, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa SD Inpres Panggentungan Utara .

D. Manfaat Kajian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dengan penelitian ini, dapat menambah perbendaharaan pustaka dan memberikan wawasan bagi pembaca, serta dapat digunakan sebagai literature dalam pelaksanaan penelitian dimasa yang akan datang.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

sebagai bahan informasi guru dalam upaya meningkatkan tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa.

b. Bagi Kepala Sekolah

Memberi masukan kepada Kepala Sekolah dalam meningkatkan sikap disiplin siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah.

c. Bagi Peneliti

Sebagai acuan dalam mengembangkan penelitian berkaitan dengan tata tertib terhadap sikap disiplin siswa.

(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Yang Relevan

Untuk memperkuat penelitian ini, penelitian akan mengemukakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan meneliti. Adapun penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh Musfira mahasiswa Universitas Muahammadiyah Makassar Tahun (2016), Dengan Judul “ Hubungan Kondisi Lingkungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Murid Dalam Melaksanakan Tata Tertib Sekolah Murid Kelas IV Sd Inpres Mallengkeri 1”. menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kondisi lingkungan keluarga terhadap kepatuhan murid.

Astutiria Mahasiswa Universitas Muahammadiyah Makassar Tahun (2017), Dengan Judul “ Hubungan Tata Tertib Sekolah Dengan Sikap Positif Murid Kelas V Sd Inpres Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa”. menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tata tertib sekolah dengan sikap positif murid.

Lilis Lestari Mahasiswa Universitas Muahammadiyah Makassar Tahun (2016), Dengan Judul “ Hubungan Antara Kedisiplinan Belajar Dengan Prestasi Belajar Murid Kelas V Sd Inpres Lantebung Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar”. menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar.

1. Tata Tertib

(19)

Ditinjau dari bentuk katanya, tata tertib berasal dari dua kata, yaitu tata dan tertib, keduanya memiliki arti sendiri-sendiri. Tata menurut kamus umum bahasa Indonesia diartikan sebagai aturan, sistendan susunan. Sedangkan tertib adalah peraturan. Jadi, secara etimologi dapat disimpulkan bahwa tata tertib adalah suatu sistem atau susunan peraturan yang harus ditaati dan dipatuhi. Beberapa pengertian tata tertib:

1) Indrakusuma ( Musfira 2016:29) berpendapat bahwa tata tertib adalah sederetan peraturan-peraturan yang harus ditaati dalam suatu situasi atau dalam kondisi suati tata kehidupan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tata tertib merupakan suatu peraturan-peraturan yang harus untuk ditaati.

2) Menurut Mulyono (Astutiria 2016:32) tata tertib adalah kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat anggota masyarakat. Aturan-aturan ketertiban dalam keteraturan terhadap tata tertib sekolah, meliputi kewajiban, keharusan dan larangan-larangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa tata tertib adalah kumpulan aturan yang mengikat anggota masyarakat maupun anggota masyarakat sekolah.

Singunan (Musfira 2016: 28) menyatakan bahwa tata tertib sekolah di buat dengan tujuan sebagai berikut:

Agar siswa mengetahui tugas, hak dan kewajibannya, agar siswa dapat mengetahui hal-hal yang diperbolehkan dan kreatifitas meningkat serta terhindar dari masalah-masalah yang dapat menyulitkan dirinya, agar siswa mengetahui dan melaksanakan dengan baik seluruh kegiatan yang telah di programkan di sekolah, baik intrakulikuler maupun ekstakulikuler.

Dalam prakteknya, aturan tata tertib yang bersumber dari Instruksi Materi Pendidikan dan Kebudayaan tersebut perlu dijabarkan atau diperinci sejelas-jelasnya dan disesuaikan dengan kondisi sekolah agar mudah di pahami oleh murid.

(20)

Tata tertib adalah kumpulan aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat anggota masyarakat. tata tertib sekolah merupakan aturan yang harus dipatuhi setiap warga sekolah setiap warga sekolah tempat berlangsungproses belajar mengajar. Pelaksanaan tata tertib sekolah akan dapat berjalan dengan baik jika guru, aparat sekolah, dan siswa saling mendukung tata tertib sekolah., kurangmya dukungan dari siswa akan mengakibatkan kurang berartinya tata tertib sekolah yang diterapkan di sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa, tata tertib sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses pendidikan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

b. Dasar Dan Tujuan Tata Tertib Sekolah 1) Dasar

Tata tertib sekolah di buat secara resmi oleh pihak yang berwenang dengan melihat berbagai macam pertimbangan yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah tersebut. Tata tertib sekolah memuat hal-hal yang diwajibkan maupun hal-hal yang dilarang untuk siswa selama mereka berada di lingkungan sekolah, dan apabila tenyata terjadi pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh murid maupun warga sekolah lainnya, maka pihak sekolah memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2) Tujuan

Tata tertib sekolah dibentuk untuk mengatur kegiatan sekolah sehingga menciptakan suasana tata kehidupan di sekolah yang santun dan sehat yang nantinya

(21)

akan menjamin kelancaran proses belajar mengajar. Adapun tujuan tata tertib sekolah adalah sebagai berikut:

a. Untuk menciptakan suasana yang aman dan tentram bagi seluruh waga sekolah. b. Menciptakan suasana yang bersih dan sehat bagi seluruh warga sekolah.

c. Menciptakan suatu kondisi yang teratur yang mencerminkan keserasian, keselarasan, serta keseimbangan baik pada tata ruang, tata kerja, tata pergaulan dan lain sebagainya di lingkungan sekolah.

d. Menciptakan lingkungan yang baik sehingga tercipta keidahan yang bisa dirasakan oleh seluruh warga sekolah.

e. Untuk membina tata hubungan yang baik diantara para siswa, guru dan warga sekolah lainnya. Yang mencerminkan sikap dan rasa gotong royong, keterbukan, saling membantu, saling menghormati, dn saling tenggang rasa.

Berdasarkan dengan adanya tata tertib sekolah, maka akan dapat menciptakan ketertiban sekolah sehingga tercipta kondisi yang dinamis yang dapat menibulkan keserasian dan keseimbangan tata kehidupan bersama di lingkungan sekolah.

3) Unsur-Unsur Tata Tertib Sekolah

Mewujudkan situasi yang tertib sebuah lembaga pendidikan guru yang sering bertanggung jawab untuk menyampaikan dan megontrol berlakunya tata tertib. Tata tertib bisa berjalan apabila ada kerjasama antara guru dan siswa. Akan tetapi, apabila tata tertib bisa berjalan, maka tata tertib bisa dibagi menjadi 2, yaitu ada yang berlaku umum (seluruh lembaga pendidikan) maksudnya, sebuah tata tertib yang berlaku untuk semua kalangan yang ada di dalam sebuah lembaga itu, ada pula yang khusus (hanya untuk di kelas) maksudnya adalah tata tertib ini di berlakukan untuk

(22)

siswa saja tidak berlaku untuk guru dan karyawan. Semua tata tertib, baik yang berlaku untuk umum maupun untuk khusus meliputi 3 unsur, yaitu :

a. Perbuatan atau perilaku yang diharuskan dan dilarang

b. Akibat atau sanksi yang menjadi tanggung jawab pelaku atau pelanggar tata tertib c. Cara atau prosedur untuk kepla sekolah atau guru menyampaikan tata tertib kepada

subjek yang dikenai tata tertib tersebut.

Aspek agama, unsur-unsur tata tertib meliputi: wajib untuk indivudu atau kelompok. Sunnah karena dianggap baik. Mubah, karena boleh dilakukan. Makruh, karena dianggap tidak baik dan haram karena dilarang.

4) Macam-Macam Tata Tertib Sekolah

Seperti gambaran dalam anatomi manusia dari susunan kaki, badan dan kepala. Untuk itu, ada berbagai macam tata tertib yang dapat diterapkan dalam suatu lembaga pendidikan. Diantara tata tertib tersebut ialah:

a. Tata tertib umum untuk keseluruhan personil lembaga pendidikan

Tata tertib ini diperuntukkan atau berlaku bagi keseluruhan personal sekolah yang meliputi hubungan antara sesama manusia. Tujuan berlakunya tata tertib adalah agar kegiatan sekolah berlangsung secara efektif dalam suasana tenang, tentram dan setiap personal dalam organisasi sekolah dapat merasakan puas karena terpenuhi kebutuhannya. Rambu-rambu untuk masing-masing kebutuhan diatur secara bersamaan oleh para pemilik atau oleh kepala sekolah.

Tata tertib untuk keseluruhan personil sekolah dapat berbunyi sebagai berikut: 1. Menghormatilah dan bersikap sopan terhadap sesama

Dengan dikeluarkannya peraturan ini, maka tiap-tiap orang akan merasakan senang karena mendapatkan penghormatan dan perlakuan sebagaimana mestinya.

(23)

2. Menghormatilah sesama warga sekolah

Yang dimaksud dengan peraturan ini adalah, bahwa apapun bentuk milik warga sekolah perlu diakui dan diperhitungkan sebagai milik pribadi. Orang akan merasa nyaman apabila dihargai demikian juga orang akan merasakan terganggu apabila kehilangan rasa atau harga diri jika disakiti.

3. Patuhilah semua peraturan sekolah

Peraturan sekolah dibuat untuk diumumkan kepada semua anggota sekolah. Peraturan-peraturan tersebut di buat sebaik-baiknya, degan mempertimbangkan semua pihak dengan mengikat pertimbangan ini maka akan enaklah bagi pihak manapun apabila ada individu yang tidak bersedia mematuhinya. Pengelakan kepatuhan atau ketaatan tentu akan mengganggu keseimbangan kehidupan sekolah apapun bentuknya.

b. Tata tertib umum untuk siswa

Dikatakan peraturan umum karena patokan ini berlku bagi siswa itu semua, baik itu kelas maupun tingkatan. Peraturan umum untuk siswa ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan peraulan mereka dalam kehidupan sekolah. Peraturan umum untuk siswa antara lain:

1. Bawalah semua peralatan sekolah yang kamu perlukan

` Isi peraturan ini adalah pemenuhan kebutuhan siswa akan barang-barang dalam rangka mengikuti pelajaran mereka di kelas. Ketidak lengkapan oleh tiap-tiap individu akan menimbulkan kurang baiknya hubungan antara sesama karena jika individu yang kebetulan tidak membawa peralatan akan berusaha mencukupi kebutuhannya dengan meminjam kepada temannya.

(24)

Keseragaman yang merupakan komponen cermin keindahan, namun bila ada yang berbeda akan menimbulkan kesan yang kurang sedap dipandang.

c. Tata Tertib khusus untuk kegiatan belajar mengajar

Tata tertib ini, berisi tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Secara keseluruhan kegiatan belajar mengajardapat dibedakan menjadi 2, yaitu: persiapan, kegitan inti, dan kegiatan penutup. Dalam tata tertib khusus ini, ruang lingkup hanya pada waktu proses belajar mengajar di dalam kelas, jadi ruang lingkup tata tertib khusus ini lebih kecil dari tata tertib umum.

5) Pentingnya tata tertib

Adanya pendidikan mempunyai tujuan yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan potensi manusia. Tujuan yang ada tersebut, sulit tercapai jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Oleh karena itu, lembaga pendidikan sekolah sebagai salah satu komponen yang mewujudkan tujuan pendidikan harus mempunyai tata tertib.

6) Hal-hal yang ada dalam tata tertib sekolah

Setiap lembaga pendidikan tentu saja memiliki tata tertib sendiri. Namun, pada dasarnya tata tertib sekolah yang diperlukan bagi setiap murid adalah sebagai berikut:

a) Semua murid harus datang ke sekolah selambat-lambatnya 5 menit sebelum pelajaran dimulai.

b) Murid yang datang terlambat tidak diperkenankan masuk kelas melainkan harus lapor terlebih dahulu kepada Kepala Sekolah .

c) Murid absen hanya karena sungguh-sungguh sakit atau ada keperluan yang sangat penting.

(25)

d) Urusan keluarga harus dikerjakan di luar sekolah atau waktu libur sehingga tidak mengganggu hari sekolah.

e) Murid yang absen pada waktu masuk kembali harus melapor pada kepala sekolah dengan membawa surat-suratnya yang diperlukan (surat dokter, orang tua/walinya). f) Murid tidak boleh meniggalkan sekolah selama jam pelajaran berlangsung.

g) Murid yang sudah merasa sakit saat berada di rumah, lebih baik tidak masuk sekolah.

2. Sikap Disiplin a. Pengertian disiplin

Yusuf, dkk ( 2008:169), menyatakan bahwa “ sikap adalah kondisi mentalnya yang relatif menetap untuk merespon suatu objek atau perangsang tertentu yang mempunyai arti, baik bersifat positif, netral, atau negatif, menyangkut aspek-aspek kognisi dan kecenderungan bertindak”.

Pengertian diatas dapat di jelaskan dengan ilustrasi berikut: seorang mahasiswa muslim setelah mengetahui bahwa memakai hijab/ busana muslim itu hukumnya wajib (aspek kognisi) timbul dalam hatinya perasaan senang atau setuju untuk memakai hijab itu (aspek afeksi), kemudian perasaan tersebut mendorong dirinya untuk memakai hijab (aspek action tendency). Walgito (2005 : 205)

Menyatakan bahwa: Sikap akan dipandang sebagai organisasi-organisasi keyakinan, pendapat seseorang mengenai objek yang sedikit banyak bersifat konstan, yang disertai perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dengan cara yang tertentu sesuai dengan yang dipilihnya.

b. Unsur Komponen Sikap

(26)

a) Komponen kognitif dan kompone perseptual, yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyajkinan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana orang mempersepsi objek sikap.

b) Komponen afektif atau komponen emosional, yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen menunjukkan arah sikap, yaitu positif atau negatif.

c) Komponen konatif atau komponen perilaku atau action component, yaitu kompinen yang berkaitan dengan kecenderungan untuk berperilaku terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

Komponen-komponen tersebut di atas merupakan komponen yang membentuk struktur sikap seperti yang telah dipaparkan di depan upaya melihat komponen-komponen yang membentuk sikap disebut analisis komponen atau

analisis struktur.

c. Ciri-Ciri Sikap

Ahmad (2014:9) Ciri-ciri sikap dengan aspek-aspek psikis lain seperti motif, kebiasaan, pengetahuan dan lainnya. Maka ciri-ciri sikap sebagai berikut:

a) Dalam sikap selalu terdapat hubungan antara objek-objek berikut: tanpa objek-objek sikap itu bisa berupa benda, orang, nilai, pandangan hidup, agama, hukum, lembaga masyarakat dan sebagainya.

b) Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman-pengalaman karena sikap dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah

(27)

sesuai dengan keadaan lingkungan. Dalam setiap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan.

d. Fungsi Sikap

Nurihsan (Astutiria 2016:15), mengemukakan sikap itu mempunyai beberapa macam fungsi, yaitu:

a) Sikap sebagai instrumen atau alat untuk mencapai sesuatu tujuan (instrumental

function).

Seseorang mengambil sikap tertentu teradap objek atas dasar pemikiran sampai sejauhmana objek sikap tersebut dapat digunakan sebagai alat atau instrumen untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Kalau objek itu mendukung dalam pencapaian tujuan, maka orang akan mempunyai sikap yang positif terhadap objek yang bersangkutan, demikian pula sebaiknya. Fungsi ini juga sering disebut sebagai fungsi manfaat (unility) atau juga disebut sebagai fungsi penyesuaian (adjustment) karena dengan mengambil sikap tertentu seseorang akan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungannya.

b) Sikap Sebagai Pertahanan Ego

Kadang-kadang orang mengambil sikap tertentu terhadap suatu objek karena hanya untuk memperhankan egonya. Apabila seseorang merasa egonya terancam maka ia akan mengambil sikap tertentu terhadap objek sikap demi pertahanan egonya. Misalnya, orang tua mengambil sikap begitu keras (walaupun sikap itu sebetulnya tidak benar), hal tersebut mungkinkarena dengan sikap tersebut keadaan ego dapat dipertahankan.

c) Sikap Sebagai Ekspresi Nilai dimaksud ialah bahwa sikap seseorang menunjukkan bagaimana nilai-nilai yang ada pada orang itu, misalnya berbagai macam sikap

(28)

tentang iklan di TV, ada yang setuju, tetapi juga ada yang setuju. Sikap yang diambil oleh seseorang mencerminkan sistem nilai yang ada pada diri orang tersebut.

d) Sikap Sebagai Fungsi Pengetahuan

Ini berarti bahwa bagaimana sikap seseorang terhadap objek akan mencerminkan keadaan dari orang tersebut. Apabila pengetahuan seseorang mengenai sesuatu belum konsisten maka hal itu akan berpengaruh pada sikap orang itu terhadap objek tersebut.

e) Pembentukan Sikap

Waltogi (Astutiria 2016:20).

mengatakan bahwa: Sikap bukanlah sesuatu yang di bawa sejak lahir. Sikap itu, dibentuk dan dipelajari melalui interaksi dengan lingkungannya, khususnya lingkungan social termasuk lingkungan keluarga. Sikap yang ada ada seseorang terbentuk melalui persepsi. Yang dimaksud persepsi adalah proses engorganisasian dan penginterpresian, stimulus yang di teri ma oleh individu yang berlangsung secara intergrated dalam diri individu, sehingga stimulus tersebut mempunyai arti.

Objek sikap akan dipersepsikan oleh individu, dan hasil persepsi akan dicerminkan dalam sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dalam seseorang mempersepsi objek sikap, orang dipengaruhi dengan pengetahuannya, pengalamannya, keyakinannya, proses belajarnya. Hasil proses persepsi merupakan pendapat atau keyakinan individi mengenai objek sikap, dan ini terkait dengan segi kognisi. Afeksi akan menggiring hasil kognisi terhadap objek sikap sebagai aspek evaluatif, yang dapat bersifat positif atau negatif. Hasil evaluasi dari segi aveksi akan mengait segi kognisi, merupakan kesiapan untuk memberikan respon terhadap objek sikap. Salah satu media untuk pembentukan sikap adalah melalui komunikasi.

(29)

Aspek sikap spritual dan sikap sosial berikut mengandung nilai tentang pendidikan karakter. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Kurikulum 2013 sangat sarat dengan muatan pendidikan karakter. Yani (2014: 55)

Menyatakan bahwa: menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royang, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi ata berbagai permasalahan dalam berinteksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

e. Pengertian disiplin

Elkabumaini dan Ruhyana (2016:23) mengatakan bahwa “disiplin dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau sekelompok orang yang bernilai untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Sedangkan (Sukadji, 2002)

Mengatakan bahwa: disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral.

Elkabumaini dan Ruhyana, (2016:109-110)

Menyatakan bahwa: disiplin merupakan kunci sukses. Maknanya, kalau mau sukses, maka harus disiplin. Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan penuh kedisiplinan pasti akan mrngantar pada keberhasilan. Oleh karena itu, kedisiplinan harus ditanamkan sejak dini. Menanamkan kedisiplinan bukan hal yang mudah. Berbagai cara yang baik harus dilakukan.

Disiplin berarti taat pada peraturan yang berlaku (tata tertib sekolah, norm masyarakat, peraturan pemerintah dan ajaran agama). Intinya seorang yang disiplin adalah seorang yang berusaha untuk melaksanakan tugas yang sebaik-baiknya. Orang yang disiplin tidak akan mudah meninggalkan kewajibannya, kecuali ada alasan yang kuat.

Anak sekolah harus berdisiplin. Mereka harus masuk sekolah tepat waktunya. Mereka dilarang keras tidak masuk sekolah tanpa sebab atau tanpa alasan yang dibenarkan, misalnya karena sakit, atau ada keperluan yang sangat penting. Kalau

(30)

tidak masuk sekolah harus memberitahukan, baik melalui surat maupun menitip pesan kepada teman. Anak-anak harus malu kalau pada raport ada catatan tidak masuk sekolah karena alfa. Hal itu membuktikan anak itu tidak disiplin. Anak yang tidak disiplin, sering tidak masuk sekolah, maka ia akan ketinggalan materi pelajaran. Ia tidak menguasai sebagian materi.

Akibatnya ia tidak dapat menjawab soal. Akhirnya ia tidak naik kelas. Itulah hukuman bagi anak yang tidak disiplin. Sikap disiplin ini diperlukan oleh setiap anak sekolah, karena:

1. Disiplin merupakan kunci sukses

2. Disiplin membuktikan kesungguhan dalam belajar

3. Dengan disiplin, seorang anak tidak akan ketinggalan di dalam pembelajaran 4. Dengan disiplin, seorang akan disukai,

5. Dengan disiplin, akan diangkat kehormatan seseorang. 6. Dengan disiplin orang akan selamat.

7. Dengan disiplin, orng akan sehat

8. Dengan disiplin, orang akan banyak rejeki

Dalam kehidupan ini, banyak sekali peristiwa yang terjadi disebabkan oleh tindakan yang tidak disiplin. Sebagai contoh, orang akan mengalami kecelakaan di jalan raya akibat tidak disiplin dalam berkendara. Misalnya, tidak mengindah rambu-rambu lalu lintas, tidak memakai helm, mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi, dan sebagainya.

f. Aspek kedisiplinan

Elkabumaini dan Ruhyana, (2016: 11), menyatakan bahwa aspek kedisiplinan meliputi diantaranya adalah:

(31)

1. Terlambat masuk sekolah 2. Tidak masuk tanpa surat

3. Meninggalkan peajaran sebelum waktunya

4. Tidak mengikutii acara resmi, seperti upacara bendera.

Sejumlah definisi yang berkaitan dengan kata disiplin itu, empat yang pokok diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Latihan yang mengembangkan pengendalian diri, karakter atau keadaan serba teratur dan efisiensi.

2) Hasil latihan serupa itu, pengendalian diri, perilaku yang tertib. 3) Peneriamaan atau kepatuhan terhadap kekuasaan dan kontrol 4) Perlakuan yang menghukum atau menyiksa.

Definisi-definisi tersebut, di atas menyarankan adanya dua pengertian pokok tentang disiplin. Pengertian pertama adalah proses atau hasil pengembangan karakter, pengendalian diri, keadaan teratur dan efisiensi. Ini adalah jenis disiplin yang sering disebut disiplin positif atau disiplin kontruktif. Pengertian yang kedua meliputi penggunaan hukuman atau ancaman hukuman untuk membuat orang-orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan dan hukum. Jenis disiplin ini, telah di beri macam-macam nama disiplin negatif, disiplin otoriter, disiplin menghukum atau menguasai melalui rasa takut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah sesuatu yang terletak di dalam hati dan di dalam jiwa seseorang untuk melaksanakan disiplin semaksimal mungkin agar kita dapat meraih sukses dan berhasil dalam segala hal.

(32)

Peraturan sekolah yang berupa tata tertib sekolah merupakan kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara tertulis dan mengikat di lingkungan sekolah. Pengertian di atas dapat dipahami bahwa tata tertib sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses pendidikan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Jadi, yang harus menaati tata tertib sekolah adalah semua warga sekolah yaitu guru, karyawan dan murid-murid.

Secara umum dibuatnya tata tertib sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui apa tugas, hak dan kewajiban serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan dengan lancar. Prinsip tata tertib sekolah dalah diharuskan, dianjurkan dan tidak ada yang boleh melanggar tata tertib sekolah.

Adapun bentuk skema dari tindakan penelitian sebagai berikut:

MURID SD

PENERAPAN TATA TERTIB DI SEKOLAH

SIKAP DISIPLIN

ANALISIS

(33)

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2013: 110). Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah di uraikan di atas, maka peneliti mengkaji hipotesis yaitu: ada pengaruh antara tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin murid. Untuk kebenarannya, maka akan dibuktikan melalui hasil penelitian yang dilakukan di SD Inpres Panggentungan Utara Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

(34)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada penelitian inimenggunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian ex-post facto. Penelitian ex-post facto merupakan penelitian yang dilakukan secara sistematis, peneliti tidak melakukan control terhadap variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi. Penelitian ex-post facto bertujuan menemukan penyebab yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh sau peristiwa. Sedangkan penelitian ex-post

facto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu correlational study juga eriterion group study. Jenis pertama, correlational study juga populer disebut dengan causal research dan yang kedua disebut causal comparative research, yaitu penelitian yang

berusaha mencari informasi tentang mengapa hubungan sebab akibat.

Penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu : (1) tata tertib dengan simbol X (variabel bebas), (2) sikap disiplin Y (variabel terikat).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara yang terletak dikecamatan Somba Opu kabupaten Gowa. Dengan jumlah murid sebanyak 30 orang yang terdiri dari 12 murid laki-laki dan 18 murid perempuan, yang telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni pada semester II tahun ajaran 2018.

(35)

Dalam penelitian ini mengkaji pengaruh implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin murid kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara Kecamatan Somba Kabupaten Gowa. Adapun desain penelitian ini merupakan penelitian ex-post

facto yang bersifat korelasional yang bermaksud untuk menyelidiki pengaruh tata

Gambar 1. Pengaruh antar tatatertib sekolah (X) terhadap sikap disiplin murid (Y). Berdasarkan hipotesis penelitian maka model desain penelitiannya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

X: Tata tertib murid kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara.

Y: Sikap disiplin murid kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara.

: Pengaruh implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin murid kelas IV di SD Inpres Panggentungan Utara.

(Sugiono, 2012: 72). Adapun pembagian variabelnya adalah sebagai berikut:

1) Variabel bebas: tata tertib murid kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara Kecamatan Somba Opu Kabupate Gowa (X).

2) Variabel terikat: sikap disiplin murid kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa (Y).

D. Populasi dan Sampel

(36)

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek peneitian Arikunto (2013:173). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh penelti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. popu;asi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu Sugiono (2017:117) dengan membatasi umlah persamaan sifat-siifatnya. Populasi penelitian ini adalah kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowatahun ajaran 2017/2018. Populasi dalam hal ini adalah murid kelas IV SD Inpres Panggetungan Utara Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dengan jumlah populasi 30 murid, laki-laki berjumlah 12 murid dan perempuan berjumlah 18 murid.

Tabel 3.1 Keadaan Populasi SD Inpres Pnggentungan Utara.

No. Kelas Jenis kelamin Jumlah Murid

L P

1. IV 12 18 30

Jumlah 12 18 30

2. Sampel

(37)

Sampel merupakan bagian populasi yang ingin di teliti, sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yag dihasilakn mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Jenis penelitian penentuan sampel yang digunakan adalah purpose sampling. Dimana sampel ditentukan sendiri leh peneliti demngan memperhatikan kbutuhan penelitian.

Sampel yang dipilih menggunakan teknik purpose sampling, karena cara pengambilan sampelnya yaitu menetapkan ciri-atau sifat yang terdapat pada populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Jadi, ciri-ciri atau sifat yang spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan sampel dan tentunya sesuai dengan tujuan. Selanjutnya alasan peneliti memfokuskan pada kelas IV yaitu: 1) Pada penentuan karakter populasi dilakukan secara cermat pada saat obdservasi awal

di sekolah.

2) Murid kelas IV di ambil sebagai subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang relevan dengan penelitian.

Tabel 3.2. Kedaan Sampel SD Inpres Panggentungan Utara.

No .

Kelas

Jenis kelamin Jumlah Murid L P 1. IV 12 18 30 Jumlah 12 18 30 E. Variabel Penelitian

(38)

Sugiyono (2009: 38), bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempuyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”. penelitian ini menggunakan 2 variabel yang berbeda, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Maka dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas (independent variabel) adalah tata tertib sekolah kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara dan variabel terikat (dependent variable) sikap disiplin siswa kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1) Tata Tertib

Tata tertib sekolah merupakan sarana pendidikan moral yang diajarkan dan dilatihkan tersebut disesuaikan dengan nilai-nilai identitas masyarakat atau nilai-nilai moral seperti nilai religiositas, nilai sosial, nilai keadilan, nilai demokrasi, nilai kejujuran, nilai kemandirian, nilai daya juang, nilai tanggung jawab, serta nilai penghargaan terhadap lingkungan alam.

(39)

Sikap disiplin adalah sikap tata dan patuh pada peraturan. Peraturan yang disini dimaksud adalah tata tertib sekolah. Sikap disiplin anak dapat terwujud melalui keberhasilan anak dalam mematuhi tata tertib sekolah. Berdasarkan ulusan-ulusan sebagai mana yang dikemukakan di atas maka ditarik suatu kesimpulan bahwa implementasi tata tertib dapat mempengaruhi sikap disiplin murid di sekolah dan merupakan kegiatan yang dapat menunjang proses berjalannya di bidang pembelajaran.

G. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai metode yang dipergunakan dalam meneliti, untuk mendapatkan data dalam penyusunan proposal, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan tentang lingkungan yang akan diteliti.

b. Angket

Angket adalah disebut juga dengan questioner (questionaire), sampel dihubungkan dengan daftar pernyataan tertulis. Angket biasa pula disebut quesioner yaitu merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus di jawab atau di kerkan oleh orang yang menjadi sasaran.

Tabel 3.3 kisi-kisi instrumen variabel tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin murid

(40)

No. Variabel Indikator No. Soal Jumlah 1. Tata Tertib

Nilai Moral 14, 16, 19, 23, 25 butir Nilai Sosial 2, 5, 6, 18, 24, Nilai Religi 17, 22, Nilai Etika 3, 7, 10, 12, 13, 15, 21, 25 Nilai Kejujuran 1, 4, 8, 9, 11, 20, 2. Sikap Disiplin Disiplin Masuk Sekolah 11, 23, 25 butir Disiplin Mengikuti Pelajaran 18, 19, 20, 21, 22, Disiplin Mengerjakan Tugas 5, 9, Disiplin Mentaati Aturan 2, 3, 6, 7, 8, 10, 13, 14, 15, 16, 24, 25 Disiplin Belajar Di Rumah 17 Tepat Waktu 1, 4, 12,

Angket ini, penulisan memberikan pertanyaan sebanyak 25 nomor untuk di jawab, masing-masing pertanyaan di berikan alternatif jawaban sebanyak 5 pilihan.

a) Jawaban A skor = 5 b) Jawaban B skor = 4 c) Jawaban C skor = 3 d) Jawaban D skor = 2 e) Jawaban E skor = 1

(41)

1) Peneliti langsung mendatangi sekolah, kemudian menjelaskan maksud dan tujuan angket di edarkan.

2) Murid yang jadikan sampel diberikan angkaet dan dipersilahkan untuk mengerjakannya.

3) Setelah selesai dikerjakan, angket tersebut diserahkan kembali kepada peneliti. c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah jenis metode yang dugunakan sebagai alat pengumpulan data yang bersifat dokumenter. Di dalam penelitiann ini metode dokumenter digunakan untuk mengetahui implementasi tata tertib terhadap sikap disiplin siswa yang dicapai.

H. Tekhnik Analis Data

Uji persyaratan analisis

Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis, yaitu: uji normalitas dan uji linieritas data.

1) Uji normalitas

Uji normalitas digunkan untuk menguji apakah sampel random yang diambil berasal dari populasi yang berdistribudi normal. Dalam penelitian ini, data setiap variabel di uji normalitasnya. Untuk menguji normalitas data yang diperoleh baik variabel bebas maupun variabel terikat digunakan rumus:

∑( )

(42)

= chi kuadrat

Fo: frekuasi yang diperoleh dari sampel

Fh: frekueni yang di harapkan dalam sampel sebagai permintaan dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi.

Sugiyono, (2015: 107) 2) Uji linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) atau variabel terikat (Y). Datanya bersifat linear. Untuk mengetahui kedua variabel tersebut di uji dengan menggunakan uji F pada taraf signifikasi 5%, ada pun rumusnya adalah:

Freg

( )

( )

Keterangan:

Freg : Harga F Garis Regresi N : Cacah kasus

m : Cacah prediktor

R2 : Koefisien kuadrat

Hadi ( Nasrul Sani 2016:36)

Bila diperoleh harga F hitung lebih kecil dari F tabel, maka pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat adalah linear. Sedangkan apabila F hitung lebih besar dari tabel F, maka pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah tidak linier.

(43)

Uji Hipotesis

(Sugiyono, 2015:240) menarik kesimpulan sebagai berikut:

Karena paragdigma pada penelitian ini merupakan model

sederhana maka tekhnik analisis statistik yang digunakan adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel dependent dan variabel independent. Hipotesis pada penelitian ini merupakan hip[otesis asosiatif atau (hubungan), maka dapat diuji langsung dengan tekhnik korelasi. Tekhnik korelasi yang digunakan merupakan korelasi pearson product moment (r).

Teknik korelasi ini digunakan untuk mengetahui kesejajaran maupun prektif korelasi Carl Pearson sama dengan analisis bivariat yaitu analisis hubungan dua variabel (Martono, 2011: 191). Perhitungan analisis bivariat digunakan untuk menguji hipotesis pertama, yaitu untuk mengetahui pengaruh implementasi tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin siswa kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara. Adapun rumusnya menggunakan rumus korelasi product moment. Untuk mencari koefisien korelasi ( rxy) antara prediktor X dengan kriterium Y menggunakan rumus:

r

xy =

( )( )

√*( ( ) + *( ( ) +

Katerangan:

r

xy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y.

: Jumlah produk antara x dan y : Jumlah nilai variabel X : Jumlah nilai variabel Y : Jumlah kuadrat prediktor

: Jumlah kuadrat kriterium.

Untuk menyimpulkan hipotesis pada penelitian ini menggunakan perbandingan antara r hitung dan r tabel, apabila r hitung lebih kecil dari r table (rh < rt), maka koefisien korelasi yang diuji tidak signifikan. Sebaliknya

(44)

bila r hitung sama atau lebih besar dari r table (rh ≥ rt), maka koefisien korelasinya signifikan.

Nilai angket dengan pembobotan sebagai berikut: 1. Nilai A bobotnya 5

2. Nilai B bobotnya 4 3. Nilai C bobotnya 3 4. Nilai D bobotnya 2 5. Nilai E bobotnya 1

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN B. Hasil Penelitian

Mengenai data hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, pada SD Inpres Panggentungan Utara Kec. Somba Opu Kab. Gowa selanjutnya akan di paparkan dalam bentuk tabel. Sebagaimana yang telah di katakan pada bab sebelumnya bahwa salah satu yang dipergunakan penulis untuk memperoleh data adalah melalui angket, angket terdiri dari 25 nomor yang mana setiap soal yang diberikan lima alternatif jawaban untuk dipilih sesuai dengan pendapat responden.

Setelah diadakan penyebaran angket kepada 30 murid yang sekaligus sebagai responden hasil data statistik diskriptif dari data tata tertib dan sikap disiplin dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Data Implementasi Tata Tertib

Data tata tertib diperoleh melalui hasil nilai ulangan harian semester ganjil tata tertib dengan jumlah sebanyak 30 murid kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara Kec. Somba Opu Kab. Gowa. Berdasarkan data implentasi tata tertib yang diolah menggunakan program SPSS versi 17.0 dan dihitung juga secara manual, maka diperoleh data dari tata tertib terhadap sikap disiplin murid menunjang kelancaran dan keefektifan semua mata pelajaran pada penelitian pada penelitian ini dapat dijelaskan dengan rincian sebagai berikut:

Skor tertinggi (maks) sebesar (7,9) dan skor terendah (min) sebesar (5,0), harga rata-rata (mean) sebesar (64,2).

2. Data Sikap disiplin

(46)

Data sikap disiplin diperoleh melalui hasil nilai ulangan harian semester ganjil sikap disiplin murid dengan jumlh sebanyak 30 murid kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara Kec. Somba Opu Kab. Gowa. Berdasarkan data kedisiplinan selama semester ganjil yang diolah menggunakan program SPSS versi 17.0, maka diperoleh data perilaku sehari-hari pada penelitian ini dapat dijelaskan skor tertinggi (maks) sebesar adalah (8,6) dan skor terendah (min) sebesar (7,0), rata-rata (mean) sebesar (78,63).

Untuk menghitung korelasi dengan produc moment dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual dan dibantu dengan program SPSS 17.0 for Window. Adapun dengan cara manual, peneliti membuat tabel-tabel penolong untuk memudahkan dalam menghitung nilai rhtung yang telah diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan rtable product moment. Apabila rhitung yang diperoleh lebih besar atau atau sama dengan rtable maka kedua variabel tersebut memiliki pengaruh atau hubungan yang positif. Begitu pula sebaliknya, apabila rhitung lebih kecil dari rtable terdapat hubungan atau pengaruh positif.

C. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisi yang terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas. Pengujian prasyarat analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0 serta dihitung juga secara manual untuk mengetahui akurasi data yang diambil dalam penyebaran angket kepada murid sebanyak 30 orang. Berikut langkah-langkah dalam pengujian prasyarat analisis:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Chikuadrat (X2). Berdasarkan analisis data dengan bantuan program komputer yaitu SPSS versi 17.0

(47)

dapat diketahui nilai signifikan yang menunjukkan normalitas data. Kriteria yang digunaakan yaitu data dikatakan berdistribusi normal jika harga x2 hitung lebih kecil dari harga x2 tabel pada taraf signifikan 5% (0,05). Sebaliknya data dikatakan berdistribusi tidak normal jika harga x2 hitung lebih besar dari harga x2 tabel pada taraf signifikan 5% (0,05).

2. Uji Linearitas

Uji linieritas hubungan dapat diketahui dengan menggunakan uji F. Dalam SPSS

versi 17.0 untuk menguji linieritas menggunakan deviation from linearity dari uji F

linear. Pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent linier apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Hasil uji linearitas pengaruh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1: Ringkasan Hasil Uji Linearitas

Variabel F hitung F tabel Tabel

X - Y 1.926 2.359 Linear

D. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dirumuskan. Oleh sebab itu, jawaban sementara ini harus diuji kebenarannya secara empirik. Pengujian hipotesis dalam penelitin ini dilakukan dengan menggunakan tekhnik korelasi Product Moment dari Person yaitu untuk mencari korelasi antara vaiabel (X) terhadap (Y). Penjelasan tentang hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini yaitu: Hipotesis (X) terhadap (Y) menyatakan bahwa “ada hubungan positif dan signifikan implementasi tata tertib terhadap sikap disiplin murid”.

(48)

Tabel 4.2

Analisis Korelasi Vaiabel X dan Y Indeks Implementasi Tata Tertib Sekolah Terhadap Sikap Disiplin Murid Kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara Kec.

Somba Opu Kab. Gowa No . Subjek X Y XY 1 2 3 4 5 6 7 1. AS 61 79 3721 6241 4819 2. A 63 78 3969 6084 4914 3. AAB 52 79 2704 6241 4108 4. AK 71 79 5041 6241 5609 5. APR 71 79 3721 6241 4819 6. AF 68 78 4624 6084 5304 7. FP 60 79 3600 6241 4740 8. EV 71 79 5041 6084 5538 9. EN 73 80 5329 6400 5840 10. ENZ 63 78 3969 6084 4914 11. H 53 78 2809 6084 4134 12. I 54 79 2916 6241 4266 13. I 65 78 4225 6084 5070 14. I 67 78 4489 5929 5226 15. MBS 66 77 4356 6084 5082 16. MHA 72 76 5184 6084 5616 17. MA 66 78 4356 6400 5148 18. MAA 72 78 5184 6084 5616 19. MR 58 80 3364 6241 4640 20. MAR 69 78 4761 6084 5382 21. MJ 74 79 5476 6400 5846 22. M 50 78 2500 6400 3900 23. NA 61 80 3721 5776 4880 24. NMS 65 80 4225 6241 5200 25. N 61 79 3721 6241 4819 26. NI 55 78 3025 6084 4290 27. NR 63 79 3969 6241 4977 28. NS 75 81 5625 6561 6075 29. SDA 69 78 4761 6084 5382 30. TI 69 78 4761 6084 5382 ∑N 1.926∑X= ∑Y= 2.359 ∑X2 = 124.998 ∑y²= 185.541 ∑xy= 151.618 Diketahui:

(49)

N = 30 ∑x = 1.926 ∑y = 2.359 ∑x²= 124.998 ∑y²= 185.541 ∑xy= 151.618

Hasil perhitungan diatas selanjutnya akan dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut:

r

xy = ( )( ) √*( ( ) + *( ( ) +

r

xy = ( ) ( )( ) √* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +

r

xy = ( ) ( ) √* +* +

r

xy = √( )( )

r

xy = √( )

r

xy =

r

xy= ( Dibulatkan 3 angka di belakang koma).

Jadi, koefisien korelasi (r) yang diperoleh adalah (0,691). Adapun perhitungan manual diatas yang menggunakan rumus korelasi product moment. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, ,maka dapat digunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel dibawah ini:

(50)

Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0, 80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono, metode penelitian, Mei 2018.

Berdasarkan koefisien korelasi yang ditemukan sebesar 0,691 termasuk kategori kuat. Jadi, terdapat hubungan yang kuat antara hasil analisis data yang memperlihatkan bahwa dari 30 jumlah murid yang menjadi sampel penelitian, maka diperoleh nilai r hitung sebesar 0,691.

Untuk mengetahui nilai pengujian hipotesis penelitian maka nilai di bandingkan dengan nilai pada taraf 5%. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

1. Apabila nilai r hitung lebih besar maka hipotesis di terima, 2. Apabila nilai r hitung lebih kecil maka hipotesis di tolak,

3. Nilai yang digunakan sebagai pembanding yaitu dengan cara mencari nilai yang berada pada titik pertemuan antara kepercayaan 5% dan N= 30.

Setelah nilai-nilai dihubungkan berdasarkan analisis data diatas, maka terlihat bahwa nilai olahan data tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin murid kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara Kec. Somba Opu Kab. Gowa. Karenna tidak ada N:30 dalam tabel nilai-nilai r product moment, maka di ambil N yang mendekati dari nilai signifikan 5% yaitu sebanyak 0,361.

(51)

Hal ini membuktikan bahwa nilai analisis data rhitung lebih tinggi atau lebih besar dari pada nilai rtabel, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima dan terdapat hubungan antara tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin murid kelas IV SD Inpres Panggentungan Utara, dengan hasil olahan data dari nilai pengaruh tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin murid dengan nilai 0,691 lebih besar dari nilai tabel product moment yaitu 0,361. ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan variabel penerapan tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin murid. Berikut ringkasan hasil uji hipotesis “ X terhadap Y”.

Tabel 4.4: Hasil Analisis Hipotesis “X terhadap Y”

Variabel F hitung F tabel

Penerapan Tata Tertib Sekolah Terhadap Sikap Disiplin Murid

0,691 0,361

E. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan penerapan tata tertib sekolah terhadap sikap disiplin murid SD Inpres Panggentungan Utara Kec. Somba Opu Kab. Gowa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis korelasi product moment diperoleh nilai rhitung 0,691 lebih besar dari nilai rtabel dengan n =30 murid kelas IV pada taraf signifikan 5% sebesar 0,361. Hal ini

menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima. Bahwa ada pengaruh yang signifikan antara penerapan tata tertib sekolah terhadap sikap displin murid.

Penelitian ini menggunakan paradigma sederhana yaitu variabel independent (bebas) yaitu implementasi tata tertib dapat diukur langsung korelasinya terhadap variabel dependent (terikat) sikap disiplin murid. Prestasi murid banyak dipengaruhi

(52)

oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri. Artinya secara tidak langsung penerapan tata tertib di sekolah dengan sikap disiplin murid, menunjukkan bahwa penelitian ini telah sesuai harapan pendapat para ahli atau teori yang menyatakan bahwa penerapan diharapkan mampu meningkatkan kemampuan murid dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta mengembangkan bakat dan minat dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia yang seutuhnya positif atau berprestasi dan berakhlak mulia.

Hipotesis didukung karena pelaksanaan tata tertib merupakan faktor penunjang yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi sikap disiplin murid dan sangat diperlukan. SD Inpres Panggentungan Utara Kec. Somba Opu Kab. Gowa mengambil peran untuk membantu murid dalam mengisi waktu luangnya dengan kegiatan pisitif melalui pencerahan hati serta butuh dukungan dari guru. Selain mengisi waktu luang, murid yang mengikut tata tertib yang dibuat di kelas serta mendapatkan pembelajaran baru sehingga membantu murid dalam berperilaku baik sesama teman dan berperilaku sopan terhadap guru. Melalui penerapan tata tertib ini murid lebih termotivasi dalam melakukan sesuatu yang baik serta menghargai waktu luang agar tetap melakukan kegiatan yang positif.

Pelaksanaan tata tertib juga memberi penghargaan berupa kepercayaan diri yaitu berlomba membersihkan dan berlomba saling membantu. Dikarenakan kegiatan ini sangat diperhatikan oleh pihak yang bersangkutan baik itu guru maupun dalam lingkungan keluarga dan lingkungan sosial. Maka bentuk penghargaan itu dapat dicapai melalui kompetisi mendapatkan yang terbaik di dalam kelas tanpa mengucilkan peserta yang lain yang gagal mendapatkan yang terbaik. Pengalaman siswa akan penghargaan inilah yang membentuk perilaku atau perasaan bangga dan

Gambar

Tabel 3.1 Keadaan Populasi SD Inpres Pnggentungan Utara.
Tabel 3.2. Kedaan Sampel SD Inpres Panggentungan Utara.
Tabel 4.1: Ringkasan Hasil Uji Linearitas
Tabel 4.4: Hasil Analisis Hipotesis “X terhadap Y”
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data nilai yaitu t hitung &gt; t tabel (3,515 &gt; 2,014), ini berarti bahwa t hitung lebih besar dari t tabel pada taraf 5% sehingga

Pada penelitian ini Hipotesis alternatif (Ha) diterima dan Hipotesis nol (Ho) ditolak karena nilai r hitung lebih besar dari r tabel, yang berarti terdapat

Apabila nilai t hitung (t h ) yang diperoleh lebih besar atau sama dengan nilai t tabel (t t ) maka Hipotesis diterima, sehingga ada hubungan yang signifikan antara

Pada analisis inferensial uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel sehingga jatuh pada daerah penolakan H 0 dan

(2013) Dengan judul Penerapan Model TGT Dengan Permainan Ular Tangga pada Materi Pecahan Kelas IV SD. Hasil penelitian dari uji hipotesis diperoleh = 1.7971 1.6702=

Berdasarkan dari hasil analisis data penelitian diperoleh nilai r hitung lebih besar dari pada nilai r tabel (0,972&gt;0,497),ini berarti bahwa hipotesis

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dengan analisis data dan pengujian hipotesis uji-t, t-hitung lebih besar dari t-tabel maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

Hasil penelitian menunjukan nilai t hitung 1,677 < tabel tabel 2,306, maka sesuai analisis coefficients, keputusan yang diambil adalah hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak artinya