literatur villa.pdf
Teks penuh
(2) Rheza Rahardi. pada pegunungannya, diantaranya pegunungan tangkuban perahu, kawah putih dan lain-lain, serta tempat – tempat outbond seperti daerah Lembang dan sekitarnya. Kawasan Wisata Lembang memiliki potensi yang besar sebagai tempat berekreasi dan wisata alam dengan jarak tempuh yang relatif dekat dari Kota Bandung. Dimana fasilitas penginapan yang memadai masih sangat kurang sehingga dapat ditawarkan suatu peristirahatan yang berbeda dengan yang telah ada dikawasan obyek wisata Lembang yang memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang memadai dan lengkap. Perencanaan Boutique Villa Resort ini memberikan suatu suasana tempat peristirahatan yang lain atau khas dengan mencoba menggunakan pendekatan arsitektur organic yang disesuaikan dengan konteks obyek yang ada sehingga dapat bersaing dan berkembang di kawasan wisata Lembang. Oleh karena itu, faktor-faktor penjabaran di atas melatar belakangi perancang untuk mengambil judul pada tugas akhir yang berkaitan dengan fasilitas infrastruktur pendukung di kawasan Lembang, yaitu sebuah Boutique Villa Resort. Lembang dari dulu terkenal dengan kota yang memiliki tingkat kekreatifitasan yang tinggi, dan oleh karena itu pula perancang ingin mencoba membuat sebuah resort dengan eksplorasi bahan – bahan alami seperti kayu dan bambu serta bebatuan alam. Dasar pemikiran perancang berawal pemahaman akan material alami tersebut yang terkadang penggunaannya tidak sesuai dan tepat sehingga hasil akhir juga eksekusinya dalam segi interior tidak maksimal. Terlebih kita semua mengetahui bahwa material alam seperti kayu solid saat ini sulit didapat dan harganya pun cukup mahal sehingga akan sayang apabila perancangan dan pengerjaannya tidak optimal. Oleh karena itu perancang ingin mengeksplorasi pemanfaatan material alam yang ada, khususnya di kawasan wisata Lembang, dan penggunaan serta penerapannya juga material substitusi lainnya yang belum banyak digunakan, dan kalaupun sudah, dirasa kurang ideal. Dengan adanya fasilitas dan pelayanan yang lengkap diharapkan Boutique Villa Resort ini dapat memenuhi kebutuhan akan rekreasi bagi masyarakat golongan menengah keatas. Selain itu Boutique Villa Resort ini juga menyediakan suatu tempat pertemuan yang dapat digunakan untuk kepentingan bisnis sekaligus berekreasi.. 1.2 Permasalahan Desain Lembang sudah dari dahulu menjadi tujuan wisata turis baik domestik hingga internasional. Dengan pemandangan yang asri dan suhu sekitar yang berkisar antara 17-20 derajat Celsius menjadikan kawasan Lembang memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka yang berasal dari kota – kota besar dan selalu disibukan dengan pekerjaan dan memiliki rutinitas yang padat. Selain faktor diatas kawasan lembang sendiri diuntungkan dengan sumber daya alamnya berupa air panas yang berasal dari gunung tangkuban perahu. Berbagai fasilitas dapat disediakan dikawasan tersebut dengan mengandalkan sumber daya manusia dan juga sumber daya alam yang tersedia. Hingga saat ini sudah banyak penginapan – penginapan dari kelas villa murah hingga resort spa yang disewakan, namun belum ada yang memanfaatkan secara optimal seluruh elemen yang tersedia dan digarap secapa optimal juga konseptual, mengingat banyak hal yang dapat dikedepankan untuk memanjakan pengunjung, seperti kebudayaan sekitar dan pelayanan hotel resort yang prima. Sehingga sumber pariwisata di lembang sendiri dirasa kurang maksimal dan tergarap dengan baik. Hasil desain yang sudah ada saat ini hanya terbatas pada sebuah penginapan bernamakan resort atau hotel dengan fasilitas dan penggarapan seadanya dan seperlunya. Maksud perancang dalam hal ini, sangat disayangkan dengan sumber daya manusia dan alam yang tersedia di kawasan lembang itu sendiri sebenarnya dapat dibuat berbagai macam program yang dapat menarik dan memanjakan para pengunjung, khususnya yang datang untuk berlibur menghilangkan kepenatan dari kota besar dimana mereka berasal. Berikut point-point kekurangan hasil desain yang ada : -. Kurangnya fasilitas resort berbintang di Lembang yang sesuai dengan standard internasional, sehingga terkadang banyak orang yang terpaksa menginap di hotel melati atau wisma. Kurangnya fasilitas ruang pertemuan untuk acara – acara yang memiliki kapasitas peserta dengan angka yang cukup besar, dengan kisaran 500-1000 orang. Kurangnya fasilitas resort di Lembang yang menyuguhkan pengguna sarana dengan pemandangan Lembang yang indah serta sejuk dan segarnya udara Lembang di pagi hari, ditambah gemerlap lampu dikala malam. Minimnya tingkat keamanan, sehingga sering terjadi hal – hal yang tidak diinginkan dalam berbagai aspek baik bagi pemilik fasilitas maupun pengguna.. Kurangnya ruang hijau terbuka di dalam sebuah lingkugan resort, sehingga mengurangi esensi dari keasrian dan suasana alami Lembang. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 2.
(3) Rheza Rahardi. 1.3 Tujuan Perancangan Dapat menjadikan Kota Bandung khususnya kawasan wisata Lembang sebagai kota dengan fasilitas infrastruktur yang memadai, khususnya untuk para turis asing maupun lokal untuk datang ke Kota Bandung yang memiliki hasrat untuk menginap dengan nyaman dan dapat menikmati suasana di Kota Bandung dan Lembang. Mengkaji masalah – masalah yang ada pada penginapan yang ada di Lembang sehingga kita mengetahui kekurangan yang ada pada penginapan dan sarana akomodasi di Lembang, dengan demikian kita dapat membuat sebuah perancangan interior fasilitas Boutique Villa Resort yang nyaman dan memiliki fasilitas memadai, serta memaksimalkan pemanfaatan potensi alam yang terdapat di kawasan wisata Lembang yang tidak dimiliki tempat – tempat yang lain.. 2. Proses Studi Kreatif 2..1 Metoda Perancangan 2.1.1 Studi Literatur Perancang melakukan studi literature dari berbagai sumber yang berkaitan dengan villa resort hotel dan berbagai elemen yang bersangkutan juga memiliki relevansi dengan topik pembahasan. Selain melakukan pencarian informasi literatur di media internet dari berbagai situs pariwisata dan situs pendidikan, perancang juga mendapatkan informasi dari berbagai sumber buku. Berikut diantaranya adalah, 1. 2. 3. 4. 5. 6.. Kim Inglis. Cool hotels. Periplus. Karina Zabihi & Chami Jotisalikorn. 2005. Contemporary Asian Pools and Gardens. Periplus. Akihiko Seki. 2009. Asian Resort. Tuttle Publishing. Sharon Leece. 2003. China Modern. Periplus. Luca Invernizzi Tettoni, Bertrand de Hartingh & Anna Craven-Smith_Milnes. 2007. Vietnam Style. Periplus. Bindia Thapar. 2004. Introduction to Indian Architecture. Periplus.. Selain keenam buku yang perancang tulis diatas, banyak juga sumber informasi literature yang didapat guna memperkaya dan memahami lebih dalam tentang topik pembahasan kali ini, yakni Boutique Villa Resort.. 2.1.2 Deskripsi Proyek Sari Ater Boutique Villa Resort ini merupakan sebuah sarana akomodasi yang menyediakan fasilitas penginapan untuk masyarakat luas dengan konsep villa. Sebuah Resort yang memiliki karakteristik khusus dengan penekanan konsep asri, alami dan bersatu dengan alam, serta mengedepankan privacy yang saat ini sulit dicari menjadi sesuatu yang layak atau lumrah untuk didapatkan pengunjungnya. Nama Proyek Status Pemilik Pengelola Pengguna Lokasi. : Sari Ater Boutique Villa Resort : Fiktif : Swasta : Swasta : Masyarakat luas kalangan menengah ke atas : Lembang, Jawa Barat, Indonesia. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3.
(4) Rheza Rahardi. 2.2 Tema dan Konsep Perancangan. 2.2.1 Konsep Ruang ( Organisasi Ruang dan Bentuk ) 2.2.1.1 Konsep Organisasi Ruang Dengan mengikuti kontur tanah kawasan Lembang yang berbukit-bukit dan tidak cukup rata, maka organisasi ruang yang diterapkan adalah organisasi ruang secara horizontal. Hal tersebut dipilih guna memperlancar seluruh kegiatan yang sudah ditetapkan, dengan demikian pembagian ruang tidak mengurangi tingkat keefektifitasannya. 2.2.1.2 Konsep Bentuk Bentuk yang digunakan pada perancangan desain ini lebih menonjolkan bentuk – bentuk kontemporer, modern, simpel, dan fungsional. Yang sebenarnya lebih dibutuhkan oleh desain perancangan ini adalah bentuk – bentuk yang statis, yang berati bahwa bentuk ini terlihat lebih nikmat untuk bersantai, relax dan semacamnya. Karena pada fungsi awal Boutique Villa Resort ini adalah untuk memberikan suasana untuk beristirahat dan menikmati pemandangan alam sekitar. Selain bentuk – bentuk statis, konsep bentuk yang bersifat dinamis juga diberikan, mengingat konsep utama sarana ini adalah keasrian akan alam dimana bentuk – bentuk alami tidak hanya bentuk yang statis melainkan dinamis itu sendiri yang melambangkan sesuatu yang terus berkembang dan memiliki karakter yang kreatif. Bentuk tersebut akan diaplikasikan pada penggunaan furnitur dan elemen interior.. 2.2.2 Konsep Warna dan Material Modern : Netral, yaitu warna yang menggambarkan kesan modern, bersih, dan tidak dominan. Tradisional : Warna – warna coklat dipilih untuk memberikan nuansa tradisional. Hal ini ditinjau dari penggunaan warna coklat yang dominan pada rumah tradisional Indonesia. 2.2.3 Konsep Tata Cahaya Konsep tata cahaya pada sarana ini umumnya menggunakan penerangan dengan warna yang hangat. Beberapa spotlight digunakan untuk menambah keharmonisasian konsep design dengat lingkungan. Lampu digunakan sebagai media penerangan disaat gelap, dipilih juga dengan daya yang tidak terlalu tinggi ( temaram ) agar suasana sekitar tetap terasa nyaman. Konsep tata cahaya lebih terlihat pada implemintasinya di desain taman. Permainan tata cahaya diharapkan dapat menimbulkan kesan eksotis dan rileks. 1.. Pencahayaan alam Dengan lokasi di Kawasan Wisata Lembang yang merupakan dataran tinggi, sangat mendukung cuaca luar yang baik, khususnya pada musim kemarau, saya mengambil konsep pencahayaan dari luar pada siang hari dengan bukaan – bukaan seperti jendela dan partisi yang berukuran cukup besar untuk menerangi ruangan yang berbatasan langsung dengan alam.. 2.. Pencahayaan buatan Efek – efek cahaya dari lampu – lampu flourecent mencapai konsep ruangan yang eksotis.. 2.2.4 Konsep Desain Furniture Penggunaan material alam yang dikombinasikan dengan material buatan menjadi dasar konsep desain furnitur pada perancangan sarana ini. Dengan bentuk – bentuk yang simpel namun memanfaatkan berbagai sumber daya alam seperti rotan dan kayu serta di padukan dengan bebatuan alam akan menambah nuansa dan suasana asri yang diinginkan.. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 4.
(5) Rheza Rahardi. Selain itu furnitur yang akan digunakan pada perancangan sarana ini adalah furniture yang menyatu dengan bentuk ruangan yang dibuat, sehingga terkesan rapih dan membuat ruangan terasa lebih luas, removable, dan membuat pengguna merasa relax dan betah berlama –lama.. 2.2.5 Konsep Pengendalian Lingkungan 2.2.5.1 Konsep Pengendalian Temperatur Berada di kawasan pegunungan memberikan udara yang sangat nyaman baik pada pagi, siang, dan malam hari. Namun, untuk mengantisipasi kepekaan masyrakat perkotaan yang umumnya tinggal di wilayah dengan suhu yang lebih panas maka disediakan penghangat seperti perapian di ruangan – ruangan tertentu. Dengan menggunakan perapian yang dikemas sedemikian rupa, selain berfungsi untuk pengendalian temperatur saat malam hari dimana biasanya cuaca cukup dingin, juga menambah esensi dari suasana dan tema Boutique Villa Resort ini. 2.2.5.2 Konsep Pengendalian Suara Dengan mengutamakan privacy dan kenyamanan pengguna fasilitas ini, maka dilakukan berbagai metode untuk pengendalian suara. Target utama Boutique Villa Resort ini adalah mereka yang bosan dan jenuh dengan hiruk pikuk suasana perkotaan dimana polusi udara maupun polusi suara sering dijumpai. Bunyi – bunyi seperti klakson mobil, dering telephone selular dan lainnya tentunya menjadi sesuatu yang tidak diharapkan dijumpai di sarana ini. Untuk mengantisipasinya dilakukan berbagai pengendalian suara, seperti menggunakan material yang dapat meredam suara baik dari treatment lantai, dinding, dan juga atap. 2.2.5.3 Konsep Pengendalian Bau-Bauan Tingkat rileksasi dan kenyamanan dapat juga di stimulisasi oleh indra penciuman. Penggunaan aroma therapy dengan wewangian yang alami diharapkan dapat mengendalikan bau-bauan yang tidak diinginkan, dan juga dapat meningkatkan kepuasan pengguna sarana mejadi salah satu konsep pengendaliannya.. 3. Hasil Studi dan Pembahasan. Gambar 1. Unit Plan Standard Room Type. Gambar 2. Section A – A’ Standard Room Type. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5.
(6) Rheza Rahardi. 4. Penutup / Kesimpulan. Harapan perancang bahwa apa yang telah disampaikan dalam perancangan Sari Ater Boutique Villa Resort ini dapat memberikan insipirasi bagi para perencana dan perancang lainnya dalam mendesain untuk memenuhi tuntutan pasar bersamaan dengan banyaknya bermunculan kawasan - kawasan wisata di sekitar pegunungan yang membangun sarana akomodasi tipe Villa dengan memanfaatkan potensi material alam dalam hal ini Bambu yang belum banyak dikenal. Proses pengolahan bambu untuk menjadi material bangunan permanen ternyata belum umum di Negara kita. Kalaupun ada, masih di tempat tertentu dan masih terkesan sebagai material yang kental dengan kesan tradisional yang sederhana/murah atau tidak eksklusif. Selain itu, proses pembuatannya tidak sesederhana seperti yang saya bayangkan sebelumnya karena walau sekedar untuk memberi sentuhan arstistik pada dekorasi Villa maupun pada furniture yang digunakan di dalam Villa tersebut, pada kenyataanya prosesnya cukup lama dan mahal.. Gambar 3. Standard Room Type’s Bed Room. Gambar 3. Standard Room Type’s Bathroom. Gambar 4. Standard Room Type’s Pantry. Gambar 3. Standard Room Type’s Side Pool. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1| 6.
(7) Rheza Rahardi. Ucapan Terima Kasih Artikel ini didasarkan kepada catatan proses berkarya/perancangan dalam MK Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Interior FSRD ITB. Proses pelaksanaan Tugas Akhir ini disupervisi oleh pembimbing, Dr. Imam Santosa, M.Sn.. Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.. Kim Inglis. Cool hotels. Periplus. Karina Zabihi & Chami Jotisalikorn. 2005. Contemporary Asian Pools and Gardens. Periplus. Akihiko Seki. 2009. Asian Resort. Tuttle Publishing. Sharon Leece. 2003. China Modern. Periplus. Luca Invernizzi Tettoni, Bertrand de Hartingh & Anna Craven-Smith_Milnes. 2007. Vietnam Style. Periplus. Bindia Thapar. 2004. Introduction to Indian Architecture. Periplus. http://www.wisatalembang.com/2009/11/lembang.html ( diunduh pada hari Senin, 21 Januari 2013, Pukul 23:11:34 WIB ) http://www.nikkobali.com/ ( diunduh pada hari Senin, 19 Januari 2013, Pukul 14:10:21 WIB ) http://www.sariater-hotel.com/ ( diunduh pada hari Senin, 19 Januari 2013, Pukul 16:07:56 WIB ) http://www.slideshare.net/diatmika/pengertian-led/ ( diunduh pada hari Selasa, 22 Januari 2013, pukul 3:38:10 WIB ) http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2120372-pengertian-lampu-tl/ ( diunduh pada hari Selasa, 22 Januari 2013, pukul 3:30:20 WIB ) http://instalasilistriksurabaya.blogspot.com/2012/10/instalasi-listrik-surabaya-downlight.html ( diunduh pada hari Selasa, 22 Januari 2013, pukul 3:35:02 WIB ) wordpress.com/ ( diunduh pada hari Senin, 21 Januari 2013, pukul 23:12:56 WIB ). Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7.
(8)
Gambar
Dokumen terkait
Sistem stratiikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas sedang..
Tidak dipungkiri bahwa penggunaan printer dalam suatu pekerjaan tidak selalu efektif. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan printer dalam sebuah perusahaan, seperti
Pada pelaksanaan siklus I nilai-nilai yang diperoleh peserta didik kelas XI TPM B SMK Negeri 2 Surakarta pada pembelajaran mata diklat CNC Dasar TU-3A
Merakit (pemasangan setiap komponen, handle, poros pemutar, dudukan handle alas atas bawah, dan saringan).. Mengelas (wadah dengan alas atas, saringan, handle, dan
[r]
SDIT AL uswah Surabaya is one unified Islamic elementary school that has problems ranging from frequent mistake inputting data, loss of data that has been collected, the data is not
Berdasarkan pada analisa pasar dapat disimpulkan bahwa proyek ini layak untuk dijalankan, mengingat belum adanya pesaing langsung dalam bisnis ini walaupun pesaing
– Zat atau obat yg berasal dari tanaman a bukan tanaman, sintetis a semi sintetis yg dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi