• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN BUAH - BUAHAN SEGAR DI SWALAYAN SURYA INDAH (Studi Kasus di Bone Propinsi Sulawesi Selatan) ANDI IHWAN PATIROI A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN BUAH - BUAHAN SEGAR DI SWALAYAN SURYA INDAH (Studi Kasus di Bone Propinsi Sulawesi Selatan) ANDI IHWAN PATIROI A"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN

BUAH - BUAHAN SEGAR

DI SWALAYAN SURYA INDAH

(Studi Kasus di Bone Propinsi Sulawesi Selatan)

Oleh :

ANDI IHWAN PATIROI

A14102507

PROGRAM STUDI EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

(2)

Segar di Swalayan Surya Indah Studi Kasus di Bone Propinsi Sulawesi Selatan. (Di bawah bimbingan HARIANTO)

Buah-buahan memegang peranan penting dalam menunjang kesehatan dan kebugaran tubuh. Sebab, dalam buah-buahan terkandung berbagai macam vitamin, mineral, serat pangan, dan komponen anti oksidan. Iklim yang sedemikian rupa telah menjadikan Indonesia sebagai surga bagi ketersediaan berbagai jenis buah tropis. Hal ini yang menyebabkan Indonesia dijuluki tropical

fruit paradise.

Swalayan Surya Indah merupakan salah satu swalayan yang menawarkan buah-buahan segar, khususnya Apel, Pir, Jeruk Sunkist dan Melon. Dengan adanya persaingan dan tuntutan konsumen maka Swalayan Surya Indah perlu menganalisa perilaku konsumen yang sudah ada saat ini. Selain itu, Swalayan Surya Indah harus menganalisa alternatif strategi pemasaran yang tepat dalam mengembangkan usahanya.

Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mengkaji atribut-atribut kualitas produk buah segar. 2) Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap buah segar yang dijual Swalayan Surya Indah. 3) Merumuskan strategi alternatif untuk meningkatkan kualitas atribut buah segar dan kepuasan konsumen Swalayan Surya Indah.

Penelitian di lakukan di Swalayan Surya Indah yang berada di Jalan Sukawati, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kabupaten Bone merupakan daerah yang yang perekonomiannya sedang berkembang sehingga potensial untuk pemasaran buah-bahan impor segar.

Data dan informasi diperoleh dari penyebaran kuesioner, diolah dan disajikan dalam bentuk tabulasi deskriptif yang dikembangkan ke dalam grafik. Metode tabulasi deskriptif digunakan untuk mendapat gambaran mengenai identitas dan latar belakang konsumen Kabupaten Bone secara keseluruhan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kuesioner.

Dari analisa keputusan pembelian dapat disimpulkan bahwa sebanyak 49 % responden termotivasi untuk membeli buah-buahan segar di Swalayan Surya Indah karena manfaat kesehatan dan sebanyak 33 % sekedar coba-coba. Hal yang menghalangi konsumen untuk mengkonsumsi buah-buahan segar adalah karena harganya relatif mahal dengan responden sebanyak 60 %. Manfaat yang dicari konsumen dalam mengkonsumsi buah-buahan segar adalah untuk menunjang kesehatan/kebugaran tubuh dengan persentase sebesar 80 % dan untuk mengatasi gangguan pencernaan dengan persentase sebesar 15 %. Pada umumnya konsumen beranggapan biasa saja bila tidak mengkonsumsi buah-buahan segar dengan persentase sebesar 63 %. Dalam hal pencarian informasi, konsumen mendapatkan informasi tentang buah-buahan segar di Swalayan Surya Indah dari teman dengan persentase sebesar 48 % dan dari anggota keluarga sebesar 45 %. Atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam mengkonsumsi buah-buahan segar adalah harga dengan persentase sebesar 44 % dan manfaat kesehatan dengan persentase sebesar 36 %. Cara konsumen memutuskan pembelian buah-buahan segar adalah

(3)

tergantung situasi dengan persentase sebesar 57 % dan secara mendadak sebesar 27 %. Dalam mengkonsumsi buah-buahan segar, mayoritas responden menjawab membeli buah-buahan segar karena sekalian lewat Swalayan Surya Indah dengan persentase sebesar 60 %, namun ada juga yang menyediakan waktu khusus dengan persentase sebesar 40 %. Frekuensi pembelian buah-buahan segar di Swalayan Surya Indah dalam sebulan adalah 2-3 kali dengan persentase sebesar 45 % dan 1 kali sebesar 41 %. Media yang paling mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi buah-buahan segar adalah anggota keluarga dengan persentase sebesar 52 % dan dari teman dengan persentase sebesar 33 %. Konsumen yang membeli buah-buahan segar di Swalayan Surya Indah merasa puas dengan persentase sebesar 73 % dan merasa biasa saja sebesar 27 %, serta sebanyak 95 % responden berniat untuk melakukan pembelian ulang. Bila di Swalayan Surya Indah tidak terdapat buah-buahan segar (persediaan habis), maka konsumen akan mencari alternatif tempat lain dengan persentase sebesar 43 % dan sebesar 41 % tidak jadi membeli. Jika harga buah-buahan segar di Swalayan Surya Indah naik, konsumen akan tetap membeli dengan persentase responden sebesar 75 %.

Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan metode Importance

Performance Analysis (IPA) menghasilkan atribut-atribut yang tersebar pada

empat kuadran. Kuadran A menunjukkan atribut-atribut yang dianggap penting bagi pelanggan ternyata belum sesuai dengan keinginan pelanggan, diantaranya : iklan/promosi dan potongan harga. Kuadran B menunjukkan faktor-faktor atau atribut yang dirasakan penting oleh pelanggan dan sudah sesuai dengan apa yang dirasakan oleh pelanggan, diantaranya : lokasi, keramahan dan kesopanan pramuniaga, penampilan pramuniaga, kecepatan transaksi, lay out / tata ruang dan dekorasi toko, display dan tata letak produk, kebersihan swalayan, variasi jenis buah, kualitas buah dan harga. Kuadran C menunjukkan unsur-unsur yang dianggap kurang penting oleh konsumen dalam membeli air oksigen tetapi kinerjanya kurang begitu istimewa, diantaranya : tempat parkir, fasilitas pembayaran credit/debit card, fasilitas pesan antar dan pelayanan setelah transaksi. Kuadran D menunjukkan bahwa atribut yang dianggap kurang penting ternyata telah dijalankan dengan sangat baik oleh pihak perusahaan, dalam hal ini dianggap berlebihan, diantaranya : fasilitas pembungkusan parcel, musik/suara, aroma ruangan swalayan dan dan temperatur ruangan swalayan.

Berdasarkan hasil pengolahan dengan metode PHA terhadap strategi yang dijalankan untuk produk buah-buahan segar di Swalayan Surya Indah, diperoleh bahwa tujuan yang menjadi prioritas Swalayan Surya Indah adalah peningkatan volume penjualan. Untuk mencapai tujuan ini, maka strategi yang menjadi prioritas adalah iklan/promosi. Untuk strategi iklan/promosi, yang menjadi prioritas utama adalah iklan melalui media cetak karena dengan iklan/promosi melalui media cetak, diharapkan buah-buahan segar di Swalayan Surya Indah bisa dikenal luas oleh masyarakat Bone pada khususnya dan masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya. Spanduk menempati prioritas kedua dan brosur menempati prioritas ketiga.

(4)

Sulawesi Selatan) Nama : Andi Ihwan Patiroi NRP : A. 14102507 Menyetujui Dosen Pembimbing Dr. Ir. Harianto, MS NIP. 131 430 801 Mengetahui Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019

(5)

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN BUAH-BUAHAN SEGAR DI SWALAYAN SURYA INDAH

(Studi Kasus di Bone Propinsi Sulawesi Selatan)

Oleh : Andi Ihwan Patiroi

A. 14102507

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN

Pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

(6)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL “ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN BUAH-BUAHAN SEGAR DI SWALAYAN SURYA INDAH (Studi Kasus di Bone Propinsi Sulawesi Selatan)“ BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Juli 2008

Andi Ihwan Patiroi A. 14102507

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Sarjana Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Skripsi yang ditulis mengambil topik mengenai “Analisis Kepuasan Konsumen Buah-Buahan Segar di Swalayan Surya Indah (Studi Kasus di Bone Propinsi Sulawesi Selatan)”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh Swalayan Surya Indah untuk pengembangan usaha di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Bogor, Juli 2008

(8)

Penulis dilahirkan di Watampone (Bone) Propinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 22 Februari 1980, Penulis merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara dari pasangan Mayor (Purn) H. Andi Patiroi S dan Hj. Andi Subaedah.

Pada tahun 1993 Penulis lulus dari SD Negeri 4 Watampone, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Watampone dan lulus pada tahun 1996. Setelah lulus dari SMU Negeri 2 Watampone pada tahun 1999, Penulis melanjutkan pendidikan ke Program S0 Manajer Alat dan Mesin Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan lulus pada tahun 2002. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis.

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas segala karunia dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Papi dan mami tercinta yang telah memberikan doa, semangat, kasih sayang,

dan dukungan kepada penulis.

2. Bapak Dr. Ir. Harianto, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan evaluasi kepada penulis selama penulisan skripsi ini hingga selesai.

3. Bapak Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen evaluator kolokium atas saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS dan Ir. Rahmat Yanuar selaku dosen penguji sidang yang telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

5. Ibu Dr. Ir. Yayah K. Wagiono dan Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku pihak pengelola Program Ekstensi Manajemen Agribisnis.

6. Ibu Hj. Faridah Hanafing dan Saudara H. Fahrudi Hanafing, ST yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk melakukan penelitian di Swalayan Surya Indah

7. Kakak-kakakku yang tercinta Drs. Ahmad Patiroi, SH.,MA.,M.Hum, Lea Ernawati, SE, Andi Siti Rohania Patiroi, Andi Hasanuddin Patiroi, S.Sos, Andi Besse Nur Ikhsan, SH, Andi Siti Rosanih Patiroi, SS, Drs. Muh. Rustan A.R, MM, Andi Muh.Ihsan Patiroi, Muh. Hanafi, SH dan Adikku A.

(10)

semangat kepada penulis.

8. Teman-teman di Asrama Mahasiswa Latimojong : Ballo, Docka, Idham, Gevenk, Batitong, Boy, Ilot, Sakka, Culala, Poge, Joko, Yum, Bongkeng, Rajiv, Kuchit, Sikopang, Bolang, Jempang, Collong. Teman-teman di IKAMI SUL-SEL : Yts Andi Zulfibah SKG, Ning, Ebho, Marna, Uppi, Ayu ndut, Ana Biccu. Teman-teman alumni SMADA Bone, teman-teman Alumni MAMP Fateta dan teman-teman di PT. Dimensi Dunia Jayapersada yang banyak memberikan dukungan, semangat dan bantuan kepada penulis. 9. Rekan-rekan Program Ekstensi Manajemen Agribisnis dan Sekretariat

Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis (Mba Maya, Nur, Rahmi) dan semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Bogor, Juli 2008 Penulis

(11)

ii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Ruang Lingkup Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Definisi Konsumen ... 5

2.2. Keunggulan Buah-Buahan ... 5

2.3. Penelitian Terdahulu ... 8

III. KERANGKA PEMIKIRAN... 11

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 11

3.1.1. Kepuasan Konsumen... 11

3.1.2. Perilaku Konsumen ... 12

3.1.3. Preferensi Konsumen ... 13

3.1.4. Importance and Performance Analysis (IPA) ... 13

3.1.5. Analytical Hierarchy Process (AHP)... 15

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 18

IV. METODE PENELITIAN... 20

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... 20

(12)

iii

4.5. Metode Analisis Data ... 21

4.5.1. Analisis Atribut Buah Segar... 21

4.5.2. Analisis Alternatif Kebijakan... 25

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 27

5.1. Kabupaten Bone ... 27

5.2. Swalayan Surya Indah... 29

5.3. Karakteristik Konsumen ... 30

VI. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA ... 44

6.1. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Swalayan Surya Indah ... 44

6.1.1. Kuadran I (Prioritas Utama)... 46

6.1.2. Kuadran II (Pertahankan)... 48

6.1.3. Kuadran III (Prioritas Rendah) ... 60

6.1.4. Kuadran IV (Berlebihan)... 64

VII. ANALISIS STRATEGI ALTERNATIF ... 70

7.1. Analisis Identifikasi Faktor-Faktor Penyusun Strategi ... 70

7.2. Analisis Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusun Strategi ... 71

7.3. Analisis Hasil Pengolahan... 72

7.3.1. Analisis Pengolahan Elemen Tujuan ... 72

7.3.2. Analisis Hasil Pengolahan Elemen Strategi... 73

7.3.3. Analisis Hasil Pengolahan Elemen Kebijakan... 74

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN... 78

8.1. Kesimpulan ... 78

8.2. Saran-Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81

(13)

iv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Perkiraan Permintaan Buah-Buahan di Indonesia sampai

Tahun 2015 ... 1 2. Hasil Penelitian Terdahulu... 9

3. Jenis dan Sumber Data Penelitian ….……….. .... 21 4. Skala Likert Pengukuran Tingkat Kepentingan

dan Tingkat Kepuasan ………..………... 22 5. Matriks Perbandingan Berpasangan ... 26 6. Ketinggian Daerah di Kabupaten Bone beserta dengan Luasannya .... 28 7. Kemiringan Lereng dan Kedalaman Efektif Tanah di Kabupaten

Bone ... 28 8. Sebaran Responden Sampel/Contoh Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31 9. Sebaran Responden Sampel/Contoh Berdasarkan Usia,

Status Perkawinan dan Tingkat Pendidikan... 32 10. Sebaran Responden Sampel/Contoh Berdasarkan Pekerjaan

dan Pendapatan ... 34 11. Motivasi Responden untuk Mengkonsumsi Buah-Buahan Segar

Pertama Kali... 35 12. Penghalang Responden untuk Mengkonsumsi Buah-Buahan Segar ... 35 13. Manfaat yang Dicari Responden dalam Mengkonsumsi Buah-Buahan Segar ... 36 14. Akibat tidak Mengkonsumsi Buah-Buahan Segar terhadap

Responden ... 36 15. Sumber Informasi Responden mengenai Buah-Buahan Segar ... 37 16. Fokus Perhatian Responden terhadap Informasi mengenai

Buah-Buahan Segar... 38 17. Cara Responden Memutuskan Pembelian Buah-Buahan Segar... 39

18. Waktu yang Disediakan Responden untuk Melakukan Pembelian

(14)

v

Buahan Segar ... 40 21. Tingkat Kepuasan Responden terhadap Pembelian Buah-Buahan

Segar... 41 22. Niat Responden untuk Melakukan Pembelian Ulang Buah-Buahan Segar... 41

23. Perilaku Responden bila Buah-Buahan Segar tidak Tersedia di

Tempat Biasa Membeli ... 42 24. Perilaku Responden bila Harga Buah-Buahan Segar Naik ... 42 25. Kesimpulan Hasil Proses Keputusan Pembelian Buah-Buahan Segar 43 26. Hasil Importance and Performance Analysis pada Konsumen

Buah-Buahan Segar... 44 27. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Iklan/Promosi di Swalayan Surya Indah ... 47 28. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Potongan Harga di Swalayan Surya Indah ... 48 29. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Lokasi Swalayan Surya Indah ... 49 30. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat

Kinerja terhadap Kecepatan Transaksi Swalayan Surya Indah... 50 31. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Display dan Tata Letak Produk Swalayan Surya

Indah... 51 32. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat

Kinerja terhadap Kebersihan Swalayan Surya Indah... 52 33. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Variasi Jenis Buah di Swalayan Surya Indah... 53 34. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Kualitas Buah Baik di Swalayan Surya Indah... 54

(15)

vi

35. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Ketersediaan Buah dengan Mutu Baik di Swalayan Surya Indah ... 55

36. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Harga di Swalayan Surya Indah ... 56 37. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Keramahan dan Kesopanan Pramuniaga Swalayan Surya Indah ... 58 38. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Lay Out dan Dekorasi Ruangan di Swalayan Surya Indah... 59 39. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Penampilan Pramuniaga di Swalayan Surya Indah.. 60 40. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Tempat Parkir di Swalayan Surya Indah... 61 41. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Fasilitas Pembayaran Menggunakan Credit/Debit

Card di Swalayan Surya Indah ... 62

42. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Fasilitas Pesan Antar di Swalayan Surya Indah ... 63 43. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Pelayanan Setelah Transaksi di Swalayan Surya Indah... 64 44. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Fasilitas Pembungkusan Parsel di Swalayan

Surya Indah ... 65 45. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat

Kinerja terhadap Musik di Swalayan Surya Indah... 67 46. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Aroma Ruangan di Swalayan Surya Indah... 67 47. Penilaian Responden berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja terhadap Temperatur Ruangan Swalayan Surya Indah ... 69 48. Hasil Pengolahan Elemen Tujuan ... 73 49. Hasil Pengolahan Elemen Strategi ... 73

(16)

vii

51. Hasil Pengolahan Elemen Kebijakan untuk Tujuan Pengurangan

(17)

viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Diagram Importance Performance Analysis... 15

2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 19

3. Matriks Importance - Performance... 24

4. Matriks Hasil Importance Performance Analysis ... 45

5. Struktur Hierarki Analitik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi ... 72

(18)

ix

Nomor Halaman 1. Peta Kabupaten Bone ... 83 2. Struktur Organisasi Swalayan Surya Indah ... 84 3. Hasil Pengolahan Strategi Alternatif untuk Peningkatan

Kualitas Atribut Buah-Buahan Segar dan Kepuasan

Konsumen Swalayan Surya Indah ... 85 4. Kuesioner Penelitian (IPA) ... 86 5. Kuesioner PHA ... 90

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara tropis memiliki potensi yang besar dalam pengembangan komoditas hortikultura, khususnya buah-buahan. Hal ini dikarenakan adanya kenyataan bahwa konsumsi buah-buahan masyarakat Indonesia baru mencapai 36 kg/kapita/tahun. Sedangkan rata-rata dunia telah mencapai 60 kg/kapita/tahun. (BI, 2003). Berkembangnya komoditas buah-buahan di Indonesia hingga saat ini dapat dilihat dari perkiraan permintaan pasar akan komoditas buah-buahan yang cukup tinggi. Sebagai informasi pada tahun 2002, Indonesia memerlukan buah sebanyak 8,53 juta ton buah siap dikonsumsi. Untuk tahun-tahun yang akan datang diperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi sekitar 6% per tahun pada periode 2000-2005 dan laju peningkatan permintaan buah akan terus bertambah pada tahun-tahun selanjutnya. Bila asumsi ini benar, maka permintaan buah pada tahun 2010 diperkirakan akan mencapai 14 juta ton dan pada tahun 2015 diperkirakan akan mencapai 20 juta ton (Tabel 1) .

Tabel 1. Perkiraan Permintaan Buah-buahan di Indonesia Sampai Tahun 2015

Tahun Populasi (juta) * Peningkatan Konsumsi per 5 Tahun (%) ** Konsumsi /Kapita (kg) Total Konsumsi (ribu ton) 1995 200 30,00 6.000 2000 213 30,5 36,76 7.000 2005 227 32,5 45,70 10.375 2010 240 34,5 57,92 13.900 2015 254 44,5 78,74 20.000

Sumber : * BPS, ** Departemen Pertanian (1992)

Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup besar merupakan pasar yang sangat potensial untuk berbagai jenis produk, yang secara tidak langsung berdampak pada peningkatan permintaan pasar akan buah-buahan untuk dikonsumsi. Selain itu, adanya peningkatan jumlah penduduk sejalan dengan pendapatan dan kualitas pendidikan, meningkat pula kesadaran masyarakat akan

(20)

kebutuhan komposisi gizi yang seimbang merupakan peluang bagi pasar buah-buahan.

Produksi buah-buahan di Indonesia memiliki sentra/lokasi tersendiri untuk setiap jenis buah-buahan. Artinya, buah-buahan tersebut tidak diproduksi setiap wilayah di Indonesia, melainkan di beberapa daerah tertentu untuk jenis yang tertentu pula terutama untuk buah-buahan domestik yang sifatnya komersil. Hal ini disebabkan karakteristik wilayah Indonesia yang berbeda-beda satu sama lain sehingga jenis buah-buahan yang dapat tumbuh pun berbeda-beda.

Perlu diketahui bahwa produksi buah-buahan domestik mendapat persaingan yang cukup tinggi dengan buah-buahan produksi luar negeri (impor). Adapun citra yang terbentuk di masyarakat adalah buah-buahan impor jauh lebih berkualitas apabila dibandingkan dengan buah-buahan produksi domestik terutama menyangkut kesegaran, warna dan rasa yang dimiliki oleh buah-buahan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memilih jenis buah yang diinginkan, terlebih lagi pada masyarakat (konsumen) yang memiliki sifat selalu ingin mencoba sesuatu yang baru (tidak loyal) pada satu jenis produk saja. Selain itu, nilai ekspor buah-buahan segar Indonesia pada tahun 2000 dan 2001 masing-masing adalah 13,2 juta dan 9,4 juta USD. Di lain pihak nilai impornya lebih dan 10 kalinya, yakni masing-masing l38,4 juta USD pada 2000 dan meningkat lagi menjadi 140,7 juta USD pada 2001. Dengan demikian terdapat anggapan di masyarakat bahwa karena volume dan impor buah-buahan seperti apel, jeruk, pir, dan anggur terus menerus meningkat maka citra hortikultura Indonesia, khususnya buah-buahan sangat rendah (BPS, 2003).

Hingga saat ini, Kabupaten Bone dan beberapa kabupaten di sekitarnya, belum dapat memproduksi buah-buahan komersial tersebut sehingga masih harus mendatangkan dari Makassar (ibukota propinsi) atau luar Pulau Sulawesi. Hal inilah yang mendasari Swalayan Surya Indah untuk menjalankan usaha perdagangan buah-buahan tersebut. Selain itu, pihak Swalayan Surya Indah juga melihat kecenderungan masyarakat Kabupaten Bone yang sangat menyukai hal-hal yang baru terutama yang memiliki prestise yang cukup tinggi.

Swalayan Surya Indah mencoba merintis usaha buah-buahan tersebut dengan cara penjualan melalui swalayan dengan desain yang menarik, tidak

(21)

3

seperti penjualan buah-buahan yang sudah ada selama ini yakni dijual di pasar tradisional. Hingga saat ini usaha tersebut telah berjalan selama tiga tahun dan cukup mampu menarik minat masyarakat untuk membeli.

Keberhasilan tersebut akan mengundang pesaing untuk membuka usaha yang sama, sehingga Swalayan Surya Indah perlu memperhatikan dan mengantisipasi hal-hal yang sifatnya akan mengancam keberlangsungan usaha. Oleh karena itu, Swalayan Surya Indah perlu melakukan suatu upaya agar konsumen tetap loyal dengan cara mengidentifikasi segala hal yang berkaitan dengan kepuasan konsumen baik terhadap buah-buahan yang diperjualbelikan maupun pelayanan Swalayan Surya Indah itu sendiri.

1.2. Perumusan Masalah

Kabupaten Bone dan beberapa Kabupaten di sekitarnya, belum dapat memproduksi buah-buahan komersial seperti apel, pir, jeruk sunkist dan anggur sehingga masih harus mendatangkan dari Makassar (ibukota propinsi). Jarak dari Kabupaten Bone ke Ibukota propinsi dengan waktu tempuh selama 4 – 5 jam menyebabkan sulitnya masyarakat Bone untuk mendapatkan buah-buahan segar. Atas dasar itu, Swalayan Surya Indah mencoba untuk membuka unit penjualan buah-buahan agar memudahkan masyarakat Bone yang ingin mengkonsumsi buah-buahan segar.

Dengan kehadiran unit penjualan buah-buahan, maka bisnis yang dijalankan oleh Swalayan Surya Indah semakin berkembang. Kondisi tersebut menarik perhatian pelaku bisnis lain untuk masuk dan bersaing dalam bidang bisnis ini. Oleh karena itu Swalayan Surya Indah perlu menganalisa perilaku konsumen yang sudah ada saat ini.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, adapun masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1. Atribut-atribut apa saja yang berkaitan dengan dimensi kualitas produk buah segar ?

2. Bagaimanakah tingkat kepuasan konsumen di Kabupaten Bone terhadap buah segar yang diperjualbelikan Swalayan Surya Indah?

(22)

3. Langkah-langkah apa saja yang sebaiknya dilakukan oleh Swalayan Surya Indah dalam meningkatkan kualitas atribut buah segar dan kepuasan konsumen Swalayan Surya Indah ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan pengembangan produk dalam hal peningkatan kualitas/mutu buah segar yang dipasarkan di Kabupaten Bone.

Sedangkan secara khusus, tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengkaji atribut-atribut kualitas produk buah segar.

2. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap buah segar yang diperjualbelikan Swalayan Surya Indah.

3. Merumuskan strategi alternatif untuk meningkatkan kualitas atribut buah segar dan kepuasan konsumen Swalayan Surya Indah.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada salah satu swalayan yang ada di Kabupaten Bone yaitu Swalayan Surya Indah. Salah satu Produk yang diperdagangkan oleh Swalayan Surya Indah adalah buah-buahan segar. Aspek yang diteliti dalam penelitian ini adalah aspek pelayanan yang diberikan oleh Swalayan Surya Indah dalam kaitannya dengan pemasaran buah-buahan segar.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Konsumen

Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, definisi konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Konsumen organisasi yang meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah, dan lembaga lainnya (sekolah, perguruan tinggi, rumah makan). Semua jenis organisasi ini harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.

2.2. Keunggulan Buah-Buahan

Buah-buahan memegang peranan penting dalam menunjang kesehatan dan kebugaran tubuh. Sebab, dalam buah-buahan terkandung berbagai macam vitamin, mineral, serat pangan, dan komponen anti oksidan. Iklim yang sedemikian rupa telah menjadikan Indonesia sebagai surga bagi ketersediaan berbagai jenis buah tropis. Hal ini yang menyebabkan Indonesia dijuluki tropical

fruit paradise (Food and Agribusiness Research, 2002).

Dengan dibukanya kran impor, saat ini khasanah buah-buahan di dalam negeri disemarakkan oleh buah-buahan subtropis. Beraneka ragam buah yang tersedia di pasar memberikan banyak pilihan bagi komponen, disesuaikan dengan daya beli dan selera masing-masing.

Meningkatnya kesadaran untuk hidup sehat telah mendorong konsumen untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan, sebagai suatu bagian dari pola makan yang berdasarkan pada prinsip back to nature, yaitu gaya hidup yang sedapat mungkin memanfaatkan bahan-bahan segar alami dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa keluarga bahkan telah memulai kampanye ”tiada hari tanpa buah-buahan” atau menggunakan buah sebagai pencuci mulut setelah makan.

(24)

Dengan cara ini, diharapkan target sumbangan energi dari sayuran dan buah sebesar 5 % dari total konsumsi energi akan dapat tercapai (Food and

Agribusiness Research, 2002).

Beberapa jenis buah mampu menurunkan kolesterol darah, kadar gula darah, mencegah penyebaran sel kanker. Buah juga sebagai antibiotik, menyembuhkan luka lambung, mengurangi serangan rematik, mencegah karies gigi, diare, menyembuhkan sakit kepala, dan lain-lain.

Buah-buahan mengandung karoten dan vitamin C, yang berperan penting sebagai antioksidan untuk mengatasi serangan radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker. Buah-buahan juga mengandung serat pangan yang tinggi untuk mencegah sembelit, diabetes melitus, kanker kolon, tekanan darah tinggi dan lain-lain.

Buah-buahan dapat dinikmati sebagai makanan dalam bentuk segar maupun hasil olahannya. Misalnya berupa buah dalam kaleng, sari buah, minuman ringan, konsentrat, jeli, campuran es buah, campuran asinan, manisan dan rujak. Sebagai bahan pangan, buah-buahan mempunyai keunggulan tersendiri dibandingkan bahan pangan lainnya, yaitu dalam hal :

1. Setiap buah mempunyai rasa yang segar dan khas, yaitu merupakan perpaduan dari berbagai macam rasa dengan komposisi yang tepat. Buah juga memiliki aroma dan warna spesifik, yang merupakan ciri menonjol bagi setiap jenis buah. Hal-hal tersebut menjadikan buah mempunyai daya tarik tersendiri, sehingga digunakan sebagai pemicu selera makan (appetizer) dan sebagai

juice. Kombinasi berbagai macam buah dalam bentuk rujak memberikan

warna-warni yang menarik, sehingga memberikan tingkat kepuasan yang maksimal, bukan saja lidah, tetapi juga kepada mata.

2. Buah-buahan mempunyai kadar air, vitamin, mineral dan serat yang tinggi tetapi rendah dalam hal energik, lemak dan karbohidrat. Komposisi gizi tersebut menyebabkan buah sangat baik digunakan sebagai pilihan makanan sehat yang dapat dikonsumsi dalam jumlah banyak tanpa perlu khawatir mengalami kegemukan dan penyakit yang umumnya menyertai kegemukan. 3. Buah-buahan merupakan sumber zat gizi dan non gizi yang keduanya

(25)

7

penggantian sel-sel pada tubuh manusia. Belakangan ini peran zat-zat non gizi pada buah-buahan menjadi semakin penting dalam pencegahan dan pengobatan berbagai macam penyakit. (Food and Agribusiness Research, 2002).

Buah-buahan juga mengandung berbagai mineral, seperti zat besi, selenium, seng, mangan dan sulfur, yang dewasa ini diakui perannya sebagai zat yang penting bagi tercapainya kesehatan tubuh yang optimal. Di dalam tubuh vitamin dan mineral merupakan bagian dari enzim (sebagai koenzim) yang sangat diperlukan dalam menjamin kelancaran proses metabolisme tubuh secara normal. Termasuk dalam kategori non gizi adalah dietary fiber (serat pangan), enzim, pigmen, dan zat minor lainnya. Buah-buahan merupakan sumber dietary fiber yang baik. Kandungan dietary fiber pada buah-buahan berkisar antara 0,5-5 gram dalam 100 gram berat buah (Food and Agribusiness Research, 2002).

Kecukupan konsumsi serat pangan yang dianjurkan per orang per hari berkisar antara 20-30 gram, yang dapat dipenuhi dari sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, padi-padian dan sumber-sumber lainnya. Buah-buahan segar mengandung enzim aktif yang dapat mempercepat reaksi kimia di dalam tubuh. Dua jenis enzim utama yang terdapat pada buah-buahan segar adalah sintetase dan hidrolase.

Sintetase berperan dalam membangun struktur tubuh dengan mensintesis molekul-molekul yang lebih besar. Sebaliknya hidrolase berperan dalam memecahkan molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil sehingga menjadi lebih mudah untuk dicerna tubuh. Adanya enzim papain papain pada pepaya dan enzim bromelin pada nanas, dan terbukti dapat membantu proses pencernaan dan penyembuhan borok-borok pada lambung (stomach ulcers).

Buah-buahan mengandung pigmen (zat pewarna alami), seperti karotenoid, flavonoid, dan klorofil. Karotenoid terdapat pada buah-buahan berwarna kuning orange (belimbing, nanas, pepaya, mangga).

Betakarotenoid berpengaruh baik terhadap pencegahan kanker paru-paru dan tenggorokan akibat merokok. Flavonoid mempunyai peran sebagai antiperadangan, antialergi, antivirus, dan antikarsinogen. Sama seperti pada

(26)

pigmen lainnya, klorofil (pemberi warna hijau pada buah-buahan) juga dapat berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat-zat minor pada buah-buahan dapat menurunkan risiko kanker yang terjadi di berbagai bagian tubuh. Pada buah-buahan ditemukan adanya asam klorogenat dan asam kafeat, sebagai zat antikanker yang cukup penting. Sebagai contoh, pada 100 gram apel dan juice apel segar ditemukan sekitar 100-130 mg zat antikanker tersebut. Mengingat sifatnya yang mudah rusak akibat proses pemanasan, zat aktif tersebut tidak dijumpai pada produk olahan apel (Food and Agribusiness Research, 2002).

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian Saleh (2003) secara umum konsumen yang mengkonsumsi buah-buahan di Hero Pajajaran Bogor relatif tidak mempermasalahkan asal buah apakah impor atau domestik, karena konsumen beralasan bahwa kandungan gizi yang terkandung dalam buah impor atau domestik sama saja. Pengeluaran juga mempengaruhi konsumsi buah-buahan, semakin tinggi tingkat pengeluaran maka semakin tinggi pula kesadaran gizi dari konsumen, hal ini dapat dilihat dari motivasi konsumen yang mengkonsumsi buah-buahan segar dengan alasan faktor gizi dan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari walaupun hanya dalam jumlah kecil.

Penelitian Martias (1997) mengenai preferensi konsumen dan perilaku konsumsi buah-buahan masyarakat kelas atas. Dengan menggunakan analisis diskriminan diketahui bahwa atribut salak yang cenderung diinginkan konsumen kelas atas yaitu : buah salak mempunyai rasa manis, daging buah tebal dan keras, kulit buah bersih. Salak Pondoh memiliki keunggulan dari atribut rasa yang manis meskipun belum tua. Sedangkan salak Bali memiliki keunggulan dari atribut ukuran relatif besar, daging buah relatif tebal dan keras, serta kulit relatif bersih. Hal ini disebabkan karena salak Bali mempunyai sisik buah yang lebih kecil, pendek,dan rapat dibandingkan dengan salak Pondoh.

Penelitian Hasibuan (2004) sudah membahas hasil penelitian tentang Analisis Perilaku Konsumen Restoran Buah dan Sayur “Resto Segar” Taman Ria Senayan Jakarta dan implikasinya pada strategi pemasaran. Tingkat kepentingan

(27)

9

dan kinerja produk Resto Segar diolah menggunakan Importance-Performance

Analysis, sementara itu untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap

atribut secara keseluruhan digunakan Metode Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP). Berdasarkan hasil Importance-Performance Analysis berkaitan dengan kepuasan pelanggan, terhadap atribut pada kuadran prioritas utama yaitu kebersihan ruangan dinning luar restoran, kebersihan washtafel, kenyamanan ruang dinning-luar restoran dan aroma produk. Pada kuadran pertahankan prestasi terdapat atribut-atribut berupa sarana parkir yang memadai, kemudahan mencapai lokasi, sikap dan pengetahuan pramusaji dalam melayani, kecepatan dalam penyajian menu dan transaksi, kebersihan ruang dinning dalam restoran, kenyamanan dalam dinning restoran. Atribut yang berada pada kuadran prioritas rendah antara lain akses transportasi umum, jumlah pramusaji yang melayani konsumen. Lokasi washtafel yang strategis, display produk, layout ruangan, dekorasi ruangan. Pada kuadran berlebihan terdapat atribut berupa penampilan pramusaji dan jumlah porsi minuman yang disajikan. Berdasarkan nilai Indeks Kepuasan Pelanggan (IKP) diketahui bahwa nilai IKP adalah sebesar 76.02 persen atau 0,76 yaitu berada pada range 0,66-0,80. Dengan demikian keseluruhan atribut fisik restoran dan atribut produk restoran dapat dikatakan sudah dapat memuaskan konsumennya.

Tabel 2. Hasil Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Karakteristik

Pembanding Peranan terhadap Penelitian 1. Analisis Perilaku

Konsumen Buah-Buahan di Hero Pajajaran Bogor

- Jenis produk sama

- Alat analisis sama - Mengetahui gambaran umum dari buah-buahan - Mengetahui variabel-variabel

yang digunakan pada alat analisis sebagai dasar wawancara terhadap pihak manajemen.

2. Preferensi Konsumen dan Perilaku Konsumsi Buah-Buahan Masyarakat Kelas Atas

- Jenis produk sama, yaitu sama-sama buah-buahan - Alat analisis berbeda

- Mengetahui variabel-variabel yang digunakan pada alat analisis sebagai dasar wawancara terhadap pihak manajemen.

3. Analisis Perilaku Konsumen Restoran Buah dan Sayur “Resto Segar” Taman Ria Senayan Jakarta dan implikasinya pada strategi pemasaran

- Jenis produk sama, yaitu sama-sama buah-buahan - Alat analisis sama

- Mengetahui variabel-variabel yang digunakan pada alat analisis sebagai dasar wawancara terhadap pihak manajemen.

(28)

Tabel 2 menjelaskan bahwa penelitian-penelitian terdahulu memberikan peran dalam penentuan tingkat kepuasan pelanggan melalui penetapan atribut atribut yang mempengaruhi penjualan buah-buahan segar yang diperdagangkan oleh Swalayan Surya Indah. Selain itu penelitian terdahulu juga sangat berperan sebagai acuan terhadap alat analisis yang dipergunakan dalam penelitian.

(29)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Kepuasan Konsumen

Seorang konsumen dalam menilai suatu produk atau jasa yang dikonsumsinya adalah dengan membandingkan harapan yang ingin ia peroleh dari produk atau jasa dengan apa yang sebenarnya ia rasakan dari produk atau jasa yang dikonsumsinya. Apabila produk atau jasa mampu memenuhi harapan konsumennya, maka produk atau jasa itu dapat dikatakan telah mampu memenuhi kepuasan konsumennya. Namun jika produk atau jasa tidak mampu memenuhi harapan konsumennya, produk atau jasa tersebut dikatakan tidak mampu memberikan kepuasan yang dapat mengakibatkan konsumen tidak mau mengkonsumsi produk atau jasa itu kembali.

Rangkuti (2003) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah pemakaian. Sedangkan Umar (2003) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang diterima dan harapannya. Seorang pelanggan, jika merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan pelanggan adalah mutu produk dan pelayanannya, kegiatan penjualan, pelayanan setelah penjualan, dan nilai-nilai perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri atas variabel-variabel pesan (sebagai penghasil serangkaian sikap tertentu mengenai perusahaan, produk dan tingkat kepuasaan yang dapat diharapkan oleh pelanggan), sikap ( sebagai penilaian pelanggan atas pelayanan perusahaan), perantara (sebagai penilaian pelanggan atas perantara perusahaan seperti dealer dan grosir). Pelayanan setelah penjualan terdiri atas variabel-variabel pelayanan pendukung tertentu seperti garansi serta berkaitan dengan umpan balik seperti penanganan keluhan dan pengembalian uang. Selanjutnya variabel-variabel nilai perusahaan dapat dibagi atas dua macam

(30)

yaitu nilai resmi yang dinyatakan oleh perusahaan sendiri dan nilai tidak resmi yang tersirat dalam segala tindakannya sehari-hari.

Kepuasan dibagi dua macam, yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologis. Kepuasan fungsional merupakan kepuasaan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan sedangkan kepuasan psikologis merupakan kepuasan yang diperoleh atibut yang bersifat tidak berwujud dari produk. Selanjutnya pelanggan dapat dibagi dua, yaitu pelanggan eksternal dan pelanggan internal. Pelanggan eksternal mudah diidentifikasi karena mereka ada di luar organisasi, sedangkan pelanggan internal merupakan orang-orang yang melakukan proses selanjutnya dari pekerjaan orang sebelumnya (Umar, 2003).

3.1.2. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Engel, 1994). Menurut Rangkuti (2002), membedakan perilaku konsumen berdasarkan tiga jenis definisi, yaitu :

1. Perilaku konsumen adalah dinamis, menekankan bahwa seorang konsumen , serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa satu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama sepanjang waktu dan di pasar serta industri yang sama.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi, menekankan bahwa untuk mengembangkan strategi pemasaran yang tepat, kita harus memahami yang dipikirkan (kognisi), dirasakan (pengaruh), dan dilakukan (perilaku) oleh konsumen. Selain itu kita harus memahami apa dan dimana peristiwa (kejadian sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh pikiran, perasaan dan tindakan konsumen.

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, menekankan bahwa konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga berkaitan dengan pertukaran.

(31)

13

3.1.3. Preferensi Konsumen

Saat ini di pasaran banyak terdapat berbagai macam produk dan jasa yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Semakin meningkatnya kebutuhan konsumen membuat para pengusaha terus menciptakan berbagai macam produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun demikian tidak semua produk tersebut sesuai dengan keinginan konsumen. Masih ada penilaian suka atau tidak suka terhadap produk yang ditawarkan sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda antar konsumen. Persepsi konsumen memberikan peran dalam menentukan kualitas produk dan jasa serta berkaitan dengan kepuasan konsumen.

Preferensi konsumen merupakan suatu proses pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap suatu produk (barang dan jasa) yang dikonsumsi. Preferensi konsumen menunjukkan kesukaan dari berbagai pilihan produk yang ada (Kotler, 1997).

Preferensi konsumen terhadap produk dan jasa dapat diukur dengan suatu model pengukuran yang dapat menganalisis hubungan antara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap atas produk sesuai dengan ciri atau atribut produk. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah survei sikap. Metode ini mengendalikan bahwa sikap berhubungan dengan perilaku. Dengan demikian , dapat dilakukan suatu upaya untuk meramalkan pemasaran berdasarkan perilaku konsumen. Sesungguhnya, pengetahuan mengenai konsumsi dapat dijadikan determinan kritis dalam pengambilan keputusan bisnis (Engel et al. 1994).

3.1.4. Importance and Performance Analysis (IPA)

Analisis Importance dan Perfomance adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur preferensi konsumen terhadap atribut-atribut suatu produk. Menurut Rangkuti, 2003, konsep ini sebenarnya berasal dari konsep

servqual. Intinya, tingkat kepentingan pelanggan diukur dalam kaitannya dengan

apa yang seharusnya dikerjakan oleh perusahaan agar menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas tinggi.

Dari berbagai persepsi tingkat kepentingan pelanggan , dapat dirumuskan tingkat kepentingan yang paling dominan. Diharapkan dengan memakai konsep

(32)

tingkat kepentingan ini dapat ditangkap persepsi yang lebih jelas mengenai pentingnya variabel tersebut di mata konsumen sehingga perusahaan dapat menetapkan strategi agar performance/kinerja perusahaan sesuai dengan harapan konsumen.

Perspektif ini memiliki satu indikator yakni kepuasan pelanggan yang merupakan tingkat kepuasan dan kepentingan pelanggan terhadap pelayanan jasa yang ditawarkan. Kepuasan pelanggan dianalisis berdasarkan atribut produk/layanan dengan dua cara yakni berdasarkan persentase tingkat kepuasan dengan menggunakan Importance and Performance Analysis (IPA) yakni alat analisis yang menggambarkan jendela kepuasan kinerja sebuah produk dibandingkan dengan harapan pelanggan akan kinerja yang seharusnya yang ada dengan menggunakan diagram cartesius. Diagram cartesius ini terbagi dalam empat kuadran dan tiap kuadran menunjukkan terjadi suatu kondisi yang berbeda dengan kuadran lainnya. Adapun strategi yang dapat dilakukan berdasarkan posisi masing-masing atribut pada keempat kuadran yakni sebagai berikut (Rangkuti, 2003) :

I. Kuadran I (atributes to improve), merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang diharapkan. Atribut yang masuk ke dalam kuadran ini harus ditingkatkan dengan cara perbaikan terus menerus guna meningkatkan kinerja agar lebih optimal.

II. Kuadran II (maintain performance), merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan dan faktor-faktor yang dianggap oleh pelanggan adalah sesuai dengan yang dirasakan sehingga tingkat kepuasannya relatif tinggi. Atribut yang termasuk ke dalam kuadran ini harus dipertahankan karena semua atribut ini unggul di mata pelanggan. III. Kuadran III (attributes to maintain), merupakan wilayah yang memuat

faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan atribut dalam kuadran ini perlu dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap

(33)

15

manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil. Artinya, perusahaan belum perlu melakukan perbaikan.

IV. Kuadran IV (main priority), merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebihan. Atribut yang tergolong dalam kuadran ini sebaiknya dikurangi agar dapat menghemat biaya dan mengefisienkan sumberdaya perusahaan. Berikut diagram Importance and Performance Analysis (IPA).

Kuadran I Attribute to Improve Kuadran II Maintain Performance Kuadran III Atribute to Maintain Kuadran IV Maintain Priority Kinerja

3.1.5. Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sumber kerumitan masalah pengambilan keputusan bukan hanya ketidakpastian atau ketidaksempurnaan informasi. Penyebab lainnya adalah faktor yang berpengaruh terhadap pilihan-pilihan yang ada, beragamnya kriteria, pemilihan dan jika pengambilan keputusan lebih dari satu pilihan. Di dalam

games theory di bahas masalah keputusan jika sumber kerumitannya

ketidaksempurnaan informasi dan adanya lebih dari satu pengambilan keputusan yang sedang bersaing. Jika sumber kerumitan itu adalah beragamnya kriteria , maka Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan teknik untuk membantu menyelesaikan masalah ini. AHP diperkenalkan oleh Thomas L. Saaty pada periode 1971-1975 ketika di Wharton School.

Kepentingan

Sumber : Rangkuti (2003)

(34)

Dalam perkembangannya, AHP tidak saja digunakan untuk menentukan prioritas pilihan-pilihan dengan banyak kriteria, tetapi penerapannya telah meluas sebagai model alternatif untuk menyelesaikan bermacam-macam masalah; seperti memilih portofolio, analisis manfaat biaya, peramalan dan lain-lain. Pendeknya, AHP menawarkan penyelesaian masalah keputusan yang melibatkan seluruh sumber kerumitan seperti yang didefinisikan di atas. Hal ini dimungkinkan karena AHP cukup mengandalkan intuisi sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang dari pengambilan keputusan yang cukup informasi dan memahami masalah keputusan yang dihadapi.

Pada dasarnya, AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran. Ia digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan pasangan yang diskrit maupun kontinyu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan preferensi relatif. AHP memiliki perhatian khusus tentang penyimpangan dari konsistensi, pengukuran dan pada ketergantungan di dalam dan di antara kelompok elemen strukturnya.

Skala ukuran panjang (meter), temperatur (derajat), waktu (detik) dan uang (rupiah) telah digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengukur bermacam-macam kejadian yang sifatnya fisik. Kita tahu bahwa penerapan seperti itu dapat diterima secara umum. Pertanyaan adalah apakah kita dapat memperluas dan membenarkan penggunaan skala tersebut secara beralasan dan mudah dipahami untuk mencerminkan perasaan-perasaan kita pada bermacam-macam persoalan sosial, ekonomi dan politik ? Sulit dibayangkan, sebab disini lebih cocok bila digunakan suatu ukuran lain yang lebih sederhana, misalnya persentase. Namun, variabel-variabel sosial, ekonomi dan politik tidak jarang yang sulit diukur, seperti misalnya bagaimana mengukur produk yang berupa rasa aman karena tidak adanya serangan dari negara lain yang dihasilkan karena pengeluaran pemerintah di bidang pertahanan, bagaimana mengukur kerugian yang diderita masyarakat karena bermacam-macam polusi dan kerusakan lingkungan akibat industrialisasi, bagaimana mengkuantifikasi kesenangan karena dapat menikmati waktu senggang, dan sebagainya (Mulyono,1996).

(35)

17

Disamping itu, sering ditemui bahwa tindakan yang dilakukan pemerintah, perusahaan besar, atau badan apa saja, seringkali memberikan bermacam-macam pengaruh pada banyak segi kehidupan. Kemudian, pertanyaannya adalah bagaimana mengatakan bahwa suatu tindakan adalah lebih baik dibanding tindakan lain? Kesulitan menjawab pertanyaan ini disebabkan dua alasan utama. Pertama, pengaruh-pengaruh itu kadang-kadang saling bersinggungan, artinya perbaikan pengaruh yang satu hanya dapat dicapai dengan pemburukan pengaruh lainnya. Alasan-alasan ini menyulitkan kita dalam membuat ekuivalensi antar pengaruh. Bertolak dari sini, maka diperlukan suatu skala yang luwes yang disebut prioritas, yaitu suatu ukuran abstrak yang berlaku untuk semua skala. Penentuan prioritas inilah yang akan dilakukan dengan menggunakan AHP (Mulyono,1996).

Dalam menyelesaikan persoalan dengan AHP ada prinsip-prinsip yang harus dipahami, diantaranya adalah : decomposition, comparative judgment,

synthesis of priority, dan logical consistency. 3.1.5.1. Decomposition

Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan decomposition yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut, sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini, maka proses analisis ini dinamakan hirarki (hierarchy). Ada dua jenis hirarki, yaitu lengkap dan tak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada suatu tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian, dinamakan hirarki tak lengkap.

3.1.5.2. Comparative Judgement

Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu yang dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih enak bila disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan pairwise comparison.

(36)

Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan dua elemen, seseorang yang akan memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh tentang elemen-elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria atau tujuan yang dipelajari.

3.1.5.3. Synthesis of Priority

Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigenvectornya

untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa di antara local priority. Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut bentuk hirarki. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesa dinamakan priority setting.

3.1.5.4. Local Consistency

Konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Contohnya, anggur dan kelereng dapat dikelompokkan dalam himpunan yang seragam jika bulat merupakan kriterianya, tetapi tak dapat jika rasa sebagai kriterianya. Arti kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antara objek-objek yang didasarkan pada kriteria tertentu. Contohnya, jika manis merupakan kriteria dan madu dinilai 5 kali lebih manis dibanding gula, dan gula dua kali lebih manis dibanding sirop, maka seharusnya madu dinilai manis 10 kali lebih manis dibanding sirop. Jika madu hanya dinilai 4 kali manisnya dibanding sirop, maka penilaian tak konsisten dan proses harus diulang jika ingin memperoleh penilaian yang lebih tepat (Mulyono,1996).

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Suatu kondisi bisnis yang berkembang pesat dan sangat menjanjikan, namun dikuasai atau dilakukan oleh satu pelaku, akan membuka peluang bagi pelaku bisnis lainnya untuk ikut membuka usaha yang sama. Hal ini berarti pelaku pertama akan mendapatkan pesaing dan merupakan ancaman bagi keberlangsungan usaha, sehingga terdapat kemungkinan berpindahnya konsumen ke pesaing. Hal ini sangat mungkin terjadi pada bisnis buah-buahan yang sedang dilakukan oleh Swalayan Surya Indah di Kabupaten Bone.

(37)

19

Untuk menghindari kemungkinan adanya pesaing baru dan berpindahnya konsumen ke pesaing, Swalayan Surya Indah perlu melakukan suatu identifikasi dan analisis terhadap kepuasan konsumen yang didalamnya mencakup perilaku konsumen buah segar Swalayan Surya Indah yang mempengaruhi perilaku konsumsi buah-buahan oleh masyarakat Kabupaten Bone. Analisis kepuasan tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan alat analisis yang disebut

Importance and Performance Analysis (IPA). Hasil identifikasi atribut dan

analisis kepuasan konsumen terhadap pelayanan dan buah segar yang diperjualbelikan Swalayan Surya Indah akan menghasilkan suatu alternatif langkah-langkah atau cara yang sebaiknya di lakukan Swalayan Surya Indah agar dapat terus mengembangkan bisnis buah-buahan segar tersebut, dengan menggunakan analisa alternatif kebijakan (Analytical Hierarchy Process). Adapun bagan alir kerangka pemikiran penelitian yang selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.

IPA

AHP

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional. Buah-Buahan

di Swalayan Surya Indah

Jenis-Jenis Buah Atribut- Atribut Tingkat Kepuasan Tingkat Kepentingan Atribut Yang Perlu diperbaiki Alternatif Kebijakan

(38)

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian di lakukan di Swalayan Surya Indah yang berada di Jalan Sukawati, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kabupaten Bone merupakan daerah yang yang perekonomiannya sedang berkembang sehingga potensial untuk pemasaran buah-bahan impor segar, serta ketersediaan produk buah-buahan segar di Swalayan Surya Indah lebih baik dibandingkan dengan swalayan lainnya. Pengambilan data dilakukan pada bulan September-Oktober 2007.

4.2. Metode Deskriptif melalui Studi Kasus

Dalam penelitian ini, data dan informasi diperoleh dari penyebaran kuesioner, diolah dan disajikan dalam bentuk tabulasi deskriptif yang dikembangkan ke dalam grafik. Metode tabulasi deskriptif digunakan untuk mendapat gambaran mengenai identitas dan latar belakang konsumen Kabupaten Bone secara keseluruhan berdasarkan informasi yang diperoleh dari kuesioner. 4.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara kepada responden atau konsumen dengan menggunakan kuesioner tentang perilaku konsumsi dan preferensi konsumen terhadap komoditi buah segar yang ada di Swalayan Surya Indah seperti buah pir, apel, jeruk Sunkist, anggur dan lain-lain. Hal ini lakukan karena swalayan ini satu-satunya yang menjual buah segar tersebut diatas.

Data sekunder didapatkan dari berbagai instansi terkait seperti Biro Pusat statistik, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Bone, serta buku-buku dan laporan penelitian yang digunakan sebagai literatur. Untuk lebih jelasnya Jenis dan sumber data yang diperlukan diantaranya dapat dilihat pada Tabel 3.

(39)

21

Tabel 3. Jenis dan Sumber Data Penelitian

No Jenis Data Sumber Data

Primer 1.

2.

3.

Penilaian Konsumen Terhadap Buah-buahan yang dijual Swalayan Surya Indah

Penilaian tingkat kepuasan konsumen buah segar yang dijual Swalayan Surya Indah

Pelaksanaan Pengembangan usaha Swalayan Surya Indah

Kuisioner (hasil Penyebaran kuisioner kepada responden) Kuisioner (hasil Penyebaran kuisioner kepada responden) Wawancara langsung dengan pihak manajemen

Sekunder 1.

2 3.

Jenis Buah-buahan yang dijual beserta harganya Distributor yang bekerja sama dengan perusahaan Data-data yang berkaitan dengan penelitian

Hasil laporan Perusahaan Laporan Perusahaan Dari berbagai instansi

4.4. Teknik Pengambilan Contoh (Sampel)

Teknik penentuan sampel untuk responden konsumen buah segar adalah teknik convenience sampling (sampel kebetulan), dimana sampel diambil dari konsumen yang berbelanja di toko tersebut atau pernah berbelanja di tempat tersebut. Jumlah Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah individu dengan berbagai tingkat pendapatan berjumlah 75 sampel. Ukuran responden tersebut didasarkan pada teori limit pusat yang menyatakan bahwa bila n besar (secara empiris ≥ 30 ) distribusi peluang rata-rata akan mengikuti distribusi normal (Sugiarto, 2002). Waktu Pengambilan sampel dilakukan pada setiap hari selama satu bulan. Sedangkan untuk responden pihak manajemen digunakan teknik purposive (sengaja), yaitu pihak-pihak yang dapat memberikan informasi untuk penelitian ini yaitu : Direktur Utama, Penanggung Jawab Swalayan, dan tiga orang bagian administrasi.

4.5. Metode Analisis Data.

4.5.1. Analisis Atribut Buah Segar

Data yang diperoleh dianalisis dengan Importance and Performance

Analysis (IPA) untuk menunjukan variabel-variabel dari produk yang dianggap

(40)

tingkat kinerja perusahaan yang dapat memberikan nilai kepuasan konsumen dinyatakan dengan huruf X, sedangkan huruf Y menunjukkan tingkat kepentingan konsumen. Untuk tingkat kepentingan digunakan skala Likert, yaitu : sangat penting, penting,biasa, kurang penting, tidak penting (lihat Tabel 4). Analisis ini juga bisa menjawab bagaimana tingkat preferensi konsumen terhadap produk yang di konsumsinya.

Tabel 4. Skala Likert Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan

Kategori

Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Skor

Sangat Penting Sangat Baik 5

Penting Baik 4

Biasa Biasa 3

Kurang Penting Kurang Baik 2

Tidak Penting Tidak Baik 1

Metode Importance and Performance Analysis dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian tingkat kepentingan dan kepuasan, maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasaan konsumen.

Adapun rumus yang digunakan adalah ; Tki = x100% Y X i i Keterangan :

Tki = Tingkat kesesuaian responden

Xi = Skor penilaian tingkat pelaksanaan/kepuasan pelanggan Yi = Skor penilaian kepentingan konsumen

(41)

23

2. Pada penggunaan diagram kartesius, sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor tingkat pelaksanaan/kepuasaan (performance), sedangkan sumbu tegak (Y) akan diisi oleh skor tingkat kepentingan (importance). Rumus setiap faktor tersebut adalah :

¯ = n X n i i

=1 ¯ = n Y n i i

=1 Keterangan :

X = Skor rata-rata tingkat kepuasaan konsumen Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan

n = Jumlah responden

3. Diagram kartesius digunakan dalam penjabaran atribut-atribut tingkat kesesuaian kepentingan dan kepuasaan pelanggan terhadap mutu pelayanan. Diagram ini merupakan suatu bagan yang dibagi menjadi empat bagian dan dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik ( X, Y ), titik-titik diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : = = k X n i i

=1 = = k Y n i i

=1 Keterangan :

X = Skor rata-rata dari rata-rata tingkat kepuasaan seluruh atribut mutu pelayanan.

Y = Skor rata-rata dari rata-rata tingkat kepentingan seluruh atribut mutu pelayanan

k = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen

X Y

(42)

I Prioritas Utama II Pertahankan Prestasi III Perioritas Rendah IV Berlebihan X X (Kinerja)

Gambar 3. Matriks Importance – Performance.

I. Menunjukkan atribut-atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasaan konsumen, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting namun perusahaan belum melaksanakan sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga mengecewakan/tidak puas

II. Menunjukkan kinerja dari atribut-atribut mutu pelayanan yang telah berhasil dilaksanakan oleh perusahaan, untuk itu wajib dipertahankan, dianggap sangat penting dan sangat memuaskan.

III. Menunjukkan beberapa atribut yang kurang penting pengaruhnya bagi konsumen, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja, dianggap kurang penting dan kurang memuaskan.

IV. Menunjukkan atribut-atribut yang mempengaruhi konsumen kurang penting. Akan tetapi pelaksanaannya berlebihan, dianggap kurang penting tetapi sangat memuaskan.

Diharapkan dengan memakai alat analisis dapat mengetahui seberapa besar kepuasan konsumen terhadap pelayanan perusahaan sehingga dapat di ketahui preferensi dan perilaku konsumsi buah segar masyarakat Kabupaten Bone.

Y

(43)

25

4.5.2. Analisis Alternatif Kebijakan (AHP).

Dalam pengambilan keputusan dengan metode AHP langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan dan menentukan solusi yang diinginkan.

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan sub tujuan-sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan “judgment” dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya (lihat Tabel 5).

4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.

5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.

6. Mengulangi langkah 3,4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. Membuat matriks perbandingan berpasangan memerlukan besaran-besaran yang mampu mencerminkan beda antara faktor satu dengan lainnya, dan secara naluri, manusia dapat mengestimasi besaran sederhana melalui inderanya. Proses yang paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan keakuratan perbandingan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu Saaty,1993, menetapkan skala kuantitatif 1 sampai 9 untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lain. pairwise comparison” berdasarkan criteria focus dengan memperhatikan prinsip-prinsip ”comparative judgement”.

7. Membuat matriks pairwise comparison dengan memperhatikan prinsip-prinsip

(44)

Tabel 5. Matriks Perbandingan Berpasangan

C A1 A2 A3 ... An

A1 a11 a12 a13 ... a1n

A2 a21 a22 a23 ... a2n

... ... ... ... ...

An an1 an2 an3 ... ann

(45)

BAB V

GAMBARAN UMUM

5.1. Kabupaten Bone

Sejarah mencatat bahwa Bone merupakan salah satu kerajaan besar di nusantara pada masa lalu. Kerajaan Bone yang dalam catatan sejarah didirikan oleh Manurungnge Rimatajang pada tahun 1330, mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Latenritatta Towappatunru Daeng Serang Datu Mario Riwawo Aru Palakka Malampee Gemmekna Petta Torisompae Matinroe ri Bontoala, pertengahan abad ke-17 (A. Sultan Kasim,2002). Kebesaran kerajaan Bone tersebut dapat memberi pelajaran dan hikmah yang memadai bagi masyarakat Bone saat ini dalam rangka menjawab dinamika pembangunan dan perubahan-perubahan sosial, perubahan ekonomi, pergeseran budaya serta dalam menghadapi kecenderungan yang bersifat global.

Kabupaten Bone merupakan salah satu kabupaten di pesisir timur Propinsi Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 174 km dari Kota Makassar. Mempunyai garis pantai sepanjang 138 km dari arah selatan ke arah utara. Secara astronomis terletak dalam posisi 40 13’-50 Lintang Selatan dan antara 119042’-120040’ Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Soppeng b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa c. Sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Maros, Pangkep dan Barru. Daerah Kabupaten Bone terletak pada ketinggian yang bervariasi mulai dari 0 meter (tepi pantai) hingga lebih dari 1.000 meter dari permukaan laut. Ketinggian daerah di Kabupaten Bone beserta dengan luasannya dapat dilihat pada Tabel 6.

(46)

Tabel 6. Ketinggian Daerah di Kabupaten Bone beserta dengan Luasannya No Ketinggian (meter) Luasan (Ha) Persentase (%)

1. 0-25 81.925,2 17,97 2. 25-100 101.620 22,29 3. 100-250 202.237,2 44,36 4. 250-750 62.640,6 13,74 5. 750 40.080 13,76 6. 1000 6.900 1,52

Sumber : Bappeda Kabupaten Bone, 2007

Keadaan permukaan lahan bervariasi mulai dari landai, bergelombang hingga curam. Daerah landai di jumpai sepanjang pantai dan bagian utara, sementara di bagian barat dan selatan umumnya bergelombang hingga curam. Kemiringan lereng dan kedalaman efektif tanah di Kabupaten Bone dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kemiringan Lereng dan Kedalaman Efektif Tanah di Kabupaten Bone Keterangan Luasan (Ha) Persentase (%) A. Kemiringan lereng 1. 0-2 % (datar)

2. 0-15 % (landai dan sedikit bergelombang) 3. 15-40 % (bergelombang)1. 0 4. >40 % (curam) 164.602 91.519 12.399 12.399 36,1 20,07 24,65 24,65 B. Kedalaman efektif tanah

1. 0-30 2. 30-60 3. 60-90 4. > 90 120.505 120.830 30.825 183.740 26,44 26,50 6,76 40,30 Sumber : Bappeda Kabupaten Bone, 2007

Jenis tanah yang ada di Kabupaten Bone terdiri dari tanah Aluvial, Gleyhumus, Litosol, Regosol, Grumosol, Mediteran, dan Renzina. Jenis tanah di dominasi oleh tanah Mediteran seluas 67,6 % dari total wilayah, kemudian Renzina 9,59 % dan Litosol 9 %. Penyebaran jenis tanahnya dapat dijelaskan sebagai berikut : sepanjang Pantai Timur Teluk Bone ditemukan tanah aluvial.

(47)

29

Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang. Kelembaban udara berkisar antara 95% - 99% dengan temperatur berkisar 260 C- 430C. Pada periode April – September, bertiup angin timur yang membawa hujan. Sebaliknya pada Bulan Oktober – Maret bertiup Angin Barat, saat dimana mengalami musim kemarau di Kabupaten Bone. Selain kedua wilayah yang terkait dengan iklim tersebut, terdapat juga wilayah peralihan, yaitu : Kecamatan Bontocani dan Kecamatan Libureng yang sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian lagi mengikuti wilayah timur. Rata-rata curah hujan tahunan wilayah Bone bervariasi, yaitu : rata-rata < 1.750 mm; 1750-2000 mm; 2000-2500 mm; dan 2500-3000 mm. Pada wilayah Kabupaten Bone terdapat juga pegunungan dan perbukitan yang dari celah-celahnya terdapat aliran sungai. Di sekitarnya terdapat lembah yang sangat dalam. Kondisi sungai yang berair pada musim hujan kurang lebih 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian mengalami kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti Sungai Walanae, Cenrana, Palakka, Jaling, Bulu-Bulu, Salomekko, Tobunne, dan Sungai Lekoballo.

5.2. Swalayan Surya Indah

Swalayan Surya Indah merupakan jenis usaha perorangan dengan pemiliknya adalah Bapak H. Hanafing. Swalayan didirikan pada tanggal 23 Februari 2004. Pada awal berdirinya Swalayan Surya Indah hanya menyediakan produk-produk makanan, minuman dan kebutuhan rumah tangga seperti : sabun, shampo, pasta gigi dan sebagainya. Usaha swalayan tersebut difokuskan pada konsumen rumah tangga yang berada di wilayah Kota Bone.

Lokasi Swalayan Surya Indah sangat strategis, yaitu terletak di Jalan Sukawati Watampone, yang merupakan area pusat perbelanjaan dan bisnis di Kabupaten Bone. Hal ini menyebabkan restoran ini sangat ramai dikunjungi oleh konsumen atau pelanggan yang berasal dari daerah Bone dan sekitarnya. Hanya saja area parkir yang terletak di halaman depan swalayan terkadang tidak mampu menampung kendaraan pengunjung yang mendatangi Swalayan Surya Indah, sehingga kerap kali kendaraan pengunjung diparkir di pinggir jalan. Jam buka Swalayan Surya Indah dimulai pukul 08.00 WITA dan tutup sampai dengan pukul 22.00 WITA.

Gambar

Tabel 3. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tabel 7. Kemiringan Lereng dan Kedalaman Efektif Tanah di Kabupaten   Bone  Keterangan  Luasan  (Ha)  Persentase (%)  A
Tabel 9. Sebaran Responden Sampel/Contoh Berdasarkan Usia, Status  Perkawinan dan Tingkat Pendidikan
Tabel 10. Sebaran Responden Sampel/Contoh Berdasarkan Pekerjaan dan  Pendapatan  No Uraian  Absolut  ( Orang )  Relatif ( % )  1 Pekerjaan  a
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulis merasa tertarik untuk melaksanakan kuliah kerja media di lembaga pemerintah sebagai Public Relations Officer Government atau lebih dikenal dengan humas pemerintah

Matematika merupakan aspek penting untuk membentuk sikap, demikian menurut Ruseffendi (1991 : 1), sehingga salah satu tugas pengajar adalah mendorong peserta didik agar dapat

Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran Ekonomi dalam penelitian ini sudah dapat meningkatkan motivasi

pengaruh komposisi resin dan zeolit terhadap sifat listrik yang dihasilkan pada.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara tekanan udara dan jarak nozzle dengan tingkat nilai kekasaran permukaan benda terdapat pengaruh yang

Potable use of sewage effluent basically is a practice of last resort, although unplanned or incidental potable reuse occurs all over the world where sewage effluent is discharged

[r]

Masyarakat, pemilik media, pemerhati, atau dosen juga dapat menjadikan buku tersebut sebagai masukan dan cermin atas kondisi riil media saat ini. Judul Buku              :