• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441 H / 2019 M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1441 H / 2019 M"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SIKAP-SIKAP TOLERANSI DALAM

MASYARAKAT MELALUI KEBUDAYAAN DAERAH

DI DESA SIDODADI KECAMATAN TELUK PANDAN

KABUPATEN PESAWARAN

Skripsi

Untuk persyaratan penelitian dan penulisan skripsi dalam rangka penyelesaian studi program S1 guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

ROSMA SARI

NPM. 1511010355

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441 H / 2019 M

(2)

IMPLEMENTASI SIKAP-SIKAP TOLERANSI DALAM

MASYARAKAT MELALUI KEBUDAYAAN DAERAH

DI DESA SIDODADI KECAMATAN TELUK PANDAN

KABUPATEN PESAWARAN

Skripsi

Untuk persyaratan penelitian dan penulisan skripsi dalam rangka penyelesaian studi program S1 guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Dalam Ilmu Tarbiyah

Oleh :

ROSMA SARI

NPM. 1511010355

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Pembimbing I : Prof. Dr. H. Achmad Asrori, MA Pembimbing II: Dr. Nur Asiah, M.Ag

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

RADEN INTAN LAMPUNG

1441 H / 2019 M

(3)

ABSTRAK

IMPLEMENTASI SIKAP-SIKAP TOLERANSI DALAM MASYARAKAT MELALUI KEBUDAYAAN DAERAH DI DESA SIDODADI KECAMATAN

TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN Oleh:

Rosma sari

Rentannya konflik horizontal yang terjadi dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia diakibatkan oleh beberapa faktor yang melingkupinya. Bangsa Indonesia memiliki Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan bangsa untuk memperkuat persatuan dan kesatuan. Berpedoman pada Bhinneka Tunggal Ika serta mengenal lebih dalam karakter Nusantara, yang pada hakikatnya akan menemukan kenyataan bahwa Negara Indonesia memiliki nilai dan karakter kultural tiap-tiap daerah di bumi Nusantara yang merujuk kepada kebijaksanaan hidup yang tertuang pada butir-butir kearifan lokal.

Dalam mengkaji skripsi ini maka dari itu peneliti sesuai judul membuat rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah penerapan sikap-sikap toleransi masyarakat desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran ?”

Melihat realitas masyarakat desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kaupaten Pesawaran, termasuk kearifan lokal dalam masyarakatnya. Peneliti merumuskan beberapa langkah pengumpulan data untuk menjawab realitas yang terjadi. Metode observasi digunakan oleh peneliti untuk melihat nuansa baru dalam upaya revitalisasi kearifan lokal melalui pengamatan secara langsung pada kegiatan desa, serta interaksi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Metode pengumpulan data lainnya interview, menggali informasi kepada para informan, diantaranya ketua seni budaya yang ada di desa Sidodadi, masyarakat, tokoh agama dan aparatur desa. Selain itu juga menggunakan metode dokumentasi sebagai penunjang pemaparan objek penelitian. Yang hasil pada penelitian ini dianalisis secara reduksi data, display

data, serta menarik kesimpulan.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi sikap-sikap toleransi dalam masyarakat melalui kebudayaan daerah di Desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran memiliki kegiatan yang dikembangkan untuk membangun toleransi beragama, dan melalui kebudayaan daerah sebagai media untuk mencapai kerukunan dan pembangunan toleransi antar warga masyarakat maupun antar umat beragama.

(4)
(5)
(6)

MOTTO                              

Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

(7)

PERSEMBAHAN

Penulis mengucapkan syukur Alhamdulilah kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktunya. Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ayahku Rimin dan Ibuku Turmi (Alm) yang telah memberikan kasih sayangnya, mendidik, membesarkan dan berjuang dengan tulus mencari nafkah seorang diri demi kesuksesan putrinya. Dan selalu mendoakanku dalam meraih keberhasilan dalam menyelesaikan Pendidikan SI di Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung.

2. Keluarga Besarku yang selalu memberikan dukungan moral maupun materil sehingga penulis sampai pada tahap ini.

(8)

RIWAYAT HIDUP

Rosma sari dilahirkan pada tanggal 13 Desember 1996 di desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran, putri ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Rimin dan Ibu Turmi (Alm). Penulis mempunyai dua kakak laki-laki bernama Iman dan Wahyudin serta adik perempuan bernama Riyanti.

Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar Negeri 3 Teluk Pandan yang lulus tahun 2009, kemudian melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Pesawaran lulus pada tahun 2012, kemudian penulis melanjutkan ke jenjang selanjutnya di SMA Negeri 1 Padang Cermin yang lulus pada tahun 2015, kemudian melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Islam.

Penulis telah melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2018 di Desa Srikaton Kecamatan Adiluwih Kabupaten Pringsewu dan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di MA Hasanuddin Bandar Lampung.

Selama kuliah penulis pun aktif di kegiatan organisasi, UKM Permata Sholawat, PC IPNU IPPNU Kabupaten Pesawaran, PAC IPNU IPPNU Kecamatan Teluk Pandan, PKPT IPNU IPPNU UIN Raden Intan Lampung, Karang Taruna Kecamatan Teluk Pandan dan Karang Taruna Desa Sidodadi .

(9)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah, penulis ucapkan kehadirat Ilahi Rabbi, yang penguasa pemelihara Alam yang tidak pernah berhenti dalam menganugrahkan segala nikmat, Rahmat dan Inayah-Nya dimuka bumi. Atas limpahan Rahmat- Nya penulis hanturkan sembah sujud karena telah diberi kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini. Hambatan-hambatan yang ada dalam penulisan skripsi bukan suatu keluhan. Namun dengan kesadaran diri dan intropeksi diri bahwa penulis merupakan hamba Allah SWT yang tidak luput dari dosa dan kesalahan. Sholawat teriring salam selalu tercurahkan kepada baginda besar yakni Nabi Muhammad SAW, yang selalu dinantikan Syafaatnya di akhirat kelak.

Skripsi ini berjudul “Implementasi Sikap-Sikap Toleransi Dalam Masyarakat Melalui Kebudayaan Daerah di Desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran” disusun untuk melengkapi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis dengan tangan terbuka sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pembaca. Semoga skripsi ini dapat menjadi alat menunjang dan ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

(10)

Dalam usaha penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa bantuan materi maapun dukungan moril. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas penulisan skripsi ini dengan segala partisipasi dan motivasinya. Secara khusus penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nirva Diana, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

2. Bapak Drs. Sa`idy, M. Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. H. Achmad Asrori, MA. selaku Pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dr. Nur Asiah, M.Ag. selaku Pembimbing II yang juga telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan

Lampung yang telah membantu dan memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan sampai selesai.

6. Kepala Perpustakaan Pusat dan Perpusatakan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.

7. Kepada Desa Sidodadi yang dengan ramah telah mempersilahkan saya untuk melakukan penelitian.

8. Sahabat – sahabatku Mei Astuti, Anggun Qolbin N, Siti Muslimah, Seftika Aryani AS, Putri Fatmasari, Shela Rekapuri, Nurlatifah, Nita Asmarita,

(11)

Nawang Suryaningsih, Rizki Septiawan, Zikron Hafidz dan Saibani yang telah membantu, berjuang dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga Besar PC IPNU IPPNU Kabupaten Pesawaran dan Karang Taruna Desa Sidodadi.

10.Teman-teman KKN kelompok 231 dan PPL MA Hasanuddin yang telah memberikan doa dan semangat.

11.Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam angkatan 2015,

khususnya kelas G yang telah memberikan banyak dukungan, doa serta semangat yang tiada henti.

12.Kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah berjasa membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.

Semoga bantuan yang ikhlas dari semua pihak tersebut mendapat amal dan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis pun menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung, Desember 2019

(12)

Rosma sari NPM. 1511010355 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... ABSTRAK ... PERSETUJUAN ... MOTTO ... PERSEMBAHAN ... RIWAYAT HIDUP ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... B. Fokus Penelitian ... C. Rumusan Masalah ... D. Tujuan Penelitian ... E. Manfaat Penelitian ... I ii iii iv v vi vii x xii xiii 1 9 10 10 11

(13)

F. Metode Penelitian ...

BAB II LANDASAN TEORI ... A. Pengertian Sikap ... B. Objek Sikap dalam Pembelajaran ... C. Macam-macam Sikap ... D. Pengertian Toleransi ... E. Dasar-dasar Toleransi dalam Islam ... F. Bentuk-bentuk Toleransi ... G. Sikap-sikap Toleransi ... H. Toleransi dalam Pandangan Islam ... I. Toleransi dalam Sejarah Madinah ... J. Pendapat Tokoh Mengenai Toleransi ... K. Toleransi Menuju Kerukunan ... L. Pengertian Kebudayaan ... M. Ciri-ciri Kebudayaan ... N. Unsur-unsur Kebudayaan Daerah ... O. Macam-macam Kebudayaan Daerah ... P. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebudayaan ... Q. Tinjauan Pustaka ...

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN... A. Sejarah Singkat Desa Sidodadi... B. Kondisi SDM dan SDA ... C. Pemerintah Sarana dan Prasarana ... D. Kebudayaan Daerah Desa Sidodadi ...

BAB IV ANALISIS PENELITIAN ... A. Kondisi Objek Penelitian ...

12 22 24 24 25 32 37 44 45 51 58 65 68 70 71 72 83 84 86 87 89 90 105

(14)

B. Analisis Hasil Penelitian ... BAB V PENUTUP ... A. Kesimpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN 116 135 136 141 DAFTAR TABEL

Tabel 01 Jumlah KK dan Jenjang Pendidikan warga Sidodadi………….…… Tabel 02 Data jumlah warga desa Sidodadi ………...

8 87

(15)
(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kartu Konsultasi

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Pedoman Observasi

Lampiran 4 Pedoman Dokumentasi Lampiran 5 Pedoman Wawancara

(17)
(18)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap Negara memiliki ragam budaya dan karakter yang khas yang membedakan dengan Negara lain. Keragaman budaya ini dapat menimbulkan kekhasan yang unik pada setiap masyarakat dari bahasa, agama, ras, suku, adat istiadat dan juga warna kulit. Pandangan positif tentang keragaman menimbulkan persatuan bangsa dengan berbagai tantangan di era globalisasi. Selain pandangan positif, keragaman budaya dapat juga dipandang negatif salah satunya yaitu apabila masyarakat Indonesia tidak dapat menghargai berbagai perbedaan dari keragaman manusianya.

Indonesia adalah Negara yang unik dengan perbedaan pemikiran rakyatnya. Indonesia adalah Negara yang indah, yang kaya dengan keberagamannya. Indonesia memiliki banyak pulau, suku, ras, budaya, dan agama. Namun perbedaan itu tidak dapat kita pungkiri di Indonesia karena Indonesia adalah kepulauan yang luas yang berjejer dari sabang sampai meroke jadi wajar saja kita menjumpai perbedaan tersebut.

Berbicara tentang keberagama di Indonesia, Indonesia memiliki banyak agama seperti Islam, Hindu, Budha, Kristen, Katolik, dan Konghucu. Disetiap agama memiliki ajarannya masing-masing dan cara beribadahnya masing-masing. Seperti yang dikatakan oleh Kyai Ahmad Mustofa Bisri (Gus

(19)

Mus), “perbedaan adalah hal yang fitri, maka upaya penyeragaman

merupakan upaya yang sia-sia”.1 Dari perkataan beliau dapat kita pahami

perbedaan memang sudah menjadi garis takdir dalam kehidupan terlebih di Indonesia, sehingga seperti apapun yang akan terjadi Indonesia akan tetap sama dengan keberagaman dan perbedaan yang ada namun bukan untuk terpecah belah.

Pada dasarnya tidak ada agama yang mengajarkan permusuhan dan perang. Jika dulu pernah terjadi perang salib, yang salah bukan agamanya, melainkan orang-orang yang berkompeten.

Kita harus mengacu kembali kepada landasan Agama-Agama di Indonesia bersumber pada UUD 1945, yang mengharapkan agar tercipta ruang kehidupan bertoleransi yang saling menghormati sesama umat beragama dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 29 ayat (1) menyebutkan Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa, ayat (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya. Berpijak dari pasal tersebut dapat dideskripsikan bahwa ketentutan pasal 29 UUD 1945 memberikan ruang kepada umat beragama untuk mendalami dan melaksanakan kewajiban agamanya dalam beribadat menurut agama dan kepercayaannya. Bangsa Indonesia bersifat pluralisme karena terdapat keanekaragaman etis dalam satu komunitas dengan indikatornya adalah;

1

(20)

terjadinya interaksi, toleransi, integrasi dan harmonisasi. Dengan menyadari indikator interaksi negatif serta disintegrasi, maka perlu adanya pemahaman interaksi positif, toleransi, integrasi menuju terciptanya keharmonisan sesama umat beragama di Indonesia.2

Agama bagi penganutnya punya dua fungsi, sebagaimana burung terhadap kedua sayapnya, burung itu tidak dapat terbang dengan baik. Kedua sayap itu bukan saja melengkapi fungsinya sebagai burung untuk terbang tetapi juga memperindah kesejatian burung itu sendiri. Begitu pula orang beragama, dalam agama disana ada dua sayap yang menjadikan kita bisa menapaki hidup dalam keseimbangan baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Kedua sayap dalam dalam hal keagamaan adalah sayap ilahiah sebagai dimensi teologis dan sayap insaniah sebagai dimensi antropologis.

Dalam dimensi teologis, seseorang beragama lantaran dirinya telah mengakui dan mempercayai kepada Sang Maha Kuasa. Dan dalam Islam Dia disebut Allah. Lewat atau pengakuan kepada Allah inilah lalu manusia menerima pemahaman baru tentang tugas hidup yang harus diembannya sebagai mahluk kepada Kholik (Pencipta) yaitu sebagai Khalifah di Bumi. Yang tugasnya menjaga dan merawat apa saja yang telah diciptakan Tuhan berdasarkan ilmu yang bersumber dari wahyu yakni Al Qur‟an dan Hadist.

Pengakuan adanya umat dari agama lain dan bagaimana memperlakukan mereka inilah dimensi antropologi hadir dan dihadirkan.

2

(21)

Memperlakukan dengan baik kepada saudaranya satu agama maupun kepada mereka yang berada diluarnya.





































“dan seandainya Tuhan pemelihara kamu menghendaki, tentulah beriman semua yang di bumi seluruhnya, maka apakah engkau (Nabi Muhammad saw.), memaksa manusia semuanya supaya mereka menjadi orang-orang

mukmin? (Q.S. Yunus: 99)3

Berdasarkan ayat tersebut, manusia tidak boleh memaksakan suatu keyakinan tertentu termasuk untuk beriman kepada Allah terhadap manusia lainnya. Islam memberikan ruang gerak bagi tumbuhnya masyarakat plural (majemuk), sehingga kebebasan agama merupakan esensi ajaran Islam. Dan dalam ayat lain dinyatakan :















































































“…dan jika seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian manusia yang lain, tentulah telah dirobohkan oleh para penindas biara-biara, greja-greja, sinagoga-sinagoga dan masjid-masjid yang didalamnya banyak disebut nama Allah, sungguh Allah pasti menolong

3

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta: CV Penerbit J-ART, 2004), h.220.

(22)

orang yang menolong agama-Nya, sesungguhnya Allah benar-benar

Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (Q.S. Al-Hajj: 40)4













































































“sesungguhnya orang-orang Mukmin beserta orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Shabi‟in, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kiamat, serta beramal saleh, mereka semua akan mendapatkan pahala dari Tuhan mereka dan tidak akan khawatir tidak pula akan bersedih

hati.” (Q.S. Al-Baqarah: 62)5

Ayat diatas memberikan suatu indikasi atas beragamnya manusia dalam berbagai agama, namun agama dimana pun di muka bumi ini, pasti meyakini (mengimani) adanya Zat yang menciptakan alam semesta termasuk manusia. Dari penafsiran atas ayat 62 surat Al Baqarah, jika direnungkan secara mendalam ternyata tidak ada benteng-benteng absolutisme agama seperti yang selama ini terefleksi dalam teologi agama. Bagi Allah kebajikan dan balasan baik (pahala, surga) tidak akan dilihat dari adanya predikat agamanya apakah Mukmin, Yahudi, Nasrani, dan Shabi‟in namun titik tekannya adalah pada kemauan beriman kepada-Nya dan kehidupan akhirat serta beramal saleh.6

4 Ibid, h. 337. 5 Ibid, h.10. 6

Abdul Jamil Wahab, Harmoni di Negeri Seribu Agama, (Jakarta: PT Alex Media

(23)

Toleransi harus dideskripsikan secara tepat, sebab toleransi beragama yang diamal secara awur justru malah akan merusak agama itu sendiri. Islam sebagai ajaran yang total, tentu telah mengatur dengan sempurna batas-batas antara muslim dan nonmuslim, sebagaimana Islam telah mengatur batasan antara laki-laki dengan perempuan, dan lain sebagainya. Seorang yang mengerti bahwa agama bukanlah semata ajaran tetapi juga peraturan, tentu akan memaklumi dengan mengamalkan peraturan tersebut (jika ia pemeluk agama tersebut) atau menghormati aturan itu (jika ia bukan pemeluk agama tersebut).7

Melihat Indonesia yang begitu kaya dan indah penulis pun terkesan dengan salah satu desa yang ada di Kabupaten Pesawaran Kecamatan Teluk Pandan tepatnya desa Sidodadi, dimana di desa ini ada tiga umat agama yaitu Islam dan Budha dan Kristen yang hidup berdampingan hingga saat ini.

Desa sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran memiliki jumlah penduduk sebanyak 3,403 jiwa yang mana 1,164 jiwa laki-laki, 2,239 wanita, dengan jumlah kepala keluarga mencapai 604 Kartu Keluarga. Mayoritas suku di desa ini adalah suku jawa dan lainnya yaitu suku Sunda, Bugis, Nias, Minang, dan Lampung. Mayoritas agama ialah beragama Islam sebanyak 3,328 umat, Budha 73 umat, dan Kristen sebanyak 2 umat. Untuk keagamaan di desa ini sudah tersedia tembat peribadatan 4 Masjid, 6 Mushola, dan 1 Vihara Budhayana.8

7

Ibid, h. 1. 8

(24)

Sidodadi merupakan desa yang sudah ada sejak tahun 1935 dan Islam sudah ada sejak itu, mayoritas penduduk beragama Islam. Dengan kondisi masyarakat yang mayoritas Islam mereka belum begitu mengenal dan memahami suatu perbedaan utamanya antar umat beragama, karena penduduk desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran sudah dari lahir terlahir sebagai umat Islam.9

Kemudian pada tahun 1971 agama Budha mulai masuk ke desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran dengan tempat peribadatan yang masih sederhana dengan jumlah umatnya yang tidak sampai 20 umat, dan keberadaan agama Budha pada saat itu ditentang oleh pemerintah karena pada saat itu agama Budha tidak boleh berkembang dengan alasan yang kurang jelas. Pada tahun 1984 dengan banyak perdebatan barulah dibangun Vihara Budhayana tempat beribadah umat Budha yang sah hingga saat ini.10

Kemudian dengan berjalannya waktu dan perubahan zaman agama Budha lambat tahun dapat diterima oleh masyarakat dan mulai berkembang walaupun mereka kaum minoritas diantara Islam mayoritas. Menurut mereka (umat Islam) Islam adalah agama yang besar yang mengajarkan tentang bagaimana bersikap mengahadapi perbedaan dan menjalin kerukunan sehingga mereka mencoba untuk bersosialisasi dengan perbedaan tersebut.11

9

Wawancara, Rasikun, Tokoh Agama Islam, 24 April 2019.

10

Wawancara, Sudarman, Tokoh Agama Budha, 27 Maret 2019 .

11

(25)

Sidodadi dengan kondisi masyarakat yang guyub namun masih ada hal yang masih perlu dikoreksi seperti kurang keterbukaan antara umat beragama, hal ini dapat dilihat dari tidak adanya kegiatan yang dilakukan bersama-sama. Begitu juga dalam hal komunikasi yang mana keinginan umat Budha untuk membantu keamanan saat perayaan hari raya Islam namun mereka sungkan untuk mengatakan.12 Begitu pun untuk kegiatan sosial masyarakat kurang

bergitu perduli dengan kehidupan disekitarnya.

Berdasarkan problem diatas dapat kita lihat bahwasanya pemahaman masyarakat desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran tentang toleransi masih kurang sekalipun mereka hidup berdampingan setiap harinya, namun tidak menutup kemungkinan kesenggangan itu ada.

No. Agama Kk Jenis Pendidikan

1. Islam 579 30% SD 50% SLTP & SLTA Sederajat 20% Perguruan Tinggi 2. Budha 24 50 % SD 50% SLTP & SLTA Sederajat 3. Kristen 1 100% SD

Tabel 01 Jumlah KK dan Jenjang Pendidikan warga Sidodadi

12

(26)

Melihat dari jenjang pendidikan penduduk desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran, maka ini memberi pengaruh terhadap pemahaman masyarakat tentang toleransi. Jika pendidikan yang ditempuh masyarakat rendah, sikap seseorang untuk mendeskripsikan perbedaan keyakinan, perbedaan pendapat, dan sikap keagamaan akan sulit karena pengalaman atau wawasan mereka kurang terbuka tentang hal tersebut.

Ini salah satu alasan betapa pentingnya pendidikan bukan hanya tentang belajar menghitung membaca saja tetapi untuk mempelajari tentang pengetahuan yang umum dan sosial bagaimana cara kita mendemonstrasikan tindak nyatanya di masyarakat. Karena dengan pendidikan yang tinggi kita akan diajarkan dan faham bagaimana cara bermasyarakat dan menganalisis hal-hal yang terjadi disekitar kita maupun masyarakat luas.

Berdasarkan hal diatas penulis ingin mengetahui peran seni budaya yang ada di desa Sidodadi dalam kehidupan bermasyarakat dan aktivitas apa yang dilakukan guna mempererat tali persodaraan antar warga masyarakat dan lingkungan.

B. Fokus Penelitian

Setelah melakukan pengamatan dalam setiap kegiatan kebudayaan yang ada di desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran, maka fokus penelitian diarahkan kepada sikap toleransi antara umat beragama dalam kegiatan keseharian.

(27)

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu peneliti untuk mengumpulkan data di lapangan.13 Jadi dapat dimengerti yang

dinamakan masalah merupakan suatu kesenjangan atau pertanyaan yang memerlukan jawaban.

Maka dari itu peneliti sesuai judul membuat rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah penerapan sikap-sikap toleransi masyarakat desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran dalam kehidupan sehari-hari?”

D. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan, menemukan berarti sebelumnya belum pernah ada atau belum diketahui.14

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulis membuat penelitian dengan tujuan : “Mendeskripsikan penerapan sikap-sikap toleransi masyarakat desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran dalam kehidupan sehari-hari.”

13

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2016), h.288.

14

(28)

E. Signifikansi/Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan baru tentang hubungan antar umat manusia. b. Menyadari bahwa toleransi itu indah dan sangat penting untuk kita

yang hidup di Indonesia dengan berbagai perbedaan yang menyatukan. c. Sebagai sarana untuk pengembangan pola pikir peneliti dalam ilmu

pengetahuan dan soaial. 2. Bagi Lembaga

a. Pendidikan formal/non formal : Sebagai sarana dalam kajian ilmu pengetahuan.

b. Pemerintahan Desa, Tokoh Agama, Pimpinan Adat dan Kebudayaan, dan Masyarakat : Memberikan masukan kepada kepala desa, pimpinan adat, warga dan tokoh agama bahwa toleransi sangatlah penting dan dapat mengetahui bagaimana masyarakat dapat menerapkan toleransi yang sebenarnya.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan: Memberikan pemahaman tentang toleransi dan manfaat tentang pentingnya bertoleransi di desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.

(29)

F. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai model alamiah.15

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reseacrh) yaitu penelitian yang dilakukan dalam kancah sebenarnya.16 Maksudnya adalah

meneliti permasalahan yang diangkat dalam penelitian dengan mengadakan penelaahan masalah pada kondisi kehidupan nyata. Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan, menggambarkan variabel-variabel masa lalu dan masa sekarang (sedang terjadi).17

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

purposive sampling teknik pengembilan sampel data dengan cara memilih

sumber data dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Dengan tujuan menggali informasi dari sumber data yang dianggap dapat memberikan informasi tentang masalah yang sedang penulis teliti. Adapun yang menjadi sumber data sebagai informan dalam penelitian ini adalah Ketua

15

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2017), h.6. 16

Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset social (Bandung: Mandar Maju, 1996), h. 32. 17

(30)

seni budaya desa Sidodadi, Tokoh Agama, dan Masyarakat desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan.18

3. Partisipan dan Tempat Penelitian

Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana dan data diperoleh apabila penulis menggunakan observasi dan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data responden yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan tertulis maupun lisan. Sampel dan sumber data dipilih secara purposive sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan petimbangan tertentu, serta bersifat snowball sampling, yaitu teknik pengambilan sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.19

Adapun yang dijadikan sumber awal dalam penelitian ini adalah kebudayaan-kebudayaan yang ada di desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.

18

Nasution, Metode Researc:Penelitian Ilmiah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h.23.

19

(31)

4. Subyek dan Obyek a. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah kebudayaan-kebudayaan daerah yang ada di desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.

b. Obyek Penelitian

Penelitian ini berobyek di desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran, yaitu desa yang memiliki kultur yang beragam dari agama dan suku.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian adalah mendapatkan data, tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.20

Bila dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan

20

(32)

dengan interview (wawancara), observasi (pengamatan) dan dokumentasi.21

Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data interview (wawancara), observasi (pengamatan) dan dokumentasi. a. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tahap tatap muka maupun menggunakan telepon. Dan pada wawancara ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur.

b. Observasi (pengamatan)

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih.22 Teknik pengumpulan

data dengan observasi dilakukan bila penelitian berkenaan dengan

21

Ibid, h. 309. 22

(33)

perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Dalam hal ini observasi dilakukan pada desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang. Pendapat lain mengakatan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal-atau variabel yang berupa catatan, buku, surat, agenda dan sebagainya.23

Adapun dokumentasi yang dimasukan dalam penelitian ini adalah data penduduk desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran, data jumlah pemeluk agama, data kegiatan yang melibatkan masyarakat, dan data pemerintahan sarana dan prasarana desa Sidodadi Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Pesawaran.

6. Prosedur Analisis Data

Analisis data kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam, dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

23

(34)

Millaes dan Hubbermen mengemukakan pendapat bahwa aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai datanya sudah jenuh.24

Kemudian analisis merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.25

Dapat pula data yang diperoleh dari observasi, dokumentasi, dan wawancara, selanjutnya dianalisis untuk diperoleh kebermaknaan dari data yang telah dikumpulkan sejak peneliti terjun ke lapangan terus sampai penulisan hasil penelitian.

Adapun langkah- langkah yang harus dilalui dalam analisis data adalah: “reduksi data, display data, dan verifikasi serta mengambil kesimpulan”.

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas, dan mempermudah

24

(35)

peneliti megumpulankan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.26

Reduksi data merupakan berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta kedalaman wawasan yang tinggi.27 Jadi

kegiatan mereduksi data yaitu data mentah yang telah dikumpulkan dari hasil studi dokumentasi, observasi, dan angket diklasifikasikan, kemudian diringkas agar mudah dipahami reduksi data ini merupakan satu bentuk analisis yang bertujuan mempertajam, memilih, memfokuskan, menyusun data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dari penelitian dapat dibuat dan diverifikasi.

b. Penyajian Data (Display Data)

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraiyan singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Hubbermen mengatakan bahwa yang paling sering digunakan dalam penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah bersifat teks yang bersifat naratif.28 Dengan sajian

data tersebut membantu untuk memahami sesuatu yang sedang terjadi dan kemudian untuk membuat suatu analisis lebih lanjut atau tindak lanjut berdasarkan pemahaman terhadap data yang disajikan tersebut. Oleh karena itu dengan permasalahan yang diteliti, data akan disajikan

26 Ibid, h. 338. 27 Ibid, h. 339. 28 Ibid, h. 341.

(36)

dalam bentuk tabel, matriks, grafik, dan bagan. Dengan penyajian seperti itu diharapkan informasi yang tertata dengan baik dan benar menjadi bentuk yang padat dan mudah dipahami untuk menarik kesimpulan.

c. Menarik Kesimpulan (Verification)

Menarik kesimpulan merupakan kegiatan ketiga dari kegiatan analisi data. Menurut Miles dan Hubbermen pada tahap ketiga ini yakni penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan dapat bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya begitu juga sebaliknya.29 Dengan

demikian tahap ini adalah proses penarikan kesimpulan yang dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Kesimpulan diharapkan menjadi temuan baru yang belum pernah ada, dapat berupa deskripsi atau gambaran obyek yang semakin jelas.

7. Teknik Keabsahan Data

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, namun memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar

29

(37)

penelitian. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, karena peneliti dengan perpanjangan keikutsertaannya akan banyak mempelajari kebudayaan; dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distori, baik yang dari diri sendiri maupun responden dan membangun kepertcayaan subjek. Dengan demikian, penting sekali arti perpanjangan keikutsertaan peneliti guna berorientasi dengan situasi juga guna memastikan apakah konteks itu dipahami dan dihayati.30

b. Keajegan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan prestasi analisis yang konstan atau tentatif, mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh, mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat.31 Teknik ini menuntut agar peneliti mampu menguraikan secara

rinci bagaimana proses penemuan secara tentatif dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan.

30

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2017), h.327-328. 31

(38)

c. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peniliti mengumpulkan data sekaligus mengecek kredebilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan taknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.32 Artinya dengan triangulasi peneliti akan mendapatkan

pemahaman yang lebih terhadap fenomena yang sedang diteliti, triangulasi juga akan meningkatkan data bila dibandingkan dengan menggunakan satu metode saja, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten dan pasti.

32

(39)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap dalam arti sempit adalah pandangan atau kecenderungan mental. Sikap (attitude) adalah suatu kecenderungan untuk mereaksi suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, acuh tak acuh.33

Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap sebagai suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Kecenderungan mereaksi atau sikap seseorang terhadap suatu hal, orang atau benda. Dengan demikian bisa tiga kemungkinan yaitu suka (menerima atau senang), tidak suka (menolak atau tidak senang) dan sikap acuh tak acuh.

Berikut ini sikap menurut pendapat beberapa tokoh:34

Caplin mendefinisikan sikap sebagai predisposisi atau

kecenderungan yang relative stabil dan berlangsung terus menerus untuk bertingkah laku atau bereaksi dengan cara tertentu terhadap objek, lembaga, atau persoalan tertentu.

Trow mendefinisikan sikap adalah sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat.

33

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman

Ilmu Raya, 2010), h.83. 34

Sutarjo Adi Susilo, Pembelajaran Nilai Karakter, (Jakarta: Rajawali 2014), h.68

(40)

Dan disini Trow lebih menekankan kesiapan mental atau emosional sebagai suatu objek.

Gable, mengemukakan bahwa sikap adalah suatu kesiapan mental

atau saraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung pada responden individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa sikap adalah suatu reaksi dari suatu pengarang atau situasi yang dihadapi individu atau salah satu aspek psikologis individu yang sangat penting karena sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku sehingga banyak mewarnai perilaku seseorang. Sikap setiap orang bervariasi baik kualitas ataupun jenisnya sehingga perilaku individu menjadi bervariasi.

Perwujudan atau terjadinya sikap seseorang itu dapat di pengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. Karena itu untuk membentuk dan membangkitkan suatu sikap yang positif untuk menghilangkan suatu sikap yang positif untuk menghilangkan suatu sikap yang negatif dapat dilakukan dengan memberikan atau menginformasikan faedah atau kegunaan dengan membiasakan atau dengan dasar keyakinan. Selain itu ada berbagai faktor-faktor lain yang ada pada individu yang dapat empengaruhi sikap, karena setiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap suatu perangsang.

(41)

Faktor-faktor tersebut diantaranya adanya perbedaan, minat, bakat, pengetahuan, pengalaman, intensitas perasaan, dan juga situasi lingkungan. Demikian pula sikap pada diri seseorang terhadap sesuatu atau perangsang yang sama mungkin juga tidak sellu sama.35

2. Objek Sikap dalam Pembelajaran

a. Sikap terhadap materi pembelajaran b. Sikap terhadap guru atau pengajar c. Sikap terhadap proses pembelajaran

d. Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pembelajaran.36

3. Macam-Macam Sikap

a. Sikap Spriritual

Sikap spiritual terkait dengan pembentukan siswa menjadi orang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Sikap Sosial

Sikap sosial terkait dengan pembentukan manusia yang berahlak mulia, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Sikap

35

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h.14.

36

Eko Putro Widoyoko, Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah, (Yigyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h38

(42)

sosial merupakan kesadaran diri individu yang menentukan perbuatan yang nyata, ang berulang-ulang terhadap objek sosial.37

B. Toleransi

1. Pengertian Toleransi

Dalam bahasa Arab, kata tasamuh adalah yang paling umum digunakan desawa ini untuk arti toleransi. Tasamuh berakar dari kata samhan yang memilikin arti mudah, kemudian atau memudahkan, sebagaimana dijelaskan bahasawan Persia; Ibnu Faris dalam Mu‟jam

Maqayis Al-Iughat menyebut bahwa kata tasamuh secara harfiah

berasal dari kata samhan yang berarti kemudahan dan memudahkan.38

Sedangkan kamus besar bahasa Indonesia memaknai toleransi bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri. Jadi toleransi secara bahasa adalah sikap menghargai pendirian orang lain dan menghargai bukan berarti membenarkan apalagi mengikuti.

Istilah toleransi berasal dari bahasa inggris yaitu, tolerance yang berarti sikap membiarkan, mengakui, dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Dalam bahasa arab dikenal

37

Ibid, h.44. 38

(43)

dengan tasamuh yang berarti saling mengijinkan, saling memudahkan.39

Toleransi menurut istilah berarti menghargai, membolehkan, membiarkan pendirian pendapat pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya yang lain yang bertentangan dengan pendirian sendiri. Misalnya Agama, Ideologi, dan Ras.40

Secara terminology, menurut Umar Hasyim toleransi yaitu pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada sesama warga masyarakat untuk menjalankan keyakinan atau mengatur hidupnya dan menentukan nasibnya masing-masing, selama dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat asas terciptanya ketertiban dan perdamaian dalam masyarakat.41

Toleransi secara terminology juga memiliki arti bahwa toleransi adalah sikap untuk memberikan hak sepenuhnya oleh orang lain agar menyampaikan pendapatnya, sekalipun pendapatnya salah dan berbeda.42

39

Said Agil Husin Al Munawar, Fiqih Hubungan Antara Agama, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 13

40

Poerwadarminta, Kamus Bahasa Latin, (Yogyakarta: Balai Pustaka), h.829. 41

Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama dalam Islam Sebagai Dasar Menuju

Kerukunan Antar Umat Beragama (Surabaya: Bina Ilmu, 1979), h.22 42

(44)

Toleransi secara bahasa bermakna sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan lain sebaginya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.43

Wikipedia Ensiklopedia, mengutip Perez Zagorin, menjelaskan toleransi adalah terminologi yang berkembang dalam disiplin ilmu sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.44

Toleransi dalam perspektif sosio-politik yaitu sikap dari suatu keyakinan membiarkan orang lain untuk memiliki kepercayaan yang berbeda dan menerima kenyataan ini karena mengikuti kebebasan hak setiap orang.45

Toleransi juga dapat diartikan sebagai kelapangan dada, suka rukun dengan siapa pun, membiarkan orang berpendapat, atau berpendirian lain, tidak mengganggu kebebasan berfikir dan berkeyakinan dengan orang lain. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa toleransi pada dasarnya memberikan kebebasan

43

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995, Edisi 2, Cet 4, h.4 44

H. Bahri, Toleransi Beragama Mahasiswa, (Jakarta: Maloho Abadi Press, 2010), h. 50. 45

Marjani, Gustiana Isya, The Tolerance NU: Responses to The Government‟s Politice in Islamic Affir in Indonesia, (Jakarta: PT. Semesta Rakyat Merdeka, 2012), h.4.

(45)

terhadap sesama manusia atau sesama warga masyarakat untuk menjalankan kehendaknya dan mengatur hidupnya, mereka bebas menentukan nasibnya masing-masing selama tidak melanggar aturan atau norma yang berlaku sehingga tidak merusak sendie-sendi perdamaian.46

Toleransi merupakan salah satu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formil. Terkadang toleransi timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan hal ini disebabkan karena adanya watak orang perorangan atau kelompok manusia untuk sedapat mungkin menghindarkan diri dari suatu perselisihan.47 Dari sejarah dikenal

bangsa Indonesia adalah bangsa yang toleran yang sebisa mungkin menghindarkan diri dari perselisihan-perselisihan.

Kata toleransi dalam Webster‟s New American Dictionary diartikan sebagai liberality toward the opinions of ofhers; patience

with others. Maksudnya, memberikan kebebasan terhadap pendapat

orang lain, dan berlaku sabar menghadapi orang lain. W.J.S. Poewadarminta mengartikan toleransi itu dengan sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiasakan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kelakuan, dsb) yang lain atau bertentangan dengan pendiriannya sendiri, misalnya: agama, ideology,

46

Tim Fkub Semarang, Kapita Selekta Kerukunan Umat Beragama, (Semarang: Fkub, 2009),

h. 381-382. 47

(46)

ras, dan sebagainya. Dalam arti suka rukun kepada siapapun, memberikan orang berpendapat atau berpendirian lain, tidak mau mengganggu kebebasan berfikir dan keyakinan lain.48

Toleransi relevan dengan epistemology dan juga relevan dengan etika sebagai prinsip penerimaan apa yang dikehendaki sampai kelayakannya tersingkap. Toleransi adalah keyakinan bahwa keanekaragaman agama terjadi karena sejarah dengan semua faktor yang mempengaruhinya, kondisi ruang dan waktu yang berbeda, prasangka, keinginan dan kepentingan. Dibalik keanekaragaman agama berdiri al-din al-hanif, agama fitrah Allah, yang mana manusia lahir bersamanya sebelum akulturasi membuat manusia menganut agama ini atau itu.49

Deklarasi prinsip-prinsip toleraansi UNESCO menyatakan bahwa toleransi adalah rasa hormat dan penghargaan atas keragaman budaya dunia yang kaya, berbagai bentuk ekspresi diri dan cara-cara menjadi manusia. Toleransi adalah kerukunan dalam perbedaan.50

Toleransi adalah sikap seseorang yang bersabar terhadap keyakinan filosofis dan orang orang lain yang diangap berbeda, dapat

48

W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976), h.1084.

49

Syamsul Ma`arif, Pendidikan Pluralisme di Indonesia, (Yogyakarta: Logung Pustaka, 2005), h. 13-14.

50

Didik Ahmad Supadie dan Sarjuni, Pengantar Study Islam, (Jakarta: Rajawi Pers, 2012), h.55.

(47)

disanggah atau bahkan keliru. Dengan sikap itu ia juga tidak mencoba memberangkus ungkapan-ungkapan yang sah dari keyakinan-keyakinan orang lain tersebut. Sikap semacam ini tidak berarti setuju terhadap keyakinan-keyakinan tersebut, juga tidak berarti acuh tak acuh terhadap kebenaran dan kebaikan dan tidak harus didasarkan atas

agnostisisme atau skeptisisme, melainkan lebih pada sikap hormat

terhadap pluriformitas dan martabat manusia yang bebas.

Bertoleransi dalam masyarakat modern yang mengharuskan toleransi dalam masyarakat modern memiliki landasan yang kuat yaitu konsep mengenai kebebasan pribadi-pribadi yang memiliki kebebasan berdasarkan insight pribadi, pribadi yang menilai bagi dirinya sendiri masalah-masalah kebenaran dan kesalahan, pribadi yang memberikan penilaian tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Keharusan toleransi juga dilandasi fakta yang tidak dapat dipungkiri tentang kemampuan yang universal dari manusia untuk keliru, bukan hanya secara pribadi melainkan juga secara kolektif. Maka toleransi dituntut oleh logika intern dari pengertian kita mengenai keadilan, keadilan menuntut agar setiap orang menerima apa yang merupakan haknya.51

Toleransi adalah keyakinan bahwa keaneka ragaman terjadi karena sejarah dengan semua faktor yang mempengaruhinya, baik

51

(48)

kondisi ruang, waktu, prasangka, keinginan dan kepentingan yang berbeda antara satu agama dengan agama lain.52

Mencermati pokok pikiran Cak Nur mengenai toleransi bahwa toleransi memeng suatu yang sangat mendasar dalam ajaran agama Islam. Toleransi yang menjadi bagian dari kesadaran warga masyarakat akan berimplikasi pada sikap saling menghormati, menghargai, dan memahami satu sama lain. Implikasi lebih jauhnya, kehidupan yang damai dan penuh kebersamaan dapat diwujudkan.53

Berdasarkan penjelaskan distas, penulis dapat menyimpulkan bahwa toleransi mengandung makna yaitu suatu kesediaan menerima kenyataan perbedaan pendapat, pemikiran, dan keyakinan tanpa harus kita mengikuti dan meyakini perbedaan tersebut.

2. Dasar-dasar Toleransi dalam Islam

Umat islam merupakan mayoritas penduduk Indonesia dan penganut Islam terbesar di Dunia. Namun Indonesia bukanlah Negara Islam, bukan pula Negara sekuler, tetapi Negara Pancasila.54 Tidak

diragukan lagi bahwa Islam sangat menunjukkan sikap toleransi,

52

Ngainun Naim dan Ahmad Sauqi, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2010), h.346.

53

Ibid, h.148. 54

(49)

tolong-menolong, hidup yang harmonis dan dinamis diantara umat manusia tanpa memandang agama, bahasa dan ras mereka.55

Menurut Mukni‟ah, salah satu dasar toleransi yang mengatur hubungan seorang muslim kepada umat beragama lain terdapat pada Al Qu‟an surat Al Ma‟idah ayat 105 sebagai berikut :























































“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; Tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjukhanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan”. (Q.S Al-Ma‟idah: 105)56

Ayat diatas menjelaskan bahwa bergaul atau menjalin tali silaturahmi dengan umat beragama lain bukanlah suatu ancaman bagi seseorang yang memang teguh prinsip agama Islam. Semua agama itu intinya akan kembali kepada Allah swt. Nasrani, Yahudi, Hindu,

55

Ali Mustofa Yakub, Toleransi Umat Beragama, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008) h. 11 56

(50)

Budha semua kembalinya hanya kepada Allah. Tugas dan wewenang Allah untuk menyelesaikan perbedaan diantara berbagai agama sehingga kita hanya bisa menghargai perbedaan dan menjaga kedamaian yang tercipta diantara berbagai perbedaan tersebut.























































































































“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang

yang zalim”.(Q.S Al-Mumtahanah: 8-9)57

57

(51)

Ayat pertama tidak hanya menganjurkan untuk berlaku adil saja kepada non muslim ketika mereka tidak memerangi dan melakukan pengusiran, melainkan Al Qur‟an memerintahkan untuk berbuat baik kepada mereka. Ungkapan berbuat baik disini tentu mencakup makna yang sangat luas sekali. Selain itu ungkapan “Allah tidak melarang kamu” memberi isyarat bahwa Islam menolak orang orang yang berasumsi bahwa tidak boleh berbuat baik terhadap non muslim. Perbedaan bahwa manusia dalam agama dan keyakinan merupakan realitas yang dikehendaki Allah swt. yang telah memberi mereka kebebasan untuk memilih iman dan kultur.

Pengakuan adanya umat dari agama lain dan bagaimana memperlakukan mereka inilah dimensi antropologi hadir dan dihadirkan. Memperlakukan dengan baik kepada saudaranya satu agama maupun kepada mereka yang berada diluarnya.





































“dan seandainya Tuhan pemelihara kamu menghendaki, tentulah beriman semua yang di bumi seluruhnya, maka apakah engkau (Nabi

(52)

Muhammad saw.), memaksa manusia semuanya supaya mereka

menjadi orang-orang mukmin? (Q.S. Yunus: 99)58

Berdasarkan ayat tersebut, manusia tidak boleh memaksakan suatu keyakinan tertentu termasuk untuk beriman kepada Allah terhadap manusia lainnya. Islam memberikan ruang gerak bagi tumbuhnya masyarakat plural (majemuk), sehingga kebebasan agama merupakan esensi ajaran Islam. Dan dalam ayat lain dinyatakan :















































































“…dan jika seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian manusia yang lain, tentulah telah dirobohkan oleh para penindas biara-biara, greja-greja, sinagoga-sinagoga dan masjid-masjid yang didalamnya banyak disebut nama Allah, sungguh Allah pasti menolong orang yang menolong

58

Gambar

Tabel 01 Jumlah KK dan Jenjang Pendidikan warga Sidodadi………….……  Tabel 02 Data jumlah warga desa Sidodadi ……………................................

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Pengaruh Penggunaan Macromedia Flash Terhadap Pemahaman Konsep Siswa pada Materi Asam Basa di Kelas XI IPA SMAN 1 Indrapuri Aceh Besar bertujuan untuk

Beberapa penyebab pada perdarahan ini antara lain karena kelainan anatomis rahim (seperti adanya polip rahim, mioma uteri), adanya siklus anovulatoir

Untuk indikator peduli lingkungan dari analisi diatas dapat lihat bahwa 60% responden menyatakan masyarakat lebih peduli lingkungan karena setelah sungai di

Komunitas karang keras Scleractinian yang diamati adalah koloni karang keras dewasa (berdiameter >10 cm diamati dengan transek sabuk (Belt Transect) yang berukuran

Tabel 4.6 Tabel mean hasil pengukuran variabel information terhadap responden luar proyek cisem

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini dalam bidang interdisipliner yang mencakup ke dalam dua bidang utama, yaitu; linguistik (secara etimologis mencari asal-usul

Surat Pernyataan Miskin yang selanjutnya disingkat SpM adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah diberikan kepada penduduk miskin daerah yang

Lebih lanjut lagi, institusi yang kuat ini juga dapat berperan dalam memastikan implementasi dan informasi yang dibutuhkan penduduk terkait bonus demografi dapat