• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAHIRAN MEMBACA NYARING SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 SATU ATAP PIABUNG KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ARTIKEL E-JOURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAHIRAN MEMBACA NYARING SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 SATU ATAP PIABUNG KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ARTIKEL E-JOURNAL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAHIRAN MEMBACA NYARING SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 SATU ATAP PIABUNG KABUPATEN KEPULAUAN

ANAMBAS

ARTIKEL E-JOURNAL

Diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

YANTI

NIM 090388201354

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Yanti. 2016. Kemahiran Membaca Nyaring Siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Satu Atap Piabung Kabupaten Kepulauan Anambas Tahun 2016, Skripsi. Tanjungpinang: Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Pembimbing I: Drs, H. Said Barakbah Ali, M.M. Pembimbing II: Drs. Wagiman, M.Pd.

Kata Kunci: Membaca Nyaring, Teks Pancasila

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam Membaca Nyaring pada Teks Pancasila Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Satu Atap Piabung Kabupaten Kepulauan Anambas.

Berdasarkan permasalahan yang ada mengenai membaca nyaring yang ditemukan peneliti antara lain, banyak siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama yang masih terbata-bata ketika membaca nyaring bahkan tidak memperhatikan tanda baca, rendahnya minat siswa terhadap membaca nyaring. Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah Kemahiran Membaca Nyaring Siswa Pada Teks Pancasila Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Satu Atap Piabung Kabupaten Kepulauan Anambas Yang Sesuai Dengan Jeda, dan Intonasi? Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, tes, dan teknik rekam. dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik deskriptif prosentase dan teknik deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Satu Atap Piabung Kabupaten Kepulauan Anambas berjumlah 40 orang, Dalam penelitian ini jumlah sampel sama dengan jumlah populasi yang diteliti, dalam pengambilan sampelnya dilakukan berdasarkan teknik Sampling Jenuh.

Hasil penelitian yang diperoleh terhadap tes kemahiran membaca nyaring pada teks pancasila menunjukkan untuk skor aspek jeda yaitu 68,25, dan skor aspek inPtonasi yaitu 66. Sedangkan Kemahiran Membaca Nyaring Siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Satu Atap Piabung Kabupaten Kepulauan Anambas. menunjukkan bahwa rata-rata siswa kelas VII hanya mampu mencapai kategori cukup, yaitu dengan skor 65,67. Dari ke dua aspek tersebut, kesulitan yang dihadapi siswa ketika membaca nyaring adalah intonasi. Kesimpulan dari hasil rata-rata kelas kemahiran membaca nyaring siswa dikategorikan cukup. Saran peneliti siswa lebih meningkatkan kemahiran membaca. Karena dengan membaca siswa dapat menambah ilmu pengetauan dan wawasan yang luas.

(5)

ABSTRACT

Yanti. 2016 Loud Reading Proficiency Grade VII Junior High School 3 one roof Piabung Anambas Island 2016, Thesis. Tanjungpinang: Indonesian Language and Literature Department, the Faculty of Education, University Maritime Raja Ali Haji.

Supervisor I: Drs H. Said Barakbah Ali, M.M. Supervisor II: Drs. Wagiman, M.Pd.

Keywords: Reading Loud, Text Pancasila

The purpose of this study was to determine the extent to which students in Reading Loud on Pancasila Text Seventh Grade Students of Junior High School 3 one roof Piabung Anambas Island.

Based on the existing problems concerning reading aloud found in research among others, many students of class VII Junior High School who still stammered when reading aloud not even notice the punctuation, the low interest of the students to read aloud. Based on this background, the problem is formulated as follows: How Loud Reading Proficiency Text Pancasila Students In Class VII Junior High School 3 one roof Piabung Anambas Island That Conform To Pause, and Intonation? The method used is descriptive quantitative method. Data collection techniques in this study using observation, testing, and recording technique. in this study researchers used a descriptive techniques percentage and quantitative descriptive techniques. The population in this study were all students of class VII Junior High School 3 one roof Piabung Anambas Island about 40 people, in this study the number of samples is equal to the number of the population studied, in taking the sample is based on saturated sampling technique.

The results obtained on proficiency tests read aloud the text of Pancasila show to pause aspect score is 68.25, and the score is 66. While aspects of intonation Loud Reading Proficiency Grade VII Junior High School 3 one roof Piabung Anambas Island. shows that the average class VII only able to reach enough category, with a score of 65.67. Of these two aspects, the difficulties faced by students when reading aloud is the intonation. Conclusions from the average grade reading proficiency of students categorized loud enough. The researchers suggest more students improve reading proficiency. Because reading students can increase knowledge and insight that knowledge is extensive.

(6)

1. Pendahuluan

Kemahiran adalah suatu kecepatan dalam melakukan sesuatu Kemampuan, kepandaian, dalam melakukan sesuatu (KBBI, 2005:696). Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Kemahiran membaca nyaring adalah Kepandaian dalam membaca bersuara yang memperhatikan jeda, dan intonasi.

Kegiatan membaca nyaring diperoleh seseorang ketika menginjak jenjang pendidikan dasar dan terus diterapkan pada pendidikan selanjutnya. Hal ini dimaksudkan agar siswa dalam membaca tidak terbata-bata, dan memperhatikan tanda baca serta terlatih untuk membaca sesuai dengan jeda dan intonasi yang tepat. Namun pada kenyataan yang ada, keterampilan membaca khususnya membaca nyaring saat ini masih rendah.

Hal ini bisa saja terjadi karena siswa beranggapan kegiatan membaca merupakan kegiatan yang membosankan dan melelahkan. Mereka hanya mau belajar pada saat tertentu saja, misalnya pada saat mengerjakan Pekerjaan Rumah yang diberikan oleh guru atau pada saat ujian. Rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh ketidakmampuan dalam membaca, maka siswa tersebut tidak akan dapat memahami materi pelajaran yang diberikan dan akan menimbulkan kejenuhan bagi siswa dalam mengikuti pelajaran.

Dalam pembeberan masalahnya terdapat masalah yantu siswa tidak memperhatikan tanda baca, siswa tidak memperhatikan jeda dan intonasi, selain membaca nyaring, siswa juga kurang memperhatikan tanda baca dalam keterampilan membaca lainnya seperti membaca dalam hati, membaca kritis, membaca indah hal ini terlihat dari siswa yang masih banyak mengikuti remedial dan rendahnya minat baca Siswa terhadap membaca nyaring Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Satu Atap Piabung Kabupaten Kepulauan Anambas. Pembatasan masalah yaitu hanya dibatasi pada Kemahiran Membaca Nyaring Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Satu Atap Piabung Kabupaten Kepulauan Anambas Terhadap Teks Perangkat Pancasila Yang Sesuai Dengan Jeda, dan Intonasi.

Rumusan masalah adalah Bagaimanakah Kemahiran Membaca Nyaring Siswa Pada Teks Pancasila Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Satu Atap Piabung Kabupaten Kepulauan Anambas Yang Sesuai Dengan Jeda, dan Intonasi? Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah Untuk mendeskripsikan Kemahiran Membaca Nyaring Pada Teks Perangkat pancasila Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Satu Atap Piabung Kabupaten Kepulauan Anambas Yang Sesuai Dengan Jeda, dan Intonasi. Manfaat penelitian secara teoretik yaitu, hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengembangkan teori yang telah ada tentang upaya memecahkan permasalahan kesulitan dalam membaca nyaring. Manfaat Praktis yaitu sebagai solusi pemecahan masalah bagi siswa yang kurang mampu dalam membaca nyaring, sebagai masukan bagi guru dalam rangka upaya bisa memecahkan permasalahan kesulitan siswa dalam membaca nyaring siswa di Sekolah Menengah Pertama, sebagai masukan bagi sekolah tentang pentingnya kemahiran membaca nyaring siswa terhadap pertumbuhan dan wawasan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan bagi peneliti dan para pembaca terhadap pentingnya dalam membaca. Penelitian ini juga menyajikan tiga penelitian yang relevan yaitu, Wiwik Iriani yang berjudul Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Bagi Siswa Penyandang Tuna Grahita Di Sekolah Luar Biasa Dharma Wanita Jiwan Pada Tahun Pelajaran 2006/2007 dan Edi Kurniawan (2011) yang berjudul Kemampuan Membaca Nyaring Siswa SDN 017 Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.

(7)

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kuantitatif, yaitu menggambarkan hasil penelitian berdasarkan nilai-nilai yang diperoleh siswa dalam tes kemahiran membaca nyaring pada teks perangkat Pancasila. Syamsuddin, dan Vismaia (2009:24) menyatakan bahwa Metode deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk mencandrakan karakterisistik individu atau kelompok.

3. Hasil penelitian dan Pembahasannya

4.1 Jeda

Menurut tempatnya jeda dapat dibedakan menjadi tiga (Chaer, 2007:122) dan biasanya ditandai sebagai berikut:

1. Jeda antarkata dalam frase diberi tanda berupa garis miring (/) tandanya berhenti sebentar.

2. Jeda antarfrase dalam klausa diberi tanda berupa garis miring ganda (//) tandanya berhenti lama.

3. Jeda antarkalimat dalam wacana diberi tanda berupa garis silang ganda (#).

TABEL 4 SKOR ASPEK JEDA

No Nama Skor Keriteria

1. Agus Aspiandi 54 Kurang baik

2. Angga Yushadi 79 Baik

3. Anita 54 Kurang baik

4. Asmadi 69 Cukup 5. Baiti 79 Baik 6. Damri 69 Cukup 7. Dandi 69 Cukup 8. Darmawi 69 Cukup 9. Dipayani 69 Cukup

(8)

11. Halimah Tusa’diah 69 Cukup

12. Irfandi 79 Baik

13. Lisa kumasari 69 Cukup

14. Marina 54 Kurang Baik

15. Masnidar 69 Cukup

16. Merita Sari 69 Cukup

17. Muhammad Fajri Ramadhan 69 Cukup

18. Nadia 69 Cukup

19. Neneng 69 Cukup

20. Nofa Sikin 79 Baik

21. Nor Sahira 69 Cukup

22. Norzilawati 69 Cukup

23. Nur Hidayanti 79 Baik

24. Rahim 79 Baik

25. Robi 69 Cukup

26. Safariza 54 Kurang Baik

27. Saharman 69 Cukup

28. Sairani 54 Kurang Baik

29. Sastika Wati 54 Kurang Baik

30. Selpiani 54 Kurang Baik

31. Sisilya 79 Baik

32. Siti Nuraisah 79 Baik

(9)

34. Sumiyati 79 Baik

35. Sunyadi 54 Kurang Baik

36. Suraini 79 Baik

37. Suriani 54 Kurang Baik

38. Suryani 69 Cukup

39. Yulis Yani 54 Kurang Baik

40. Zakaria 79 Baik

Jumlah 2730

Rata-Rata 68,25 Cukup

TABEL 5

PERSENTASE UNTUK ASPEK JEDA

No Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase

1. Sangat Baik 100 _ _ 2. Baik 79 12 30% 3. Cukup 69 18 45% 4. Kurang Baik <54 10 25% Jumlah 40 100%

Tabel di atas menunjukkan siswa yang membaca nyaring tentang aspek jeda dikategorikan cukup. Karena dari 40 siswa hanya 18 0rang siswa yang mampu mencapai kategori cukup, Sedangkan 12 siswa yang mampu mencapai kategori baik, dan 10 siswa yang mampu mencapai kategori kurang baik.

4.2 Intonasi

Intonasi adalah tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat. Intonasi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya nada dan keras lembutnya tekanan pada kalimat. Berbeda dengan nada, intonasi dalam bahasa Indonesia sangat berperan dalam pembedaan maksud kalimat. Kalimat bahasa Indonesia dibedakan menjadi kalimat berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah.

(10)

TABEL 6

SKOR ASPEK INTONASI

No Nama Skor Keriteria

1. Agus Aspiandi 54 Kurang Baik

2. Angga Yushadi 79 Baik

3. Anita 54 Kurang Baik

4. Asmadi 54 Kurang Baik

5. Baiti 79 Baik

6. Damri 54 Kurang baik

7. Dandi 69 Cukup

8. Darmawi 54 Kurang baik

9. Dipayani 69 Cukup

10. Farizal Rahanda 79 Baik

11. Halimah Tusa’diah 54 Kurang baik

12. Irfandi 79 Baik

13. Lisa kumasari 69 Cukup

14. Marina 54 Kurang Baik

15. Masnidar 69 Cukup

16. Merita Sari 69 Cukup

17. Muhammad Fajri Ramadhan 54 Kurang baik

18. Nadia 79 Baik

19. Neneng 69 Cukup

(11)

21. Nor Sahira 69 Cukup

22. Norzilawati 69 Cukup

23. Nur Hidayanti 79 Baik

24. Rahim 79 Baik

25. Robi 69 Cukup

26. Safariza 54 Kurang Baik

27. Saharman 69 Cukup

28. Sairani 69 Cukup

29. Sastika Wati 54 Kurang Baik

30. Selpiani 54 Kurang Baik

31. Sisilya 79 Baik

32. Siti Nuraisah 69 Cukup

33. Sopianto 79 Baik

34. Sumiyati 69 Cukup

35. Sunyadi 54 Kurang Baik

36. Suraini 69 Cukup

37. Suriani 54 Kurang Baik

38. Suryani 69 Cukup

39. Yulis Yani 54 Kurang Baik

40. Zakaria 69 Cukup

Jumlah 2640

(12)

TABEL 7

PERSENTASE UNTUK ASPEK INTONASI

No Kategori Skor Jumlah Siswa Persentase

1. Sangat Baik 100 _ _ 2. Baik 79 9 22,5% 3. Cukup 69 17 42,5% 4. Kurang Baik <54 14 35% Jumlah 40 100%

Tabel di atas menunjukkan siswa yang membaca nyaring tentang aspek Intonasi dikategorikan cukup. Karena dari 40 siswa hanya 17 0rang siswa yang mampu mencapai kategori cukup, Sedangkan 9 siswa yang mampu mencapai kategori baik, dan 14 siswa yang mampu mencapai kategori kurang baik.

4.3 Kemahiran Membaca Nyaring

kemahiran membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, fikiran dan perasaan seseorang pengarang.

TABEL 8

SKOR KEMAHIRAN MEMBACA NYARING

No Nama Jeda Intonasi Jumlah Kemahiran

Membaca Nyaring

Criteria

1. Agus Aspiandi 54 54 108 54 Kurang baik

2. Angga Yushadi 79 79 158 70 Baik

3. Anita 54 54 108 54 Kurang baik

4. Asmadi 69 54 123 56 Cukup 5. Baiti 79 79 158 60 Cukup

(13)

6. Damri 69 54 123 65 Cukup 7. Dandi 69 69 138 67 Cukup 8. Darmawi 69 54 123 55 Cukup 9. Dipayani 69 69 138 68 Cukup

10. Farizal Rahanda 79 79 158 78 Baik

11. Halimah Tusa’diah 69 54 123 65 Cukup

12. Irfandi 79 79 158 79 Baik

13. Lisa kumasari 69 69 138 68 Cukup

14. Marina 54 54 108 54 Kurang baik

15. Masnidar 69 69 138 69 Cukup

16. Merita Sari 69 69 138 69 Cukup

17. Muhammad Fajri

Ramadhan

69 54 123 55 Cukup

18. Nadia 69 79 148 70 Baik

19. Neneng 69 69 138 67 Cukup

20. Nofa Sikin 79 69 148 78 Baik

21. Nor Sahira 69 69 138 70 Baik

22. Norzilawati 69 69 138 69 Cukup

23. Nur Hidayanti 79 79 158 79 Baik

24. Rahim 79 79 158 79 Baik

25. Robi 69 69 138 69 Cukup

26. Safariza 54 54 108 54 Kurang baik

27. Saharman 69 69 138 69 Cukup

(14)

29. Sastika Wati 54 54 108 54 Kurang baik

30. Selpiani 54 54 108 54 Kurang baik

31. Sisilya 79 79 158 79 Baik

32. Siti Nuraisah 79 69 148 78 Baik

33. Sopianto 69 79 148 68 Cukup

34. Sumiyati 79 69 148 70 Baik

35. Sunyadi 54 54 108 54 Kurang baik

36. Suraini 79 69 148 68 Cukup

37. Suriani 54 54 108 54 Kurang baik

38. Suryani 69 69 138 68 Cukup

39. Yulis Yani 54 54 108 54 Kurang baik

40. Zakaria 79 69 148 69 Cukup Jumlah 2730 2640 2627 Rata-rata 68,25 66 65,67 Cukup TABEL 9

PERSENTASE UNTUK MEMBACA NYARING

No Kategori Nilai Skor Jumlah Siswa Persentase

1 Sangat Baik 80-100 _ 0 % 2 Baik 70-79 11 27,5 % 3 Cukup 55-69 20 50 % 4 Kurang Baik < 54 9 22,5 % Jumlah 40 100 %

(15)

Tabel di atas menunjukkan siswa yang membaca nyaring dikategorikan cukup. Karena dari 40 siswa hanya 20 0rang siswa yang mampu mencapai kategori cukup, Sedangkan 11 siswa yang mampu mencapai kategori baik, dan 9 siswa yang mampu mencapai kategori kurang baik.

TABEL 10

SKOR RATA-RATA MEMBACA NYARING

No Aspek Nilai rata-rata Kategori

2 Jeda 68,25 Cukup

3 Intonasi 66 Cukup

4 Kemahiran Membaca Nyaring 65,67 Cukup

Skor rata-rata dalam membaca nyaring terhadap siswa yang mencakup berbagai aspek dikategorikan cukup.

 hasil keseluruhan jumlah aspek jeda mencapai 2730 dibagi keseruluhan jumlah kelas yang terdiri dari 40 siswa, hasil dari aspek jeda seluruh siswa hanya mampu 68,25 dikategorikan cukup

 hasil keseluruhan jumlah aspek intonasi mencapai 2640 dibagi keseruluhan jumlah kelas yang terdiri dari 40 siswa, hasil dari aspek intonasi seluruh siswa hanya mampu 66 dikategorikan cukup

 hasil keseluruhan jumlah membaca nyaring mencapai 2627 dibagi keseruluhan jumlah kelas yang terdiri dari 40 siswa, hasil dari membaca nyaring seluruh siswa hanya mampu 65,67 dikategorikan cukup.

4. Simpulan dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan maka dapat disimpulkan bahwa kemahiran membaca nyaring siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Satu Atap Piabung Kabupaten Kepulauan Anambas. Memperoleh rata-rata 65,67. Hasil tersebut menunjukkan katekogori cukup, dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.

Hasil tersebut diperoleh dari penelitian yang diberikan kepada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Satu Atap Piabung Kabupaten Kepulauan Anambas dengan jumlah 40 siswa yang terdiri dari 11 siswa dengan predikat baik, 20 siswa dengan predikat cukup, dan 9 siswa dengan predikat kurang baik.

Adapun rekomendasi yang ingin peneliti sampaikan, yaitu guru diharapkan dapat memberikan media pembelajaran yang sesuai disetiap kegiatan pembelajaran agar dapat membangkitkan minat belajar siswa ketika mengikuti kegiatan belajar, terutama membaca

nyaring dengan memperhatikan jeda dan intonasi, khususnya siswa SMPN 13 Satu Atap

(16)

Daftar Pustaka

Arikunto, Surhasimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta Chaer, Abdul. 2006. Tes Bahasa Pengajaran. Penerbit ITB Bandung.

Dinas Pendidikan Nasional. 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesi. Jakarta: Gramedia

Harjasujana A,S. & Damaianti, V.S. 2003. Membaca Dalam Teori Dan Praktik Bandung: mutiara

Iriani, Wiwik. Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Nyaring Bagi Siswa Penyandang Tuna Grahita Di Sekolah Luar Biasa Dharma Wanita Jiwan Pada Tahun Pelajaran 2006/2007. Melalui:

http://www.docstoc.com/docs/68762070/PERANAN-MEDIA-GAMBAR-DALAM-PEMBELAJARAN.

Kridaklana, Harimurti. 1985. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia

Kurniawan, Edi. 2011. Kemampuan Membaca Nyaring Siswa SDN 017 Bukit Bestari Kota Tanjungpinang. Skripsi Sarjana Pendidikan FKIP UMRAH: Tidak Diterbitkan.

Marsono. 2008. Fonetik. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Muslich, Masnur. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia. PT. Bumi Aksara.

Rahim, Farida. 2008. Materi Dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Soedarso. 1989. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT. Gramedia.

Sugiyono, 2009. Metode penelitiankuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Syafi’ie, Imam. 1999. Pengajaran Membaca Terpadu. Malang: IKIP

Syamsuddin, A.R, Damaianti, Vismaia D. 2009. Metode Penelitian pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tampubolon, Dp. 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif Dan Efisien. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Gambar

TABEL 4  SKOR ASPEK JEDA
Tabel  di  atas  menunjukkan  siswa  yang  membaca  nyaring  dikategorikan  cukup.  Karena  dari 40 siswa hanya 20 0rang siswa yang mampu mencapai kategori cukup, Sedangkan 11 siswa  yang mampu mencapai kategori baik, dan 9 siswa yang mampu mencapai katego

Referensi

Dokumen terkait

PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN KADER POSYANDU LANJUT ANDU LANJUT USIA USIAA. DI RUKUN WARGA IV KELURAHAN BUMIAYU DI RUKUN WARGA IV

2 Perusahaan selalu berkomunikasi dengan organisasi riset dalam hal informasi mengenai teknologi yang ada pada saat ini 3 Perusahaan sering melakukan komunikasi. dengan

[r]

Maka dapat dilihat bahwa penilaian untuk variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan memiliki nilai minimal dengan rentang tiga yang termasuk dalam kategori (Setuju)

Prinsip kerja pada Alat POCT Accu check Active adalah Reflectance (pemantulan) didefinisikan sebagai rasio antara jumlah total radiasi (seperti cahaya) yang

Sistem informasi berbasis web atau situs adalah satu kesatuan elemen informasi yang dirancang dalam bentuk kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk

Kedalaman turap di bawah dasar galian dianggap tidak cukup untuk menahan tekanan tanah yang terjadi pada bagian atas dinding turap.. Anggapan dalam analisis stabilitas turap

Pendidikan tinggi sebagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik