• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENUMBUHKAN KETRAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENUMBUHKAN KETRAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 MENUMBUHKAN KETRAMPILAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN

(Kajian Tambahan Materi Pendidikan Karakter) Oleh:

Kusnul Ika Sandra, S.Pd., M.Psi. (Widyaiswara BDK Surabaya)

Abstrak

In the learning activities, we often encounter students who are in difficult conditions to ask. This can be proved when learning activities that most teachers ask a question, students have not been able to make the question even have completed the observation phase. This articles discuss about questioning/ asking is a habit that must be trained to the students. It can’t be instantly apply to the students. Teacher should train their students and make it as a habit.

Keyword : bertanya, aktivitas pembelajaran

A. Pendahuluan

Kegiatan belajar mengajar dapat diartikan sebagai upaya mempengaruhi jiwa anak didik agar mereka mau melakukan berbagai kegiatan belajar seperti membaca, memahami, menganalisasi, membandingkan, menyimpulkan dan sebagainya dengan motivasi yang tinggi, dan dalam suasana yang menyenangkan, menggairahkan dan menggembirakan. Dalam melakukan kegiatan belajar tersebut, para peserta didik menggunakan segenap potensi fitrah yang dimilikinya seperti kecenderungannya yang serba ingin tahu (curiosity) pancaindra yang dimilikinya, bakat, minat, kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berbagai potensi fitrah yang dimiliki harus dirawat, dipelajari, dipupuk, dan dibina agar dapat berfungsi dengan baik dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.

Orang dewasa mencari beberapa sumber untuk dapat memenuhi rasa ingin tahunya akan tetapi untuk anak SMP dan SMA dapat melakukan banyak kegiatan untuk menjawab rasa penasarannya. Kegiatan yang dilakukan oleh mereka bisa kegiatan yang positif maupun kegiatan yang negatif. Seorang anak yang melakukan kegiatan positif seperti bertanya kepada nara sumber yang mampu menjawab permasalahannya akan menciptakan kondisi yang dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya. Tetapi bila kegiatannya negatif akan menimbulkan masalah baru dalam lingkungan.

(2)

2 Kenyataan di lapangan baik dalam proses belajar mengajar maupun dilingkungan sosialbanyak anak yang belum berani untuk bertanya guna menjawab rasa ingin tahunya tersebut. Kita tahu bahwa proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001). Menurut Hasibuan (1988) pola pembelajaran yang efektif adalah pola pembelajaran yang di dalamnya terjadi interaksi dua arah antara guru dan siswa, artinya guru tidak harus selalu menjadi pihak yang lebih dominan, pada pola pembelajaran ini guru tidak boleh hanya berperan sebagai pemberi informasi tetapi juga bertugas dan bertanggung jawab sebagai pelaksana yang harus menciptakan situasi memimpin, merangsang dan menggerakkan siswa secara aktif. Selain itu guru harus dapat menimbulkan keberanian siswa baik untuk mengeluarkan idenya atau sekedar hanya untuk bertanya, hal ini disebabkan karena mengajar bukanlah hanya suatu aktivitas yang sekedar menyampaikan informasi kepada siswa, melainkan suatu proses yang menuntut perubahan peran seorang guru dari informator menjadi pengelola belajar yang bertujuan untuk membelajarkan siswa agar terlibat secara aktif sehingga terjadi perubahan-perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.Namun untuk dapat mendapatkan suatu pertanyaan yang berasal dari siswa bukanlah hal yang mudah.

Seringkali dalam proses pembelajaran seorang guru bertanya kepada siswanya “ ada pertanyaan?’ setelah ditanya yang ada justru siswa diam. Sebagian guru mengganggap diamnya siswa menunjukkan bahwa mereka tidak berminat, sebagian lain mungkin menyimpulkan bahwa semuanya sudah jelas. Sayangnya, yang sesungguhnya terjadi ialah siswa belum siap untuk mengajukan pertanyaan. Ketrampilan bertanya tidak bisa dimiliki oleh setiap anak secara instan, tetapi ketrampilan ini bisa dilatihkan sehingga anak mampu untuk melakukannya baik dalam situasi dan kondisi yang berbeda.

B. Pembahasan

1. Pengertian Ketrampilan bertanya

Secara etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua suku yaitu ” terampil dan Tanya”. Menurut kamus besar BahasaIndonesia“Bertanya” berasal dari kata “Tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” yang berarti memilki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu

(3)

3 dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat dirumuskan adalah kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain, atau pihak pihak menjadi lawan bicara. Menurut Brown yang dikutip Udin S. Saud dan Cicih Sutarsih (2007:59), menyatakan bahwa bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa. Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa (Sofa, 2008).

Fungsi bertanya

1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

3) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

4) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

5) Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

6) Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.

7) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

8) Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

9) Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.

(4)

4 2. Alasan yang Menyebabkan Siswa Tidak Berani Bertanya

Ada beberapa faktor yang membuat siswa enggan atau tidak berani bertanya, diantaranya adalah :

1. Lemahnya konsep diri seorang anak

Hurlock( 1979) mengatakan Konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif dan prestasi yang mereka capai. Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh seseorang mengenai dirinya sendiri.

Konsep diri terdiri dari tiga komponen, yaitu :

a. Diri ideal (Self Ideal)

Diri ideal merupakan gabungan dari semua semua kualitas dan ciri kepribadian orang yang sangat anda kagumi. Diri ideal merupakan gambaran dari sosok seseorang yang sangat anda inginkan jika anda bisa menjadi seperti orang itu.kita harus hati hati dalam membentuk atau memilih diri ideal ini secara sadar, anda akan cenderung menetapkan seseorang untuk menjadi diri ideal anda.

b. Citra Diri (Self Image)

Citra diri adalah cara anda melihat diri anda sendiri dan berpikir mengenai diri anda sekarang/saat ini. Citra diri sering juga disebut sebagai “cermin diri”.Anda akan senantiasa melihat ke dalam cermin ini untuk mengetahui bagaimana anda harus bertindak atau berlaku pada suatu keadaan tertentu. c. Harga diri (Self Esteem)

Harga diri didefinisikan sebagai kecenderungan untuk memandang diri sendiri sebagai pribadi yang mampu dan memiliki daya upaya dalam menghadapi tantangan tantangan hidup yang mendasar dan layak untuk hidup bahagia, atau harga diri bisa didefinisikan sebagai seberapa suka anda terhadap diri anda sendiri.Semakin anda menyukai diri anda, menerima diri anda, dan hormat pada diri anda sendiri sebagai seorang yang berharga dan bermakna, semakin tinggi harga diri anda. Semakin anda merasa sebagai manusia yang berharga, anda semakin positif dan bahagia.

(5)

5 Jadi, diri ideal adalah orang yang anda sangat ingin menjadi disuatu waktu dimasa depan. Diri ideal menentukan arah hidup, pertumbuhan, dan evaluasi diri anda. Citra diri adalah cara anda melihat diri anda sendiri dan menentukan prestasi anda dimasa sekarang. Harga diri anda ditentukan oleh hubungan antara diri ideal dan citra diri anda atau cara anda melakukan kegiatan sehari hari (prestasi anda) dibandingkan dengan cara anda, bila anda telah berhasil menjadi diri anda yang ideal.Selain harus mempunyai konsep diri yang baik ada beberapa hal yang termasuk dalam karakter penting kehidupan, yaitu:

- Hidup dengan penuh kesadaran

- Penerimaan diri sebagai manusia yang berharga (self acceptance) - Tanggung jawab pribadi

- Keberanian mengambil resiko - Hidup dengan tujuan yang jelas - Integritas Pribadi.

Konsep diri yang lemah akan menimbulkan kurang percaya diri, rasa takut, kurangnya motivasi diri dan mudah putus asa.

2. Tidak dapat berbicara atau bahasa lisan dengan baik

Berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan pengalaman dan berbagi informasi (Ellis, 1989). Ide merupakan esensi dari apa yang kita bicarakan dan kata kata merupakan untuk mengekspresikannya. Berbicara merupakan proses yang kompleks karena melibatkan berpikir, bahasa dan ketrampilan sosial. Dalam rangka membina ketrampilan berbicara hal yang perlu mendapat perhatian dalam keefektifan berbicara menurut Arsyad ada 2 aspek, yaitu; 1. Aspek kebahasaan mencakup : a. Lafal, b. Intonasi, Tekanan dan Ritme dan, c. Penggunaan kata dan kalimat. 2. Aspek non kebahasaan mencakup; a. Kenyaringan suara, b. Kelancaran, c. Sikap berbicara, d. Gerak & mimik, e. Penalaran, f. Santun berbicara.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebiasaan Bertanya 3.1. Faktor Dari Dalam Diri Siswa

a. Minat siswa dalam bertanya

Minat, besar pengaruhnya terhadap berbagai aktivitas. Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran, akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh,

(6)

6 karena ada daya tarik baginya. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Siswa yang berminat pada suatu pelajaran akan selalu bertanya, mengenai hal-hal yang belum dimengerti (belum faham), serta untuk memenuhi rasa ingin tahunya terhadap pelajaran yang disajikan. Minat akan mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Apa yang menarik minat siswa, akan mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Dengan adanya minat akan membuat siswa senang, aktif dan cepat mengerti dalam menerima pelajaran serta membuat siswa tertarik untuk selalu bertanya dalam setiap kesempatan. Tinggi rendahnya minat siswa terhadap mata pelajaran yang diajarkan, ini erat kaitannya pula dengan tinggi rendahnya kesadaran diri terhadap pemenuhan rasa ingin tahu / kebutuhan akan informasi, yang salah satunya dengan mengajukan pertanyaan.

b. Memiliki perasaan tidak / kurang berani dalam bertanya

Perasaan kurang berani “(perasaan takut) adalah sejenis naluri. Kebanyakan perasaan takut itu disebabkan karena pengaruh lingkungan. Takut salah, takut mendapat ejekan. Perasaan takut yang ada pada siswa, akan melemahkan semangatnya dan akan menggoyahkan ketenangannya. Ia tidak berani mengajukan pertanyaan, karena diliputi perasaan takut, seperti takut salah, takut mengungkapkan pendapat dan karena ketakutan lainnya. Sehingga apa yang ingin ditanyakan tidak dapat diutarakannya.

c. Motif keingintahuan siswa

Motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Atau seperti yang dikatakan oleh Sartain dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto, “Motif adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku / perbuatan ke suatu tujuan atau perangsang. Motif keingintahuan siswa yang besar pada suatu pelajaran, akan dapat dilihat pada semangatnya mengikuti pelajaran. Salah satunya yang dapat dilihat ialah kebiasaannya mengajukan pertanyaan dan mengemukakan gagasan. Dengan motif keingintahuannya yang besar segala aktivitas belajar demi mencapai prestasi dan cita-citanya akan dijalaninya dengan penuh kegigihan.

(7)

7 3.2. Faktor Dari Luar Diri Siswa

a. Faktor Guru (motivasi dari guru)

Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada siswanya di sekolah, maka gurulah yang menciptakan lingkungan belajar bagi kepentingan belajar siswanya. Sebagai pendidik guru tidak hanya berperan untuk mendorong meningkatkan prestasi belajar siswa, tetapi juga yang lebih jauh lagi untuk memotivasi siswa agar lebih aktif, bergairah belajar dan menumbuhkan rasa ingin tahu pada siswa. Selaku motivator, guru harus selalu member semangat agar motif-motif yang positif (termasuk pada siswanya dapat dibangkitkan, ditingkatkan dan dikembangkan.

Guru harus memotivasi siswanya agar terbiasa bertanya, karena hal itu penting bagi perkembangan kepribadian dan penambah pengetahuan. Dan sebagai orang yang menginginkan keberhasilan dalam mengajar, guru harus selalu mempertahankan agar umpan balik selalu berlangsung dalam diri siswanya. Umpan balik itu tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk sikap mental yang selalu berproses untuk menyerap bahan pelajaran yang diberikan. Bertanya adalah salah satu umpan balik yang diberikan siswa pada guru. Guru yang hanya mengajar dan tanpa memperhatikan mengerti tidaknya siswa terhadap bahan pelajaran yang disampaikan, akan mendapat reaksi negatif dari siswa. Siswa cenderung menunjukkan sikap acuh tak acuh atas apa yang disampaikan, ia juga bisa melakukan kegiatan lain yang terlepas dari masalah pelajaran.

b. Faktor Lingkungan, suasana belajar

Suasana belajar yang menyenangkan akan mempengaruhi semangat dan suasana hati siswa. Siswa yang memiliki semangat untuk belajar dan memiliki suasana hati yang menyenangkan, ia akan mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian dan tidak akan sungkan-sungkan mengajukan pertanyaan dan mengemukakan gagasannya.

4.Cara menumbuhkan kemauan anak untuk bertanya

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan anak untuk bertanya, yaitu : 1. Bangun konsep diri yang kuat

(8)

8 Siswa yang memiliki konsep diri yang baik akan mampu untuk menghadapi semua permasalahan yang dihadapi. ada beberapa cara yang bisa di lakukan untuk membangun konsep diri positif, yaitu antara lain:

a. Mencintai dan menyayangi diri sendiri

Manusia adalah makhluk yang unik, yang telah di ciptakan Tuhan dengan berbagai macam kelebihan dan kekurangan. Mencitai dan menyayangi diri sendiri berarti kita mencintai apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Wujud dari kecintaan kita terhadap diri sendiri adalah dengan memperlakukan dan menjaga diri ini dengan baik dari hal-hal yang bisa merusak diri. Dengan begitu kita akan senantiasa terdorong untuk melakukan sesuatu hal yang positif dalam hidup;

b. Mengembangkan pikiran positif

Cara berpikir kita mengendalikan sikap, tindakan dan hidup kita. Pikiran positif akan mendorong kita untuk tetap optimis, pantang menyerah, dan barani menghadai resiko dan tantangan. Selain itu pikiran positif juga akan menjadikan hidup kita lebih tenang.

c. Memperbaiki kualitas hubungan dengan orang lain

Dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kita harus senantiasa meningkatkan kualitas hubungan tersebut. Peningkatan kualitas hubungan yang kita ciptakan menandakan bahwa kita telah mampu berpikir dewasa. Perlu di ingat juga kualitas pergaulan juga sangat di tentukan dengan siapa kita bergaul. Untuk itu pintar-pintarlah kita memilih pergaulan, karena salah bergaul akan memberikan pengaruh negatif buat diri kita. Dari itu bergaulan dengan orang yang memiliki kecerdasan dan perilaku yang baik. Selain itu perbaiki juga hubungan kita dengan orang-orang terdekat kita dan hindarilah pertentangan.

d. Bersikap proaktif

Proaktif sering di katakan sebagai kemampuan mengambil sebuah inisiatif tindakan. Namun prlu di katahui sebenarnya proaktif tidak hanya sekedar insiatfi tapi labih dari itu. Proaktif memahami dengan jeli permasalahan yang dihadapinya dengan kaca nilai yang akurat

dan tidak semata mengikuti perasaan. Proaktif ini meliputi banyak hal seperti proaktif dalam melawan hawa nafsu, proaktif dalam memberantas kebodohan diri,

(9)

9 proktif memupuk motivasi, proaktif dalam belajar, proaktif dalam menolong orang yang membutuhakan dan lain sebagainya

e. Menjaga keseimbangan hidup

Hidup itu harus penuh dengan keseimbangan, tidak bisa rasanya kita hanya mementingkan salah satu faktor tertentu dalam hidup. Kita harus tahu betul bagaimana menjalani setiap aktivitas dalam kehidupan. Jangan sampai kita memporsikan satu kegiatan secara berlebiha. Untuk mencapai keseimbanga ini, sebaiknya kita menyusun sebuah agenda kegiatan dan skala proritas sehingga kita benar-benar bisa melakukan suatu hal sesuai dengan kebutuhan yang ada, tidak berlebihan dan seimbang.

2. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

Untuk dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan menggunakan metode metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa misalnya Quantum Learnig, Kooperatif Learning.Selama proses pembelajaran diciptakan suasana yang nyaman dan komunikatif sehingga anak mampu berkomunikasi dengan nyaman tanpa ada rasa takut dan sungkan terhadap guru. Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl (1997) memberikan beberapa kiat untuk

membina suasana belajar yang sukses dan menyenangkan, meliputi :

1. Creating a low-stress environment – one where it is safe to make mistake, yet expectatition of success is high. Artinya menciptakan lingkungan yang tingkat stress nya rendah – dimana seseorang merasa aman untuk membuat kesalahan, walaupun harapan untuk mencapai sukses begitu tinggi. Dalam suatu lingkungan belajar yang positif tidak ada rasa takut dikalangan pembelajar manakala melakukan suatu kesalahan. Pembelajar dengan penuh ketekunan akan terus mencoba dengan mengembangkan segala kreativitasnya dengan penuh kebebasan yang bertanggung jawab. Bobbi DePorter dan Mike Hernacki (2004), mengatakan bahwa jika ditata dengan baik, lingkungan akan menjadi sarana yang bernilai dalam membangun dan mempertahankan sikap positif. Dan sikap positif menjadi aset yang berharga untuk belajar.

2. Ensuring the subyect is relevant – you want to learn when you see the point of it. Memastikan bahwa mata pelajaran benar-benar relevan, kita akan mempelajari apabila kita melihat terdapat hal-hal yang penting dari mata pelajaran yang diajarkan. Terutama relevan dengan kebutuhan tugas atau

(10)

10 pekerjaannya. Menurut Dave Meier (2002) bahwa belajar yang tepat apabila dilakukan secara kontekstual, yakni belajar dengan mengerjakan pekerjaan itu sendiri dalam proses penyelaman ke “dunia nyata” terus menerus, umpan balik, perenungan, evaluasi dan penyelaman kembali.

3. Ensuring the learning is emotionally positive – it generally is when you work with others, when there is humor and encouragement, regular breaks, and enthusiastic support. Memastikan bahwa pembelajaran akan memberikan pengaruh positif secara emosional, pada umumnya ketika kita bekerjasama dengan pembelajar lain, ketika terdapat humor dan penggugah semangat, waktu istirahat yang teratur dan bantuan yang penuh antusiasme. Dalam proses pembelajaran di era sekarang juga dibutuhkan kerjasama baik antar peserta maupun dengan fasilitator, dan bukan persaingan, yang dilakukan dalam situasi yang diselingi dengan canda (humor) serta memberikan dorongan semangat untuk sukses, tersedianya waktu istirahat yang cukup dan teratur dan terbangun suasana yang dapat membangkitkan dorongan dan semangat untuk sukses. Otak kanan akan dapat berfungsi secara maksimal manakala berada dalam situasi pembelajaran yang nyaman, santai dan tanpa tekanan (stress). Adi W. Gunawan ( 2007) berpendapat bahwa terdapat beberapa cara yang paling efektif agar informasi yang diperoleh selama pembelajaran dapat membangkitkan emosi yang positif para peserta. Diantaranya dengan permainan yang dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif, menetapkan tujuan belajar, dan penyediaan hadiah bils tujuan pembelajaran dapat dicapai atau dengan mencari alasan emosional mengapa informasi itu perlu dipelajari.

4. Consciously involving all the sense as well as left-brain and right-brain thinking. Secara sadar dalam proses pembelajaran agar melibatkan semua perasaan (emosi), otak kiri yang berifat analitis, sistematis, juga melibatkan otak kanan yang lebih bersifat intuitif, kreatif, acak dan holistik. Dikatakan oleh Dave Meier bahwa belajar sekarang harus dilakukan secara simultan, artinya dengan melibatkan seluruh tubuh dan seluruh pikiran secara verbal, non verbal, rasional, emosional, fisik dan intuitif pada saat yang bersamaan dan harus dilakukan dalam lingkungan belajar yang positif, artinya bahwa pembelajar akan dapat belajar secara optimal apabila dilakukan dalam lingkungan fisik, emosi dan sosial yang positif, yaitu lingkungan yang tenang

(11)

11 sekaligus menggugah semangat. Adanya rasa keutuhan, keamanan, minat dan kegembiraan.

5. Challenging your brain to think through and explore what is being learned with as many intelligences as are relevant in order to make personal sense of it. Otak dan pikiranmu harus tertantang untuk berfikir secara mendalam (kritis) dan menyelidiki atau menjelajahi segala sesuatu yang telah dipelajari dengan menggunakan sebanyak mungkin kecerdasan yang relevan untuk membuat seorang pembelajar benar-benar mengerti dan memahaminya. Di era belajar sekarang seorang pembelajar harus tidak bersikap pasif dan mekanistis, tetapi harus kreatif sehingga nantinya mampu manjadi inovator dan change agent di lingkungan organisasi nya masing-masing.

6. Consolidating what is learned – by reviewing in quiet periods of relaxed alertness. Menggabungkan semua yang telah dipelajari dengan meninjau kembali apa yang telah dipelajari dalam periode waktu yang tenang, santai tetapi dalam kondisi penuh kewaspadaan.Langkah ini dimaksudkan agar subyek pembelajaran yang telah kita pelajari dapat terserap dengan baik.

3. Melatih anak untuk bertanya

Ketrampilan bertanya tidak dapat dilakukan anak bila tidak dilatih, sebagaimana ada pepatah “anak bisa karena biasa”. Dalam pembelajaran anak diberikan tugas untuk membuat pertanyaan dari materi yang sedang dibahas pada saat itu. Pertanyaan tersebut bisa langsung disampaikan atau ditulis guna merangsang anak untuk dapat bertanya dan pemberian tugas ini dilakukan sesering mungkin sehingga anak dapat terbiasa menghasilkan pertanyaan tanpa harus diberi tugas lagi.

4. Support anak untuk berani mencoba

Seorang anak terlahir tidak memiliki rasa takut. hal ini terbukti ketika mereka belajar berjalan, berapa kali mereka jatuh, mereka tetap bangkit untuk berjalan hingga akhirnya bisa berjalan dan berlari. Rasa takut pada anak muncul ketika lingkungan disekitar memberikan contoh negatif dengan melarang, menakut-nakuti anak. Hal ini bukan hal yang bagus, melainkan akan menjadi beban bagi anak, ketika ingin mengetahui sesuatu mala dilarang. Orangtua hanya pantas memberikan motivasi dan dorongan, mendaftarkan anak dalam banyak kompetisi

(12)

12 dan kegiatan yang menuntut bersosialisasi sangat penting untuk pergaulan anak nantinya.

5. Membiasakan anak untuk membaca

Kegemaran membaca tidak jatuh dari langit, tetapi harus dibiasakan sejak dari kecil. Caranya bagaimana? Tidak bijaksana kita memaksa anak-anak kita membaca buku. Harus kita mulai dengan bercerita. Dongeng sebelum tidur merupakan langkah pertama mengajar anak gemar membaca. Ketika anak belum bisa membaca, kita harus mulai membacakan cerita pengantar tidur pada mereka. Biasanya anak kecil masih sangat suka pada cerita. Usahakan selama proses ini anak tidak menonton televisi. Biarkan dia menikmati cerita dari mulut kita, ini sangat penting juga untuk melatih imajinasi mereka.

Buatlah anak suka mendengarkan cerita, bahkan kecanduan mendengar cerita. Kalau anak mulai gemar mendengar cerita, maka ia akan mulai mencari cerita-cerita yang baru. Seiring dengan kemampuan anak membaca, sesekali anak tidak dibacakan cerita, tetapi diajak untuk membaca sendiri. Inilah langkah penting dalam membimbing anak untuk mempunyai kegemaran untuk membaca. Anak mulai menikmati kebiasaan membaca. Mula-mula membaca buku cerita namun dalam perkembangan apa saja akan mereka baca. Begitulah, kegemaran membaca diharapkan tumbuh dalam diri anak-anak. Baru sesudah anak mempunyai budaya membaca, sedikit demi sedikit dibimbing untuk menonton televisi.Untuk dapat bertanya anak harus punya modal, bila anak sudah dibiasakan untuk membaca banyak referensi anak akan mudah untuk melakukan aktifitas bertanya.

Kesimpulan

Secara etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua suku yaitu ” terampil dan Tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Bertanya” berasal dari kata “Tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” yang berarti memilki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”. keberanian bertanya adalah keadaan atau sifat-sifat yang ada pada setiap individu yang ditunjukan dengan adanya kemampuan untuk maju mencoba dengan rasa percaya diri dan mampu untuk mengatasi rasa takut ketika meminta keterangan dan memperoleh jawaban yang jelas atas sesuatu yang belum dipahami. Selain itu bertanya dalam pembelajaran di pandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berfikir siswa.Untuk dapat

(13)

13 memiliki ketrampilan bertanya tidak dapat diperoleh anak secara instan tetapi harus ditumbuhkan baik di lingkungan keluarga,lingkungan maupun sekolah dan dilakukan oleh siapa saja, terutama guru karena guru memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Anak yang dilatih mampu bertanya akan membuat anak lebih cerdas dan tanggap terhadap lingkungan sekitar.

Rekomendasi

Sebagaimana kita ketahui dilingkungan kita belum tercipta kebiasaan bertanya tetapi yang ada adalah anak biasa untuk ditanya. Bila menginginkan Anak didik mau dan mampu untuk bertanya dalam proses belajar mengajar maka menjadi kewajiban guru untuk dapat mengusahakannya dengan kegiatan yang disarankan oleh penulis. Penulis menyadari artikel ini memiliki banyak kekurangan maka dibutuhkan kritik atau saran yang membangun.semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Bukhari Alma, dkk, Guru Professional (Bandung : Alfabeta, 2009) Djadja Djadjuri, Strategi Belajar Mengajar, 1994

E Mulyasa, Menjadi Guru Professional, Bandung : Pt Remaja Rosda Karya, 2005 Gunawan, Adi W, Genius Learning Strategy, PT Gramedia, 2012

Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta :Pustaka Insani Madani :2008 Masrur MH, Abdullah. 2000. Membina Keberanian. Jatim: Putra Pelajar.

Mulyono dkk. 1995. Kamus Besar Bahas Indonsia. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Noerhadi Th,Sri anita wiryawan, Strategi Belajar Mengajar, universitas terbuka, 1994 Naistadt, Ivy. 2004. Speak without Fear. United States of America: Harper Resource. Parera, Josh Daniel. 1993. Keterampilan Bertanya dan Menjelaskan. Jakarta:

ErlanggaReferensi

Suryadi.A. membuat siswa aktif belajar.Bina Cipta. Bandung.1983

Syaiful Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta : PT Rineka cipta,2000

Referensi

Dokumen terkait

The present study examines the representation of dominant culture in the picture book entitled It’s Amma’s Birthday Tomorrow by Janaki Sooriyarachi.. This study aims to describe

2Ol2 tentang Statuta Universitas Negeri Malang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2OI2 Nomor 1136);. Keputusan Menteri Keuangan Nornor 279IKMK.OSl2008,

Meskipun pemerintah pusat harus bertanggung jawab secara keseluruhan atas administrasi pajak, pemerintah daerah secara bertahap harus menjadi lebih

Kesimpulannya adalah Ho ditolak, artinya, koefisien regresi yang ditemukan adalah (terdapat pengaruh yang signifikan antara teknik pembelajaran individualized

Semoga Panduan ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan bagi semua pemangku kepentingan dan pihak yang terlibat sehingga pelaksanaan kegiatan Perayaan dan Penyerahan

dengan dihadiri Peserta Pelelangan Umum sebagaimana dalam daftar hadir peseda rapat pembukaan penawaran:.. Adapun hasil rapat adalah sebagai

Kesadaran keamanan menjadi penting dalam sistem keamanan informasi dimana tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menjamin seluruh sumber daya manusia organisasi

Tidak sesuai untuk penggunaan: Material ini tidak diperuntukkan untuk digunakan dalam produk yang kontak dalam jangka waktu lama dengan selaput lendir, cairan tubuh atau