• Tidak ada hasil yang ditemukan

1/82 PENANGGULANGAN RADIKALISME DI WILAYAH JAWA TENGAH MELALUI PENGGALANGAN TERBUKA DAN TERTUTUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1/82 PENANGGULANGAN RADIKALISME DI WILAYAH JAWA TENGAH MELALUI PENGGALANGAN TERBUKA DAN TERTUTUP"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENANGGULANGAN RADIKALISME DI WILAYAH JAWA TENGAH MELALUI

PENGGALANGAN TERBUKA DAN TERTUTUP

Nama Diklat : Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan VII

Tahun : 2017

Ruang lingkup inovasi : Provinsi

Cluster inovasi : Pelayanan Publik

Inovator : Bambang Purwadi, S. Pd

Jabatan : Kabaganalis Ditintelkam Polda Jateng Instansi : Kepolisian Negara Republik Indonesia

Latar Belakang

II. LATAR BELAKANG.

Berdasarkan UU No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian negara republik Indonesia, Polri memiliki tugas pokok memberikan perlindungan, pengayoman dan

pelayanan serta penegakan hukum. Sebagaimana kebijakan Presiden RI Ir Joko Widodo yang tertuang dalam Nawa Cita yang pertama “Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan meberikan rasa aman pada seluruh warga Negara“ terhadap ancaman Radikalisme, Polri khususnya Direktorat Intelijen

Keamanan menindak lanjuti melalui program prioritas Kapolri Promoter (profesional, modern dan terpercaya) pada Porgram 3 dengan melaksanakan penanggulangan kelompok radikal Pro kekerasan dan Intoleransi.

(2)

2/82

Gangguan keamanan dan ketertiban yang berlatar belakan radikalisme agama selama tahun 2015 dan selama tahun 2016 secara umum mengalami kenaikan sebagaimana tabel di bawah ini

Tabel 1 Konflik Radikalisme / Intoleransi 2015

NO KAB/KOTA JML 1. Kota Semarang 2 2. Kab Pemalang 1 3. Kab Pekalongan 1 4. Kab Kendal 1 5. Kab Pati 1 6. Kab Purbalingga 2 7. Kab Banyumas 1 8. Kab Boyolali 1 9. Kab Sukoharjo 1 10. Kab Wonogiri 1 11. Kab Sragen 1 JUMLAH 13

(3)

NO KAB/KOTA JML 1. Kab Semarang 1 2. Kab Pekalongan 2 3. Kab Batang 1 4. Kab Kendal 2 5. Kab Pati 1 6. Kab Kudus 1 7. Kab Klaten 1 8. Kab Karanganyar 1 9. Kota Semarang 2 10. Kota Surakarta 3 11. Kab Cilacap 1 12. Kab Boyolali 1 13. Kab Demak 1 14. Kab Jepara 1 15. Kab Klaten 1 JUMLAH 20

(4)

4/82

Ancaman...

Ancaman gangguan kamtibmas saat ini yang menonjol dan memiliki kecenderungan mengancam persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia yaitu munculnya kelompok – kelompok radikal yang sering melakukan tindakan kekerasan dan intoleransi. Kejadian kekerasan dan intoleransi yang dilakukan oleh kelompok radikal selama tahun 2016 di wilayah Jawa Tengah sebanyak 20 kali kejadian dengan kejadian menonjol yaitu terjadinya Bom Bunuh Diri di Polresta Surakarta tanggal 4 Juli 2016 yang dilakukan oleh Nurohman (MD) salah satu jaringan teroris asal Surakarta dan salah satu simpatisan ISIS dan kejadian menonjol selama tahun 2017 yaitu terjadinya penyerangan / penganiayaan anggota Polres Banyumas tanggal 11 April 2017 oleh simpatisan ISIS Muahammad Ibnu Dar yang mengakibatkan 2 anggota Polres Banyumas luka berat.

Issue strategis saat ini, yaitu kelompok radikal aktif melakukan penyebaran faham radikalisme ke dalam masyarakat terutama kedalam ormas Islam dan kelompok / masyarakat untuk melakukan tindakan kekerasan dan intoleransi dengan mengatasnamakan agama.

Meningkatnya masyarakat yang simpati dan mendukung kelompok radikal dan masih tingginya kejadian radikalisme kekerasan dan intoleransi di wilayah Jawa Tengah dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat dan apabila tidak segera ditanggulangi akan berdampak pada Disintegrasi Bangsa.

Penanggulangan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi dapat dilakukan dengan cara melakukan tindakan preemtif yang berupa kegiatan penggalangan terbuka dan tertutup. Penggalangan terbuka yaitu penggalangan yang dilakukan oleh anggota intelijen dan anggota Polri lainnya secara terbuka, identitas anggota dan /misi/tujuan kegiatan diketahui oleh masyarakat yaitu ajakan untuk menolak radikalisme karena dapat berakitat pelanggaran hukum. Penggalangan tertutup yaitu kegiatan yang dilakukan oleh anggota Intelijen dengan sasaran kelompok/ormas dan perorangan dengan misi yang disembunyikan (sasaran penggalangan tidak mengetahui misi anggota intelijen walaupun sasaran mengetahui identitas anggota).

Direktorat...

Direktorat Intelijen Keamanan Polda Jawa Tengah (Ditintelkam Polda Jateng) merupakan salah satu fungsi kepolisian yang memiliki tugas pada bidang preemtif dan preventif berupa pemberian early warning dan early detection kepada Pimpinan melaksanakan deteksi aksi berupa kegiatan penggalangan guna mencegah

(5)

Guna mengidentifikasi permasalahan penanggulangan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi, digunakan desain analisa model 6 kotak dari Weisbord (

Weisbord’s Six Boxes) sebagai berikut :

(6)

6/82

Gambar 1 Analisis (Weisbord’s Six Boxes)

1. Purposes...

1. Purposes (Tujuan)

a) Visi Ditintelkam

Menjadi intelijen keamanan yang berkemampuan deteksi aksi intelijen dalam rangka mereduksi setiap gangguan keamanan dalam negeri yang akan merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam negara kesatuan repblik Indonesia yan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

b) Misi Ditintelkam

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia Intelkam;

2) Mewujudkan pelayanan prima melalui penerbitan SKCK online, ijin kegiatan masyarakat, senjata api dan bahan peledak komersial yang transparan akuntabel guna menumbuhkan kepercayaan masyrakat terhadap Polri;

(7)

5) Melaksanakan kegiatan cegah dini dalam rangka mereduksi setiap potensi gangguan agar tidak berkembang menjadi ambang gangguan;

6) Mewujudkan kondisi yang mendukung terselenggaranya kegiatan pemerintah dan kehidupan masyarakat serta terjaminnya kepentingan nasional;

7) Mewujudkan Intelijen keamanan sebagai pusat informasi keamanan yang akurat, actual dan terpercaya dalam rangka mengamankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

8) Membangun...

8) Membangun Intelijen keamanan beserta infraskturnya dalam satu system terintegrasi dan tergelar sampai tingkat kewilayahan yang didukung oleh etika profesi intelijen;

9) Membangun system persandian Polri dalam rangka mengirim, menyimpan dan menganalisis informasi Intelijen.

c) Tujuan Dit Intelkam

1) organisasi Intelijen Keamanan Polri yang professional dan memiliki standar good goverance dan clean government;

2) Terwujudnya organisasi Intelijen yang memiliki kemampuan deteksi aksi, (deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini) terhadap setiap potensi gangguan

(8)

8/82

terbangunnya tehnologi yang sesuai dengan karakteristik Intelijen serta mampu memanfaatkan hitech / tekhnologi informasi dan komunikasi serta bantuan teknologi (Bantek) Alsus Intelijen;

3) Terselenggaranya filling, recording dan dokumentasi Intelijen serta sajian produk analisis Intelijen yang tajam dan pengkajian terhadap masalah Keamanan dan Potensi Konflik, yang mampu mewarnai setiap perencanaan dan pengambilan kebijaksanaan / keputusan pemimpin atas dasar masukan Intel sehingga tidak terdadak;

4) Terwujudnya pelayanan prima terhadap kegiatan penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) baik secara langsung maupun online, pelayanan masyarakat dan pengawasan senjata api, bahan peledak yang cepat, mudah dan terhindar dari praktek KKN.

Visi...

Visi dan misi sebagai dasar penetapan tujuan telah dipahami oleh anggota Dit Intelkam Polda Jateng dan telah dijadikan arah dalam pelaksanaan tugas guna mencapai tujuan Dit Intelkam. Pada kotak tujuan terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

2. Structure (Struktur)

Direktorat Intelkam memiliki anggota sebanyak 153 orang sudah sesuai dengan Daftar Susunan Personel (DSP)

(9)

Jumlah Personil yang belum mengikuti pendidikan kejuruan : 16 orang

Ditintelkam dipimpin oleh Direktur Intelkam. Direktur Intelkam Polda Jateng bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kapolda Jateng dan pelaksanaan sehari-hari dikoordinasikan oleh Waka Polda Jateng.Direktur Intelkam Polda Jateng dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibantu oleh Wakil Direktur Intelkam Polda Jateng disingkat Wadir Intelkam. Unsur pelaksana tugas Ditintelkam sebagai berikut :

a. Kabag...

a. Kabag Analisis Dit Intelkam

b. Kasubdit

1) Kasubdit 1 Bidang Politik

2) Kasubdit 2 Bidang Ekonomi

3) Kasubdit 3 Bidang Sosial Budaya

4) Kasubdit 4 Bidang Keamanan

c. Kasubbag Renmin

d. Kasi Yanmin

(10)

10/82

f. Kasi Inteltek

Pelaksanaan tugas setiap anggota sudah sesuai dengan jabatan dalam struktur organisasi Ditintelkam. Pembagian tugas sudah sesuai dengan jobdiscription daru setiap fungsi dan tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas, tetapi dalam pelaksanaan tugas khusus yang memerlukan kerahasiaan yang tinggi diperlukan tindakan khusus/perintah dari Dir Intelkam dengan melibatkan anggota khusus sesuai dengan kompetensi. Pada kotak struktur nampak hitam yang berarti tidak ada

permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

3. Relationships (Tata Hubungan)

Ditintelkam merupakan sebuah oganisasi yang mempunyai system dan fungsi-fungsi pelaksana tugas yang saling berhubungan / berkaitan. Tata hubungan diantara anggota Ditintelkam sudah baik, karena setiap anggota sudah menciptakan suasanan kerja yang kondusif dengan bekerja sama tetapi masih belum maksimal.

Koodinasi antar subdit belum dilaksanakan secara maksimal, masih ada pendapat diantara anggota bahwa penanggulangan radikalisme, hanya

Menjadi...

(11)

Keberhasilan penanggulangan radikalisme menjadi tangungjawab seluruh anggota Intelijen agar kejadian kekerasan / konflik intoleransi yang dipicu oleh kelompok radikal dapat ditekan dan para pelaku dapat diungkap. Pada kotak tata hubungan terlihat terang yang berarti ada permasalahan sehingga perlu dilakukan intervensi.

4. Rewards (Penghargaan)

Sistem reward and punishment di Ditintelkam sudah dilaksanakan, penghargaan diberikan kepada anggota yang berprestasi melalui pemberian remunerasi dan

kesempatan mengikuti pendidikan pengembangan yang dapat dijadikan sarana meningkatkan kepangkatan dan pemberian kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi bagi anggota yang akan melaksankan pensiun.

Selama tahun 2016 anggota yang mendapat penghargaan kenaikan pangkat 2 orang dan mengikuti pendidikan pengembangan sebanyak 5 orang

Sedangkan punishment diberikan kepada anggota yang melakukan pelanggaran, berupa hukuman disiplin dan hukuman pidana apabila pelanggaran yang dilakukan termasuk pelanggaran berat. Selama tahun 2016 ada 1 anggota yang diberikan hukuman karena melakukan pelanggaran hukum.

Pemberian penghargaan bagi anggota berprestasi dan pemberian hukuman bagi anggota yang melakukan pelanggaran telah dapat memacu memberikan motivasi kepada anggota dalam melaksanakan tugas. Pada kotak reward(box rewards ) terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

(12)

12/82

5. Leader Ships (Kepemimpinan)

Kepemimpinan yang ditampilkan Direktur Intelkam adalah seorang yang bijaksana, tegas dan disiplin, memiliki orientasi kepada bawahannya dan merupakan pemimpin yang memiliki tipe demokratis yang dapat mampu menjaga hubungan baik dengan seluruh anggota dan juga menjadi pengayom anggota Ditintelkam. Perintah

pelaksanaan tugas diberikan secara berjenjang dengan memberikan kepercayan penuh kepada Kepala Sub Direktorat, Kepala bagian analisis maupun kepada kepala Sub bagian / kepala seksi di lingkungan Ditintelkam. Tetapi dalam tugas-tugas khusus dengan pertimbangan untuk kecpatan dan efektifitas / efisiensi pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas Direktur Intelkam akan memberikan perintah langsung kepada anggota yang dinilai memiliki kompetensi.Pada kotak kepemimpinan terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

6. Helpful Mecanism (Mekanisme Kerja)

Mekanisme kerja di Ditintelkam sebagaimana fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, controlling) telah dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap kepala di fungsi Ditintelkam.

a. Perencaan tugas disusun setiap akhir tahun melalui rapat koordinasi penyusunan renja, kemudian dalam pelaksanaannya juga disusun rencana kegiatan bulanan, mingguan dan harian, sehingga setiap kegiatan dapat dilaksanakan dengan disertai dukungan anggaran dari Dipa Ditintelkam.

b. Pelaksanaan tugas intelijen yang dilaksanakan oleh Sub Direktorat maupun Bagian Analis diorganisasikan dalam bentuk Unit maupun Tim.

c. Pelaksanaan setiap kegiatan disertai surat perintah yang ditandatangai Direkitur Intelkam dan dukungan anggaran yang berasal dari DIPA Ditintelkam. Pada akhir pelaksanaan tugas, seluruh kegiatan dilaporkan dalam bentuk laporan penugasan yang dilengkapai dengan pertanggungjawaban keuangan.

(13)

d. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap minggu pada hari senin dan setiap akhir bulan sesuai dengan situasi kegiatan, sedangkan evaluasi insidentil dilaksanakan setiap 3 bulan dan pada akhir tahun.

e. Mekanisme kerja sudah berjalan dengan baik tetapi SDM penanggulangan radikalisme masih kurang, karena anggota yang melaksanakan tugas belum memiliki pemahaman yang cukup terhadap faham radikalisme maupun metode dalam penanggulangan radikalisme, sehingga dalam setiap kegiatan penggalanan terhadap masyarakat dalam penanggulangan radikalisme dilaksanakan secara parsial oleh unit 2 unit dengan sasaran kelompok yang kecil antara 10 sampai dengan 15 orang, sehingga hasilnya tidak signifikan.

Pada kotak mekanisme kerja masih terlihat remang-remang yang berarti masih ada permasalahan sehingga perlu dilakukan intervensi.

Melalui analisis Weisbord’s Six Boxesdapat disimpulkan bahwa dalam penanggulangan radikalisme masih ada permasalahan yang perlu dilakukan intervensi yaitu pada tata hubungan dan mekanisme kerja. Inovasi yang dapat dilakukan dalam proyek perubahan sebagai berikut :

1. Penggalangan dilakukan oleh seluruh anggota Intelijen dan seluruh jajaran Polres Jawa Tengah

2. Penggalangan dilakukan dengan melibatkan ormas Islam Moderat yaitu NU dan Muhammadiyah melalui kerja sama yang disusun dalam bentuk MOU

3. Penggalangan juga melibatkan stakeholders / Instansi terkait lainnya

4. Penggalangan dilaksanakan melalui Forum Group Discusion (FGD) / sosialisasi dari tingkat Provinsi sampai dengan di tingkat Kabupaten.

II. LATAR BELAKANG.

(14)

14/82

pelayanan serta penegakan hukum. Sebagaimana kebijakan Presiden RI Ir Joko Widodo yang tertuang dalam Nawa Cita yang pertama “Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan meberikan rasa aman pada seluruh warga Negara“ terhadap ancaman Radikalisme, Polri khususnya Direktorat Intelijen

Keamanan menindak lanjuti melalui program prioritas Kapolri Promoter (profesional, modern dan terpercaya) pada Porgram 3 dengan melaksanakan penanggulangan kelompok radikal Pro kekerasan dan Intoleransi.

Gangguan...

Gangguan keamanan dan ketertiban yang berlatar belakan radikalisme agama selama tahun 2015 dan selama tahun 2016 secara umum mengalami kenaikan sebagaimana tabel di bawah ini

Tabel 1 Konflik Radikalisme / Intoleransi 2015

NO KAB/KOTA JML 1. Kota Semarang 2 2. Kab Pemalang 1 3. Kab Pekalongan 1 4. Kab Kendal 1 5. Kab Pati 1 6. Kab Purbalingga 2 7. Kab Banyumas 1 8. Kab Boyolali 1 9. Kab Sukoharjo 1 10.

(15)
(16)

16/82

(17)
(18)

18/82

11. Kab Sragen 1

JUMLAH 13

Tabel 2 Konflik Radikalisme / Intoleransi Th. 2016

NO KAB/KOTA JML 1. Kab Semarang 1 2. Kab Pekalongan 2 3. Kab Batang 1 4. Kab Kendal 2 5. Kab Pati 1 6. Kab Kudus 1 7. Kab Klaten 1 8. Kab Karanganyar 1 9. Kota Semarang 2 10. Kota Surakarta 3 11. Kab Cilacap 1 12. Kab Boyolali 1 13.

(19)
(20)

20/82

(21)
(22)

22/82

14. Kab Jepara 1

15. Kab Klaten 1 JUMLAH 20

Sumber : Anev Gangguan Kamtibmas tahun 2016 Dit Intlekam Polda Jateng

Ancaman...

Ancaman gangguan kamtibmas saat ini yang menonjol dan memiliki kecenderungan mengancam persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia yaitu munculnya kelompok – kelompok radikal yang sering melakukan tindakan kekerasan dan intoleransi. Kejadian kekerasan dan intoleransi yang dilakukan oleh kelompok radikal selama tahun 2016 di wilayah Jawa Tengah sebanyak 20 kali kejadian dengan kejadian menonjol yaitu terjadinya Bom Bunuh Diri di Polresta Surakarta tanggal 4 Juli 2016 yang dilakukan oleh Nurohman (MD) salah satu jaringan teroris asal Surakarta dan salah satu simpatisan ISIS dan kejadian menonjol selama tahun 2017 yaitu terjadinya penyerangan / penganiayaan anggota Polres Banyumas tanggal 11 April 2017 oleh simpatisan ISIS Muahammad Ibnu Dar yang mengakibatkan 2 anggota Polres Banyumas luka berat.

Issue strategis saat ini, yaitu kelompok radikal aktif melakukan penyebaran faham radikalisme ke dalam masyarakat terutama kedalam ormas Islam dan kelompok / masyarakat untuk melakukan tindakan kekerasan dan intoleransi dengan mengatasnamakan agama.

Meningkatnya masyarakat yang simpati dan mendukung kelompok radikal dan masih tingginya kejadian radikalisme kekerasan dan intoleransi di wilayah Jawa Tengah dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat dan apabila tidak segera ditanggulangi akan berdampak pada Disintegrasi Bangsa.

Penanggulangan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi dapat dilakukan dengan cara melakukan tindakan preemtif yang berupa kegiatan penggalangan terbuka dan tertutup. Penggalangan terbuka yaitu penggalangan yang dilakukan oleh anggota intelijen dan anggota Polri lainnya secara terbuka, identitas anggota dan /misi/tujuan kegiatan diketahui oleh masyarakat yaitu ajakan untuk menolak radikalisme karena dapat berakitat pelanggaran hukum. Penggalangan tertutup yaitu kegiatan yang dilakukan oleh anggota Intelijen dengan sasaran kelompok/ormas dan perorangan dengan misi yang disembunyikan (sasaran penggalangan tidak mengetahui misi anggota intelijen walaupun sasaran mengetahui identitas anggota).

(23)

Direktorat Intelijen Keamanan Polda Jawa Tengah (Ditintelkam Polda Jateng) merupakan salah satu fungsi kepolisian yang memiliki tugas pada bidang preemtif dan preventif berupa pemberian early warning dan early detection kepada Pimpinan melaksanakan deteksi aksi berupa kegiatan penggalangan guna mencegah

berkembangnya faham radikalisme

Guna mengidentifikasi permasalahan penanggulangan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi, digunakan desain analisa model 6 kotak dari Weisbord (

Weisbord’s Six Boxes) sebagai berikut :

(24)

24/82

Gambar 1 Analisis (Weisbord’s Six Boxes)

1. Purposes...

1. Purposes (Tujuan)

a) Visi Ditintelkam

Menjadi intelijen keamanan yang berkemampuan deteksi aksi intelijen dalam rangka mereduksi setiap gangguan keamanan dalam negeri yang akan merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam negara kesatuan repblik Indonesia yan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

(25)

b) Misi Ditintelkam

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia Intelkam;

2) Mewujudkan pelayanan prima melalui penerbitan SKCK online, ijin kegiatan masyarakat, senjata api dan bahan peledak komersial yang transparan akuntabel guna menumbuhkan kepercayaan masyrakat terhadap Polri;

3) Meningkatkan kegiatan deteksi dini setiap potensi gangguan keamanan secara cepat akurat;

4) Memberikan peringatan dini dalam rangka antisipasi berkembangnya potensi gangguan dan ambang gangguan menjadi gangguan nyata;

5) Melaksanakan kegiatan cegah dini dalam rangka mereduksi setiap potensi gangguan agar tidak berkembang menjadi ambang gangguan;

6) Mewujudkan kondisi yang mendukung terselenggaranya kegiatan pemerintah dan kehidupan masyarakat serta terjaminnya kepentingan nasional;

7) Mewujudkan Intelijen keamanan sebagai pusat informasi keamanan yang akurat, actual dan terpercaya dalam rangka mengamankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

8) Membangun...

8) Membangun Intelijen keamanan beserta infraskturnya dalam satu system terintegrasi dan tergelar sampai tingkat kewilayahan yang didukung oleh etika profesi intelijen;

(26)

26/82

c) Tujuan Dit Intelkam

1) organisasi Intelijen Keamanan Polri yang professional dan memiliki standar good goverance dan clean government;

2) Terwujudnya organisasi Intelijen yang memiliki kemampuan deteksi aksi, (deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini) terhadap setiap potensi gangguan

kamtibmas yang akan terjadi dengan didukung kuantitas dan kualitas SDM yang berkemampuan teknis professional Intelijen Keamanan dan sarana dan prasarana serta terbangunnya tehnologi yang sesuai dengan karakteristik Intelijen serta mampu memanfaatkan hitech / tekhnologi informasi dan komunikasi serta bantuan teknologi (Bantek) Alsus Intelijen;

3) Terselenggaranya filling, recording dan dokumentasi Intelijen serta sajian produk analisis Intelijen yang tajam dan pengkajian terhadap masalah Keamanan dan Potensi Konflik, yang mampu mewarnai setiap perencanaan dan pengambilan kebijaksanaan / keputusan pemimpin atas dasar masukan Intel sehingga tidak terdadak;

4) Terwujudnya pelayanan prima terhadap kegiatan penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) baik secara langsung maupun online, pelayanan masyarakat dan pengawasan senjata api, bahan peledak yang cepat, mudah dan terhindar dari praktek KKN.

Visi...

Visi dan misi sebagai dasar penetapan tujuan telah dipahami oleh anggota Dit Intelkam Polda Jateng dan telah dijadikan arah dalam pelaksanaan tugas guna mencapai tujuan Dit Intelkam. Pada kotak tujuan terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

(27)

2. Structure (Struktur)

Direktorat Intelkam memiliki anggota sebanyak 153 orang sudah sesuai dengan Daftar Susunan Personel (DSP)

Jumlah anggota yang sudah mengikuti pendidikan kejuruan : 137 orang

Jumlah Personil yang belum mengikuti pendidikan kejuruan : 16 orang

Ditintelkam dipimpin oleh Direktur Intelkam. Direktur Intelkam Polda Jateng bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kapolda Jateng dan pelaksanaan sehari-hari dikoordinasikan oleh Waka Polda Jateng.Direktur Intelkam Polda Jateng dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibantu oleh Wakil Direktur Intelkam Polda Jateng disingkat Wadir Intelkam. Unsur pelaksana tugas Ditintelkam sebagai berikut :

a. Kabag...

a. Kabag Analisis Dit Intelkam

b. Kasubdit

1) Kasubdit 1 Bidang Politik

(28)

28/82

3) Kasubdit 3 Bidang Sosial Budaya

4) Kasubdit 4 Bidang Keamanan

c. Kasubbag Renmin

d. Kasi Yanmin

e. Kasi Sandi

f. Kasi Inteltek

Pelaksanaan tugas setiap anggota sudah sesuai dengan jabatan dalam struktur organisasi Ditintelkam. Pembagian tugas sudah sesuai dengan jobdiscription daru setiap fungsi dan tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas, tetapi dalam pelaksanaan tugas khusus yang memerlukan kerahasiaan yang tinggi diperlukan tindakan khusus/perintah dari Dir Intelkam dengan melibatkan anggota khusus sesuai dengan kompetensi. Pada kotak struktur nampak hitam yang berarti tidak ada

permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

3. Relationships (Tata Hubungan)

Ditintelkam merupakan sebuah oganisasi yang mempunyai system dan fungsi-fungsi pelaksana tugas yang saling berhubungan / berkaitan. Tata hubungan diantara anggota Ditintelkam sudah baik, karena setiap anggota sudah menciptakan suasanan kerja yang kondusif dengan bekerja sama tetapi masih belum maksimal.

(29)

Menjadi...

menjadi tanggungjawab Subdit 4 bidang keamanan. Walaupun dalam penanggulangan radikalisme sudah dikerjakan oleh 2 unit ( 1 unit dari subdit 1 bidang politik dan 1 unit dari subdit 4 bidang keamanan serta oleh Kabag Analisis).

Keberhasilan penanggulangan radikalisme menjadi tangungjawab seluruh anggota Intelijen agar kejadian kekerasan / konflik intoleransi yang dipicu oleh kelompok radikal dapat ditekan dan para pelaku dapat diungkap. Pada kotak tata hubungan terlihat terang yang berarti ada permasalahan sehingga perlu dilakukan intervensi.

4. Rewards (Penghargaan)

Sistem reward and punishment di Ditintelkam sudah dilaksanakan, penghargaan diberikan kepada anggota yang berprestasi melalui pemberian remunerasi dan

kesempatan mengikuti pendidikan pengembangan yang dapat dijadikan sarana meningkatkan kepangkatan dan pemberian kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi bagi anggota yang akan melaksankan pensiun.

Selama tahun 2016 anggota yang mendapat penghargaan kenaikan pangkat 2 orang dan mengikuti pendidikan pengembangan sebanyak 5 orang

(30)

30/82

termasuk pelanggaran berat. Selama tahun 2016 ada 1 anggota yang diberikan hukuman karena melakukan pelanggaran hukum.

Pemberian penghargaan bagi anggota berprestasi dan pemberian hukuman bagi anggota yang melakukan pelanggaran telah dapat memacu memberikan motivasi kepada anggota dalam melaksanakan tugas. Pada kotak reward(box rewards ) terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

5. Leaderships...

5. Leader Ships (Kepemimpinan)

Kepemimpinan yang ditampilkan Direktur Intelkam adalah seorang yang bijaksana, tegas dan disiplin, memiliki orientasi kepada bawahannya dan merupakan pemimpin yang memiliki tipe demokratis yang dapat mampu menjaga hubungan baik dengan seluruh anggota dan juga menjadi pengayom anggota Ditintelkam. Perintah

pelaksanaan tugas diberikan secara berjenjang dengan memberikan kepercayan penuh kepada Kepala Sub Direktorat, Kepala bagian analisis maupun kepada kepala Sub bagian / kepala seksi di lingkungan Ditintelkam. Tetapi dalam tugas-tugas khusus dengan pertimbangan untuk kecpatan dan efektifitas / efisiensi pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas Direktur Intelkam akan memberikan perintah langsung kepada anggota yang dinilai memiliki kompetensi.Pada kotak kepemimpinan terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

6. Helpful Mecanism (Mekanisme Kerja)

Mekanisme kerja di Ditintelkam sebagaimana fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, controlling) telah dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap kepala di fungsi Ditintelkam.

a. Perencaan tugas disusun setiap akhir tahun melalui rapat koordinasi penyusunan renja, kemudian dalam pelaksanaannya juga disusun rencana kegiatan bulanan, mingguan dan harian, sehingga setiap kegiatan dapat dilaksanakan dengan disertai dukungan anggaran dari Dipa Ditintelkam.

(31)

b. Pelaksanaan tugas intelijen yang dilaksanakan oleh Sub Direktorat maupun Bagian Analis diorganisasikan dalam bentuk Unit maupun Tim.

c. Pelaksanaan setiap kegiatan disertai surat perintah yang ditandatangai Direkitur Intelkam dan dukungan anggaran yang berasal dari DIPA Ditintelkam. Pada akhir pelaksanaan tugas, seluruh kegiatan dilaporkan dalam bentuk laporan penugasan yang dilengkapai dengan pertanggungjawaban keuangan.

d. Evaluasi...

d. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap minggu pada hari senin dan setiap akhir bulan sesuai dengan situasi kegiatan, sedangkan evaluasi insidentil dilaksanakan setiap 3 bulan dan pada akhir tahun.

e. Mekanisme kerja sudah berjalan dengan baik tetapi SDM penanggulangan radikalisme masih kurang, karena anggota yang melaksanakan tugas belum memiliki pemahaman yang cukup terhadap faham radikalisme maupun metode dalam penanggulangan radikalisme, sehingga dalam setiap kegiatan penggalanan terhadap masyarakat dalam penanggulangan radikalisme dilaksanakan secara parsial oleh unit 2 unit dengan sasaran kelompok yang kecil antara 10 sampai dengan 15 orang, sehingga hasilnya tidak signifikan.

Pada kotak mekanisme kerja masih terlihat remang-remang yang berarti masih ada permasalahan sehingga perlu dilakukan intervensi.

Melalui analisis Weisbord’s Six Boxesdapat disimpulkan bahwa dalam penanggulangan radikalisme masih ada permasalahan yang perlu dilakukan intervensi yaitu pada tata hubungan dan mekanisme kerja. Inovasi yang dapat dilakukan dalam proyek perubahan sebagai berikut :

1. Penggalangan dilakukan oleh seluruh anggota Intelijen dan seluruh jajaran Polres Jawa Tengah

2. Penggalangan dilakukan dengan melibatkan ormas Islam Moderat yaitu NU dan Muhammadiyah melalui kerja sama yang disusun dalam bentuk MOU

3. Penggalangan juga melibatkan stakeholders / Instansi terkait lainnya

(32)

32/82

II. LATAR BELAKANG.

Berdasarkan UU No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian negara republik Indonesia, Polri memiliki tugas pokok memberikan perlindungan, pengayoman dan

pelayanan serta penegakan hukum. Sebagaimana kebijakan Presiden RI Ir Joko Widodo yang tertuang dalam Nawa Cita yang pertama “Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan meberikan rasa aman pada seluruh warga Negara“ terhadap ancaman Radikalisme, Polri khususnya Direktorat Intelijen

Keamanan menindak lanjuti melalui program prioritas Kapolri Promoter (profesional, modern dan terpercaya) pada Porgram 3 dengan melaksanakan penanggulangan kelompok radikal Pro kekerasan dan Intoleransi.

Gangguan...

Gangguan keamanan dan ketertiban yang berlatar belakan radikalisme agama selama tahun 2015 dan selama tahun 2016 secara umum mengalami kenaikan sebagaimana tabel di bawah ini

Tabel 1 Konflik Radikalisme / Intoleransi 2015

NO KAB/KOTA JML

1. Kota Semarang 2 2. Kab Pemalang 1 3. Kab Pekalongan 1 4. Kab Kendal 1

(33)

5. Kab Pati 1 6. Kab Purbalingga 2 7. Kab Banyumas 1 8. Kab Boyolali 1 9. Kab Sukoharjo 1 10. Kab Wonogiri 1 11. Kab Sragen 1 JUMLAH 13

Tabel 2 Konflik Radikalisme / Intoleransi Th. 2016

NO KAB/KOTA JML 1. Kab Semarang 1 2. Kab Pekalongan 2 3. Kab Batang 1 4. Kab Kendal 2 5. Kab Pati 1 6. Kab Kudus 1 7.

(34)

34/82

(35)
(36)
(37)

8. Kab Karanganyar 1 9. Kota Semarang 2 10. Kota Surakarta 3 11. Kab Cilacap 1 12. Kab Boyolali 1 13. Kab Demak 1 14. Kab Jepara 1 15. Kab Klaten 1 JUMLAH 20

Sumber : Anev Gangguan Kamtibmas tahun 2016 Dit Intlekam Polda Jateng

Ancaman...

Ancaman gangguan kamtibmas saat ini yang menonjol dan memiliki kecenderungan mengancam persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia yaitu munculnya kelompok – kelompok radikal yang sering melakukan tindakan kekerasan dan intoleransi. Kejadian kekerasan dan intoleransi yang dilakukan oleh kelompok radikal selama tahun 2016 di wilayah Jawa Tengah sebanyak 20 kali kejadian dengan kejadian menonjol yaitu terjadinya Bom Bunuh Diri di Polresta Surakarta tanggal 4 Juli 2016 yang dilakukan oleh Nurohman (MD) salah satu jaringan teroris asal Surakarta dan salah satu simpatisan ISIS dan kejadian menonjol selama tahun 2017 yaitu terjadinya penyerangan / penganiayaan anggota Polres Banyumas tanggal 11 April 2017 oleh simpatisan ISIS Muahammad Ibnu Dar yang mengakibatkan 2 anggota Polres Banyumas luka berat.

(38)

38/82

kelompok / masyarakat untuk melakukan tindakan kekerasan dan intoleransi dengan mengatasnamakan agama.

Meningkatnya masyarakat yang simpati dan mendukung kelompok radikal dan masih tingginya kejadian radikalisme kekerasan dan intoleransi di wilayah Jawa Tengah dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat dan apabila tidak segera ditanggulangi akan berdampak pada Disintegrasi Bangsa.

Penanggulangan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi dapat dilakukan dengan cara melakukan tindakan preemtif yang berupa kegiatan penggalangan terbuka dan tertutup. Penggalangan terbuka yaitu penggalangan yang dilakukan oleh anggota intelijen dan anggota Polri lainnya secara terbuka, identitas anggota dan /misi/tujuan kegiatan diketahui oleh masyarakat yaitu ajakan untuk menolak radikalisme karena dapat berakitat pelanggaran hukum. Penggalangan tertutup yaitu kegiatan yang dilakukan oleh anggota Intelijen dengan sasaran kelompok/ormas dan perorangan dengan misi yang disembunyikan (sasaran penggalangan tidak mengetahui misi anggota intelijen walaupun sasaran mengetahui identitas anggota).

Direktorat...

Direktorat Intelijen Keamanan Polda Jawa Tengah (Ditintelkam Polda Jateng) merupakan salah satu fungsi kepolisian yang memiliki tugas pada bidang preemtif dan preventif berupa pemberian early warning dan early detection kepada Pimpinan melaksanakan deteksi aksi berupa kegiatan penggalangan guna mencegah

berkembangnya faham radikalisme

Guna mengidentifikasi permasalahan penanggulangan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi, digunakan desain analisa model 6 kotak dari Weisbord (

Weisbord’s Six Boxes) sebagai berikut :

(39)

Gambar 1 Analisis (Weisbord’s Six Boxes)

1. Purposes...

(40)

40/82

a) Visi Ditintelkam

Menjadi intelijen keamanan yang berkemampuan deteksi aksi intelijen dalam rangka mereduksi setiap gangguan keamanan dalam negeri yang akan merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam negara kesatuan repblik Indonesia yan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

b) Misi Ditintelkam

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia Intelkam;

2) Mewujudkan pelayanan prima melalui penerbitan SKCK online, ijin kegiatan masyarakat, senjata api dan bahan peledak komersial yang transparan akuntabel guna menumbuhkan kepercayaan masyrakat terhadap Polri;

3) Meningkatkan kegiatan deteksi dini setiap potensi gangguan keamanan secara cepat akurat;

4) Memberikan peringatan dini dalam rangka antisipasi berkembangnya potensi gangguan dan ambang gangguan menjadi gangguan nyata;

5) Melaksanakan kegiatan cegah dini dalam rangka mereduksi setiap potensi gangguan agar tidak berkembang menjadi ambang gangguan;

6) Mewujudkan kondisi yang mendukung terselenggaranya kegiatan pemerintah dan kehidupan masyarakat serta terjaminnya kepentingan nasional;

7) Mewujudkan Intelijen keamanan sebagai pusat informasi keamanan yang akurat, actual dan terpercaya dalam rangka mengamankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

(41)

8) Membangun Intelijen keamanan beserta infraskturnya dalam satu system terintegrasi dan tergelar sampai tingkat kewilayahan yang didukung oleh etika profesi intelijen;

9) Membangun system persandian Polri dalam rangka mengirim, menyimpan dan menganalisis informasi Intelijen.

c) Tujuan Dit Intelkam

1) organisasi Intelijen Keamanan Polri yang professional dan memiliki standar good goverance dan clean government;

2) Terwujudnya organisasi Intelijen yang memiliki kemampuan deteksi aksi, (deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini) terhadap setiap potensi gangguan

kamtibmas yang akan terjadi dengan didukung kuantitas dan kualitas SDM yang berkemampuan teknis professional Intelijen Keamanan dan sarana dan prasarana serta terbangunnya tehnologi yang sesuai dengan karakteristik Intelijen serta mampu memanfaatkan hitech / tekhnologi informasi dan komunikasi serta bantuan teknologi (Bantek) Alsus Intelijen;

3) Terselenggaranya filling, recording dan dokumentasi Intelijen serta sajian produk analisis Intelijen yang tajam dan pengkajian terhadap masalah Keamanan dan Potensi Konflik, yang mampu mewarnai setiap perencanaan dan pengambilan kebijaksanaan / keputusan pemimpin atas dasar masukan Intel sehingga tidak terdadak;

4) Terwujudnya pelayanan prima terhadap kegiatan penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) baik secara langsung maupun online, pelayanan masyarakat dan pengawasan senjata api, bahan peledak yang cepat, mudah dan terhindar dari praktek KKN.

(42)

42/82 Visi...

Visi dan misi sebagai dasar penetapan tujuan telah dipahami oleh anggota Dit Intelkam Polda Jateng dan telah dijadikan arah dalam pelaksanaan tugas guna mencapai tujuan Dit Intelkam. Pada kotak tujuan terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

2. Structure (Struktur)

Direktorat Intelkam memiliki anggota sebanyak 153 orang sudah sesuai dengan Daftar Susunan Personel (DSP)

Jumlah anggota yang sudah mengikuti pendidikan kejuruan : 137 orang

Jumlah Personil yang belum mengikuti pendidikan kejuruan : 16 orang

Ditintelkam dipimpin oleh Direktur Intelkam. Direktur Intelkam Polda Jateng bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kapolda Jateng dan pelaksanaan sehari-hari dikoordinasikan oleh Waka Polda Jateng.Direktur Intelkam Polda Jateng dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibantu oleh Wakil Direktur Intelkam Polda Jateng disingkat Wadir Intelkam. Unsur pelaksana tugas Ditintelkam sebagai berikut :

(43)

a. Kabag Analisis Dit Intelkam

b. Kasubdit

1) Kasubdit 1 Bidang Politik

2) Kasubdit 2 Bidang Ekonomi

3) Kasubdit 3 Bidang Sosial Budaya

4) Kasubdit 4 Bidang Keamanan

c. Kasubbag Renmin

d. Kasi Yanmin

e. Kasi Sandi

f. Kasi Inteltek

Pelaksanaan tugas setiap anggota sudah sesuai dengan jabatan dalam struktur organisasi Ditintelkam. Pembagian tugas sudah sesuai dengan jobdiscription daru setiap fungsi dan tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas, tetapi dalam pelaksanaan tugas khusus yang memerlukan kerahasiaan yang tinggi diperlukan tindakan khusus/perintah dari Dir Intelkam dengan melibatkan anggota khusus sesuai dengan kompetensi. Pada kotak struktur nampak hitam yang berarti tidak ada

permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

(44)

44/82

Ditintelkam merupakan sebuah oganisasi yang mempunyai system dan fungsi-fungsi pelaksana tugas yang saling berhubungan / berkaitan. Tata hubungan diantara anggota Ditintelkam sudah baik, karena setiap anggota sudah menciptakan suasanan kerja yang kondusif dengan bekerja sama tetapi masih belum maksimal.

Koodinasi antar subdit belum dilaksanakan secara maksimal, masih ada pendapat diantara anggota bahwa penanggulangan radikalisme, hanya

Menjadi...

menjadi tanggungjawab Subdit 4 bidang keamanan. Walaupun dalam penanggulangan radikalisme sudah dikerjakan oleh 2 unit ( 1 unit dari subdit 1 bidang politik dan 1 unit dari subdit 4 bidang keamanan serta oleh Kabag Analisis).

Keberhasilan penanggulangan radikalisme menjadi tangungjawab seluruh anggota Intelijen agar kejadian kekerasan / konflik intoleransi yang dipicu oleh kelompok radikal dapat ditekan dan para pelaku dapat diungkap. Pada kotak tata hubungan terlihat terang yang berarti ada permasalahan sehingga perlu dilakukan intervensi.

4. Rewards (Penghargaan)

Sistem reward and punishment di Ditintelkam sudah dilaksanakan, penghargaan diberikan kepada anggota yang berprestasi melalui pemberian remunerasi dan

(45)

Selama tahun 2016 anggota yang mendapat penghargaan kenaikan pangkat 2 orang dan mengikuti pendidikan pengembangan sebanyak 5 orang

Sedangkan punishment diberikan kepada anggota yang melakukan pelanggaran, berupa hukuman disiplin dan hukuman pidana apabila pelanggaran yang dilakukan termasuk pelanggaran berat. Selama tahun 2016 ada 1 anggota yang diberikan hukuman karena melakukan pelanggaran hukum.

Pemberian penghargaan bagi anggota berprestasi dan pemberian hukuman bagi anggota yang melakukan pelanggaran telah dapat memacu memberikan motivasi kepada anggota dalam melaksanakan tugas. Pada kotak reward(box rewards ) terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

5. Leaderships...

5. Leader Ships (Kepemimpinan)

Kepemimpinan yang ditampilkan Direktur Intelkam adalah seorang yang bijaksana, tegas dan disiplin, memiliki orientasi kepada bawahannya dan merupakan pemimpin yang memiliki tipe demokratis yang dapat mampu menjaga hubungan baik dengan seluruh anggota dan juga menjadi pengayom anggota Ditintelkam. Perintah

pelaksanaan tugas diberikan secara berjenjang dengan memberikan kepercayan penuh kepada Kepala Sub Direktorat, Kepala bagian analisis maupun kepada kepala Sub bagian / kepala seksi di lingkungan Ditintelkam. Tetapi dalam tugas-tugas khusus dengan pertimbangan untuk kecpatan dan efektifitas / efisiensi pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas Direktur Intelkam akan memberikan perintah langsung kepada anggota yang dinilai memiliki kompetensi.Pada kotak kepemimpinan terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

(46)

46/82

6. Helpful Mecanism (Mekanisme Kerja)

Mekanisme kerja di Ditintelkam sebagaimana fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, controlling) telah dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap kepala di fungsi Ditintelkam.

a. Perencaan tugas disusun setiap akhir tahun melalui rapat koordinasi penyusunan renja, kemudian dalam pelaksanaannya juga disusun rencana kegiatan bulanan, mingguan dan harian, sehingga setiap kegiatan dapat dilaksanakan dengan disertai dukungan anggaran dari Dipa Ditintelkam.

b. Pelaksanaan tugas intelijen yang dilaksanakan oleh Sub Direktorat maupun Bagian Analis diorganisasikan dalam bentuk Unit maupun Tim.

c. Pelaksanaan setiap kegiatan disertai surat perintah yang ditandatangai Direkitur Intelkam dan dukungan anggaran yang berasal dari DIPA Ditintelkam. Pada akhir pelaksanaan tugas, seluruh kegiatan dilaporkan dalam bentuk laporan penugasan yang dilengkapai dengan pertanggungjawaban keuangan.

d. Evaluasi...

d. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap minggu pada hari senin dan setiap akhir bulan sesuai dengan situasi kegiatan, sedangkan evaluasi insidentil dilaksanakan setiap 3 bulan dan pada akhir tahun.

e. Mekanisme kerja sudah berjalan dengan baik tetapi SDM penanggulangan radikalisme masih kurang, karena anggota yang melaksanakan tugas belum memiliki pemahaman yang cukup terhadap faham radikalisme maupun metode dalam penanggulangan radikalisme, sehingga dalam setiap kegiatan penggalanan terhadap masyarakat dalam penanggulangan radikalisme dilaksanakan secara parsial oleh unit 2 unit dengan sasaran kelompok yang kecil antara 10 sampai dengan 15 orang, sehingga hasilnya tidak signifikan.

Pada kotak mekanisme kerja masih terlihat remang-remang yang berarti masih ada permasalahan sehingga perlu dilakukan intervensi.

(47)

1. Penggalangan dilakukan oleh seluruh anggota Intelijen dan seluruh jajaran Polres Jawa Tengah

2. Penggalangan dilakukan dengan melibatkan ormas Islam Moderat yaitu NU dan Muhammadiyah melalui kerja sama yang disusun dalam bentuk MOU

3. Penggalangan juga melibatkan stakeholders / Instansi terkait lainnya

4. Penggalangan dilaksanakan melalui Forum Group Discusion (FGD) / sosialisasi dari tingkat Provinsi sampai dengan di tingkat Kabupaten.

II. LATAR BELAKANG.

Berdasarkan UU No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian negara republik Indonesia, Polri memiliki tugas pokok memberikan perlindungan, pengayoman dan

pelayanan serta penegakan hukum. Sebagaimana kebijakan Presiden RI Ir Joko Widodo yang tertuang dalam Nawa Cita yang pertama “Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan meberikan rasa aman pada seluruh warga Negara“ terhadap ancaman Radikalisme, Polri khususnya Direktorat Intelijen

Keamanan menindak lanjuti melalui program prioritas Kapolri Promoter (profesional, modern dan terpercaya) pada Porgram 3 dengan melaksanakan penanggulangan kelompok radikal Pro kekerasan dan Intoleransi.

Gangguan...

Gangguan keamanan dan ketertiban yang berlatar belakan radikalisme agama selama tahun 2015 dan selama tahun 2016 secara umum mengalami kenaikan sebagaimana tabel di bawah ini

(48)

48/82 NO KAB/KOTA JML 1. Kota Semarang 2 2. Kab Pemalang 1 3. Kab Pekalongan 1 4. Kab Kendal 1 5. Kab Pati 1 6. Kab Purbalingga 2 7. Kab Banyumas 1 8. Kab Boyolali 1 9. Kab Sukoharjo 1 10. Kab Wonogiri 1 11. Kab Sragen 1 JUMLAH 13

Tabel 2 Konflik Radikalisme / Intoleransi Th. 2016

NO KAB/KOTA JML

1. Kab Semarang 1 2.

(49)
(50)

50/82

(51)
(52)

52/82 3. Kab Batang 1 4. Kab Kendal 2 5. Kab Pati 1 6. Kab Kudus 1 7. Kab Klaten 1 8. Kab Karanganyar 1 9. Kota Semarang 2 10. Kota Surakarta 3 11. Kab Cilacap 1 12. Kab Boyolali 1 13. Kab Demak 1 14. Kab Jepara 1 15. Kab Klaten 1 JUMLAH 20

Sumber : Anev Gangguan Kamtibmas tahun 2016 Dit Intlekam Polda Jateng

(53)

Ancaman gangguan kamtibmas saat ini yang menonjol dan memiliki kecenderungan mengancam persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia yaitu munculnya kelompok – kelompok radikal yang sering melakukan tindakan kekerasan dan intoleransi. Kejadian kekerasan dan intoleransi yang dilakukan oleh kelompok radikal selama tahun 2016 di wilayah Jawa Tengah sebanyak 20 kali kejadian dengan kejadian menonjol yaitu terjadinya Bom Bunuh Diri di Polresta Surakarta tanggal 4 Juli 2016 yang dilakukan oleh Nurohman (MD) salah satu jaringan teroris asal Surakarta dan salah satu simpatisan ISIS dan kejadian menonjol selama tahun 2017 yaitu terjadinya penyerangan / penganiayaan anggota Polres Banyumas tanggal 11 April 2017 oleh simpatisan ISIS Muahammad Ibnu Dar yang mengakibatkan 2 anggota Polres Banyumas luka berat.

Issue strategis saat ini, yaitu kelompok radikal aktif melakukan penyebaran faham radikalisme ke dalam masyarakat terutama kedalam ormas Islam dan kelompok / masyarakat untuk melakukan tindakan kekerasan dan intoleransi dengan mengatasnamakan agama.

Meningkatnya masyarakat yang simpati dan mendukung kelompok radikal dan masih tingginya kejadian radikalisme kekerasan dan intoleransi di wilayah Jawa Tengah dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat dan apabila tidak segera ditanggulangi akan berdampak pada Disintegrasi Bangsa.

Penanggulangan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi dapat dilakukan dengan cara melakukan tindakan preemtif yang berupa kegiatan penggalangan terbuka dan tertutup. Penggalangan terbuka yaitu penggalangan yang dilakukan oleh anggota intelijen dan anggota Polri lainnya secara terbuka, identitas anggota dan /misi/tujuan kegiatan diketahui oleh masyarakat yaitu ajakan untuk menolak radikalisme karena dapat berakitat pelanggaran hukum. Penggalangan tertutup yaitu kegiatan yang dilakukan oleh anggota Intelijen dengan sasaran kelompok/ormas dan perorangan dengan misi yang disembunyikan (sasaran penggalangan tidak mengetahui misi anggota intelijen walaupun sasaran mengetahui identitas anggota).

Direktorat...

Direktorat Intelijen Keamanan Polda Jawa Tengah (Ditintelkam Polda Jateng) merupakan salah satu fungsi kepolisian yang memiliki tugas pada bidang preemtif dan preventif berupa pemberian early warning dan early detection kepada Pimpinan melaksanakan deteksi aksi berupa kegiatan penggalangan guna mencegah

berkembangnya faham radikalisme

Guna mengidentifikasi permasalahan penanggulangan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi, digunakan desain analisa model 6 kotak dari Weisbord (

(54)

54/82

(55)

Gambar 1 Analisis (Weisbord’s Six Boxes)

1. Purposes...

1. Purposes (Tujuan)

a) Visi Ditintelkam

Menjadi intelijen keamanan yang berkemampuan deteksi aksi intelijen dalam rangka mereduksi setiap gangguan keamanan dalam negeri yang akan merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam negara kesatuan repblik Indonesia yan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

b) Misi Ditintelkam

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia Intelkam;

2) Mewujudkan pelayanan prima melalui penerbitan SKCK online, ijin kegiatan masyarakat, senjata api dan bahan peledak komersial yang transparan akuntabel guna menumbuhkan kepercayaan masyrakat terhadap Polri;

3) Meningkatkan kegiatan deteksi dini setiap potensi gangguan keamanan secara cepat akurat;

4) Memberikan peringatan dini dalam rangka antisipasi berkembangnya potensi gangguan dan ambang gangguan menjadi gangguan nyata;

(56)

56/82

6) Mewujudkan kondisi yang mendukung terselenggaranya kegiatan pemerintah dan kehidupan masyarakat serta terjaminnya kepentingan nasional;

7) Mewujudkan Intelijen keamanan sebagai pusat informasi keamanan yang akurat, actual dan terpercaya dalam rangka mengamankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

8) Membangun...

8) Membangun Intelijen keamanan beserta infraskturnya dalam satu system terintegrasi dan tergelar sampai tingkat kewilayahan yang didukung oleh etika profesi intelijen;

9) Membangun system persandian Polri dalam rangka mengirim, menyimpan dan menganalisis informasi Intelijen.

c) Tujuan Dit Intelkam

1) organisasi Intelijen Keamanan Polri yang professional dan memiliki standar good goverance dan clean government;

2) Terwujudnya organisasi Intelijen yang memiliki kemampuan deteksi aksi, (deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini) terhadap setiap potensi gangguan

kamtibmas yang akan terjadi dengan didukung kuantitas dan kualitas SDM yang berkemampuan teknis professional Intelijen Keamanan dan sarana dan prasarana serta terbangunnya tehnologi yang sesuai dengan karakteristik Intelijen serta mampu memanfaatkan hitech / tekhnologi informasi dan komunikasi serta bantuan teknologi (Bantek) Alsus Intelijen;

(57)

4) Terwujudnya pelayanan prima terhadap kegiatan penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) baik secara langsung maupun online, pelayanan masyarakat dan pengawasan senjata api, bahan peledak yang cepat, mudah dan terhindar dari praktek KKN.

Visi...

Visi dan misi sebagai dasar penetapan tujuan telah dipahami oleh anggota Dit Intelkam Polda Jateng dan telah dijadikan arah dalam pelaksanaan tugas guna mencapai tujuan Dit Intelkam. Pada kotak tujuan terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

2. Structure (Struktur)

Direktorat Intelkam memiliki anggota sebanyak 153 orang sudah sesuai dengan Daftar Susunan Personel (DSP)

Jumlah anggota yang sudah mengikuti pendidikan kejuruan : 137 orang

(58)

58/82

Ditintelkam dipimpin oleh Direktur Intelkam. Direktur Intelkam Polda Jateng bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kapolda Jateng dan pelaksanaan sehari-hari dikoordinasikan oleh Waka Polda Jateng.Direktur Intelkam Polda Jateng dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibantu oleh Wakil Direktur Intelkam Polda Jateng disingkat Wadir Intelkam. Unsur pelaksana tugas Ditintelkam sebagai berikut :

a. Kabag...

a. Kabag Analisis Dit Intelkam

b. Kasubdit

1) Kasubdit 1 Bidang Politik

2) Kasubdit 2 Bidang Ekonomi

3) Kasubdit 3 Bidang Sosial Budaya

4) Kasubdit 4 Bidang Keamanan

c. Kasubbag Renmin

d. Kasi Yanmin

e. Kasi Sandi

(59)

fungsi dan tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas, tetapi dalam pelaksanaan tugas khusus yang memerlukan kerahasiaan yang tinggi diperlukan tindakan khusus/perintah dari Dir Intelkam dengan melibatkan anggota khusus sesuai dengan kompetensi. Pada kotak struktur nampak hitam yang berarti tidak ada

permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

3. Relationships (Tata Hubungan)

Ditintelkam merupakan sebuah oganisasi yang mempunyai system dan fungsi-fungsi pelaksana tugas yang saling berhubungan / berkaitan. Tata hubungan diantara anggota Ditintelkam sudah baik, karena setiap anggota sudah menciptakan suasanan kerja yang kondusif dengan bekerja sama tetapi masih belum maksimal.

Koodinasi antar subdit belum dilaksanakan secara maksimal, masih ada pendapat diantara anggota bahwa penanggulangan radikalisme, hanya

Menjadi...

menjadi tanggungjawab Subdit 4 bidang keamanan. Walaupun dalam penanggulangan radikalisme sudah dikerjakan oleh 2 unit ( 1 unit dari subdit 1 bidang politik dan 1 unit dari subdit 4 bidang keamanan serta oleh Kabag Analisis).

Keberhasilan penanggulangan radikalisme menjadi tangungjawab seluruh anggota Intelijen agar kejadian kekerasan / konflik intoleransi yang dipicu oleh kelompok radikal dapat ditekan dan para pelaku dapat diungkap. Pada kotak tata hubungan terlihat terang yang berarti ada permasalahan sehingga perlu dilakukan intervensi.

(60)

60/82

4. Rewards (Penghargaan)

Sistem reward and punishment di Ditintelkam sudah dilaksanakan, penghargaan diberikan kepada anggota yang berprestasi melalui pemberian remunerasi dan

kesempatan mengikuti pendidikan pengembangan yang dapat dijadikan sarana meningkatkan kepangkatan dan pemberian kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi bagi anggota yang akan melaksankan pensiun.

Selama tahun 2016 anggota yang mendapat penghargaan kenaikan pangkat 2 orang dan mengikuti pendidikan pengembangan sebanyak 5 orang

Sedangkan punishment diberikan kepada anggota yang melakukan pelanggaran, berupa hukuman disiplin dan hukuman pidana apabila pelanggaran yang dilakukan termasuk pelanggaran berat. Selama tahun 2016 ada 1 anggota yang diberikan hukuman karena melakukan pelanggaran hukum.

Pemberian penghargaan bagi anggota berprestasi dan pemberian hukuman bagi anggota yang melakukan pelanggaran telah dapat memacu memberikan motivasi kepada anggota dalam melaksanakan tugas. Pada kotak reward(box rewards ) terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

5. Leaderships...

(61)

Kepemimpinan yang ditampilkan Direktur Intelkam adalah seorang yang bijaksana, tegas dan disiplin, memiliki orientasi kepada bawahannya dan merupakan pemimpin yang memiliki tipe demokratis yang dapat mampu menjaga hubungan baik dengan seluruh anggota dan juga menjadi pengayom anggota Ditintelkam. Perintah

pelaksanaan tugas diberikan secara berjenjang dengan memberikan kepercayan penuh kepada Kepala Sub Direktorat, Kepala bagian analisis maupun kepada kepala Sub bagian / kepala seksi di lingkungan Ditintelkam. Tetapi dalam tugas-tugas khusus dengan pertimbangan untuk kecpatan dan efektifitas / efisiensi pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas Direktur Intelkam akan memberikan perintah langsung kepada anggota yang dinilai memiliki kompetensi.Pada kotak kepemimpinan terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

6. Helpful Mecanism (Mekanisme Kerja)

Mekanisme kerja di Ditintelkam sebagaimana fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, controlling) telah dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap kepala di fungsi Ditintelkam.

a. Perencaan tugas disusun setiap akhir tahun melalui rapat koordinasi penyusunan renja, kemudian dalam pelaksanaannya juga disusun rencana kegiatan bulanan, mingguan dan harian, sehingga setiap kegiatan dapat dilaksanakan dengan disertai dukungan anggaran dari Dipa Ditintelkam.

b. Pelaksanaan tugas intelijen yang dilaksanakan oleh Sub Direktorat maupun Bagian Analis diorganisasikan dalam bentuk Unit maupun Tim.

c. Pelaksanaan setiap kegiatan disertai surat perintah yang ditandatangai Direkitur Intelkam dan dukungan anggaran yang berasal dari DIPA Ditintelkam. Pada akhir pelaksanaan tugas, seluruh kegiatan dilaporkan dalam bentuk laporan penugasan yang dilengkapai dengan pertanggungjawaban keuangan.

d. Evaluasi...

d. Evaluasi kegiatan dilakukan setiap minggu pada hari senin dan setiap akhir bulan sesuai dengan situasi kegiatan, sedangkan evaluasi insidentil dilaksanakan setiap 3 bulan dan pada akhir tahun.

(62)

62/82

pemahaman yang cukup terhadap faham radikalisme maupun metode dalam penanggulangan radikalisme, sehingga dalam setiap kegiatan penggalanan terhadap masyarakat dalam penanggulangan radikalisme dilaksanakan secara parsial oleh unit 2 unit dengan sasaran kelompok yang kecil antara 10 sampai dengan 15 orang, sehingga hasilnya tidak signifikan.

Pada kotak mekanisme kerja masih terlihat remang-remang yang berarti masih ada permasalahan sehingga perlu dilakukan intervensi.

Melalui analisis Weisbord’s Six Boxesdapat disimpulkan bahwa dalam penanggulangan radikalisme masih ada permasalahan yang perlu dilakukan intervensi yaitu pada tata hubungan dan mekanisme kerja. Inovasi yang dapat dilakukan dalam proyek perubahan sebagai berikut :

1. Penggalangan dilakukan oleh seluruh anggota Intelijen dan seluruh jajaran Polres Jawa Tengah

2. Penggalangan dilakukan dengan melibatkan ormas Islam Moderat yaitu NU dan Muhammadiyah melalui kerja sama yang disusun dalam bentuk MOU

3. Penggalangan juga melibatkan stakeholders / Instansi terkait lainnya

4. Penggalangan dilaksanakan melalui Forum Group Discusion (FGD) / sosialisasi dari tingkat Provinsi sampai dengan di tingkat Kabupaten.

II. LATAR BELAKANG.

Berdasarkan UU No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian negara republik Indonesia, Polri memiliki tugas pokok memberikan perlindungan, pengayoman dan

pelayanan serta penegakan hukum. Sebagaimana kebijakan Presiden RI Ir Joko Widodo yang tertuang dalam Nawa Cita yang pertama “Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan meberikan rasa aman pada seluruh warga Negara“ terhadap ancaman Radikalisme, Polri khususnya Direktorat Intelijen

Keamanan menindak lanjuti melalui program prioritas Kapolri Promoter (profesional, modern dan terpercaya) pada Porgram 3 dengan melaksanakan penanggulangan kelompok radikal Pro kekerasan dan Intoleransi.

(63)

Gangguan keamanan dan ketertiban yang berlatar belakan radikalisme agama selama tahun 2015 dan selama tahun 2016 secara umum mengalami kenaikan sebagaimana tabel di bawah ini

Tabel 1 Konflik Radikalisme / Intoleransi 2015

NO KAB/KOTA JML 1. Kota Semarang 2 2. Kab Pemalang 1 3. Kab Pekalongan 1 4. Kab Kendal 1 5. Kab Pati 1 6. Kab Purbalingga 2 7. Kab Banyumas 1 8. Kab Boyolali 1 9. Kab Sukoharjo 1 10. Kab Wonogiri 1 11. Kab Sragen 1 JUMLAH 13

(64)

64/82

Tabel 2 Konflik Radikalisme / Intoleransi Th. 2016

NO KAB/KOTA JML 1. Kab Semarang 1 2. Kab Pekalongan 2 3. Kab Batang 1 4. Kab Kendal 2 5. Kab Pati 1 6. Kab Kudus 1 7. Kab Klaten 1 8. Kab Karanganyar 1 9. Kota Semarang 2 10. Kota Surakarta 3 11. Kab Cilacap 1 12. Kab Boyolali 1 13. Kab Demak 1 14. Kab Jepara 1 15. Kab Klaten 1 JUMLAH 20

(65)

Sumber : Anev Gangguan Kamtibmas tahun 2016 Dit Intlekam Polda Jateng

Ancaman...

Ancaman gangguan kamtibmas saat ini yang menonjol dan memiliki kecenderungan mengancam persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia yaitu munculnya kelompok – kelompok radikal yang sering melakukan tindakan kekerasan dan intoleransi. Kejadian kekerasan dan intoleransi yang dilakukan oleh kelompok radikal selama tahun 2016 di wilayah Jawa Tengah sebanyak 20 kali kejadian dengan kejadian menonjol yaitu terjadinya Bom Bunuh Diri di Polresta Surakarta tanggal 4 Juli 2016 yang dilakukan oleh Nurohman (MD) salah satu jaringan teroris asal Surakarta dan salah satu simpatisan ISIS dan kejadian menonjol selama tahun 2017 yaitu terjadinya penyerangan / penganiayaan anggota Polres Banyumas tanggal 11 April 2017 oleh simpatisan ISIS Muahammad Ibnu Dar yang mengakibatkan 2 anggota Polres Banyumas luka berat.

Issue strategis saat ini, yaitu kelompok radikal aktif melakukan penyebaran faham radikalisme ke dalam masyarakat terutama kedalam ormas Islam dan kelompok / masyarakat untuk melakukan tindakan kekerasan dan intoleransi dengan mengatasnamakan agama.

Meningkatnya masyarakat yang simpati dan mendukung kelompok radikal dan masih tingginya kejadian radikalisme kekerasan dan intoleransi di wilayah Jawa Tengah dapat mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat dan apabila tidak segera ditanggulangi akan berdampak pada Disintegrasi Bangsa.

Penanggulangan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi dapat dilakukan dengan cara melakukan tindakan preemtif yang berupa kegiatan penggalangan terbuka dan tertutup. Penggalangan terbuka yaitu penggalangan yang dilakukan oleh anggota intelijen dan anggota Polri lainnya secara terbuka, identitas anggota dan /misi/tujuan kegiatan diketahui oleh masyarakat yaitu ajakan untuk menolak radikalisme karena dapat berakitat pelanggaran hukum. Penggalangan tertutup yaitu kegiatan yang dilakukan oleh anggota Intelijen dengan sasaran kelompok/ormas dan perorangan dengan misi yang disembunyikan (sasaran penggalangan tidak mengetahui misi anggota intelijen walaupun sasaran mengetahui identitas anggota).

Direktorat...

Direktorat Intelijen Keamanan Polda Jawa Tengah (Ditintelkam Polda Jateng) merupakan salah satu fungsi kepolisian yang memiliki tugas pada bidang preemtif dan preventif berupa pemberian early warning dan early detection kepada Pimpinan melaksanakan deteksi aksi berupa kegiatan penggalangan guna mencegah

(66)

66/82

Guna mengidentifikasi permasalahan penanggulangan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi, digunakan desain analisa model 6 kotak dari Weisbord (

Weisbord’s Six Boxes) sebagai berikut :

(67)

Gambar 1 Analisis (Weisbord’s Six Boxes)

1. Purposes...

1. Purposes (Tujuan)

a) Visi Ditintelkam

Menjadi intelijen keamanan yang berkemampuan deteksi aksi intelijen dalam rangka mereduksi setiap gangguan keamanan dalam negeri yang akan merusak sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam negara kesatuan repblik Indonesia yan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

b) Misi Ditintelkam

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia Intelkam;

2) Mewujudkan pelayanan prima melalui penerbitan SKCK online, ijin kegiatan masyarakat, senjata api dan bahan peledak komersial yang transparan akuntabel guna menumbuhkan kepercayaan masyrakat terhadap Polri;

(68)

68/82

3) Meningkatkan kegiatan deteksi dini setiap potensi gangguan keamanan secara cepat akurat;

4) Memberikan peringatan dini dalam rangka antisipasi berkembangnya potensi gangguan dan ambang gangguan menjadi gangguan nyata;

5) Melaksanakan kegiatan cegah dini dalam rangka mereduksi setiap potensi gangguan agar tidak berkembang menjadi ambang gangguan;

6) Mewujudkan kondisi yang mendukung terselenggaranya kegiatan pemerintah dan kehidupan masyarakat serta terjaminnya kepentingan nasional;

7) Mewujudkan Intelijen keamanan sebagai pusat informasi keamanan yang akurat, actual dan terpercaya dalam rangka mengamankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

8) Membangun...

8) Membangun Intelijen keamanan beserta infraskturnya dalam satu system terintegrasi dan tergelar sampai tingkat kewilayahan yang didukung oleh etika profesi intelijen;

9) Membangun system persandian Polri dalam rangka mengirim, menyimpan dan menganalisis informasi Intelijen.

c) Tujuan Dit Intelkam

(69)

kamtibmas yang akan terjadi dengan didukung kuantitas dan kualitas SDM yang berkemampuan teknis professional Intelijen Keamanan dan sarana dan prasarana serta terbangunnya tehnologi yang sesuai dengan karakteristik Intelijen serta mampu memanfaatkan hitech / tekhnologi informasi dan komunikasi serta bantuan teknologi (Bantek) Alsus Intelijen;

3) Terselenggaranya filling, recording dan dokumentasi Intelijen serta sajian produk analisis Intelijen yang tajam dan pengkajian terhadap masalah Keamanan dan Potensi Konflik, yang mampu mewarnai setiap perencanaan dan pengambilan kebijaksanaan / keputusan pemimpin atas dasar masukan Intel sehingga tidak terdadak;

4) Terwujudnya pelayanan prima terhadap kegiatan penerbitan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) baik secara langsung maupun online, pelayanan masyarakat dan pengawasan senjata api, bahan peledak yang cepat, mudah dan terhindar dari praktek KKN.

Visi...

Visi dan misi sebagai dasar penetapan tujuan telah dipahami oleh anggota Dit Intelkam Polda Jateng dan telah dijadikan arah dalam pelaksanaan tugas guna mencapai tujuan Dit Intelkam. Pada kotak tujuan terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

2. Structure (Struktur)

(70)

70/82

Jumlah anggota yang sudah mengikuti pendidikan kejuruan : 137 orang

Jumlah Personil yang belum mengikuti pendidikan kejuruan : 16 orang

Ditintelkam dipimpin oleh Direktur Intelkam. Direktur Intelkam Polda Jateng bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kapolda Jateng dan pelaksanaan sehari-hari dikoordinasikan oleh Waka Polda Jateng.Direktur Intelkam Polda Jateng dalam pelaksanaan tugas sehari-hari dibantu oleh Wakil Direktur Intelkam Polda Jateng disingkat Wadir Intelkam. Unsur pelaksana tugas Ditintelkam sebagai berikut :

a. Kabag...

a. Kabag Analisis Dit Intelkam

b. Kasubdit

1) Kasubdit 1 Bidang Politik

2) Kasubdit 2 Bidang Ekonomi

3) Kasubdit 3 Bidang Sosial Budaya

4) Kasubdit 4 Bidang Keamanan

c. Kasubbag Renmin

(71)

e. Kasi Sandi

f. Kasi Inteltek

Pelaksanaan tugas setiap anggota sudah sesuai dengan jabatan dalam struktur organisasi Ditintelkam. Pembagian tugas sudah sesuai dengan jobdiscription daru setiap fungsi dan tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas, tetapi dalam pelaksanaan tugas khusus yang memerlukan kerahasiaan yang tinggi diperlukan tindakan khusus/perintah dari Dir Intelkam dengan melibatkan anggota khusus sesuai dengan kompetensi. Pada kotak struktur nampak hitam yang berarti tidak ada

permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

3. Relationships (Tata Hubungan)

Ditintelkam merupakan sebuah oganisasi yang mempunyai system dan fungsi-fungsi pelaksana tugas yang saling berhubungan / berkaitan. Tata hubungan diantara anggota Ditintelkam sudah baik, karena setiap anggota sudah menciptakan suasanan kerja yang kondusif dengan bekerja sama tetapi masih belum maksimal.

Koodinasi antar subdit belum dilaksanakan secara maksimal, masih ada pendapat diantara anggota bahwa penanggulangan radikalisme, hanya

(72)

72/82

menjadi tanggungjawab Subdit 4 bidang keamanan. Walaupun dalam penanggulangan radikalisme sudah dikerjakan oleh 2 unit ( 1 unit dari subdit 1 bidang politik dan 1 unit dari subdit 4 bidang keamanan serta oleh Kabag Analisis).

Keberhasilan penanggulangan radikalisme menjadi tangungjawab seluruh anggota Intelijen agar kejadian kekerasan / konflik intoleransi yang dipicu oleh kelompok radikal dapat ditekan dan para pelaku dapat diungkap. Pada kotak tata hubungan terlihat terang yang berarti ada permasalahan sehingga perlu dilakukan intervensi.

4. Rewards (Penghargaan)

Sistem reward and punishment di Ditintelkam sudah dilaksanakan, penghargaan diberikan kepada anggota yang berprestasi melalui pemberian remunerasi dan

kesempatan mengikuti pendidikan pengembangan yang dapat dijadikan sarana meningkatkan kepangkatan dan pemberian kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi bagi anggota yang akan melaksankan pensiun.

Selama tahun 2016 anggota yang mendapat penghargaan kenaikan pangkat 2 orang dan mengikuti pendidikan pengembangan sebanyak 5 orang

Sedangkan punishment diberikan kepada anggota yang melakukan pelanggaran, berupa hukuman disiplin dan hukuman pidana apabila pelanggaran yang dilakukan termasuk pelanggaran berat. Selama tahun 2016 ada 1 anggota yang diberikan hukuman karena melakukan pelanggaran hukum.

Pemberian penghargaan bagi anggota berprestasi dan pemberian hukuman bagi anggota yang melakukan pelanggaran telah dapat memacu memberikan motivasi kepada anggota dalam melaksanakan tugas. Pada kotak reward(box rewards ) terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

(73)

5. Leader Ships (Kepemimpinan)

Kepemimpinan yang ditampilkan Direktur Intelkam adalah seorang yang bijaksana, tegas dan disiplin, memiliki orientasi kepada bawahannya dan merupakan pemimpin yang memiliki tipe demokratis yang dapat mampu menjaga hubungan baik dengan seluruh anggota dan juga menjadi pengayom anggota Ditintelkam. Perintah

pelaksanaan tugas diberikan secara berjenjang dengan memberikan kepercayan penuh kepada Kepala Sub Direktorat, Kepala bagian analisis maupun kepada kepala Sub bagian / kepala seksi di lingkungan Ditintelkam. Tetapi dalam tugas-tugas khusus dengan pertimbangan untuk kecpatan dan efektifitas / efisiensi pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas Direktur Intelkam akan memberikan perintah langsung kepada anggota yang dinilai memiliki kompetensi.Pada kotak kepemimpinan terlihat hitam yang berarti tidak ada permasalahan sehingga tidak perlu dilakukan intervensi.

6. Helpful Mecanism (Mekanisme Kerja)

Mekanisme kerja di Ditintelkam sebagaimana fungsi manajemen (planning, organizing, actuating, controlling) telah dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab setiap kepala di fungsi Ditintelkam.

a. Perencaan tugas disusun setiap akhir tahun melalui rapat koordinasi penyusunan renja, kemudian dalam pelaksanaannya juga disusun rencana kegiatan bulanan, mingguan dan harian, sehingga setiap kegiatan dapat dilaksanakan dengan disertai dukungan anggaran dari Dipa Ditintelkam.

b. Pelaksanaan tugas intelijen yang dilaksanakan oleh Sub Direktorat maupun Bagian Analis diorganisasikan dalam bentuk Unit maupun Tim.

c. Pelaksanaan setiap kegiatan disertai surat perintah yang ditandatangai Direkitur Intelkam dan dukungan anggaran yang berasal dari DIPA Ditintelkam. Pada akhir pelaksanaan tugas, seluruh kegiatan dilaporkan dalam bentuk laporan penugasan yang dilengkapai dengan pertanggungjawaban keuangan.

Gambar

Tabel 1  Konflik Radikalisme / Intoleransi 2015
Tabel 1  Konflik Radikalisme / Intoleransi 2015
Tabel 2 Konflik Radikalisme / Intoleransi Th. 2016
Tabel 1  Konflik Radikalisme / Intoleransi 2015
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

0,000 < 0,05, maka hipotesis kelima (H4) terbukti kebenarannya, artinya ada pengaruh signifikan secara bersama-sama antara komitmen organisasi, motivasi kerja,

Dengan demikian dapat diketahui kai- tannya antara substansi Pasal 97 ayat (1) dan (2) dengan doktrin self dealing yaitu dengan tegas pada pasal tersebut dise- butkan bahwa

Sejalan dengan itu, Nainggolan (2012:11) juga mengungkapkan siswa mengalami kesukaran dalam hal yaitu: (1).Koneksi dengan disiplin ilmu lain yaitu fisika

1) Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia diatur dalam Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, ini menandakan bahwa pemerintah Indonesia

Sejak saya mengajar disisni metode yang diterapkan adalah metode Iqro’. Dalam proses pembelajaran hampir sama dengan TPQ yang ada di Palangka Raya,yakni ustadz atau

Plesetan morfemis (leksikon) yakni plesetan sebuah kata dengan cara menjadikan atau menganggapnya sebagai singkatan yang berupa akronim, seperti terlihat pada

Berdasarkan hasil uji t yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil bahwa variabel komitmen organisasi dan kompetensi karyawan memiliki pengaruh positif dan