• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya merupakan alat untuk menemukan kebenaran atau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian pada dasarnya merupakan alat untuk menemukan kebenaran atau"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan alat untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk memperoleh kebenaran diperlukan suatu cara pendekatan pada fakta-fakta empiris agar dapat difahami dalam suatu keteraturan, adapun pendekatan yang diambil peneliti adalah melalui model yang disebut paradigma. Paradigma, menurut Bogdan dan Biklen(1992:32), adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Menurut Patton yang dikutip oleh Lincoln dan Guba (1983:15), paradigma adalah suatu pandangan terhadap dunia dan alam sekitarnya, yang merupakan perspektif umum, suatu cara untuk menjabarkan masalah-masalah dunia nyata yang kompleks.

Penelitian ini menggunakan paradigma alamiah (naturalistic paradigm) dengan metode penelitian kualitatif. Penggunaan paradigma alamiah(naturalistic paradigm) dan pendekatan kualitatif serta strategi penelitian jenis studi kasus maka penelitian ini dimaksudkan untuk melihat gejala-gejala dari kerangka acuan si pelaku sendiri, yakni menafsirkan kegiatan atau kejadian dari sudut pandang pelaku yang disebut

"perspektif emic". Menurut Sugiyono (2008:213) penelitian kualitatif harus bersifat

“perpektif emic” artinya memperoleh data bukan “sebagaimana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan apa adanya yang terjadi dilapangan, dialami, dirasakan dan pikirkan oleh partisipan atau sumber data.

(2)

Menurut Djam’an Satori dan Aan K(2009:23) penelitian kualitatif adalah mengembangkan pertanyaan dasar tentang apa dan bagaimana kejadian itu terjadi, siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut, kapan terjadinya dan dimana tempat kejadiaannya. Setting sosial itu digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1. Sosial Setting (Djam’an Satori dan Aan.Komariah. 2009:23) Penelitian kualitatif dibutuhkan proses untuk menggungkap kejadian tersebut dengan pengumpulan data yang sahih dengan cara melakukan wawancara mendalam, observasi partisipasi, studi dokumen dan melakukan triangulasi. Kemudian untuk mendeskripsikan data yang telah diperoleh dengan analisis data mulai dari display data, reduksi data, refleksi data, kajian emic dan etik, kemudian dlakukan pengambilan kesimpulan. Penelitian kualitatif ini, menggambarkan aktualitas, realitas sosial dan persepsi sasaran penelitian tanpa tercemar oleh pengukuran formal sehingga dapat memberikan gambaran yang otentik tentang apa yang terjadi serta bagaimana mereka memahami kejadian-kejadian tersebut. Teknik penelitian melalui pengungkapan banyak cerita yang bersifat ideosinkratis namun penting, yang diceritakan oleh orang-orang yang ada di lapangan, tentang peristiwa-peristiwa nyata dengan cara-cara yang alamiah. Keterlibatan peneliti pada penelitian

Fenomena

Sosial

Waktu Tempat Kejadian Pelaku

(3)

ini, tanpa intervensi terhadap variabel-variabel proses yang sedang berlangsung apa adanya. Penelitian ini disebut pendekatan naturalistik, karena situasi lapangan penelitian bersifat "natural" atau wajar, sebagaimana adanya tanpa manipulasi, diatur dengan eksperimen atau test, penelitian ini bersifat deskriptif analitik evaluatif. Pada penelitian ini, maka apa yang terlaksana di lapangan dianalisis dan dievaluasi berdasarkan suatu kriteria tertentu sesuai dengan topik permasalah yang menjadi fokus.

Masalah penelitian merupakan fokus penelitian (Nasution 1988: 9-12), ciri-ciri dari penelitian kualitatif dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Sumber data ialah situasi wajar atau “natural setting” 2. Peneliti sebagai instrumen penelitian

3. Sangat deskriptif

4. Mementingkan proses maupun produk 5. Mencari makna

6. Mengutamakan data 7. Triangulasi

8. Menonjolkan rincian kontekstual

9. Subjek yang diteliti dipandang kedudukan sama dengan peneliti

10. Mengutamakan perspektif emic

11.Verifikasi

12.Purposif sampling

13.Menggunakan “audit trail” 14.Partisipasi tanpa mengganggu

15.Mengadakan analisis sejak awal penelitian disain penelitian tampil salam proses penelitian

Menurut Patton (1990: 40-41) Ciri-ciri pokok dari penelitian kualitatif (qualitative

inquiry) adalah:

1. naturalistic inquiry. 2. inductive analysis. 3. holistic perspective. 4. qualitative data

5. personal contact and insight.

6. dynamic systems.

(4)

8. context Sensitivity.

9. emphatic Netrality.

10.design flexibility.

Berdasarkan pendapat di atas tampak bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memerlukan kecermatan dalam pelaksanaannya, hal ini tidak lain karena setting alamiah perlu tetap terjaga agar data yang diperoleh benar-benar menunjukan kondisi lapangan yang sebenarnya. Selain itu analisis yang dilakukan bersifat induktif dari hal-hal khusus berdasarkan fakta lapangan untuk kemudian dipahami dan ditafsirkan dalam konteks keseluruhan kejadian yang bersifat holistik, serta data yang dikumpulkan merupakan data yang berkategori kualitatif.

Penelitian kualitatif juga suatu penelitian yang menunjukan penggunaan manusia sebagai alat dalam pengumpulan data dengan titik berat kepada proses ketimbang hasil dari suatu fenomena lapangan, karena apa yang terjadi di lapangan banyak yang sulit atau tidak mungkin diperkirakan sebelumnya maka desain penelitian ini bersifat fleksibel dalam arti memungkinkan untuk berubah sesuai dengan perkembangan yang terjadi.

Lima(5) jenis penelitian kualitatif menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah (2009:33) yaitu: biografi, fenoma, grounded teori, ethografi dan studi kasus. Peneliti pada penelitian ini memilih jenis penelitian kualitatif dengan studi kasus.

Penelitian studi kasus, adalah suatu metode dilakukan dengan memilih kasus yang terjadi pada tempat dan waktu tertentu, materi kontektual tentang setting kasus yang diteliti. Sumber informasi dikumpulkan sebanyak mungkin dari sumber informasi yang banyak mendapatkan gambaran kasus yang detil.

(5)

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulkan data, pada penelitian ini memakai teknik wawancara terbuka, observasi langsung dan studi dokumen. Pengambilan data dilakukan dengan metode

snowball sampling dengan proses jumlah kecil responden kemudian melibatkan

pihak yang terkait dengan responden awal untuk dijadikan responden dan seterusnya sehingga menjadi semakin besar seperti bola salju (snowball)

Data yang dihasilkan melalui wawancara atau observasi dari satu subjek, setelah diinterpretasi peneliti, kemudian diperiksakan kembali kepada subjek lain, dan seterusnya sampai menemui titik kejenuhan (saturated). Sumber data yang telah dimiliki telah dipandang cukup karena tidak ada lagi diperoleh informasi baru atas data yang sudah diperoleh.

Sumber data penelitian adalah keadaan dan lingkungan objek penelitian, subjek-subjek yang terlibat kegiatan, kontak sosial maupun berbagai aspek sosial yang melingkupinya. Hal-hal tersebut diamati secara langsung, diwawancarai serta dibaca dan ditelaah hasil pikirannya, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, atau yang dipahami orang-orang sekitarnya untuk kemudian dijadikan bahan pertanyaan pada subjek tersebut. Pengambilan data bercorak simultaneous cross sectional atau

membercheek (dalam arti berbagai kegiatan kelakuan subjek penelitian tidak diambil

pada subjek yang sama, namun pada subjek yang berbeda), kemudian diinterpretasi berdasarkan kemampuan peneliti dengan melihat kecenderungan, pola, arah, interaksi faktor-faktor serta hal lainnya yang memacu atau menghambat perubahan untuk merumuskan hubungan baru berdasarkan unsur-unsur yang ada (Noeng Muhajir,2000:60-61). Analis data untuk mencari kebenaran yang dihasilkan tidak

(6)

didasarkan pada pertimbangan banyaknya individu atau rincian rerata subjek penelitian, namun pada ciri-ciri penting berbagai kategori, kemudian menghubung-hubungkannya untuk menghasilkan inti teori yang dimunculkan (Miles &Hubermen 1992:20 dalam Djam’an Satori 2009:39).

Melalui teknik pengumpulan data simultaneous cross sectional atau member

cheek, diharapkan dapat diperoleh secara lebih lengkap, lebih dalam dan dan lebih

dapat dipercaya, dan karenanya tujuan penelitian dapat tercapai. Hal ini dimungkinkan sebab dalam penelitian ini peneliti langsung berhadapan dengan sasaran penelitian. Sifat naturalistik, menjadikan peneliti berfungsi sebagai instrumen pengumpul data. Maka itu diperlukan kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai ragam realitas yang tidak dapat dikerjakan oleh instrumen non-human; seperti kuesioner dan semacamnya. Pada penelitian ini peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian, diharapkan mampu menangkap makna, khususnya menghadapi nilai lokal yang berbeda dan bersifat khas. Melalui pengamatan langsung dengan instrumen penelitian peneliti sendiri, maka peneliti diharapkan mampu menangkap data yang bersifat perasaan, norma, nilai, keyakinan, kebiasaan, sikap mental serta perilaku responden.

C. Sumber Data

Pada penelitian kualitalif jumlah sampel bukan kriteria utama, tetapi lebih ditekankan kepada sumber data yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data

(7)

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Sumber data utama untuk kepentingan penelitian ini adalah pejabat struktural di Pusdiklat, pihak-pihak yang berkepentingan dalam diklat aparatur yaitu pejabat di Lembaga Administrasi Negara (LAN), Widyaiswara dan pegawai lingkungan Pusdiklat Pegawai Kemendiknas, Bojongsari Depok serta peserta diklat. Sampel penelitian dengan metode ”snowball” akan berkembang seiring dengan berjalannya penelitian, disamping itu penelusuran dokumen yang diperlukan dalam memberikan pemahaman bagi tercapainya tujuan penelitian ini juga dilakukan, disamping suasana yang menjadi latar kegiatan pengawasan berjalan. Sumber data penelitian terdiri atas tiga bagian, yakni dokumen, manusia dan suasana (Sanusi Uwes,1999: 74).

Sumber data yang dikumpulkan dilakukan dengan proses observasi lapangan, melakukan studi dokumen, melakukan wawancara pada tahapan proses diklat dengan peserta diklat, pejabat struktural, Kepala Pusat dan hasil pendapat dan tanggapan terhadap objek penelitian kemudian dilakukan dengan teknik triangulasi dengan dua cara yaitu :

1. Proses Triangulasi Sumber 2. Proses Triangulasi Teknik

(8)

Gambar 3.2.

Gambar

D. Tehnik Analisis Data

Pada penelitian ini terdapat dua corak analisis saat mempertajam

sectional", dan kedua melalui interpretasi pada data seara

analisis corak pertama, dilakukan penyusunan d hasil wawancara, hasil observasi dan dokumen

Observasi Dokumen

Wawancara

3.2. Proses Triangulasi Sumber Data Penelitian

Gambar 3.3. Proses Triangulasi Tehnik

penelitian ini terdapat dua corak yang akan dianalisis. Pertama saat mempertajam keabsahan data, melalui "simultaneous cross ", dan kedua melalui interpretasi pada data searah keseluruhan. Pada analisis corak pertama, dilakukan penyusunan data, yakni penyusunan kata

hasil observasi dan dokumen-dokumen berdasarkan kategorisasi Kasubid

Program

Kasubid Evaluasi

Proses Triangulasi Sumber Data Penelitian

yang akan dianalisis. Pertama

simultaneous cross

keseluruhan. Pada ata, yakni penyusunan kata-kata dasarkan kategorisasi

(9)

yang sesuai dengan masalah penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh, dikembangkan penajaman data melalui pencarian data selanjutnya. Penelitian ini, data tidak dianggap sebagai error reality yang dipersalahkan oleh teori yang ada sebelumnya, tapi dianggap sebagai another reality (Stuart A. Schlegel, 1984:12). Miles dan Huberman 1992:20 (Djam’an Satori 2009:38) berpendapat ‘ dalam melakukan analis data dilakukan, 4 tahapan sebagai berikut: (1) proses memasuki lingkungan penelitian dan mengumpulkan data; (2) melakukan proses reduksi data dengan pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis dari lapangan;(3) penyajian data dengan mengolah informasi untuk penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan;(4) penarikan kesimpulan atau verifikasi dari hasil data yang telah dianalisis’.

Pada penelitian ini data dicatat apa adanya, tanpa intervensi dari teori atau paradigma peneliti selama ini yang dimiliki. Situasi wajar, apa adanya (natural

setting) dijadikan bahan penelitian yang dimasuki peneliti tanpa intervensi situasi,

baik melalui bentuk angket, tes atau eksperimen. Namun demikian peneliti berusaha mencari makna inti dari kelakuan dan perbuatan yang terlihat. Hal ini dilakukan dalam rangka memahami kelakuan tersebut dalam konteks yang lebih luas, dipandang dari kerangka pikiran dan perasaan si pelaku. Berdasarkan hal tersebut, data yang didapat merupakan data yang langsung dari tangan pertama, tanpa melalui tes atau angket yang pada gilirannya hal tersebut justru membuat jarak dengan sumber data (Nasution, 2003:9-10).

(10)

Berdasarkan kategorisasi dicari makna dalam inferensi, sehingga data tidak hanya sampai digambarkan tapi juga ditafsirkan. Kegiatan penelitian ini penulis memberikan interpretasi yang bersifat inovatif yakni mengembangkan ide-ide dengan argumen yang didasarkan pada data yang ditemukan. Bertolak dari cara itu, maka penemuan pada suatu waktu merupakan pedoman untuk langkah selanjutnya. Pengumpulan data lebih didasarkan pada pengembangan analisis dari data yang ditemukan sebelumnya. Triangulasi dilakukan pada objek lain mengenai hal yang sama, untuk menghilangkan bias pemahaman antara peneliti dengan pemahaman si pelaku. Metode pengecekan dilakukan dengan bentuk pertanyaan yang berbeda atau cara pengamatan yang berlainan. Tujuan hal ini terutama adalah membandingkan informasi yang didapat dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Hal ini sekaligus mencegah subjektivitas peneliti (Nasution 2003:10). Hasil data dan analisis inilah yang kemudian dilaporkan sebagai hasil penelitian.

E. Langkah-langkah Penelitian

Berikut dikemukakan langkah-langkah penelitian yang dilakukan di lapangan, meliputi delapan tahap dari pra-survey sampai tahap pengujian kredibilitas data hasil penelitian.

1. Pra survey/orientasi

Pra-survey dilakukan melalui observasi kegiatan terkait di lapangan dan dialog dengan pimpinan Pusdiklat sebagai institusi yang bertanggung jawab dalam mengimplementasikan program pelatihan, kemudian dilanjutkan dengan observasi

(11)

diiringi dialog dengan informan lain yang dipandang perlu dan dapat memberikan penambahan informasi guna lebih memberikan pemahaman akan masalah yang menjadi fokus penelitian.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan melalui para pejabat yang dapat memberikan pendalaman akan masalah yang menjadi fokus penelitian. Pada tahap ini, materi wawancara bersifat umum, kemudian tahap berikutnya wawancara akan lebih diarahkan pada fokus penelitian dan langsung menghubungi sumber-sumber yang berhubungan langsung (first hand). Kemudian data hasil wawancara dikomparasikan dengan studi dokumentasi dan observasi.

3. Diskusi

Diskusi dilakukan untuk menangkap ide-ide yang dikemukakan para responden yang diwawancarai, peneliti juga melakukan diskusi secara terus menerus dengan responden yang berada di Pusdiklat. Diskusi ini sifatnya berkelanjutan, selama terjun ke lapangan dan selama penulisan. Ini dilakukan juga untuk melakukan triangulasi data.

4. Triangulasi

Triangulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi tidak langsung ini dilaksanakan dalam bentuk pengamatan atas beberapa kelakuan dan kejadian, yang kemudian dari hasil pengamatan tersebut ditarik benang merah yang menghubungkan antara berbagai fenomena kejadian. Teknik triangulasi dilakukan dengan menggabungkan data yang diperoleh dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

(12)

Menurut Sugiyono(2008:273), triangulasi dilakukan untuk pengujian kredibilitas dilakukan dengan berbagai cara yaitu: triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu pengumpulan data.

5. Membercheck

Membercheck dilakukan pada subjek wawancara melalui cara-cara sebagai

berikut: pertama langsung pada saat wawancara dalam bentuk penyampaian ide yang tertangkap peneliti saat wawancara. Kedua tidak langsung dalam bentuk penyampaian rangkuman hasil wawancara setelah peneliti mengetik dan menyusun menurut tertib masalah yang telah dirancang.

6. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dimaksudkan untuk menambah atau memperkuat apa yang terjadi, sebagai bahan untuk melakukan komparasi dengan hasil wawancara dan sejauh ada dokumentasi yang bisa diperoleh.

7. Observasi Langsung

Observasi dilakukan pertama pada seluruh aktivitas pelatihan, yang dilakukan para pejabat di Pusdiklat. Kemudian setelah observasi yang bersifat keseluruhan ini diperoleh data-data yang bersifat umum, maka peneliti akan lebih memfokuskan observasi pada kegiatan-kegiatan yang langsung terkait dengan fokus penelitian yakni pengelolaan pelatihan. Kemudian data hasil observasi dikomparasikan dengan studi dokumentasi, sebagai upaya untuk melihat konsistensi serta kesinambungan informasi yang diperoleh, sehingga layak dan dapat benar-benar menunjukan fenomena yang sebenarnya.

(13)

F. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif (Miles dan Hurberman,1992:20). Berdasarkan penulisan kembali baik dari alat rekaman maupun dari alat tulis, peneliti mengkategorisasi dan mengklasifikasi data. Pengolahan demikian dilakukan tidak secara simultan saat seluruh pendapat dari responden sudah terkumpul, tapi akan dilakukan setahap demi setahap, seiring dengan muncul dan berkembangnya masalah baru. Amat dimungkinkan subjek penelitian tidak mendapatkan materi wawancara yang sama. Hal ini berkaitan dengan pendalaman objek materi dari penelitian itu sendiri. Hasil tersebut kemudian dianalisis untuk melihat permasalahan secara mendalam.

Proses analisis data merupakan kegiatan telaah data yang terkumpul melalui observasi, wawancara mendalam maupun studi dokumen dan tertulis dalam catatan lapangan, transkrip wawancara maupun intisari dokumen untuk diketahui maknanya. Nasution (1996:126) mengemukakan, analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan, menyusun data berarti menggolongkan dalam pola, tema atau kategori, sebab tanpa kategori atau klasifikasi data akan terjadi keruwetan. Secara lebih rinci Bogdan dan Biklen (1992:153) menjelaskan sebagai berikut: "Data analysis is the process of systematically searching and arranging the

interview transcripts, field notes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others". Dengan demikian, analisis data merupakan pencarian dan pengaturan

secara sistematis, transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut

(14)

agar dapat dipresentasikan temuannya kepada orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut, analisis data meliputi kegiatan mengerjakan data, menatanya, membaginya menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari pola, menemukan yang penting dan memilih apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang akan dilaporkan.

Selanjutnya analisis data penelitian dilakukan selama pengumpulan data dan setelah pengumpulan data. Miles dan Huberman (1992:73) menjelaskan bahwa, ana-lisis selama pengumpulan data memberikan kesempatan pada peneliti lapangan untuk berfikir tentang data yang ada dan mengembangkan strategi untuk mengumpulkan data baru yang biasanya kualitasnya lebih baik, melakukan koreksi terhadap informasi yang kurang jelas dan mengarahkan analisis yang sedang berjalan berkaitan dengan dampak pembangkitan kerja lapangan. Analisis selama dan sesudah pengumpulan data, cenderung menjadi sangat bermanfaat bilamana dasar datanya sangat lengkap serta penelitian berada dalam tahapan analisis.

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan mengadaptasi model inter-aktif dari Miles dan Huberman (1992:20) yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang berulang dan terus menerus yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Selanjutnya proses kegiatan analisis data meliputi langkah-langkah sebagai berikut; (1) setelah peneliti melakukan pengumpulan data, maka seluruh data dalam bentuk catatan lapangan, memo, transkrip wawancara, dokumen-dokumen, dikumpulkan dan diberi nomor halaman berdasarkan kronologis waktu pengumpulannya, (2) peneliti mengadakan reduksi data yaitu kegiatan pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pemilihan, dan transformasi data "kasar" yang

(15)

muncul dari catatan-catatan di lapangan; catatan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dirangkum dan dipilih hal-hal yang pokok serta difokuskan pada hai-hal yang penting, dengan perkataan lain; catatan lapangan (field note) disusun secara lebih sistematis, dicari tema-terna, (3) peneliti menelaah keseluruhan data dan mencatat kategori-kategori koding berdasarkan topik-topik atau pola-pola yang muncul secara teratur. Kategori koding ini ditulis dalam bentuk kalimat pendek. Data-data yang dicakup oleh kode tersebut diberi tanda garis bawah atau garis atas dengan Bolpoin atau pensil untuk menunjukkan satuan data yang termasuk dalam satu kategori koding, (4) setiap kategori yang ditemukan maupun satuan datanya masing-masing diberi nomor pasangan untuk memudahkan penemuannya, (5) penyajian data (display) sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian data yang ditampilkan dalam bentuk naratif, (6) setelah peneliti menemukan pola, tema, hubungan, persamaan, dan hal-hal yang sering muncul, maka langkah berikutnya berupa penarikan kesimpulan yaitu pemaknaan terhadap temuan penelitian, dan peneliti selalu mengadakan verifikasi secara lebih mendalam dengan cara mencari data baru agar temuan lebih terjamin validitasnya. Untuk memastikan temuan itu benar, representatif atau merupakan kesimpulan gejala umum, maka harus diperiksa melalui keabsahan data.

G. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan(validitas) dan keandalan(reliabilitas) menurut versi "positivism" dan

(16)

disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri (Moleong, 1996:173). Konsep tersebut di atas (validitas, reliabilitas) lazim digunakan pada penelitian non kualitatif:

Keabsahan (validasi) data diperlukan teknik pemeriksaan, sedangkan pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Pada pe-nelitian naturalistic/kualitatif terdapat empat kriteria yang digunakan untuk validasi data yaitu dengan menetapkan derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan/kehandalan (dependability), dan kepastian

(conformability), (Nasution,1996:149-151). Validitas dan keabsahan data penelitian

ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data, untuk keperluan pengecekan, sebagai pembanding terhadap data yang sudah diperoleh.

Referensi

Dokumen terkait

rumah tangga di daerah perkotaan telah memiliki akses terhadap telepon kabel, sedangkan di perdesaan hanya 1,7%. MEMILIKI TELEPON KABEL 4,5% 95,5% TIDAK MEMILIKI TELEPON

Hasil uji Wilcoxon dapat dilihat pada tabel 3, diperoleh p value sebesar 0,000 (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan terhadap

Dari beberapa pengertian diatas, perubahan sosial dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsur-unsur yang

Dari sisi pendapatan, petani di Kalimantan Barat cenderung mengalami peningkatan sebgaimana diindikasikan oleh indeks yang diterima petani pada bulan Maret 2011 sebesar 131,46

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis implementasi Balance Scorecard pada Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (PERUM PERUMNAS) Regional IV Bandung

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

Selanjutnya dihitung nilai performansi antara sinyal asli dengan sinyal hasil dekompresi, didapat nilai PSNR dan SNR terbaik adalah saat menggunakan filter haar level dekomposisi

Dari hasil uji coba penelitian yang sudah dilakukan terhadap 30 orang mahasiswa, tes passing-stopping ini telah teruji validitasnya dengan nilai 0,511 dan