3
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Sumber data diperoleh dari media seperti internet dan video. Semua sumber merupakan bahan yang membantu penulis dalam pembuatan film serial animasi ini.
2.1.1 Internet
Pengambilan sumber data dari internet banyak diperoleh dari Website, Blog, Arikel, dan Video yang dapat dipercaya.
2.1.2 Video : video diambil dari Spoiled Prince karya Ary Shu. Referensi visual dari serial animasi Sofia The First dan Mike The Knight.
2.2 Data Umum 2.2.1 Animasi
Berikut adalah data yang penulis ambil dari blog pribadi Kristio tentang animasi: Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di-"putar" sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak bermunculan film animasi 3 dimensi daripada film animasi 2 dimensi.
Keinginan manusia untuk membuat gambar yang hidup dan bergerak sebagai pantara dari pengungkapan mereka, merupakan perwujudan dari bentuk dasar animasi yang hidup berkembang. Kata animasi itu sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata animation, yang berasal dari kata dasar to animate, dalam
kamus umum Inggris-Indonesia berarti menghidupkan (Wojowasito 1997). Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati. Suatu benda mati diberikan dorongan kekuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup.
Wayang kulit merupakan salah satu bentuk animasi tertua di dunia. Bahkan ketika teknologi elektronik dan komputer belum diketemukan, pertunjukan wayang kulit telah memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog dan ilustrasi musik.
Animasi tidak hanya untuk film kartun saja, dapat juga kita gunakan untuk media media pendidikan, informasi, dan media pengetahuan lainnya yang tidak dapat digangkau dengan life melalui kamera foto atau video, contoh misalnya membuat film proses terjadinya tsunami,atau proses terjadinya gerhana matahari, ini akan sulit ditempuh dengan pengambilan gambar langsung melalui kamera.
Mordhoko, K. 25 September (2011). Berpacu Menjadi Yang Terbaik. Animasi, diakses Juli 2013 dari http://kristio-m--fst08.web.unair.ac.id/artikel_detail-24315-Umum-Animasi.html
2.3 Data dan Literatur 2.3.1 Serial Animasi
Berikut adalah hasil wawancara dengan Bapak Chandra Endroputro, pencipta serial animasi Didi Tikus, tentang serial animasi. Serial animasi adalah tayangan animasi yang memiliki cerita bersambung dan dibagi dalam beberapa bagian yang dinamakan episode. Durasi tiap episode dalam serial kartun berbeda-beda tergantung film serial itu sendiri. Biasanya film serial ditayangkan dengan durasi maksimal 30-40 menit, tetapi kadang ada serial yang dibuat dengan durasi 3-11 menit yang
kemudian bisa ditayangkan dua atau tiga episode sekaligus dalam setengah jam.
Pak Chandra menyarankan untuk beradaptasi dengan daya tahan anak-anak menonton yang tidak panjang dramatiknya. Anak-anak-anak suka menonton film yang cepat selesai. Untuk serial dengan karakter sebanyak 3 atau lebih, durasi yang efektif adalah sekitar 6-11 menit karena audiens yang terutama anak-anak akan cepat bosan dengan cerita yang berdurasi terlalu panjang. Jika karakter dalam serial hanya satu atau dua orang, durasi 3 menit sudah cukup untuk satu episode. Contohnya film Didi Tikus diproduksi dengan durasi 6 menit per-episode dan dalam sekali tayang selama setengah jam diputar sebanyak 3 episode.
Kategori durasi serial animasi : a. 3 menit contoh: Larva b. 7 menit contoh: Pocoyo
c. 15 menit contoh: Spongebob Squarepants d. 24 menit contoh : Naruto, Tsubasa
2.3.2 Cerita Fiksi
Berikut adalah data yang penulis ambil dari artikel Dokumen Pintar tentang cerita Fiksi. Rismiati & Mulandari mengungkapkan bahwa cerita fiksi adalah sejenis karangan yang menceritakan peristiwa-peristiwa tertentu secara fiksi. Kanto (dalam Rismiati & Mulandari) mengatakan bahwa cerita fiksi adalah cerita tentang peristiwa-peristiwa yang menghidupkan daya khayal anak.
Hemi & Hendy (1987) menambahkan bahwa cerita fiksi adalah cerita rekaan yang berdasarkan angan-angan atau fantasi, bukan berdasarkan fakta atau kejadian yang sesungguhnya, hanya berdasarkan rekaan pengarang saja. Mawoto, Suyatmi, dan Suyitno menambahkan bahwa cerita fiksi merupakan hasil olahan imajinasi seorang pengarang berdasarkan pandangan, tafsiran,
dan penilaiannya terhadap peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi secara nyata ataupun yang hanya terjadi dalam khayalan penulis saja
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa cerita fiksi merupakan cerita rekaan tentang peristiwa-peristiwa yang didasarkan pada angan-angan atau fantasi, bukan berdasarkan fakta atau kejadian yang sesungguhnya, hanya berdasarkan rekaan pengarang saja.
Badudu (1992) menyatakan bahwa jenis cerita fiksi dibedakan menjadi :
a. Narasi, yaitu betuk karangan yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang disusun menurut urutan waktu.
b. Deskripsi adalah jenis karangan yang isinya melukiskan atau menggambarkan sesuatu berdasarkan hasil pengamatan panca indera kita disertai bukti-bukti yang kuat, misalnya dengan angka, grafik, peta, gambar, seolah-olah pembaca menyaksikan kejadian atau sesuatu yang ditulisnya itu.
c. Persuasi adalah seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang, untuk melakukan sesuatu serta mengambil keputusan yang benar dan bijaksana serta dilakukan tanpa paksaan.
d. Argumentasi, adalah suatu bentuk retoriks yang berusaha mempengaruhi sikap dan penapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan keinginan penulis atau pembicara.
e. Eksposisi adalah menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca dengan tidak berusaha mempengaruhi pendapat seseorang.
Menurut Rismiati dan Wulandari (2004), macam-macam cerita fiksi adalah sebagai berikut :
1. Novel (cerita yang melukiskan pengalaman menusia secara singkat) 2. Fabel (dongeng tentang binatang yang bertingkah laku seperti manusia) 3. Komik (cerita bergambar)
4. Dongeng (cerita lucu)
5. Cerpen (cerita tentang peistiwa atau kejadian dalam sepintas kilas) 6. Dongeng kontemporer (cerita tokoh kepehlawanan)
7. Cerita bersambung
8. Cerita silat (cerita tentang persilatan).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa macam-macam cerita fiksi yaitu novel, fabel, komik, dongeng, cerpen, dongeng kontemporer, cerita bersambung, cerita persilatan, mite, sage, legenda, hikayat, roman, dan novel.
Menurut Hami dan Hendy (1987) unsur-unsur cerita fiksi yang dibutuhkan anak usia 6 sampai 12 tahun untuk memahami dan mengerti gambaran cerita dalam buku bacaan adalah :
a. Tema ialah dasar atau makna suatu cerita.
b. Ketegangan ialah cara menyusun suatu cerita sehingga pembaca tahu yang akan terjadi selanjutnya.
c. Alur ialah struktur gerak alam fiksi.
d. Pelukisan tokoh ialah pelukisan pribadi tokoh agar pembaca dapat mengerti, mengetahui rupa, pribadi atau watak tokoh cerita itu.
e. Konflik ialah tempat tokoh utama berjuang untuk mengatasi segala kesukaran demi tercapainya tujuan.
f. Latar ialah latar belakang fisik, unsur, tempat dan ruang dalam suatu cerita. g. Kesatuan ialah rasa keseluruhan atau rasa kesatuan yang mengandung suatu
makna keseluruhan.
h. Logika ialah hubungan yang terdapat antara tokoh dengan tokoh, antara pelaku dengan pelaku, antara tokoh dengan latar.
i. Penafsiran ialah penafsiran pembaca terhadap nilai-nilai, pandangan, dan kehidupan tertentu dalam suatu fiksi.
j. Tokoh dan laku ialah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam cerita fiksi. Pembaca dan pendengar dapat melihat tokoh itu dengan jelas melalui laku atau aksi.
k. Gaya ialah pemilihan dan penyusunan bahasa, dengan gaya dapat diketahui cara pengarang menata bahan untuk menguji suatu efek tertentu.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur dalam cerita fiksi berguna untuk memberikan gambaran kepada anak mengenai cerita yang didengar dari awal hingga akhir cerita, sehingga anak dapat mengikuti cerita dengan menempatkan diri sebagai tokoh dan yang dialami oleh tokoh dalam cerita seakan-akan dialaminya sendiri menyebabkan anak dapat menangis, meluapkan kegembiraannya atau bangga karena kemenangan.
Anonim. Dokumen Pintar. Cerita Fiksi, diakses Juli 2013 dari http://pamangsah.blogspot.com/2008/12/cerita-fiksi.html
2.3.3 Data Cerita
Data cerita ini digunakan sebagai acuan dalam penentuan cerita dan pemilihan judul untuk tugas akhir. Data tersebut didapat dari video-video dan juga internet. Cerita yang diambil berikut adalah cerita karya Ary Shu yang berjudul Spoiled Prince. Cerita tersebut antara lain adalah :
2.3.3.1 Pangeran Teddy
Pangeran ini tinggal di sebuah kerajaan bernama Lutanus. Usianya masih muda dan hidupnya sempurna hanya saja satu yang dia tidak miliki, yaitu sikap yang baik dan sopan. Sehingga Raja mengirimnya untuk tinggal dengan petani kenalannya untuk belajar hidup lebih baik sejak masih muda.
2.3.3.2 Grant
Petani ini adalah kenalan baik dari Sang Raja. Tinggal di dekat ladang pertaniannya dan hidup seadanya dengan ladang dan rumah kecil yang dimilikinya. Dengan pesan dari Sang Raja, petani ini akan berakting sebagai ayah dari Sang Pangeran untuk mendidiknya.
2.3.3.3 Raja
Memerintah di kerajaan Luthansa dan ayah kandung dari Sang Pangeran yang nantinya akan mengirim Pangeran ke rumah petani kenalannya untuk merasakan hidup sederhana dan seadanya.
2.3.3.4 Arlene
Anak perempuan tadi kenalan Petani Grant yang dititipkan beberapa hari di rumah Grant. Arlene lalu berkenalan dengan pangeran Teddy dan belajar banyak hal bersama.
2.4 Data Pembanding
2.4.1 Mike The Knight
Serial animasi Mike The Knight adalah serial animasi keluaran Disney Junior. Filmnya menceritakan tentang Mike yang berumur 10 tahun dan memiliki seorang ayah yang juga adalah seorang raja sekaligus seorang ksatria yang pergi menjelajahi negeri-negeri lain. Mike mempunyai keinginan menjadi seorang ksatria seperti ayahnya. Dengan dua temannya, Sparkie dan Squirt, serta adiknya, Evie, dan kudanya, Galahad, Mike mencoba untuk menjadi ksatria yang gagah berani. Sepanjang petualangannya, ia belajar dari kesalahannya.
Serial ini memiliki visual yang sederhana tapi menarik untuk dilihat dan memiliki banyak karakter yang bervariasi sehingga menarik untuk jadi tontonan dan favorit anak-anak.
Gambar 2.1 Serial Animasi Mike The Knight
Sumber Gambar : http://www.bbc.co.uk/cbeebies/grownups/shows/mike-the-knight
2.4.2 Sofia The First
Serial animasi ini adalah serial keluaran terbaru dari Disney Junior. Film ini menceritakan seorang gadis kecil yang bernama Sofia dan berasal berasal dari kalangan biasa. Sampai suatu ketika, sang ibu menikah dengan seorang raja. Kemudian iapun menjadi anggota keluarga kerajaan. Hal ini tentu sangat merubah kehidupannya dari gadis kecil biasa menjadi seorang putri kerajaaan. Ia harus banyak belajar bagaimana menjadi seorang putri.
Serial animasi Sofia The First ini memiliki visual yang bagus sesuai dengan style Disney yang biasanya tapi sudah menggunakan animasi tiga dimensi. Ceritanya juga ringan sehingga bisa dengan mudah diterima oleh anak-anak. Ceritanya berisi tentang kehidupan sehari-hari anak-anak seusianya hanya di kalangan kerajaan.
Gambar 2.2 Serial Animasi Sofia The First
Sumber Gambar : http://www.mommymoment.ca/2013/05/celebrate-mothers-day-with-disney-junior-disneyjuniormom.html
2.5 Analisa S.W.O.T 2.5.1 Strength
Kekuatan serial ini pada cerita kerajaan yang sudah dikenal masyarakat anak-anak terlebih dulu lewat animasi luar, tetapi untuk serial Spoiled Prince ini memiliki cerita yang berbeda dari cerita pangeran yang sebelumnya. Selain itu, dengan menggunakan animasi tiga dimensi, serial ini dapat dibuat lebih menarik karena serial animasi tiga dimensi juga sedang popular di Indonesia. Selain itu, lewat animasi tiga dimensi, dunia yang ada di dalamnya lebih bebas secara imajinasi.
2.5.2 Weakness
Kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membuat setting environment yang berbeda-beda untuk mengatasi masalah produksi yang hanya menggunakan sedikit karakter.
2.5.3 Opportunities
Peluang dalam animasi ini cukup besar, karena sebelumnya belum ada serial animasi yang menggunakan cerita yang sama. Karena penulis juga menyukai bentuk karakter yang lucu seperti untuk anak-anak, maka studi tentang style karakter tidak terlalu lama.
2.5.4 Threats
Keterbatasan waktu yang ada untuk produksi sejumlah karakter dan environment yang banyak sehingga tidak menjadikan trailer serial animasi ini tampil secara maksimal.
2.5.5 Faktor Pendukung
- Animasi lokal untuk anak tentang kisah seorang pangeran belum ada. - Tingginya minat masyarakat terhadap tayangan animasi yang sedang
berkembang.
- Teknologi untuk produksi animasi yang semakin berkembang sehingga memudahkan pemakainya.
2.5.6 Faktor Penghambat
- Banyaknya serial animasi luar yang bersaing dan digemari oleh para penonton lokal.
- Jangka waktu pembuatan yang sempit.