• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

penelitian, data hasil tahap pendahuluan, data hasil tahap uji coba produk, data tahap hasil uji efektivitas produk dan pembahasan hasil penelitian.

A. Ringkasan Hasil Penelitian

Ringkasan hasil penelitian ini merupakan gambaran hasil penelitian secara garis besar dan secara ringkas, data hasil penelitian yang disajikan meliputi: data hasil tahap 1 pendahuluan, data hasil tahap 2 uji coba produk, dan tahap 3 uji efektivitas produk, penyajiannya pada table 4.1.

Tabel 4.1 Ringkasan hasil penelitian

No Komponen Temuan

1 Tahap 1 Pendahuluan a. Analisis kebutuhan

Wawancara dengan pelatih ekstrakurikuler bolabasket di SMP N 2 Jatiroto dan mantan siswa ekstrakurikuler (n=3).

b. Kajian teori

Penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot dalam bola basket masih rendah dan belum ada model latihan teknik dribel dan lay up shoot secara khusus yang diberikan untuk pemain putra SMP di Kecamatan Jatiroto

Hal-hal yang disiapkan untuk pembuat produk peneliti harus mengkali teori permainan bolabasket, teori tentang dribel dan lay up shoot bolabasket, tinjauan analisis biomekanika, komponen fisik penunjang bolabasket, teori tentang karakteristik siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto, latihan dan

(2)

c. Pengembangan produk

tinjauan aspek belajar gerak (motor learning). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Peta Kompetensi D. Cara Penggunaan

BAB II MODEL LATIHAN A. Pemanasan

B. Ballhandling C. Dribling D. Lay Up Shoot

BAB III PROGRAM LATIHAN 2 Tahap 2 Uji Coba Produk

a. Uji Ahli

Hasil evaluasi ahli bolabasket 4 (n=4), jumlah angket 30 butir soal.  Produk awal Bab I PENDAHULUAN, E. Latar Belakang F. Tujuan G. Peta Kompetensi H. Cara Penggunaan

BAB II MODEL LATIHAN E. Pemanasan

F. Ballhandling G. Dribling H. Lay Up Shoot

BAB III PROGRAM LATIHAN  Perubahan

Bab I PENDAHULUAN, A. Latar Belakang

(3)

b. Uji lapangan

Hasil uji coba kelompok kecil (n=10), jumlah angket 20 butir.

B. Tujuan

C. Peta Kompetensi D. Cara Penggunaan

BAB II MODEL LATIHAN

(penyempurnaan model latihan disesuaikan dengan masukan dari tim ahli)

A. Pemanasan *(sudah urut dan sesuai) B. Ballhandling*(sesuai dengan gerak

dribel dan lay up shoot).

C. Dribling *(sudah rinci dan sesuai dengan karakteristik siswa SMP). D. Lay Up Shoot *(sudah rinci dan

sesuai dengan karakteristik siswa SMP).

BAB III PROGRAM LATIHAN

*sesuai dengan prinsip-prinsip latihan dan sesuai dengan karakteristik siswa SMP).

 Hasil

Berdasarkan hasil penilaian ahli diperoleh persentase 88,67%, produk dilanjutkan ke uji lapangan.

Dari hasil uji kelompok kecil diperoleh persentase 82,60% sehingga penelitian dapat dilanjutkan ke uji coba kelompok besar.

(4)

Hasil uji kelompok besar (n=20), jumlah angket 20 butir.

Dari hasil uji kelompok besar diperoleh persentase 92,28 % sehingga penelitian dapat dilanjutkan ke uji efektivitas produk.

3 Tahap 3 Uji Efektivitas Produk

a. Tes awal

Tes awal menggunakan instrument dribel dan lay up shoot bolabasket dari AAHPERD dan skala penilaian dribel dan lay up shoot bolabasket.

 Kelompok eksperimen (tes awal) diperoleh hasil: dribel= 93,17 detik, lay up shoot= 87.

 Kelompok eksperimen (skala penilaian tes awal) diperoleh hasil: dribel =511, lay up shoot = 544.

 Kelompok kontrol (tes awal) diperoleh hasil: dribel = 92,23 detik, lay up shoot= 84.

 Kelompok kontrol (skala penilaian tes awal) diperoleh hasil: dribel =567, lay up shoot = 522.

b. Tes akhir

Tes akhir menggunakan instrument tes dribel dan lay up shoot dari AAHPERD dan skala penilaian dribel dan lay up shoot bolabasket.

 Kelompok eksperimen (tes akhir) diperoleh hasil: dribel = 86,29 detik, lay up shoot= 133.

 Kelompok eksperimen (skala penilaian tes akhir) diperoleh hasil: dribel = 833, lay up shoot = 825.

 Kelompok kontrol (tes akhir) diperoleh hasil: dribel = 87,06 detik, lay up shoot= 102.

(5)

c. Nilai beda tes akhir – tes

awal kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

akhir) diperoleh hasil: dribel =756, lay up shoot = 736.

 Kelompok eksperimen diperoleh hasil: dribel akhir = 86,29, dribel awal = 93,17 (dengan persentase peningkatan = 10,3%), lay up shoot akhir = 133 , dan lay up shoot awal = 87 (dengan persentase peningkatan = 58,9%).  Kelompok kontrol diperoleh hasil:

dribel akhir = 87,06, dribel awal = 92,23 (dengan persentase peningkatan = 5,6%) lay up shoot akhir = 102, dan lay up shoot awal = 84 (dengan persentase peningkatan =21,4%)

 Kelompok eksperimen (skala penilaian) diperoleh hasil: dribel akhir = 833, dribel awal = 511 (dengan persentase peningkatan =62,7%), lay up shoot akhir = 825 , dan lay up shoot awal = 544 (dengan persentase peningkatan =52,3%).

 Kelompok kontrol (skala penilaian) diperoleh hasil: dribel akhir = 756, dribel awal = 567 (dengan persentase peningkatan =33,3%), lay up shoot akhir = 736 , dan lay up shoot awal = 522 (dengan persentase peningkatan =41,0%).

(6)

B. Hasil Penelitian Tahap 1 (Pendahuluan)

1. Hasil analisis kebutuhan

Data hasil analisis kebutuhan diperoleh melalui wawancara dengan pelatih ekstrakurikuler bolabasket SMP N 2 Jatiroto. Peneliti melakukan wawancara dengan Purwanto, S.Pd. pelatih bolabasket SMP N 2 Jatiroto, Ribut Widodo mantan peserta ekstrakurikuler SMP N 2 Jatiroto, Rakiman, S.Pd. hasil wawancara disajikan pada table 4.2.

Tabel 4.2 Penyajian hasil analisis kebutuhan

No Sumber Data Hasil Wawancara

1

2.

Pelatih bolabasket: Purwanto, S.Pd.

(Guru dan Pelatih SMP N 2 Jatiroto)

Ribut Widodo

(Pemain Basket Alumni SMP N 2 JATIROTO)

 Perkembangan ekstra bola basket hanya melalui

ekatrakurikuler sehingga sulit.  Latihan cenderung monoton

karena motivasi anak rendah.  Teknik dasar dribel dan lay up

shoot masih rendah.

 Tidak ada model latihan dribel dan lay up shoot yang sesuai dengan kondisi anak.

 Pelatih terkesan memberikan pelatihan hanya sekedar hiburan bukan untuk prestasi sehingga proses latihan dirasa kurang baik.

 Latihan konvensional, tidak ada model latihan yang disusun baik yang disesuaikan dengan kondisi siswa.

(7)

3. Rakiman, S.Pd.

(Guru SMP N 1 JATIROTO)

 Teknik dasar dribel dan lay up shoot masih rendah karena sulit dipelajari.

 Tidak ada model latihan yang khusus dibuat untuk siswa SMP.

 Pelatih memberikan ekstra secara konvensional dalam tiap latihan.

 Motivasi anak-anak rendah. Anak-anak lebih menggemari olahraga bola voli dan sepak bola karena di kecamatan Jatiroto lebih populer.

 Teknik dasar dribel dan lay up shoot yang penting namun sulit diajarkan.

 Belum ada model latihan yang digunakan untuk anak SMP.

Dari hasil analisis kebutuhan di atas dapat diketahui bahwa penguasaan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot dalam bola basket masih rendah dan belum ada model latihan teknik dribel dan lay up shoot secara khusus yang diberikan untuk pemain putra SMP di Kecamatan Jatiroto.

2. Kajian teori

Kajian teori yang dijadikan referensi berdasarkan analisis kebutuhan dan kebutuhan teori untuk menyusun produk awal, kajian teori dalam penelitian ini meliputi kajian teori tentang permainan bolabasket, teknik dribel dan lay up shoot bolabasket, tinjauan analisis biomekanika, komponen fisik penunjang permainan

(8)

bolabasket, karakteristik Siswa Putra SMP, latihan dan tim lawan Aspek Belajar Gerak (Motor Learning). Kajian teori tersebut sebagai bahan landasan untuk menyusun produk awal model latihan teknik dribel dan lay up shoot bolabasket pada Siswa Putra SMP Peserta Ekstrakurikuler Bolabasket se-Kecamatan Jatiroto.

Kajian teori dari beberapa referensi mempunyai karakteristik ditiap teorinya, teori tentang permainan bolabasket digunakan untuk membahas karakteristik permainan bolabasket secara umum dan secara khusus teknik dribel dan lay up shoot bolabasket. Teori tentang latihan untuk mengkaji prinsip-prinsip latihan teknik dan langkah-langkah penyusunan program latihan. Teori tentang belajar gerak untuk membahas rangkaian gerakan teknik bolabasket khususnya rangkaian gerakan teknik dribel dan lay up shoot. Teori tingkatan karakteristik membahas tentang klasifikasi dari tiap tingkat kemampuan. Teori tentang media untuk membahas tentang media khususnya tentang kajian model.

3. Pengembangan produk awal

Pengembangan produk awal berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan kajian teori, hal ini dimaksudkan agar produk awal sesuai dengan permasalahan yang dihadapi siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto dan karakteristik subjek penelitian, dan sesuai dengan teori-teori yang mendasari tentang latihan. Penyajian pengembangan produk awal model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket pada siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto adalah sebagai berkut :

a. Bab I Pendahuluan terdiri dari: 1). Latar belakang, 2). Tujuan, 3). Peta konsep, 4). Ruang lingkup.

b. Bab II Model Latihan Untuk dribel dan lay up shoot bolabasket, terdiri dari 1). Pemanasan, 2). Ballhandling, 3). Latihan Dribel, 4). Latihan Lay Up Shoot.

(9)

C. Hasil Penelitian Tahap 2 (Uji Coba Produk)

1. Hasil evaluasi ahli

Evaluasi ahli dilakukan untuk memperoleh masukan dan penguatan terhadap model latihan dribel dan lay up shoot bolabasket yang dikembangkan peneliti, ahli terdiri dari 4 ahli yaitu: 1) Dani Kosasih, 2) Efri Meldi , 3) Rizky dan 4) Eko Sartono. Berikut akan disajikan data hasil uji ahli:

Ahli 1, Dani Kosasih. Narasumber Pelatihan PENGPROV PERBASI JAWA TENGAH, proses uji produk dilaksanakan pada tanggal, 23 Oktober 2013, proses uji produk berlangsung 3 kali pertemuan karena hasil revisi atas saran dan masukan ahli dikonsultasikan kembali ke ahli. Hasil evaluasi ahli 1 disajikan pada table 4.3.

Tabel 4.3 Hasil evaluasi ahli 1 (Dani Kosasih)

No Komponen Skor Maks Skor Hasil Persentase 1 Pemanasan 30 27 90 2 Ball Handling. 30 26 86,67 3 Dribel 30 26 86,67 4 Lay Up Shoot 30 27 90 5 Program latihan. 30 27 90 Jumlah 150 143 88,67

Berdasarkan table 4.3 diperoleh hasil evaluasi ahli dengan persentase 88,67 %. Disamping evaluasi berbasis data kuantitatif ahli juga memberikan masukan yang berbasis data kualitatif, yaitu sebagai berikut:

1. Model latihan yang tersusun sesuai dengan karakteristik pemula dan sudah rinci.

2. Sudah spesifik, sudah disesuaikan dengan judul. Jadi bahasan bisa tajam. 3. Pada prinsipnya, gagasan mantab, tinggal dilanjutkan.

(10)

Kesimpulan dari hasil evaluasi ahli produk awal layak uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.

Ahli 2 Efri Meldi, pelatih SATYA WACANA SALATIGA,proses uji produk dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2013, Hasil evaluasi ahli akan disajikan pada table 4.4.

Tabel 4.4 Hasil evaluasi ahli 2 (Efri Meldi)

No Komponen Skor Maks Skor Hasil Persentase 1 Pemanasan 30 26 86,67 2 Ball Handling. 30 27 90 3 Dribel 30 27 90 4 Lay Up Shoot 30 23 76,67 5 Program latihan. 30 29 96,67 Jumlah 150 132 88

Berdasarkan table 4.4 hasil evaluasi ahli 2 diperoleh persentase 88 %. Disamping evaluasi data berbasis kuantitatif ahli juga memberikan masukan yang berbasis data kualitatif, yaitu sebagai berikut:

1. Model latihan sesuai untuk anak usia SMP. 2. Isi sudah sesuai.

3. Pemanasan dibuat menarik lagi. 4. Lay up shoot ditambah gerak kaki.

5. Perhatikan rasio penggunaan bola. Jadi kalau sudah masuk di program latihan bisa jalan dengan baik.

Kesimpulan dari hasil evaluasi ahli produk awal layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.

Ahli 3 Praktisi Lapangan, Rizky. Pelatih SMP di daerah WONOGIRI.

(11)

Tabel 4.5 Hasil evaluasi ahli 3 (Rizky) No Komponen Skor Maks Skor Hasil Persentase 1 Pemanasan 30 27 90 2 Ball Handling. 30 28 93,33 3 Dribel 30 28 93,33 4 Lay Up Shoot 30 23 76,67 5 Program latihan. 30 28 93,33 Jumlah 150 134 89,33

Berdasarkan table 4.5 hasil evaluasi ahli 3 diperoleh persentase 89,33 %. Disamping evaluasi data berbasis kuantitatif ahli juga memberikan masukan yang berbasis data kualitatif, yaitu sebagai berikut:

1. Isi sudah sesuai dengan kondisi anak, anak jadi mudah memahami gerakan sesuai dengan mekanisme gerak yang benar.

2. Model ini memudahkan cara melatih karena : hal – hal yang detail dijelaskan sejelas – jelasnya, kemungkinan murid / pemain bisa jelas .

Kesimpulan dari hasil evaluasi ahli produk awal layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.

Ahli 4, Eko Sartono. proses uji produk dilaksanakan pada. Hasil evaluasi ahli akan disajikan pada table 4.6

Tabel 4.6 Hasil evaluasi ahli 4 (Eko Sartono)

No Komponen Skor Maks Skor Hasil Persentase 1 Pemanasan 30 27 90 2 Ball Handling. 30 28 93,33 3 Dribel 30 28 93,33 4 Lay Up Shoot 30 22 73,33 5 Program latihan. 30 28 93,33 Jumlah 150 133 88,67

(12)

Berdasarkan table 4.6 hasil evaluasi ahli 4 diperoleh persentase 88,67 %. Disamping evaluasi data berbasis kuantitatif ahli juga memberikan masukan yang berbasis data kualitatif, yaitu sebagai berikut:

1. Ahli yang keempat menambahkan pengaturan model latihan tepat untuk anak usia 13 – 15 tahun.

2. Urutan sudah sesuai, anak – anak bisa mudah memahami.

Kesimpulan dari hasil evaluasi ahli produk awal layak untuk uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran.

2. Hasil uji coba lapangan

Hasil uji coba lapangan diperoleh melalui uji kelompok kecil dan uji kelompok besar, proses uji coba dimaksudkan untuk memperoleh tanggapan dari subjek penelitian terhadap produk yang dikembangkan peneliti. Pengambilan data menggunakan angket, data yang diperoleh data kuantitatif.

a. Hasil uji coba kelompok kecil

Uji coba kelompok kecil dilaksanakan pada tanggal 28 November s/d 1 Desember 2013, di lapangan bolabasket SMP N 2 Jatiroto subjek uji coba berjumlah 10 atlet dari siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se Kecamatan Jatiroto. Data uji coba kelompok kecil diperoleh menggunakan angket, data hasil uji coba kelompok kecil disajikan pada table 4.8.

Tabel 4.8 Hasil uji coba kelompok kecil

No Komponen Skor Maksimal Skor Hasil Persentase 1 Pemanasan 200 167 83,5 2 Ball Handling. 200 165 82,5 3 Dribel 250 210 84 4 5 Lay Up Shoot Program Latihan 250 100 205 81 82 81 Jumlah 1000 828 82,60

Berdasarkan tabel 4.8 data hasil uji coba kelompok kecil diperoleh persentase 82,60 %. Disamping itu untuk merekam proses uji coba kelompok kecil peneliti melakukan observasi, hasil observasinya sebagai berikut:

(13)

 Pelaksanaan uji coba secara keseluruhan berjalan dengan baik karena, subjek anak-anak merasa senang dengan proses uji coba.

 Model latihan dapat dilakukan oleh siswa tetapirata-rata subjek belum terbiasa.Anak terlihat aktif memperagakan gerakan dikarenakan variasi model latihan dribel dan lay up shoot dianggap model latihan baru yang baru.

 Terlihat peningkatan kepercayaan diri dalam diri anak – anak dalam melakukan teknik dasar.

 Pengisian angket setelah pertemuan ketiga.

Kesimpulan akhir dari uji coba kelompok kecil berdasarkan data hasil uji coba dan catatan lapangan, uji kelompok dapat dilanjutkan ke uji coba kelompok besar.

b. Hasil uji coba kelompok besar

Ujicoba kelompok besar dilaksanakan pada tanggal 4 s/d 8 Desember,

proses uji coba kelompok besar dilakukan 3 kali,untuk jadwal menyesuaikan jadwal latihan di ekstrakurikuler yang menjadi tempat uji coba dan bertempat di lapangan bolabasket SMP N 2 Jatiroto,subjek uji coba berjumlah 20 atlet yang berasal dari siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto. Data uji coba kelompok besar diperoleh menggunakan angket, data hasil uji coba kelompok besar disajikan pada tabel 4.9.

Tabel 4.9. Hasil uji coba kelompok besar

No Komponen Skor Maksimal Skor Hasil Persentase 1 Pemanasan 400 375 93,75 2 Ball Handling. 400 369 92,25 3 Dribel 500 478 95,60 4 5 Lay Up Shoot Program Latihan 500 200 469 172 93,80 86 Jumlah 2700 1863 92,28

Berdasarkan tabel 4.9 data hasil uji coba kelompok besar diperoleh persentase 92,28 %. Disamping itu untuk merekam proses uji coba kelompok besar peneliti melakukan observasi, hasil observasinya sebagai berikut:

(14)

 Pelaksanaan uji coba secara keseluruhan berjalan dengan baik. Terlihat antusias dan semangat anak-anak mengikuti kegiatan

 Model latihan dapat dilakukan oleh pemain tetapi rata-rata subjek masih menganggap hal yang baru dikarenakan variasi model latihan dribel dan lay up shoot belum pernah dicoba.

 Pengisian angket setelah pertemuan ketiga.

Kesimpulan akhir dari uji coba kelompok besar berdasarkan data hasil uji coba dan catatan lapangan, uji produk dapat dilanjutkan ke uji efektivitas produk.

D. Data Hasil Tahap 3 Uji Efektivitas Produk

Tahap 3 uji efektivitas produk menggunakan rancangan eksperimen semu, membandingkan dua kelompok antara kelompok eksperimen yang menggunakan model latihan dribel dan lay up shoot yang dikembangkang peneliti dengan kelompok kontrol yang menggunakan latihan dribel dan lay up shoot konvensional terhadap kemampuan dribel dan lay up shoot siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto. Kelompok eksperimen terdiri 10 siswa, sedangkan kelompok kontrol terdiri 10 siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto.

Prosedur uji efektivitas terdiri tiga tahapan, pertama tes awal pada 17 Januari 2014 untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal penguasaan teknik dribel dan lay up shoot siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto. Kedua perlakuan kelompok eksperimen dan kontrol dimulai 20 Januari 2014 s/d 28 Februari 2014, kedua kelompok diberi perlakuan latihan dribel dan lay up shoot yang berbeda. Ketiga tes akhir kelompok eksperimen dan kontrol, 3 Maret 2014 tujuannya untuk mengetahui perkembangan keterampilan teknik dribel dan lay up shoot siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto setelah diberi perlakuan. Tes awal, perlakuan, dan tes akhir dilakukan di lapangan bolabasket SMP N 2 Jatiroto. Tes awal dan tes akhir menggunakan tes dribel dan lay up shoot dari AAHPERD dan skala penilaian dribel dan lay up shoot bolabasket.

(15)

1. Tes awal

Data hasil tes awal keterampilan dribel dan lay up shoot pada kelompok eksperimen akan disajikan pada tabel 4.10 dan 4.11 sedangkan kelompok kontrol pada tabel 4.12 dan 4.13.

Tabel 4.10 Hasil tes awal (pre test) kelompok eksperimen (tes Dribel dan Lay Up Shoot bolabasket dari AAHPERD dan Imam Sodikun)

NO NAMA

TES AAPHERD / TES LAY UP SHOOT (IMAM SODIKUN)

DRBEL LAY UP SHOOT

JUMLAH WAKTU KANAN KIRI

1 ARI SULISTYO 9,17 6 4 10 2 ALDO SAPUTRA 9,27 6 4 10 3 ALI PRAKOSO 9,12 5 4 9 4 YOSYAFIQ ZAINURI 9,44 6 4 10 5 TAUFIK HIDAYAT 9,06 6 3 9 6 PENDI 9,02 5 3 8 7 BAGAS BAHTIAR 9,50 6 4 10 8 IHSAN SAPUTRO 9,59 5 3 8 9 MUHAMAD MAKMURI 9,40 4 2 6 10 RIKO SETYAWAN 9,60 4 3 7 JUMLAH 93,17 53 34 87

Tabel 4.11 Hasil tes awal (pre test) kelompok eksperimen (skala penilaian Dribel dan Lay Up Shoot bolabasket)

NO NAMA

RATING SCALE

DRIBEL LAY UP SHOOT

SKOR NILAI KANAN KIRI SKOR NILAI

1 ARI SULISTYO 12 67 13 13 26 72 2 ALDO SAPUTRA 10 56 12 12 24 67 3 ALI PRAKOSO 11 61 12 12 24 67 4 YOSYAFIQ ZAINURI 10 56 12 8 20 56 5 TAUFIK HIDAYAT 10 56 12 9 21 58 6 PENDI 12 67 6 8 14 39 7 BAGAS BAHTIAR 7 39 11 7 18 50 8 IHSAN SAPUTRO 6 33 12 7 19 53 9 MUHAMAD MAKMURI 8 44 8 6 14 39 10 RIKO SETYAWAN 6 33 9 6 15 42 JUMLAH 92 511 107 88 195 542

(16)

Tabel 4.12 Hasil tes awal (pre test) kelompok kontrol (tes Dribel dan Lay Up Shoot bolabasket dari AAHPERD)

NO NAMA

TES DRIBEL AAPHERD / TES LAY UP SHOOT (IMAM SODIKUN)

DRBEL LAY UP SHOOT

SKOR

WAKTU KANAN KIRI

1 ALI NURDIN 9,15 6 4 10

2 DWI ADI PANGESTU 9,01 6 3 9

3 ARI WIDODO 9,18 6 2 8

4 SIGIT SULISTYO 9,05 6 4 10

5 SIWI ISWARA 9,21 5 5 10

6 ANGGA BUDI S. 9,33 4 4 8

7 DHIMAS ANANG T 9,06 5 3 8

8 FERI BAGUS PERMANA 9,16 5 3 8

9 EFRIAN ARSYIL Q 9,50 4 2 6

10 RIO AWANG KUSUMA 9,58 5 2 7

JUMLAH 92,23 52 32 84

Tabel 4.13 Hasil tes awal (pre test) kelompok kontrol (skala penilaian Dribel dan Lay Up Shoot bolabasket)

NO NAMA

RATING SCALE

DRIBEL LAY UP SHOOT

SKOR NILAI KANAN KIRI SKOR NILAI

1 ALI NURDIN 12 67 12 12 24 67

2 DWI ADI PANGESTU 12 67 12 12 24 67

3 ARI WIDODO 12 67 12 12 24 67 4 SIGIT SULISTYO 11 61 12 9 21 58 5 SIWI ISWARA 9 50 12 8 20 56 6 ANGGA BUDI S. 10 56 11 10 21 58 7 DHIMAS ANANG T 12 67 6 6 12 33 8 FERI BAGUS P. 9 50 8 7 15 42 9 EFRIAN ARSYIL Q 9 50 6 6 12 33

10 RIO AWANG KUSUMA 6 33 9 6 15 42

(17)

2. Tes akhir

Data hasil tes akhir keterampilan dribel dan lay up shoot pada kelompok eksperimen akan disajikan pada tabel 4.13 dan 4.14 sedangkan kelompok kontrol pada tabel 4.15 dan 4.16.

Tabel 4.14 Hasil tes akhir (post test) kelompok eksperimen (tes Dribel dan Lay Up Shoot bolabasket dari AAHPERD dan Imam Sodikun)

NO NAMA

TES DRIBEL AAPHERD / TES LAY UP SHOOT (IMAM SODIKUN)

DRBEL LAY UP SHOOT

SKOR

WAKTU KANAN KIRI

1 ARI SULISTYO 8,03 8 8 16 2 ALDO SAPUTRA 8,05 8 8 16 3 ALI PRAKOSO 8,30 8 6 14 4 YOSYAFIQ ZAINURI 8,50 7 6 13 5 TAUFIK HIDAYAT 8,59 7 6 13 6 PENDI 8,30 6 6 12 7 BAGAS BAHTIAR 9,00 8 6 14 8 IHSAN SAPUTRO 9,01 6 6 12 9 MUHAMAD MAKMURI 9,21 6 6 12 10 RIKO SETYAWAN 9,30 6 5 11 JUMLAH 86,29 70 63 133

Tabel 4.15 Hasil tes akhir (post test) kelompok eksperimen (skala penilaian Dribel dan Lay Up Shoot bolabasket)

NO NAMA

RATING SCALE

DRIBEL LAY UP SHOOT

SKOR NILAI KANAN KIRI SKOR NILAI

1 ARI SULISTYO 17 94 18 17 35 97 2 ALDO SAPUTRA 17 94 18 17 35 97 3 ALI PRAKOSO 14 78 16 14 30 83 4 YOSYAFIQ ZAINURI 16 89 16 14 30 83 5 TAUFIK HIDAYAT 16 89 18 12 30 83 6 PENDI 14 78 15 14 29 81 7 BAGAS BAHTIAR 14 78 16 14 30 83 8 IHSAN SAPUTRO 14 78 16 12 28 78 9 MUHAMAD MAKMURI 14 78 14 10 24 67 10 RIKO SETYAWAN 14 78 14 12 26 72 JUMLAH 150 833 161 136 297 825

(18)

Tabel 4.16 Hasil tes akhir (post test) kelompok kontrol (tes Dribel dan Lay Up Shoot bolabasket dari AAHPERD dan Imam Sodikun)

NO NAMA

TES DRIBEL AAPHERD / TES LAY UP SHOOT (IMAM SODIKUN)

DRBEL LAY UP SHOOT

SKOR

WAKTU KANAN KIRI

1 ALI NURDIN 8,50 7 6

13

2 DWI ADI PANGESTU 8,40 6 5

11 3 ARI WIDODO 8,40 7 4 11 4 SIGIT SULISTYO 8,30 6 5 11 5 SIWI ISWARA 8,10 6 6 12

6 ANGGA BUDI SAPUTRO 9,10 5 4

9

7 DHIMAS ANANG T 9,00 6 4

10

8 FERI BAGUS PERMANA 9,01 5 4

9

9 EFRIAN ARSYIL Q 9,10 5 3

8

10 RIO AWANG KUSUMA 9,15 5 3

8

JUMLAH 87,06 58 44

102

Tabel 4.17 Hasil tes akhir (post test) kelompok kontrol (skala penilaian Dribel dan Lay Up Shoot bolabasket)

NO NAMA

RATING SKALE

DRIBEL LAY UP SHOOT

SKOR NILAI KANAN KIRI SKOR NILAI

1 ALI NURDIN 14 78 14 16 30 83

2 DWI ADI PANGESTU 16 89 14 16 30 83

3 ARI WIDODO 14 78 14 16 30 83 4 SIGIT SULISTYO 16 89 16 14 30 83 5 SIWI ISWARA 16 89 17 16 33 92 6 ANGGA BUDI S. 12 67 12 14 26 72 7 DHIMAS ANANG T 12 67 11 10 21 58 8 FERI BAGUS P. 12 67 12 10 22 61 9 EFRIAN ARSYIL Q 12 67 11 10 21 58

10 RIO AWANG KUSUMA 12 67 12 10 22 61

(19)

1. Analisis data uji efektivitas produk (eksperimen produk) a. Uji prasyarat analisis

1. Uji normalitas distribusi frekuensi populasi

Uji normalitas distribusi frekuensi populasi menggunakan metode Lilliefors, proses uji dilakukan pada dua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) dan menggunakan dua instrumen tes (tes dribel dan lay up shoot bolabasket dari AAHPERD dan skala penilaian dribel dan lay up shoot bolabasket). Data hasil uji normalitas distribusi frekuensi populasi akan disajikan pada tabel 4.18.

Tabel 4.18 Hasil uji normalitas distribusi frekuensi populasi

NO KELOMPOK Lhitung Ltabel KESIMPULAN

1 EKSPERIMEN DRIBEL 0,15012 0,294 NORMAL

2 EKSPERIMEN LAY UP SHOOT 0,17965 0,294 NORMAL

3 EKSPERIMEN RATING SCALE DRIBEL 0,13062 0,294 NORMAL 4 EKSPERIMEN RATING SCALE LAY UP SHOOT 0,15083 0,294 NORMAL

5 KONTROL DRIBEL 0,22711 0,294 NORMAL

6 KONTROL LAY UP SHOOT 0,21651 0,294 NORMAL

7 KONTROL RATING SCALE DRIBEL 0,18272 0,294 NORMAL

8 KONTROL RATING SCALE LAY UP SHOOT 0,09910 0,294 NORMAL

Berdasarkan tabel tersebut di atas, diketahui Lhitung dari

masing-masing kelompok lebih kecil dari harga L tabel (Lt) dengan  = 0,01 dan

N =10 adalah Lt = 0,294, maka dapat diketahui bahwa seluruh populasi

(20)

Uji homogenitas variansi populasi

Uji homogenitas variansi populasi menggunakan uji F, menggunakan uji F karena membandingkan dua kelompok antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, penyajiannya pada tabel 4.19.

Tabel 4.19 Hasil uji homogenitas variansi populasi

NO TES Fo Ftabel KESIMPULAN

1 DRIBEL (AAHPERD) 1,1395844 2,94 HOMOGEN

2 LAY UP SHOOT (IMAM SODIKUN) 1,0505515 2,94 HOMOGEN 3 RATING SCALE DRIBEL 1,1563212 2,94 HOMOGEN 4 RATING SCALE LAY UP SHOOT 0,8881766 2,94 HOMOGEN Dari penghitungan diperoleh Fhitung = data dribel (1,139), lay up shoot

(1,050), Rating scale dribel (1,156) dan Rating scale lay up shoot (0,888), dari data tersebut semua lebih kecil dari Ftabel dengan derajat kebebasan (dk)

pembilang = 9, dan dengan derajat kebebasan (dk) penyebut = 9, dan pada taraf nyata  = 0,01, diperoleh Ftabel = 2,94. Sehingga dapat di diketahui bahwa semua

data Fhitung Lebih kecil dari pada F Tabel ,maka data pada semua kelompok Homogen.

2. Uji signifikasi

Uji signifikansi menggunakan uji t dengan rumus: t

=

Kiriteria produk dinyatakan signifikan pengaruhnya dinyatakan jika

- - ⁄ ⁄ dimana ⁄ didapat dari daftar distribusi t dengan dk = dan peluang (1 - ⁄ ), untuk harga-harga lainnya ditolak.

Hasil penghitungan uji signifikansi uji t kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan hasil tes dribel dan lay up shoot yang menggunakan dribel dan lay up shoot bolabasket dari AAHPERD dan skala penilaian dribel dan lay up shoot bolabasket akan disajikan pada tabel 4.20.

(21)

Tabel 4.20 UJI SIGNIFIKASI DATA HASIL TES DRIBEL DAN LAY UP SHOOT PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER SMP N 2 JATIROTO

Hasil signifikasi hasil tes awal dan akhir pada masing masing-masing kelompok sebagai berikut:

NO KELOMPOK JENIS TEKNIK

HASIL TES

T hitung T tabel KESIMPULAN

AWAL AKHIR

1 EKSPERIMEN DRIBEL 93,17 86,29 2,858 1,812 SIGNIFIKAN

LAY UP SHOOT 87,00 133 13,532 1,812 SIGNIFIKAN

2 KONTROL

DRIBEL 92,23 87,06 2,717 1,812 SIGNIFIKAN

LAY UP SHOOT 84,00 102 7,216 1,812 SIGNIFIKAN

3 EKSPERIMEN

DRIBEL (Rating

Scale) 511 833 3,007 1,812 SIGNIFIKAN

LAY UP SHOOT

(Rating Scale) 542 825 13,740 1,812 SIGNIFIKAN

4 KONTROL

DRIBEL (rating

Scale) 567 756 2,722 1,812 SIGNIFIKAN

LAY UP SHOOT

(Rating Scale) 522 736 10,320 1,812 SIGNIFIKAN

1. Hasil tes akhir dan tes awal pada tes dribel kelompok eksperimen terdapat hasil yang signifikan, dimana = Thitung adalah 2,858 dari Ttabel 1,812.

Sehingga pada latihan dribel menggunakan perlakuan model pengembangan (kelompok eksperimen) ini dapat memperoleh hasil yang signifikan.

2. Hasil tes akhir dan tes awal pada tes lay up shoot kelompok eksperimen terdapat hasil yang signifikan, dimana = Thitung adalah 2,56  dari Ttabel

1,812. Sehingga pada latihan lay up shoot menggunakan perlakuan model pengembangan (kelompok eksperimen) ini dapat memperoleh hasil yang signifikan.

3. Hasil tes akhir dan tes awal pada tes dribel kelompok kontrol terdapat hasil yang signifikan, dimana = Thitung adalah 2,717 dari Ttabel 1,812. Sehingga

(22)

pada latihan dribel menggunakan latihan konvensional (kelompok kontrol) ini dapat memperoleh hasil yang signifikan.

4. Hasil tes akhir dan tes awal pada tes lay up shoot kelompok kontrol terdapat hasil yang signifikan, dimana = Thitung adalah 7,216  dari Ttabel

1,812. Sehingga pada latihan lay up shoot menggunakan latihan konvensional (kelompok kontrol) ini dapat memperoleh hasil yang signifikan.

5. Hasil tes akhir dan tes awal pada tes rating scale dribel kelompok eksperimen terdapat hasil yang signifikan, dimana = Thitung adalah 3,007

dari Ttabel 1,812. Sehingga pada latihan dribel menggunakan perlakuan

model pengembangan (kelompok eksperimen) ini dapat memperoleh hasil yang signifikan.

6. Hasil tes akhir dan tes awal pada tes rating scale lay up shoot kelompok eksperimen terdapat hasil yang signifikan, dimana = Thitung adalah 13,740

 dari Ttabel 1,812. Sehingga pada latihan lay up shoot menggunakan

perlakuan model pengembangan (kelompok eksperimen) ini dapat memperoleh hasil yang signifikan.

7. Hasil tes akhir dan tes awal pada tes rating scale dribel kelompok kontrol terdapat hasil yang signifikan, dimana = Thitung adalah 2,722  dari Ttabel

1,812. Sehingga pada latihan dribel menggunakan latihan konvensional (kelompok kontrol) ini dapat memperoleh hasil yang signifikan.

8. Hasil tes akhir dan tes awal pada tes rating scale lay up shoot kelompok kontrol terdapat hasil yang signifikan, dimana = Thitung adalah 10,32  dari

Ttabel 1,812. Sehingga pada latihan lay up shoot menggunakan latihan

konvensional (kelompok kontrol) ini dapat memperoleh hasil yang signifikan.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan latihan baik kelompok yang mendapat perlakuan (eksperimen) dan yang berlatih secara konvensional (kelompok kontrol) semuanya mengalami hasil yang signifikan jika dilihat dari hasil tes awal dan akhir. Yang membedakan adalah tingkat

(23)

signifikannya. Hal tersebut sesuai dengan hasil Thitung yang diperoleh dari data tes

awal dan akhir yang hasilnya melebihi Ttabel yaitu 1,812.

Persentase peningkatan kemampuan dribel, antara kelompok eksperimen yang menggunakan model latihan dan kelompok kontrol yang menggunakan latihan secara konvensional dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut:

Persentase peningkatan = x 100%

Peningkatan kemampuan dribel untuk kelompok eksperimen yaitu kelompok yang menggunakan model latihan dapat dihitung sebagai berikut:

Mean different = 0,96 Mean tes awal = 9,32 Mean tes akhir = 8,36 Persentase peningkatan =

x 100% = 10,3%

Peningkatan kemampuan dribel untuk kelompok kontrol yaitu kelompok yang menggunakan latihansecara konvensional dapat dihitung sebagai berikut:

Mean different = 0,517 Mean tes awal = 9,223 Mean tes akhir = 8,706

Persentase peningkatan = x 100% = 5,6%

Dari perhitungan besarnya peningkatan dari kedua kelompok pendekatan tersebut diketahui bahwa kemampuan dribel melalui tes AAHPERD diketahui kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Peningkatan kemampuan lay up shoot melalui tes AAHPERD antar kelompok eksperimen yang menggunakan model latihan dan kelompok kontrol yang menggunakan latihan secara konvensional dengan rumus sebagai berikut:

(24)

Persentase peningkatan = x 100%

Peningkatan kemampuan lay up shoot untuk kelompok eksperimen yaitu kelompok yang menggunakan model latihan dapat dihitungsebagai berikut:

Mean different = 4,93 Mean tes awal = 8,37 Mean tes akhir = 13,3

Persentase peningkatan = x 100% = 58,9%

Peningkatan kemampuan lay up shoot dengan tes AAHPERD untuk kelompok kontrol yaitu kelompok yang menggunakan model latihan secara konvensional dapat diketahui sebagai berikut :

Mean different =1,8 Mean tes awal =8,4 Mean tes akhir =10,2

Persentase peningkatan = x 100% = 21,4%

Dari perhitungan besarnya peningkatan dari kedua kelompok tersebut diketahui bahwa kemampuan lay up shoot melalui tes AAHPERD diketahui kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.

Peningkatan kemampuan dribel melalui rating scale, antara kelompok eksperimen yang menggunakan model latihan dan kelompok kontrol yang menggunakan latihan secara konvensional dengan rumus sebagai berikut :

Persentase peningkatan = x 100%

Peningkatan kemampuan dribel untuk kelompok eksperimen aitu kelompok yang menggunakan model latihan dapat dihitung sebagai berikut :

(25)

Mean tes awal =51,00 Mean tes akhir =83,00

Persentase peningkatan = x 100% = 62,7%

Peningkatan kemampuan dribel untuk kelompok kontrol yaitu kelompok menggunakan latihan secara konvensional dapat dihitung sebagai berikut :

Mean different =18,90 Mean tes awal =56,7 Mean tes akhir =75,6

Persentase peningkatan = x 100% = 33,3%

Dari perhitungan besarnya peningkatan dari kedua kelompok tersebut diketahui bahwa kemampuan dribel melalui rating scale dilakukan kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol.

Peningkatan kemampuan lay up shoot, antara kelompok eksperimen yang menggunakan model latihan dan kelompok kontrol yang menggunakan latihan secara konvensional dengan rumus sebagai berikut:

Persentase peningkatan = x 100%

Peningkatan kemampuan lay up shoot untuk kelompok eksperimen yaitu kelompok yang menggunakan model latihan dapat dihitung sebagai berikut: Mean different =28,33

Mean tes awal =54,17 Mean tes akhir =82,5

(26)

Peningkatan kemampuan lay up shoot untuk kelompok kontrol yaitu kelompok yang menggunakan latihan secara konvensional dapat ditulis sebagai berikut: Mean different =21,40

Mean tes awal =52,20 Mean tes akhir =73,60

Persentase peningkatan = x 100% = 41,0%

Dari perhitungan besarnya peningkatan dari keduan kelompok tersebut diketahui bahwa kemampuan lay up shoot pada kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.

Hasil Uji signifikasi hasil tes akhir antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil tes akhir pada tes dribel antara kelompok eksperimen dengan kontrol tidak signifikan, dimana = Thitung adalah 0,06  dari T tabel1,812. Sehingga

pada latihan dribel ini tidak memperoleh hasil yang signifikan.

2. Hasil tes akhir pada tes lay up shoot antara kelompok eksperimen dengan kontrol terdapat hasil yang signifikan, dimana = Thitung adalah 8,91  dari T tabel1,812. Sehingga pada latihan lay up shoot menggunakan perlakuan model

pengembangan ini dapat memperoleh hasil yang signifikan.

3. Hasil tes akhir pada tes dribel dengan rating scale antara kelompok eksperimen dengan kontrol terdapat hasil yang signifikan, dimana = Thitung

NO JENIS TES EKSPERIMEN KONTROL Thitung T tabel KESIMPULAN

1 TES DRIBEL 86 87 0,67 1,812 TIDAK SIGNIFIKAN

2 TES LAY UP SHOOT 133 102 8,91 1,812 SIGNIFIKAN

3 RATING SCALE DRIBEL 833 756 2,56 1,812 SIGNIFIKAN

4 RATING SCALE LAY UP

(27)

adalah 2,56  dari Ttabel1,812. Sehingga pada latihan lay up shoot

menggunakan perlakuan model pengembangan ini dapat memperoleh hasil yang signifikan.

4. Hasil tes akhir pada tes lay up shoot dengan rating scale antara kelompok eksperimen dengan kontrol terdapat hasil yang signifikan, dimana = Thitung

adalah 2,93  dari Ttabel1,812. Sehingga pada latihan lay up shoot

menggunakan perlakuan model pengembangan ini dapat memperoleh hasil yang signifikan.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian akan membahas hasil penelitian dari tahap 1 pendahuluan, tahap 2 uji coba produk dan tahap 3 uji efektivitas produk, tujuannya untuk memberikan pemahaman yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisi data yang telah dikemukakan dikaitkan dengan teori-teori yang relevan dan penelitian yang terdahulu.

1. Tahap 1 pendahuluan

Penelitian pengembangan merupakan usaha untuk mengembangkan suatu produk efektif yang untuk digunakan lingkungan masyarakat, penelitian yang mengembangkan produk baru sesuai dengan keadaan saat ini dalam suatu kelompok, pengembangan produk inilah yang dijadikan solusi pemecahan masalah yang muncul.

Tahap 1 pendahuluan dalam penelitian pengembangan terdiri dari tiga tahapan yaitu: analisis kebutuhan, kajian teoritik dan pengembangan produk awal.

a. Analisis kebutuhan

Analisis kebutuhan yang dikenal studi pendahuluan merupakan tahap pertama yang dilakukan peneliti untuk mengungkap fenomena yang terjadi di lapangan yang nanti dihubungkan dengan teori terkait, apakah terdapat masalah. Menurut Winarno (2007) “masalah merupakan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, kesenjangan antara teori dan praktik yang memerlukan jawaban, penjelasan atau pemecahan.”

(28)

Menurut Arikuno (2009) “Studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan oleh calon peneliti untuk mengadakan pengumpulan data sementara demi pastinya langkah yang akan dilalui.’’ Analisis kebutuhan merupakan langkah awal yang sangat penting dalam penelitian pengembangan untuk memotret masalah yang muncul dilapangan untuk dijadikan fokus permasalahan yang akan diangkat menjadi topic dalam suatu penelitian pengembangan. Borg dan Gall (1983) “menyimpulkan bahwa analisi kebutuhan merupakan pengumpulan informasi awal terhadap perbedaan kondisi yang ada dilapangan dan kondisi yang diinginkan, untuk kebutuhan pemecahan masalah yang ada.”

Tahap selanjutnya setelah data awal terkumpul dari hasil analisis kebutuhan, peneliti fokus pada masalah yang akan diangkat menjadi topik penelitian, kemudian membuat ruang lingkup masalah untuk membatasi masalah penelitian, langkah selanjutnya peneliti menyusun proposal penelitian sesuai dan membuat rencana penelitian secara keseluruhan.

Permasalahan di lapangan dapat dituangkan dengan menggunakan beberapa instrument seperti wawancara, tes, dan kuisioner atau angket. Pemilihan instrument harus diperhatikan oleh peneliti agar fenomena yang muncul dapat ditangkap dengan baik dan akurat.

Dalam penelitian ini terfokus pada olahraga prestasi yaitu peneliti memilih olahraga bolabasket, karena berdasarkan pangalaman peneliti di tempat kerja dan selama kuliah pasca sarjana Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surakarta, mendapati banyak fenomena kesenjangan antara teori dan praktek dalam kegiatan latihan di ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto.

Untuk tindak lanjut fenomena itu peneliti melakukan analisis kebutuhan menggunakan instrument wawancara dengan pelatih dan mantan atlet bolabasket di kecamatan Jatiroto. Hasil diperoleh adalah :

 Perkembangan ekstra bola basket hanya melalui ekatrakurikuler sehingga sulit.

 Latihan cenderung monoton karena motivasi anak rendah.  Teknik dasar dribel dan lay up shoot masih rendah

(29)

 Tidak ada model latihan dribel dan lay up shoot yang sesuai dengan kondisi anak

Dari hasil analisis kebutuhan peneliti berpendapat perlu adanya solusi atas permasalahan diatas, dan berkaitan dengan penelitian ini akan di fokuskan pada model latihan yang sesuai dengan siswa SMP se Kecamatan Jatiroto melalui kegiatan ektrakurikuler. Sehingga masalah yang muncul belum adanya model latihan untuk latihan dribel dan lay up shoot bolabasket dapat teratasi karena dribel dan lay up shoot merupakan teknik yang digunakan untuk melewati lawan (dribel) dan untuk menghasilkan poin dengan berbagai cara yang disesuaikan keadaan lawan (lay up shoot). Sehingga kedua teknik tersebut sangat berguna untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam bermain bolabasket.

Berdasarkan analisis kebutuhan, peneliti mengangkat permasalahan yang muncul di siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto, menjadi topik masalah penyusun tesis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat magister program studi ilmu keolahragaan.

b. Kajian teori

Tahapan kajian teori merupakan tahapan sebelum membuat rancangan produk awal, kajian teori berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang diperoleh dari proses wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti. Borg dan Gall (1983) menyimpulkan,”kajian teori adalah pengumpulan informasi pendukung peneliti yang berhubungan dengan perencanaan pengembangan.”. Kajian teori berfungsi sebagai alat untuk menelaah dan mengkaji materi yang ada berdasarkan teori ilmiah dan empiris. Kajian teori dalam peneliti ini yaitu bolabasket, latihan,dan tinjauan aspek belajar gerak (motor learning).

Pemilihan teori-teori berdasarkan topik masalah dari hasil analisis kebutuhan dan hasil pemikiran empiris. Penyusunan kajian teori dari gagasan yang umum menuju gagasan yang atau alur deduktif. Winarno (2007) “penalaran deduktif dimulai dari hal-hal yang bersifat umum dan menuju ke hal-hal yang khusus.” Hal yang cukup besar cakupan bahasannya dikaji terlebih dahulu

(30)

sehingga nanti akan menyempit pada hal yang lebih khusus. Peneliti menggunakan penalaran deduktif dalam penyusunan kajian teori dengan mengungkap kajian terhadap olahraga hingga tinjauan yang mendukung terhadap penelitian yang disusun. Penyusunan ini relevan dengan prosedur serta teori yang menjadi landasan dan dapat menunjukkan alur berpikir dari peneliti yang logis. c. Pengembangan produk awal

Pengembangan produk awal merupakan draft produk awal (rancangan), produk awal dalam penelitian ini adalah “pengembangan model latihan teknik dribel dan lay up shoot dalam bolabasket untuk siswa putra SMP.

2. Tahap 2 uji coba produk

Tahap 2 uji coba produk merupakan tahapan untuk menyempurnakan pengembangan produk awal berdasarkan hasil dari uji coba ahli dan uji coba lapangan.

a. Uji coba ahli

Uji coba ahli dalam proses penelitian pengembangan merupakan upaya peneliti untuk mendapatkan penilaian dan masukan dari ahli terhadap pengembangan produk awal .Hasil penilaian ahli bolabasket berbasis data kuantitatif dan berbasis data kualitatif, hasil penilaian menjadi patokan peneliti, apakah produk awal dilanjutkan ke tahap selanjutnya atau dilanjutkan dengan revisi atau tidak layak untuk dilanjutkan.

b. Uji coba lapangan

Uji coba lapangan merupakan tahapan untuk uji produk pengembangan terhadap subjek penelitian, tujuannya untuk mengetahui penerapan produk yang dikembangkan dan untuk memperoleh tanggapan subjek penelitian terhadap produk yang dikembangkan. Uji coba lapangan ada dua yaitu sebagai berikut : 1) Uji coba kelompok kecil

Uji coba kelompok kecil dilakukan di lapangan bolabasket SMP N 2 Jatiroto yang berjumlah 10 atlet, hasil uji coba diperoleh data kuantitatif dengan persentase 82,60 sehingga penelitian dapat dilanjutkan ke uji kelompok besar. 2) Uji coba kelompok besar

(31)

Uji coba kelompok besar dilakukan di lapangan bolabasket SMP N 2 Jatiroto dengan subjek 20, data hasil uji coba kelompok besar diperoleh persentase 92,28 sehingga produk dapat dilanjutkan ke tahap 3 uji efektivitas produk.

3. Tahap 3 uji efektivitas produk

Tahap 3 uji efektivitas produk menggunakan rancangan eksperimen semu, membandingkan dua kelompok antara kelompok eksperimen yang menggunakan model latihan dribel dan lay up shoot yang dikembangkan peneliti dengan kelompok kontrol yang menggunakan latihan dribel dan lay up shoot konvensional pada siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket seKecamatan Jatiroto. Kelompok eksperimen terdiri 10 atlet, sedangkan kelompok kontrol terdiri 10 atlet.

Prosedur uji efektivitas produk terdiri tiga tahapan yaitu: Pertama tes awal untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan pada hari yang sama, tujuannya untuk mengetahui kemampuan awal penguasaan teknik dribel dan lay up shoot siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto sebelum mendapatkan perlakuan. Selanjutnya tahap kedua adalah: kedua kelompok diberi perlakuan latihan dribel dan lay up shoot yang berbeda. Dilanjutkan tahap terakhir yang ketiga adalah tes akhir kelompok eksperimen dan kontrol, tujuannya untuk mengetahui perkembangan kemampuan teknik dribel dan lay up shoot siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto setelah diberi perlakuan. Tes awal dan tes akhir dilakukan di Lapangan Bolabasket SMP N 2 Jatiroto.

Uji efektivitas produk digunakan untuk mengetahui keefektifan model latihan dribel dan lay up shoot yang dikembangkan dibandingkan dengan model latihan dribel dan lay up shoot konvensional. Berdasarkan tabel 4.2 dan nilai beda hasil uji signifikasi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat diketahui bahwa produk model latihan dribel dan lay up shoot bolabasket yang dikembangkan lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan dribel dan lay up shoot bolabasket yang dikembangkan lebih efektif untuk meningkatkan

(32)

kemampuan dribel dan lay up shoot siswa SMP peserta ekstrakurikuler bolabasket se-Kecamatan Jatiroto.

Gambar

Tabel  4.11  Hasil  tes  awal  (pre  test)  kelompok  eksperimen  (skala  penilaian  Dribel dan Lay Up Shoot bolabasket)
Tabel 4.12 Hasil tes awal (pre test) kelompok kontrol (tes Dribel dan Lay Up  Shoot bolabasket dari AAHPERD)
Tabel  4.14  Hasil  tes  akhir  (post  test)  kelompok  eksperimen  (tes  Dribel  dan  Lay Up Shoot bolabasket dari AAHPERD dan Imam Sodikun)
Tabel 4.16 Hasil tes akhir (post test) kelompok kontrol (tes Dribel dan Lay Up  Shoot bolabasket dari AAHPERD dan Imam Sodikun)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Analisis koefesien korelasi ganda dilakukan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya hubungan kekuatan otot lengan (X 1 ) dan power otot tungkai (X 2 ) terhadap

mampu menerapkan matematika, sains alam, dan prinsip rekayasa (engineering principles) untuk menyelesaikan masalah rekayasa kompleks pada proses, sistem pemrosesan,

Berpijak dari informasi dan permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian yang bertujuan melihat pengaruh kenaikan harga BBM terhadap kinerja usahatani padi yang difokuskan

Proses pembuatan pulp dapat menggunakan bahan baku non kayu, salah satunya yaitu limbah pertanian kulit

Bila diaktifkan, Anda harus geser layar, sentuh dan tahan ikon, melihat perangkat, menggambar pola, atau memasukkan PIN numerik atau katasandi untuk membuka kunci layar ponsel dan

Kandungan isoflavon Faktor-2, glisitein dan genistein tidak ditemukan pada hasil fermentasi hari ke-2, hal tersebut dapat terjadi karena pada Faktor-2 fermentasi hari ke-1

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi lumpur Lapindo sebagai bahan baku utama pembuatan komposit untuk bahan bangunan yang dikompositkan dengan

Zaman modern, zaman dengan semua hal dalam bidang apapun sudah maju adanya. Elektronik, keamanan, persenjataan hingga alat komunikasi sudah canggih. Ternyata kemuajuan itu