• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui penyusunan model regresi linier berganda dari variabel-variabel input dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui penyusunan model regresi linier berganda dari variabel-variabel input dan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

5.1. Estimasi Model

Fungsi produksi Cobb-Douglas untuk usaha tanaman kedelai diperoleh

melalui penyusunan model regresi linier berganda dari variabel-variabel input dan

output yang telah ditransformasi ke dalam bentuk logaritma natural. Logaritma

natural dari enam variabel input (luas panen, benih, pupuk urea, pupuk TSP/SP36,

pupuk KCl, dan tenaga kerja) dijadikan sebagai variabel bebas dalam model

regresi, dan logaritma natural dari variabel output (produksi) dijadikan sebagai

variabel tak bebas dalam model regresi. Pengolahan data untuk mendapatkan

model dari fungsi tersebut dilakukan dengan perangkat lunak SPSS versi 16.

Tabel 5.1 Hasil estimasi koefisien fungsi produksi pertanian kedelai

Variabel Koefisien t-hitung sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Tolerance VIF

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Konstanta -1,167 0,07 -16,602 0,00 0,239 4,188 Ln_luas panen 0,717 0,012 59,269 0,00 0,724 1,381 Ln_benih 0,265 0,012 22,581 0,00 0,239 4,187 Ln_urea 0,028 0,003 9,687 0,00 0,854 1,170 Ln_tsp 0,022 0,003 7,3 0,00 0,864 1,157 Ln_kcl 0,043 0,009 4,964 0,00 0,982 1,018 Ln_tenaga kerja 0,090 0,009 9,934 0,00 0,239 4,188 Keterangan:

1. Variabel tak bebas = Ln_produksi 2. R2 = 0,764

3. F-hitung = 1475.438; sig. = 0,00 4. Durbin-Watson = 1,963

(2)

Berdasarkan hasil pengolahan data, semua variabel bebas memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel tak bebas (tabel 5.1). Karena semua

variabel memiliki pengaruh yang signifikan, maka semua variabel tersebut dapat

dimasukkan ke dalam model. Bentuk model regresi linier dari fungsi produksi

Cobb-Douglas untuk usaha tanaman kedelai dengan enam variabel bebas ialah:

= , + , + , + , + , +

, + , + (5.1)

Keterangan:

y = produksi kedelai (kg)

x1 = input luas panen (m2)

x2 = input benih (kg)

x3 = input pupuk urea (kg)

x4 = input pupuk TSP/SP36 (kg)

x5 = input pupuk KCl (kg)

x6 = input tenaga kerja (OH)

(b1+b2+b3+b4+b5+b6) = 1,165.

5.2. Pengujian Asumsi Regresi

Ada empat asumsi yang harus dipenuhi untuk membentuk sebuah model

persamaan regresi linier berganda, yaitu asumsi normalitas, nonautokorelasi, tidak

terjadi heteroskedastisitas, dan tidak ada multikolinearitas. Model regresi linear

pada persamaan di atas telah melalui serangkaian uji statistik untuk memastikan

(3)

Asumsi normalitas diuji dengan melihat bentuk dari kurva normal Q-Q

plot. Jika Q-Q plot mengikuti garis normal (lurus) maka asumsi kenormalan dapat

diterima. Dari hasil pengolahan data terlihat bahwa kurva Q-Q plot telah

mengikuti garis normal sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

Gambar 5.1 Kurva Q-Q plot dari sisaan/residual

Asumsi nonautokorelasi diuji dengan statistik Durbin-Watson.

Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh nilai statistik Durbin-Watson (d)

sebesar 1.936. Nilai d tersebut terletak diantara 1,84165 dan 2,15835 yang berarti

tidak ada gejala autokorelasi baik positif maupun negatif di dalam model.

Untuk mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas bisa dilakukan

dengan uji Park. Hasil uji t dalam regresi residual kudrat dengan semua variabel

bebas menunjukkan nilai t hitung lebih kecil dibandingkan nilai t tabel atau

probabilitas t lebih besar dari =0,05 yang berarti tidak ada masalah

heteroskedastisitas dalam model.

Asumsi terakhir yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi

(4)

mendeteksi adanya multikolinieritas dalam sebuah model adalah dengan

menghitung Variance Inflation Factor (VIF) dan Torelance (TOL). Hasil olahan

data menunjukkan bahwa nilai VIF untuk semua variabel lebih kecil dari sepuluh

yang artinya tidak terjadi multikolinieritas.

5.3. Pengujian Parameter Model

Tahapan yang dilakukan setelah model fungsi produksi didapatkan adalah

melakukan pengujian hipotesis secara statistik terhadap semua parameter dalam

model. Beberapa pengujian secara statistik yang dilakukan terhadap paremeter

model adalah uji koefisien determinasi (R2), uji koefisien regresi secara

menyeluruh (F-test/uji F), dan uji koefisien regresi parsial (uji t).

Dari tabel 5.1 terlihat nilai koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan oleh

model sebesar 0,764. Angka ini berarti variasi atau proporsi keragaman nilai

output produksi kedelai yang mampu dijelaskan oleh variabel bebas dalam model

adalah sebesar 76,4 persen. Sedangkan sisanya, sebanyak 23,6 persen variasi

output dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Secara umum, hal ini

menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat antara variabel tidak bebas

dengan semua variabel bebas.

Tingkat kekuatan hubungan antara variabel tidak bebas dengan semua

variabel bebas yang menjelaskan secara menyeluruh dalam sebuah persamaan

regresi dapat diketahui dengan menggunakan uji statistik F. Sebelum melakukan

uji F terlebih dahulu harus dilakukan penyusunan hipotesis. Hipotesis nol (H0)

yang diajukan dalam uji ini adalah nilai koefisien 1= 2= 3= 4= 5= 6=0 yang

(5)

alternatifnya adalah ada satu koefisien ≠0 atau minimal ada satu variabel bebas yang memengaruhi variabel tidak bebas.

Nilai F hitung yang dihasilkan oleh model estimasi adalah sebesar

1475,438 dan signifikansi 0,00. Jika dilihat dari nilai signifikansi, maka hipotesis

nol dapat ditolak pada nilai =0,05. Hal ini berarti enam variabel tidak bebas dalam model secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

produksi kedelai.

Uji t (t-test) dilakukan untuk menguji secara parsial setiap variabel bebas.

Hipotesis yang diajukan dalam pengujian ini adalah masing-masing koefisien persamaan bernilai nol atau i=0. Artinya adalah tidak ada pengaruh dari variabel

bebs terhadap variabel tidak bebas. Sedangkan hipotesis alternatifnya adalah i≠0

yang artinya ada pengaruh dari setiap variabel bebas terhadap variabel tidak

bebas.

Tingkat signifikansi semua variabel bebas dalam model bernilai 0,00. Bila dibandingkan dengan =0,05 maka tingkat signifikansi dari setiap variabel bebas lebih kecil dari . Sehingga keputusan yang diambil adalah menolak hipotesis nol pada semua pengujian variabel bebas atau artinya semua variabel bebas secara

parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel tidak bebas.

5.4. Analisis Fungsi Produksi

Persamaan regresi linier berganda dari fungsi produksi Cobb-Douglas

tanaman kedelai dengan enam variabel bebas ialah sebagai berikut:

= , + , + , + , + , +

(6)

Selanjutnya dari persamaan tersebut dilakukan transformasi anti logaritma natural

sehingga diperoleh fungsi produksi Cobb-Douglas tanaman kedelai sebagai

berikut:

= ( , , , , , ) = , , , , , , , (5.3)

Dalam fungsi produksi Cobb-Douglas, nilai koefisien setiap setiap faktor

menunjukkan nilai elastisitas produksinya. Berdasarkan nilai elastisitas dari

masing-masing faktor bisa dikatakan bahwa untuk faktor luas panen, penggunaan

benih, penggunaan pupuk urea, penggunaan pupuk TSP/SP36, penggunaan pupuk

KCl, dan tenaga kerja telah cukup efisien karena untuk setiap faktor produksi

tersebut nilai elastisitas produksinya berada pada kisaran 0 dan 1.

Untuk faktor produksi luas panen, nilai elastisitas produksinya adalah

0,717 yang artinya penambahan input luas panen sebesar satu persen akan

meningkatkan output produksi sebesar 0,717 persen dengan asumsi variabel yang

lain konstan. Faktor produksi luas panen ini memiliki elastisitas produksi yang

paling besar bila dibandingkan dengan faktor produksi lainnya yang ada dalam

fungsi produksi ini.

Untuk faktor produksi benih, nilai elastisitas produksinya adalah 0,265.

Hal ini artinya penambahan input benih sebesar satu persen akan meningkatkan

output produksi sebesar 0,265 persen dengan asumsi variabel yang lain konstan.

Luas panen dan benih merupakan dua faktor produksi yang memiliki elastisitas

produksi yang cukup tinggi.

Untuk faktor produksi pupuk urea, pupuk TSP/SP36, pupuk KCl, dan

(7)

untuk pupuk urea adalah 0,028, elastisitas produksi untuk pupuk TSP/SP36 adalah

0,022, elastisitas produksi untuk pupuk KCl adalah 0,043, dan elastistitas produksi

untuk tenaga kerja adalah 0,090.

Secara keseluruhan model, tingkat elastisitasnya adalah 1,165. Pada

tingkat elastisitas ini fungsi produksi menunjukkan sifat yang increasing return to

scale. Hal ini berarti setiap penambahan input secara keseluruhan sebesar satu

Gambar

Gambar 5.1 Kurva Q-Q plot dari sisaan/residual

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi

Dapat dikatakan bahwa jalak bali di MBOF memiliki nilai koefisien inbreeding nol dan tidak ada kawin dengan kerabat dekat, tetapi di MBOF juga dapat

Sebelum menjadi raja di Dharmasraya, pada masa remaja Adityawarman dibesarkan di Majapahit, dan kembali ke Dharmasraya pada tahun 1339.23 Seorang tokoh utama dalam Tambo

Kategori DRPs yang diteliti adalah obat tanpa indikasi yang sesuai, indikasi butuh obat, pemilihan obat yang tidak tepat, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi,

Sistem pendidikan sekolah pada masa ini dikenal adanya tiga kegiatan yaitu kegiatan intrakurikuler (kegiatan yang dilakukan di sekolah yang penjatahan waktunya telah

Hal tersebut dapat dilihat pada pengambilan data ke 0 sampai dengan pe- ngambilan data ke 3 terus mengalami kenaikan dikarenakan pada saat itu pekerja 2 melakukan

Hipotesis 1: Belanja daerah berupa ratio pertumbuhan belanja modal, ratio belanja modal dan ratio belanja terhadap PDRB secara bersama sama berpengaruh

Ketika menjalankan perusahaannya, manajer perusahaan harus menentukan seberapa banyak modal yang diperlukan untuk membiayai bisnisnya baik dana dari dalam perusahaan