PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 2 GOWA
SKRIPSI
Oleh
SITI PRATIWI PARAWANSYAH 10539 1414 15
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JANUARI 2020
33
i
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMA NEGERI 2 GOWA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Fisika (S1) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
SITI PRATIWI PARAWANSYAH 10539 1414 15
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JANUARI 2020
33
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Dan hanya kepada Tuhanmulah (Allah SWT), hendaknya kamu berharap”.
(Q.S Al Insyirah: 8)
“Berdoalah (mintalah) kepada Ku (Allah SWT), pastilah Aku kabulkan untukmu”
(Q.S Al mukmin: 60)
“Saat masalahmu jadi terlalu berat untuk ditangani, beristirahatlah dan renungkan nikmat yang Allah SWT telah berikan”.
Persembahan Skripsi ini untuk:
Ayahanda Wawan Parawansyah dan Ibunda Hartati, S. E yang sangat saya hormati dan sayangi yang telah mengurai cinta kasih yang tak bertepi lewat lantunan doa dan tetesan keringat serta membesarkan dan memberikan didikan baik moril dan material. Sekaligus wujud terimakasih ku kepada seluruh keluarga dan sahabat-sahabatku yang telah memberikan motivasi dan bimbingan.
33
vii ABSTRAK
Siti Pratiwi Parawansyah. 2020. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik SMA Negeri 2 Gowa. Skripsi.
Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Khaeruddin dan Pembimbing II Riskawati.
Dalam proses pembelajaran, penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dapat meningkatkan minat belajar dan memperkuat motivasi belajar peserta didik sehingga mampu meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran. Dalam pembelajaran yang menggunakan model Problem Based Learning lebih mengedepankan peserta didik dalam mencari, mengolah dan melaporkan informasi dari berbagai sumber serta kemampuan dalam menyelsaikan masalah- masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar fisika peserta didik kelas XI SMA Negeri 2 Gowa. Penelitian ini merupakan penelitian True eksperimen dengan desain posttest only group design. Penelitian ini telah dilakukan di kelas XI SMA Negeri 2 Gowa tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 7 kelas. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 3 sebagai kelas kontrol.
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang berbentuk pilihan ganda. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar peserta didik yang diperoleh. Skor rata-rata hasil belajar fisika peserta didik untuk kelas eksperimen sebesar 19,2 sedangkan untuk kelas kontrol sebesar 8,9.
Selanjutnya, statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis. Hasil analisis uji hipotesis menggunakan uji t diperoleh nilai thitung > ttabel yaitu 15,489 > 1,999 dengan taraf signifikansi 𝛼 = 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang berarti pada hasil belajar fisika antara peserta didik yang diajar menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional.
Kata kunci: Problem Based Learning, Hasil Belajar
33
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu Wataala Pencipta alam semesta penulis panjatkan kehadirat-Nya, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqamah untuk mencari Ridha-Nya hingga di akhir zaman.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik SMA Negeri 2 Gowa” diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berbekal dari kekuatan dan ridha dari Allah SWT semata, maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan.
Teristimewa dan terutama sekali penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada ayahanda Wawan Parawansyah dan Ibunda Hartati, S. E atas segala pengorbanan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu sejak kecil sampai sekarang ini. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadikan kebaikan dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
33
ix
Dengan pertolongan Allah SWT, yang hadir lewat uluran tangan serta dukungan dari berbagai pihak. Karenanya, penulis menghaturkan terima kasih yang tiada terhingga atas segala bantuan modal dan spritual yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan istimewa juga penulis sampaikan kepada bapak Dr. Khaeruddin, M. Pd dan Ibu Riskawati, S. Pd., M. Pd selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, arahan dan semangat kepada penulis sejak penyusunan proposal hingga terselesainya skripsi ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-setingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Rahman Rahim, S.E., M. M selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D, selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd dan Bapak Ma’ruf S.Pd., M.Pd , selaku Ketua dan Sekertaris Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak dan Ibu dosen Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengajar dan mendidik mulai dari semester awal hingga penulis menyelesaikan studinya di Perguruan Tinggi ini.
5. Bapak Drs. Kamhar selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 2 Gowa yang telah memberikan kesempatan untuk mengajar di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3.
x
6. Bapak Drs. Tarmo M, M. Pd selaku Kepala SMA Negeri 2 Gowa yang telah memberikan izin penulis mengadakan penelitian sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini.
7. Peserta didik kelas XI IPA I dan XI IPA 3 SMA Negeri 2 Gowa atas kesediaannya menjadi subjek penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Muezza selaku kucing peliharaan yang senantiasa menghibur penulis selama penyusunan skripsi ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa prodi Pendidikan Fisika terkhusus angkatan 2015, teman-teman PERINDU SURGA dan HIMAPRODI PENDIDIKAN FISIKA, serta teman-teman yang tidak sempat saya sebut namanya yang telah banyak membantu dalam menyelesaiakan tugas akhir ini.
Akhirnya, sebagai penutup penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis masih serta-merta mengharapkan kritikan demi pengembangan wawasan penulis kedepannya. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan ridha-Nya kepada kita semua, Aamin.
Billahi Taufiq Walhidayah Wassalamu Alaikum Wr. Wb
Makassar, Januari 2020 Penulis
SITI PRATIWI PARAWANSYAH
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
SURAT PERNYATAAN... iv
SURAT PERJANJIAN ... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6
A. Kajian Pustaka ... 6
1. Model Problem Based Learning (PBL) ... 6
2. Hasil Belajar ... 9
3. Hasil Belajar Fisika ... 11
B. Kerangka Pikir ... 12
C. Hipotesis Penelitian ... 13 33
xii
BAB III METODE PENELITIAN... 14
A. Rancangan Penelitian ... 14
B. Populasi dan Sampel ... 14
C. Definisi Operasional Variabel ... 15
D. Prosedur Penelitian …………... 15
E. Instrumen Penelitian ... 17
F. Teknik Pengumpulan Data ... 29
G. Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Hasil Analisis Penelitian ... 34
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 38
BAB V PENUTUP ... 42
A. Kesimpulan... 42
B. Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 43
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 44 RIWAYAT HIDUP ...
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Judul Tabel Halaman
Tabel 1.1 Data Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI Tahun Ajaran 2017/2018 sampai 2018/2019 SMA Negeri 2 Gowa ...
2
Tabel 3.1 Tabel Tabulasi 2X2 ... 22 Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Reliabilitas Item... 24 Tabel 3.3 Kategoriasasi Skor Hasil Belajar... 25 Tabel 4.1 Persentase Skor Rata-rata Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik tiap Ranah Kognitif... 30 Tabel 4.2 Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik... 32 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Kategorisasi Skor Hasil
Belajar Fisika... 32 Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Hipotesis... 35 Tabel B.1 Kegiatan Pembelajaran Pada Saat Penelitian... 151 Tabel C.1 Daftar Hadir Peserta Didik Kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 2 Gowa... 153 Tabel C.2 Daftar Hadir Peserta Didik Kelas XI IPA 3 SMA
Negeri 2 Gowa... 154 Tabel F.1 Hasil Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Item
Soal... 173 Tabel G.1 Hasil Analisis Data Skor Rata-rata Hasil Belajar
Fisika Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 186 33
xiv
Tabel G.2 Hasil Analisis Data Skor Rata-rata Hasil Belajar
Fisika Peserta Didik Kelas Kontrol ... 188 Tabel H.1 Skor Posttest Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Kelas Eksperimen ………. 192
Tabel H.2 Skor Posttest Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Kelas Kontrol ………..…. 193
Tabel I.1 Pengujian Normalitas Kelas Eksperimen... 196 Tabel I.2 Penguian Normalitas Kelas Kontrol... 198 Tabel I.3 Data Varians Hasil Belaar Fisika Peserta Didik
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 200
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Judul Tabel Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 16 Gambar 4.1 Diagram Persentase Skor Rata-rata Hasil Belajar
Fisika Peserta Didik tiap Ranah Kognitif... 30 Gambar 4.2 Diagram Kategorisasi Skor dan Frekuensi Tes
Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen... 33 33
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nmor Lampiran Judul Lampiran Halaman
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 44
A.2 Lembar Kerja Peserta Didik... 78
A.3 Buku Ajar... 95
A.4 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil Belajar Fisika... 122
B Kegiatan Pembelajaran Pada Saat Penelitian... 150
C Daftar Hadir Peserta Didik... 152
D Soal Tes Hasil Belajar Fisika Peserta Didik... 155
E.1 Analisis Uji Gregory Hasil Validasi RPP... 167
E.2 Analisis Uji Gregory Hasil Validasi LKPD... 168
E.3 Analisis Uji Gregory Hasil Validasi Buku Ajar... 169
E.4 Kisi-kisi Instrumen Soal Hasil Belajar Fisika.... 170
F.1 Analisis Uji Validitas item soal... 173
F.2 Analisis Uji Reliabilitas item soal... 184
G Analisis Data Skor Rata-rata Hasil Belajar Fisika Peserta Didik... 185
H Analisis Deskriptif... 186
I.1 Analisis Inferensial Uji Normalitas... 196
I.2 Analisis Inferensial Uji Homogenitas... 200
I.3 Analisis Inferensial Uji Hipotesis... 200
J Persuratan... 203 33
28
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dunia pendidikan di Indonesia pada saat ini semakin berkembang, berbagai macam pembaharuan dilakukan agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan yang sudah ada. Terdapat berbagai upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia seperti mengembangkan kurikulum pendidikan, membuat inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran serta pemenuhan sarana prasarana pendidikan.
Salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang ada adalah tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah. Menurut Rusman (2017: 88-89) tercapainya keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah dipengaruhi oleh beberapa komponen penting, salah satunya adalah penerapan model pembelajaran dan guru sebagai fasilitator.
Guru sebagai fasilitator harus mampu merancang keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran serta mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang ada dalam diri peserta didik melalui proses belajar mengajar di sekolah. Terdapat beberapa mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, salah satunya yaitu pelajaran fisika.
Mata pelajaran fisika dipandang penting untuk diajarkan karena fisika merupakan ilmu pasti yang dapat membekali peserta didik pengetahuan dan sejumlah kemampuan. Fisika yang dikategorikan ilmu pasti maka dalam pembuktian teorinya haruslah dilakukan dengan eksperimen dan persamaan 33
2
matematis. Persamaan matematis inilah yang membuat beberapa peserta didik cenderung tidak menyukai fisika, karena menganggap bahwa fisika itu sulit.
Menurut Handayani, Murniati dan Sardianto (2015) peserta didik yang menganggap bahwa fisika itu sulit karena mereka cenderung berasumsi bahwa fisika itu hanya menekankan kepada rumus-rumus fisika yang kompleks. Sehingga mengurangi keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran serta kegiatan dalam proses pemecahan masalah-masalah fisika menjadi kurang. Saat peserta didik peserta didik dituntut untuk menyelesaikan masalah-masalah fisika, peserta didik cenderung panik. Hal ini dikarenakan mental peserta didik untuk mencoba menyelesaikan masalah fisika masih kurang.
Hasil observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 GOWA dengan melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran fisika, diketahui bahwa hasil belajar fisika peserta didik masih tergolong sedang. Data hasil belajar fisika peserta didik dapat dilihat pada Tabel 1.1
Tabel 1.1. Data Hasil Belajar Fisika Kelas XI Tahun Ajaran 2017/2018 Sampai 2018/2019 SMA Negeri 2 Gowa
Tahun Ajaran
Nilai Tahun Pelajaran 2017/ 2018 dan 2018/2019
Rata- rata nilai
Kriteria
2017/
2018
XI IPA 1
XI IPA 2
XI IPA 3
XI IPA 4
XI IPA 5
XI IPA 6
XI IPA 7
65,7 Sedang
69 67 65 66 65 64 64 2018/
2019
XI IPA
1 XI IPA
2 XI IPA
3 XI IPA
4 XI IPA
5 XI IPA
6 XI IPA
7
66,3 Sedang
70 68 65 66 65 65 65 Sumber: Hasil Observasi (2019)
3
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar fisika peserta didik hanya berada pada kategori sedang. Kurang maksimalnya pencapaian hasil belajar disebabkan karena peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang aktif terlibat langsung dalam proses pemecahan masalah dalam pembelajaran fisika sehingga proses pembelajaran kurang bermakna.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti akan mencoba menerapkan model Problem Based Learning (PBL) yang memungkinkan peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Arends (dalam Putra, Bektiarso dan Handayani, 2016: 130) Model PBL menyajikan sebuah permasalahan dan peserta didik akan diarahkan untuk menemukan konsep-konsep pelajaran dalam permasalahan tersebut. Penyelesaian masalah inilah yang akan membantu peserta didik dalam membentuk pengetahuan baru yang berguna dalam proses pemecahan masalah fisika, sehingga hasil belajar fisika pun akan meningkat.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramdan, Samad dan Khaeruddin (2015), mengenai penerapan model PBL untuk meningkatkan hasil belajar fisika. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus I sebesar (29,73%) dan siklus II sebesar (72,97%) dan peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II sebesar (43,24%). Penelitian lainnya yang telah dilakukan oleh Putra, Bektiarso dan Handayani (2016) mengenai peranan model PBL terhadap hasil belajar fisika peserta didik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara peserta didik yang diajar menggunakan model PBL dengan pesetta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran
4
konvensional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model PBL dapat membuat keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran lebih aktif dan proses pembelajaran lebih bermakna.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik SMA Negeri 2 Gowa.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model Problem Based Learning?
2. Seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik yang diajar tanpa menggunakan model Problem Based Learning?
3. Apakah terdapat perbedaan yang berarti hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model Problem Based Learning dengan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran konvensional?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model Problem Based Learning
2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran konvensional
5
3. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar menggunakan model Problem Based Learning dengan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran konvensional
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak antara lain:
1. Bagi Guru, yaitu untuk memberikan gambaran tentang model problem based learning yang bisa diterapkan guna meningkatkan hasil belajar fisika peserta
didik.
2. Bagi sekolah, yaitu untuk memberikan informasi tentang pengaruh model Problem Based Learning sebagai salah satu model pembelajaran inovatif yang
dapat diaplikasikan dalam pembelajaran
3. Bagi peserta didik, yaitu untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran fisika dan memberikan pengalaman belajar yang menarik.
28
6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) a. Definisi Model Problem Based Learning (PBL)
Menurut Riduwan (2014: 141) Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara
menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog.
Permasalahan yang dikaji hendaknya merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan harus dipecahkan dengan menerapkan beberapa konsep dan prinsip yang secara simultan dipelajari dan tercakup dalam kurikulum mata pelajaran. Dalam kurikulum, dirancang masalah-masalah yang menuntut peserta didik mendapat pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam tim. Menurut Rusmono (2014 :75) Ciri-ciri model PBL adalah:
1) Menggunakan permasalahan dalam dunia nyata.
2) Pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian masalah.
3) Tujuan pembelajaran ditentukan oleh peserta didik.
4) Guru berperan sebagai fasilitator.
Selanjutnya, menurut Rusmono (2014:75) Keterlibatan peserta didik dalam strategi pembelajaran dengan PBL adalah kegiatan kelompok dan kegiatan perorangan. Khusus kelompok peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan : (1)
7
Membaca kasus, (2) Menentukan masalah mana yang paling relavan dengan tujuan pembelajaran, (3) Membuat rumusan masalah, (4) Membuat hipotesis, (5) Mengidentifikasi sumber informasi, diskusi, dan pembagian tugas, (6) Melaporkan, mendiskusikan penyelesaian masalah yang mungkin, melaporkan kemajuan yang dicapai setiap anggota kelompok dan prestasi di kelas. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran dengan model PBL, yang lebih dipentingkan adalah dari segi proses dan bukan hanya sekedar hasil belajar yang diperoleh. Apabila proses belajar dapat berlangsung dengan maksimal, maka kemungkinan besar hasil belajar yang diperoleh juga akan optimal.
b. Karakteristik Model Pembelajaran Based Learning (PBL)
Menurut Rusmono (2014: 82) mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran dengan PBL ditandai dengan adanya karakteristik yaitu sebagai berikut:
1) Peserta didik menentukan isu-isu pembelajaran
2) Pertemuan-pertemuan pembelajaran berlangsung open-ended atau berakhir dengan masih membuka peluang untuk berbagi ide tentang pemecahan masalah, sehingga memungkinkan pembelajaran berlangsung lebih dari satu kali pertemuan.
3) Tutor adalah seorang fasilitator dan tidak seharusnya bertindak sebagai pakar yang merupakan sumber informasi.
4) Tutorial berlangsung sesuai dengan tutorial PBL yang berpusat pada peserta didik.
8
c. Langkah-langkah model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Menurut Riduwan (2014 :139-140) mengatakan variasi tahapan-tahapan pelaksanaan model PBL adalah sebagai berikut:
1) Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Guru memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
2) Guru menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan prosedur yang harus dilakukan.
3) Guru membantu peserta didik untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang akan dipecahkan.
4) Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, ekperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
5) Guru membantu peserta didik dalam merencanakan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
6) Guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.
Pernyataan lain dari Sugiyanto (dalam Mansur dan Salim, 2018: 2-3) mengemukakan bahwa langkah-langkah penerapan model PBL adalah sebagai berikut:
1) Fase 1 yaitu orientasi peserta didik kepada masalah 2) Fase 2 yaitu mengorganisasikan peserta didik
3) Fase 3 yaitu membimbing penyelidikan individu dan kelompok
9
4) Fase 4 yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Fase 5 yaitu menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 2. Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar.” Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar. Menurut Purwanto (2016: 45) hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Menurut Sudjana (2014: 49) hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu kognitif (penguasaaan intelektual), afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta psikomotor (kemampuan atau keterampilan bertindak dan berperilaku).
a. Ranah Kognitif
1) Knowledge (Pengetahuan)
Pengetahuan adalah proses untuk mengingat dan mengulang kembali suatu informasi pada suatu waktu jika dibutuhkan.
2) Comprehention (Pemahaman)
Pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan atau informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri, dapat membandingkan dan dapat mempertentangkan konsep tersebut dengan konsep yang lain.
3) Application (Penerapan)
Penerapan adalah kemampuan menggunakan konsep, prosedur atau teori tertentu.
10
4) Analysis (Analisis)
Analisis adalah kemampuan untuk memecah, mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian yang mempunyai arti atau mempunyai tingkatan.
5) Synthesis (Sintetis)
Sintesis adalah kemampuan untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan semua unsur atau bagian, sehingga membentuk kesatuan yang utuh.
6) Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi adalah kemampuan memberi keputusan, pendapat, dan memberi penilaian berdasarkan kriteria baik kualitatif maupun kuantitatif.
b. Ranah Afektif
Ranah Afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, minat apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial. Ranah afektif ini terdiri dari lima jenis perilaku yang diklasifikasikan dari yang sederhana hingga kompleks, yaitu:
1) Receiving (Penerimaan)
2) Responding (Pemberian respon) 3) Valuing (Penilaian/penentuan sikap) 4) Organization (Organisasi)
5) Karakteristik nilai c. Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor mencakup keterampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik, yang terdiri atas enam tingkatan yaitu:
11
1) Gerakan refleks
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
3) Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual, auditif motorik dan lain-lain
4) Kemampuan dibidang fisik
5) Gerakan-gerakan mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks
6) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresif, interpretative. Ketiga ranah diatas menjadi objek penelitian dari hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, penulis hanya meneliti hasil belajar pada ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 4 aspek yaitu C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan) dan C4 (Analisis).
3. Hasil Belajar Fisika
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar” pengertian product (hasil) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.
Winkel (dalam Purwanto, 2016: 45) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Setelah peserta didik melaksanakan kegiatan dan proses belajar, maka dilaksanakanlah suatu evaluasi hasil belajar. Sehingga, evaluasi hasil belajar dilaksanakan untuk melihat apakah terdapat perubahan atau tidak pada diri peserta
12
didik, atau pembelajaran yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Menurut Muhibin Syah (dalam Rahmawati, 2011: 45), evaluasi adalah penilaian terhadap tingkat keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh sebuah program. Fisika merupakan suatu cabang ilmu Pengetahuan Alam yang sangat mendasar agar peserta didik dapat memahami gejala gejala alam yang terjadi di sekitarnya melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal, oleh karena itu diharapkan peserta didik dapat menguasai konsep-konsep fisika dan menerapkan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
B. Kerangka Pikir
Salah satu yang menjadi tolak ukur keberhasilan peserta didik dalam proses belajarnya ketika peserta didik mampu mengkonstruk pengetahuan mereka berupa fakta atau informasi yang terdapat dalam pikirannya. Untuk mewujudkan keberhasilan dalam proses pembelajaran diperlukan upaya yang harus dilakukan oleh guru sebagai salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan. Pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit. Penyebab sulitnya pelajaran fisika dikarenakan peserta didik kurang mampu mengembangkan pola pikirnya. Hal itu terjadi karena kecenderungan mereka untuk menghapalkan konsep, bukan memahami konsep. Pembelajaran dengan menggunakan model PBL merupakan model pembelajaran yang menyajikan sebuah permasalahan dan peserta didik akan diarahkan untuk menemukan konsep-konsep pelajaran dalam
13
permasalahan tersebut. Melalui proses pemecahan masalah itulah terbentuk pengetahuan baru yang dapat membantu dalam memahami konsep fisika dan mampu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan soal-soal fisika, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar. Kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
C. Hipotesis Penelitian
Terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar fisika antara peserta didik yang diajar menggunakan model problem based learning dengan peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran konvensional.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Kegiatan Peneliti pada saat Pembelajaran
1. Mengorientasi peserta didik kepada masalah
2. Mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti
3. Membimbing penyelidikan individu atau kelompok 4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya 5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Menggunakan model kooperatif tipe STAD (Model Pembelajaran
Konvensional) Menggunakan model Problem Based
Learning
1. Menyampaikan tujuan
pembelajaran dan
memotivasi peserta didik 2. Menyampaikan informasi/
materi pelajaran
3. Mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok belajar
4. Membimbing tiap kelompok bekerja dan belajar
5. Evaluasi
6. Memberikan penghargaan
Hasil Belajar Fisika Berbeda
28
14 BAB III
METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian True Experimental Design.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest-Only Control Design R X O1
R - O2
(Sugiyono, 2018: 112) dengan:
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gowa, tahun ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 7 kelas.
2. Sampel
Sampel penelitian diambil secara acak menggunakan teknik simple random sampling yaitu dengan cara pengundian. Pengundian dilakukan sebanyak dua kali, pengundian pertama yaitu mengundi 7 kelas untuk mendapatkan 2 kelas.
𝑅 = Random adalah pengacakan kelas dalam pengambilan sampel mmmpenelitian
× = Perlakuan dalam kelas eksperimen menggunakan model problem
……..based learning
𝑂1 =Posttest peserta didik setelah pengajaran menggunakan model
……..problem based learning
𝑂2 =Posttest peserta didik setelah pengajaran menggunakan model
…….pembelajaran konvensional
15
Pengundian kedua yaitu mengundi 2 kelas sebelumnya untuk menentukan yang menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sehingga, terpilih kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut:
1. Model Problem Based Learning adalah suatu cara dalam proses pembelajaran, dengan langkah-langkahnya yaitu mengorientasi peserta didik kepada masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti, membimbing penyelidikan individu atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Model Pembelajaran konvensional adalah suatu cara yang selama ini dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran salah satunya model kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) dengan langkah-langkahnya yaitu
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi pesertaa didik, menyampaikan informasi/ materi pelajaran, mengorganisasikan peserta didik dalam kelompok belajar, membimbing tiap kelompok bekerja dan belajar, evaluasi dan memberikan penghargaan.
3. Hasil belajar fisika adalah skor yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan indikator C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan) dan C4 (Analisis).
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yakni: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
16
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi fisika SMA Negeri 2 Gowa untuk meminta izin melaksanakan penelitian.
b. Menyusun rancangan pembelajaran, yaitu:
1) Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP): rencana pelaskanaan pembelajaran dibuat sebanyak 6 pertemuan untuk materi fluida statik, kompetensi dasar (KD) yang digunakan adalah:
3.3 Menerapkan hukum-hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.
3.4 Merencanakan dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statik, berikut presentasi hasil dan makna fisisnya.
2) Bahan ajar: bahan ajar dibuat sebanyak 6 pertemuan untuk materi fluida statik.
3) Lembar kerja peserta didik (LKPD): lembar kerja peserta didik dibuat sebanyak 6 pertemuan.
c. Membuat instrumen penelitian dalam bentuk tes pilihan ganda sebanyak 40 butir soal.
d. Uji coba instrumen: uji ini dilakukan pada populasi yang bukan sampel.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol seperti yang ditunjukkan pada Tabel B.1 yang terdapat dalam lampiran B.
17
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Mengambil data yaitu pemberian post-test berupa soal-soal dengan instrumen tes hasil belajar fisika pada kelas eksperimen dan kelas kontol.
b. Mengolah data hasil penelitian yaitu mengolah data yang diperoleh dari penelitian tes hasil belajar dengan ketentuan jika benar maka skornya 1 dan jika salah maka skornya 0.
c. Menganalisis data hasil penelitian yaitu menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan peneliti untuk mengukur variabel penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen tes hasil belajar. Tes disusun dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 40 nomor. Adapun tahap penyusunan dan pengembangan instrumen tes menurut Djaali (dalam Sudaryono, Margono dan Rahayu, 2013: 65-66) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Menetapkan tujuan tes instrumen. Pada penelitian ini, tujuan tes instrumen adalah untuk mengukur hasil belajar fisika peserta didik.
2. Menganalisis kurikulum sekolah serta buku pelajaran dan sumber belajar lainnya. Pada penelitian ini, menganalisis kurikulum sekolah bertujuan untuk menentukan bobot setiap pokok bahasan yang akan dijadikan dasar dalam menentukan jumlah item atau butir soal untuk setiap pokok bahasan.
18
3. Membuat spesifikasi tabel kisi-kisi instrumen tes serta membuat perangkat pembelajaran lainnya seperti RPP, LKPD dan Buku Ajar. Pada penelitian ini, spesifikasi tabel kisi-kisi instrumen tes terdiri dari sub materi pokok, indikator soal, nomor soal, soal, kunci jawaban, ranah kognitif dan pembahasan soal.
4. Menuliskan butir soal ke dalam tabel kisi-kisi instrumen tes.
5. Menelaah soal-soal instrumen tes serta membuat perangkat pembelajaran lainnya seperti RPP, LKPD dan Buku Ajar. Soal-soal yang dibuat masih mungkin terjadi kekurangan atau kekeliruan yang menyangkut variabel penelitian yang akan diukur. Pada penelitian ini, soal-soal instrumen tes ditelaah oleh dosen pembimbing yang kemudian divalidasi oleh tim validator yang terdiri dari dua orang dosen ahli.
6. Menguji coba soal-soal instrumen tes pada sejumlah kelompok yang bersifat non-sampel. Pada penelitian ini, uji-coba instrumen tes dilakukan pada 31 peserta didik non-sampel di SMA Negeri 2 Gowa.
7. Menganalisis hasil uji-coba soal instrumen tes serta menganalisi hasil validasi perangkat pembelajaran lainnya yang telah divalidasi oleh tim validator. Pada penelitian ini, uji coba soal instrumen tes serta hasil validasi perangkat pembelajaran lainnya kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis- analisis sebagai berikut:
a. Uji Validitas Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, lembar kerja peserta didik (LKPD), dan tes hasil belajar fisika.
Validitas perangkat pembelajaran ini diuji menggunakan validitas konstruksi
19
dengan meminta pendapat para ahli. Dari hasil validitas oleh ahli tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan Uji Gregory dengan tujuan untuk mengetahui jika instrumen tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.1 Tabel Tabulasi 2 X 2
Rater 1
Rater 2 Kurang relevan skor 1-2
Kurang relevan skor
1-2
Sangat relevan skor
3-4 Sangat relevan
skor 3-4
A B
C D
Vi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
dengan:
Vi = Validitas konstruk A = Kedua ahli tidak setuju
B = Ahli I setuju, ahli II tidak setuju C = Ahli I tidak setuju, ahli II setuju D = Kedua ahli setuju
Jika Vi ≥ 0,75 maka perangkat pembelajaran layak untuk digunakan. (Retnawati, 2016: 97-98)
Berdasarkan hasil analisis uji Gregory, diperoleh bahwa perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, lembar kerja peserta didik (LKPD), dan tes hasil belajar fisika memiliki nilai validitas konstruk lebih dari 0,75 sehingga perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan. Hasil analisis uji Gregory dapat dilihat pada lampiran E.
20
b. Uji Validitas Item
Untuk pengujian validasi tes hasil belajar digunakan rumus yang dikemukakan Arikunto (2013: 326) yaitu sebagai berikut:
𝛾𝑝𝑏𝑖 =𝑀𝑝− 𝑀𝑡 𝑆𝑡 √𝑝
𝑞
dengan:
𝛾𝑝𝑏𝑖 = Koefisien korelasi biserial
𝑀𝑝 =Rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari ,,,,,..validitasnya
𝑀𝑡 = Rerata skor total
𝑆𝑡 = Standar deviasi dari skor total
𝑝 = Proporsi peserta didik yang menjawab benar
𝑞 = Proporsi peserta didik yang menjawab salah (𝑞 = 1 − 𝑝 )
Valid tidaknya item ke-i ditunjukkan dengan membandingkan nilai 𝛾𝑝𝑏𝑖(i) dengan nilai r tabel pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika nilai 𝛾𝑝𝑏𝑖(i) ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, item dinyatakan valid 2. Jika nilai 𝛾𝑝𝑏𝑖(i) < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, item dinyatakan invalid
Dengan nilai rtabel = 0,355. Untuk lebih jelasnya, perhitungan validitas item instrumen dipaparkan pada Tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Item Soal Nama Respon
Den
No. Item Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
A1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
A2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
A3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
A4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
A5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
A6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
A7 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0
A8 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21
A9 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1
A10 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
A11 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
A12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
A13 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
A14 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0
A15 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1
A16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
A17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
A18 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0
A19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
A20 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
A21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
A22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
A23 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
A24 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1
A25 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1
A26 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0
A27 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
A28 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1
A29 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
A30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
A31 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0
Juml
ah 26 24 24 19 25 17 19 17 18 20 21 14
P 0,83 87
0,77 42
0,77 42
0,61 29
0,80 65
0,54 84
0,61 29
0,54 84
0,58 06
0,64 52
0,67 74
0,45 16 Q 0,16
13 0,22
58 0,22
58 0,38
71 0,19
35 0,45
16 0,38
71 0,45
16 0,41
94 0,35
48 0,32
26 0,54
84 Pq 0,13
53 0,17
48 0,17
48 0,23
73 0,15
61 0,24
77 0,23
73 0,24
77 0,24
35 0,22
89 0,21
85 0,24
77 Σ
benar 731 686 673 580 703 526 520 504 535 599 578 383 p/q 5,2 3,42
86 3,42
86 1,58
33 4,16
67 1,21
43 1,58
33 1,21
43 1,38
46 1,81
82 2,1 0,82 35 sqrt
p/q 2,28
04 1,85
16 1,85
16 1,25
83 2,04
12 1,10
19 1,25
83 1,10
19 1,17
67 1,34
84 1,44
91 0,90
75 Mp 28,1
15 28,5
83 28,0
42 30,5
26 28,1
2
30,9 41
27,3 68
29,6 47
29,7 22
29,9 5
27,5 24
27,3 57
Mt 26,32258065
Mp - Mt
1,79 28
2,26 08
1,71 91
4,20 37
1,79 74
4,61 86
1,04 58
3,32 45
3,39 96
3,62 74
1,20 12
1,03 46
St 7,674143152
22
(Mp - Mt) /st
0,23 36
0,29 46
0,22 4
0,54 78
0,23 42
0,60 18
0,13 63
0,43 32
0,44 3
0,47 27
0,15 65
0,13 48 ɣ pbhis 0,53
27 0,54
55 0,41
48 0,68
93 0,47
81 0,66
32 0,17
15 0,47
74 0,52
13 0,63
74 0,22
68 0,12
23
r tabel 0,355
a 0,05
Status Vali d
Vali d
Vali d
Vali d
Vali d
Vali d
Bua ng
Vali d
Vali d
Vali d
Bua ng
Bua ng
Taraf Kesu karan
0,83 87
0,77 42
0,77 42
0,61 29
0,80 65
0,54 84
0,61 29
0,54 84
0,58 06
0,64 52
0,67 74
0,4 51 6 Tingk
at Kesu karan
Mud ah
Mud ah
Mud ah
Seda ng
Mud ah
Seda ng
Seda ng
Seda ng
Seda ng
Seda ng
Seda ng
Se da ng
S 7,674143152
S² 58,89247312
∑ pq 8,636836629
Reliab
ilitas 0,875226321
Tingk at Reliab
ilitas
Sangat Tinggi
Nama Respon
den
No. Item Soal
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 2
3 24
A1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
A2 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
A3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
A4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
A5 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1
A6 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
A7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
A8 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0
A9 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
A10 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0
A11 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
A12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
A13 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
A14 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1
A15 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0
A16 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
Reliabilitas