• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi Bidan Dalam Meningkatkan Kesehatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inovasi Bidan Dalam Meningkatkan Kesehatan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Inovasi Bidan dalam Meningkatkan Kesehatan

Program Inovasi Bidan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

Sejarah menunjukan bahwa bidan adalah salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai perempuan terpercaya dalam mendampingi dan menolong ibu yang melahirkan. Peran dan posisi bidan di masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia, memberi semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu mampu merawat bayinya dengan baik. Tetapi sejak dulu sampai sekarang dukun masih memegang peranan penting dalam memberikan pelayanan dalam masyarakat sehingga tidak jarang masyarakat masih sering kali melakukan persalinan memakai tenaga dukun. Hal ini sangat bertentangan, mengingat peralatan yang di gunakan oleh dukun tidak

sepenuhnya di kerjakan dengan steril sehingga angka kematian ibu dan bayi masih sangat besar. Selain itu askes yang sulit untuk pergi ke rumah sakit atau puskesmas, biaya berobat yang mahal, adat istiadat masyarakat dan berbagai hal lainnya yang membuat ibu tidak pergi untuk memeriksakan kehamilannya di tenaga kesehatan terlatih, sehingga angka kematian ibu dan bayi masih tinggi. Nah hal ini yang membuat beberapa bidan melakukan berbagai inovasi agar ibu mau melakukan pemeriksaan dan melahirkan di rumah sakit dan puskesmas. Program-program Inovasi yang dilakukan oleh Bidan diantaranya adalah: 1. Mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Berperan serta dalam kegiatan sosial khususnya yang berkaitan dengan LSM kesehatan.

3. Menggalang potensi untuk mengembangkan gerakan/upaya kesehatan 4. Bergotong royong bersama masyarakat mewujudkan lingkungan yang sehat 5. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sehingga dapat memberikan kepuasanan kepada masyarakat.

6. Tabulin (tabungan ibu hamil)

Tabulin adalah salah satu program kesehatan yang dinilai sangat positif langsung menyentuh masyarakat. Tabungan yang bersifat sosial ini sangat membantu warga, terutama mereka yang berekonomi lemah. Program ini sangat tepat dan efektif dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, warga tidak akan terbebani dalam mendukung program tersebut karena penggalangan dana tabungan melalui pola jimpitan (sejenis iuran sukarela).

(2)

7. Dosalin (dana sosial ibu bersalin)

Dosalin adalah untuk masyarakat pasangan usia subur, juga ibu yang

mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaan untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi. Dosalin merupakan suatu upaya pemeliharaan

kesehatan diri, oleh, dan, untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas usaha bersama untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.

8. Info bidan melalui SMS

Melalui Info Bidan ibu menerima informasi penting tentang kehamilan, gizi dan imunisasi, serta tentang pengembangan dan pendidikan anak usia dini.

Sebanyak 180 pesan dikembangkan, berdasarkan pada buku pedoman 'Penuntun Hidup Sehat'. Pesan-pesan dari Info Bidan tidak hanya membantu meningkatkan kualitas penyuluhan perorangan, tetapi juga telah menstimulasi pembentukan kelompok diskusi antara para ibu. "Kelas ibu" ini diselenggarakan oleh bidan desa. Proyek SMS ini membawa banyak perubahan.

(3)

9. Kunjungan Rumah

Berinteraksi secara langsung dengan masyarakat secara berkala diharapkan dapat memberikan penyuluhan, memotivasi ibu, suami dan anggota keluarga agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini secara teratur.

10. Kelas Ibu Hamil

Kelas Ibu Hamil merupakan suatu aktifitas belajar kelompok dalam kelas dengan anggota beberapa ibu hamil dibawah bimbingan satu atau beberapa fasilitator (pengajar) dengan memakai buku KIA sebagai alat pembelajaran. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, merubah sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir. Sehingga di dapatkan out put bayi lahir sehat ibu selamat.

(4)

Dalam rangka meningkatkan kesehatan ibu hamil bidan desa bekerja sama dengan salah sati produsen susu ibu hamil guna peningkatan pemahaman kepada ibu hamil dan keluarga bahwa penambahan suplemen disaat hamil sangatlah penting seperti mengkonsumis susu ibu hamil sekaligus produsen susu juga memberikan “free drink” sus ibu hamil serta meberikan kenang-kenangan kepada peserta berupa perlak bayi.

Kesimpulan

Merubah perilaku seorang ibu hamil yang mempunyai latar belakang adat

istiadat yang masih kental atau bahkan kehidupan sosiokultural yang bermacam-macam menuju perilaku dan pemikiran sehat bisa saja dilakukan asalkan kita lakukan dengan pendekatan yang intens, yang tidak hanya kita lakukan pada ibu hamil saja tetapi juga pada keluarganya serta masyarakat. Sehingga diharapkan kita dapat memetik hasil dari usaha tersebut yaitu persalinan yang aman menuju ibu sehat, bayipun selamat , mempunyai mental dan fisik yang berkualitas serta bisa tumbuh secara optimal.

Diposkan oleh Rabiatul Zamlia di 03.13

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar: Poskan Komentar

PROGRAM UNGGULAN DAN PROGRAM INOVATIF PUSKESMAS PRINGSEWU KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2015

1. GEBYAR ANC TERPADU

Kegiatan ini dilaksanakan atas dasar adanya kematian maternal sebanyak 3 orang pada awal tahun 2013, setelah dianalisa dengan melakukan AMP ternyata didapat hasil cakupan tingginya kasus kematian ibu yang kaitan dengan cakupan resti bumilnya rendah. Kemudian Puskesmas Pringsewu melakukan GEBYAR ANC TERPADU, dimana kegiatan ini bekerja sama dengan dokter OBGYN sebagai konsulen. Dari hasil kegiatan tersebut ternyata banyak resiko tinggi kehamilan yang ter-cover,sehingga mempunyai daya ungkit yang cukup tinggi terhadap

(5)

cakupan resiko tinggi kehamilan,walaupun oleh tenaga kesehatan dan kasus kematian dapat menurun pada tahun 2014.

Tujuan dari Gebyar ANC Terpadu adalah :

1. Ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal 10T dengan melibatkan Program lain seperti KB, Laboratorium, Gizi, Kesehatan Gigi, Imunisasi dengan skreening 5T, Skreening HIV/AIDS melalui VCT dan PICT.

2. Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Bidan Praktek Swasta akan kontak dengan Puskesmas dan ter-coverdalam cakupan Kegiatan KIA. Dengan Gebyar ANC Terpadu, peran serta masyarakat dilibatkan dengan membentuk Tim Peduli KIA melalui Keputusan camat Pringsewu

Nomor.440/194.A/III.01/2014 Tentang Tim Peduli KIA Kecamatan Pringsewu, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas serta balita sehingga mau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yg ada untuk membantu dalam percepatan penurunan AKI dan AKB.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengungkit cakupan resiko tinggi pada ibu hamil yang dilakukan oleh masyarakat melalui kader team peduli KIA di TK

Dusun/lingkungan, kemudian ke tingkat kelurahan/pekon yang dilaporkan

hasilnya ke Bidan desa masing-masing. Adapun tugas dan fungsi dari Tim Peduli KIA meliputi :

1. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas serta balita sehingga mau

memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yg ada.

2. Menginventarisir Ibu Hamil yang ada di wilayahnya, lalu melaporkan secara rutin ke Bidan Desa.

3. Mengawasi dan memantau kesehatan ibu hamil dengan faktor resiko kehamilan di wilayahnya sehingga membantu mengurangi angka kesakitan dan kematian pada Ibu dan Bayi.

2. PROGRAM PENGELOLAAN RESIKO KEHAMILAN (PROLASIH)

Prolasih merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Pringsewu dalam rangka menunjang Program MDG’s 4 dan 5 dengan strategi :

1. Peningkatan cakupan, kualitas pelayanan kesehatan Ibu baik pada saat kehamilan, persalinan, nifas serta masa tenggang.

2. Melibatkan peran serta dari pemerintah dan swasta dalam meningkat upaya pelayanan kesehatan pada ibu baik pada sarana Bidan Praktek Swasta, Klinik, Rumah Sakit Umum juga dengan lintas sector.

(6)

3. Melakukan pemberdayaan keluarga dan masyarakat dengan menggunakan “Kartu PUDJI”, Tim Peduli KIA dan P4K.

PROLASIH merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Ibu Hamil, Fasilitas Kesehatan dalam hal ini Puskesmas Pringsewu dan Bidan Desa dengan Konsulen Dokter Spesialis Kebidanan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi Ibu hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas dan Wanita Usia Subur (WUS) dengan faktor Resiko untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

PROLASIH merupakan sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan Kader Kesehatan di Pekon/Kelurahan. Tahun 2015 Puskesmas Pringsewu

melakukan modifikasi Kartu Skore “POEDJI ROCHYATI”, kartu tersebut sebagai panduan dan untuk mempermudah Tim Peduli KIA melakukan Skreening Resiko Tinggi pada Ibu hamil.

Tujuan dari Program ini adalah Mendorong Ibu hamil, Ibu Bersalin, Ibu Nifas dan Wanita Usia Subur (WUS) dengan faktor Resiko mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 100% sasaran yang ada ter-cover dalam pelayanan PROLASIH sehingga dapat mencegah dan mengurangi angka kesakitan dan kematian yang terjadi pada masa kehamilan, bersalin dan nifas.

Bentuk pelaksanaan dalam Kegiatan Prolasih merupakan keterpaduan antara semua program yang berkaitan dalam menurunkan angka Kematian dan Kesakitan Pada Ibu dan Bayi yang melibatkan Program KIA, KB, Laboratorium, Gizi, Kesehatan Gigi, Imunisasi dengan skreening 5T, Skreening HIV/AIDS melalui VCT dan PICT yang dilakukan pada Ibu hamil beresiko serta dilakukan Kunjungan Rumah dengan melibatkan Program Perawatan Kesehatan Masyarakat.

Pelayanan yang komprehensif pada ibu hamil beresiko dimulai dengan

dibentuknya Klub Prolasih yang beranggotakan WUS Pasca Hamil beresiko dan Ibu Hamil beresiko Tinggi, dengan memberikan pelayanan yang terdiri dari :

1. Konsultasi Medis dan pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan Peserta Klub Prolasih.

2. Kontrak Perencanaan Alat Kontrasepsi pasca Persalinan dengan menggunakan MKJP, dengan tujuan Merencanakan dan menunda kehamilan selanjutnya sesuai dengan kondisi ibu.

3. Edukasi Kelompok Peserta Prolasih dapat dilakukan oleh tenaga

Profesional dalam hal ini Dokter Spesialis, Dokter Umum, Bidan, Konselor HIV/AIDS maupun oleh Anggota Klub.

4. Senam Ibu Hamil

(7)

6. Home Visit / Home Care dengan melibatkan Tim SIAGA KIA yang dikenal dengan dengan nama TIM JAMILAH (Tim Jemput Antar Ibu Hamil Bersalin Bermasalah)

7. Follow Up Care

3. Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)

PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas

Kesehatan dalam hal ini Puskesmas Pringsewu dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

Tujuan dari Program ini adalah Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung di Puskesmas Pringsewu memiliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap 9 jenis penyakit kronis yang terdiri dari penyakit DM Tipe 2, Hipertensi, Ashma, Penyakit Jantung, Stroke, Epilepsi, LUPUS, Skizofrenia dan PPOK sesuai Panduan Klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.

Bentuk pelaksanaan dalam Kegiatan Prolanis meliputi : 1. Konsultasi Medis Peserta Prolanis.

2. Senam Prolanis

3. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis, merupakan Edukasi Klub Risti (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan

kesehatan dalam upaya memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta PROLANIS

4. Reminder melalui SMS Gateway, merupakan Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan kunjungan rutin kepada

Puskesmas Pringsewu melalui pengingatan jadwal konsultasi dan pengambilan Obat.

5. Home Visit / Home Care; Home Visit / Home care adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah Peserta PROLANIS untuk pemberian informasi/edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta PROLANIS dan keluarga.

6. Program Rujuk Balik (PRB), merupakan salah satu kegiatan Prolanis yang sudah dilakukan di Puskesmas Pringsewu. Pelayanan Rujuk balik

(8)

adalah Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita di Fasilitas Kesehatan atas rekomendasi/rujukan dari Dokter Spesialis/Sub Spesialis yang merawat. Pelayanan Program Rujuk Balik adalah Pelayanan

Kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan

keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di Puskesmas Pringsewu atas rekomendasi/rujukan dari Dokter Spesialis/Sub Spesialis yang

merawat.

kelas ibu hamil serta langkah-langkah kelas ibu hamil

1. Kelas Ibu Hamil

Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009).

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20 minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat

dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009). Setiap ibu hamil diwajibkan memiliki buku KIA, karena di buku ini terdapat beberapa informasi tentang kehamilan.Akan tetapi, tidak semua informasi penting termuat di buku KIA. Untuk itu, dibentuklah program Kelas Ibu Hamil. Kelas Ibu merupakan salah satu kegiatan penting dalam penerapan Buku KIA dimasyarakat sebagai upaya pembelajaran ibu, suaminya dan keluarga agar memahami Buku KIA melalui metode kegiatan belajar bersama dalam kelas yang di fasilitasi oleh petugas kesehatan untuk mempersiapkan ibu hamil menghadapi persalinan yang aman dan nyaman. Beberapa kegiatan seperti senam ibu hamil, latihan pernafasan pada persalinan dan cara menyusui bayi juga diberikan minat ibu-ibu hamil agar datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut (Depkes RI : 2009). a. Tujuan kelas ibu hamil

1) Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, dan keluhan selama kehamilan,perawatan kehamilan,persalinan,perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat

(9)

setempat,penyakit menular dan akte kelahiran. MANFAAT KELAS IBU HAMIL Bagi ibu hamil dan keluarganya : merupakan sarana untuk mendapatkan teman, bertanya,mampu mempraktekkan, serta membantu ibu dalam menghadapi persalinan dengan aman dan nyaman.

2) Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan

kehamilan, persalinan, Perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.

3) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan.

4) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang perawatan kehamilan.

5) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang persalinan.

6) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang perawatan nifas.

7) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang KB pasca salin.

8) Meningkatkan pemahaman, sikap dan prilaku ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir.

9) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang mitos/ keprcayaan/ adat istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil dan anak.

10) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang penyakit menular (IMS, informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil)

11) Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang akte kelahiran.

b. Keuntungan Kelas Ibu Hamil

1) Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular seksual dan akte kelahiran.

2) Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum penyajian materi.

(10)

3) Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topik tertentu.

4) Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi terstruktur dengan baik.

5) Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan materi dilaksanakan.

6) Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.

7) Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.

c. Sasaran Kelas Ibu Hamil

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32 minggu, karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang

penting, misalnya materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya (Depkes RI, 2009).

d. Langkah Pendidikan di Kelas Ibu Hamil

Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut dilakukan langkah-langkah dari mulai persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil Depkes & JICA (2008) antara lain sebagai berikut:

1) Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa jumlah ibu hamil dan umur

kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam kurun waktu tertentu misalnya selama satu tahun.

2) Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat di puskesmas atau polindes, kantor desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan lain-lain jika tersedia.

3) Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari materi yang akan disampaikan.

4) Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 20 sampai 32 minggu.

(11)

5) Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan nara sumber jika diperlukan.

6) Membuat rencana pelaksanan kegiatan.

7) Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai kegiatan/materi ekstra.

8) Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit.

e. Materi pada Kelas Ibu Hamil

Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil. Pada setiap pertemuan materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam hamil. Senam hamil ini merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, diharapkan dapat dipraktekan setelah sampai di rumah. Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit (Depkes RI, 2009).

1) Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Ke-1 a) Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan - Apa kehamilan itu?

- Perubahan tubuh ibu selama kehamilan.

- Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya (kram kaki, wasir dan nyeri pinggang).

- Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil

- Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia.

b) Perawatan kehamilan

- Kesiapan psikologis menghadapi kehamilan. - Hubungan suami istri selama kehamilan.

- Obat yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi ibu hamil. - Tanda-tanda bahaya kehamilan.

- Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K). 2) Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Ke-2

(12)

a) Persalinan

- Tanda-tanda persalinan. - Tanda bahaya persalinan. - Proses persalinan.

- IMD (Inisiasi Menyusu Dini). b) Perawatan nifas

- Apa yang dilakukan ibu nifas agar dapat menyusui ASI ekslusif? - Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?

- Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas. - KB pasca persalinan.

3) Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Ke-3 a) Perawatan bayi

- Perawatan bayi baru lahir (BBL). - Pemberian K1 injeksi pada BBL. - Tanda bahaya bayi baru lahir (BBL). - Pengamatan perkembangan bayi/anak. - Pemberian imunisasi pada BBL.

4) Mitos

Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.

a) Penyakit menular

- Infeksi menular seksual (IMS). - Informasi dasar HIV/AIDS.

- Pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil. b) Akte kelahiran

- Pentingnya akte kelahiran.

(13)

1) Monitoring

Monitoring dilakukan dalam rangaka melihat perkembangan dan pencapaian serta masalah dalam pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat dijadikan bahan untuk perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil

selanjutnya.Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa, Kecamatan, Kbupaten / Kota dan Provinsi.

2) Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak baik positif maupun negatif pelaksanaan kelas ibu hamil berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bias dijadikansebagai bahan pembelajaran guna melakukan perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya. Evaluasi oleh pelaksana

(bidan/koordinator bidan) dilakukan setiap selesai pertemuan.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat melakukan

evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali setahun. 3) Idikator Keberhasilan

a) Indikator Input :

- petugas kesehatan sebagai fasilitator kelas ibu hamil - ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil

- suami/anggota keluarga yang hadir mengikuti kelas ibu hamil - kader yang terlibat dalam penyelenggaraan kelas ibu hamil b) Indikator Proses

- Fasilitator : manajemen waktu, penggunaan variasi metode pembelajaran, bahasan peyampaian, penggunaan alat bantu, kemampuan melibatkan peserta, informasi Buku KIA

- Peserta : fekuensi kehadiran, keaktifan bertanya dan berdiskusi - Penyelenggaraan : tempat, sarana, waktu

c) Indikator Output :

- peningkatan jumlah ibu hamil yang memiliki Buku KIA - ibu yang datang pada K4

- ibu/keluarga yang telah memiliki perencanaan persalinan - ibu yang datang untuk mendapatkan tablet Fe

- ibu yang telah membuat pilihan bersalin dengan Nakes - IMD

(14)

- kader dalam keterlibatan penyelenggaraan g. Pelaporan

Seluruh rangakaian hasil proses pelaksanaan kegiatan kelas ibu hamil sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan hasil pelaksanaan kelas ibu hamil dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan.Pelaporan disusun pada setiap selesai melaksanakan kelas ibu hamil. Isi laporan minimal tentang :

a) Waktu pelaksanaan b) Jumlah peserta c) Proses pertemuan

d) Masalah dan hasil capaian pelaksanaan e) Hasil evaluasi

Selain rangakaian materi di atas, bahan yang penting disiapkan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan tentang kesehatan ibu dan anak yang merupakan Pra-tes dan Post-tes.

Dengan ini, pengetahuan ibu hamil dapat diukur sebelum menerima pembelajaran dan sesudah menerima pembelajaran.

Media Informasi dan Komunikasi Puskesmas Karangan Kabupaten Trenggalek

 Beranda

Inovasi Program Posyandu : Sambil Menyelam Minum Air 01.48 1 comment

(15)

Salah Satu Kegiatan Taman Posyandu Cahaya Insani

Posyandu adalah salah satu jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang paling bermasyarakat, yang mempunyai daya ungkit besar

terhadap penurunan angka kematian bayi. Posyandu diselenggarakan oleh kader yang terlatih dibidang kesehatan yang berasal dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dibantu oleh tenaga kesehatan yang bertujuan: 1. Untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak

balita dan angka kelahiran

2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, anak balita, ibu dan pasangan usia subur

3. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan agar dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.

Taman Posyandu adalah Pengembangan Posyandu Purnama atau Mandiri yang diberi tambahan layanan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) dan Bina

Keluarga Balita. Taman Posyandu bukan suatu wadah atau organisasi yang baru, namun merupakan perluasan fungsi dan kegiatan posyandu purnama dan

mandiri. Sehingga tidak perlu membentuk posyandu baru atau mengganti nama posyandu yang sudah ada dan berkembang. Jadi akan disebut Taman Posyandu bila di suatu wilayah sudah ada posyandu, BKB dan PAUD yang beroperasi dengan baik dan rutin. Sehingga anak balita akan mendapatkan layanan secara menyeluruh yaitu kesehatannya di Posyandu, rangsangan pendidikan di PAUD dan Parenting (Pengasuhan balita oleh orang tua) di BKB.

Pengelola Taman Posyandu adalah TP-PKK di semua jenjang, Di Provinsi adalah TP-PKK Provinsi, di Kabupaten atau Kota adalah TP-PKK Kabupaten atau Kota, di Kecamatan adalah TP-PKK Kecamatan dan di Desa adalah PKK Desa. Pelaksana Taman Posyandu adalah kader yaitu bisa kader posyandu, BKB maupun kader PAUD yang sudah dilatih.

2. Tujuan Taman Posyandu

(16)

b. Paud yang bertujuan untuk pembinaan yang ditujukan kpada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut c. BKB yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan orang tua dalam pembinaan tumbuh kembang anak umur 0-5 tahun. Kegiatan di Taman Posyandu secara keseluruhan yaitu di Posyandu, PAUD dan BKB harus sudah menerapkan prinsip perlindungan bagi anak

3. Sasaran

1. Balita 0-5 tahun yang menjadi sasaran Posyandu sebelumnya 2. Ibu Balita 0-5 tahun yang menjadi sasaran Posyandu sebelumnya 3. Kader Posyandu

4. Tempat pelaksanaan Taman Posyandu

Taman Posyandu bisa dilaksanakan dengan model Pelayanan Lengkap

Terintegrasi satu atap atau dengan Pelayanan Lengkap terintegrasi tidak satu atap. Pelaksanaan posyandu dilaksanankan menetap di satu tempat di Rumah Warga, Balai RT/RW/Desa atau Rumah Posyandu (Khusus untuk Posyandu). Tempat untuk Pelaksanaan PAUD dapat menggunakan fasilitas desa, fasilitas umum, sekolah atau bangunan yang tersedia dan memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Bertempat di lokasi strategis

2. Kondisi bangunan cukup layak, aman, dan nyaman bagi anak 3. Memiliki ruangan yang cukup untuk kegiatan

4. Memiliki halaman untuk bermain

5. Tersedia MCK yang dapat diakses oleh anak – anak / orang tua 6. Tersedia sanitasi air bersih

7. Penerangan dan ventilasi udara cukup 8. Bebas polusi dan suara bising

5. Waktu Pelaksanaan Taman Posyandu

Taman posyandu dilaksanakan dengan jadwal yang ditentukan sendiri oleh pelaksana dan masyarakat sesuai kesepakatan, namun pengaturan jadwal layanan perlu dilakukan mengingat terbatasnya tempat dan jumlah kader yang ada. Secara umum pelaksanaan masing – masing layanan adalah sebagai berikut :

o Pelayanan posyandu : 1 kali per bulan o Pelayanan BKB : 1 – 2 kali per bulan

o Pelayanan Pos PAUD : 3 – 6 kali per minggu 6. Pembiayaan Taman Posyandu

Pembiayaan untuk Taman Posyandu dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain:

1. Swadaya Masyarakat 2. Swasta / Dunia Usaha

(17)

4. Sumber – sumber lain yang sah dan tidak mengikat

Pembiayaan yang selama ini sudah berjalan baik di masing – masing kegiatan seperti di Posyandu atau PAUD, tetap saja mengikuti yang sudah ada.

7. Pembinaan

Sebagai Pembina pengelolaan dan pelaksanaan Taman Posyandu adalah SKPD terkait mulai di tingkat Provinsi sampai jajarannya di Tingkat Kecamatan, yaitu : 1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

2. Dinas Kesehatan 3. BKKBN

4. Badan Pemberdayaan Masyarakat

5. Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB 6. Biro Kesra

8. Pelaksanaan / hasil kegiatan Taman Posyandu Cahaya Insani

Setelah sosialisasi Taman Posyandu baik ditingkat Propinsi maupun Kabupaten maka ditindaklanjuti di tingkat Kecamatan. Sedangkan Taman Pasyandu yang sudah nyata bisa memberdayakan masyarakat serta berdampak memberi kemanfaatan adalah Posyandu Pinggirsari Desa Karangan.

Tujuan didirikan Taman Posyandu Pinggirsari antara lain:

o Mendekatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan usia dini pada msyarakat dan terjangkau

o Meningkatkan pemberdayaan kader dan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan dan pendidikan usia dini

o Meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarga melalui pelatihan keterampilan / kerajinan tangan yang bisa menambah income keluarga

Proses Pendirian Taman Posyandu Pinggirsari Desa Karangan adalah sebagai berikut:

a. Sosialisasi Taman Posyandu di pertemuan Kader Posyandu pada tanggal 17 Oktober 2013. Sosialisasi ini dilaksanakan dalam rangka menindaklanjuti Pelatihan Kader Taman Posyandu yang dilaksanakan di Malang pada tanggal 1 s/d 3 Oktober 2012. Sosilasasi disampaikan oleh kader posyandu terlatih yang dihadiri oleh 26 kader dari 5 Posyandu di Balai Desa Karangan. Adapun hasil pertemuan adalah ‘’ Kesepakatan bersama didirikannya Taman Posyandu di Pos Pinggirsari dan juga dibantu oleh kader posyandu dari pos lain.

b. Laporan ke ketua Tim Penggerak PKK Desa Karangan

c. Sosialisasi ke Puskesmas Karangan dengan melibatkan Petugas Promkes Puskesmas, yang dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2012 yang dihadiri oleh seluruh pemegang program dengan hasil bahwa Pendirian Taman Posyandu di Pos Pinggirsari Desa Karangan sangat di dukung oleh Kepala Puskesmas dan dihimbau bisa dilaksanakan tidak hanya di Pos Pinggirsari Desa Karangan . d. MMD (Musyawarah Masyarakat Desa Karangan) dalam rangka mengambil kesepakatan didirikannya Taman Posyandu di Pos Pinggirsari dengan melibatkan Tokoh Masyarakat, Kepala Desa, Perangkat, Kepala Puskesmas, Petugas Promkes, Gizi, dan Sanitasi serta ibu-ibu Balita, dengan total kehadiran 65 orang.

(18)

Disepakati pendirian taman posyandu yang diberi Nama Cahaya Insani dengan hari buka Senin, Rabu dan Sabtu pukul 08.00 s/d 10.00.

e. Pengembangan Program pemberdayaan ekonomi keluarga dengan pelatihan keterampilan kepada ibu-ibu balita.

Hasil Pencapaian Taman Posyandu Cahaya Insani dari bulan Oktober 2012 s/d April 2013:

1. Sasaran Taman Posyandu Cahaya Insani 2. Upaya Pengembangan

a. Pengadaan APE dengan dibantu oleh BKB dan perbaikan sarana prasarana seperti pengecatan dinding, perbaikan lantai, pengadaan karpet, saran cuci tangan, Papan nama, alat tulis, mebel, dan lain lain. Adapun sumber dana dari peran serta lintas sektor diantaranya, puskesmas karangan, masyarakat setempat, desa, BKB, ibu – ibu balita.

b. Kerja sama lintas sektor

1. Kerja sama dengan BPPKB agar terus melaksanakan pembinaan

2. Puskesmas Karangan antara lain : dokter (latihan ketrampilan pada ibu – ibu balita), bidan (pelatihan DDTK), Promkes (administrasi, manajemen, PHBS), Gizi (pertumbuhan dan pekmbangan status gizi), kesling (pengelolaan sampah dan pembinaan sanitasi), program KB (informasi KB). Adapun bentuk bantuan fisik yang diusulkan dari puskesmas karangan dengan rincian papan nama, keranjang takakura, transport kader, honor insidental kader posyandu.

3. UDP seksi PLS (Pendidikan Luar Sekolah), dalam rangka kelangsungan pendidikan di taman posyandu

4. POKJA IV PKK kabupaten mengusulkan dana ke PKK provinsi dengan kucuran bantuan Rp. 5.000.0000,00 dalam bentuk APE dan uang pembinaan.

c. Pemberdayaan ekonomi keluarga balita dengan pelatihan ketrampilan pada saat jam buka taman posyandu dengan melibatkan instruktur kepala Puskesmas Karangan dan sektor usaha kecil menengah. Hasil keterampilan dikelola oleh kader berdasarkan kesepakatn dengan ibu balita dengan pembagian laba 50% masuk ke taman posyandu dan 50% untuk ibu – ibu balita. Sedangkan

pemasarannya berkoordinasi dengan PKK, Puskesmas, dan dunia usaha (butik, toko kerajinan tangan dll). Untuk memudahkan kader dalam pembagian laba dibuat buku absensi kegiatan bagi ibu yang menghasilkan keterampilan. d. Pengadaan seragam dengan swadaya dari masyarakat dan donatur e. Jimpitan oleh masyarakat sekitar

f. Tabungan balita

g. Perekrutan donatur tetap

3. Kegiatan perlombaan dalam rangka hardiknas dilaksanakan pada tangga 02 mei 2013 jam 08.00 sampai selesai dengan mengundang: muspika, Kepala Desa, Ketua Tim Penggerak PKK Desa, Kepala Puskesmas beserta staf, kepala UDP dan PLKB.

9. Pengembangan Pemberdayaan Ibu-Ibu balita

Setelah dirasa banyak manfaat yang diperoleh dari Taman Posyandu dan Pembuatan Kerajinan Tangan dari ibu-ibu balita, maka disepakati mengadakan forum / rapat untuk membahas Pengembangan Taman Posyandu menjadi Taman Posyandu Cahaya Insani Plus yaitu Taman Posyandu Cahaya Insani dan Pondok

(19)

Kerajinan Tangan Bunda.

Modal awal pembuatan kerajinan tangan berasala dari jimpitan dan donatur tetap Taman Posyandu serta iuran suka rela dari Ibu-ibu Balita.

10. Dampak dari kegiatan taman Posyandu Cahaya Insani

1. Meningkatkan cakupan D/S bahkan dari luar Taman Posyandu Cahaya Insani datang untuk kegiatan PAUD pada jam kerja Taman Posyandu yaitu Senin, Rabu dan Sabtu

2. Meningkatnya kecerdasan dan menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan balita sehingga menunjang tujaun pembangunan nasional dan MDG’s

3. Meningkatnya skill kader posyandu dalam hal pendidikan usia dini, keterampilan, pengetahuan gizi, tumbuh kembang, promosi kesehatan dll 4. Memberi keterampilan ibu-ibu balita sehingga meningkatkan pemberdayaan ekonomi keluarga

5. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam menunjang kegiatan posyandu dan program inovatif Taman Posyandu

6. Meningkatnya kerja sama lintas sektor

Kegiatan Taman Posyandu Dalam rangka Peringatan Hardiknas 2 Mei 2013  Dihadiri oleh Camat Karangan, segenap Muspika Kec. Karangan

 Pembelajaran kepada ibu dan anak oleh kader melalui panggung boneka  Lomba Menyanyi oleh balita di taman Posyandu saat peringatan Hardiknas

11. Keberlanjutan dan peluang replikasi

Sampai dengan tahun 2014 kegaiatan dan kiprah taman posyandu Cahaya Insani masih tetap eksis dan berlanjut bahkan semakin berkembang. Hasil evaluasi dari Taman Posyandu se Kabupaten Trenggalek, Cahaya Insani memjadi Taman

Posyandu percontohan dan menjadi wahana studi banding Taman posyandu se Kabupaten Trenggalek. Adapun replikasi dari Taman Posyandu cahaya Insani diantaranya:

a. Kader Pengasuh Taman Posyandu Cahaya Insani menjadi pendamping bagi taman posyandu disekitarnya, menjadi trainer dan tutor disetiap lounching dan persiapan pembentukan Taman posyandu.

b. Tempat studi banding bagi para pembina Taman Posyandu baik petugas kesehatan puskesmas lain, seperti puskesmas Suruh, Pucanganak, Tugu, Pule dan Gandusari, juga bagi para pengurus PKK baik Tingkat Desa, Kecamatan bahkan Kabupaten.

c. Meningkatnya perkembangan Taman Posyandu baik di desa, dan kecamatan sekitarnya karena terinspirasi kesuksesan Taman Posyandu Cahaya Insani.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir denga Judul Analisis Operasi

Pada proyek Kawasan Wisata Tepian Sungai Bengawan Solo di Surakarta ini menggunakan pendekatan arsitektur ekologis yang menekankan pada prinsip tata kelola lingkungan yang ramah

Golongan, kelompok dan jenis obat pada sistem saraf pusat yang digunakan dalam pengobatan pasien kanker prostat yang dirawat di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta tahun 2005....

Setelah dilakukan analisa data dengan menggunakan Kendall Tau, nilai korelasi antara belajar mandiri dengan kesiapan langkah reporting dalam pembelajaran tutorial Asuhan

senada sebagai berikut, pertama pendapat dari Hamka didalam tafsir al- Azhar menjelaskan bahwa konsep pendidikan Islam yang terdapat didalam surah Lukman lebih mengarah

Sesuai dengan permasalahan dan solusi yang telah dikemukakan pada uraian sebelumnya maka dalam penelitian ini penulis akan membangun perangkat lunak informasi sumber

5. Faktor atau keadaan pencetus.. Penyebab ke lima adalah ACS yang merupakan akibat sekunder dari kondisi pencetus diluar arteri koroner. Pada pasien ini ada penyebab dapat

Anda dapat membuat disk kualitas gambar definisi standar (STD) dari film format AVCHD yang diimpor ke komputer menggunakan perangkat lunak "PMB" yang