• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. Kerangka Teori. yang penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II. Kerangka Teori. yang penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefenisikan sebagai masalah yang penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian (Sugiyono, 2006:55) dalam buku “Metode Penelitian Administrasi”.

Secara teoritis permasalahan ini dibahas dengan teori, dan beberapa teori yang terkait dalam permasalahan yaitu teori jasa, teori strategi, teori strategi bisnis, teori faktor internal dan eksternal, teori transportasi.

2.1 Jasa

2.1.1 Pengertian jasa menurut pendapat para ahli antara lain: 1. Menurut Kotler (1994:428) dalam buku “Marketing management”.

“Jasa ialah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan menyebabkan per pindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa juga tidak terikat pada suatu produk.

2. Menurut Lamb, dkk (2001: 482) dalam buku “Pemasaran”.

”Jasa adalah hasil dari usaha penggunaan manusia dan mesin terhadap sejumlah orang atau objek. Jasa meliputi suatu perbuatan, suatu kinerja, atau suatu upaya, yang tidak bisa diproses secara fisik.”

(2)

3. Menurut Payne dan Yazid (2005:3)dalam buku “Pemasaran Jasa Konsep dan Implementasi”.

”Jasa adalah aktivitas ekonomi yang mempunyai sejumlah elemen (nilai atau manfaat) intangibel yang berkaitan dengannya, yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Perubahan dalam kondisi bisa saja muncul produksi suatu jasa bisa memiliki atau bisa juga tidak mempunyai kaitan dengan produk fisik.”

2.1.2 Karakteristik Jasa.

Berdasarkan pengertian jasa , Tjiptono (2005:18) dalam buku “Pemasaran jasa” mengutarakan ada 5 (lima) karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya, yaitu:

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa bebeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa dan bagaimana yang akan diteriman konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.

(3)

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang bisa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. karena jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan. 5. Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu.

(4)

2.2 Strategi

2.2.1 Pengertian strategi

Menurut Prawirokusumo (2000) dalam buku “Manajemen Strategik”, Strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi. Strategi juga suatu sasaran untuk mencapai tujuan akhir atau sasaran akhir, bersifat rencana yang disatukan, mengikat semua pihak atau bagian perusahaan. Strategi bersifat menyeluruh meliputi semua aspek penting perusahaan dan bersifat terpadu yaitu semua bagian rencana serasi satu sama lain dan bersesuaian. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pendefinisian misi dari suatu perusahaan, faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan, serta strategi dalam menentukan masa depan perusahaan, dimana sala satunya yaitu dengan cara mengetahui strategi bisnis jasa transportasi melalui analisa SWOT.

Strategi adalah sekumpulan kegiatan yang terintegrasi yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan dan kekuatan jangka panjang perusahaan yang berhubungan dengan pesaing (Ward dan Peppard, 2002,p69).

Strategi adalah penempaan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dengan cara tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehinggatujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai. (Steiner dan Miner, 2000).

(5)

Strategi adalah serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk mengeksplotasi kompetensi inti (core competence) dan mendapatkan keunggulan kompetitip. Kompetensi merupakan sumberdaya dan kapabilitas yang menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi suatu perusahaan atas pesaingnya.

Adapun pengertian strategi dapat diberikan pengertian sebagai berikut :

Sebagai perencanaan (business plan); yang untuk itu bagaimana suatu perusahaan untuk merealisasikan tujuannya harus dengan perencanaan bisnis yang mantap.

Strategi dapat diberikan pengertian sebagai positioning; yaitu bagaimana pemimpin perusahaan dapat memahami posisi perusahaannya dan langkah-langkah apakah yang harus dilakukan agar perusahaannya tetap hidup dan berkembang.

Strategi dapat juga diartikan sebagai suatu perspektif; yang dalam hal ini pemimpin perusahaan harus melihat pada jangkauan kedepan serta langkah-langkah yang seharusnya diambil dalam upaya merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.

Strategi dapat diartikan sebagai rencana terpadu dari semua unit kegiatan yang pelaksanaannya harus didukung oleh seluruh jajaran perusahaan serta seluruh sumber-sumber daya ekonomi yang tersedia di dalam perusahaan.

(6)

2.2.2 Tipe strategi 1. Strategi Integrasi

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal kadang-kadang bersama-sama disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, dan atau pesaing.

a. Integrasi ke depan

Integrasi ke depan melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer. Saat ini semakin banyak produsen (pemasok) yang menjalankan strategi integrasi ke depan dengan membuat situs web untuk menjual produk secara langsung kepada konsumen.

Cara efektif mengimplementasikan integrasi ke depan adalah waralaba (franchising). Berikut panduan kapan integrasi ke depan bisa menjadi strategi yang efektif:

1. Ketika distributor perusahaan saat ini sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.

2. Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas sangat terbatas sehingga memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan yang berintegrasi ke depan.

(7)

3. Ketika sebuah organisasi bersaing dalam industri yang bertumbuh dan diharapkan akan terus bertumbuh secara pesat, hal tersebut merupakan faktor pencetus karena integrasi ke depan menurunkan kemampuan organisasi untuk berdiversifikasi jika industri dasarnya tidak stabil.

4. Ketika suatu organisasi memiliki sumber daya modal dan manusia yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis baru dalam mendistribusikan produknya sendiri.

5. Ketika keuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi.

6. Ketika distributor atau pengecer saat ini memiliki margin laba yang tinggi

b. Integrasi ke Belakang

Integrasi ke belakang adalah strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Berikut ini panduan kapan integrasi ke belakang bisa dijadikan strategi yang efektif:

1. Ketika pemasok perusahaan saat ini sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. 2. Ketika jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak.

3. Ketika suatu organisasi bersaing dalam industri yang tumbuh dengan cepat.

(8)

4. Ketika suatu organisasi memiliki sumber daya manusia dan modal untuk mengelola bisnis baru yang memasok bahan bakunya sendiri.

5. Ketika manfaat dari kestabilan harga sangat penting.

6. Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, ini mengisyaratkan bahwa bisnis memasok produk atau jasa pada industri tersebut merupakan usaha yang menjanjikan.

7. Ketika suatu organisasi perlu membeli sumber daya yang dibutuhkan dengan cepat.

c. Integrasi Horizontal

Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. Salah satu tren yang paling signifikan dalam manajemen strategis saat ini adalah meningkatnya penggunaan integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan. Merger, akuisisi, dan pengambilalihan antar pesaing memungkinkan meningkatnya skala ekonomi dan mendorong transfer sumber saya daya dan kompetensi. Berikut panduan kapan integrasi horizontal bisa menjadi strategi yang efektif:

1. Ketika perusahaan bisa mendapatkan karakteristik monopolistik dalam area atau daerah tertentu tanpa ditentang oleh pemerintah atas upaya besar-besaran untuk mengurangi persaingan.

2. Ketika perusahaan bersaing dalam industri yang berkembang.

3. Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif yang besar.

(9)

4. Ketika perusahaan memiliki talenta manusia dan modal yang dibutuhkan untuk mengelola organisasi yang berkembang dengan sukses.

5. Ketika pesaing kebingungan karena kurangnya keahlian atau memiliki kebutuhan atas sumber daya tertentu yang dimiliki oleh perusahaan.

2. Strategi Intensif

Kelompok strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:

a. Strategi Penetrasi Pasar (Market Penetration Strategy)

Strategi ini dijalankan untuk meningkatkan market share dari produk jasa yang ada saat ini pada pasar yang ada saat ini melalui usaha-usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi penetrasi pasar paling sering digunakan dan dikombinasikan dengan strategi lain. Cara melaksanakan strategi penetrasi pasar dengan mengkombinasikan pemasaran promosi dan harga, yaitu melalui antara lain menaikkan jumlah tenaga penjualan, meningkatkan anggaran iklan, menawarkan secara gencar berbagai item promosi penjualan, atau bahkan meningkatkan aktivitas publisitas. Efektifitas strategi penetrasi pasar tergantung pada beberapa faktor, antara lain:

(10)

1. Pasar belum jenuh.

2. Tingkat pemakaian pelanggan saat ini dapat ditingkatkan secara signifikan.

3. Market share pesaing turun, tetapi penjualan industri naik.

4. Kenaikan skala ekonomi berdampak pada keunggulan kompetitif.

5. Ada korelasi positif signifikan antara kenaikan penjualan dengan kenaikan biaya pemasaran.

b. Strategi Pengembangan Pasar (Market Development Strategy)

Memperkenalkan produk jasa yang ada saat ini pada pasar baru (new market). Strategi pengembangan pasar ke new market ini dijalankan dengan memperluas area geografi baru, menambah segmen baru, mengubah dari bukan pemakai menjadi pemakai, menarik pelanggannya pesaing. Beberapa pedoman yang akan membuat strategi pengembangan pasar efektif:

1. Saluran distribusi baru lebih andal, murah, berkualitas bagus. 2. Pasar belum jenuh.

3. Ada kelebihan kapasitas produksi.

4. Industri dasar menjadi global secara cepat.

c. Strategi Pengembangan Produk (Product Development Strategy)

Merupakan strategi yang dijalankan untuk menaikkan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk yang ada saat ini. Menjalankan strategi ini berarti melibatkan pengeluaran biaya penelitian dan pengembangan yang besar. Pedoman yang harus dijalankan agar strategi pengembangan produk efektif adalah:

(11)

1. Produk berada pada tahap kedewasaan dari daur hidup produk. 2. Industri dicirikan oleh pengembangan teknologi yang cepat.

3. Pesaing menawarkan kualitas produk yang lebih baik pada harga yang bersaing.

4. Persaingan yang tajam dalam industri yang sedang tumbuh pesat. 5. Kemampuan yang kuat dibidang penelitian dan pengembangan.

3. Strategi Diversifikasi.

Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus), horizontal, dan konglomerat.

a. Diversifikasi Konsentrik

Menambah produk atau jasa baru, tetapi berhubungan, secara umum disebut diversifikasi konsentrik atau terfokus. Berikut adalah panduan kapan diversifikasi konsentrik bisa menjadi bisnis efektif:

1. Ketika suatu organisasi bersaing dalam industri yang tidak tumbuh atau tumbuh lambat.

2. Ketika penambahan produk yang baru, tetapi berkaitan, akan secara signifikan mendorong penjualan produk saat ini.

3. Ketika produk yang baru, tetapi berkaitan, dapat ditawarkan pada harga yang sangat kompetitif.

4. Ketika produk baru, tetapi berkaitan, memiliki tingkat penjualan musiman yang menyeimbangkan puncak dan lembah penjualan yang dimiliki organisasi saat ini.

(12)

5. Ketika produk perusahaan saat ini berada pada tahap penurunan dari siklus hidup produk.

6. Ketika perusahaan memiliki tim manajemen yang kuat.

b. Diversifikasi Horizontal

Menambahkan produk atau jasa baru, yang tidak berkaitan, untuk pelanggan saat ini disebut diversifikasi horizontal. Strategi ini tidak seberesiko diversifikasi konglomerat karena perusahaan seharusnya sudah lebih dikenal dengan pelanggan saat ini. Berikut strategi kapan diversifikasi horizontal bisa menjadi strategi yang efektif:

1. Ketika pendapatan yang dihasilkan dari produk atau jasa perusahaan saat ini akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk yang tidak berkaitan.

2. Ketika suatu organisasi bersaing dalam industry yang sangat kompetitif dan atau tidak tumbuh, seperti diindikasikan oleh hasil dan margin laba industri yang rendah.

3. Ketika jalur distribusi organisasi saat ini dapat digunakan untuk memasarkan prosuk baru ke pelanggan saat ini.

4. Ketika produk baru memiliki pola penjualan dengan produk perusahaan saat ini.

(13)

c. Diversifikasi Konglomerat

Menambah produk atau jasa baru, yang tidak berkaitan, disebut diversifikasi konglomerat. Berikut enam panduan kapan diversifikasi konglomerat bisa menjadi strategi efektif:

1. Ketika industri dasar perusahaan mengalami penurunan penjualan dan laba.

2. Ketika perusahaan memiliki modal dan talenta manajerial yang dibutuhkan untuk bersaing di industri baru.

3. Ketika perusahaan memiliki peluang untuk membeli bisnis yang tidak berkaitan yang merupakan peluang investasi yang menarik. 4. Ketika ada sinergi keuangan antara perusahaan pembeli dan yang

dibeli.

5. Ketika pasar produk perusahaan saat ini sudah jenuh.

6. Ketika tuduhan tindakan monopoli dapat dikenakan terhadap perusahaan yang secara historis berfokus pada satu industri.

(14)

4. Strategi Defensif a. Retrechment

Retrechement terjadi jika suatu organisasi mengelompokkan ulang melalui pengurangan kas dan biaya untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun. Retrechment didesain untuk memperkuat kompetensi dasar organisasi yang unik. Selama retrenchment, penyusunan strategi bekerja dengan sumber daya yang terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan, media. Retrenchment dapat melibatkan penjualan tanah dan gedung untuk meningkatkan kas, memotong lini produk, menutup bisnis yang labanya sangat tipis, menutup pabrik yang tua dan kuno, mengotomatisasi proses, mengurangi jumlah karyawan, dan menetapkan system kontrol pengeluaran.

Berikut panduan kapan retrenchment bisa menjadi strategi yang efektif:

1. Ketika perusahaan memiliki kompetensi yang unik tetapi gagal untuk mencapai tujuannya secara konsisten dari waktu ke waktu.

2. Ketika perusahaan adalah salah satu dari pesaing yang paling lemah di industry.

3. Ketika perusahaan terbebani oleh ketidakefisienan, profitabilitas yang rendah, moral karyawan yang rendah, dan tekanan dari pemegang saham untuk memperbaiki kinerja.

(15)

4. Ketika perusahaan gagal untuk memanfaatkan peluang ekternal, meminimalkan ancaman ekternal, mengambil keuntungan dari kekuatan internal, dan mengatasi kelemahan internal sepanjang waktu.

5. Ketika perusahaan telah berkembang sedemikian besar dalam waktu cepat sehingga diperlukan reorganisasi internal besar-besaran.

b. Divestasi

Menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi disebut divestasi. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal atau yang tidak cocok dengan aktivitas perusahaan lainnya. Berikut panduan kapan strategi divestasi bisa menjadi strategi yang efektif:

1. Ketika perusahaan telah melakukan retrechement dan gagal untuk mencapai perbaikan yang diharapkan.

2. Ketika sebuh divisi tidak cocok dengan keseluruhan organisasi. Ketika tindakan antimonopoli pemerintah mengancam perusahaan

c. Likuidasi

Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah atau sepotong-sepotong untuk nilai rill disebut likuidasi. Likuidasi adalah pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya dapat menjadi strategi yang sulit secara emosional.

(16)

2.3 Strategi Bisnis

2.3.1 pengertian strategi bisnis

strategi bisnis adalah serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk menyediakan nilai bagi pelanggan dan mendapatkan keunggulan kompetitip dengan mengeksplotasikan kompetensi inti dari pasar produk tunggal atau produk individual dan spesifik. (RD. Jatmiko, 2004:135) dalam buku “Manajemen Stratejik”. Dan menurut pengertian lain yaitu Strategi bisnis ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran,strategi produksi, strategi distribusi, strategi organisasi, strategi strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.3.2 formulasi strategi bisnis

formulasi strategi-strategi bisnis mencakup pembuatan keputusan pada tingkat tinggi divisi bisnis atau unit bisnis. Strategi unit bisnis, atau tingkat divisi harus konsisten dengan strategi tingkat koorporasi / organisasi secara keseluruan. Pendekatan formulasi strategi tingkat bisnis didasarkan pada “Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing.” dari Michael E. Porter.

(17)

2.4 Faktor Internal

Faktor Internal dalam perusahaan akan ikut mempengaruhi dalam penyusunan dan penentuan masa depan perusahaan diantaranya faktor pemasaran, faktor manajemen, faktor sumber daya manusia serta faktor keuangan (Tunggal, 1994) dalam buku “Pengantar Manajemen Strategi”

2.5 Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi pemilihan arah, penentuan masa depan dan tindakan suatu perusahaan dan pada akhirnya, struktur organisasi dan proses internalnya. Faktor external environment ini dibagi dalam subkategori yang saling berhubungan yaitu:

a. Remote environment (Faktor dalam lingkungan jauh), faktor dalam lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya diluar dan biasanya terlepas dari setiap situasi operasi perusahaan tunggal. Lingkungan yang memberikan perusahaan opportunities dan threaths. Faktor-faktor yang mendasari lingkungan jauh ini adalah faktor ekonomi, sosial, politik, teknologi dan ekologi.

(18)

b. Industry environment (Faktor dalam lingkungan industri), Menurut Porter (1997) dalam “Competitive strategy (Strategi Bersaing)” mendorong konsep lingkungan industri kepermukaan pemikiran startegi dan perencanaan usaha. Ada lima (5) kekuatan yang membentuk kompetisi dalam industri dan sifat serta tingkat kompetisi dalam suatu industri tergantung pada 5 Competitive forces (5 kekuatan tersebut) yaitu The threat of new entrants (ancaman pendatang baru), The bergaining power customers (daya tawar pelanggan), The bergaaining power suppliers (daya tawar pemasok), ancaman produk atau The threat of substitutes products or services (jasa substitusi) dan The jockeying among current contestants atau rivalry among existing firms (persaingan diantara kontestan yang ada).

c. Operating environment (Faktor dalam lingkungan operasi), Faktor dalam lingkungan operasional juga dinamakan Competitive/task environment (lingkungan bersaing atau tugas). terdiri dari faktor-faktor dalam situasi bersaing yang mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam memperoleh sumber daya yang diperlukan atau dalam pemasaran yang menguntungkan barang dan jasanya. Diantara yang paling penting dari faktor-faktor ini adalah posisi bersaing perusahaan, komposisi pelanggannya, reputasi diantara pemasok dan kreditur, dan kemampuannya menarik karyawan yang mampu.

(19)

2.6 Transportasi

2.6.1 Pengertian transportasi

pengertian transportasi berasal dari kata lati, yaitu transporter, di mana trans dapat diartikan mengangkut atau membawa, jadi transportasi berarti melakukan atau mengangkut atau membawa sesuatu ke tempat lain dari tempat yang lain. Transportasi dapat didefenisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari satu tempat ke tempat lainnya. Menurut Ahmad Munawar 2000.

Ada 4 unsur pokok transportasi yaitu jalan, kendaraan dan alat angkutan, tenaga penggerak, dan terminal. Tetapi ahmad munawar dalam bukunya tahun 2000 lima unsur pokok dalam transportasi yaitu:

1. Orang yang membutuhkan 2. Barang yang dibutuhkan 3. Kendaraan sebagai alat angkut 4. Jalan sebagai prasarana pengangkut 5. Organisasi yaitu pengelola angkutan.

Transportasi adalah pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

(20)

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri (Nasution, 2004:15) dalam buku “Manajemen Transportasi”. Dalam hubungan ini terlihat bahwa unsur-unsur pengangkutan meliputi 5 (lima) hal : (a) ada muatan yang diangkut, (b) tersedia kendaraan sebagai alat angkutnya, (c) ada jalanan yang dapat dilalui, (d) ada terminal asal dan terminal tujuan, (e) sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan kegiatan transportasi tersebut.

2.6.2 Peranan transportasi.

Transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat pembangunan ekonomi, sosial politik suatu Negara. Pengangkutan merupakan sarana dan prasarana bagi pembangunan ekonomi Negara yang bisa mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi. (Abbas Salim 2000:10) dalam buku “Manajemen Transportasi”

Ada beberapa peran dari transportasi yang mencakup beberapa aspek, diantaranya :

(21)

1. Aspek sosial dan budaya

Adanya transportasi di antara bangsa atau suku bangsa yang berbeda kebudayaan akan saling mengenal dan menghormati masing-masing budaya yang berbeda. Dampak sosial lain dari transportasi adalah peningkatan pemahaman masyarakat. Dengan kemajuan teknologi transportasi yang makin pesat bisa disaksikan bahwa jarak antar pulau menjadi makin dekat dalam ukuran waktu, dan lebih mudah mencapainya.

2. Aspek politik dan pertahanan

Di negara maju maupun berkembang transportasi memiliki 2 (dua) keuntungan (advantages) politis, yaitu sebagai berikut:

a. Transportasi dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional. Di Eropa, suatu sistem perkeretaapian dan angkutan darat yang direncanakan dengan baik dan merupakan salah satu program masyarakat ekonomi Eropa untuk pengintegrasian ekonomi negara anggotanya.

b. Transportasi merupakan alat mobilitas unsur pertahanan dan keamanan yang harus selalu tersedia, bukan saja untuk keperluan rutin angkutan unsur-unsur pertahanan dan keamanan. Mobilitas yang tinggi dari aparat keamanan dan masyarakat, melalui lancarnya transportasi akan memberi rasa aman, tenteram dalam usaha penegakan hukum.

(22)

3. Aspek hukum

Alat angkutan memerlukan ketentuan hukum dalam hal pengoperasian dan pemilikan hak, kewajiban, dan tanggung jawab serta asuransi apabila terjadi kecelakaan lalu lintas, jika dapat penerbangan luar negeri yang melewati batas wilayah suatu negara, diatur dalam perjanjian antarnegara (bilateral airagreement).

4. Aspek teknik

Yakni hal yang berkaitan dengan pembangunan dan pengoperasian transportasi menyangkut aspek teknis yang harus menjamin keamanan dan keselamatan serta kenyamanan dalam penyelenggaraan angkutan:

a. keamanan dan keselamatan

Faktor keamanan dan keselamatan selalu menjadi tumpuan bagi pemilihan suatu transportasi oleh penumpang. Banyaknya barang-barang yang rusak dalam pengiriman yang dilakukan oleh transportasi, akan berakibat fatal bagi perusahaan tersebut, karena perusahaan tersebut tidak akan dipilih oleh pemakai jasa transportasi. Demikian juga banyaknya kecelakaan oleh suatu transportasi, akan berakibat fatal bagi pemilik transportasi tersebut oleh pemakai jasa transportasi.

(23)

b. Kenyamanan (Comfortibility)

Pada umumnya penumpang selalu menghendaki kenyamanan dalam perjalanan. Kenyamanan transportasi, terutama berlaku untuk angkutan penumpang, erat kaitannya dengan masalah tata letak tempat duduk, sistem pengatur udara didalam kendaraan, ketersediaan fasilitas khusus seperti toilet, tempat makan, waktu operasi dan lain-lain. Kenyamanan dapat pula dijadikan suatu segmen pasar tersendiri bagi suatu modal transportasi. Kepada mereka yang memberi nilai tinggi untuk kenyamanan, dapat dibebani biaya transportasi yang lebih tinggi dari pada penumpang yang kurang memperhatikan kenyamanan. 5. Aspek ekonomi

Faktor ekonomi biasanya merupakan dasar dari dikembangkannya system transportasi, dengan tujuan utama untuk menggurangi biaya produksi dan distribusi serta untuk mencari sumber daya alam dan menjangkau pasar yang lebih luas. Harga sangat erat kaitannya dengan faktor ekonomi, harga jasa transportasi meliputi berbagai macam biaya, bukan sekedar biaya jasa angkutan saja karena meliputi biaya izin operasi, biaya perawatan dan lainnya. Sukar untuk menetapkan ukuran kepekaan permintaan jasa angkutan terhadap harga/tarif yang dapat berlaku secara umum untuk semua modal transportasi. Namun demikian, dalam banyak hal, nampaknya jelas bahwa perubahan harga/tarif dalam batas tertentu, memberikan pengaruh yang kecil saja terhadap jumlah permintaan jasa transportasi. Pengaruh harga jasa angkutan terhadap permintaan jasa angkutan ditentukan pula oleh hal-hal berikut:

(24)

a. Tujuan perjalanan (trip purpose), yaitu apakah perjalanan wisata atau perjalanan bisnis.

b. Cara pembayaran, yaitu bisa kredit atau tidak, tiket pergi-pulang dapat potongan harga atau tidak, dan sebagainya.

c. Pertimbangan tenggang waktu apakah waktu yang dipunyai, banyak atau tidak. d. Tingkat absoulute dari perubahan harga, yaitu 10% kenaikan atas tarif

Rp.5000, akan sangat berlainan dampak permintaanya terhadap tarif yang Rp.500.000,-. Pada aspek ekonomi, transportasi dapat ditinjau pula dari sudut ekonomi makro dan ekonomi mikro.

Dari sudut ekonomi makro transportasi merupakan salah satu prasarana yang menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Sedangkan dari sudut ekonomi mikro transportasi dapat dilihat dari kepentingan dua pihak, yaitu:

a. Pihak perusahaan pengangkutan (operator). Transportasi merupakan usaha memproduksi jasa angkutan yang dijual kepada pemakai dengan memperoleh keuntungan.

b. Pihak pemakai jasa angkutan (user). Transportasi sebagai salah satu mata rantai dari arus bahan baku untuk produksi dan arus distribusi barang jadi yang disalurkan ke pasar serta kebutuhan pertukaran barang di pasar. Supaya kedua arus ini lancar, jasa angkutan harus cukup tersedia dan biayanya sebanding dengan seluruh biaya produksi. Peranan transportasti tidak hanya untuk melancarkan arus barang dan mobilitas manusia. Transportasi juga membantu tercapainya pengalokasian sumber-sumber ekonomi secara optimal.

(25)

2.6.3 Klasifikasi Transportasi

Transportasi dapat diklasifikasikan menurut jenisnya yang dapat ditinjau dari segi barang yang diangkut, dari segi geografis transportasi itu berlangsung, dan dari sudut teknis seta alat angkutnya.

1. Dari segi barang yang diangkut di bagi atas 3 yaitu:

1. Dari segi barang yang diangkut di bagi 3 antara lain angkutan umum, barang, pos

2. Dari sudut geografis transportasi dibagi 6 antara lain benua, continental, pulau, kota, daerah, dalam kota.

3. Dari sudut teknis dan alat pengangkutannya yaitu angkutan jalan raya, rel, air, laut,

Klasifikasi transportasi dapat ditinjau dari ketiga segi atau unsure sebagaimana dikemukakan diatas namun seringsekali orang mengklasifikasikannya dihubungkan dengan empat unsure transportasi, yaitu jalan, alat angkutan, tenaga penggerak dan terminal.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pernapasan tenang yang normal hanya ditimbulkan oleh sinyal inspirasi berulang-ulang dari kelompok pernapasan dorsal yang terutama dijalarkan ke

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama yang terkait dengan permasalahan yang akan. 2 Bambang

Dari data Tabel 2 dicari data properties dari refrigeran R134a ada dua cara untuk mencari data properties yang pertama yaitu menggunakan tabel termodinamis dari literatur terkait

 Menuliskan sikap kepahlawana n yang dimiliki Pattimura dan raja-raja pada masa Islam  Menyatakan sikap-sikap kepahlawana n yang • Membaca teks tentang Kapitan

Sedangkan perbedaan penelitiaan yang dilakukan Paina dengan penelitian ini adalah pada objek kajian yang mana pada penelitian Paina meneliti tindak tutur komisif khusus

1) Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka yaitu angka pertama didepan koma dan angka kedua di belakang koma. Jika angka yang ketiga.. sama dengan atau lebih

Pada tahap ini data yang diperoleh dari hasil pengujian dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian.

Hasil penelitian sebelumnya tahun 2003 di Desa Sigeblog, nyamuk tersebut juga ditemukan lebih aktif menggigit mulai sore hari dengan umpan orang.. Menurut Takken