• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VII PENUTUP. Dengan memodifikasi kerangka pikir Lewin (1951) penulis menemukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VII PENUTUP. Dengan memodifikasi kerangka pikir Lewin (1951) penulis menemukan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

271 BAB VII

PENUTUP

Dengan memodifikasi kerangka pikir Lewin (1951) penulis menemukan bahwa inovasi merupakan sebuah proses perubahan relasi kuasa secara sistemik dengan melalui tahapan unfreeze, change dan refreeze. Inovasi di ruang demokrasi menuntut inovator mampu menciptakan ruang bagi perubahan tersebut agar proses-proses unfreeze, change dan refreeze dapat berlangsung. Kegagalan dan keberhasilan inovasi di ruang demokrasi sangat tergantung dari kemampuan inovator menciptakan ruang bagi perubahan. Keberhasilan inovasi bukan terletak pada kebaruannya namun tingkat penerimaan dan keberlanjutan inovasi. Oleh karena itu dimensi ruang menjadi penting. Luas sempitnya ruang inovasi sangat dipengaruhi oleh: 1) otoritas dan kewenangan yang dimiliki; 2) tingkat pemahaman terhadap otoritas dan kewenangan; 3) kemauan dan keberanian menggunakan otoritas dan kewenangan yang dimiliki; 4) kreatifitas inovator.

Dalam kajian ini penulis menyoroti peran dua kelompok yaitu publik dan birokrasi. Untuk memperluas ruang dan mengembangkan peluang keberhasilan inovasi, bupati dengan otoritas kewenangan yang dimilikinya berusaha mendorong memainkan dan memaksa mereka untuk banyak berperan dalam mengembangkan inovasi. Dengan otoritas kewenangannya Bupati memiliki daya paksa yang tinggi untuk melakukan perubahan relasi kekuasaan secara sistemik untuk memperluas ruang keberhasilan inovasi. Upaya yang dilakukan inovator untuk memperluas ruang inovasi dengan strategi mempraktekkan relasi kekuasaan diantara mereka.

(2)

272 Usaha mempraktekkan kekuasaan yang berupa menjalin relasi kuasa dengan berbagai pihak dengan cara: 1) mengaburkan keyakinan pada platform (Burning platform); 2) menyampaikan tantangan (Challenge) yang dapat memberikan inspirasi untuk mencapai hal-hal yang luar biasa; 3) memberikan isyarat bahwa sudah waktunya kita berubah; 4) memberikan keyakinan bukti-bukti bahwa kondisi yang ada sudah tidak kondusif untuk dipertahankan; 5) memberikan harapan masa depan yang lebih baik dan menjanjikan pemenuhan kepentingan yang akan datang; 6) memberikan gambaran alternatif perubahan (unsur), tata cara jalan perubahan (menyusun visi baru), menjelaskan tujuan dan sebagainya untuk melepas ikatan masa lalu. Ini dalam rangka agar terjadi proses unfreeze (pencairan) dapat berlangsung.

Usaha mempraktekkan relasi kekuasaan dengan cara menjalin tarik ulur kewenangan yang berupa ajakan atau pun perintah bahkan tarik ulur kepentingan dengan berbagai pihak dengan cara: 1) memulai dan mengajak berubah secara bertahap dan pelan-pelan; 2) menawarkan beberapa tantangan untuk mencapai hal-hal yang luar biasa dengan dimulai menyusun visi baru, menyusun perencanaan secara menyeluruh; 3) melakukan pelatihan untuk menguatkan dukungan psikologis bagi para birokrat; 4) melakukan perintah untuk kalangan tertentu lebih lagi kepada bawahan atau yang dipimpin; 5) melakukan pemaksaan bagi bawahan yang membangkang, bahkan memberikan sanksi yang tegas bagi yang melanggar; 6) melakukan pelatihan dan pendidikan kepada aparat birokrat sebagai pelaksana inovasi; 7) fasilitasi dana dan sarana untuk memudahkan proses pelaksanaan tugas; 8) memberikan motivasi dan semangat bahwa kita bisa; 9) melibatkan berbagai pihak dalam kontribusi tertentu untuk memberikan nilai rasa

(3)

273 tanggungjawab dan semangat percaya diri untuk melakukan perubahan; 10) memberitahukan atau menginformasikan kepada semua pihak bahwa kita melakukan perubahan (inovasi); 11) memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan keinginannya; 12) melakukan restrukturisasi: desain ulang organisasi untuk memaksa perubahan perilaku; semua itu dilakukan agar proses change dapat berlangsung.

Usaha mempraktekkan relasi kekuasaan dengan cara menunjukkan bahwa keputusan yang telah diambil inovator itu tepat adanya, caranya dengan: 1) memberitahukan atau menginformasikan kepada semua pihak bahwa kita berhasil melakukan perubahan (inovasi); 2) memerintahkan kepada aparat bawahannya untuk selalu melakukan penilaian terhadap pelaksanaan inovasi, bahkan menggunakan tenaga/lembaga penilai independen yang kredibel; 3) memberikan ruang terbuka untuk melakukan penilaian, evaluasi penyempurnaan, masukan dan kritikan terhadap hasil perubahan; 4) Re-pendidikan: mendidik dan melatih ulang terhadap aparat pelaksana untuk meningkatkan pengetahuan/ keterampilan baru dalam rangka tindak lanjut penyempurnaan sistem. Ini dilakukan agar kepentingan semua pihak dapat diakomudir dan semua bisa menerima sehingga inovasi dapat dijaga dan berlanjut (terjadi refreezing). Puncak dari proses refreezing ini adalah terakomudirnya kepentingan semua pihak yang saling diuntungkan sehingga inovasi dapat diterima dan dilanjutkan. Tentunya ini dapat berlangsung terjadinya proses pembekuan kembali terhadap sistem atau terjadinya pelembagaan (institusionalisasi) terhadap sistem yang telah dibangun melalui pembiasaan, konsolidasi, pembakuan, penjagaan dan pengawalan melalui proses-proses penguncian sistem oleh berbagai pihak terkait.

(4)

274 Secara rinci upaya bupati untuk memperluas ruang keberhasilan inovasi dengan cara mempraktekkan relasi kekuasaan dengan publik dan birokrasi dalam proses sistemik inovasi (unfreeze, change, refreeze) sebagaimana terlihat dalam Tabel 7.1. Upaya tersebut baik yang berupa tujuan, kepentingan, media/instrumen dan cara menjalankan relasinya.

(5)

275 Tabel: 7.1. Upaya (tujuan, kepentingan, media/instrumen, cara) Bupati untuk memperluas ruang untuk keberhasilan inovasi dengan mempraktekkan kekuasaaanya dengan menjalin relasi-kuasa dengan publik dan birokrasi dalam proses sistemik inovasi dalam fase (unfreeze, change, refreeze).

Proses

Inovasi Dimensi Publik Dimensi Birokrasi

UNFREEZING

1 Tujuan Masyarakat mengetahui dan sadar akan perubahan (inovasi)

Birokrat mengetahui dan sadar serta mendukung perubahan (inovasi)

2 Kepentingan Masyarakat mendukung perubahan (inovasi) Birokrat dapat berkreasi merubah sikap dan perilaku

3 Media/instrumen Sarling, Suling, Tarling, Jlajah deso milangkori, men-dalang, memanfaatkan media radio, televisi, media surat kabar (koran lokal dan nasional)

Mengikuti Sarling, Suling, Tarling, Jlajah deso milangkori, men-dalang, brefing, studi banding 4 Cara Blusukan turun ke masyarakat, menyampaikan

informasi, pengetahuan, mengajak, membujuk dengan memberikan bantuan, meminta dukungan, menyiarkan dan memberitakan.

Pemaksaan, mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan, jika tidak mengikuti diberi sanksi. Bupati memerintahkan para kepala dinas/badan untuk melakukan dialog dan menanggapi pertanyaan dan permintaan masyarakat.

CHANGE

1 Tujuan Masyarakat mengetahui dan menuntut pelaksanaan perubahan

Birokrat dapat berkreasi merubah sikap dan perilaku

2 Kepentingan Masyarakat mendukung perencanaan dan pelaksanaan inovasi

Birokrat mau merencanakan, menyusun dan melaksanakan inovasi, melakukan perubahan prosedur.

(6)

276 men-dalang, memanfaatkan media radio, televisi,

media surat kabar (koran lokal dan nasional)

Peraturan daerah. 4 Cara Blusukan turun ke masyarakat, menyampaikan

informasi, pengetahuan, mengajak, membujuk dengan memberikan bantuan, meminta dukungan dan mendorong untuk menuntut birokrasi merencanakan dan melaksanakan inovasi

Pemaksaan, reformasi kewenangan, desentralisasi kewenangan, birokrat juga diberi kepercayaan, dan rasa tanggungjawab. Jika benar diberi reward dan jika salah diberi sanksi.

REFREEZING

1 Tujuan Masyarakat mengetahui dan mepertahankan sistem (inovasi) yang sudah berjalan atau terwujud dan bisa menerima.

Birokrat menjalankan sistem (inovasi) dengan benar dan rasa tanggungjawab dan bisa menerima

2 Kepentingan Masyarakat dapat mendukung dan melanjutkan sistem (inovasi) yang sudah berjalan atau terwujud

Sistem (inovasi) dapat dikawal dan dilanjutkan

3 Media/instrumen Media budaya (men-dalang), memanfaatkan media radio, televisi, media surat kabar (koran lokal dan nasional)

Evaluasi, monitoring, audit, penilaian

4 Cara Menginformasikan kepada semua pihak bahwa sistem (inovasi) yang kita bangun telah berhasil dan bermanfaat bagi kita semua oleh karena itu harus kita dukung, dan dilanjutkan

Memerintahkan kepada aparat birokrasi untuk menjalankan sistem (inovasi) dengan benar dan selalu melakukan penyempurnaan dengan menerima masukan dari berbagai pihak terkait. Menjalankan fungsi sistem (inovasi) secara responsive, transparan, dan akuntabel.

(7)

277 Sebagaimana tercantum dalam Tabel 7.1 di atas perlakuan terhadap dua kelompok yaitu publik dan birokrasi dalam upaya untuk memperluas ruang inovasi memang berbeda. Untuk publik karena berada diluar sistem maka keterlibatannya lebih mengarah pada mendorong untuk meningkatkan tuntutan dan menekan kepada birokrasi supaya melakukan perubahan (inovasi). Sedangkan untuk birokrasi lebih mengarah pada pemaksaan.

Berdasarkan pada hasil temuan dilapangan instrumen yang digunakan untuk menjalankan siasat politik tersebut adalah menggunakan media budaya (mendalang) dengan cara komunikasi yang bersifat dialogis dan akomodatif. Melalui media inilah Untung wiyono memberikan pendidikan politik, menggerakkan partisipasi masyarakat, membangun keyakinan (keterbukaan pemahaman) bahwa diluar sistem yang ada akan memberikan harapan lebih baik kepada berbagai pihak.

Para birokrat diajak berkunjung kedesa-desa mendengarkan suara masyarakat melalui acara “Jlajah deso milangkori, tarweh keliling, subuh keliling, Asar keliling serta berkunjung ke masjid-masjid dan pondok”. Mereka ini diajak mendengarkan suara, membaca keinginan dan aspirasi masyarakat desa yang membutuhkan akan pelayanan dan solusi terhadap berbagai persoalan hidup mereka. Oleh karena itu jika birokrasi masih tetap bertahan pada sistem yang lama dengan sikap, mental dan perilaku birokrat yang kurang inovatif akan bertentangan dengan keinginan masyarakat.

Strategi politik ini dilakukan untuk proses unfreeze yaitu menyadarkan para birokrat bahwa masyarakat menuntut adanya perubahan dan tidak mungkin kita tunda. Tentunya dimulai dengan melihat dan memilah serta memilih

(8)

orang-278 orang (birokrat) yang bisa diajak atau dilibatkan untuk menyampaikan informasi bahwa kita harus bangun, bangkit dan berubah dengan melakukan inovasi. Indikator keberhasilannya dalam proses unfreeze ini adalah dapat terselesaikannya berbagai kemungkinan konflik pemahaman atau terjadinya salah paham diantara mereka sebagai resiko inovasi. Termasuk dapat mencari kemungkinan titik temu pemahaman diantara mereka yang terlibat. Demikian juga dapat diketahuinya aspirasi lawan yang menyangkut pemahaman inovasi.

Untuk proses change strategi ini digunakan untuk memaksa para birokrat segera mau melaksanakan inovasi mulai dari menetapkan orang-orang yang bisa diajak melaksanakan inovasi dengan cara mengelompokkan mereka kedalam wilayah ring satu, ring dua dan ring tiga. Strategi untuk menggerakkan birokrat untuk merancang dan melaksanakan inovasi. Mengajak dan mengikuti tata cara baru tersebut sampai tidak ada yang menentang atau melawan. Dan jika tetap melawan tentunya akan berhadapan dengan tuntutan masyarakat.

Untuk proses refreeze strategi politik ini digunakan untuk mengingatkan kepada para birokrat untuk meningkatkan dan menjaga kualitas serta sustainabilitas pelayanan dengan cara sama-sama memahami dan saling menjaga. Keberhasilannya dapat diukur dari: a) Berfungsinya sistem hasil inovasi tersebut. b) Kemanfaatan inovasi tersebut selalu dievaluasi dan dipantau dan ditingkatkan. c) Ditemukan titik temu kepentingan diantara mereka hingga berbagai pihak merasakan kemanfaatan adanya inovasi. d) Terjadi kesepakatan dan kesepahaman secara diam-diam diantara berbagai pihak sehingga masing-masing dapat menjaga keberlanjutan inovasi.

(9)

279 Peluang Kepala Daerah untuk melakukan inovasi sangat tergantung pada kemauan dan keberanian untuk menjalankan strategi itu, sehingga birokrat yang memiliki pola pikir, mental, sikap dan perilaku yang konvensional dan kurang inovatif lama kelamaan sadar dan berubah. Strategi politik ini dilakukan oleh inovator agar proses perubahan inovasi dalam setiap fase dapat berlangsung terus mulai dari unfreezing, change sampai refreezing kembali.

Dalam tiga kasus inovasi yaitu inovasi pelayanan perijinan terpadu, inovasi e-government dan inovasi technopark, upaya yang dilakukan Untung Wiyono untuk memperluas ruang bagi peluang keberhasilannya sama. Walaupun untuk inovasi technopark tidak berhasil ini dapat dijelaskan bahwa mengenai kebijakan di bidang technopark sudah menyangkut diluar kewenangan yang dimiliki bupati, demikian juga menyangkut besarnya dana yang diperlukan sudah diluar kewenangan kemampuan anggaran daerah. Demikian juga menyangkut urgensi kepentingan bagi masyarakat belum mendesak sehingga dukungan masyarakat juga rendah.

Referensi

Dokumen terkait

Yanong (2008) menyatakan bahwa Nematoda dapat menginfeksi berbagai spesies ikan baik ikan air tawar maupun ikan air laut dimana dalam jumlah kecil sering ditemukan pada ikan yang

Adapun pandangan yang lain pelaksanaan diskusi kelompok meliputi tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. 26 Pada tahap perencanaan meliputi: 1)

Hasil penelitian adalah: (1) penggunaan diagnosis chart pada diagnosis sistem kelistrikan kendaraan meningkatkan hasil belajar mahasiswa sebesar 24,31%, dan (2)

Penelitian yang dilakukan oleh Liu dkk (2003) 6 dan Kazuya dkk (2011) 11 menunjukan bahwa obat nyamuk bakar lebih efektif dibanding obat nyamuk elektrik

Ayah, Ibu, kakak dan adik tercinta serta teman-teman angkatan 2002 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang yang telah memberikan banyak dorongan, doa

Apabila kita ingin melepaskan nukleon atau salah satu zarrah inti dari inti itu maka "memerlukan tenaga yang sangat besar, (Baiqu- ni, 1961:24) yang sarna dengan tenaga ikat

Hujan pemicu gerakan tanah adalah hujan yang mempunyai curah tertentu dan berlangsung selama periode waktu tertentu, sehingga air yang dicurahkannya dapat meresap ke dalam lereng

Muhammad Amjad, Mahasiswa Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, tahun 2008, “Konflik Lumpur Porong (Studi Deskriptif tentang