• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

TRIWULAN I-2011

(3)

Penanggung Jawab:

Kelompok Kajian, Statistik dan Survey (KKSS) Kantor Bank Indonesia Pontianak

Jl. Ahmad Yani I, Pontianak

Telp : 0561 - 734134 ext 8202, 8203 Faks : 0561 – 732033, 722222

(4)

5. `

Kajian Ekonomi Regional Kalimantan Barat merupakan gambaran tentang kondisi perekonomian dan perbankan Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I-2011. Kajian ini meliputi perkembangan ekonomi, inflasi, perbankan, ketenagakerjaan, sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek perekonomian di triwulan mendatang.

Selain itu, untuk lebih memberikan informasi mengenai keadaan perekonomian di Provinsi Kalimantan Barat, laporan ini dilengkapi juga dengan boks yang berisi informasi khusus yang berkaitan dengan perekonomian atau kegiatan untuk pengembangan perekonomian Kalimantan Barat.

Kami sadar pembuatan kajian ini masih belum sempurna, dan menjadi tekad kami untuk terus berupaya memperbaikinya, terutama sisi kualitasnya. Untuk itu masukan, sumbangan pemikiran dan koreksi dari pembaca akan merupakan sebuah sumbangan yang besar bagi kami di masa mendatang. Kepada instansi yang telah membantu dalam penyediaan data, seperti BPS, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas Pendapatan Daerah, Dinas Tenaga Kerja, PT. Angkasapura, Badan Koperasi UKM Kerjasama Promosi dan Investasi (BAKOMAPIN), BP3TKI, dan Pemerintah Daerah Propinsi Kalimantan Barat, serta pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan disini, kami mengucapkan terima kasih.

Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Pontianak, Mei 2011 BANK INDONESIA PONTIANAK

Hilman Tisnawan Pemimpin

(5)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I- 2011

ii

Kata Pengantar

(6)

5. `

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... 1

Perkembangan Ekonomi Makro Regional ... 1

Perkembangan Inflasi Daerah ... 1

Perkembangan Perbankan Daerah ... 2

Perkembangan Keuangan Daerah ... 2

Perkembangan Sistem Pembayaran... 3

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan Masyarakat ... 3

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah ... 4

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI... 7

1.1 Kajian Umum ... 7

1.2 Sisi Permintaan ... 7

A. Konsumsi ... 8

B. Ekspor – Impor ... 9

B.1. Ekspor Non Migas ... 10

B.2. Impor Non Migas ... 11

C. Investasi ... 12

1.3 Sisi Penawaran . ... 14

A. Sektor Pertanian ... 15

B. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ... 17

C. Sektor Industri Pengolahan ... 18

D. Sektor Lainnya ... 18

Boks 1.Pengembangan UMKM Melalui Pola Klaster ... 21

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI ... 27

2.1 Gambaran Umum . ... 27

2.2 Inflasi Tahunan ... 28

(7)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I- 2011

iv

Daftar Isi

2.3 Inflasi Triwulanan ... 29

2.3.1 Kelompok Bahan Makanan ... 30

2.3.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau.. ... 32

2.3.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas Dan Bahan Bakar ... 32

2.4 Disagregasi Inflasi ... 33

2.4.1 Faktor Fundamental ... 34

2.4.2 Faktor Non Fundamental ... 35

Boks 2. Persistensi Inflasi Kalimantan Barat dan Implikasinya Terhadap Perekonomian Daerah ... 37

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ... 41

3.1 Struktur Perbankan di Kalimantan Barat . ... 41

3.2 Bank Umum ... 42

3.2.1 Perkembangan Indikator Bank Umum ... 42

3.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga ... 43

3.2.3 Perkembangan Penyaluran Kredit ... 45

3.2.4 Risiko Kredit... 49

3.3 Perkembangan Perbankan Syariah ... 51

3.4 Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 52

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ... 55

4.1 Realisasi Penerimaan dan Belanja Tahun Beralan ... 55

4.1.1 Penerimaan ... 55

4.1.2 Belanja Daerah ... 55

4.2 APBD 2011 ... 56

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ... 59

5.1 Sistem Pembayaran Tunai. ... 59

5.1.1 Perputaran Uang Tunai ... 59

5.1.2 Penukaran Uang ... 59

5.1.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ... 61

5.1.4 Penemuan Uang Palsu ... 62

5.2 Sistem Pembayaran Non Tunai ... 62

5.2.1 Transaksi Kliring... 62

5.2.2 Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS) ... 63 BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

(8)

MASYARAKAT ... 65

6.1 Ketenagakerjaan. ... 65

6.1.1 Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) ... 65

6.1.2 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ... 66

6.2 Kesejahteraan ... 67

6.2.1 Nilai Tukar Petani (NTP) ... 67

6.2.2 PDRB Per Kapita ... 68

BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH ... 69

7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi. ... 69

7.2 Proyeksi Inflasi.. ... 70

(9)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan IV- 2010

vi

Daftar Tabel

5. `

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Dari Sisi Permintaan ... 8

Tabel 1.2 Ekspor 10 Komoditi Utama Kalimantan Barat ... 10

Tabel 1.3 Impor 10 Komoditi Utama Kalimantan Barat ... 12

Tabel 1.4 Rencana dan Realisasi Kumulatif Perkembangan Investasi PMDN/PMA di Kalimantan Barat Hingga Desember 2010 ... 14

Tabel 1.5 Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor Ekonomi... ... 14

Tabel 1.6 Perkembangan Produksi Daging Hewan Ternak ... 16

Tabel 1.7 Realisasi Penanaman dan Pemanenan IUPHHK-Hutan Tanaman di Provinsi Kalbar... 16

Tabel 2.1 Inflasi Tahunan di Kalimantan Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa ... 28

Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan di Kalimantan Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa ... 30

Tabel 2.3 Inflasi Tahunan di Kalimantan Barat Menurut Faktor Penyebabnya ... 33

Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan di Kalimantan Barat Menurut Faktor Penyebabnya ... 34

Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Bank Umum di Kalimantan Barat ... 42

Tabel 3.2 Jumlah Kredit dan Pangsa Kredit Bank Umum menurut Kabupaten/ Kota di Kalimantan Barat ... 49

Tabel 3.3 Jumlah Kredit dan NPL Gross Bank Umum menurut Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat ... 50

Tabel 4.1 Laporan Realisasi APBD Provinsi Kalbar 2010 ... 56

Tabel 4.2 Perbandingan APBD Provinsi Kalbar Tahun 2010 dan 2011 ... 58

Tabel 5.1 Kegiatan Penukaran Uang Kecil ... 60

Tabel 5.2 Kegiatan Kas Keliling ... 61

Tabel 5.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga ... 61

Tabel 5.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu ... 62

Tabel 5.5 Kegiatan Kliring ... 63

Tabel 5.6 Transaksi Keuangan melalui RTGS ... 64

Tabel 6.1 Indikator Ketenagakerjaan Provinsi Kalbar ... 65

Tabel 6.2 Penempatan TKI Melalui BP3TKI Kalbar ... 66

(10)

5. `

Grafik 1.1 Perkembangan PDRB Kalbar Tahunan ... 7

Grafik 1.2 Perkembangan PDRB Kalbar Triwulanan ... 7

Grafik 1.3 Kredit Konsumsi ... 8

Grafik 1.4 Realisasi Belanja Daerah ... 8

Grafik 1.5 Survei Konsumen ... 9

Grafik 1.6 Ekspektasi Konsumen ... 9

Grafik 1.7 Penjualan Kendaraan Bermotor ... 9

Grafik 1.8 Penjualan Listrik ... 9

Grafik 1.9 Perkembangan Ekspor Impor Kalimantan Barat ... 10

Grafik 1.10 Ekspor Negara Tujuan... 11

Grafik 1.11 Impor Negara Asal ... 12

Grafik 1.12 Indeks Keyakinan Konsumen ... 13

Grafik 1.13 Indeks Ekspektasi Konsumen ... 13

Grafik 1.14 Pangsa PDRB Menurut Sektor Ekonomi ... 15

Grafik 1.15 Luas Panen Tanaman Padi ... 15

Grafik 1.16 Produksi Tanaman Padi ... 15

Grafik 1.17 Produksi CPO ... 16

Grafik 1.18 Produksi TBS ... 16

Grafik 1.19 Arus Bongkar Muat Barang... 17

Grafik 1.20 Posisi Kredit Perdagangan ... 17

Grafik 1.21 Retribusi Hotel... 17

Grafik 1.22 Retribusi Restoran ... 17

Grafik 1.23 Ekspor Barang Manufaktur ... 18

Grafik 1.24 Kredit Sektor Industri ... 18

Grafik 1.25 Penyaluaran Semen ... 18

Grafik 1.26 Kredit Sektor Bangunan ... 18

Grafik 1.27 Ekspor Bauksit ... 19

Grafik 1.28 Kredit Sektor Pertambangan ... 19

Grafik 1.29 Retribusi Hiburan ... 20

Grafik 1.30 Retribusi Reklame ... 20

Grafik 2.1 Inflasi Tahunan Kalimantan Barat dan Nasional... 27

Grafik 2.2 Inflasi Triwulanan Kalimantan Barat dan Nasional ... 27

(11)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan IV- 2010

viii

Daftar Grafik

Grafik 2.3 Inflasi Bulanan Kalimantan Barat dan Nasional ... 28

Grafik 2.4 Inflasi Tahunan dan Andil Inflasi Kalbar Menurut Kelompok Barang dan Jasa ... 29

Grafik 2.5 Inflasi Triwulanan dan Andil Inflasi Kalbar Menurut Kelompok Barang dan Jasa ... 30

Grafik 2.6 Inflasi dan Andil Inflasi Kalbar Triwulan IV – 2010 Menurut Kelompok Bahan Makanan ... 31

Grafik 2.7 Inflasi Triwulan Kelompok Bahan Makanan Kota Pontianak dan Singkawang ... 31

Grafik 2.8 Inflasi dan Andil Inflasi Kalbar Triwulan IV – 2010 Menurut Makanan Jadi ... 32

Grafik 2.9 Inflasi Triwulanan Kelompok Makanan Jadi Kota Pontianak dan Singkawang ... 32

Grafik 2.10 Inflasi dan Andil Inflasi Kalbar Triwulan IV – 2010 Menurut Kelompok Perumahan ... 33

Grafik 2.11 Inflasi Triwulanan Kelompok Perumahan Kota Pontianak dan Singkawang ... 33

Grafik 2.12 Perkembangan Inflasi dan Ekspektasi Harga Menurut Pelaku Usaha di Kalimantan Barat ... 34

Grafik 2.13 Perkembangan Inflasi dan Ekspektasi Harga Menurut Konsumen di Kalimantan Barat ... 34

Grafik 2.14 Perkembangan Inflasi Negara Mitra Dagang ... 35

Grafik 2.15 Perkembangan Harga Komoditas Gula dan Emas Internasional ... 35

Grafik 2.16 Perkembangan Rata-Rata Harga Beras di Kota Pontianak ... 36

Grafik 2.17 Perkembangan Rata-Rata Harga Komoditas Bumbu-bumbuan di Kota Pontianak ... 36

Grafik 2.18 Perkembangan Harga Minyak Dunia WTI ... 36

Grafik 2.19 Perkembangan Konsumsi BBM Sektor Rumah Tangga di Kalimantan Barat ... 36

Grafik 3.1 Struktur Aset Perbankan di Kalimantan Barat ... 41

Grafik 3.2 Perkembangan Aset Bank Umum Menurut Kelompok Bank di Kalimantan Barat ... 43

Grafik 3.3 Perkembangan Jenis DPK Bank Umum di Kalimantan Barat ... 44

Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga DPK Menurut Jenis Simpanan Bank di Kalimantan Barat ... 44

(12)

Grafik 3.5 Perkembangan Jenis DPK Bank Umum Menurut Kelompok Bank di

Kalimantan Barat ... 44

Grafik 3.6 Perkembangan DPK Bank Umum Menurut Golongan Pemilik di Kalimantan Barat ... 45

Grafik 3.7 Struktur DPK Bank Umum Menurut Golongan Pemilik di Kalimantan Barat ... 45

Grafik 3.8 Perkembangan Jenis Kredit Bank Umum Menurut Kelompok Bank di Kalimantan Barat ... 45

Grafik 3.9 Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Jenis Penggunaan di Kalimantan Barat ... 46

Grafik 3.10 Perkembangan Pertumbuhan Tahunan Kredit Bank Umum Menurut Jenis Penggunaan di Kalimantan Barat ... 46

Grafik 3.11 Pangsa Kredit Bank Umum Menurut Sektor Ekonomi di Kalimantan Barat ... 47

Grafik 3.12 Perkembangan Kredit UMKM Bank di Kalimantan Barat ... 47

Grafik 3.13 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Jenis Penggunaan di Kalimantan Barat ... 48

Grafik 3.14 Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Lokasi Proyek dan Lokasi Kantor di Kalimantan Barat ... 48

Grafik 3.15 Perkembangan NPL Gross Kredit Bank Umum di Kalimantan Barat ... 49

Grafik 3.16 Perkembangan Rasio NPL Gross Kredit Bank Umum di Kalimantan Barat Menurut Jenis Penggunaan ... 50

Grafik 3.17 Perkembangan Rasio NPL Gross Kredit Bank Umum di Kalimantan Barat Menurut Sektor Ekonomi ... 50

Grafik 3.18 Perkembangan Rasio NPL Gross Kredit UMKM Bank Umum di Kalimantan Barat ... 51

Grafik 3.19 Perkembangan Bank Syariah di Kalimantan Barat ... 51

Grafik 3.20 Perkembangan NPF Bank Syariah di Kalimantan Barat... 52

Grafik 3.21 Perkembangan BPR di Kalimantan Barat ... 52

Grafik 3.22 Perkembangan Rasio NPL Gross dan Total Kredit BPR di Kalimantan Barat ... 53

Grafik 3.23 Perkembangan Pangsa Kredit BPR Menurut Jenis Penggunaan di Kalimantan Barat ... 53

Grafik 5.1 Posisi Kas dan Aliran Uang Tunai ... 59

Grafik 5.2 Perkembangan Inflow, PTTB, dan Ratio PTTB Terhadap Inflow ... 62

(13)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan IV- 2010

x

Daftar Grafik

Grafik 6.2 Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Usaha tahun 2010 ... 66

Grafik 6.3 Perkembangan NTP ... 67

Grafik 6.4 Perkembangan Indeks Harga Petani Per Sub Sektor ... 67

Grafik 6.5 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kota dan Desa di Kalbar ... 68

Grafik 6.6 PDRB Per Kapita Kalbar ... 68

Grafik 7.1 Ekspektasi Kondisi Ekonomi Kalbar ... 70

Grafik 7.2 Korelasi Indeks Penghasilan Saat Ini Dan Ekspektasi Penghasilan ... 70

Grafik 7.3 Ekspektasi Perubahan Harga Umum ... 71

(14)

5. `

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I-2011 tumbuh 5,13% (y-o-y). Meskipun tumbuh melambat dibandingkan triwulan IV-2010 sebesar 5,79% (yoy) namun pertumbuhan ekonom Provinsi Kalimantan Barat masih tercatat lebih baik dibandingkan triwulan I-2010 yang tumbuh sebesar 4,60% (yoy).

Pada sisi permintaan, komponen yang dominan dalam pembentukan PDRB Kalimantan Barat bersumber dari pengeluaran konsumsi rumah tangga, ekspor dan investasi dimana masing-masing memiliki pangsa sebesar 54,34%, 32,37% dan 27,72% dari total PDRB. Sementara itu, neraca perdagangan luar negeri Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan kinerja yang cukup baik dimana pada triwulan I-2011 ekspor luar negeri Provinsi kalimantan Barat tercatat lebih tinggi daripada impor atau terjadi net ekspor di Provinsi Kalimantan Barat.

Kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Barat secara sektoral juga menunjukkan pergerakan yang cukup baik dimana seluruh sektor tercatat mengalami pertumbuhan pada triwulan I-2010. Kinerja perekonomian pada periode laporan tersebut terutama didorong oleh kinerja sektor pertanian, sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana kontribusi masing-masing sektor tersebut sebesar 1,10%, 0,95% dan 0,75%. Ketiga sektor tersebut mengalami pertumbuhan tinggi masing-masing sebesar 3,90% (yoy), 10,63% (yoy), dan 3,57%(yoy).

Perkembangan Inflasi Daerah

Inflasi tahunan Kalimantan Barat1 pada triwulan I-2011 sebesar 7,10% (y-o-y) atau lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan triwulan IV-2010 yang sebesar 8,27%. Inflasi tahunan tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 6,65%. Inflasi tahunan tersebut bersumber dari inflasi Kota Pontianak sebesar 7,37% dan inflasi Kota Singkawang sebesar 5,82%. Tren pencapaian inflasi yang lebih rendah juga

1 Gabungan dari inflasi dua kota yaitu Pontianak dan Singkawang dengan bobot yang disesuaikan

terhadap inflasi nasional.

(15)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I- 2011

2

Ringkasan Eksekutif

ditunjukkan inflasi triwulanan Kalimantan Barat pada triwulan I-2011 yang sebesar 1,58% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulanan periode sebelumnya. Sementara inflasi triwulanan nasional triwulan I-2011 sebesar 0,70.

Inflasi triwulan I-2011 dipicu oleh kenaikan harga komoditas bahan makanan khususnya beras, jeruk, nanas, ikan segar, dan cabe rawit yang disebabkan belum masuknya panen raya terutama di bulan Januari dan awal Februari 2011. Selain kelompok bahan makanan, dua kelompok yang mempunyai andil terbesar pada peningkatan laju inflasi selama triwulan I-2011 adalah kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan yang dipicu oleh kenaikan ongkos angkutan udara terkait perayaan hari besar etnis Tionghoa Imlek dan Cap Go Meh.

Perkembangan Perbankan Daerah

Secara triwulanan, aset perbankan Kalimantan Barat selama triwulan I-2011 tumbuh melambat dibandingkan triwulan IV-2010. Pertumbuhan aset tertinggi dialami oleh kelompok bank perkreditan rakyat (BPR) yang tumbuh sebesar 8,81% (q-t-q).

Secara tahunan, aset perbankan gabungan (bank umum dan BPR) Kalimantan Barat tumbuh sebesar 20,66% (y-o-y). Dari sisi aktiva, pertumbuhan tersebut terutama didukung oleh meningkatnya pertumbuhan penyaluran kredit yang mencapai 31,15%. Sementara dari sisi pasiva didukung oleh meningkatnya jumlah dana pihak ketiga (DPK) yang dalam setahun tumbuh sebesar 31,08%. Faktor pendukung lainnya adalah bertambahnya jaringan kantor selama triwulan I-2011, pembukaan 1 KC yang beroperasi di Kabupaten Sambas, dan 2 Kantor Cabang Pembantu (KCP) di Kota Pontianak.

Kredit MKM pada triwulan I-2011 tumbuh sebesar 3,43% (q-t-q), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Meskipun mencatat pertumbuhan yang melambat dibandingkan triwulan sebelumnya, pangsa penyaluran kredit untuk Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) meningkat 1,26% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi sebesar 73,41% dari total kredit yang disalurkan bank umum, atau secara nominal mencapai Rp11,41 Triliun.

(16)

Perkembangan Keuangan Daerah

Secara umum, kinerja keuangan daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2010 cukup baik. Kondisi ini tercermin dari realisasi APBD Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2010 yang mendekati target/rencana anggaran. Realisasi belanja APBD TA 2010 tercatat mencapai 94% sementara realisasi belanja TA 2010 tercatat melebihi target yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut membuat surplus APBD Provinsi Kalimantan Barat TA 2010.

Perkembangan Sistem Pembayaran

Di triwulan I-2011 ini, nilai perputaran uang tunai masuk dan keluar dari KBI Pontianak turun 48,01% (q-t-q) menjadi Rp928 miliar. Penurunan ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi Kalimantan Barat yang mengalami perlambatan sejalan dengan menurunnya pengeluaran rumah tangga paska hari Raya Natal dan tahun baru.

Dilihat dari jenisnya, penurunan aliran uang ini dipengaruhi oleh aliran uang kartal keluar (outflow) dari kas KBI Pontianak yang turun 64,64% (q-t-q) menjadi Rp574 miliar. Sedangkan penahan laju penurunan yang lebih jauh ditopang melalui peningkatan jumlah aliran uang tunai yang masuk (inflow) ke dalam kas KBI Pontianak yang melonjak hingga118,33% (q-t-q) menjadi Rp355 miliar. Perkembangan di atas membuat posisi kas di Bank Indonesia Pontianak per 31 Maret 2011 mengalami penurunan 77,40% (y-o-y) dari tahun sebelumnya menjadi Rp203 mililar.

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat

Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS bulan Februari 2011, jumlah angkatan kerja Provinsi Kalimantan Barat adalah 2.256.867 orang,naik 2,71% dibandingkan Agustus 2010. Dengan jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) sebanyak 3.010.513 orang, maka tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang merupakan rasio antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja naik dari 73,17% pada Agustus 2010 menjadi 74,97% pada Februari 2011.

Berdasarkan pemantauan harga-harga di pedesaan pada bulan Maret 2011, NTP Kalimantan Barat tercatat sebesar 102,05. Nilai ini mengalami sedikit penurunan -0,85% dibandingkan NTP bulan Februari 2011 yang tercatat sebesar 102,93 (grafik

(17)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I- 2011

4

Ringkasan Eksekutif

6.4). Penurunan NTP pada periode laporan dipengaruhi oleh penurunan indeks harga yang diterima oleh petani sebesar -0,33% dari 131,90 menjadi 131,46.

Perkiraan Ekonomi dan Inflasi Daerah

Perekonomian Kalimantan Barat di triwulan II-2011 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tiwulan I-2011 dengan kisaran 5,4% (yoy). Dari sisi permintaan, penyebab utama pertumbuhan adalah akibat meningkatnya konsumsi rumah tangga yang dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan khususya terkait dengan pendidikan yang didukung dengan masih cukup kuatnya daya beli masyarakat. Selain itu, konsumsi pemerintah diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan semakin banyaknya kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah antara lain seperti Pilkada Kabupaten Sambas. Sementara itu, kinerja ekspor diperkirakan juga masih tumbuh cukup baik terutama untu komoditi bauksit, karet dan CPO. Investasi pada triwulan II-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan dimulainya realisasi proyek-proyek pemerintah khususnya yang sumber pendanaannya dair APBD.

Tekanan harga secara umum di kota Pontianak pada triwulan mendatang diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya dan berada pada kisaran 1,5%-3,0% (q-t-q). Kemungkinan tekanan inflasi akan terjadi pada kelompok bahan makanan, dan kelompok makanan jadi serta kelompok transpor komunikasi dan jasa keuangan.

(18)

Tw.1 Tw.2 Tw.3 Tw.4

MAKRO

Indeks Harga Konsumen Kota Pontianak 114.90 120.54 123.56 123.60 129.47 130.81 130.81 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Pontianak 11.19 4.91 5.71 5.21 6.46 8.52 8.52 Indeks Harga Konsumen Kota Singkawang 116.55 117.89 122.08 122.20 127.85 126.26 126.26 Laju Inflasi Tahunan (yoy) Kota Singkawang n/a 1.15 4.35 5.40 7.65 7.10 7.10 PDRB - harga konstan (miliar Rp) 27,683 29,002 7,414 7,378 7,706 8,024 30,522 - Pertanian 7,056 7380.87 2,087 1,828 1,940 1,927 7,782 - Pertambangan & Penggalian 415.67383 109 106 108 140 463 - Industri Pengolahan 4,909 4963.70 1,230 1,247 1,284 1,317 5,078 - Listrik, Gas & Air Bersih 124.20118 31 32 32 33 129

- Bangunan 2,196 2350.75 582 599 628 682 2,491

- Perdagangan, Hotel & Restoran 6,518 6838.01 1,740 1,782 1,842 1,656 7,020 - Pengangkutan & Komunikasi 2,089 2278.11 587 594 623 771 2,575 - Keuangan, Persewaan & Jasa 1,339 1395.86 349 358 367 440 1,515

- Jasa 3,074 3254.67 699 832 884 1,057 3,471

0.00

Pertumbuhan PDRB (yoy %) 5.42% 0.19 4.48% 5.74% 5.83% 5.79% 5.35% Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 923.67 476.71 185.00 285.19 220.66 242.41 933.27 Volume Ekspor Nonmigas (ribu Ton) 6,718.69 6,711.86 2,527.71 2,858.70 3,679.72 2,438.64 11,504.77 Nilai Import Nonmigas (USD Juta) 96.30 55.50 21.91 22.31 23.01 40.77 108.00 Volume Import Nonmigas (ribu Ton) 93.08 44.19 17.36 25.57 19.20 33.66 95.78

Sumber Data : BPS dan Bank Indonesia

2010 TABEL INFLASI DAN PDRB

2010 2008

(19)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I- 2011 6 Ringkasan Eksekutif Tw.1 Tw.2 Tw.3 Tw.4 Tw.1 Tw.2 Tw.3 Tw.4 PERBANKAN Bank Umum :

Total Aset (Rp Triliun) 20,389 21,019 21,807 21,813 22,731 22,752 24,082 25,111 27,307

DPK (Rp Triliun) 17,570 18,125 18,412 18,789 18,995 19,400 20,686 21,562 23,071

- Giro(Rp Triliun) 2,813 10,577 4,118 3,909 3,059 3,947 4,440 4,426 3,432

- Deposito (Rp Triliun) 5,661 7,350 5,672 5,916 5,232 5,782 5,851 5,888 6,271

- Tabungan (Rp Triliun) 9,097 199 8,622 8,965 10,705 9,671 10,395 11,248 13,368

Kredit (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi proyek 12,319 12,319 13,149 13,536 14,824 15,082 16,067 17,117 18,671

- Modal Kerja 4,825 4,834 8,460 4,457 4,909 4,471 5,181 5,652 6,392

- Investasi 3,147 3,334 4,479 3,927 4,227 4,492 4,350 4,535 5,202

- Konsumsi 4,347 4,511 210 5,153 5,689 6,119 6,536 6,930 7,078

Kredit (Rp Triliun) - berdasarkan lokasi kantor 9,381 9,595 10,109 10,595 11,461 11,800 12,971 13,795 15,296

- Modal Kerja 3,296 3,216 6,938 3,612 8,101 3,588 4,234 4,487 5,326

- Investasi 2,096 2,210 2,982 2,303 3,305 2,949 2,996 3,234 3,553

- Konsumsi 3,989 4,169 4,407 4,680 5,028 5,263 5,741 6,074 6,418

- LDR 53.39% 52.94% 54.90% 56.39% 60.33% 60.82% 62.70% 63.98% 66.30%

-NPL 2.15% 2.82% 4.22% 2.41% 1.99% 2.47% 1.66% 1.73% 1.11%

Kredit UMKM (Rp Triliun) 7,233 7,430 7,872 8,259 8,804 9,100 9,742 10,289 15,296

Kredit Mikro (< Rp50 juta) (Triliun Rp) 2,113 2,133 2,150 2,197 2,226 2,165 2,202 2,236 2,236

- Kredit Modal Kerja 300 309 318 332 349 335 361 445 445

- Kredit Investasi 104 110 121 125 131 153 130 81 81

- Kredit Konsumsi 1,709 1,714 1,711 1,739 1,746 1,677 1,711 1,711 1,711

Kredit Kecil (Rp50 juta < X Rp500 juta) (Triliun Rp) 3,123 3,419 3,778 4,064 4,440 4,739 5,121 5,537 5,537

- Kredit Modal Kerja 831 882 956 994 1,028 917 971 1,064 1,064

- Kredit Investasi 216 211 231 247 266 408 332 331 331

- Kredit Konsumsi 2,076 2,326 2,591 2,823 3,146 3,414 3,819 4,141 4,141

Kredit Menengah (Rp500 juta < X Rp5 miliar) (Triliun Rp)1,997 1,878 1,944 1,998 2,138 2,197 2,419 2,516 2,516

- Kredit Modal Kerja 1,259 1,193 1,288 1,327 1,392 1,320 1,530 1,587 1,587

- Kredit Investasi 581 557 551 553 610 728 715 735 735

- Kredit Konsumsi 156 128 105 118 136 149 174 195 195

Total Kredit MKM (Triliun Rp) 7,233 7,430 7,872 8,259 8,804 9,100 9,742 10,289 15,296

NPL MKM gross (%) 2.20 2.59 3.10 2.55 2.18 2,47 1.66 1.86 1.11

NPL MKM net (%) n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a

BPR :

Total Aset (Rp Milliar) 510,926 525,142 534,702 560,258 577,361 571,733 595,079 674,523 680,588

DPK (Rp Milliar) 399,095 419,642 429,696 456,420 469,743 472,092 485,353 559,193 562,335

- Tabungan (Rp Milliar) 143,842 140,766 155,758 188,951 191,668 273,253 213,525 283,438 296,935

- Giro (Rp Milliar) - - - - 265,401

- Deposito (Rp Milliar) 255,253 278,877 273,938 267,469 278,075 198,839 271,828 275,755

Kredit (Rp Milliar) - berdasarkan lokasi kantor 281,155 269,069 294,009 305,378 309,048 304,636 320,881 335,099 347,247

- Modal Kerja 104,106 101,786 105,283 106,360 108,046 103,981 113,109 119,061 119,104

- Investasi 30,360 31,354 33,434 33,880 36,508 35,424 40,653 42,629 45,934

- Konsumsi 146,689 135,929 155,292 165,137 164,495 165,230 167,119 173,409 182,209

Total Kredit UMKM (Rp Milliar) 281,155 269,069 294,009 305,378 309,048 304,636 320,881 335,099 347,247

Rasio NPL Gross (%) 5.87 6.56 6.17 6.10 6.05 6.55 6.14 5.33 4.88

Rasio NPL Net (%) n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a

LDR 70.45% 64.12% 68.42% 66.91% 65.79% 64.53% 66.11% 59.93% 61.75%

2010 TABEL PERBANKAN

Sumber Data : Bank Indonesia

2009 2008

(20)

5. `

1.1. Kajian Umum

Perekonomian Kalimantan Barat pada triwulan I-2011 tumbuh 5,13% (y-o-y). Meskipun tumbuh melambat dibandingkan triwulan IV-2010 sebesar 5,79% (yoy) namun pertumbuhan ekonom Provinsi Kalimantan Barat masih tercatat lebih baik dibandingkan triwulan I-2010 yang tumbuh sebesar 4,60% (yoy). Dari sisi permintaan, kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I-2011 terutama dipengaruhi pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga. Kondisi tersebut antara lain dipengaruhi oleh perayaan adat masyarakat Kalimantan Barat. Dari sisi penawaran, kinerja perekonomian antara lain didorong oleh sektor pertanian.

Grafik 1.1 PDRB Provinsi Kalimantan Barat

Sumber: Data BPS Prov. Kalimantan Barat

1.2. PDRB Menurut Penggunaan

Pada sisi permintaan, komponen yang dominan dalam pembentukan PDRB Kalimantan Barat bersumber dari pengeluaran konsumsi rumah tangga, ekspor dan investasi dimana masing-masing memiliki pangsa sebesar 54,34%, 32,37% dan 27,72% dari total PDRB. Sementara itu, neraca perdagangan luar negeri Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan kinerja yang cukup baik dimana pada triwulan I-2011 ekspor luar negeri Provinsi kalimantan Barat tercatat lebih tinggi daripada impor atau terjadi net ekspor di Provinsi Kalimantan Barat.

BAB

(21)

8

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I -2011

2009 2011

1 1 2 3 4 1

Konsumsi Rumah Tangga 11,29% 6,19% 6,39% 5,85% 7,15% 5,45%

Konsumsi Nirlaba 11,43% 3,67% 4,06% 5,67% 8,59% 8,55% Konsumsi Pemerintah 18,33% 4,11% 5,05% 5,57% 15,82% 9,66% PMTB 5,01% 4,67% 5,34% 7,05% 9,22% 9,34% Perubahan Stok -30,49% 12,66% -193,08% 164,84% -64,64% -40,16% Ekspor -15,85% 8,03% 1,69% 5,12% 15,50% 15,57% Dikurangi Impor -4,77% 13,31% 7,81% 16,51% 18,27% 14,65% PDRB 2,29% 4,60% 5,06% 5,89% 5,79% 5,13% 2010 Jenis Pengeluaran

< Rp 2 Juta > 2 Juta Total Pendapatan Rumah Tangga 94,52 107,41 105,57 Kaitan Inflasi dengan konsumsi makanan

sehari-hari 97,86 99,83 99,55

Tingkat konsumsi beberapa komoditi

makanan dan bukan makanan 86,52 94,28 93,17 Indeks Tendensi Konsumsi 93,70 102,69 101,40

ITK Triwulan I-2011 Menurut Rata-Rata Pendapatan

Rumah Tangga Sebulan Variabel Pembentuk 124,00 126,00 128,00 130,00 132,00 134,00 136,00 138,00 140,00 142,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2010 2011

Penghasilan saat ini dibandingkan 6 bln yang lalu

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Penggunaan Kalimantan Barat Triwulan I-2100

Sumber: Data BPS Prov. Kalimantan Barat

A. Konsumsi

Meskipun lebih lambat dibandikan triwulan I-2010 maupun triwulan IV-2010 namun pengeluaran konsumsi rumah tangga pada periode laporan masih tumbuh sebesar 5,45% (yoy). Pertumbuhan tersebut antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya pendapatan masyarakat. Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan tersebut antara lain adalah kenaikan UMP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2011 sebesar 8%, kenaikan gaji, dan peningkatan pendapatan ekspor dimana nilai ekspor Kalimantan Barat pada triwulan I-2011 tercatat tumbuh 42% dibandingkan tiwulan IV-2011.

Grafik 1.2 Indeks Penghasilan Saat Ini

Tabel 1.2 Indeks Tendensi Konsumsi

Sumber: Survei Bank Indonesia

(22)

0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 140,0 160,0 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 2007 2008 2009 2010 2011

Pembelian Barang Tahan Lama Penghasilan Saat ini

LevelOptimis Level Pesimis -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% -2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 18.000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

Ag u st S ep Okt N op Des Jan Feb 2010 2011 U n it

Kendaraan Baru Kendaraan Bukan Baru Pertumbuhan (yoy)

Peningkatan pendapatan masyarakat tersebut juga sejalan dengan hasil survei konsumen (grafik 1.2) dan indeks tendensi konsumsi (tabel 1.2). Hasil survei konsumen menunjukkan bahwa pada bulan Januari-Maret 2011 secara umum masyarakat menyatakan bahwa pendapatan yang mereka terima saat ini lebih tinggi dibandingkan 6 bulan yang lalu. Sementara itu, indeks tendensi konsumsi juga triwulan I-2011 juga menunjukkan optimisme seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat khususnya yang termasuk kelompok berpendapatan Rp2 juta atau lebih.

Pertumbuhan konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat Kalimantan Barat seiring dengan adanya perayaan Imlek, cap go meh, dan sembahyang kubur. Pertumbuhan konsumsi masyarakat tersebut juga di dukung dengan beberapa indikator penuntun seperti meningkatnya pembelian barang tahan lama dan meningkatnya pembelian kendaraan bermotor khususnya kendaraan baru roda dua.

Sementara itu, konsumsi pemerintah pada triwulan I-2011 tercatat tumbuh sebesar 9,66% (yoy) lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan IV-2010 sebesar 15,82% (yoy). Kondisi tersebut diindikasikan dengan belanja pemerintah yang cenderung rendah pada awal tahun dimana pada periode tersebut tahapan realisasi belanja pemerintah masih berada pada persiapan administrasi dan lelang proyek. Namun demikian, pertumbuhan konsumsi pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I-2011 tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dimana konsumsi pemerintah tercatat tumbuh sebesar 4,11%. Hal ini antara lain mengindikasikan bahwa realisasi belanja pemerintah daerah pada triwulan I-2011 lebih baik dibandingkan dengan triwulan I-2010.

Grafik 1.3. Pembelian Barang Tahan Lama Grafik 1.4. Pembelian Kendaraan Bermotor

(23)

10

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I -2011 0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 Ri bu US $

Nilai Ekspor Nilai Impor Net Ekspor

B. Ekspor - Impor

Kegiatan ekspor dan impor Provinsi Kalimantan Barat pada periode triwulan I-2011 menunjukkan pertumbuhan. Namun demikian, secara umum neraca perdagangan Provinsi Kalimantan Barat masih di dominasi kegitan ekspor yang tercatat tumbuh 15,57% (yoy) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekspor pada triwulan I-2010 maupun triwulan IV-2010. Hal tersebut mendorong peningkatan net ekspor Kalimantan Barat yang tercatat tumbuh 25,65% (yoy). Kondisi ini antara lain diindikasikan oleh nilai ekspor1 triwulan I-2011 sebesar US$316,46 juta sedangkan impor tercatat sebesar US$ sehingga terdapat net ekspor sebesar US$285,51 juta.

Grafik 1.5 Nilai Ekspor-Impor Kalimantan Barat

Sumber: Bank Indonesia

Surplus nilai ekspor Kalimantan Barat tersebut antara lain juga didorong oleh masih berlanjutnya trend kenaikan harga CPO dan karet di tingkat internasional. Pada triwulan I 2011, CPO diperdagangkan pada level harga rata-rata sebesar US$ 1224,09/Metric ton sementara harga rata-rata karet berada pada posisi US$ 558,93 cent/kg. Sementara itu, penguatan nilai tukar (kurs) Rupiah rupiah juga memberikan dampak positif terhadap nilai ekspor Kalimantan Barat pada periode laporan.

Berdasarkan volumenya, ekspor Provinsi Kalimantan Barat didominasi oleh barang tambang khususnya bauksit yang dalamperhitungan ekspor HS 2 digit termasuk dalam kategori biji, kerak dan abu logam (HS 26). Pada periode laporan, ekspor biji, kerak, dan abu logam tercatat sebesar 3,61 juta ton dengan nilai sebesar US$108,94 juta. Volume tersebut tercatat 49,08% dibandingkan triwulan I-2010. Selanjutnya, ekspor karet dan CPO juga mengalami peningkatan hal ini diindikasikan dengan meningkatnya ekspor golongan 1Berdasarkan SITC

(24)

357,41 416,09 716,62 1.095,81 454,68 718,26 642,84 1.224,09 -200,00 400,00 600,00 800,00 1.000,00 1.200,00 1.400,00 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 Q3 Q1 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 U S D /Metric to n Q1 Q2 Q3 Q4 Volume Nilai Fish,crustaceans,moluscs,oth.invert 98 257 318 326 284 1.993

Edible fruits and nuts 377 451 380 809 1.650 389

Animal or vegt. fats and oils 108 2.316 9.543 7.475 9.940 14.245

Prep of cereals, flour,starch, milk 687 453 218 84 140 192

Res. and waste from food industries 5.666 7.220 12.369 7.903 13.063 1.701

Ores, slag and ash 2.421.867 2.751.728 3.567.682 2.331.875 3.610.615 108.944

Rubber and articles thereof 19.757 23.280 22.128 22.539 28.091 137.430

Wood and articles of wood 74.372 69.418 64.198 64.585 52.561 40.956

Pearls,precious and semi prec.stone 0 3 0 1 0 8.212

Furniture,bedding,lamps illum.signs 248 262 272 348 389 1.147 Total 2.527.706 2.858.700 3.679.723 2.438.911 3.719.572 316.461 Q1 Golongan 2010 2011 Volume 2011 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

Edible vegetables and certains root 1.567 1.153 656 47 1.636

Oil seeds, grains, seeds and fruits 27 573 225 81 816

Organic chemicals 2.120 3.030 40 901 389

Fertilizers 1.964 4.846 2.566 3.949 3.184

Plastics and articles thereof 1.066 638 622 1.655 1.063

Iron and steel 0 2.377 209 7.175 3.683

Articles of iron and steel 187 754 1.236 187 691

Nuclear react.,boilers,mech. appli. 967 546 1.352 2.183 2.444

Elect. machinery, sound rec., tvetc 350 297 30 287 126

Ships,boats and floating structures 1.316 5.764 8.191 10.125 6.574

Total 17.358 25.568 19.197 33.733 24.947

Keterangan 2010

karet dan barang dari karet (HS 40) serta golongan lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15). Pada triwulan I-2010, ekspor karet dan barang dari karet tercatat sebesar 28,09 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai US$137,43 juta sementara ekspor golongan lemak dan minyak hewan/nabati tercatat sebesar 9,94 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar USD14,25 juta.

Tabel 1.3 Ekspor Kalimantan Barat Menurut HS 2 Digit (Ton)

Sumber: Bank Indonesia

Tabel 1.4 Impor Kalimantan Barat Menurut HS 2 Digit (Ton) Grafik 1.6 Perkembangan Harga

Internasional CPO

Grafik 1.7 Perkembangan Harga Internasional Karet

Sumber: Bank Indonesia

(25)

12

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I -2011

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% -20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 200,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 J ut aan Rp

Nilai Pertumbuhan (yoy) -100% -50% 0% 50% 100% 150% 200% 0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 40,000,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2008 2009 2010 2011 kg

vo lume pertumbuhan (yoy)

Sementara, impor Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I-2010 tercatat sebesar 24,95 ribu ton dengan nilai impor mencapai US$30,95 juta. Volume, impor Kalimantan Barat pada periode laporan tersebut tumbuh sebesar 43,72% dibandingkan triwulan I-2010. Secara umum, impor Kalimantan Barat masih di dominasi oleh impor mesin dan alat-alat transportasi dengan pangsa sebesar 37% terhadap total impor Kalimantan Barat. Selanjutnya, barang impor Kalimantan Barat terutama berupa kapal laut dan barang terapung lainnya.

C. Investasi

Investasi di Provinsi Kalimantan Barat pada triwulan I-2011 masih tumbuh cukup baik. Kondisi ini antara lain tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh sebesar 9,34% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2010 maupun triwulan IV-2010. Pertumbuhan investasi tersebut antara lain dipengaruhi oleh dimulainya pengerjaan jembatan Tayan seiring dengan peningkatan kegiatan pertambangan bauksit. Selain itu, iklim usaha pada triwulan I-2011 yang lebih baik juga memberikan dampak positif terhadap realisasi investasi pada periode laporan. Pertumbuhan investasi tersebut antara lain diindikasikan oleh impor barang modal dan penyaluran kredit produktif. Volume impor barang modal pada periode laporan tercatat sebesar 9,21 ribu ton atau lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2010 sebesar 2,76 ribu ton. Selanjutnya, penyaluran kredit produktif oleh perbankan di Kalimantan Barat juga menunjukkan peningkatan. Pada triwulan I-2011 penyaluran kredit produktif tersebut mencapai Rp176,85 miliar atau tumbuh sebesar 27% dari triwulan I-2010.

Sementara itu, investasi yang bersumber dari proyek-proyek pemerintah masih cenderung belum optimal. Hal ini antara lain dipengaruhi oleh siklus pelaksanaan proyek

Grafik 1.8. Impor Barang Modal Grafik 1.9. Penyaluran Kredit Produktif

(26)

Sumber: data BPS Prov. Kalbar diolah

2011

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

1. P ertanian 4.40% 1.58% 2.96% 7.24% 3.90%

2. P ertambangan & P enggalian 7.53% 7.06% 8.52% 11.32% 12.21%

3. Indus tri P engolahan 1.54% 2.28% 1.77% 2.37% 2.69%

4. Lis trik,Gas & Air Bers ih 1.88% 2.72% 7.27% 7.88% 6.31%

5. Bangunan 5.47% 8.02% 10.14% 6.66% 7.20%

6. P erdagangan, Hotel & R es toran 4.84% 6.71% 8.06% 2.45% 3.57% 7. Angkutan & Komunikasi 11.43% 10.06% 14.38% 11.26% 10.63% 8. Keuangan, P ers ewaan & Jasa P erusahaan 4.06% 5.23% 5.75% 5.60% 7.87%

9. J as a - jasa 3.43% 7.49% 4.73% 8.00% 6.72%

P DR B 4.60% 5.06% 5.89% 5.79% 5.13%

2010 S E KT OR

Sumber: data BPS Prov. Kalbar diolah

pemerintah. Pada triwulan I, proses pelaksanaan proyek pemerintah masih berada pada tahap pemenuhan syarat administrasi dan pelelangan jasa pengerjaan proyek pemerintah.

1.3. PDRB SEKTORAL

Seperti halnya pada sisi penggunaan, kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Barat secara sektoral juga menunjukkan pergerakan yang cukup baik dimana seluruh sektor tercatat mengalami pertumbuhan pada triwulan I-2010. Kinerja perekonomian pada periode laporan tersebut terutama didorong oleh kinerja sektor pertanian, sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana kontribusi masing-masing sektor tersebut sebesar 1,10%, 0,95% dan 0,75%. Ketiga sektor tersebut mengalami pertumbuhan tinggi masing-masing sebesar 3,90% (yoy), 10,63% (yoy), dan 3,57%(yoy).

Tabel 1.5 Pertumbuhan PDRB Sektoral

Tabel 1.6 Kontribusi Sektoral Terhadap Pertumbuhan

2011

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

1. P ertanian 1.24% 0.39% 0.74% 1.72% 1.10%

2. P ertambangan & P enggalian 0.13% 0.12% 0.15% 0.19% 0.21%

3. Indus tri P engolahan 0.27% 0.40% 0.31% 0.40% 0.45%

4. Lis trik,Gas & Air Bers ih 0.01% 0.01% 0.03% 0.03% 0.03%

5. Bangunan 0.43% 0.66% 0.83% 0.56% 0.57%

6. P erdagangan, Hotel & R es toran 1.01% 1.44% 1.70% 0.52% 0.75% 7. Angkutan & Komunikasi 0.96% 0.88% 1.26% 1.03% 0.95% 8. Keuangan, P ers ewaan & Jasa P erusahaan 0.22% 0.30% 0.32% 0.31% 0.43%

9. J as a - jasa 0.33% 0.85% 0.56% 1.03% 0.65%

P DR B 4.60% 5.06% 5.89% 5.79% 5.13%

2010 S E KT OR

(27)

14

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I -2011

27.86% 1.86% 16.33% 0.43% 8.04% 20.68% 9.37% 5.61% 9.81% 0% 10% 20% 30% 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik,Gas & Air Bersih

5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 7. Angkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

9. Jasa - jasa

Selanjutnya, struktur ekonomi Provinsi Kalimantan Barat masih didominasi oleh sektor pertanian, perdagangan hotel dan restoran, serta sektor industri pengolahan. Ketiga sektor tersebut membentuk sekitar 65% terhadap total PDRB sedangkan 35% dibentuk oleh enam sektor lainnya dimana setiap sektor memiliki pangsa kurang dari 10% terhadap total PDRB. Dengan demikian, pergerakan ketiga sektor dominan tersebut berpotensi mempengaruhi kinerja perekonomian Provinsi Kalimantan Barat.

Grafik 1.10 Pangsa Tiap Sektor Terhadap PDRB

Sumber : data BPS Prov. Kalbar diolah

A. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada triwulan I-2011 tumbuh sebesar 3,90% (yoy) sedikit lebih lambat jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2010 sebesar 4,40%. Perlambatan tersebut antara lain dipengaruhi oleh anomali cuaca. Kondisi tersebut antara lain berdampak terhadap penurunan luas panen.

Berdasakan angka ramalan (ARAM) I 2011, produksi padi di Kalimantan Barat sebesar 1,35 juta ton atau tumbuh sebesar 0,93% dibandingkan tahun 2010 dimana produksi padi meningkat sebesar 2,94%. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh turunnya luas panen padi. Terjadinya hujan di Kalimantan Barat, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan gagal panen baik karena sawah terendam air atau meningkatnya serangan hama.

(28)

Tabel 1.7. Angka Ramalan Padi Kalimantan Barat

Uraian AT AP 2009 AS E M 2010 AR AM I 2011

Luas P anen (Ha) 418,929 428,461 425,262

Has il per hektar (ku/ha) 31.05 31.25 31.78

P roduks i (ton) 1,300,798 1,339,044 1,351,450

Luas P anen (Ha) -1.10% 2.28% -0.75%

Has il per hektar (ku/ha) -0.48% 0.65% 1.69%

P roduks i (ton) -1.56% 2.94% 0.93%

P ertumbuhan

Meskipun tanaman bahan makanan cenderung mengalami penurunan, namun kinerja sub sektor perkebunan masih menunjukkan kinerja yang cukup baik. Secara umum, sub sektor perkebunan di Kalimantan Barat masih didominasi oleh karet dan sawit. Hal tersebut antara lain ditandai dengan volume ekspor sawit dan ekspor karet yang meningkat.

Grafik 1.11 Produksi Tandan Buah Segar Sawit

-20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% -200,000,000 400,000,000 600,000,000 800,000,000 1,000,000,000 1,200,000,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 Kg

Volume Pertumbuhan (yoy)

Sumber: data Disbun Prov. Kalbar diolah

Selain perkebunan dan tanaman bahan makanan, sub sektor peternakan juga memiliki pangsa yang cukup dominan dalam pembentukan sektor pertanian. Pada triwulan I-2011 jumlah pemotongan ternak mencapai 18 juta ekor yang digolongkan dalam ternak besar, ternak kecil, ternak unggas, dan aneka ternak. Berdasarkan jenisnya, pemotongan ternak tersebut masih didominasi oleh ternak unggas khususnya ayam ras pedaging sebanyak 14,79 juta ekor atau mencapai 82% dari total pemotongan ternak pada periode laporan.

(29)

16

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I -2011

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% -500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2008 2009 2010 2011 M il ia r R p

Nilai Pertum buhan (yoy)

-30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% -200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2008 2009 2010 2011 T on

Dalam Negeri Luar Negari Pertumbuhan (yoy)

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 Ju ta an

Nilai Pertumbuhan (yoy) 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% -500 1,000 1,500 2,000 2,500 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 J ut aa n

Pajak Hotel Pertumbuhan (yoy)

B. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran

Pada triwulan I-2011, sektor perdagangan hotel, dan restoran (PHR) tumbuh sebesar 3,57% (yoy), lebih lambat dari triwulan I-2010. Hal tersebut antara lain tercermin dari volume bongkar PT. Pelindo II Cabang Pontianak sebesar 908,83 ribu ton atau meningkat 16% (grafik 1.12) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun melambat, namun kinerja sektor PHR masih cukup baik sebagaimana ditandai dengan masih cukup besarnya penyaluran pembiayaan perbankan ke sektor perdagangan sebesar Rp3,44 triliun atau meningkat 30% (yoy) pada triwulan I-2011. Selanjutnya, penerimaan pajak hotel dan restoran pada triwulan I-2011 juga menunjukkan peningkatan. Pada periode laporan, penerimaan pajak hotel di Kalimantan Barat mencapai Rp1,72 miliar (grafik 1.14) atau meningkat sebesar 22% (yoy). Hal ini antara lain dipengaruhi oleh adanya kegiatan-kegiatan pemerintah daerah seperti Musrenbang baik ditingkat kabupaten maupun provinsi. Seperti halnya pajak hotel, penerimaan pajak restoran juga tercatat mengalami peningkatan sebesar 25% (yoy) dimana pajak restoran mencapai Rp3,56 Miliar (grafik 1.15).

Grafik 1.12 Volume Bongkar Barang Grafik 1.13 Kredit Sektor Perdagangan

Sumber. PT Pelindo II Cab. Pontianak Sumber: LBU Bank Umum di Kalbar

Grafik 1.14 Pajak Hotel Grafik 1.15 Pajak Restoran

(30)

-10.00% -5.00% 0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% -50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2008 2009 2010 2011 O ra ng

Jumlah Penumpang Pertumbuhan (yoy)

Secara umum, kinerja sektor PHR pada periode laporan antara lain dipengaruhi oleh adanya perayaan Imlek, Cap Go Meh, dan Sembahyang Kubur yang dirayakan khususnya oleh masyarakat Tionghoa di Kalimantan Barat. Selain itu, membaiknya pendapatan masyarakat yang berdampak terhadap peningkatan daya beli juga memberikan iklim yang positif bagi kinerja sektor PHR pada periode laporan.

C. Sektor Angkutan Dan Komunikasi

Sektor Angkutan dan komunikasi pada triwulan I-2011 tercatat tumbuh sebesar 10,63% (yoy) dimana pertumbuhan tersebut merupakan tertinggi kedua setelah sektor pertambangan. Meski pertumbuhan sektor angkutan dan komunikasi tersebut tidak setinggi periode-periode sebelumnya namun kinerja sektor angkutan dan komunikasi telah menyumbang 0,95% terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat Pada triwulan I-2011. Pertumbuhan sektor ini antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya mobilitas penduduk khususnya yang menggunakan transportasi angkutan udara. Jumlah penumpang angkutan udara pada triwulan I-2011 sebanyak 245,85 ribu orang atau meningkat 10,71% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Kondisi tersebut antara lain dipengaruhi oleh adanya perayaan Imlek dan Cap Go Meh yang berlangsung pada awal tahun. Selanjutnya, kinerja sub sektor komunikasi terus menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya penggunaan telephone seluler oleh masyarakat Kalimantan Barat. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap telekomunikasi sementara harga peralatan dan tarif telekomunikasi semakin terjangkau oleh masyarakat.

Grafik 1.16 Penumpang Angutan Udara Di Kalimantan Barat

(31)

18

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I -2011

0 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 kg -80% -60% -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 35,000,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 kg

Volume Pertumbuhan (yoy)

D. Sektor Lainnya

Industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang cukup besar dalam membentuk PDRB Provinsi Kalimantan Barat. Pada triwulan I-2011, sektor industri pengolahan tercatat tumbuh 2,69% (yoy) dengan kontribusi terhadap pertumbuhan sebesar 0,45%. Kinerja sektor industri pengolahan pada periode laporan antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya produksi CPO dan karet di Kalimantan Barat sebagaimana tercermin dari ekspor masing-masing sebesar 14,25 ribu ton dan 137,43 ribu ton. Ekspor komoditi tersebut tercatat mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya. Kinerja industri CPO dan Karet yang cenderung mengalami peningkatan antara lain juga dipengaruhi oleh meningkatnya harga kedua komoditi tersebut di tingkat internasional.

Sektor pertambangan tercatat sebagai sektor yang mangalami pertumbuhan paling tinggi yaitu sebesar 12,21% (yoy) pada triwulan I-2011 Kinerja sektor pertambangan tersebut menunjukkan trend yang semakin meningkat. Kontribusi sektor pertambangan terhadap pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 0,21%. Hal tersebut dipengaruhi oleh pangsa sektor pertambangan yang hanya sebesar 1,86% terhadap total PDRB. Meningkatnya kinerja sektor pertambangan pada periode laporan antara lain dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas pertambangan bauksit Provinsi Kalimantan Barat.

Sejalan dengan menggeliatnya bisnis properti, kinerja sektor bangunan juga mengalami percepatan sebesar 7,20% (yoy) pada triwulan I-2011. Pertumbuhan tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2010 dimanan sektor bangunan tercatat tumbuh sebesar 5,47% (yoy). Selanjutnya sumbangan, sektor bangunan terhadap pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 0,57%. Prompt indikator pendukung tercermin dari

Grafik 1.17 Volume ekspor Lemak dan Minyak Hewani/Nabati

Grafik 1.18 Volume ekspor Karet dan Barang Dari Karet

(32)

0% 5% 10% 15% 20% 25% -5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2008 2009 2010 2011 M iliar

Nilai Pertumbuhan (yoy)

-50% 0% 50% 100% 150% 200% -200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011 J ut aan R p

Nilai Pertumbuhan (yoy)

pertumbuhan transaksi penyaluran semen di Kalimantan Barat sebanyak 158,18 ribu ton atau meningkat 7,63% dari triwulan I-2010 .

Pada triwulan I-2011, sektor keuangan tercatat tumbuh sebesar 7,87% (yoy) lebih tinggi dibandingkan periode-periode sebelumnya. Kontribusi sektor keuangan terhadap pertumabuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Barat tercatat sebesar 0,43%. Meningkatnya kinerja sektor keuangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Provinsi Kalimantan Barat yang semakin baik. Kinerja sektor keuangan tersebut diindikasikan oleh asset bank umum di Kalimantan Barat yang mencapai Rp27,40 triliun atau meningkat 20,44%(yoy) pada triwulan I-2011.

Grafik 1.19. Aset Bank Umum Di Kalimantan Barat

Sumber: LBU Bank Umum Kalimantan Barat

Kinerja sektor jasa-jasa pada triwulan I-2011 tercatat sebesar 6,72% (yoy) lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dimana sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 3,43% (yoy). Kontribusi sektor jasa-jasa terhadap pertumbuhan ekonomi pada periode laporan sebesar 0,65%. Meningkatnya kinerja sektor jasa-jasa antara lain diindikasikan oleh meningkatnya pajak reklame sebeser 14% secara tahunan. Peningkatan tersebut sejalan dengan semakin baiknya iklim usaha di Kalimantan Barat.

Grafik 1.20. Penerimaan Pajak Reklame

(33)

20

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I -2011

Sektor lainnya yang memiliki pangsa PDRB terkecil, yaitu sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (LGA), mengalami pertumbuhan 6,31% (yoy) dengan kontribusi terhadap pertumbuhan sebesar 0,03% pada triwulan I-2011. Laju pertumbuhan sektor LGA pada periode laporan antara lain dipegaruhi oleh berkembangnya bisnis properti di Kalimantan Barat sehingga meningkatkan jumlah pelanggan baik untuk listrik maupun air bersih.

(34)

Boks 1.

PENGEMBANGAN UMKM MELALUI POLA KLASTER

Pengembangan perekonomian rakyat melalui penguatan sektor ril merupakan salah satu upaya dari Bank Indonesia yang direalisasikan melalui kerjasama dengan pemerintah daerah setempat. Sasaran pemberdayaan ekonomi dalam kerjasama ini adalah para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Hal ini dilatarbelakangi oleh besarnya potensi UMKM yang perlu diefektifkan sebagai motor penggerak perekonomian nasional setelah mengalami krisis ekonomi yang cukup panjang. Hal penting lainnya adalah kenyataan bahwa era globalisasi saat ini sedang berlangsung, Indonesia akan mengalami derasnya arus masuk produk dari negara lain yang akan bersaing dengan produk dalam negeri. Karena itu Bank Indonesia berinisiatif memfasilitasi kegiatan yang mendorong pertumbuhan di sektor riil, salah satunya adalah dengan pembentukan klaster.

Merujuk pada hal tersebut, maka Bank Indonesia Pontianak

berinisiatif untuk memfasilitasi kegiatan pembentukan klaster UMKM di

Kalimantan Barat. Salah satu definisi klaster adalah upaya untuk

mengelompokkan industri/usaha inti yang saling berhubungan, baik industri

pendukung, industri terkait, jasa penunjang, infrastruktur ekonomi,

penelitian, pelatihan, pendidikan, informasi, teknologi, sumber daya alam,

serta lembaga-lembaga terkait. Klaster juga merupakan cara untuk

mengatur beberapa aktivitas pengembangan ekonomi.

Pendekatan klaster dinilai strategis karena bersifat terintegrasi,

meningkatkan daya tawar dan lebih menguntungkan, tidak hanya efisiensi

biaya tetapi juga bagi pengembangan ekonomi wilayah. Pendekatan klaster

juga mampu menstimulasi inovasi melalui pertukaran pengalaman dan

pengetahuan antar pelaku dalam hubungan hulu-hilir serta mampu

memberikan kerangka untuk menghadapi tantangan globalisasi. Disamping

itu klaster juga mendorong peningkatan keterkaitan sosial dan peningkatan

keahlian masing-masing anggota klaster. Klaster di Indonesia umumnya

belum berkembang dan berada dalam kondisi dormant (90%), namun masih

potensial untuk dikembangkan. Merujuk pada kondisi klaster yang umum

(35)

22

Perkembangan Ekonomi

Laporan Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I -2011

ada di Indonesia, maka klaster pemula yang sesuai untuk dibentuk berawal

dari sentra. Sentra yang dihubungkan dengan pola klaster misalnya sentra

bahan baku, sentra produksi, sentra pemasaran, dan faktor terkait lainnya.

Bank Indonesia Pontianak pada tahun 2011 telah membentuk sebuah klaster di Kabupaten Sambas yakni klaster produk turunan buah kelapa. Seleksi komoditi didasarkan pada beberapa kajian yang pernah dilaksanakan oleh Bank Indonesia Pontianak seperti Base Line Economic Survey pada tahun 2008 dimana kelapa merupakan salah satu komoditi unggulan, juga dari kajian BI Pontianak tentang potensi usaha produk turunan buah kelapa pada tahun 2010, dan didasari pula pada informasi dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Sambas tentang wilayah agrobisnis kelapa di Kabupaten Sambas, serta informasi dari Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kabupaten Sambas tentang Sentra Usaha Kelapa di Kabupaten Sambas. Pengembangan klaster produk turunan kelapa juga akan memberikan dampak positif pada lingkungan dan perekonomian rakyat setempat dimana limbah perkebunan kelapa akan dimanfaatkan secara ekonomis.

Hasil pertemuan awal menunjukkan dukungan yang kuat dari pemerintah daerah setempat, dan hasil kunjungan ke lapangan memperlihatkan kesiapan para pelaku usaha sudah memadai. Dari sisi suplai terdapat dukungan bahan baku dari kebun kelapa yang mencapai luas 23.000 hektar. Dari sisi permintaan, masih besarnya kebutuhan luar negeri untuk produk sabut kelapa dan arang tempurung juga menjadi faktor pendorong pengembangan klaster usaha ini. Dari sisi Sumber Daya Manusia, pelaku usaha yang ada di Kabupaten Sambas telah banyak menerima pelatihan teknis untuk memproduksi berbagai produk olahan seperti keset sabut, tali sabut, serabut berkaret, minyak goreng, asap cair, furniture, pupuk organik, dan kerajinan. Produk dari kelapa yang masih dapat dikembangkan lebih lanjut antara lain lembar sabut (coco blanket), jaring sabut (coco net) dan pot sabut untuk ekspor, nata de coco, kecap air kelapa, bio fuel, obat nyamuk bakar, lotion anti nyamuk, body lotion, briket arang, karbon aktif, santan dan juga tekstil dari serat sabut untuk gordyn. Diversifikasi produk tentunya harus disesuaikan dengan permintaan pasar yang ada.

Setelah fase persiapan pemilihan klaster dilaksanakan, tindak lanjut berikutnya adalah membuat Nota Kesepahaman (MoU) antara Bank Indonesia Pontianak dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan klaster kelapa dan memberikan bantuan teknis berupa

(36)

pelatihan sesuai dengan permasalahan yang ditemui pada saat survei di lapangan. Pelatihan tahap awal yang diberikan adalah pelatihan kewirausahaan dengan materi motivasi berwirausaha dan manajemen pengelolaan usaha, bekerjasama dengan Pemda Sambas dan Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat. Pelatihan ini secara resmi dibuka oleh Bapak Bupati Sambas, Burhanudin A. Rasyid, dihadiri oleh Pemimpin Bank Indonesia Pontianak Bapak Hilman Tisnawan dan Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat Bapak Sudirman HMY.

Setelah pelatihan para anggota klaster mulai menjalankan aktivitas produksi dan menerima bimbingan teknis secara berkala. Evaluasi akan dilakukan pada setiap akhir semester yang meliputi perkembangan skala usaha, peningkatan kapasitas produksi, peningkatan penjualan, peningkatan pendapatan, peningkatan laba dan peningkatan jumlah tenaga kerja. Pada akhir bulan Mei 2011 produk-produk klaster akan turut dipamerkan dalam kegiatan Gelar Dagang dan Bisnis Expo di Pontianak Kalimantan Barat.

(37)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I- 2011

24

Perkembangan Inflasi

5.

2.1. Gambaran Umum

Inflasi tahunan Kalimantan Barat1 pada triwulan I-2011 sebesar 7,10% (y-o-y)

atau lebih rendah dibandingkan inflasi tahunan triwulan IV-2010 yang sebesar 8,27%. Inflasi tahunan tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang sebesar 6,65% (Grafik 2.1). Inflasi tahunan tersebut bersumber dari inflasi Kota

Pontianak sebesar 7,37% dan inflasi Kota Singkawang sebesar 5,82%. Tren pencapaian inflasi yang lebih rendah juga ditunjukkan inflasi triwulanan Kalimantan Barat pada triwulan I-2011 yang sebesar 1,58% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan inflasi triwulanan periode sebelumnya. Sementara inflasi triwulanan nasional triwulan I-2011 sebesar 0,70% (Grafik 2.2).

Kecuali pada bulan Maret 2011, selama triwulan IV-2010 inflasi bulanan Kalimantan Barat selalu lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional (Grafik 2.3).

Inflasi bulanan Kalimantan Barat dan nasional menunjukkan tren V-shape yang saling berlawanan selama triwulan IV-2010. Pada bulan Januari, inflasi di Kalimantan Barat sebesar 1,08% (m-t-m), sementara di tingkat nasional inflasi sebesar 0,89%. Pada bulan Februari, inflasi Kalimantan Barat meningkat menjadi sebesar 1,21%, sedangkan inflasi nasional melemah menjadi sebesar 0,13%. Pada akhir triwulan I-2011, terjadi deflasi di Kalimantan Barat sebesar -0,71%, lebih rendah dibandingkan kondisi nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,32% (Grafik 2.3).

1 Gabungan dari inflasi dua kota yaitu Pontianak dan Singkawang dengan bobot yang disesuaikan

terhadap inflasi nasional.

Sumber: BPS Kalimantan Barat, diolah

Grafik 2.1. Inflasi Tahunan Kalimantan Barat dan Nasional

Sumber: BPS Kalimantan Barat, diolah

Grafik 2.2. Inflasi Triwulanan Kalimantan Barat dan Nasional

7.02 3.65 2.38 2.78 3.43 5.05 5.80 6.96 6.65 8.68 4.99 5.19 4.22 5.46 5.25 6.67 8.27 7.10 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I 2009 2010 2011 % (y-o-y) Nasional Kalbar 0.36 -0.15 2.07 0.49 0.99 1.41 2.79 1.59 0.70 1.48 0.25 3.33 -0.86 2.69 0.05 4.73 0.63 1.58 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I 2009 2010 2011 % (q-t-q) Nasional Kalbar

BAB

II

PERKEMBANGAN INFLASI

(38)

Inflasi triwulan I-2011 dipicu oleh kenaikan harga komoditas bahan makanan khususnya beras, jeruk, nanas, ikan segar, dan cabe rawit yang disebabkan belum masuknya panen raya terutama di bulan Januari dan

awal Februari 2011. Selain

kelompok bahan makanan, dua kelompok yang mempunyai andil

terbesar pada peningkatan laju inflasi selama triwulan I-2011 adalah kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan yang dipicu oleh kenaikan ongkos angkutan udara terkait perayaan hari besar etnis Tionghoa Imlek dan Cap Go Meh.

2.2. Inflasi Tahunan

Kecuali kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, semua kelompok barang dan jasa mengalami kenaikan laju inflasi tahunan (Tabel 2.1). Kelompok

bahan makanan mengalami penurunan laju inflasi terbesar yaitu dari 16,51% (y-o-y) pada triwulan IV-2010 menjadi 11,61% pada triwulan I-2011. Meskipun mengalami penurunan laju inflasi, inflasi kelompok bahan makanan masih yang terbesar.

Tabel 2.1. Inflasi Tahunan di Kalimantan Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%-yoy)

Sumber: BPS Kalimantan Barat, diolah

Adapun sebanyak lima kelompok yang mengalami kenaikan laju inflasi tahunan, dengan kelompok yang mengalami kenaikan laju inflasi terbesar adalah kelompok sandang dari 3,79% menjadi 6,02% pada triwulan I-2011. Kenaikan tersebut dipicu oleh kenaikan harga komoditas sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya yaitu harga emas perhiasan dan tas tangan wanita.

2011

Bahan Makanan 4.18 8.51 9.26 10.73 16.51 11.61 4.42 3.11

Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 7.16 4.83 3.80 3.67 3.96 4.42 0.75 0.84

Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 2.98 2.59 3.45 5.54 6.00 6.73 1.36 1.53

Sandang 6.85 1.65 3.16 4.77 3.79 6.02 0.23 0.36

Kesehatan 4.54 4.27 3.11 3.72 2.25 3.52 0.09 0.14

Pendidikan, rekreasi dan olahraga 11.91 12.15 10.76 2.55 1.93 2.57 0.13 0.17

Transpor, komunikasi dan jasa keuangan -1.29 4.77 2.31 8.49 10.06 6.70 1.50 1.00 Umum 4.22 5.46 5.25 6.67 8.27 7.10 8.27 7.10 Tw I-2011 Andil Tw III Tw IV 2010 Tw IV Tw I Tw II 2009 Tw I Tw IV-2010 Kelompok

Sumber: BPS Kalimantan Barat, diolah

Grafik 2.3. Inflasi Bulanan Kalimantan Barat dan Nasional

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2010 2011 Nasional 0.84 0.30 -0.1 0.15 0.29 0.97 1.57 0.76 0.44 0.06 0.60 0.92 0.89 0.13 0.32 Kalbar 1.29 0.53 0.85 0.07 -0.3 0.30 2.82 0.96 0.88 -0.4 0.29 0.76 1.08 1.21 -0.7 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 %(m-t-m)

(39)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I- 2011

26

Perkembangan Inflasi

Sejalan dengan inflasi tahunan, andil inflasi tahunan tertinggi diberikan oleh kelompok bahan makanan yang mencapai 3,11%.

Kenaikan harga bahan makanan khususnya beras terus berlanjut. Panen raya yang sedikit bergeser sempat menyebabkan inflasi harga beras terus naik di awal Januari hingga pertengahan bulan Februari 2011. Selain beras, komoditas yang juga signifikan mempengaruhi inflasi kelompok bahan makanan adalah buah jeruk, daging ayam ras, minyak goreng dan beberapa jenis ikan segar. Kelompok yang juga memberikan andil inflasi tahunan terbesar kedua adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (1,53%). Gangguan transportasi akibat karamnya kapal bermuatan semen di muara sungai Kapuas mengakibatkan kenaikan harga semen dan bahan bangunan lainnya seperti seng, batako, keramik, dan pasir. Selain karena kenaikan harga bahan bangunan, inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar juga disebabkan oleh penyesuain harga sewa/kontrak rumah dan ongkos pembantu rumah tangga.

2.3. Inflasi Triwulanan

Hampir semua kelompok barang dan jasa mengalami kenaikan laju inflasi triwulanan (Tabel 2.2). Kenaikan inflasi terbesar dialami oleh kelompok kesehatan

yaitu dari deflasi sebesar -0,24% (q-t-q) pada triwulan IV-2010, menjadi inflasi sebesar 2,13% pada triwulan I-2011. Kenaikan pada kelompok kesehatan bersumber pada kenaikan sub kelompok perwatan jasmani dan kosmetik (3,94%) dan sub kelompok jasa perawatan jasmani (3,08%). Adapun inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar disebabkan oleh kendala distribusi bahan bangunan yaitu tenggelamnya kapal pengangkut semen di muara sungai Kapuas dan menghambat alur pelayaran menuju pelabuhan Pontianak. Lamanya proses evakuasi yang mencapai 23 hari menyebabkan harga bahan bangunan mengalami kenaikan.

Sumber: BPS Kalimantan Barat, diolah

Grafik 2.4. Inflasi Tahunan dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Menurut

Kelompok Barang dan Jasa

3.11 0.84 1.53 0.36 0.14 0.17 1.00 7.10 11.61 4.42 6.73 6.02 3.52 2.57 6.70 7.10 0.00 5.00 10.00 15.00 Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Umum % (y-o-y) inflasi andil

(40)

Tabel 2.2. Inflasi Triwulanan di Kalimantan Barat Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%-qtq)

Sumber: BPS Kalimantan Barat, diolah

Inflasi triwulanan yang tertinggi dialami oleh kelompok bahan makanan. Kondisi tersebut dipicu

oleh kenaikan harga komoditas beras, buah jeruk, daging ayam ras, minyak goreng dan beberapa jenis ikan segar. Sejalan dengan inflasinya, andil yang diberikan oleh kelompok bahan makanan juga menjadi yang terbesar yaitu sebesar 0,71%.

2.3.1. Kelompok Bahan Makanan

Inflasi kelompok bahan makanan pada triwulan I-2011 sebesar 2,45% (q-t-q) dengan andil sebesar 0,71%, atau lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan IV-2010 yang sebesar 0,94% dengan andil sebesar 0,25%. Hampir seluruh sub

kelompok mengalami peningkatan laju inflasi triwulanan. Sub kelompok buah-buahan mengalami peningkatan inflasi tertinggi yaitu dari 5,27% menjadi 15,31%. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya permintaan buah jeruk dan nanas sebagai buah khas dalam perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Sub kelompok lainnya yang mengalami kenaikan inflasi cukup tinggi adalah ikan segar. Kondisi tersebut dipicu oleh sulitnya memperoleh bahan bakar solar untuk mejalankan mesin kapal. Kelangkaan

2011

Bahan Makanan -4.06 7.15 0.23 7.47 0.94 2.65 0.25 0.71

Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0.64 0.94 0.14 1.90 0.93 1.38 0.18 0.26

Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0.41 0.90 1.30 2.84 0.85 1.59 0.19 0.36

Sandang 2.66 -1.37 1.13 2.32 1.70 0.75 0.10 0.05

Kesehatan 1.20 0.87 0.60 1.00 -0.24 2.13 -0.01 0.08

Pendidikan, rekreasi dan olahraga 0.74 0.25 -0.08 1.62 0.13 0.88 0.01 0.06

Transpor, komunikasi dan jasa keuangan -1.97 3.57 -2.78 9.92 -0.56 0.41 -0.08 0.06 Umum -0.86 2.69 0.05 4.73 0.63 1.58 0.63 1.58 Andil Tw I Tw I-2011 Tw II Tw III Tw IV Tw IV Tw IV-2010 Tw I 2009 2010 Kelompok

Sumber: BPS Kalimantan Barat, diolah

Grafik 2.5. Inflasi Triwulanan dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Menurut Kelompok Barang dan

Jasa 0.71 0.26 0.36 0.05 0.08 0.06 0.06 1.58 2.65 1.38 1.59 0.75 2.13 0.88 0.41 1.58 0.00 1.00 2.00 3.00 Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Umum % (q-t-q) inflasi andil

(41)

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Barat Triwulan I- 2011

28

Perkembangan Inflasi

bahan bakar tersebut merupakan dampak langsung musibah kapal karam di muara sungai yang mengganggu arus pelayaran kapal pengangkut BBM. Sebaliknya sub kelompok yang mengalami deflasi terbesar adalah sub kelompok sayur-sayuran yaitu sebesar -1,28% dengan andil sebesar -0,03%.

Andil inflasi tertinggi diberikan oleh sub buah-buahan (0,26%).

Buah jeruk menyumbang andil sebesar 0,13%, sementara nanas menyumbang andil sebesar 0,01%. Andil komoditas beras terhadap inflasi Kota Pontianak ada triwulan I-2011 adalah sebesar 0,09%. Kondisi tersebut jauh lebih rendah dibandingkan andil yang diberikan komoditas beras pada triwulan IV-2010 yang mencapai 0,17%. Meskipun belum serempak, namun panen padi di beberapa sentra pertanian cukup membantu mengurangi tekanan inflasi.

Laju Inflasi kelompok bahan makanan di kota Pontianak dan kota Singkawang

meningkat. Di Kota Pontianak inflasi

triwulanan kelompok bahan makanan sebesar 2,46% (q-t-q). Sebagian besar sub kelompok mengalami inflasi, dimana sub kelompok buah-buahan mengalami inflasi triwulanan tertinggi yaitu sebesar 11,34%. Tren serupa terjadi di Kota Singkawang dimana kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 3,55%. Senada dengan Kota Pontianak, sumber inflasi

Sumber: BPS Kalimantan Barat, diolah

Grafik 2.6. Inflasi dan Andil Inflasi Kalimantan Barat Triwulan I-2011 Menurut Kelompok Bahan Makanan

Sumber: BPS Kalimantan Barat, diolah

Grafik 2.7. Inflasi Triwulanan Kelompok Bahan Makanan Kota Pontianak dan

Singkawang 0.71 0.16 -0.01 0.02 0.03 0.07 -0.03 0.03 0.26 0.12 0.10 0.00 2.65 2.53 -0.19 0.46 3.05 2.37 -1.28 4.45 15.31 6.36 6.72 1.43 -4.00 1.00 6.00 11.00 16.00 BAHAN MAKANAN

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya

Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang - kacangan Buah - buahan Bumbu - bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya

% (q-t-q) inflasi andil 3.53 0.20 6.53 -4.68 7.04 0.12 8.29 1.012.46 -0.08 -3.52 3.68 -1.01 7.66 0.70 3.64 0.65 3.55 -6.00 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I 2009 2010 2011 %-qtq Pontianak Singkawang

Referensi

Dokumen terkait

Menu yang diberikan kepada bagian personalia adalah Sistem, Absensi, Pengajuan Cuti digunakan pengajuan cuti karyawan karena alasan tertentu, Master digunakan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Pandabah dan seorang ahli waris [6] diperoleh informasi bahwa pada tahun 1978, orang tua (pewaris) ahli waris sebagai pemilik tanah

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1

Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga yang penyelenggaraannya diwajibkan oleh Peraturan perundang- undangan kepada daerah

Master Cheng Yen pernah mengatakan setiap individu Tzu Ching adalah butiran benih yang murni dan tulus, mereka memiliki tekad yang sama, melalui berbagai kegiatan

02 Meningkatnya Kualitas Data dan Informasi Pendidikan serta Kehumasan 03 Meningkatnya Kualitas Kinerja Pegawai dan Operasional Perkantoran 01 Jumlah Dokumen Rencana Kerja dan

Dalam sistem Frequency Division Multiple Access (FDMA), frekuensi dibedakan menjadi beberapa kanal yang lebih sempit, tiap kanal pengguna akan mendapatkan kanal frekuensi yang

Kenaikan IKRT Maluku Utara tertinggi terjadi pada Juli 2013, yaitu sebesar 3,20 persen yang disebabkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran terutama kelompok bahan